• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII P O W E R. M. Achmad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII P O W E R. M. Achmad"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

86

BAB VII

P O W E R

M. Achmad

7.1 Pendahuluan

Power merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara individu maupun kelompok, sehingga individu ataupun kelompok tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh si pemimpin, atau dengan kata lain dengan powernya pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.

Dalam teori manajemen power lebih banyak memiliki keterkaitan dengan aspek leadership daripada aspek-aspek manajerial. Dalam sejarah kehadirannya, bisa dikatakan power adalah yang tak terduga kemunculannya oleh berbagai pelopor manajemen, termasuk pencetus birokrasi Max Weber. Tetapi dalam perjalanannya kehadiran power terkandung lebih mengemuka, karena sering mengalahkan otoritas, sebuah elemen penting konsep manajemen (Achmad, 2000).

7.2 Pengertian Power

Dalam leadership power identik dengan kekuatan, kekuasaan, dan kekuatan. Power merupakan “sarana” kepemimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Power sebagai alat menjalankan pengaruh. Power adalah kemampuan (ability) untuk menjadikan orang lain mau melaksanakan sesuatu. Menurut Achmad (2000) power diidentifikasikan sebagai kemampuan seseorang/ bagian dalam organisasi untuk mempengaruhi orang/ bagian lain (agar menjalankan perintah atau mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak mereka inginkan) untuk mencapai tujuan, sesuai keinginan pemilik power.

Sementara itu, authority adalah hak (right) untuk meminta orang lain melakukan sesuatu. Sejalan dengan pengertian tersebut Ahmad (2000) mengatakan otoritas merupakan kekuatan untuk mencapai hasil yang diinginkan, tapi hanya mencakup kekuatan yang telah digariskan menurut hirarki atau garis komando formal dengan sifat berikut :

(2)

87 “Tertanam dalam posisi, sehingga otoritas hanya muncul karena posisi dan bukan karakteristik individu. Dimana oleh bawahan secara sukarela (legitimate) bukan karena keterpaksaan.”

Tabel 4. Perbedaan Power dan Authority

Dasar Perbedaan Power Authority

1. Arti 2. Sumber 3. Tujuan 4. Pelaku 5. Perilaku Bawahan Kemampuan Sifat individu

Kep. Individu/ kelompok Pemimpin Ketergantungan Hak Kedudukan Kepentingan kolektif Manajer kepatuhan 7.3 Jenis Power

1. Power yang berasal dari organisasi adalah : • Positional power

• Legitimate power • Reward power • Coercive power

2. Power yang berasal dari si pemimpin adalah : • Personal power

• Expert power • Reference power 7.4 Sumber dan Base Power

Sumber power menjelaskan tentang dari mana pemimpin memperoleh power. Sedangkan Base Power adalah mempertanyakan tentang alat/ sarana apa yang dipakai oleh seorang untuk mempengaruhi orang lain

Sumber Power Bases Power 1. Kedudukan 2. Kepribadian 3. Keahlian 4. Kesempatan 1. Paksaan/ hukuman 2. Hadiah/ ganjaran 3. Persuasi/ membujuk 4. pengetahuan

(3)

88

7.5 Sifat Power

Power sifatnya intangible (tidak terlihat, tetapi pengaruhnya terasakan). Untuk bisa dirasakan. Power perlu digunakan, tetapi cukup ditampilkan potensinya. Sumber power bermacam-macam, bisa posisi formal, akses terhadap kekuasaan, penguasaan sumber dan sebagainya. Sumber ini bisa memunculkan power dengan kadar yang berbeda (Ahmad, 2000).

Hasil kajian Laboratorium Politik dan Tata Pemerintahan mengemukakan bahwa authority identik dengan legitimate power. Dimana seorang yang menduduki suatu jabatan dapat dipastikan ia memiliki authority. Pemegang authority dapat mempergunakannya untuk memaksa kepatuhan kepada orang lain. Penampilan authority dapat dilakukan lewat “reward and punishment”.

