• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah-BPJS-Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah-BPJS-Kesehatan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa- bangsa

 bangsa di di dunia, dunia, termasuk termasuk Indonesia. Indonesia. Pengakuan Pengakuan itu itu tercantum tercantum dalam dalam DeklarasiDeklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 19! tentang Hak "#asi $anusia. Pasal %& "yat Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 19! tentang Hak "#asi $anusia. Pasal %& "yat '1(

'1( DeklDeklaraarasi si menymenyataatakankan, , setsetiap iap oraorang ng berberhak hak ataatas s derderajaajat t hidhidup up yang yang memmemadaiadai unt

untuk uk keskesehaehatan tan dan dan keskesejaejahtehteraaraan n dirdirinyinya a dan dan kelkeluaruarganyganya a tertermasmasuk uk hak hak ataatass  pangan,

 pangan, pakaian, pakaian, perumahan perumahan dan dan pera)atan pera)atan kesehatan kesehatan serta serta pelayanan pelayanan sosial sosial yangyang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda*duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan menjadi janda*duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan kekurangan na+kah, yang berada di luar kekuasaannya.

kekurangan na+kah, yang berada di luar kekuasaannya.

Ber

Berdasdasarkarkan an DekDeklarlarasi asi tertersebsebut, ut, paspasca ca PerPerang ang DunDunia ia II II bebebeberaprapa a neganegarara men

mengamgambil bil iniinisiasiatiti+ + untuntuk uk menmengemgembangbangkan kan jamjaminainan n sossosialial, , antantara ara lailain n jamjaminainann kesehatan bagi semua penduduk '

kesehatan bagi semua penduduk 'UniverUniversal sal Health Health CoveraCoveragege(. Dalam sidang ke&!(. Dalam sidang ke&! tahun %& di ene)a,

tahun %& di ene)a, WWororld ld HealtHealth h AsseAssemblymbly 'H"( menggaris ba)ahi perlunya'H"( menggaris ba)ahi perlunya  pengembangan

 pengembangan sistem sistem pembiayaan pembiayaan kesehatan kesehatan yang yang menjamin menjamin tersedianya tersedianya aksesakses masy

masyarakarakat at terterhadhadap ap pelpelayaayanan nan keskesehaehatan tan dan dan memmemberiberikan kan perperlinlindundungan gan kepkepadaada me

merereka ka teterhrhadadap ap ririsisiko ko kekeuanuangagan. n. HH" " keke&! &! memengngeleluauarkrkan an reresosolulusi si yayangng menyat

menyatakan, pembiayaaakan, pembiayaan n kesehakesehatan yang tan yang berkelberkelanjutaanjutan n melalmelaluiui Universal HealthUniversal Health Coverage

Coverage diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial. H" jugadiselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial. H" juga me

menynyararanankakan n kekepapada da HH/ / agagar ar memendndororonong g nenegagarara-n-negegarara a ananggggotota a ununtutuk k  menge0aluasi dampak perubahan sistem pembiayaan kesehatan terhadap pelayanan menge0aluasi dampak perubahan sistem pembiayaan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan ketika mereka bergerak menuju

kesehatan ketika mereka bergerak menuju Universal Health Coverage.Universal Health Coverage.

Di Indonesia, +alsa+ah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-& juga Di Indonesia, +alsa+ah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-& juga mengakui hak asasi )arga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam D & mengakui hak asasi )arga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam D &  pasal

(2)

dengan  24*%9 tentang 5esehatan. Dalam  24*%9 ditegaskan bah)a setiap dengan  24*%9 tentang 5esehatan. Dalam  24*%9 ditegaskan bah)a setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di  bidang

 bidang kesehatan kesehatan dan dan memperoleh memperoleh pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan yang yang aman, aman, bermutu, bermutu, dandan terjangkau. 6ebaliknya, setiap orang juga mempunyai ke)ajiban turut serta dalam terjangkau. 6ebaliknya, setiap orang juga mempunyai ke)ajiban turut serta dalam  program jaminan kesehatan sosial.

 program jaminan kesehatan sosial.

nt

ntuk uk me)me)ujuujudkan dkan komkomitmitmen en gloglobal bal dan dan konkonstistitustusi i di di ataatas, s, pemepemerinrintahtah  bertanggung

 bertanggung ja)ab ja)ab atas atas pelaksanaan pelaksanaan jaminan jaminan kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat melalui aminanmelalui aminan 5esehatan 3asional '53( bagi kesehatan perorangan.

5esehatan 3asional '53( bagi kesehatan perorangan.

s

sahaha a ke ke ararah ah ititu u sesesusungngguguhnhnyya a tetelalah h didiririntntis is pepememeririntntah ah dedengnganan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui P7 "skes 'Persero( dan P7 amsostek 'Persero( yang melayani antara adalah melalui P7 "skes 'Persero( dan P7 amsostek 'Persero( yang melayani antara lain pega)ai negeri sipil, penerima pensiun, 0eteran, dan pega)ai s)asta. ntuk  lain pega)ai negeri sipil, penerima pensiun, 0eteran, dan pega)ai s)asta. ntuk  masy

masyarakarakat at mismiskin kin dan dan titidak dak mammampu, pu, pempemerierintantah h memmemberberikaikan n jamjaminainan n melmelalualuii skema aminan 5esehatan $asyarakat 'amkesmas( dan aminan 5esehatan Daerah skema aminan 5esehatan $asyarakat 'amkesmas( dan aminan 5esehatan Daerah 'amkesda(. 3amun demikian, skema-skema tersebut masih ter+ragmentasi, 'amkesda(. 3amun demikian, skema-skema tersebut masih ter+ragmentasi, terbagi- bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

 bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

nt

ntuk uk menmengatagatasi si hal hal ituitu, , padpada a %%, , dikedikelualuarkarkan n ndndang-ang-ndandang ng 3o.3o. tentang 6istem aminan 6osial 3asional '663(.  *% ini mengamanatkan tentang 6istem aminan 6osial 3asional '663(.  *% ini mengamanatkan  bah)a

 bah)a jaminan jaminan sosial sosial )ajib )ajib bagi bagi seluruh seluruh penduduk penduduk termasuk termasuk aminan aminan 5esehatan5esehatan  3asional '53( melalui suatu Badan Penyelenggara aminan 6osial 'BP6(.

