• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Anatomi Batang Langsat (Lansium domesticum Corr.) yang Terserang Penyakit Kanker Batang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Anatomi Batang Langsat (Lansium domesticum Corr.) yang Terserang Penyakit Kanker Batang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

62

Struktur Anatomi Batang Langsat (Lansium domesticum Corr.)

yang Terserang Penyakit Kanker Batang

Karina Putri Defianti

1

, Mukarlina

1

, Riza Linda

1

1

Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,Pontianak Email korespondensi : karinadefianti@gmail.com

Abstract

Stem canker is a plants disease caused by infection of Phytophtora palmivora fungi on stems, branches, and twigs of plants. This canker disease can decrease the fruits productivity of langsat (Lansium domesticum). This research was aimed to observe the stem anatomical structure of langsat plants on seedling, sapling, pole, and tree level which are infected by stem canker disease. This research have been done at May until September 2014. Paraffin method was used to make cross section sample preparation of the langsat stem. The result of this research shows that there are differences on stem anatomical structure between normal langsat plants and infected plants. The results of anatomical observation showed that the tree with stem canker at every growth level had thicker dermal tissue, thicker cortex with irregular shape, thinner phloem layer, and bigger xilem cell’s pores with no shapes change. Dermal tissue at tree level got 3,1 times thicker than any other growth level of the plants.

Keywords : Lansium domesticum, stem canker, dermal tissues

PENDAHULUAN

Tanaman langsat (L. domesticum) yang ada di Kalimantan Barat sering mengalami kematian sehingga dapat menurunkan produksi buah. Menurut Balai Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, produksi buah langsat (L. domesticum) pada tahun 2011 yaitu 6.274 ton dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 955,30 ton.

Menurunnya produksi buah langsat (L. domesticum), salah satunya disebabkan oleh

serangan penyakit kanker batang.

Penyakit kanker batang merupakan penyakit yang menyerang bagian batang, cabang, dan ranting tanaman (Agrios, 1996). Menurut Sriwati dan Muarif (2012), penyakit kanker batang disebabkan oleh jamur P. palmivora. Gejala penyakit kanker batang pada tanaman langsat (L. domesticum) dapat terlihat secara morfologi dari tanaman tingkat semai, pancang, tiang, hingga pohon. Gejala morfologi tanaman langsat (L. domesticum) yang terserang penyakit kanker batang pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, dan tiang tiang ditunjukkan dengan adanya bintil-bintil pada permukaan batang, sedangkan tanaman pada tingkat pohon ditandai dengan kulit batang yang mengering dan mengelupas.

Perubahan morfologi yang terjadi akibat penyakit

kanker batang dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan anatomi. Batang tanaman mimba

(Azadirachta indica A. Juss) yang terinfeksi jamur patogen mengalami perubahan anatomi pada jaringan pembuluh dan terisinya lumen oleh tilosis, sehingga sel parenkim dan permukaan dinding sel menjadi lebih menonjol (Rajput et al., 2009). Fan et al. (2013) juga menemukan bahwa akar, batang, dan daun jeruk lemon (Citrus limon) serta jeruk manis (C. sinensis) yang terinfeksi patogen Liberobacter asiaticum menunjukkan terjadinya perubahan anatomi yaitu rusaknya jaringan floem, dan tersumbatnya pembuluh tapis. Berdasarkan data-data yang ada maka pendekatan secara anatomi pada batang tanaman langsat (L domesticum) yang terserang penyakit kanker batang perlu dilakukan lebih lanjut.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan Mei hingga September 2014. Sampel batang dan cabang tanaman langsat (L. domesticum) diambil dari Desa Punggur Kabupaten Kubu Raya. Pembuatan preparat batang tanaman langsat (L. domesticum), pengamatan serta pengukuran hasil dilakukan di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak dan Laboratorium Mikroteknik Tumbuhan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

(2)

Bahan

Bahan yang digunakan yaitu batang dan cabang tanaman langsat (L. domesticum) normal sebagai pembanding dan tanaman yang terserang penyakit kanker batang berdasarkan tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang, dan pohon).

