• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Nama : DWI ARSYWENDO NIK : Penggugat I; 2. Nama : BAGUS MAULANA MUHAMMAD NIK :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Nama : DWI ARSYWENDO NIK : Penggugat I; 2. Nama : BAGUS MAULANA MUHAMMAD NIK :"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

P U T U S A N Nomor :33/PDT/2017/PT.BDG

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA “

Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

1. Nama : DWI ARSYWENDO NIK : 3271023006850013 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Sukamulya 3 RT 001 RW 005 Kelurahan Sukasari, Kecamatan Kota Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat. Selanjutnya disebut sebagai Pembanding I semula Penggugat I;

2. Nama : BAGUS MAULANA MUHAMMAD NIK : 3271011107860014

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Rancamaya RT 001 RW 004 Kelurahan Rancamaya,Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding II semula Penggugat II ;

3. Nama : IRNIAWATI

NIK : 3271046007850006 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Gang Mesjid No 92 RT 006 RW 001 Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

(2)

Halaman 2 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding III semula Penggugat III;

4. Nama : BURHADUDIN NIK : 3271012812860001 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bojongkaler RT 003 RW 004 Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Kota Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding IV semula Penggugat IV;

5. Nama : EKA PERDANA NIK : 3271042704800001 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Gang Mesjid No 92 RT 006 RW 001 Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Kota Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding V semula Penggugat V ;

6. Nama : H. ADAM MALIK NIK : 3201030402820012 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Borobudur M. II No. 14 RT 005 RW 009 Kelurahan Kedungbadak, KecamatanTanahSareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding VI semula Penggugat VI;

7. Nama : ANAH

(3)

Halaman 3 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp. Situpete RT 008 RW 007 Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding VII semula Penggugat VII;

8. Nama : SITI MASITOH NIK : 3271066008940007 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp. Situpete RT 004 RW 007 Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding VIII semula Penggugat VIII;

9. Nama : MAWI

NIK : 3271060107700039 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp. Situpete RT 008 RW 007 Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding IX semula Penggugat IX ;

10. Nama : MISJUNINGSIH NIK : 3271066011770006 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp. Seremped RT 003 RW 007 Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

(4)

Halaman 4 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding X semula Penggugat X;

11. Nama : DADANG

NIK : 3271060510780014 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp. Seremped RT 003 RW 007 Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding XI semula Penggugat XI ;

12. Nama : DARMANTO

NIK : 3271052301720002 Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Cimahpar RT 001 RW 005 Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya disebut sebagai Pembanding XII semula Penggugat XII ;

Baik selaku pribadi maupun sebagai Warga Kota Bogor, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 14 April 2016 terlampir, dengan ini MUNATHSIR MUSTAMAN,S.H., M. MAULANA BUNGARAN, S.H., RAHMAN KURNIANSYAH, S.H., M. SAID BAKRI, S.Sos, S.H., M.H., TUTUS BUDI HANDOYO, S.H., ACHMAD SAFAAT, S.H., IKA FRANOVA, S.H. adalah masing-masing sebagai Penasihat Hukum/Advokat dari Tim Advokasi Bogor Bersih yang beralamat di Gedung Arva Cikini Blok 60 M, Jl Cikini Raya Nomor 60 Menteng Jakarta Pusat, Telp/Fax : 021

(5)

Halaman 5 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

3140946yang bertindak baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dan untuk selanjutnya dalam gugatan ini disebut PARA PEMBANDING semula PARA PENGGUGAT;

Lawan:

1. Walikota Bogor yang berkedudukan di Jl. Ir. H. Juanda No. 10 Kota Bogor yang untuk selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula TERGUGAT;

2. DPRD Kota Bogor yang berkedudukan di Jl. Kapten. Muslihat No. 21 Kota Bogor yang untuk selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING semula TURUT TERGUGAT ;

PENGADILAN TINGGI tersebut; Telah membaca

1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat, tanggal 19 Januari 2017 Nomor 33/PEN/PDT/2017/PT.BDG tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini;

2. Berkas perkara serta salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Bogortanggal 14 September 2016 Nomor 53/Pdt.G/2016/PN.Bgr. serta surat – surat yang berhubungan dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat Gugatan tanggal 25 April 2016 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor pada tanggal 25 April 2015 dalam Register Nomor 53/Pdt.G/2016/ PN.Bgr., telah mengajukan Gugatan sebagai berikut:

Adapun dasar-dasar diajukannya gugatan ini adalah:

(6)

Halaman 6 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

1. Bahwa Para Penggugat adalah warga/penduduk Kota Bogor, yang memiliki hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin hal mana diatur dalam Pasal 28H UUD 1945.

2. Bahwa hak Para Penggugat untuk hidup sejahtera lahir dan batin mengharuskan dikelolanya kekayaan dan keuangan negara in casu Kota Bogor dengan benar sehingga Pemerintah Kota Bogor bisa memberikan hak Para Penggugat tersebut.

3. Bahwa salah satu prinsip pengelolaan negara yang baik adalah tidak ada toleransi terhadap tindak pidana korupsi, karena hal tersebut akan menggerogoti keuangan negara.

4. Bahwa tindakan Tergugat yang menetapkan Perda APBDP (Peraturan Daerah Kota Bogor Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan) yang tidak sesuai dengan evaluasi Gubernur Jawa Barat dan keputusan Turut Tergugat, merupakan perbuatan melawan hukum dan pada akhirnya sangat merugikan rakyat bogorin casu Para Penggugat.

II. TENTANG MEKANISME PENGAJUAN GUGATAN

1. Bahwa sebagai warga negara Indonesia, PARA PENGGUGAT, berhak untuk melakukan upaya-upaya hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 17 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia:

“Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan dan gugatan baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.”

(7)

Halaman 7 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

2. Bahwa atas dasar tersebut di atas, maka Para Penggugat sebagai Warga Negara Indonesia in casu warga Kota Bogor, mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dengan menggunakan mekanisme gugatan warga negara terhadap penyelenggara negara (Citizen Lawsuit).

3. Bahwa secara sederhana gugatan warga negara (citizen law suit) dapat diartikan sebagai sebuah gugatan dari warga negara kepada pemerintah yang dianggap lalai atau melanggar peraturan/undang-undang yang ada.

4. Bahwa Gugatan Warga Negara memberikan kekuatan kepada warga negara untuk menggugat negara dan institusi pemerintah yang melakukan pelanggaran undang-undang atau yang melakukan kegagalan dalam memenuhi kewajibannya dalam pelaksanaan undang-undang serta Para Penggugat tidak perlu membuktian ada kerugian langsung yang bersifat nyata.

5. Bahwa dalam Gugatan Warga Negara Para Penggugat selain mewakili diri mereka sendiri sekaligus mewakili kepentingan sekelompok orang yang dirugikan oleh perbuatan penyelenggara negara yaitu pemerintah yang dianggap lalai atau melanggar peraturan perundang-undangan yang ada.

6. Bahwa dalam kasus ini Para Penggugat mewakili diri Para Penggugat sendiri sekaligus mewakili seluruh rakyat Bogor yang menderita kerugian akibat Perbuatan Tergugat yang melanggar UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan.