 3asional '53( melalui suatu Badan Penyelenggara aminan 6osial 'BP6(.

n

ndandang-g-nndadang ng 3o3o. . % % 77aahuhun n %%11 11 jujuga ga memenenetatapkapkan, n, aamiminanan n 6o6osisialal  3asional

 3asional akan akan diselenggarakan diselenggarakan oleh oleh BP6, BP6, yang yang terdiri terdiri atas atas BP6 BP6 5esehatan 5esehatan dandan BP

BP6 6 5et5etenagenagakeakerjarjaan. an. 5hu5husus sus untuntuk uk amaminainan n 5es5esehatehatan an 3as3asionional al ''53( 53( akaakann diselenggarakan oleh BP6 5esehatan yang implementasinya dimulai 1 anuari %1. diselenggarakan oleh BP6 5esehatan yang implementasinya dimulai 1 anuari %1. 6ecara operasional, pelaksanaan 53 dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan 6ecara operasional, pelaksanaan 53 dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain8 Peraturan Pemerintah 3o.11 7ahun %1% tentang Peraturan Presiden, antara lain8 Peraturan Pemerintah 3o.11 7ahun %1% tentang Pen

Penerierima ma BantBantuan uan IurIuran an 'PB'PBI( I( PerPeratuaturan ran PrePresidsiden en 3o. 3o. 1% 1% 77ahahun un %12 %12 tententantangg aminan 5esehatan dan Peta alan 53 '

(3)

6esungguhnya keinginan untuk mendirikan BP6 baru telah dibahas dalam  proses penyusunan  663. Perdebatannya berlangsung sangat alot. Berbagai  pertimbangan tentang cost-benefit,  3asionalisme, keadilan antar daerah dan antar 

golongan pekerjaan, serta pertimbangan kondisi geogra+is serta ekonomis yang  berbeda-beda telah pula dibahas mendalam. "pa yang dirumuskan dalam  663,  no *, merupakan kompromi optimal. 5onsekuensi logis dari sebuah negara demokrasi adalah bah)a rumusan suatu  yang telah diundangkan harus dilaksanakan, baik yang tadinya pro maupun yang tadinya kontra terhadap

suatu isi atau pengaturan. 6etelah disetujui DP:, )akil rakyat, maka rumusan suatu  mengikat semua pihak. 6angatlah tidak layak dan tidak matang, apabila  tersebut sudah di0onis tidak mengakomodir kepentingan kita, sebelum  itu dilaksanakan. 5ita harus belajar konsekuen dan berani menjalankan sebuah keputusan , meskipun ada aspirasi atau keinginan kita yang berbeda dengan yang dirumuskan  663. Boleh saja kita tidak setuju dengan isi suatu  dan tidak ada satupun  yang isinya 1; disetujui dan didukung oleh seluruh rakyat. "tau, jika seseorang atau sekelompok orang yakin bah)a  663 itu merugikan kepentingan lebih banyak rakyat, maka ia atau mereka dapat mengajukan alternati+ ke DP: untuk  mere0isi atau membuat  baru. Inilah hakikat negara demokrasi.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat BPJS

"danya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena penyakit, apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin seperti hemodialisa atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada  penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada umumnya

menjadi biaya pera)atan dirumah sakit, obat-obatan, operasi, dan lain lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun keluarga. 6ehingga munculah istilah <6"DI5I3=, sakit sedikit jadi miskin. Dapat disimpulkan, bah)a kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang dimiliki seseorang dapat hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Begitu pula dengan resiko kecelakaan dan kematian. 6uatu peristi)a yang tidak kita harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat menyebabkan merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya kita kehilangan pendapatan, baik sementara maupun permanen.

Belum lagi menyiapkan diri pada saat jumlah penduduk lanjut usia dimasa datang semakin bertambah. Pada tahun Pada %2, diperkirakan jumlah penduduk  Indonesia adalah %> juta orang. > juta diantaranya diduga berumur lebih dari 4 tahun. Dapat disimpulkan bah)a pada tahun %2 terdapat %&; penduduk Indonesia adalah lansia. ?ansia ini sendiri rentan mengalami berbagai penyakit degenerati0e yang akhirnya dapat menurunkan produkti0itas dan berbagai dampak lainnya. "pabila tidak aday ang menjamin hal ini maka suatu saat hal ini mungkin dapat menjadi masalah yang besar.

6eperti menemukan air di gurun, ketika Presiden $ega)ati mensahkan   3o. *% tentang 6istem aminan 6osial 3asional '663( pada 19 /ktober %,  banyak pihak berharap tudingan Indonesia sebagai =negara tanpa jaminan sosial=

(5)

$unculnya  663 ini juga dipicu oleh D 7ahun 19& dan perubahannya 7ahun %% dalam Pasal & ayat '1(, Pasal %, Pasal %!H ayat '1(, ayat '%( dan ayat '2(, serta Pasal 2 ayat '1( dan ayat '%( mengamanatkan untuk mengembangkan 6istem aminan 6osial 3asional. Hingga disahkan dan diundangkan  663 telah melalui  proses yang panjang, dari tahun % hingga tanggal 19 /ktober %.