Prosedur Kerja

Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan berupa batang dan cabang tanaman langsat (L. domesticum) normal (Gambar 1, 2, 3, dam 4 (a)) dan tanaman yang terserang penyakit kanker batang (Gambar 1, 2, 3, dan 4 (b)) berdasarkan tingkat pertumbuhan.

Gambar 1. Sampel batang langsat tingkat semai. (a) normal, dan (b) sakit

Gambar 2. Sampel batang tingkat pancang. (a) normal, dan (b) sakit

Gambar 3. Sampel batang langsat tingkat tiang. (a) normal, dan (b) sakit

Gambar 4. Sampel batang langsat tingkat pohon. (a) normal, dan (b) sakit

Pembuatan Preparat Sayatan Melintang Batang dan Cabang

Pembuatan preparat sayatan melintang organ

batang dan cabang tanaman langsat (L. domesticum) menggunakan metode parafin

yang meliputi fiksasi, pencucian, pewarnaan I, dehidrasi, dealkoholisasi, parafinasi, pembenaman, penyayatan, penjernigan, pewarnaan II, penutupan, dan pelabelan (Sass, 1958; Ruzin 1999).

Parameter Pengamatan

Pengamatan sayatan melintang organ batang dan cabang meliputi bentuk dan ukuran sel serta ketebalan lapisan masing-masing sistem jaringan yaitu jaringan dermal (epidermis dan periderm), jaringan dasar (korteks), dan jaringan pembuluh (floem dan xilem). Rasio perbedaan (RP) dihitung dengan membandingkan ukuran ketebalan lapisan jaringan/sel tanaman sakit : tanaman normal. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil pengamatan sayatan melintang batang dan cabang tanaman langsat (L. domesticum) normal dan yang terserang penyakit kanker batang pada masing-masing tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang, dan pohon) menunjukkan adanya perbedaan ketebalan jaringan (Tabel 1), ukuran sel (Tabel 2), dan bentuk sel (Gambar 5, 6, dan 7). Lapisan jaringan dermal dan jaringan dasar pada tanaman sakit dari masing-masing tingkat pertumbuhan lebih tebal dibandingkan tanaman normal. Lapisan jaringan dermal memiliki rasio perbedaan yang paling jelas dibandingkan dengan lapisan jaringan lainnnya. Lapisan jaringan pembuluh floem pada tanaman bergejala sakit lebih tipis, sedangkan lapisan xilem tidak menunjukkan perbedaan ukuran ketebalan (Tabel 1).

a b

a b

a b

(3)

64

Tabel 1. Ukuran Ketebalan Jaringan dan Rasio Perbedaan Tanaman Normal dan Sakit dari Batang Langsat (L. domesticum) pada Tingkat Pertumbuhan yang Berbeda

Jaringan

Ukuran Ketebalan Jaringan dan Rasio Perbedaan Tanaman Normal dan Sakit pada Tingkat Pertumbuhan Berbeda

Semai Pancang Tiang Pohon

Rata-Rata N (µm) S (µm) RP (N/S) N (µm) S(µm) RP (N/S) N (µm) S(µm) RP (N/S) N (µm) S (µm) RP (N/S) Jaringan dermal 14,92 ±2,32 22,92 ±1,97 1 : 1,5 56,67 ±8,69 164,83 ±27,53 1 : 2,9 64,42 ±7,89 195,83 ±27,53 1 : 3 74,42 ±3,57 233,67 ±20,07 1 : 3,1 Jaringan dasar 209,67 ±20,22 251 ±46,33 1 : 1,2 523 ±60,41 825,33 ±108,14 1 : 1,6 558,67 ±81,65 839,67 ±91,63 1 : 1,5 777 ±66,91 1276,67 ±150,85 1 : 1,6 Jaringan pembuluh - Floem 65,33 ±4,95 27,92 ±3,22 1 : 0,4 87,58 ±12,22 54,33 ±4,1 1 : 0,6 120,42 ±5,21 64,75 ±4,32 1 : 0,5 241,16 ±10,19 125,16 ±9,6 1 : 0,5 - Xilem 488,67 ±82,45 492,33 ±92,35 1 : 1 2900 ±335,15 2905 ±305,29 1 : 1 5571,67 ±840,89 5591,67 ±855,97 1 : 1 7550 ±623,36 7577,5 ±555,55 1 : 1 Keterangan : N = Normal (tanpa gejala), S = Bergejala penyakit kanker batang, dan RP = Rasio perbedaan