Taxonomy Power menurut French dan Raven

Reward Power

Target (bawahan) rela memenuhi keinginan atasan, karena ingin memperoleh hadiah (reward). Dia percaya sepenuhnya dikontrol oleh pimpinan.

Coercive Power Target (bawahan) rela memenuhi keinginan atasan, karena ingin menghindari hukuman.

Legitimate Power

Target (bawahan) rela memenuhi keinginan atasan, karena merasa atasan memiliki hak untuk memerintah yang wajib ditaati bawahannya.

Expert Power

Target (bawahan) rela memenuhi keinginan atasan, karena percaya bahwa atasan memiliki pengetahuan khusus tentang cara terbaik mengerjakan pekerjaan.

Referent Power

Target (bawahan) rela memenuhi keinginan atasan karena dia menghormati atasan dan berharap mendapat keuntungan dari persetujuan atasan terhadap sikapnya.

Teknik menggunakan power secara efektif : a. Reason (nalar) dengan menggunakan :

• Fakta • Data

b. Friendliness (ramah lingkungan)

c. Coactions (koalisi) – dukungan orang lain d. Bargaining (tawar – menawar)

(4)

89 e. Assertiveness (mempertahankan hak)

f. Higher Authority (otoritas atasan) g. Suctions (sanksi-sanksi)

7.6 Kesimpulan

Peran power sangat penting, terutama berhubungan dengan keinginan membangun kepemimpinan yang efektif, yang biasanya diukur melalui peningkatan performansi kerja. Power yang sifatnya intangible dapat berubah menjadi sebuah tools yang berbahaya bagi organisasi, bila pemakaiannya berlebihan dan melebihi takaran kebutuhan organisasi. Penggunaan power yang berlebihan akan menyebabkan prosedur dan sisi-sisi manajerial organisasi porak poranda.

Dalam kaitan dengan keberhasilan kepemimpinan, pemakaian power tidak sepenuhnya dilakukan. Hanya kepemimpinan dalam situasi tertentu saja memerlukan power dari sejumlah sumber power yang tersedia. Dan setiap situasi kepemimpinan akan membutuhkan kadar dan sumber power tersebut yang akan berbeda satu sama lain. Pemilihan sumber power yang tepat akan membawa seorang pemimpin berhasil dalam kepemimpinannya.

Sumber : Hasil Kajian Politik dan Tata Pemerintah, FIA – UB, 2012 dari Sumber Hasil Kajian LPTP FIA – UB. Malang

• M. Achmad (2000). Power dalam Organisasi. Usahawan No. 9 Tahun xxix September.

(5)

90

BAB VIII

HUMAN RELATIONS

Tim LPTP FIA - UB

8.1 Pengertian :

Human Relations adalah suatu syarat seseorang yang berhasil dalam berkomunikasi. Secara definitive pengertian Human Relations adalah interaksi antara seorang dengan orang lain yang menghasilkan kepuasan.

8.2 Dua Pengertian Human Relations

Ada (2) dua pengertian Human Relations ini yang dikenal oleh para ahli yaitu:

1. Pertama : Human Relations Dalam Arti Sempit

Human Relations dalam arti sempit adalah interaksi seseorang dengan orang lain tetapi interaksi ini hanya dalam situasi kerja. Tujuannya memecahkan masalah karyawan yang mengalami kesulitan dalam produktivitas kerja karena masalah-masalah pribadi.

Human Relations dalam arti sempit yang perlu diperhatikan adalah : • Sifat dan tabiat manusia sebagai individu

• Manusia dalam kelompok

• Masalah-masalah yang dihadapi manusia • Motivasi manusia

Selanjutnya diupayakan melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong manusia bekerja lebih produktif. Kegiatan tersebut meliputi : • Komunikasi mempengaruhi seseorang agar bertindak sesuai dengan

kehendak pemimpin

• Counseling, suatu komunikasi antara perseorangan. Tujuannya membantu karyawan dalam memecahkan masalah

• Diskusi kelompok, cara ini membuat karyawan merasa bertanggung jawab melaksanakan kegiatan

2. Kedua : Human Relations dalam arti luas

Human Relations dalam arti luas adalah interaksi seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati.