Dia)ali dengan 6idang 7ahunan $P: :I 7ahun %, dimana Presiden "bdurrahman ahid menyatakan tentang Pengembangan 5onsep 663. Pernyataan Presiden tersebut direalisasikan melalui upaya penyusunan konsep tentang ndang-ndang aminan 6osial ' 6( oleh 5antor $enko 5esra '5ep. $enko 5esra dan 7askin 3o. %&5@P*$@35/*5@6:"*AIII*%, tanggal 2 "gustus %, tentang Pembentukan 7im Penyempurnaan 6istem aminan 6osial 3asional(. 6ejalan dengan  pernyataan Presiden, DP" :I melalui Pertimbangan DP" :I 3o. 2*DP"*%, tanggal 11 /ktober %, menyatakan perlu segera dibentuk Badan Penyelenggara aminan 6osial 3asional dalam rangka me)ujudkan masyarakat sejahtera.

Dalam ?aporan Pelaksanaan Putusan $P: :I oleh ?embaga 7inggi 3egara  pada 6idang 7ahunan $P: :I 7ahun %1 '5etetapan $P: :I 3o. * $P:-:I

7ahun %1 butir &.@.%( dihasilkan Putusan Pembahasan $P: :I yang menugaskan Presiden :I <$embentuk 6istem aminan 6osial 3asional dalam rangka memberikan  perlindungan sosial yang lebih menyeluruh dan terpadu=. Pada tahun %1, akil Presiden :I $ega)ati 6oekarnoputri mengarahkan 6ekretaris akil Presiden :I membentuk 5elompok 5erja 6istem aminan 6osial  3asional 'Pokja 663 - 5epses)apres, 3o. > 7ahun %1, %1 $aret %1 jo. 5epses)apres, 3o. ! 7ahun %1, 11 uli %1( yang diketuai Pro+. Dr. Caumil . "goes "chir dan pada Desember %1 telah menghasilkan naskah a)al dari 3askah "kademik 663 '3" 663(. 5emudian pada perkembangannya Presiden :I yang  pada saat itu $ega)ati 6oekarnoputri meningkatkan status Pokja 663 menjadi 7im 6istem aminan 6osial 3asional '7im 663 - 5eppres 3o. % 7ahun %%, 1 "pril %%(.

<3" 663 merupakan langkah a)al dirintisnya penyusunan :ancangan ndang-undang ':( 663. 6etelah mengalami perubahan dan penyempurnaan

(6)

hingga ! 'delapan( kali, dihasilkan sebuah naskah terakhir 3" 663 pada tanggal %4 anuari %. 3" 663 selanjutnya dituangkan dalam : 663,= ujar 6ulastomo, salah satu 7I$ Penyusun  663 pada saat itu. 5onsep pertama : 663, 9 Eebruari %2, hingga 5onsep terakhir : 663, 1 anuari %, yang diserahkan oleh 7im 663 kepada Pemerintah, telah mengalami &% 'lima puluh dua( kali  perubahan dan penyempurnaan. 5emudian setelah dilakukan re+ormulasi beberapa  pasal pada 5onsep terakhir : 663 tersebut, Pemerintah menyerahkan : 663 kepada DP: :I pada tanggal %4 anuari %. 6elama pembahasan 7im Pemerintah dengan Pansus : 663 DP: :I hingga diterbitkannya  663, : 663 telah mengalami 2 'tiga( kali perubahan. $aka dalam perjalanannya, 5onsep : 663 hingga diterbitkan menjadi  663 telah mengalami perubahan dan penyempurnaan sebanyak &4 'lima puluh enam( kali.  663 tersebut secara resmi diterbitkan menjadi  3o.  7ahun % tentang 663  pada tanggal 19 /ktober 7ahun %.

Dengan demikian proses penyusunan  663 memakan )aktu 2 'tiga( tahun > 'tujuh( bulan dan 1> 'tujuh belas( hari sejak 5epses)apres 3o. > 7ahun %1, %1 $aret %1 .

Lanjutan Implementai UU SJSN hingga ke UU BPJS

6etelah resmi menjadi undang-undang,  bulan berselang  663 kembali terusik. Pada bulan anuari %&, kebijakan "65@65I3 mengantar beberapa daerah ke $5 untuk menguji  663 terhadap D 3egara :I 7ahun 19&. Penetapan  B$3 sebagai BP6 dipahami sebagai monopoli dan menutup kesempatan daerah untuk menyelenggarakan jaminan sosial.  bulan kemudian, pada 21 "gustus %&, $5 menganulir  ayat dalam Pasal & yang mengatur penetapan  B$3 tersebut dan memberi peluang bagi daerah untuk membentuk BP6 Daerah 'BP6D(.

Putusan $5 semakin memperumit penyelenggaraan jaminan sosial di masa transisi. Pembangunan kelembagaan 663 yang semula diatur dalam satu paket peraturan dalam  663, kini harus diatur dengan  BP6. De)an aminan 6osial

(7)

 3asional 'D63( pun akhirnya baru terbentuk. Pemerintah secara resmi membentuk  D63 le)at 5eputusan Presiden '5eppres( 3omor 11 tahun %! tentang  pengangkatan anggota D63 tertanggal % 6eptember %!.

Pembahasan : BP6 berjalan alot. 7im 5erja $enko 5esra dan 7im 5erja $eneg B$3, yang notabene keduanya adalah Pembantu Presiden, tidak mencapai titik temu. : BP6 tidak selesai dirumuskan hingga tenggat peralihan  663  pada 19 /ktober %9 terle)ati. 6eluruh perhatian tercurah pada : BP6

sehingga perintah dari %1 pasal yang mendelegasikan peraturan pelaksanaan terabaikan. Hasilnya, penyelenggaraan jaminan sosial Indonesia gagal menaati semua ketentuan  663 yaitu & tahun.

7ahun berganti. DP: mengambil alih perancangan : BP6 pada tahun %1. Perdebatan konsep BP6 kembali mencuat ke permukaan sejak DP:  mengajukan : BP6 inisiati+ DP: kepada Pemerintah pada bulan uli %1. Bahkan area perdebatan bertambah, selain bentuk badan hukum, Pemerintah dan DP: tengah berseteru menentukan siapa BP6 dan berapa jumlah BP6. Dikotomi BP6 multi dan BP6 tunggal tengah diperdebatkan dengan sengit.