Tabel 2. Ukuran Sel Setiap Lapisan Jaringan dan Rasio Perbedaan Tanaman Normal dan Sakit dari Batang Langsat (L. domesticum) pada Tingkat Pertumbuhan Berbeda

Sel

Ukuran Sel setiap Lapisan Jaringan dan Rasio Perbedaan Tanaman Normal dan Sakit pada Tingkat Pertumbuhan Berbeda

Semai Pancang Tiang Pohon

Rata-Rata N (µm) S (µm) RP (N/S) N (µm) S (µm) RP (N/S) N (µm) S (µm) RP (N/S) N (µm) S (µm) (N/S) RP P 16,58 ±2,89 18,67 ±6,55 1 : 1,1 20 ±3,95 24,25 ±3,89 1 : 1,2 25,16 ±4,91 28,25 ±3,66 1 : 1,1 32,92 ±6,50 34,08 ±5,77 1 : 1 Epidermis/ Periderm L 14,92 ±2,32 15,08 ±4,93 1 : 1 10,83 ±3,03 18,16 ±3,88 1:1,7 10,83 ±3,24 19,42 ±3,26 1:1,8 12,67 ±3,07 22,67 ±4,35 1:1,8 P 36,12 ±8,40 40,92 ±7,72 1 : 1,1 36,83 ±7,85 41,08 ±7,09 1 : 1,1 37,08 ±6,23 41,92 ±7,27 1 : 1,1 56,33 ±12,02 73,42 ±17,32 1 : 1,3 Korteks L 18,58 ±3,13 ±2,83 24 1 :1, 3 18,75 ±3,06 26,92 ±4,29 1:1,4 20,58 ±3,64 ±12,06 33,58 1:1,6 22,33 ±2,54 39,33 ±9,69 1:1,8 Diameter pori xilem 23,67 ±4,34 36,42 ±10,72 1:1,5 36,58 ±5,81 57,75 ±10,85 1:1,6 48,75 ±9,06 77,33 ±4,63 1:1,6 56,25 ±5,56 102,92 ±11,59 1:1,8 Keterangan : N = Normal (tanpa gejala), S = Bergejala penyakit kanker batang, RP = Rasio perbedaan, P = Panjang, dan L = Lebar

Sel epidermis pada tanaman normal tingkat pertumbuhan semai terdiri dari satu lapis sel dan berbentuk seperti lempengan (Gambar 5a). Sel epidermis, pada, tanaman, yang, terserang penyakit tingkat semai memiliki bentuk yang tidak beraturan (Gambar 5b). Sel epidermis pada tingkat pancang, tiang dan pohon telah digantikan oleh periderm (Gambar 5 c, e, dan f).

Penyakit kanker batang juga mempengaruhi bentuk sel korteks. Sel korteks pada tanaman normal berbentuk segienam memanjang (Gambar 6 a, c, e, dan g). Tanaman langsat (L. domesticum) yang terserang penyakit kanker batang menunjukkan bentuk sel korteks yang tidak beraturan, dan sebagian dinding sel melebur (Gambar 6 b, d, f, dan h).

(4)

Gambar 5. Jaringan dermal dari sayatan melintang batang tanaman langsat berdasarkan tingkat pertumbuhan. (a) semai normal, (b) semai sakit, (c) pancang normal, (d) pancang sakit, (e) tiang normal, (f) tiang sakit, (g) pohon normal, (h) pohon sakit. (ep) epidermis, dan (pr) periderm (perbesaran 400X).

menunjukkan bahp stasiun dilakukan 9 kali

Gambar 6. Sel korteks dari sayatan melintang batang tanaman langsat berdasarkan tingkat pertumbuhan. (a) semai normal, (b) semai sakit, (c) pancang normal, (d) pancang sakit, (e) tiang normal, (f) tiang sakit, (g) pohon normal, (h) pohon sakit. (ep) epidermis, dan (pr) periderm (perbesaran 400X). a b

ep

ep

c d e f

pr

pr

pr

pr

g h

pr

pr

a b c

d

e g h

kr

kr

kr

kr

kr

kr

kr

kr

f

Sel floem tanaman langsat (L. domesticum) normal pada masing-masing tingkat pertumbuhan berbentuk segi enam (Gambar 7 a c, e, dan h). Tanaman langsat (L. domesticum) yang terserang penyakit memiliki bentuk sel floem yang tidak beraturan (Gambar 7 b, d, f, dan h).