7. Bahwa kemungkinan mengajukan gugatan melalui mekanisme citizen lawsuit diakui oleh ketentuan hukum yang berlaku jika merujuk pada ketentuan hukum antara lain yaitu:

(8)

Halaman 8 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi :

“ Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.”

Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi :

“Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti,dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.”

Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi :

“ Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili,dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.”

8. Bahwa dalam hukum acara perdata di Indonesia, lembaga peradilan telah beberapa kali melakukan terobosan hukum untuk memenuhi kewajiban hukum seperti ditentukan di dalam UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Hal ini dapat dilihat pada:

a. Terobosan Hukum yang dibuat dengan mengakui mekanisme Gugatan Warganegara (Citizen Lawsuit) dalam perkara gugatan Warga Negara korban ujian nasional. Pengakuan terhadap gugatan warganegara tersebut tertuang dalam Penetapan Nomor 228 /Pdt G/2006 PN Jakarta Pusat tanggal 18 September 2006 yang dibacakan oleh Andriani Nurdin selaku hakim ketua yang memeriksa gugatan ini. Dalam pertimbangannya, meskipun Citizen Law Suit tidak diatur dalam perundang-undangan di

(9)

Halaman 9 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Indonesia, bukan berarti hakim tidak memeriksa dan mengadili perkara tersebut.

Seperti yang diamanatkan dalam pasal 16 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman (UU saat itu) bahwa pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan dengan dalil bahwa hukum tidak atau kurang jelas mengaturnya,melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya.

Majelis hakim berpandangan guna mengakomodir kepentingan masyarakat Indonesia yang permasalahannya kian kompleks sehingga seringkali terjadi benturan kepentingan, maka perlu diberikan tempat hukum bagi setiap WNI yang mengajukan gugatan atas nama kepentingan umum. Hal ini sesuai dengan pasal 28 ayat 1 UU Kekuasaan Kehakiman yang mewajibkan hakim untuk menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Majelis hakim juga menolak alasan dari tergugat yang menyatakan bahwa gugatan yang dilayangkan Para Penggugat tidak memenuhi syarat notifikasi atau pemberitahuan.Tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai notifikasi Citizen Law Suit, karena Citizen Law Suit berbeda dengan Gugatan Class Action.

b. Terobosan hukum yang dibuat dengan mengakui mekanisme Gugatan Warganegara (Citizen Lawsuit) dalam perkara gugatan atas nama Munir Cs atas penelantaran negara terhadap TKI migran yang dideportasikan di Nunukan dalam perkara No. 28/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST yang diputus tanggal 08 Desember 2003 oleh Andi Samsan Nganro,SH., selaku Ketua Majelis

(10)

Halaman 10 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Hakim, H. Iskandar Tjake, SH., dan Ny.Andriani Nurdin, SH., masing- masing sebagai anggota Majelis Hakim. Dalam Kasus ini Majelis Hakim menyatakan Gugatan Warganegara (Citizen Lawsuit) dapat diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. c. Terobosan hukum yang dibuat dengan mengakui mekanisme

Gugatan Warganegara (Citizen Lawsuit) dalam perkara gugatan 278/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst tahun 2010 mengenai penyelenggaraan Jaminan Sosial. Dalam Perkara tersebut Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) menggugat Presiden RI, Wakil Presiden RI, DPR RI dan delapan Menteri terkait, perihal Perbuatan Melawan Hukum atas Pelaksanaan UU SJSN. Dalam Kasus ini Majelis Hakim menyatakan Gugatan Warganegara (Citizen Lawsuit) dapat diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

d. Terobosan hukum yang dibuat dalam perkara Nomor 146/PDT.G/2011/PN.JKT.PST. Gugatan tersebut adalah gugatan warganegara kepada Pemerintah yang dianggap bersalah dan abai memperhatikan kesejahteraan Pembantu Rumah Tangga. Dalam Kasus ini Majelis Hakim menyatakan Gugatan Warganegara (Citizen Lawsuit) dapat diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

9. Dari beberapa yurisprudensi diatas, sangatlah jelas jika semua individu Warga Negara Indonesia yang mengerti hukum ataupun tidak (dapat diwakili), bisa melakukan gugatan kepada Pemerintah/Negara atau institusi pemerintah yang terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap undang-undang atau pemerintah terbukti telah gagal ataupun lalai /abai untuk memenuhi kewajibannya sesuai amanat UU. Kemudian kepada

(11)

Halaman 11 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

seluruh Pengadilan Negeri di Indonesia, sudah dapat menyelenggarakan acara peradilan dan menerima gugatan versi Citizen Law Suit (CLS) ini. Terlepas dari adanya pro dan kontra atas penyebutan apakah yang pantas dengan sebutan Citizen Law Suit atau dengan sebutan Actio Popularis atau Vexatious Suit/Litigation. Menurut beberapa para pakar hukum, dengan sebutan gugatan Citizen Law Suit sudah bisa dipakai oleh seluruh masyarakat dan dapat diajukan gugatannya pada setiap Pengadilan Negeri.

III. FAKTA HUKUM

1. Bahwa pada tanggal 17 September 2014 Tergugat menyampaikan Rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPASP) Tahun Anggaran 2014 kepada Turut Tergugat yang disampaikan dalam Rapat Paripurna Turut Tergugat;

2. Bahwa Turut Tergugat telah memproses mekanisme pembahasan sesuai Tata Tertib DPRD Kota Bogor dengan cara melaksanakan pembahasan Rapat Kerja;

3. Bahwa setelah mengalami berbagai proses, pada tanggal 15 Oktober 2014 Tergugat dan Turut Tergugat membuat Persetujuan Bersama Pemerintah Kota Bogor dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor tentang Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 yang ditandatangani oleh Tergugat dan Turut Tergugat;

4. Bahwa pada tanggal 17 Oktober 2014, Tergugat melalui surat Nomor: 910/3016-BPKAD memohon evaluasi kepada Gubernur Jawa Barat atas Rancangan Perubahan APBD Kota Bogor Tahun Anggaran 2014;

(12)

Halaman 12 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

5. Bahwa pada tanggal 3 November 2014, Gubernur Jawa Barat menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014;

6. Bahwa dalam konsiderans “Menimbang” huruf a Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014, menerangkan bahwa Evaluasi Gubernur bertujuan agar Rancangan Perda Kota Bogor tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya;

7. Bahwa di dalam huruf k point 3) halaman 22 Lampiran Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014 tercantum hal sebagai berikut: “k. Terhadap penganggaran yang baru dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD antara lain:

(13)

Halaman 13 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

…dst…

3) Kantor Koperasi dan UMKM:

1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk relokasi Pedagang Kaki Lima semula tidak dianggarkan menjadi sebesar Rp. 17.500.000.000,00 seluruhnya dianggarkan untuk Belanja modal Pengadaan Tanah Sarana Umum Pasar;

…dst…

dalam pelaksanaannya agar mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dst…”

8. Bahwa sebagaimana diktum KESATU, KEDUA, KETIGA dan KEEMPAT Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014, maka Tergugat dan Turut Tergugat wajib menindaklanjuti penyempurnaan dan penyesuaian Rancangan Perda Kota Bogor tentang Perubahan APBD Tahun 2014 berdasarkan pada Keputusan Gubernur Jawa Barat aquo dan Tergugat serta Turut Tergugat memiliki waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja;

9. Bahwa kemudian, berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi aquo, padatanggal 5 November 2014 Turut Tergugat menetapkan Keputusan Pimpinan DPRD Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

(14)

Halaman 14 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Hasil Evaluasi Gubernur Jawa Barat; 10. Bahwa dalam huruf k point 3) Lampiran Keputusan Pimpinan DPRD

Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Hasil Evaluasi Gubernur Jawa Barat tanggal 5 November 2014 tercantum hal sebagai berikut: “k. Terhadap penganggaran yang baru dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD antara lain:

…dst…

3) Kantor Koperasi dan UMKM:

1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk relokasi Pedagang Kaki Lima semula tidak dianggarkan menjadi sebesar Rp. 17.500.000.000,00 seluruhnya dianggarkan untuk Belanja modal Pengadaan Tanah Sarana Umum Pasar;

…dst…

dalam pelaksanaannya agar mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dst…”

11. Bahwa tahapan-tahapan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kota

Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 telah sesuai sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

(15)

Halaman 15 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Bahwa pada tanggal 6 November 2014, Tergugat menetapkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014;

13. Bahwa berdasarkan lampiran Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 tanggal 6 November 2014 aquo, yaitu dalam Urusan: 1 URUSAN WAJIB Bidang Pemerintah: 1.15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah SKPD: 1.15.01 KANTOR KOPERASI DAN UMKM dalam tabel:

14. Bahwa berdasarkan surat Nomor: 910/3016-BPKAD memohon evaluasi kepada Gubernur Jawa Barat atas Rancangan Perubahan APBD Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 jo. Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor Kode Uraian Sebelum

Perubahan Setelah Perubahan

Bertambah (Berkurang) % 1 2 3 4 5 6 1.15.1. 15.01.1 7.98 Pelaksanaan Pengadaan Lahan Untuk Relokasi PKL eks. MA. Salmun 0 Rp. 49.200.000.000 Rp. 49.200.000.000 -

(16)

Halaman 16 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014 jo. Keputusan Pimpinan DPRD Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Hasil Evaluasi Gubernur Jawa Barat tanggal 5 November 2014, penganggaran yang baru dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPDKantor Koperasi dan UMKM: 1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk relokasi Pedagang Kaki Lima adalah sebesar Rp. 17.500.000.000,00;

15. Bahwa ternyata sekonyong-konyong muncul penganggaran yang berbeda oleh Tergugat berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 tanggal 6 November 2014, yang mana dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD Kantor Koperasi dan UMKM: 1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk relokasi Pedagang Kaki Lima adalah sebesar Rp. 49.200.000.000;

16. Bahwa terdapat selisih penganggaran lebih besar dari yang telah ditetapkan oleh sebelumnya oleh Gubernur dan Turut Tergugat dibandingkan yang ditetapkan oleh Tergugat, yaitu sebesar Rp. 31.700.000.000,- untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD Kantor Koperasi dan UMKM Kode: 1.15.1.15.01.17.98; IV. SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERGUGAT

(17)

Halaman 17 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

1. Bahwa tindakan Tergugat yang telah menetapkan penganggaran yang berbeda bahkan melebihi dari yang telah ditetapkan oleh Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014 jo. Keputusan Pimpinan DPRD Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Hasil Evaluasi Gubernur Jawa Barat tanggal 5 November 2014 adalah merupakan perbuatan melawan hukum yang melanggar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 2. Bahwa tindakan Tergugat yang telah menetapkan penganggaran

yang berbeda bahkan melebihi dari yang telah ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat dan Turut Tergugat juga melanggar keputusan-keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya (i.c Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan

(18)

Halaman 18 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014 jo. Keputusan Pimpinan DPRD Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Hasil Evaluasi Gubernur Jawa Barat tanggal 5 November 2014);

3. Bahwa tindakan Tergugat aquo jelas merupakan pelanggaran terhadap Pasal 28 H UUD 1945, dimana hak Para Penggugat untuk hidup sejahtera lahir dan batin mengharuskan dikelolanya kekayaan dan keuangan negara in casu Kota Bogor dengan benar sehingga Tergugat wajib bisa memberikan hak Para Penggugat tersebut.

4. Bahwa tindakan Tergugat jelas merupakan pelanggaran terhadap UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

5. Bahwa Tergugat selain melakukan tindakan yang melawan peraturan perundang-undangan, juga melawan kepatutan. Semenjak putusan Hoge Raad tanggal 31 Januari 1919, pengertian perbuatan melawan hukum termasuk pula suatu perbuatan yang melanggar hak-hak orang lain, bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau bertentangan dengan kesusilaan. Bahwa Tergugat sebagai Kepala Daerah Kota Bogor wajib melakukan

(19)

Halaman 19 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

tindakan yang patut dan tidak melanggar hak warga Bogor incasu Tergugat.

6. Bahwa seharusnya kelebihan penganggaran tersebut dapat diperuntukkan bagi kepentingan rakyat, agar lebih dirasakan oleh Tergugat maupun warga Kota Bogor baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan kesejahteraan rakyat atau bidang lain seperti pendidikan maupun kesehatan;

7. Bahwa tindakan Tergugat aquo juga bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang baik. Bahwa asas-asas umum Pemerintahan Yang Baik adalah: kepastian hukum, tertib penyelenggara negara, keterbukaan, proporsionalitas, profesional. Bahwa tindakan Tergugat yang telah menetapkan penganggaran yang berbeda bahkan melebihi dari yang telah ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat dan Turut Tergugat jelas dapat dikategorikan sebagai sikap yang tidak profesional dan dapat dikategorikan sebagai sikap yang tidak mendukung kepastian hukum.

8. Bahwa dengan demikian jelaslah tindakan Tergugat yang telah menetapkan penganggaran yang berbeda bahkan melebihi dari yang telah ditetapkan memang merupakan perbuatan yang melawan hukum, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kepatutan.

V. KERUGIAN PARA PENGGUGAT

1. Bahwa Tindakan Tergugat jelas sangat merugikan Para Penggugat dan Warga Kota Bogor karena kesejahteraan Para Penggugat menjadi terhambat. seharusnya kelebihan penganggaran tersebut dapat diperuntukkan bagi kepentingan rakyat, agar lebih dirasakan oleh Tergugat maupun warga Kota Bogor baik secara langsung

(20)

Halaman 20 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

maupun tidak langsung untuk kepentingan kesejahteraan rakyat atau bidang lain seperti pendidikan maupun kesehatan;

2. Bahwa atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat, maka Para Penggugat baik secara pribadi maupun sebagai warga Kota Bogor mengalami kerugian sebesar selisih penganggaran lebih besar dari yang telah ditetapkan oleh sebelumnya oleh Gubernur dan Turut Tergugat dibandingkan yang ditetapkan oleh Tergugat, yaitu sebesar Rp. 49.200.000.000 - Rp. 17.500.000.000,00 = Rp. 31.700.000.000,-;

VI. TERPENUHINYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM

1. Bahwa dari seluruh dalil yang telah PARA PENGGUGAT uraikan, jelaslah bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur Pasal 1365 jo. Pasal 1366 jo. Pasal 1367 KUHPerdata.

2. Bahwa oleh karena itu Tergugat harus dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum.

3. Bahwa Tergugat harus dihukum untuk membayar Rp. 31.700.000.000,- (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada Rakyat Kota Bogor yang dibayarkan melalui rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor yang kemudian akan diperuntukkan bagi kepentingan Rakyat Miskin di Kota Bogor;

4. Bahwa Turut Tergugat wajib untuk di hukum tunduk dan patuh terhadap isi putusan perkara ini;

5. Bahwa oleh karena Tergugat dinyatakan melakukan perbuatan melawan hukum, maka Tergugat wajib membayar biaya perkara

Atas dasar hal-hal tersebut diatas, maka PARA PENGGUGAT memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:

(21)

Halaman 21 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Petitum Primair:

1. Menerima dan Mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya.

2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. 3. Menghukum Tergugat membayar Rp. 31.700.000.000,- (tiga puluh

satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada Warga Kota Bogor yang dibayarkan melalui rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor yang kemudian akan diperuntukkan bagi kepentingan Warga Miskin di Kota Bogor.

4. Menghukum Turut Tergugat untuk mematuhi isi putusan ini. 5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara. Subsidair:

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang,bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk Para Penggugat Kuasanya tersebut, sedangkan Tergugat dihadiri oleh IWAN HERNAWAN, S.H.,M.H., RONI ISMAIL, S.H. dan DINA NOVIANI, S.H. Serta Turut Tergugat dihadiri oleh EDI ROHAEDI, S.H., dan S. WAHYU LUSMIYANTO, S.H.;

Menimbang, bahwa terhadap gugatanPara Penggugat tersebut pihak Tergugat memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI:

I. GUGATAN YANG DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT TIDAK SESUAI DENGAN KOMPETENSI ABSOLUT PENGADILAN NEGERI BOGOR

(22)

Halaman 22 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

1. Bahwa yang menjadi tuntutan PARA PENGGUGAT kepada TERGUGAT dalam Petitum Gugatan pada angka 2 menyebutkan “menghukum Tergugat membayar Rp. 31.700.000.000 (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada Warga Kota Bogoryang dibayarkan melalui rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor yang kemudian akan diperuntukkan bagi kepentingan Warga Miskin di Kota Bogor dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang akan ditetapkan kemudian bersama-sama antara Tergugat, Turut Tergugat dan Perwakilan Warga Kota Bogor”.

2. Bahwa tuntutan PARA PENGGUGAT tersebut diatas terkait dengan Penganggaran Pengadaan Lahan untuk relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Eks. MA. Salmun ke Lokasi Jambu Dua pada Kantor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 senilaiRp. 49.200.000.000,- (empat puluh sembilan milyar dua ratus juta rupiah) sebagaimana telah disetujui bersama oleh Walikota Bogor (TERGUGAT) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor (TURUT TERGUGAT) yang dituangkan dalamLampiranPeraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 (Perda 7/2014) yang disahkan tanggal 6 November 2014dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Perwali 38/2014)serta telah dipertanggungjawabkan melalui pertanggungjawaban APBD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 5 Tahun 2015 tentang

(23)

Halaman 23 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Pertanggungjawaban APBDTahun Anggaran 2014(Perda 5/2015).

3. Bahwa hal tersebut diatas sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menentukan bahwa : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda),selanjutnya Ketentuan Pasal 15 ayat (4) Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, juga menentukan: APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah;

4. Bahwa selanjutnya berdasarkan dalil Posita Gugatan PARA PENGGUGAT pada point 15 dan 16 halaman 9 dan 10 menyebutkan:

“15. bahwa ternyata sekonyong-konyong muncul penganggaran yang berbeda oleh Tergugat berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 tanggal 6 November 2014, yang mana dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD Kantor Koperasi dan UMKM: 1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk

relokasi Pedagang Kaki Lima adalah sebesar Rp 49.200.000.000;”

“16. Bahwa terdapat selisih penganggaran lebih besar dari yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Gubernur dan

(24)

Halaman 24 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Tergugat, yaitu sebesar Rp 31.700.000.000,- untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD”.

Dengan demikian terhadap tuntutan PARA PENGGUGATkepada TERGUGAT untuk membayar Rp 31.700.000.000,- (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) karena adanya selisih penganggaran yang telah ditetapkan oleh Gubernur dan TURUT TERGUGAT dengan anggaran yang telah ditetapkan TERGUGAT dalam Perda 7/2014 dan Perwali 38/2014, PARA PENGGUGAT harus melakukan Uji Materiil (judicial review) terlebih dahuluPerda7/2014, Perda 5/2015 dan Perwali 38/2014 yang telah menetapkan penganggaran pengadaan tanah pada Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor senilaiRp 49.200.000.000,-. Dalam hal iniuntuk menentukan apakah Perda dan Perwali tersebut bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi atau pembentukannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku atau tidak?

5. Bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 24A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 jo Pasal 31 ayat (1), (2) dan (4) Undang-UndangNomor 5 Tahun2004 tentangPerubahanatasUndang-UndangNomor 14 Tahun 1985 tentangMahkamahAgung jo Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yang berwenang untuk melakukan uji materiil terhadap Peraturan Perundang-Undangandi bawah Undang-Undang yang dalam hal ini adalah Peraturan Daerah merupakankewenangan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

6. Bahwa berdasarkan hal-hal yang teruraidi atas, TERGUGATmohondenganhormat, sudilahkiranyaIbu/Bapak Majelis

(25)

Halaman 25 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Hakim yang memeriksa perkara a

quoberkenanmemutuskandanmenyatakanbahwaGugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT tidak sesuai dengan Komptensi Absolut Pengadilan Negeri Bogor (Pengadilan Negeri Bogor tidak berwenang memeriksa dan mengadili Perkara a quo).Maka, Gugatan ini demi hukum harus ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).

7. Bahwa selanjutnya berdasarkanuraiantersebut di atas,

TERGUGAT mohonkepadaMajelis Hakim

PengadilanNegeriBogor yang memeriksaperkaraa quoberkenanmenjatuhkanPUTUSAN SELAsebagaiPutusanAkhir, sebagaiberikut: 1. MenyatakanmenerimadanmengabulkanEksepsiTERGUGAT untukseluruhnya; 2. MenyatakanPengadilanNegeriBogortidakberwenangmemeri ksadanmengadiliperkaraNomor: 53/Pdt. G/2015/PN.Bgr.; 3. MenghukumPenggugatmembayarseluruhbiaya yang timbuldalamperkara ini.

II. GUGATAN PARA PENGGUGAT BELUM WAKTUNYA (PREMATUR)

8. Bahwa berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 36/KMA/SK/II/2013 tentang Pemberlakuan Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup danpraktek pada umumnya Gugatan Warga Negara (Citizen Law Suite) harus/wajib didahului dengan Pemberitahuan/Notifikasi kepada penyelenggara Negara/Pemerintah selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum Gugatan didaftarkan untuk memberikan

(26)

Halaman 26 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

kesempatan bagi Negara/Pemerintah Kota Bogor untuk melakukan pemenuhan tuntutan. Namun dalam hal

iniTERGUGAT belum pernah menerima

pemberitahuan/notifikasi dari PARA PENGGUGAT terkait dengan proses penganggaran Pengadaan Tanah di Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor yang diduga oleh PARA PENGGUGATtidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

9. Bahwaberdasarkanhal-hal yang teruraitersebut di atas, TERGUGATmohondenganhormat, sudilahkiranyaIbu/Bapak Majelis

Hakim yang memeriksa perkara a

quoberkenanmemutuskandanmenyatakanbahwaGugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT belum waktunya (Prematur).Maka, Gugatan ini demi hukum harus ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).

III. GUGATAN PARA PENGGUGAT KABUR/TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL).

10. BahwaPetitumdalamGugatan Warga Negara (Citizen Law Suite)tidakbolehmemintaadanyagantirugimateriil,

karenakelompokwarganegara yang menggugatbukankelompok yang

dirugikansecaramateriildanmemilikikesamaankerugiandankesa maanfaktahokumsebagaimanagugatan Class Action. Namun dalam hal ini Gugatan PARA PENGGUGAT kepada TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menuntut TERGUGAT untuk membayar Rp 31.700.000.000 (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada warga Kota

(27)

Halaman 27 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Bogor,sebagaimana didalilkan dalamPetitum Gugatan PARA PENGGUGAT pada angka 3 yang menyebutkan:

“menghukum Tergugat membayar Rp. 31.700.000.000 (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada Warga Kota Bogor yang dibayarkan melalui rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor yang kemudian akan diperuntukkan bagi kepentingan Warga Miskin di Kota Bogor dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang akan ditetapkan kemudian bersama-sama antara Tergugat, Turut Tergugat dan Perwakilan Warga Kota Bogor”

Dengan demikian Gugatan PARA PENGGUGAT kepada TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT yang menuntut adanya ganti kerugian secara materiil menjadi kabur/tidak jelas(Obscuur Libel).

11. Bahwa selain alasan tersebut dalam Gugatannya PARA PENGGUGAT menggugat WALIKOTA BOGOR(Jabatan) sebagai TERGUGAT dan DPRD KOTA BOGOR sebagai TURUT TERGUGAT bukan orang-perorangan ataupun Badan Hukum, namun dalam Petitum Gugatan PARA PENGGUGAT pada angka 3 menuntut menghukum Tergugat membayar Rp31.700.000.000 (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada warga Kota Bogor yang dibayarkan melalui rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor. Dengan demikian siapa yang dituntut PARA PENGGUGAT untuk membayar ke Rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor menjadi tidak jelas/kabur, karena TERGUGAT (WALIKOTA BOGOR) selaku salah satu Penyelenggara Pemerintahan Kota Bogor (vide Pasal 57 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

(28)

Halaman 28 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Daerah) tidak dapat membayarkan ke rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor sendiri.

12. Bahwa selain itu pula Petitum PARA PENGGUGAT tersebut adalah sangat tidak jelas dan terperinci serta tidak pasti mengenai siapa yang dimaksud dengan Warga Miskin dan berapa jumlah miskin yang resmi tercatat di Kota Bogor, dan bagaimana bentuk kebijakannya, karena dalam posita gugatan Para Penggugat a quosama sekali tidak menyebutkan bahwa kepentingan Warga Miskin di Kota Bogor telah dirugikan kepentingannya sehubungan dengan tindakan Tergugat yang telah menetapkan Anggaran sebesar Rp. 49.200.000.000,- guna Pelaksanaan Pengadaan Lahan Untuk Relokasi PKL Eks. MASalmun,sebagaimana tercantum dalam Lampiran Perda 7/2014 dan Perwali 38/2014, namun hanya disebutkan bagi kepentingan bagi rakyat maupun warga Kota Bogor (Vide Posita gugatan Para Penggugat dalam angka V. Point 1). Selain itu tidak jelas dan pastimengenaibentuk kebijakan-kebijakan yang akan ditetapkan kemudian bersama-sama antara Tergugat, Turut Tergugat dan Perwakilan Warga Kota Bogor yang harus dilaksanakan oleh TERGUGAT sebagaimana isi petitum angka 3 gugatan Citizen Lawsuit Para Penggugat a quo;

13. Bahwa berdasarkanhal-hal yang teruraidi atas, TERGUGAT mohondenganhormat, sudilahkiranyaIbu/Bapak Majelis Hakim yang

memeriksa perkara a

quoberkenanmemutuskandanmenyatakanbahwaGugatan yang

diajukan oleh PARA PENGGUGAT

(29)

Halaman 29 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

hukum harus ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima(niet ontvankelijk verklaard).

IV. GUGATAN PARA PENGGUGAT NON EXECUTABLE

14. Bahwa sebagaimana telah dijelaskan di atas, PARA PENGGUGAT dalam petitumnya pada angka 3 menuntut TERGUGAT untuk membayar 31.700.000.000 (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah) kepada warga Kota Bogor yang dibayarkan melalui rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor. Dalam hal ini TERGUGAT (Walikota Bogor) selaku penyelenggara Pemerintahan Kota Bogor bersama DPRD Kota Bogor (vide Pasal 57 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah) tidak dapat membayar ke rekening Pemerintah Daerah Kota Bogor sendiri. Dengan demikian tuntutan/petitum dalam gugatan PARA PENGGUGAT tidak dapat dilaksanakan Eksekusi (Non Executable)

15. Bahwaberdasarkanhal-hal yang teruraidi atas, TERGUGAT mohondenganhormat, sudilahkiranyaIbu/Bapak Majelis Hakim yang

memeriksa perkara a

quoberkenanmemutuskandanmenyatakanbahwaGugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT tidak dapat dilaksanakan eksekusi(Non Executable). Maka, Gugatan ini demi hukum harus ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima(niet ontvankelijk verklaard).

V. GUGATAN PARA PENGGUGAT ERROR IN PERSONA

16. Bahwa menurut Subekti dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata (hal. 21)mengatakanbahwa di samping orang, badan-

(30)

Halaman 30 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

rtiseorangmanusia.

Badan-badanatauperkumpulan-perkumpulanitumempunyaikekayaansendiri,

ikutsertadalamlalulintashukumdenganperantarapengurusnya, dapatdigugat, dandapatjugamenggugat di muka hakim. Dengan demikian yang menjadi subjek hukum dalam hukum perdata adalah Orang pribadi dan/atau Badan hukum.

17. Bahwa berdasarkan Gugatan PARA PENGGUGAT gugatan

dimaksud ditujukan terhadap jabatan Walikota Bogor selaku Pejabat Tata Usaha Negara/Pejabat Pemerintahan (vide : Pasal 1 Angka 8 UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 1 Angka 3 UU No. 51 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan) selaku TERGUGAT. Dalam hal ini Walikota Bogor bukan merupakan orang maupun badan hukum, namun merupakan salah satu Penyelenggara Pemerintahan Daerah (vide Pasal 57 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah). Dengan demikian gugatan PARA PENGGUGAT kepada Walikota Bogor adalah salah menentukan Subjek Hukum Perdata, karena yang menjadi Subjek Hukum dalam perkara aquo seharusnya adalah Badan Hukum Publiknya, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia Cq. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Pemerintah Daerah (PemerintahKota Bogor).

18. Bahwa selain itukedudukan Walikota sebagai kepala daerahmempunyai tugas yang salah satunya mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan (vide Pasal 65ayat (1) huruf e. UU No. 23 Tahun 2014), makna dari kata mewakili daerahnya dalam ketentuan Pasal tersebut dapat diartikan bahwa walikota

(31)

Halaman 31 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

bukan sebagaipihak yang dapat memikul tanggung jawab secara hukum, akan tetapi Pemerintah Daerah sebagai pihak yang harus memikul tanggung jawab hukumnya, baik di dalam dan di luar pengadilan;

19. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka jelas Walikota tidakdapatdigugatdidalamperkaraperdatain casu atas dasar perbuatanmelawan hukum oleh penguasa (onrechtmatigeoverheaddaad),karenaWalikota

tidakdapatmemikultanggungjawabperdata, namun hanya terbatas untuk mewakili daerahnya;

20. Bahwa selain itu pula berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 36/KMA/SK/2013, Tanggal 22 Februari 2013)menyebutkan yang menjadi pihak Tergugat dalam Perkara Gugatan Warga Negara (Citizen Law Suit) adalah Pemerintah dan/atau Lembaga Negara. Dengan demikian Gugatan PARA PENGGUGAT yang menggugat Walikota Bogor selaku TERGUGAT adalah salah/keliru dalammenetapkan Subjek Hukum Gugatan;

21. Bahwa berdasarkanhal-hal yang teruraidi atas, TERGUGAT mohondenganhormat, sudilahkiranyaIbu/Bapak Majelis Hakim yang

memeriksa perkara a

quoberkenanmemutuskandanmenyatakanbahwaGugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT Error in Persona. Maka, Gugatan ini demi hukum harus ditolak atau setidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard). DALAM POKOK PERKARA:

(32)

Halaman 32 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

1. Bahwa TERGUGAT mohon agar dalil-dalil yang telah dikemukakan dalam Eksepsi di atas menjadi satu kesatuan dengan dan bagian yang tidak terpisahkan dari dalil-dalil dalam pokok perkara di bawah ini. 2. BahwaTERGUGAT menolaksemuadalil-dalilPARA PENGGUGAT

dalamGugatannyakecuali yang diakuisecarategas oleh TERGUGAT, dengandemikianPARA PENGGUGAT harusmembuktikansemuadalil-dalildalamGugatannya di persidangan (vide Pasal 163 HIR).

3. Bahwa TERGUGAT menolak seluruh dalil PARA PENGGUGAT dalam Gugatannya pada point III. Fakta Hukum angka1-16, Point IV. Sifat Perbuatan Melawan Hukum angka 1-8 dan Point V. Kerugian PARA PENGGUGAT point 1-2 serta Point VI. Terpenuhinya Perbuatan Melawan Hukum angka 1-5 halaman 6-12 yang pada pokoknya menjelaskan sekonyong-konyong muncul penganggaran yang berbeda oleh Tergugat berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 tanggal 6 November 2014 (Selanjutnya disebut Perda 7/2014), yang mana dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD Kantor Koperasi dan UMKM: 1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk relokasi Pedagang Kaki Lima adalah sebesar Rp. 49.200.000.000,- yang berbeda dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor Tahun Anggaran 2014dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 tertanggal 3 November 2014 (selanjutnya disebut Keputusan Gubernur Jabar Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014) dan Keputusan Pimpinan

(33)

Halaman 33 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

DPRD Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014tanggal 5 November 2014 (selanjutnya disebut SK DPRD No 903-13 Tahun 2014) sebesarRp 17.500.000.000,-

4. Bahwa TERGUGAT tidak secara tiba-tiba menetapkan nilai Rp 49.200.000.000,- penganggaran pengadaan tanah untuk relokasi

PKL Eks. Jalan MA. Salmun pada Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor dalam Perda 7/2014 dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 (selanjutnya disebut Perwali 38/2014) sebagaimana didalilkan oleh PARA PENGGUGAT dalam Gugatannya, namun penetapan anggaran tersebut telah melalui tahapan penganggaran sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Permendagri 27/2013)

5. Bahwa PARA PENGGUGAT keliru mengartikan Lampiran SK DPRD No 903-13 Tahun 2014, sebagaimana didalilkan dalam Posita Gugatan

(34)

Halaman 34 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

PARA PENGGUGAT pada angka 10 halaman 8 yang menurut PARA PENGGUGAT dalam Keputusan Pimpinan DPRD Kota Bogor dimaksud untuk penganggaran Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD masih tetap sama dengan hasil evaluasi Gubernur sejumlahRp 17.500.000.000,-

6. Bahwa Lampiran SK DPRD No 903-13 Tahun 2014 berupa Risalah Rapat Kerja Badan Anggaran DPRD Kota Bogor Bersama Pemerintah Kota Bogor Dalam Rangka Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 berisikan tanggapan/jawaban atas Keputusan Gubernur Jawa Barat yang mengutip LampiranKeputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 disertai dengan tanggapan/jawaban atas evaluasi tersebut dibagian bawah kutipan dimaksud ditandai dengan kalimat bercetak miring (italic). 7. Bahwa tanggapan/jawaban terhadap Keputusan Gubernur Jawa Barat

Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 pada point k angka 3) sebagaimana dikutip dalam SK DPRD No 903-13 Tahun 2014 yang menyebutkan: “terhadap penganggaran yang baru dialokasikan untuk Pengadaan Tanah dalam Perubahan APBD pada SKPD antara lain:

1) Dinas Pendidikan ...dst

2) Dinas Kebersihan dan Pertanaman ...dst.

(35)

Halaman 35 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

1.15.1.15.01.17.98 Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk relokasi Pedagang Kaki Lima semula tidak dianggarkan menjadi sebesar Rp. 17.500.000.000.000,00 seluruhnya dianggarkan untuk Belanja Modal Pengadaan Tanah Sarana Umum Pasar;

4) Sekretariat DPRD: ... dst.

5) Kecamatan Bogor Selatan: ...dst.

Dalam pelaksanaannya agar mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012... dst”

Tanggapan atas evaluasi Gubernur terhadap point k diatas adalah sebagai berikut sebagaimana tertulis dalam SK DPRD Nomor 903-13 Tahun 2014 dengan kalimat yang bercetak miring(italic):

“Pemerintah Kota Bogor akan mengevaluasi kegiatan pengadaan tanah ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari APBD.”

Dengan demikian PARA PENGGUGAT keliru melihat penganggaran Pengadaan Tanah pada Kantor Koperasi dan UMKM dalam SK DPRD Nomor 903-13 Tahun 2014 karena kalimat tersebut adalah kutipan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014. 8. Bahwa penambahan anggaran senilai Rp. 31.700.000.000,- (tiga puluh

(36)

Halaman 36 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Kantor Koperasi dan UMKM yang semula senilai Rp 17.500.000.000,- (tujuh belas milyar lima ratus juta rupiah) menjadi senilaiRp 49.200.000.000,- (empat puluh sembilan milyar dua ratus juta rupiah) terlihat secara umum dalam DIKTUM KEDUA SK DPRD Nomor 903-13 Tahun 2014.Jumlah Pendapatan dan Jumlah Belanja mengalami kenaikan dibandingkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor Nomor 188.324-31 Tahun 2014 tentang Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)Kota Bogor Terhadap Rancangan Peraturan Daerah (REPERDA)Kota Bogor tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 menjadi Peraturan Daerah (Selanjutnya disebut SK DPRD Nomor 188.324-31 Tahun 2014) tanggal15 Oktober 2014 sebelum diterbitkannya Evaluasi Gubernur Nomor: 903/Kep.1520-Keu/2014 tanggal 3 November 2014.

9. Bahwa kenaikan Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah dalam SK DPRD Nomor188.324-31 Tahun 2014 dan SK DPRD Nomor

903-13 Tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: N o Pendapatan dan Belanja Daerah SK DPRD Nomor 188.324-31 Tahun 2014 SK DPRD Nomor 903-13 Tahun 2014 Ken aika n Ang gara n 1 Jumlah Pendapatan Asli Daerah Rp. 1.710.735.485.43 2,- Rp. 1.753.515.632.92 7,- Rp. 42.7 80.1 47.4

(37)

Halaman 37 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG. 95,- 2 Jumlah Belanja Daerah Rp. 1.949.200.664.08 6,- Rp. 1.992.827.363.62 5,- Rp. 43.6 26.6 99.5 39,-

Berdasarkan tabel tersebut diatas terlihat adanya kenaikan Pendapatan senilai Rp42.780.147.495,-(empat puluh dua milyar tujuh ratus delapan puluh juta seratus empat puluh tujuh ribu empat ratus sembilan puluh lima rupiah) dan Belanja Daerahsenilai Rp43.626.699.539,- (empat puluh tiga milyar enam ratus dua puluh enam juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah) sebelum dan sesudah Evaluasi Gubernur Jawa Barat yang ditetapkan oleh Pimpinan DRPD Kota Bogor (TURUT TERGUGAT). Adapun kenaikan anggaran dimaksud berasal dari dana KurangSalurBagiHasilPajak Daerah danRetribusi Daerah daripenerimaanTahunAnggaran 2013 dantambahan Dana Bagi Hasildari PemerintahProvinsiJawa Barat serta Pendapatan lainnya.Penambahan anggaran tersebut diantaranya sebagian digunakan untuk kegiatan pengadaan lahan relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Eks Jalan MA. Salmun senilai Rp 31.700.000.000,- (tiga puluh satu milyar tujuh ratus juta rupiah). Dengan demikian yang awalnya sebesar Rp 17.500.000.000,- (tujuh belas milyar lima ratus juta rupiah) menjadi Rp 49.200.000.000,- (empat puluh sembilan milyar dua ratus juta rupiah).

10. Bahwa rincian Penggunaan penambahan anggaran sebagaimana dimaksud pada angka 9 di atas, dituangkan dalam Perda 7/2014 dan

(38)

Halaman 38 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Perwali 38/2014. Dengan demikian penganggaran Pengadaan Tanah untuk relokasi PKL Eks. MA. Salmun telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

11. Bahwa APBD Perubahan Kota

bogortersebutsebagaimanadituangkandalamPerda

7/2014,telahdilaksanakandanataspelaksanaan APBD PerubahantersebuttelahdilakukanpertanggungjawabanmelaluiPeratura n Daerah Kota Bogor Nomor 05 tahun 2015 (perda 05/2015) tanggal

04 Nopember 2015

tentangPertanggungjawabanPelaksanaanAnggaranPendapatandanBel anja Daerah tahunanggaran 2014;

12. Bahwapenetapan Perda 05/2015 telah melalui proses evaluasi Gubernur Jawa Barat sebagaimanadimaksudPasal 322ayat (1) danayat (2)Undang-UndangNomor23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU 23/2014),Pemerintah Daerah

dalammenetapkanperda 05/2015

melaluitahapanevaluasidarigubernursebelumditetapkan;

13. Bahwaevaluasigubernursebagaimana di uraikanpadaangka 12 diatas sesuai dengan ketentuan Pasal 322 ayat (2) UU 23/2014 untukmengujikesesuaianPerda 05/2015dengan Perda 7/2014 dan Perwali 38/2014 serta laporan hasil temuanBadan Pemeriksa Keuangan;

14. Bahwahinggasaatgugataninidiajukanoleh Para PenggugatPerda 05/2015 telahditetapkandantelahdilakukanevaluasiolehGubernur Jawa Barat;

15. BahwadengandemikianapabilaterdapatPerbuatanmelawanhokumdala m proses pelaksanaan APBD Perubahansebagaimana yang

(39)

Halaman 39 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

dituangkandalamPerda 7/2014 sudahsepatutnyaperda 05/2015 pastidibatalkanolehGubernurselakuwakildaripemerintahpusat;

16. Bahwaberdasarkanpenjelasantersebut di atastidakterdapatPerbuatan TERGUGAT yang dikualifikasikansebagaiPerbuatanMelawan Hukum,sehingga TERGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo Gugatan PENGGUGAT harusditolakatausetidaknyatidakdapatditerima.

MAKA, berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami mohon agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar menjatuhkan putusan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI :

1. Menerima Eksepsi TERGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menolak GugatanPARA PENGGUGAT seluruhnyaatausetidak-tidaknyamenyatakangugatantidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak GugatanPARA PENGGUGAT seluruhnyaatausetidak-tidaknyamenyatakangugatantidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);;

2. Menghukum PARA PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara;

Demikian Jawaban ini diajukan. Apabila Majelis Hakim yang terhormat mempunyai pertimbangan lain, kami kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap gugatanPara Penggugat tersebut pihak Turut Tergugat memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI:

(40)

Halaman 40 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

1. Bahwa pada dasarnya gugatan citizen lawsuit adalah mekanisme bagi Warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Penyelenggara Negara atau pemerintah atas kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga Negara. Kelalaian tersebut didalilkan sebagai Perbuatan Melawan Hukum oleh Penguasa, sehingga citizen law suit diajukan pada lingkup peradilan umum dalam hal ini perkara Perdata;

2. Bahwa alasangugatan citizen lawsuit Para Penggugat terhadap TERGUGAT a quo sebagaimana disebutkan dalil-dalilgugatan Penggugat pada angka III.No. 12 s/d. angka 16 yang pada pokoknya mempermasalahkan tindakan Tergugat yang telah menetapkan Anggaran sebesar Rp. 49.200.000.000,- guna Pelaksanaan Pengadaan Lahan Untuk Relokasi PKL Eks. Jalan MA Salmun sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 tanggal 6 November 2014, yaitu dalam Urusan : 1. URUSAN WAJIB Bidang Pemerintah : 1.15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah SKPD : 1.15.1.15.01.17.98 KANTOR KOPERASI DAN UMKM;

3. Bahwa menurtut dalil Para Penggugat Pengganggaran sebesar Rp. 49.200.000.000,- yang baru dialokasikan untuk pengadaan dalam perubahan APBD pada SKPD Kantor Koperasi dan UMKM : 1.15.1.15.01.17.98 mengenai Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Relokasi Pedagang Kaki Lima a quo yang berbeda dengan penganggaran dengan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 903/Kep.1520-Keu/2014 tertanggal 3 November 2014 tentang Evaluasi Rancangan

(41)

Halaman 41 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan dengan yang telah disetuji dalam Keputusan Pimpinan DPRD Kota Bogor Nomor 903-13 Tahun 2014 Tentang Persetujuan Penyempurnaan Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kota Bogor Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Dan Rancangan Peraturan Walikota Bogor Tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 Berdasarkan Hasil Evaluasi Gubernur Jawa Barat, yaitu sebesar Rp. 17.500.000.000,-;

4. Bahwa berdasarkan uraian sebagaimana telah diterangkan tersebut di atas, maka tindakan Tergugat yang dipermasalahan oleh Para Penggugat dalam gugatan a quo citizen lawsuit adalah berkaitan dengan tindakan Tergugat yang telah menetapkan Anggaran pada Kantor Koperasi dan UMKM kode : 1.15. Program dan Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Lahan Untuk Untuk Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Eks. Jl. MA. Salmun Kode : 1.15.1.15.02.17.98 sebesar Rp. 49.200.000.000,- sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 ;

(42)

Halaman 42 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

5. Bahwa menurut ketentuan Pasal 1 angka 32 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menentukan bahwa : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda),selanjutnya Ketentuan Pasal 15 ayat (4) Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, juga menentukan : APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah;

6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 32 UU No. 23 Tahun 2014 dan ketentuan Pasal 15 ayat (4) Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tersebut diatas, maka Perda Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 a quo adalah merupakan produk hukum daerah/peraturan perundang-undangan daerah sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 25 dan Pasal 246 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah jo. Pasal 236 UU No. 23 Tahun 2014 jo.Pasal 7 dan Pasal 80 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan jo. Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 80 Tahun 2015 tentang Produk Hukum Daerah; 7. Bahwa Perda Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 dan Peraturan

Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 adalah merupakan produk hukum daerah/peraturan perundang-undangan daerah, maka Perda a quo telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 2 Seri A, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 244 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah jo. Pasal 122 Peraturan Menteri Dalam

(43)

Halaman 43 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

Negeri No. 80 Tahun 2015 tentang Produk Hukum Daerah, sedangkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 telah diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 5 Seri A, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 248 UU No. 23 Tahun 2014 jo. Pasal 123 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 80 Tahun 2015 (Vide : Pra Buki – TT.2 dan Pra Bukti – TT.3);

8. Bahwa selain alasan tersebut di atas, secara materiil dan substanstif faktanya bahwa materi muatan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 a quo adalah merupakan kebijakan (Diskresi) umum Pemerintah Daerah yang merupakan dasar pengelolaan keuangan tahunan daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara sebagaimana ditentukan Pasal 1 angka 33 jo. Pasal 309 UU No. 23 Tahun 2014 dan Pasal 15 Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Bahwa sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas, maka suatu kebijakan (Diskresi) tidak dapat diuji oleh Peradilan Umum in casu Pengadilan Negeri Bogor (lihat : Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No. 709 K/Sip/1973, tertanggal 12 Desember 1973 dalam perkara antara S. Masjihor lawan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Pontianak);

10. Bahwa oleh karena tindakan Tergugat yang telah menetapkan Anggaran guna Pelaksanaan Pengadaan Lahan Untuk Relokasi PKL Eks. Jl. MA Salmun telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Kepala Daerah (Perwali) in casu

(44)

Halaman 44 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Lampiran Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tanggal 17 November 2014 a quo adalah merupakan produk hukum daerah/peraturan perundang-undangan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana telah disebutkan di atas, maka untuk menguji apakah terbitnya Peraturan Daerah (Perda) a quo telah bertentangan dengan hukum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi seharusnya Para Penggugat mengajukan Judicial Review (hak uji materiil) kepada Mahkamah Agung RI terhadap Perda Nomor 7 Tahun 2014 dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 a quo sebagiamana diatur dalam ketentuan Pasal 24A ayat (1) UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, Pasal 20 ayat (2) huruf b UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 31 UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Sebagaiamana telah diubah terakhir dengan UU No. 3 Tahun 2009 jo. Pasal 9 ayat (2) UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

11. Bahwa oleh karena gugatan citizen lawsuit a quo pada dasarnya berkaitan secara substanstif dan kualitatif termasuk kedalam perkara Judicial Review (hak uji materiil)sehubungan dengan tindakan Tergugat yang telah menetapkan Anggaran guna Pelaksanaan Pengadaan Lahan Untuk Relokasi PKL Eks. Jl. MA Salmun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota in casu Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor

(45)

Halaman 45 dari 65 halaman. Putusan No 33/PDT/2017/PT.BDG.

7 Tahun 2014 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 2 Seri A) dan Peraturan Walikota Bogor Nomor 38 Tahun 2014 a quo (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 5 Seri A), maka jelas gugatan Para Penggugat dalam perkara a quo adalah merupakan kompetensi (kewenangan) Mahkamah Agung RI sebagaimana telah diatur dalam ketentuan Pasal 31 UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 3 Tahun 2009;

12. Bahwa dengan demikian, maka jelas objek gugatan citizen lawsuit Para Penggugat dalam perkara a quo adalah nyata-nyata bukanlah suatu Perbuatan Melawan Hukum yang disebabkan oleh kelalaian Penyelenggara Negara atau pemerintah dalam pemenuhan hak-hak warga negara dan hak warga negara yang gagal dipenuhi oleh Negara atau Pemerintah in casu Tergugat; 13. Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimna telah diuraikan

tersebut di atas, maka Peradilan Umum in casu Pengadilan Negeri Bogor tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo;

14. Bahwa dengan demikian sesuai dengan asas peradilan yang mudah, cepat dan sederhana, maka eksepsi kompetensi absolut ini sudah seharusnya diterima dan dikabulkan untuk seluruhnya oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bogor yang memeriksa dan mengadili perkara Nomor :53/Pdt. G/2015/PN.Bgr. dengan menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bogor yang memeriksa perkara a

Referensi

Dokumen terkait

P roses untuk menyajikan rezim Orba sebagai realitas yang paling sah, secara implisit merupakan proses untuk membuat semua sosok tandingannya sebagai sesuatu yang tidak masuk

[r]

Demikian diumumkan untuk diketahui dan bagi peserta yang akan mengajukan sanggah diberi waktu selama 5 (Lima) hari kerja sejak tanggal Pengumuman ini, disertai bukti terjadinya

Putusan Sidang Penyelesaian Sengketa Bisnis di Luar Pengadilan Berdasarkan Hukum di Indonesia ... Sumber Hukum Penyelesaian Sengketa Bisnis di Luar Pengadilan di

Sedangkan 2 kabupaten/kota lainnya ( Tana Tidung dan Tarakan) masih mengalami kenaikan produksi masing-masing sebesar 248 ton dan 182 ton.. Kemudian mengalami penurunan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

1) Modified Jones model merupakan model untuk memperbaiki kelemahan model Jones yang awalnya hanya menggunakan perubahan pendapatan, yaitu dengan cara menambahkan

Setiap pasien yang yang sudah diidentifikasi dan dari hasil asesmennya dianggap berisiko di wajibkan untuk menggunakan gelang warna kuning (gelang pasien risiko