Pro dan kontra keberadaan Badan Penyelenggara aminan 6osial 'BP6( akhirnya berakhir pada %9 /ktober %11, ketika DP: :I sepakat dan kemudian mengesahkannya menjadi ndang-ndang. 6etelah melalui proses panjang yang melelahkan mulai dari puluhan kali rapat di mana setidaknya dilakukan tak kurang dari & kali pertemuan di tingkat Pansus, Panja, hingga proses +ormal lainnya. 6ementara di kalangan operator hal serupa dilakukan di lingkup empat B$3  penyelenggara program jaminan sosial meliputi P7 amsostek, P7 7aspen, "sabri,

dan P7 "skes.

$eski bukan sesuatu yang mudah, namun keberadaan BP6 mutlak ada sebagai implementasi ndang-ndang 3omor  7ahun % tentang 6istem aminan 6osial 3asional '663(, yang bahkan semestinya telah dapat dioperasionalkan sejak 9 /ktober %9 dua tahun lampau. Perjalanan tak selesai sampai disahkannya BP6 menjadi  +ormal, jalan terjal nan berliku menanti di depan. 6egudang pekerjaan rumah menunggu untuk diselesaikan demi terpenuhinya

(8)

hak rakyat atas jaminan sosial. 6ebuah kajian menyebutkan bah)a saat ini,  berdasarkan data yang dihimpun oleh DP: :I dari keempat Badan saha $ilik   3egara 'B$3( yang berstatus badan hukumnya adalah Persero tersebut, hanya

terdapat sekitar & juta orang di Indonesia ini dilayani oleh aminan 6osial yang diselenggarakan oleh  B$3 penyelenggara jaminan sosial.

Pa!a Sah UU BPJS

Perubahan dari  P7 'Persero( yang selama ini menyelenggarakan program  jaminan sosial menjadi % BP6 sudah menjadi perintah ndang-ndang, karena itu

harus dilaksanakan. Perubahan yang multi dimensi tersebut harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar berjalan sesuai dengan ketentuan  BP6. Pasal 4 ayat '1(  BP6 menentukan BP6 5esehatan mulai beroperasi menyelenggarakan  program jaminan kesehatan pada tanggal 1 anuari %1. 5emudian Pasal 4% ayat '1(  BP6 menentukan P7 amsostek 'Persero( berubah menjadi BP6 5etenagakerjaan pada tanggal 1 anuari %1 BP6 5etenagakerjaan dan menurut Pasal 4  BP6 mulai beroperasi paling lambat tanggal 1 uli %1&.

Pada saat mulai berlakunya  BP6, De)an 5omisaris dan Direksi P7 "skes 'Persero( dan P7 amsostek 'Persero( ditugasi oleh  BP6 untuk  menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk berjalannya proses tran+ormasi atau  perubahan dari Persero menjadi BP6 dengan status badan hukum publik. Perubahan tersebut mencakup struktur, mekanisme kerja dan juga kultur kelembagaan. $engubah struktur, mekanisme kerja dan kultur kelembagaan yang lama, yang sudah mengakar dan dirasakan nyaman, sering menjadi kendala bagi penerimaan struktur, mekanisme kerja dan kultur kelembagaan yang baru, meskipun hal tersebut ditentukan dalam ndang-ndang.

ntuk itu diperlukan komitmen yang kuat dari kedua B$3 ini, B$3 yang dipercaya mengemban tugas menyiapkan perubahan tersebut. 6ebagai pro+essional tentu mereka paham bagaimana caranya mengatasi berbagai persoalan yang timbul dalam proses perubahan tersebut, dan bagaimana harus bertindak pada )aktu yang

(9)

tepat untuk membuat perubahan berjalan tertib e+ekti+, e+isien dan lancar sesuai dengan rencana.

7ahun %1% merupakan tahun untuk mempersiapkan perubahan yang ditentukan dalam  BP6. Perubahan yang dipersiapkan dengan cermat, +okus pada hasil dan berorientasi pada proses implementasi Peraturan Perundang-undangan secara taat asas dan didukung oleh pemangku kepentingan, akan membuat perubahan BP6 memberi harapan yang lebih baik untuk pemenuhan hak konstitusional setiap orang atas jaminan sosial.

2.2 Pengertian

Badan Penyelenggara aminan 6osial yang selanjutnya disingkat BP6 adalah  badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial '  3o % 7ahun %11(. BP6 terdiri dari BP6 5esehatan dan BP6 5etenagakerjaan. BP6 5esehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan  program jaminan kesehatan.

aminan 5esehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar   peserta memperoleh man+aat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

2." Daar Hukum

1. ndang- ndang :epublik Indonesia 3omor  7ahun % 7entang 6istem aminan 6osial 5esehatan

%. ndang- ndang :epublik Indonesia 3omor % 7ahun %11 7entang Badan Penyelenggara aminan 6osial

2. Peraturan Pemerintah :epublik Indonesia 3omor 11 7ahun %1% 7entang Penerima Bantuan Iuran aminan 5esehatan

. Peraturan Presiden :epublik Indonesia 3omor 1% 7ahun %12 7entang aminan 5esehatan.

(10)

2.#.1 Hak Peerta

1. $endapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan kesehatan

%. $emperoleh man+aat dan in+ormasi tentang hak dan ke)ajiban serta prosedur   pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. $endapatkan pelayanan kesehatan di +asilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BP6 5esehatan dan

. $enyampaikan keluhan*pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke 5antor BP6 5esehatan.

2.#.2 %e&aji'an Peerta

1. $enda+tarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 

%. $elaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah +asilitas kesehatan tingkat I 2. $enjaga 5artu Peserta agar tidak rusak, hilang atau diman+aatkan oleh orang

yang tidak berhak.

. $entaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

2.( Man)aat Jaminan %eehatan Nai*nal

"da % 'dua( man+aat aminan 5esehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan $an+aat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. "mbulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Easilitas 5esehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BP6 5esehatan.

Paket man+aat yang diterima dalam program 53 ini adalah komprehensi0e sesuai kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersi+at paripurna 'pre0enti+, promoti+, kurati+ dan rehabilitati+( tidak  dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta. Promoti+ dan pre0enti+ yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan 'personal care(. $an+aat  pelayanan promoti+ dan pre0enti+ meliputi pemberian pelayanan8

(11)

a. Pen+uluhan keehatan per*rangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan +aktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

 b. Imuniai $aar, meliputi Baccile almett Fuerin 'BF(, Di+teri Pertusis 7etanus dan HepatitisB 'DP7HB(, Polio, dan ampak.

c. %eluarga 'eren!ana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, 0asektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga  berencana. Aaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan

oleh Pemerintah dan*atau Pemerintah Daerah.

d.Skrining keehatan, diberikan secara selekti+ yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

$eskipun man+aat yang dijamin dalam 53 bersi+at komprehensi+ namun masih ada yang dibatasi, yaitu kaca mata, alat bantu dengar 'hearing aid(, alat bantu gerak 'tongkat penyangga, kursi roda dan korset(. 6edangkan yang tidak dijamin meliputi8

a. 7idak sesuai prosedur 

 b. Pelayanan diluar Easkes Cg bekerjasama dng BP6 c. Pelayanan bertujuan kosmetik 

d. Feneral check up, pengobatan alternati+ 

e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi +. Pelayanan 5esehatan Pada 6aat Bencana

g. Pasien Bunuh Diri *Penyakit Cg 7imbul "kibat 5esengajaan ntuk  $enyiksa Diri 6endiri* Bunuh Diri*3arkoba

2.( Pem'ia+aan %.&.1 Pengertian

Iuran aminan 5esehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur  oleh Peserta, Pemberi 5erja, dan*atau Pemerintah untuk program aminan 5esehatan 'pasal 14, Perpres 3o. 1%*%12 tentang aminan 5esehatan(.

(12)

7ari+ 5apitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BP6 5esehatan kepada Easilitas 5esehatan 7ingkat Pertama berdasarkan jumlah  peserta yang terda+tar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan

yang diberikan.

7ari+ 3on 5apitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BP6 5esehatan kepada Easilitas 5esehatan 7ingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.

7ari+  Indonesian - Case Based ro!ps yang selanjutnya disebut 7ari+ I3"-BFGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BP6 5esehatan kepada Easilitas 5esehatan 7ingkat ?anjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada  pengelompokan diagnosis penyakit.

%.&.% Pembayar Iuran

1. Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah.

%. Bagi Peserta Pekerja Penerima pah, Iurannya dibayar oleh Pemberi 5erja dan Pekerja.

2. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima pah dan Peserta Bukan Pekerja iuran dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

. Besarnya Iuran aminan 5esehatan 3asional ditetapkan melalui Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.

%.&.2 Pembayaran Iuran

6etiap Peserta )ajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan  persentase dari upah 'untuk pekerja penerima upah( atau suatu jumlah nominal tertentu 'bukan penerima upah dan PBI(. 6etiap Pemberi 5erja )ajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung ja)abnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BP6 5esehatan secara berkala 'paling lambat tanggal 1 setiap bulan(. "pabila tanggal 1 'sepuluh( jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. 5eterlambatan pembayaran iuran 53 dikenakan denda administrati+ sebesar %; 'dua persen( perbulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi 5erja.

(13)

Peserta Pekerja Bukan Penerima pah dan Peserta bukan Pekerja )ajib membayar iuran 53 pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 1 'sepuluh( setiap bulan kepada BP6 5esehatan. Pembayaran iuran 53 dapat dilakukan dia)al.

BP6 5esehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran 53 sesuai dengan Faji atau pah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan  pembayaran iuran, BP6 5esehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi 5erja dan*atau Peserta paling lambat 1 'empat belas( hari kerja sejak diterimanya iuran. 5elebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan  pembayaran Iuran bulan berikutnya.

Iuran premi kepesertaan Badan Penyelenggara aminan 6osial 'BP6( 5esehatan pekerja in+ormal. Besaran iuran bagi pekerja bukan penerima upah itu adalah :p%&.& per bulan untuk layanan ra)at inap kelas III, :p%.& untuk kelas II dan :p&9.& untuk kelas I.

ntuk standar tari+ pelayanan kesehatan pada Easilitas kesehatan tingkat  pertama ada di lampiran 1.

%.&. ara Pembayaran Easilitas 5esehatan

BP6 5esehatan akan membayar kepada Easilitas 5esehatan tingkat pertama dengan %apitai. ntuk Easilitas 5esehatan rujukan tingkat lanjutan, BP6 5esehatan membayar dengan sistem paketINA -B/.

$engingat kondisi geogra+is Indonesia, tidak semua Easilitas 5esehatan dapat dijangkau dengan mudah. $aka, jika di suatu daerah tidak memungkinkan  pembayaran berdasarkan 5apitasi, BP6 5esehatan diberi )e)enang untuk 

melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.

6emua Easilitas 5esehatan meskipun tidak menjalin kerja sama dengan BP6 5esehatan )ajib melayani pasien dalam keadaan ga)at darurat, setelah keadaan ga)at daruratnya teratasi dan pasien dapat dipindahkan, maka +asilitas kesehatan

(14)

tersebut )ajib merujuk ke +asilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BP6 5esehatan.

BP6 5esehatan akan membayar kepada +asilitas kesehatan yang tidak  menjalin kerjasama setelah memberikan pelayanan ga)at darurat setara dengan tari+  yang berlaku di )ilayah tersebut.

2.0 %epeertaan Beberapa pengertian8

Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 4 'enam( bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran.

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.

Pemberi 5erja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau  badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pega)ai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam  bentuk lainnya.

Peserta tersebut meliputi8 Penerima Bantuan Iuran 'PBI( 53 dan bukan PBI 53 dengan rincian sebagai berikut8

a. Peserta PBI aminan 5esehatan meliputi orang yang tergolong +akir miskin dan orang tidak mampu.

 b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong +akir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas8

1( Pekerja Penerima pah dan anggota keluarganya, yaitu8 1 a. Pega)ai 3egeri 6ipil

% b. "nggota 73I 2 c. "nggota Polri 1 d. Pejabat 3egara

% e. Pega)ai Pemerintah 3on Pega)ai 3egeri 2 +. Pega)ai 6)asta dan

(15)

g. Pekerja yang tidak termasuk huru+ a sampai dengan huru+ + yang menerima pah.

%( Pekerja Bukan Penerima pah dan anggota keluarganya, yaitu8 1 a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan

% b. Pekerja yang tidak termasuk huru+ a yang bukan penerima pah.

c. Pekerja sebagaimana dimaksud huru+ a dan huru+ b, termasuk )arga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 4 'enam( bulan.

2( Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas8 1 a. In0estor

% b. Pemberi 5erja 2 c. Penerima Pensiun  d. Aeteran

& e. Perintis 5emerdekaan dan

4 +. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huru+ a sampai dengan huru+ e yang mampu membayar Iuran.

( Penerima pensiun terdiri atas8

1 a. Pega)ai 3egeri 6ipil yang berhenti dengan hak pensiun

% b. "nggota 73I dan "nggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun 1 c. Pejabat 3egara yang berhenti dengan hak pensiun

% d. Penerima Pensiun selain huru+ a, huru+ b, dan huru+ c dan

e. anda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud pada huru+ a sampai dengan huru+ d yang mendapat hak pensiun. +. "nggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi8

a. Istri atau suami yang sah dari Peserta dan

 b. "nak kandung, anak tiri dan*atau anak angkat yang sah dari Peserta, dengan kriteria8 tidak atau belum pernah menikah atau tidak  mempunyai penghasilan sendiri dan belum berusia %1 'dua puluh

(16)

satu( tahun atau belum berusia %& 'duapuluh lima( tahun yang masih melanjutkan pendidikan +ormal.

c. 6edangkan Peserta bukan PBI 53 dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga yang lain.

&( 3I di ?uar 3egeri

aminan kesehatan bagi pekerja 3I yang bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

4( 6yarat penda+taran

6yarat penda+taran akan diatur kemudian dalam peraturan BP6.

>( ?okasi penda+taran

Penda+taran Peserta dilakukan di kantor BP6 terdekat*setempat. !( Prosedur penda+taran Peserta

a. Pemerintah menda+tarkan PBI 53 sebagai Peserta kepada BP6 5esehatan.  b. Pemberi 5erja menda+tarkan pekerjanya atau pekerja dapat menda+tarkan diri

sebagai Peserta kepada BP6 5esehatan.

c. Bukan pekerja dan peserta lainnya )ajib menda+tarkan diri dan keluarganya sebagai Peserta kepada BP6 5esehatan.

9( Hak dan ke)ajiban Peserta

1 6etiap Peserta yang telah terda+tar pada BP6 5esehatan berhak mendapatkan a( identitas Peserta dan b( man+aat pelayanan kesehatan di Easilitas 5esehatan yang bekerja sama dengan BP6 5esehatan.

% 6etiap Peserta yang telah terda+tar pada BP6 5esehatan berke)ajiban untuk8 2 a. membayar iuran dan

 b. melaporkan data kepesertaannya kepada BP6 5esehatan dengan menunjukkan identitas Peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja.

1( $asa berlaku kepesertaan

a. 5epesertaan aminan 5esehatan 3asional berlaku selama yang bersangkutan membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta.

(17)

 b. 6tatus kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal dunia.

c. 5etentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh Peraturan BP6.

11( Pentahapan kepesertaan

5epesertaan aminan 5esehatan 3asional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 anuari %1, kepesertaannya paling sedikit meliputi8 PBI aminan 5esehatan "nggota 73I*P36 di lingkungan 5ementerian Pertahanan dan anggota keluarganya "nggota Polri*P36 di lingkungan Polri dan anggota keluarganya peserta asuransi kesehatan P7 "skes 'Persero( beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan amsostek dan anggota keluarganya. 6elanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk  sebagai Peserta BP6 5esehatan paling lambat pada tanggal 1 anuari %19.

2. Pertanggung Ja&a'an BPJS

BP6 5esehatan )ajib membayar Easilitas 5esehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 1& 'lima belas( hari sejak dokumen klaim diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Easilitas 5esehatan ditentukan  berdasarkan kesepakatan antara BP6 5esehatan dan asosiasi Easilitas 5esehatan di )ilayah tersebut dengan mengacu pada standar tari+ yang ditetapkan oleh $enteri 5esehatan. Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran, $enteri 5esehatan memutuskan besaran pembayaran atas program 53 yang diberikan. "sosiasi Easilitas 5esehatan ditetapkan oleh $enteri 5esehatan.

Dalam 53, peserta dapat meminta man+aat tambahan berupa man+aat yang bersi+at non medis berupa akomodasi. $isalnya8 Peserta yang menginginkan kelas pera)atan yang lebih tinggi daripada haknya, dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BP6 5esehatan dan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas  pera)atan, yang disebut dengan iur biaya 'additional charge(. 5etentuan tersebut

(18)

6ebagai bentuk pertanggungja)aban atas pelaksanaan tugasnya, BP6 5esehatan )ajib menyampaikan pertanggungja)aban dalam bentuk laporan  pengelolaan program dan laporan keuangan tahunan 'periode 1 anuari sampai dengan 21 Desember(. ?aporan yang telah diaudit oleh akuntan publik dikirimkan kepada Presiden dengan tembusan kepada D63 paling lambat tanggal 2 uni tahun  berikutnya. ?aporan tersebut dipublikasikan dalam bentuk ringkasan eksekuti+ 

melalui media massa elektronik dan melalui paling sedikit % 'dua( media massa cetak  yang memiliki peredaran luas secara nasional, paling lambat tanggal 21 uli tahun  berikutnya.

2. Pela+anan 1. enis Pelayanan

"da % 'dua( jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta 53, yaitu  berupa pelayanan kesehatan 'man+aat medis( serta akomodasi dan ambulans ' man+aat

non medis(. "mbulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Easilitas 5esehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BP6 5esehatan.

%. Prosedur Pelayanan

Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Easilitas 5esehatan tingkat pertama. Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Easilitas 5esehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kega)atdaruratan medis.

2. 5ompensasi Pelayanan

Bila di suatu daerah belum tersedia Easilitas 5esehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BP6 5esehatan )ajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa8 penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan Easilitas 5esehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.

(19)

. Penyelenggara Pelayanan 5esehatan

Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Easilitas 5esehatan yang menjalin kerja sama dengan BP6 5esehatan baik +asilitas kesehatan milik  Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan s)asta yang memenuhi persyaratan melalui  proses kredensialing dan rekredensialing.

2.3 Peng*rganiaian

%.9.1 ?embaga Penyelenggara aminan 5esehatan 3asional '53(

53 diselenggarakan oleh BP6 yang merupakan badan hukum publik milik   3egara yang bersi+at non pro+it dan bertanggung ja)ab kepada Presiden. BP6 terdiri

atas De)an Penga)as dan Direksi.

De)an Penga)as terdiri atas > 'tujuh( orang anggota8 % 'dua( orang unsur  Pemerintah, %'dua( orang unsur Pekerja, % 'dua( orang unsur Pemberi 5erja, 1 'satu( orang unsur 7okoh $asyarakat. De)an Penga)as tersebut diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

Direksi terdiri atas paling sedikit & 'lima( orang anggota yang berasal dari unsur pro+esional. Direksi sebagaimana dimaksud diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

%.!.1.1 Eungsi, 7ugas, dan e)enang De)an Penga)as

Dalam melaksanakan pekerjaannya, De)an Penga)as mempunyai +ungsi, tugas, dan )e)enang pelaksanaan tugas BP6 dengan uraian sebagai berikut8

1( Eungsi De)an Penga)as adalah melakukan penga)asan atas pelaksanaan tugas BP6.

%( De)an Penga)as bertugas untuk8

a. melakukan penga)asan atas kebijakan pengelolaan BP6 dan kinerja Direksi

 b. melakukan penga)asan atas pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan Dana aminan 6osial oleh Direksi

c. memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BP6 dan

(20)

d. menyampaikan laporan penga)asan penyelenggaraan aminan 6osial sebagai bagian dari laporan BP6 kepada Presiden dengan tembusan kepada D63.

2( De)an Penga)as ber)enang untuk8

a. menetapkan rencana kerja anggaran tahunan BP6  b. mendapatkan dan*atau meminta laporan dari Direksi

c. mengakses data dan in+ormasi mengenai penyelenggaraan BP6

d. melakukan penelaahan terhadap data dan in+ormasi mengenai  penyelenggaraan BP6 dan

e. memberikan saran dan rekomendasi kepada Presiden mengenai kinerja Direksi.

%.!.1.% Eungsi, 7ugas, dan e)enang Direksi

Dalam menyelenggarakan 53, Direksi BP6 mempunyai +ungsi, tugas, dan )e)enang sebagai berikut8

1. Direksi ber+ungsi melaksanakan penyelenggaraan kegiatan operasional BP6 yang menjamin Peserta untuk mendapatkan $an+aat sesuai dengan haknya. %. Direksi bertugas untuk8 melaksanakan pengelolaan BP6 yang meliputi

 perencanaan, pelaksanaan, penga)asan, dan e0aluasi me)akili BP6 di dalam dan di luar pengadilan dan menjamin tersedianya +asilitas dan akses  bagi De)an Penga)as untuk melaksanakan +ungsinya.

2( Direksi ber)enang untuk8

a. melaksanakan )e)enang BP6

 b. menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan +ungsi, tata kerja organisasi, dan sistem kepega)aian

c. menyelenggarakan manajemen kepega)aian BP6 termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan pega)ai BP6 serta menetapkan  penghasilan pega)ai BP6

d. mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi De)an Penga)as dan Direksi

(21)

e. menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam rangka  penyelenggaraan tugas BP6 dengan memperhatikan prinsip transparansi,

akuntabilitas, e+isiensi, dan e+ekti0itas

+. melakukan pemindahtanganan aset tetap BP6 paling banyak  :p1... 'seratus miliar rupiah( dengan persetujuan De)an Penga)as

g. melakukan pemindahtanganan aset tetap BP6 lebih dari :p1... 'seratus miliar rupiah( sampai dengan :p&... 'lima ratus miliar  rupiah( dengan persetujuan Presiden dan

h. melakukan pemindahtanganan aset tetap BP6 lebih dari :p&... 'lima ratus miliar rupiah( dengan persetujuan De)an Per)akilan :akyat :epublik Indonesia.

5etentuan mengenai tata cara pelaksanaan +ungsi, tugas, dan )e)enang Direksi diatur dengan Peraturan Direksi.

Persyaratan untuk menjadi De)an Penga)as dan De)an Direksi diatur dalam  3omor % tahun %11.

%.9.% Hubungan "ntar ?embaga

BP6 melakukan kerja sama dengan lembaga pemerintah, lembaga lain di dalam negeri atau di luar negeri dalam rangka meningkatkan kualitas  penyelenggaraan program aminan 6osial '53(.

%.9.2 $onitoring dan @0aluasi

 "onitoring dan e0aluasi penyelenggaraan aminan 5esehatan 3asional merupakan bagian dari sistem kendali mutu dan biaya. 5egiatan ini merupakan tanggung ja)ab $enteri 5esehatan yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan De)an aminan 5esehatan 3asional.

%.9. Penga)asan

Penga)asan terhadap BP6 dilakukan secara eksternal dan internal. Penga)asan internal oleh organisasi BP6 meliputi8 a. De)an penga)as dan b.

(22)

6atuan penga)as internal. 6edangkan Penga)asan eksternal dilakukan oleh8 a. D63 dan b. ?embaga penga)as independen.

%.9.& 7empat dan kedudukan BP6

5antor Pusat BP6 berada di ibu kota 3egara, dengan jaringannya di seluruh kabupaten*kota.

BAB III  PENU4UP

(23)

".1 %eimpulan

1. Badan Penyelenggara aminan 6osial yang selanjutnya disingkat BP6 adalah  badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BP6 terdiri dari BP6 5esehatan dan BP6 5etenagakerjaan. BP6 5esehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan  program jaminan kesehatan.

%. BP6 5esehatan akan membayar kepada Easilitas 5esehatan tingkat pertama dengan %apitai. ntuk Easilitas 5esehatan rujukan tingkat lanjutan, BP6 5esehatan membayar dengan sistem paketINA -B/.

2. BP6 5esehatan )ajib membayar Easilitas 5esehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 1& 'lima belas( hari sejak dokumen klaim diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Easilitas 5esehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BP6 5esehatan dan asosiasi Easilitas 5esehatan di )ilayah tersebut dengan mengacu pada standar tari+  yang ditetapkan oleh $enteri 5esehatan.

".2 Saran

1. 6ustainabilitas program atau bah)a program jaminan sosial harus  berkelanjutan selama negara ini ada, oleh karena itu harus dikelola secara  prudent, e+isien dengan tetap mengacu pada budaya pengelolaan ko rporasi. %. 5enyataannya !; penyakit yang ditangani rumah sakit rujukan di Pro0insi

adalah penyakit yang seharusnya ditangani di Puskesmas. 7ingkat okupansi tempat tidur yang tinggi di :6 :ujukan Pro0insi bukan indikator kesuksesan suatu aminan 5esehatan. Hal ini berdampak pada beban +iskal daerah yang terlalu tinggi. /leh karenanya Pelaksanaan aminan 5esehatan membutuhkan sistem rujukan berjenjang dan terstruktur maka setiap Pro0insi harap segera menyusun peraturan terkait sistem rujukan.

DA54A6 PUS4A%A

hris)ardani 6. %1%. #esiapan s!mber daya man!sia dlm me$!%!d&an !niversal  health coverage di indonesia 8 ogjakarta.

(24)

5eputusan menteri kesehatan republik indonesia 3omor 2%4 7ahun %12 7entang Penyiapan kegiatan penyelenggaraan aminan kesehatan nasional.

5ementerian kesehatan republik indonesia. %12.  B!&! pegangan sosialisasi  'aminan &esehatan nasional ('#)* +alam sistem %aminan sosial nasional  8

akarta.

$ukti, "li Fu+ron.  Rencana #ebi%a&an Implementasi istem 'aminan osial   )asional . 5emenkes :I 8 6urabaya.

Peraturan Presiden :epublik Indonesia 3omor 1% 7ahun %12 7entang aminan 5esehatan.

Peraturan $enteri 5esehatan :epublik Indonesia 3omor 49 7ahun %12 7entang 6tandar 7ari+ Pelayanan 5esehatan Pada Easilitas 5esehatan 7ingkat Pertama Dan Easilitas 5esehatan 7ingkat ?anjutan Dalam Penyelenggaraan Program aminan 5esehatan.

Peraturan Pemerintah :epublik Indonesia 3omor 11 7ahun %1% 7entang Penerima Bantuan Iuran aminan 5esehatan.

Putri p, no0ana. %12. #onsep pelayanan primer di era '#) . Direktorat bina upaya kesehatan dasar Ditjen bina upaya kesehatan 5emenkes :I 8 akarta.

7ridar)ati, 6ri @ndang. B' #esehatan. P7. "65@6 8 a)a 7engah.

ndang- ndang 3omor % 7ahun %11 7entang Badan Penyelenggara aminan 6osial 'BP6(.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas, umur dan pengetahuan ibu dengan pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo

The Transcript of Video Recording of English Teacher B (meeting 1) of SMA N 1 Welahan Jepara in Academic Year 2017/2018 in Teachig and Learning Process ... The Transcript of

kecepatan angin serta rapat dayanya (fenomena ini dikenal dengan pergeseran angin atau wind shear). Sebagai ilustrasi dengan menggunakan Tabel 3-3, jika suatu SKEA

Perendaman (soaking) merupakan tahapan pertama dari proses penyamakan yang bertujuan mengembalikan kadar air kulit yang hilang selama proses pengawetan sehingga kadar

3.7.1 Menunjukkan kosakata tentang kegiatan pagi hari sebagai bagian dari peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai gambarC. 4.7 Menyampaikan penjelasan dengan

KEM ENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. DIREKTORAT PERATURAN

Aura kesakralan disekeliling Kitab Suci Islam ini, yang masih utuh selama lebih dari 14 abad lamanya , menjadi hilang dengan penemuan yang mencengangkan ini, dan keyakinan inti

Selain itu Interaksi Manusia dan komputer dapat diartikan sebagai sebuah hubungan antara manusia dan komputer yang mempunyai karakteristik tertentu untuk mencapai suatu