Sel xilem pada tanaman langsat (L. domesticum) normal dan yang terserang penyakit dari masing-masing tingkat pertumbuhan tidak mengalami perubahan bentuk, namun mengalami perbedaan ukuran pori sel xilem menjadi lebih besar. Sel xilem berbentuk seperti cincin (Gambar 8).

(5)

66 Gambar 7. Sel floem dari sayatan melintang batang

tanaaman langsat bedasarkan tingkat pertumbuhan. (a) semai normal, (b) semai sakit, (c) pancang normal, (d) pancang sakit, (e) tiang normal, (f) tiang sakit, (g) pohon normal, (h) pohon sakit (perbesaran 400X).

Gambar 8. Pori xilem dari sayatan melintang batang tanaman langsat berdasarkan tingkat pertumbuhan. (a) semai normal,(b) semai sakit, (c) pancang normal, (d) pancang sakit, (e) tiang normal, (f) tiang sakit, (g) pohon normal, (h) pohon sakit. (px) pori xilem (perbesaran 400X).

Sayatan melintang batang langsat (L. domesticum) normal pada masing-masing tingkat pertumbuhan yaitu semai, pancang, tiang, dan pohon menunjukkan bahwa jaringan dermal (epidermis) tersusun rapat, dan berbentuk seperti lempengan (Gambar 5 (a). Menurut Hidayat (1995), jaringan epidermis memiliki bentuk sel yang beragam, akan

a b c d e f g h a b c d e f g h px px px px px px Pembahasan

Hasil penelitian anatomi batang langsat (L. domesticum) normal dan yang terserang

penyakit kanker batang pada masing-masing tingkat pertumbuhan menunjukkan adanya perbedaan ukuran ketebalan lapisan jaringan, ukuran sel dan bentuk sel.

(6)

tetapi seringkali berbentuk seperti lempengan. Jaringan dermal (epidermis maupun periderm) pada tanaman yang terserang penyakit memiliki bentuk yang tidak beraturan dan memiliki lapisan yang lebih tebal (Tabel 1, Gambar 5 b, d, f, dan h). Sel tanaman yang terserang penyakit kanker batang juga mengalami perbedaan ukuran jika dibandingkan dengan ukuran sel pada tanaman normal. Rerata sel pada setiap lapisan jaringan dari masing-masing tingkat pertumbuhan pada tanaman bergejala sakit lebih besar dibandingkan ukuran sel pada tanaman normal. Biggs dan Davis (1983) menyatakan bahwa tanaman yang terserang penyakit kanker memiliki lapisan jaringan dermal yang lebih tebal. Agrios (1996) juga menambahkan bahwa ketebalan sel epidermis respon pertahanan tanaman terhadap serangan patogen. Tanaman langsat (L. domesticum) pada tingkat pohon menebal 3,1 kali lebih tebal dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan lainnya (Tabel 1).

Hal ini

menunjukkan

bahwa

tanaman

langsat

(L. domesticum) yang terserang penyakit

kanker batang menunjukkan kerusakan yang

parah pada jaringan dermal.

Penyakit kanker batang pada tanaman langsat (L. domesticum) dari masing-masing tingkat pertumbuhan juga mempengaruhi ukuran ketebalan jaringan dasar, dan ukuran serta bentuk sel korteks, lapisan jaringan dasar dari tanaman yang terserang penyakit pada tingkat semai mengalami penebalan 1,2 kali lebih besar dibandingkan tanaman normal. Tingkat pertumbuhan pancang, tiang, dan pohon tanaman normal dan yang terserang penyakit kanker batang memiliki rasio perbedaan antara 1 : 1,5-1,6. Jaringan dasar tanaman yang terserang penyakit memiliki lapisan yang lebih tebal, dan ukuran sel yang lebih besar jika dibandingkan dengan tanaman normal (Tabel 1, Tabel 2, dan Gambar 6). Perbedaan sel korteks tersebut disebabkan oleh pembengkakan sel korteks akibat respon pertahanan tanaman inang terhadap serangan patogen. Menurut Agrios (1996), tanaman yang terserang penyakit akan melakukan perlawanan terhadap serangan patogen dan mengubah struktur anatomi, termasuk menambah ukuran-ukuran sel pada jaringan dasar. Membesarnya ukuran sel korteks tersebut akan menghalangi spora jamur untuk menginvasi ke bagian jaringan yang lebih dalam. Berdasarkan bukti anatomi tersebut, diduga jamur P. palmivora yang menyebabkan penyakit kanker batang hanya menyerang sampai ke jaringan dermal. Menurut Badan Pengkajian Teknologi Jambi (2009), pada