(6)

91 Human Relations dalam arti luas, yang dimaksud adalah bagaimana setiap interaksi antara manusia terdapat suatu proses yang saling memuaskan. Agar seseorang memiliki Human Relations yang baik maka ia harus memperhatikan :

a. Waktu interaksi

1. Menghormati kepentingan orang lain 2. Menghargai pendapat orang lain 3. Menghormati ambisi orang lain

4. Menggunakan segala kemampuan untuk kepentingan kelompok/ team

5. Berusaha untuk mengikut sertakan/ kompromi dengan orang lain 6. Memperhatikan sikap positif pada saat perkenalan, memperkenalkan

diri dan memperkenalkan orang lain 7. Ucapan selamat pada saat setiap bertemu

8. Tidak terlalu banyak menceritakan masalah pribadi 9. Loyalitas

10. Pandai menyimpan rahasia b. Berpikir sehat

1. Mampu menyesuaikan diri dengan kenyataan 2. Puas dengan orang yang diperoleh

3. Lebih suka memberi daripada menerima 4. Bebas dari rasa tegang dan cemas 5. Tolong menolong

6. Pemaaf

c. Mengenal kelebihan yang dimiliki

Misalnya rupa, karunia, bakat, karakter, keahlian. d. Menghadapi atasan

• Peka terhadap keinginan atasan • Menarik perhatian

• Tugas sebagai tantangan bukan beban e. Menyakinkan orang

• Memancing / menggiring • Menyentuh perasaan

(7)

92

f. Sikap yang perlu dihindari • Membuat klik

• Mengumpat • Menjilat

• Jawaban mengambang • Menunda jawaban

Sumber : Hasil Kajian Politik dan Tata Pemerintahan FIA – UB, 2012 dalam John Robert Power. Human Resource Development.

(8)
(9)

94

BAB IX

PUBLIC RELATIONS

Tim LPTP FIA - UB

9.1 Pengertian :

Publik relations adalah :

 “Meliputi usaha-usaha organisasi. Memelihara hubungan dengan masyarakat sekitarnya agar kerjasama dalam organisasi tersebut memperoleh dukungan masyarakat sekitarnya.”

 “Seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang/ organisasi/ badan.”

 “Suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari individu/ organisasi atas dasar kepentingan publik dan pengertian dan pengakuan dari publik”

9.2 Tujuan Publik Relations :

1. Menghubungkan good will.

2. Memperoleh opini publik yang favorable

3. Menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik

9.3 Kegiatan Publik Relations harus :

 Kedalam dengan menciptakan komunikasi yang informatif dan persuasif. Caranya :

 Lisan  Tulisan  Bimbingan  Pedoman

 Keluar dengan cara :  Promosi

 Pameran

(10)

95  Press relation  Konferensi  Briefing  Publikasi  Film  Radio, TV  Rapat  Seminar  Symposium  Lokakarya  Sarasehan

9.4 Pelaksanaan Public Relations

Seorang Public Relations pula sebagai pembawa cita organisasi/ perusahaan, duta, penyampung lidah, ujung tombak, jembatan penghubung antara organisasi/ perusahaan atau masyarakat.

Seorang Public Relations atau petugas humas harus betul-betul memiliki ketajaman untuk “menterjemahkan” tujuan atau misi organisasi/ perusahaannya. Sehingga organisasi/ perusahaan tersebut selalu mendapat “nilai positif” di mata masyarakat.

Oleh karena itu upaya yang pertama kali kita lakukan adalah membangun citra diri kita sendiri agar menjadi suatu fundamen yang kuat. Caranya dengan jalan mengembangkan diri dan mengembangkan potensi yang ada pada diri kita. Citra seorang Public Relations akan diwarnai oleh :

Sumber : Hasil Kajian Politik dan Tata Pemerintahan FIA – UB, 2012 dalam John Robert Power. Human Resource Development.

(11)

96

BAB X

K O M U N I K A S I

Tim LPTP FIA - UB

10.1 Pengertian :

Proses penyampaian informasi dari seseorang melalui suatu media kepada orang lain dengan mendapatkan umpan balik yang positif.

10.2 Macam Komunikasi 1. Komunikasi langsung 2. Komunikasi tidak langsung 10.3 Faktor Pendukung

1. Bahasa yang sama 2. Informasi yang jelas 3. Mudah dimengerti 4. Sarana yang baik

5. Kondisi lingkungan yang baik 6. Pengetahuan

10.4 Tujuan Komunikasi 1. Mengadakan perubahan 2. Agar semua orang :

 Mengerti  Percaya  Memahami  Kerjasama  Membantu

3. Merebut opini dengan :  Menggerakan opini  Memperluas opini  Mengurangi opini

(12)

97 Komunikasi sebagai alat untuk mempengaruhi melalui cara sebagai berikut: 1. Corsive (paksaan)  Teror  Ancaman  Boikot  Menunjukkan kekuasaan 2. Persuasif : ajakan

Komunikasi yang efektif sangat tergantung pada : 1. Tujuan komunikasi  Pengarahan  Instruksi  Penghargaan  Ketidakpuasan  Usul/ kerjasama  Membujuk  Menerangkan  Menginformasikan  Menciptakan antusiasme  Penolakan  Menakut-nakuti  Memperingatkan  Penerimaan  Menyesatkan

 Menyembunyikan dan seterusnya  10.5 Teknik Komunikasi 1. Metode partisipasi 2. Metode assosiasi 3. Icing device 4. Pay of idea 5. Empathy 6. Fear arousing 7. Red sheering

(13)

98

8. Acceptance device 9. Rejection device 10. Testimonial device 11. Benwagon device

Sumber : Hasil Kajian Politik dan Tata Pemerintahan FIA – UB, 2012 dalam John Robert Power. Human Resource Development.

(14)
(15)

100

BAB XI

TEKNIK MERAIH SIMPATIK PENDAPAT UMUM

DIDALAM MASYARAKAT

Tim LPTP FIA - UB

11.1 Pendahuluan :

Citra diri adalah sesuatu yang terpancar dari dalam diri secara wajar, yang merupakan perpaduan dari pribadi dan tampilan fisik seseorang.

Seseorang yang sukses dalam perjalanan kariernya akan semakin tertuntut untuk memiliki citra diri yang dapat diteladani.

Citra seseorang akan diwarnai oleh :

11.2 Penampilan Diri Memegang Peranan Penting dalam Pergaulan dan Hubungan Kita dengan Orang Lain

Penampilan diri yang baik mempercepat perkembangan keakraban dan saling percaya dengan orang lain. Berkat penampilan kita yang baik itu orang akan merasa enak. Keseluruhan penampilan akan dipengaruhi oleh :

1. Kesan Pertama :

Orang bilang “kesan pertama merupakan kesan abadi.” Kesan pertama merupakan dampak awal yang kita dapat dari orang lain yang kita hadapi. Kesan pertama itu diakibatkan antara lain :

• Pakaian • Suara • Sapaan • Jabat tangan • Pandangan mata

(16)

101 • Sikap tubuh kita

2. Kedalam Pengetahuan :

Kedalaman pengetahuan menyangkut pengetahuan dan keahlian kita dibidang kerja yang menjadi tanggungjawab kita. Pengetahuan kita yang mendalam dan keahlian kita dibidang kerja kita membawa efek pada penampilan kita dan penerimaan orang atas diri kita.

3. Keluasan Pengetahuan :

Keluasan pengetahuan menyangkut ilmu, informasi dan kecakapan kita untuk berbicara dan berdiskusi dengan orang lain tentang hal-hal di luar keahlian dan bidang kerja kita. Hal ini menyangkut peristiwa lokal, nasional, internasional, dan mondial dan hal-hal dalam berbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, kebudayaan, moral, keagamaan, dan lain-lainnya. Pokoknya kita siap untuk berbicara tentang hal-hal yang menarik perhatian orang dan mereka nikmati.

4. Keluwesan :

Keluwesan adalah kesediaan dan kecakapan kita untuk menyesuaikan perilaku kita, sehingga dapat berhubungan dengan bergaul dengan orang lain sebaik mungkin. Keluwesan adalah tindakan untuk mau keluar dari “daerah aman” kita untuk berkomunikasi dan berinteraksi sesefektif mungkin dengan orang lain sesuai dengan keadaan dan kemampuan mereka.

5. Kegairahan :

Kegairahan menular seperti penyakit. Jika kita menunjukkan bagaimana, orang-orang disekitar juga akan ikut bergairah. Ciptakan suasana yang dialogis melalui senyum yang ramah, ingat nama beberapa orang yang kita hadapi, bicarakan hal-hal yang positif dan respek terhadap idenya.

6. Ketulusan :

Tulus berarti bahwa kita tidak dapat dan tidak mau main sandiwara dan bertopeng. Ketulusan kita akan ditangkap oleh orang-orang yang ada disekitar kita dan menjadi ciri penampilan kita. Sesungguhnya ketulusan merupakan pengikat dari unsur-unsur :

Kesan pertama, kedalam dan keluasan pengetahuan, keluwesan kegairahan. Sedangkan tanpa ketulusan kesemua unsur itu tidak memiliki bobot yang wajar. Jadi tulus dalam hubungan pribadi dan relasi kerja dengan orang lain, terutama orang-orang yang kita hadapi, merupakan hal yang membuat

(17)

102

penampilan kita secara keseluruhan tampak dapat diandalkan dan mudah diterima.

11.3 Kemampuan Berkomunikasi :

Dalam berkomunikasi ada 3 elemen yang dapat menumbuh kembangkan perhatian dan minat orang-orang yang kita hadapi yaitu :

1. Elemen visual • Kontak mata • Ekspresi wajah • Sikap tubuh • Postur 2. Elemen vokal • Volume suara • Kecepatan berbicara • Irama • Kemampuan 3. Elemen verbal • Sederhana

• Tidak mengandung arti ganda • Lengkap

• Jelas

11.4 Etika dan Hubungan Kemasyarakatan 1. Jangan salahkan, omeli dan kritik orang lain 2. Apresiasi yang tulus

3. Bangkitkan semangat 4. Perhatian tulus 5. Senyum ramah 6. Ingat nama 7. Pendengar baik

8. Bicarakan hal yang positif

9. Jadikan orang merasa dirinya penting 10. Respek terhadap idenya

(18)

103 Sumber : Hasil Kajian Politik dan Tata Pemerintahan FIA – UB, 2012 dalam John

Robert Power. Human Resource Development.

(19)

104

BAB XII

GAYA KEPEMIMPINAN

R.R. Blake dan J.S. Mounton

12.1 Pengertian

Gaya kepemimpinan adalah bagaimana anda berperilaku bila anda mencoba mempengaruhi prestasi orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan kombinasi perilaku direktif dan suportif.

1. Perilaku Direktif

Meliputi : mengatakan secara jelas kepada seseorang apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dimana melakukannya, dan bila mengerjakannya, dan kemudian mengawasi dengan ketat pelaksanaanya. 2. Perilaku Suportif

Meliputi : mendengarkan orang lain, memberikan dukungan dan semangat atas usaha mereka, dan kemudian membantu keterlibatan mereka dalam pemecahan persoalan pengambilan keputusan.

12.2 Gaya Kepemimpinan 1. Mengarahkan

2. Melatih 3. Mendukung 4. Mendelegasikan

Tetapi ……… tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang terbaik. Empat gaya kepemimpinan dasar adalah :

1. Mengarahkan (Directing)

Pemimpin memberikan petunjuk yang spesifik dan mengawasi secara ketat penyelesaian tugas.

2. Melatih (Coaching)

Pemimpin terus mengarahkan dan mengawasi secara ketat penyelesaian tugas, tetapi juga menjelaskan keputusan, meminta saran, dan mendukung kemajuan.

(20)

105 3. Mendukung (Supporting)

Pemimpin memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan ke arah penyelesaian tugas dan membagi tanggung jawab untuk membuat keputusan dengan mereka.

4. Mendelegasikan (Delegating)

Pemimpin menyerahkan tanggungjawab untuk pengambilan keputusan dan memecahkan masalah kepada bawahan.

Catatan : Dialog Manajer dengan Sang Wiraswasta

Perilaku Suportif Tinggi dan Direktif Rendah

G3 (Gaya) MENDUKUNG

Perilaku Direktif Tinggi G2 (Gaya)

MELATIH

Perilaku Suportif Rendah dan Direktif Rendah

G4 (Gaya) MENDELEGASIKAN

Perilaku Direktif Tinggi dan Direktif Rendah

G1 (Gaya) MENGARAHKAN

“Apakah mungkin seseorang mempunyai kompetensi dan rasa percaya diri untuk melaksanakan sesuatu tugas, tetapi tidak mempunyai minat?” tanya seorang wiraswasta.

“Ya,” kata Lisa. “Kadang-kadang orang kehilangan motivasi bila mereka menyadari bahwa pekerjaannya lebih sukar daripada yang diduga semula. Atau mungkin mereka merasa bahwa usaha mereka tidak dihargai. Di saat yang lain, orang bisa bosan – mereka sekedar merasa bahwa pekerjaan itu tidak ada gunanya.” P E R IL A K U S U P O R T IF

(21)

106

“Saya membayangkan bahwa orang dapat mempunyai berbagai kombinasi dari kompetensi dan keikatan, begitukan?” tanya sang wiraswasta.

“Tepat sekali,” kata Lisa, “Memang, empat kombinasi antara kompetensi dengan keikatan membentuk apa yang kami namakan ‘tingkat pengembangan’,” Lisa membuat sketsa suatu rangkaian di atas selembar kertas.

Empat Tingkat Pengembangan Adalah KOMPETENSI TINGGI ? KEIKATAN TINGGI KOMPETENSI TINGGI ? KEIKATAN VARIABEL KOMPETENSI SEDANG ? KEIKATAN RENDAH KOMPETENSI RENDAH ? KEIKATAN TINGGI P4 P3 P2 P1

Gaya Kepemimpinan yang Sesuai Untuk Berbagai Tingkat Pengembangan

TINGKAT PENGEMBANGAN GAYA KEPEMIMPINAN YANG SESUAI

P1

Kompetensi Rendah Keikatan Tinggi

G1 MENGARAHKAN

Struktur, Pengendalian, dan Supervisi

P2

Kompetensi Sedang Keikatan Rendah

G1 MELATIH

Mengarahkan dan Mendukung

P3

Kompetensi Tinggi Keikatan Variabel

G3 MENDUKUNG Memuji, Mendengarkan, dan

Memberi Kemudahan P4 Kompetensi Tinggi Keikatan Tinggi G4 MENDELEGASIKAN

Melimpahkan tanggungjawab untuk pengembalian keputusan sehari-hari

(22)

107 Perilaku Kontinum Pemimpin

Penggunaan Otoritas oleh Pimpinan

Daerah Kebebasan untuk Bawahan Pemimpin membuat keputusan dan mengumum-kannya Pemimpin menjual keputusan Pemimpin memberikan ide dan mengundang pertanyaan Pemimpin memberikan keputusan sementara yang bisa dirubah Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran, dan membuat keputusan Pemimpin merumuskan batas-batasnya, meminta pada kelompok untuk membuat keputusan Pemimpin mengijinkan bawahan untuk melakukan fungsi dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh atasan

Kepemimpinan Kepemimpinan Terpusat

Terpusat pada atasan pada Bawahan

(23)

108 Managerial Grind 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rendah Produksi Tinggi

1.9 Manajemen yang penuh perhatian terhadap kebutuhan orang, dan pemimpinnya ke suasana organisasi yang bersahabat, menyenangkan dan kecepatan kerja yang rileks

9.9 Pencapaian kerja dalam manajemen adalah dari kepercayaan pada kemerdekaan orang-orang lewat penggunaan standar umum dalam organisasi yang berupa tujuan organisasi, dan dengan berdasarkan atas kepercayaan dan respek

5.5 Pelaksanaan kerja manajemen secara memadai lewat keseimbangan kerja yang diharuskan tercapai dan peningkatan semangat kerja orang-orang yang memuaskan

61.1 Usaha manajemen yang paling rendah (minim terhadap pekerjaan yang harus dikerjakan da semangat kerja orang-orang yang bekerja

9.1 Efisiensi hasil dari manajemen ini dicapai dari usaha menata kerja dalam cara tertentu dengan sedikit perhatiannya pada unsur manusianya.

Orang-orang

(24)

109 Tiga Dimensi Kepemimpinan

Pencipta

pengembangan

Eksekutif

Birokrat Otokratis yang baik

Berhubungan Terpadu

Terpisah Pengabdian

Missionari Pencinta Kompromi

Lari dari tugas Otokrat

Gaya Dasar

Gaya tidak

(25)

110

Model Tiga Dimensi Keluwesan Pemimpin

Kontak 2

Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas

Kontak 2

Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan

Kotak 4

Rendah tugas dan Rendah Hubungan

Kotak1

Tinggi tugas dan Rendah Hubungan

Kontak 3

Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas

Kontak 2

Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan

Kotak 4

Rendah Tugas dan Rendah Hubungan

Kotak 1

Tinggi Tugas dan Rendah Hubungan

Kontak 3

Tinggi Hubungan dan Rendah Tugas

Kontak 2

Tinggi Tugas dan Tinggi Hubungan

Kotak 4

Rendah Tugas dan Rendah Hubungan

Kontak 1

Tinggi Tugas dan Rendah Hubungan

Gaya Dasar

(26)

111 Kepemimpinan Situasional II

(27)

112

Gaya Pemimpin

Sumber : Hasil Kajian LPTP – FIA – UB dalam R.R. Blake dan J.S Mounton, The Managerial Grid Houston, Texas : Gulf Publishing Company, 1964 h.10

• R.R. Blake dan J.S Mounton, The Managerial Grid Houston, Texas : Gulf Publishing Company, 1964 h.10

Gambar

Tabel 4. Perbedaan Power dan Authority

Referensi

Dokumen terkait

Alasan kami memilih menggunakan roti Canai karena rotin canai memiliki tekstur krispi saat di panaskan, selain itu isian dari produk ini yaitu buah nangka, nanas dan pisang raja

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan efek EDGM dalam menurunkan kadar glukosa darah, MDA, 8-OHdG, dan meningkatkan kadar insulin serta untuk menentukan

Kemudian dipertegas lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersumber dari Kegiatan tertentu, pasal

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepadakhalayak yang sifatnya massal

Ekstraksi digunakan untuk memperoleh kandungan senyawa tunggal atau majemuk dari suatu bahan yang larut dalam pelarut tertentu berdasarkan distribusi pada dua fase

Untuk melihat keterkaitan ini, maka dirumuskan model ekonometrika yang merupakan model simultan dengan persamaan terdiri dari 11 persamaan perilaku dan 2 persamaan identitas,

Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem dan mempunyai harga perubahan entalpi

Dengan menggunakan kodekode televisi John Fiske, peneliti ingin menemukan tanda-tanda yang direpresentasikan dalam teks sinetron Asisten Rumah Tangga serta representasi budaya