bagian dermal batang tanaman langsat

(L. domesticum) yang terserang penyakit kanker batang ditemukan spora jamur.

Tanaman langsat (L. domesticum) pada tanaman yang terserang penyakit dari masing-masing tingkat pertumbuhan menunjukkan bahwa lapisan jaringan pembuluh floem menjadi lebih tipis (Tabel 1). Hal ini disebabkan oleh membesarnya ukuran ketebalan jaringan dasar dan sel korteks pada tanaman sakit sehingga mengakibatkan sel floem terhimpit dan mengganggu proses fotosintat ke seluruh bagian tumbuhan. Perbedaan ukuran dan bentuk sel diduga karena adanya senyawa yang dikeluarkan oleh patogen yang menginfeksi tanaman inang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yamamoto et al. (1987) dalam Sakamoto et al. (2004) yang menyatakan bahwa terjadinya perubahan anatomi seperti ketebalan floem dan membesarnya ukuran sel xilem pada tanaman yang terserang penyakit kanker disebabkan oleh stimulasi hormon auksin yang terdapat pada tanaman inang.

Sel xilem pada tanaman normal dan yang terserang penyakit tidak mengalami perbedaan bentuk dan ketebalan lapisan, akan tetapi mengalami perbedaan ukuran pori sel xilem menjadi lebih besar (Tabel 1, Tabel 2 dan Gambar 8). Menurut Suradinata (1998), sel xilem memiliki membran sel yang tebal dan senyawan lignin yang menyebabkan sel xilem sulit untuk diinfeksi oleh patogen. Biggs (1993) menyatakan bahwa koloni jamur yang menyebabkan penyakit kanker batang tidak menyerang xilem, sehingga sel xilem tidak mengalami perubahan bentuk. Perbedaan ukuran pori sel tersebut disebabkan oleh respon tanaman terhadap patogen yang menyerang. Membesarnya ukuran pori xilem akan membantu proses transportasi pengangkutan air dan hara dari akar ke daun menjadi lebih banyak sehingga tanaman lebih dapat mempertahankan dirinya.

Rasio perbedaan ketebalan lapisan jaringan antara tanaman langsat (L. domesticum) normal dan yang terserang penyakit kanker batang menunjukkan bahwa jaringan dermal merupakan jaringan yang mengalami kerusakan parah jika dibandingkan dengan jaringan lainnya (Tabel 1). Tanaman langsat (L. domesticum) tingkat pertumbuhan pohon memiliki rasio perbedaan yang paling jelas

jika dibandingkan dengan tanaman langsat (L. domestikcum) pada tingkat pertumbuhan

lainnya. Hal ini juga terlihat secara morfologi dari kulit batang tanaman langsat (L. domesticum) pada tingkat pohon yang menunjukkan gejala penyakit kanker batang secara jelas yaitu kulit batang

(7)

68 mengering dan mengelupas. Menurut Balai

Pengkajian Teknologi Jambi (2009), gejala penyakit kanker batang pada tanaman tua ditunjukkan dengan kulit batang yang mengering dan mengelupas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Comdev dan Outreaching yang telah memberikan beasiswa penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, GN, 1996, Ilmu Penyakit Tumbuhan,

Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, 2013, Statistik Pertanian

Tanaman Hortikultura Kabupaten Kubu Raya,

Kalimantan Barat.

Biggs, A,R, & Davis, D,D, 1983, ‘Histopathology of Cankers on Populus Caused by Cytospora

chrysosperma’, Can. J. Bot, Vol. 61, diakses

pada 24 November 2014,

http://www.caf.wvu.edu/Kearneysville/biggs/PD Fs/Biggs1983CanJBot61_563.pdf,

Biggs, A,R, 1993, Pathological Anatomy and Histochemistry of Leucostoma Canker on Stone and Other Selected Fungal Cankers of Deciduos Fruit Tree, Article Ed CRC Press, pp. 169-189, dikases 23 Agustus 2014, http://www. caf. wvu.edu /bark/ leucostoma.htm

.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, 2009,

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jambi, Jambi.

Fan, J, C, Chuanxian, SA, Dian, HB, Ron, G, Li Zheng, & GJr, Fred G, 2013, ‘Differential Anatomy Responses of Tolerant and Susceptible Citrus Speciesto the Infection of Candidatus

Liberibacter asiaticus’, Physiological and Molekular Plant Pathology, vol. 30, hal. 1-6,

diakses 10 Maret 2014, http: //www. sciencedirect.com/science/article/pii/S08855765 13000313.

Hidayat, EB, 1995, Anatomi Tumbuhan Berbiji, ITB, Bandung.

Rajput, SK, Shangvi GV, Koyani, RD, & Rao KS, 2009, ‘Anatomical Change In The Stem Of

Azadirachta indica (Meliaceae) Infected by

Pathogenic Fungi’, Journal iawa, vol. 30, hal. 1-10.

Ruzin, SE, 1999, Plant Microtechnique and Microscopy, Oxford University Press, New

York.

Sass, JE, 1958, Botanical Microtechnique, The LOWA State University Press, USA.

Sakamoto, Y, Yamada, Y, Sano, Y, Tamai, Y, & Funada, R, 2004, ‘Pathological Anatomy of Necteria Canker on Fraxinus Mandshurica var. Japonica’, IAWA Journal, vol. 25, no. 2, hal. 165 174, diakses pada 21 November 2014.

http://www.ffprihkd.affrc.go.jp/group/jubyo/saka moto/papers/paer08/Sakamoto%20proofs.pdf, Suradinata, ST, 1998, Struktur Tumbuhan, Angkasa,

Gambar

Gambar 1.  Sampel batang langsat tingkat semai.
Tabel  1.  Ukuran  Ketebalan  Jaringan  dan  Rasio  Perbedaan  Tanaman  Normal  dan  Sakit  dari  Batang  Langsat                   (L
Gambar  5.    Jaringan  dermal  dari  sayatan  melintang  batang  tanaman  langsat  berdasarkan  tingkat  pertumbuhan
Gambar  8.  Pori  xilem  dari  sayatan  melintang  batang   tanaman  langsat  berdasarkan  tingkat  pertumbuhan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan keuntungan unit perkebunan kelapa sawit di daerah yang dibahas ini, maka peubah pokok yang perlu me:ridapatkan prioritas utama adalah dalam hal

Pengaruh Teamwork terhadap Kinerja Organisasi Pondok Pesantren Modern di Kabupaten Ponorogo Moultrie, et al., menyatakan bahwa kesatuan nilai dalam sebuah tim akan membantunya

PLC yang digunakan dalam automatisasi sistem pompa transmisi ini menggunakan PLC dari Siemens tipe S7-300 dengan dua interface komunikasi MPI (X1) dan Profibus DP (X2) dengan

Dalam pelaksanaan aktifitas pembelajaran di kelas, siswa harus hadir tepat waktu dan Guru mengabsen kehadiran para siswa. Kegiatan di dalam kelas dapat berupa

Seiring dengan terselesaikannya tugas akhir yang berjudul “Studi Potensi Interaksi Obat pada Terapi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUD Jombang Tahun 2016”

membunuh dan mangambil barang- barang berharga, maka mereka harus dibunuh dan disalib, jika mereka membunuh dengan tidak mengambil barang-barang berharga milik si

Hasil wawancara dengan para informan menyatakan bahwa tujuan PKH sudah 75% tepat sasaran, adapun sasaran peserta PKH ditujukan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ragam bahasa yang hidup di masyarakat Kecamatan Pakisjaya Kabupaten Karawang. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk