• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Geger danSMKN 2 Jiwan,. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, tahap pertama menggambarkan kegiatan Bussines Center yang dipilih dengan metode pendekatan kualitatif, tahap kedua melakukan uji coba model yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif melalui angket.

2. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan

a. Analisis Letak dan Kondisi Geografi Kabupaten Madiun

Secara umum Pemerintah Kabupaten Madiun berkedudukan di Jalan Aloon aloon Utara No. 4 Madiun, Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Madiun. Luas wilayah Kabupaten Madiun 101.086 Ha yang terbagi dalam 15 Kecamatan dan 8 Kelurahan dan 198 desa. Secara

Timur. Adapun secara administratif Kabupaten Madiun memiliki batas wilayah :

Sebelah Barat : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo

Sebelah Timur : Kabupaten Nganjuk

Topografi di Kabupaten Madiun membujur dari utara ke selatan dengan posisi terendah terdapat di lembah Bengawan Madiun berdekatan dengan pusat Kota Madiun dengan ketinggian 21 100 mdpl. Kemudian berturut turut kearah selatan yang semakin bertambah tinggi hingga ketinggian hampir 2000 mdpl. Untuk lebih jelasnya topografi beserta luasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

(2)

commit to user

Tabel 6. Luas Topografi Kabupaten Madiun

No Kecamatan Luas Topografi

0-50 mdpl 50-100mdp l 100-500mdpl 500-1000md pl 1000-2000mdp l >2000m dpl Jumlah 1 Kebonsari 0,00 3.940,16 804,84 0,00 0,00 0,00 4.745,00 2 Geger 0,00 2.427,94 1.233,06 0,00 0,00 0,00 3.661,00 3 Dolopo 0,00 0,41 4.881,93 2,66 0,00 0,00 4.885,00 4 Dagangan 0,00 485,14 5.134,75 1.378,99 237,12 0,00 7.236,00 5 Wungu 0,00 1.809,78 2.744,22 0,00 0,00 0,00 4.554,00 6 Kare 0,00 0,00 8.885,10 6.125,13 4.002,56 72,21 19.085,00 7 Gemarang 0,00 0,00 0,18 8.790,93 1.391,16 14,73 10.197,00 8 Saradan 0,00 2.540,13 12.579,44 172,42 0,00 0,00 15.292,00 9 Pilangkenceng 0,00 6.034,58 2.099,42 0,00 0,00 0,00 8.134,00 10 Mejayan 0,00 2.290,89 3.231,11 0,00 0,00 0,00 5.522,00 11 Wonoasri 0,00 2.059,79 1.333,21 0,00 0,00 0,00 3.393,00 12 Balerejo 0,00 5.198,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.198,00 13 Madiun 1,89 3.263,73 327,38 0,00 0,00 0,00 3.593,00 14 Sawahan 12,07 2.202,93 0,00 0,00 0,00 0,00 2.215,00 15 Jiwan 0,00 3.376,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.376,00 JUMLAH 13,96 35.629,49 43.254,63 16.470,13 5.630,84 86,95 101.086,0 Sumber : Pokja Sanitasi Kab Madiun 2015

(3)

commit to user

b. Analisis Potensi Kabupaten Madiun 1. Peta Potensi Kabupaten Madiun

(4)

commit to user

1.1 Potensi Pertanian

Kabupaten Madiun sebagian besar wilayahnya lahan pertanian dan hutan sehingga dimaksimalkan sebagai daerah agraris. Hasil pertanian Padi dan Polowijo dapat di gambarkan pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Luas Tanam Padi Kabupaten Madiun Tahun 2015 (m2)

No Kecamatan Padi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Kebonsari 6.850 47.306,10 2 Geger 4.583 31.650,20 3 Dolopo 3.302 22.803,61 4 Dagangan 4.749 32.796,59 5 Wungu 5.714 39.460,88 6 Kare 2.817 19.454,20 7 Gemarang 2.377 16.415,56 8 Saradan 6.493 44.840,66 9 Pilangkenceng 7.605 52.520,13 10 Mejayan 5.011 34.605,97 11 Wonoasri 3.652 25.220,71 12 Balerejo 9.873 68.182,94 13 Madiun 5.338 36.864,23 14 Sawahan 3.526 24.350,56 15 Jiwan 4.290 29.626,74 Jumlah / Total 76.180 526.099,08 Sumber : BPS Madiun 2015

Berdasarkan tabel di atas produksi padi Kabupaten Madiun secara keseluruhan mencapai 526.0099,08 dan luas panen seluas 76.180 Ha per tahun. Daerah yang paling banyak jumlah produksi padi adalah kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. Dengan demikian, Kabupaten

(5)

commit to user

Madiun dapat dikatakan sebagai daerah berpotensi tinggi dalam bidang pertanian khususnya pada tanaman pangan yaitu padi.

Tabel 8. Luas Tanam Polowijo Kabupaten Madiun

No Kecamatan

Ubi / Ketela Kacang Tanah Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Kebonsari 29 451,94 257 459,77 2 Geger - - 24 42,94 3 Dolopo 579 9.023,14 212 379,27 4 Dagangan 104 1.620,74 - - 5 Wungu 28 436,35 141 252,25 6 Kare 1.143 17.812,50 108 193,21 7 Gemarang 1.133 17.656,67 43 76,93 8 Saradan 764 11.906,18 53 94,82 9 Pilangkenceng 64 997,38 34 60,83 10 Mejayan 527 8.212,77 90 161,01 11 Wonoasri 170 2.649,28 54 96,61 12 Balerejo 3 46,75 - - 13 Madiun 6 93,50 2 3,58 14 Sawahan - - 4 7,16 15 Jiwan 10 155,84 52 93,03 Jumlah / Total 4.560 71.063,04 1.074 1.921,39 Sumber : BPS Madiun 2015

Berdasarkan tabel di atas, luas panen tanaman Ubi / Ketela di Kabupaten Madiun seluas 4.560 Ha dan produksi sebesar 71.063,04 Ton per tahun. Sementara, tanaman Kacang Tanah memiliki luas panen seluas 1.074 Ha dan produksi sebesar 1.921,34 ton per tahun. Dengan Demikian, daerah yang memiliki rata rata paling banyak hasil panen Ubi/ Ketela yaitu pada kecamatan Gemarang sebesar 17.656,67 ton per tahun dan Kecamatan Kare 17.812,50 ton per tahun. Untuk tanaman kacang tanah yang rata rata paling banyak hasil panennya yaitu

(6)

commit to user

kecamatan Kebonsari sebesar 459,77 ton/tahun dan Kecamatan Dolopo 379,27 ton/tahun.

1.2 Potensi Buah buahan

Tabel 9. Potensi Buah buahan

No Kecamatan Jambu Mete Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Kebonsari - - 2 Geger 1.581 950 3 Dolopo 424 276 4 Dagangan 612 69 5 Wungu 3.079 2.064 6 Kare 142 42 7 Gemarang 250 100 8 Saradan 3.156 1.775 9 Pilangkenceng 1.289 822 10 Mejayan 495 89 11 Wonoasri 742 65 12 Balerejo 1.424 624 13 Madiun 1.447 205 14 Sawahan 1.057 80 15 Jiwan 1.546 122 Jumlah / Total 17.244 7.283 Sumber : BPS Madiun, 2015

Berdasarkan tabel di atas, Tanaman buah Jambu Mete di Kabupaten Madiun memiliki luas panen seluas 17.244 dan produksi sebesar 7.283 Ton per tahun.

1.3 Potensi Peternakan dan Perikanan Tabel 10. Potensi Peternakan

No Kecamatan Sapi Potong

Bebek Petelur

(7)

commit to user

1 Kebonsari 1.252 1.222 2 Geger 599 776 3 Dolopo 976 252 4 Dagangan 556 1.017 5 Wungu 1.282 1.354 6 Kare 1.853 1.290 7 Gemarang 1.283 711 8 Saradan 4.407 2.285 9 Pilangkenceng 4.232 955 10 Mejayan 1.480 220 11 Wonoasri 1.388 904 12 Balerejo 2.827 1.073 13 Madiun 987 183 14 Sawahan 783 168 15 Jiwan 1.773 924 Jumlah / Total 25.680 13.334

Berdasarkan tabel di atas daerah yang paling berpotensi menghasilkan sapi potong adalah kecamatan Saradan, Kecamatan Pilangkenceng, dan Kecamatan Balerejo. Sedangkan daerah yang berpotensi paling banyak menghasilkan bebek petelur adalah Kecamatan Saradan, kecamatan Kebonsari, dan Kecamatan Gemarang.

Tabel 11. Potensi Perikanan

No Kecamatan Rumah Tangga Budidaya Ikan Ikan Lele (Rumah Tangga) Produksi Tangkap (kg) 1 Kebonsari 247 133 355.905 2 Geger 218 115 251.229 3 Dolopo 162 85 134.204 4 Dagangan 72 32 77.794

(8)

commit to user

5 Wungu 130 73 123.224 6 Kare 31 8 45.370 7 Gemarang 48 29 54.000 8 Saradan 112 74 141.252 9 Pilangkenceng 74 56 108.110 10 Mejayan 25 10 54.000 11 Wonoasri 34 20 68.780 12 Balerejo 116 58 110.115 13 Madiun 98 62 111.125 14 Sawahan 89 65 111.789 15 Jiwan 195 155 446.535 Jumlah / Total 1.651 975 2.415.195

Beradasarkan tabel di atas rumah tangga perikanan Kabupaten Madiun berjumlah 1.651. Rumah tangga ikan lele keseluruhan berjumlah 975 dan menghasilkan panen/ tangkap sebesar 2.415.195 kg/ tahun atau sebesar 22.415,195 ton.

1.4 Potensi Kehutanan

Tabel 12. Potensi Hutan Produksi

No Kecamatan Hutan Produksi (Ha)

1 Kebonsari 296,32 2 Geger 411,67 3 Dolopo 973 4 Dagangan 1.654,87 5 Wungu 577,64 6 Kare 3.116,96 7 Gemarang 2.712,64 8 Saradan 1.342,55 9 Pilangkenceng 803,08 10 Mejayan 535,96 11 Wonoasri 131,00

(9)

commit to user

12 Balerejo 242,00 13 Madiun 164,00 14 Sawahan 104,00 15 Jiwan 130,00 Jumlah / Total 13.195,87

Berdasarkan tabel di atas potensi produksi hutan di Kabupaten Madiun sebesar 13.195,87 ha. Daerah yang memiliki produksi hasil hutan paling banyak di Kabupaten Madiun di dominasi oleh keamatan Kare yang menghasilkan 3.116,96 ha, kecamatan Gemarang yang menghasilkan 2.712,64 ha, kecamatan Dagangan yang menghasilkan 1.654,87 ha, dan Kecamatan Saradan yang menghasilkan 1.342,55 ha.

2. Perindustrian Kabupaten Madiun

Kegiatan Industri yang berkembang di Kabupaten Madiun terdiri dari industri besar, industry kecil, dan industri rumah tangga. Kegaiatan industry kecil dan rumah tangga terdiri dari beberapa sentra yang terdapat di Kabupaten Madiun antara lain sentra pengolahan kayu yang menghasilkan mebel, anyaman, dan perlatan rumah tangga. Berkembang juga industry pengolahan bahan makanan yang menjadi makanan khas tradisional Kabupaten Madiun seperti sambel pecel, krupuk lempeng, Brem, dan madu mongso. Juga berkembang industry kecil seperti kain batik, makanan (tahu, tempe), dan lain lain. Sedangkan, untuk industry besar terlihat pada Pabrik Gula Pagotan yang merupakan salah satu industry yang bersifat strategis secara dalam hal penyediaan gula di Jawa Timur maupun nasional.

3. Keterkaitan Potensi Pertanian dan Potensi Perindustrian pada Bussines Center SMK di Kabupaten Madiun

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah yang menyediakan layanan pengembangan kewirausahaan. Dengan adanya mata pelajaran kewirausahaan memberikan nilai yang berbeda

(10)

commit to user

bagi SMK yang bertujuan agar siswa nantinya dapat menghadapi tantangan hidup dengan berbagai resiko yang dihadapi.

Pembelajaran Kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam bentuk Bussines Center yang dirancang dalam bentuk berbasis produksi dan bisnis. Kegiatan Bussines Center SMK pada umumnya juga di Indonesia, juga dilakukan oleh SMK Kabupaten Madiun. Dengan demikian, peneliti megembangkan Kegiatan Bussines Center SMK di Kabupaten Madiun pada potensi wilayah Kabupaten Madiun.

Dari berbagai potensi unggulan Kabupaten Madiun peneliti membatasi pada industry kecil dan rumah tangga untuk produk yang akan dikembangkan pada Bussines Center SMK. Produk yang dipilih untuk menjadi produk unggulan Bussines Center SMK ada 8 jenis yaitu : lempeng puli, sambal kacang, mete,abon sapi, anyaman bamboo, dan abon lele.

Tabel 13. Jenis Produk Unggulan Bussines Center SMK No Bahan

dasar produk

Nama produk

Gambar produk Daerah penyedia bahan baku Keterangan 1 Padi Lempeng Puli Seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun yang didominasi oleh Kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. Bahan tersedia Proses mudah Respon Pasar baik 2 Kacang Tanah Sambel kacang Kecamatan Gemarang dan Kecamatan Kare Bahan tersedia Proses mudah Banyak penggemar Respon Pasar

(11)

commit to user

baik 3 Ubi/ Ketela Kripik Ketela Produksi terbanyak Kecamatan Gemarang dan Kecamatan Kare. Bahan tersedia Proses mudah Banyak penggemar 4 Jambu Mete Mete Seluruh Kecamatan di Kabupaten Madiun dan produksi terbanyak di Kecamatan Wungu dan Kecamatan Saradan Bahan baku mudah Proses mudah Banyak penggemar Respon pasar baik Harga terjangkau 5 Telur Bebek

Telur Asin Kecamatan

Saradan, Kecamatan Kebonsari, dan Kecamatan Gemarang Poses Mudah Respon pasar baik Bahan tersedia Harga terjangkau 6 Daging Sapi

Abon Sapi Kecamatan

Saradan dan Kecamatan Pilangkenceng Bahan tersedia Proses mudah Banyak penggemar

(12)

commit to user

Respon pasar baik 7 Bamboo Kerajinan Anyaman Bambu Kecamatan Kare, Kecamatan Gemarang, dan Kecamatan Dagangan Bahan tersedia Butuh kreativitas tinggi Respon pasar baik

8 Ikan Lele Abon Lele Kecamatan

Kebonsari, Kecamatan Geger, dan Kecamatan Jiwan Proses Mudah Bahan tersedia Respon pasar baik c. Analisis Guru

Guru kewirausahaan di SMK Kabupaten Madiun berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 guru kewirausahaan di SMKN 1 Geger dan 2 guru kewirausahaan SMKN 2 Jiwan dengan kualifikasi S1 Pendidikan Ekonomi, dengan artian guru kewirausahaan tersebut adalah lulusan Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan.

Segi keprofesionalan guru untuk mata pelajaran kewirausahaan, ketiga guru kewirausahaan sudah masuk kategori guru professional karena telah mendapatkan sertifikat pendidik melalui jalur PLPG pada tahun 2012. Hasil observasi pada proses pembelajaran kewirausahaan, guru masih mendominasi ceramah dan Kegiatan Belajar Mengajar masih sering bersifat teori bukan praktik sehingga siswa merasa jenuh dan cenderung pasif, sementara untuk memiliki jiwa kewirausahaan salah satu yang harus dimiliki siswa adalah berinovasi dan daya kreatifas yang tinggi.

(13)

commit to user

d. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMK

Hasil pengamatan lingkungan belajar di SMKN 1 Geger memiliki lingkungan yang kondusif karena tempat belajar jauh dari lokasi bising, sarana prasarana dan perlengkapan sekolah juga sangat mendukung untuk terciptanya proses belajar mengajar. Selain itu, di SMKN 1 Geger juga memiliki Bussines Center yang bisa dijadikan sebagai tempat praktik kewirausahaan siswa.

Siswa kelas XI bisnis manajemen di SMKN 1 Geger terdiri dari 30 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kewirausahaan para siswa diorientasikan dengan berbagai program yang dirancang untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan melihat sejauh mana semangat kewirausahaannya.

Hasil pengamatan di SMKN 2 Jiwan tidak jauh berbeda dengan SMKN 1 Geger yang memiliki suasana belajar mengajar kondusif dan juga memiliki sarana prasarana yang mendukung untuk terciptanya proses belajar mengajar.

Keberadaan Bussines Center di SMKN 2 Jiwan merupakan wadah yang digunakan untuk menunjang mata pelajaran kewirausahaan melaui praktik. Dengan praktik kewirausahaan diharapkan siswa siswa di SMKN 2 Jiwan akan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi.

3. Pengembangan Model

a. Hasil Pengembangan Draft Awal

Tahap pengembangan draf awal ini dilakukan untuk menghasilkan SOP (Standart Operation Product) Bussines Center yang memenuhi criteria layak digunakan. Instrumen ini divalidasi oleh satu dosen ahli pengembangan dan guru praktisi yang memenuhi criteria sesuai bab III, hasil pengembangan draf awal SOP terdapat dalam lampiran.

b. Hasil Penilaian SOP ( Standart Operation Product) 1) Penilaian oleh Ahli Pengembangan

Penilaian ahli pengembangan SOP (Standart Operation Product) ini dilakukan oleh Dosen dari UNMER Madiun dengan kualifikasi Magister bidang ilmu Manajemen dan Magister Ilmu Komunikasi. Hal

(14)

commit to user

yang dinilai dalam SOP (Standart Operation Product) ini adalah aspek kelayakan. Hasil pengolahan angket penilaian SOP (Standart Operation Product) Bussines Center oleh ahli pengembangan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Penilaian SOP oleh Ahli Pengembangan ASPEK PENILAIAN BAHASA

INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI

a. Lugas

1. Ketepatan struktur kalimat. 4

2. Keefektifan kalimat. 4

3. Kebakuan istilah 5

b. Komunikatif 4. Keterbacaan pesan. 3

5. Ketepatan penggunaan kaidah bahasa. 5

c. Dialogis dan Interaktif

6. Kemampuan memotivasi pesan atau

informasi. 3

7. Kemampuan mendorong berjiwa

kewirausahaan. 4

d. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir

8. Ketentuan dan keterpaduan dengan

praktek Bussines Center. 4

9. Keruntutan dan keterpaduan dengan

praktek Bussines center. 4

e. Penggunaan Istilah, simbol atau ikon

10. Konsistensi penggunaan istilah 3 11. Konsistensi penggunaan simbol atau

ikon. 4

ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan

Program Bussines Center 12. Kelengkapan materi 5

b. Keakuratan

13. Keakuratan konsep 4

14. Keakuratan gambar, diagram dan

ilustrasi. 3

15. Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4 c. Kemutakhiran 16. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu. 4

17. Gambar, diagram dan ilustrasi

aktual. 4

18. Kemutakhiran pustaka. 3

ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN

a. Teknik Penyajian

19. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan praktek Bussines Center. 5 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan peserta didik. 4 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan. 5

22. Bagian Isi. 5

(15)

commit to user

Total 94

Persentase Pencapaian 81. 74%

Berdasarkan besaran angka yang didapat 81,74% diatas > dari skor tingkat pencapaian 60% sehingga dapat disimpulkan bahwa SOP (Standart Operation Product) layak untuk digunakan.

2) Penilaian oleh Ahli Praktisi

Penilaian praktisi dilakukan oleh guru kewirausahaan yang tersiri dari 1 guru kewirausahaan SMKN 1 Geger dan 2 guru kewirausahaan di SMKN 2 Jiwan dengan kualifikasi minimal S1 Pendidikan Ekonomi. Hal yang dinilai dalam SOP (Standart Operation Product) aspek penilaian bahasa, aspek kelayakan isi, dan aspek kelayakan penyajian. Hasil penilaian ahli praktisi dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini:

Tabel 15. Hasil Penilaian Ahli Praktisi SMKN 1 Geger ASPEK PENILAIAN BAHASA

INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI

a. Lugas

1. Ketepatan struktur kalimat. 5

2. Keefektifan kalimat. 5

3. Kebakuan istilah 4

b. Komunikatif

4. Keterbacaan pesan. 4

5. Ketepatan penggunaan kaidah

bahasa. 3

c. Dialogis dan Interaktif

6. Kemampuan memotivasi pesan atau

informasi. 4

7. Kemampuan mendorong berjiwa

kewirausahaan. 5

d. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir

8. Ketentuan dan keterpaduan dengan

praktek Bussines Center. 5 9. Keruntutan dan keterpaduan dengan

praktek Bussines center. 5 e. Penggunaan Istilah,

simbol atau ikon

10.Konsistensi penggunaan istilah 5 11.Konsistensi penggunaan simbol atau

ikon. 4

ASPEK KELAYAKAN ISI

a. Kesesuaian materi dengan Program Bussines Center

(16)

commit to user

b. Keakuratan

13. Keakuratan konsep 4

14. Keakuratan gambar, diagram dan

ilustrasi 4

15. Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4

c. Kemutakhiran

16. Kesesuaian materi dengan

perkembangan ilmu. 4

17.Gambar, diagram dan ilustrasi

aktual. 5

18. Kemutakhiran pustaka. 5

ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN

a. Teknik Penyajian

19. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan praktek Bussines Center. 5 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan siswa. 4 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan. 5

22. Bagian Isi. 4

23. Bagian Penutup. 5

Total 104

Persentase Pencapaian 90. 43%

Penilaian praktisi SMKN 1 Geger persentase pencapaian 90.43%. besarnya angka 90.43% lebih dari 60%, sehingga SOP ini menurut praktisi layak digunakan.

Tabel 16. Hasil Penilaian Ahli Praktisi 1 SMKN 2 Jiwan ASPEK PENILAIAN BAHASA

INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI

a. Lugas

1. Ketepatan struktur kalimat. 4

2. Keefektifan kalimat. 4

3. Kebakuan istilah 5

b. Komunikatif

4. Keterbacaan pesan. 5

5. Ketepatan penggunaan kaidah

bahasa. 4

c. Dialogis dan Interaktif

6. Kemampuan memotivasi pesan atau

informasi. 5

7. Kemampuan mendorong berjiwa

kewirausahaan. 5

d. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir

8. Ketentuan dan keterpaduan dengan

praktek Bussines Center. 5 9. Keruntutan dan keterpaduan dengan

praktek Bussines center. 5 e. Penggunaan Istilah, 10. Konsistensi penggunaan istilah 5

(17)

commit to user

simbol atau ikon 11. Konsistensi penggunaan simbol

atau ikon. 4

ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan

Program Bussines Center 12. Kelengkapan materi 4

b. Keakuratan

13. Keakuratan konsep 4

14. Keakuratan gambar, diagram dan

ilustrasi. 5

15. Keakuratan notasi, simbol, dan

ikon. 4

c. Kemutakhiran

16. Kesesuaian materi dengan

perkembangan ilmu. 5

17. Gambar, diagram dan ilustrasi

aktual. 5

18. Kemutakhiran pustaka. 5

ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN

a. Teknik Penyajian

19. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan praktek Bussines

Center. 4

b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan peserta didik. 5 c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan. 5

22. Bagian Isi. 5

23. Bagian Penutup. 4

Total 106

Persentase Pencapaian 92. 17%

Hasil penilaian praktisi SMKN 2 Jiwan oleh guru kewirausahaan 1 diperoleh persentase sebesar 92.17%. Persentase 92.17% diartikan lebih dari 60%, sehingga SOP Bussines Center menurut praktisi layak untuk digunakan.

Tabel 17. Hasil penilaian praktisi 2 SMKN 2 Jiwan

ASPEK PENILAIAN BAHASA

INDIKATOR PENILAIAN BUTIR PENILAIAN NILAI

a. Lugas 1. Ketepatan struktur kalimat. 5

2. Keefektifan kalimat. 5

3. Kebakuan istilah 4

b. Komunikatif 4. Keterbacaan pesan. 4

(18)

commit to user

c. Dialogis dan Interaktif

6. Kemampuan memotivasi pesan atau

informasi. 5

7. Kemampuan mendorong berjiwa

kewirausahaan. 4

d. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir

8. Ketentuan dan keterpaduan dengan praktik

Bussines Center. 4

9. Keruntutan dan keterpaduan dengan praktik

Bussines center. 4

e. Penggunaan Istilah,

simbol atau ikon 10. Konsistensi penggunaan istilah 5 11. Konsistensi penggunaan simbol/ikon. 4

ASPEK KELAYAKAN ISI a. Kesesuaian materi dengan

Program Bussines Center 12. Kelengkapan materi 4

b. Keakuratan 13. Keakuratan konsep 4

14. Keakuratan gambar, diagram dan ilustrasi. 5 15. Keakuratan notasi, simbol, dan ikon. 4

c. Kemutakhiran

16. Kesesuaian materi dengan perkembangan

ilmu. 5

17. Gambar, diagram dan ilustrasi aktual. 5

18. Kemutakhiran pustaka. 5

ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN

a. Teknik Penyajian

19. Konsistensi sistematika sajian dalam

kegiatan praktek Bussines Center. 5 b. Penyajian Pembelajaran 20. Keterlibatan siswa. 4

c. Kelengkapan Penjajian 21. Bagian pendahuluan. 4

22. Bagian Isi. 4

23. Bagian Penutup. 4

Total 105

Persentase Pencapaian 91. 30%

Penilaian praktisi guru kewirausahaan 2 SMKN 2 Jiwan diperoleh persentasi sebesar 91.30%. Besaran angka 91.30% lebih dari 60%, hal ini berarti SOP Manajemen Bussines Center layak digunakan.

d. Revisi Desain

Tahapan validitas yang dilakukan oleh ahli pengembangan dan ahli praktisitidak sebatas aspek yang tersaji dalam angket, akan tetapi ahli

(19)

commit to user

pengembangan dan ahli praktisi diberikan keleluasaan untuk memberikan komentar dan saran untuk perbaikan SOP Manajemen Bussines Center.

Setelah SOP Manajemen Bussines Center diperbaiki maka SOP Manajemen Bussines Center akan siap digunakan untuk uji coba produk. Komentar saran dan hasil perbaikan SOP MBC ditunjukkan dalam Tabel 18 berikut ini :

Tabel 18. Saran dan Hasil Revisi Ahli Pengembangan dan Ahli Praktisi

Saran Perbaikan

Ahli Pengembangan

1. SOP dibuat sistematis dengan mengidentifikasi kondisi riil sehingga alur SOP bisa disusun secara runtut dan kronologis 2. Konsisten penggunaan

istilah, singkatan, dan tanda tanda supaya lebih mudah dipahami.

SOP sudah diperbaiki dan dibuat sistematis dengan kondisi riil dan kronologis.

Konsistensi penggunakan istilah sudah diperbaikai sehingga lebih mudah untuk dipahami.

Ahli Praktisi Perbaikan

1. Menambah Job Description dalam Manajemen Bussines Center

2. Perbaikan alur kerja (SOP) sehingga sistematis dan runtut

3. Menambah SOP

keterlibatan peserta didik dalam MBC

4. Rapikan layout dalam penulisan

Job description dalam SOP sudah ditambahkan

Alur Kerja / SOP MBC sudah diperbaiki sehingga sistematis dan runtut

SOP keterlibatan siswa sudah ditambahkan

(20)

commit to user

4. Hasil Uji Coba Produk

Uji coba produk SOP MBC yang dilakukan kepada 10 siswa XI Bisnis Manajemen terdiri dari 5 siswa dari SMKN 1 Geger dan 5 siswa dari SMKN 2 Jiwan, 10 siswa tersebut diambil secara acak. Hasil tanggapan uji coba produk oleh 10 siswa kelas XI Bisnis Manajemen dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini:

Tabel 19. Hasil Uji Coba Produk 10 Siswa

No Pernyataan Nilai

Rerata

ASPEK TAMPILAN 3.5

1 Teks atau tulisan pada modul ini mudah dibaca. 3.5 2 Gambar yang disajikan jelas atau tidak buram. 3.2 3 Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan

tidak terlalu sedikit) 3.7

4 Adanya keterangan pada setiap gambar yang disajikan dalam

modul ini. 3.8

5 Gambar yang disajikan menarik. 3.5

6 Gambar yang disajikan sesuai dengan materi. 3.8 ASPEK PENYAJIAN MATERI

7 SOP ini menjelaskan suatu konsep yang berkaitan dengan

kegiatan Bussines Center. 3.3

10 Penyajian dalam SOP ini mendorong saya untuk berdiskusi

dengan teman-teman yang lain. 3.5

11 Penyajian SOP ini berkaitan dengan materi ekonomi akuntansi yang lain atau dengan mata pelajaran yang lain

dalam pemecahan masalah dan penerapannya. 3.5 12 Saya dapat memahami materi dengan mudah. 3.6 13 Materi yang disajikan dalam modul sudah runtut. 3.4 14 Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap

dengan mudah. 3.7

15 Saya dapat dengan mudah memahami kalimat yang

digunakan dalam modul ini. 3.8

16 Tidak ada kalimat yang menimbulkan makna ganda dalam

modul ini. 3.8

17 Saya dapat memahami lambang atau symbol yang digunakan

pada modul ini. 3.3

18 Saya dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam

(21)

commit to user

H

asil uji coba pemakaian diperoleh persentase pencapaian 89.3%. besaran angka 89.30% lebih dari 60 %, sehingga SOP MBC untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan ini layak digunakan untuk tahap selanjutnya.

5. Revisi Produk

Setelah mendapatkan respon dari siswa dari hasil uji coba SOP MBC, maka dilakukan perbaiakan terhadap SOP MBC yang dikembangkan. Perbaikan didasarkan atas saran dan atas nilai pencapaian terendah. Perbaikan modul setelah diuji coba produk disajikan dalam Tabel 20 berikut ini:

Tabel 20. Komentar, Saran, dan Hasil coba Produk

Saran Perbaikan

Menambah gambar agar menarik

Memperbaiki kalimat agar tidak bermakna ganda

Gambar disajikan dengan menarik sehingga siswa tertarik belajar kewirausahaan.

Kalimat sudah diperbaiki sehingga siswa mudah memahami

19 Contoh soal yang digunakan dalam modul ini sudah sesuai

dengan materi. 3.5

ASPEK MANFAAT 3.8

20 Saya dapat memahami materi menggunakan SOP ini dengan

mudah. 3.6

21 Saya merasa lebih mudah belajar dengan menggunakan SOP

ini. 3.8

22 Saya sangat tertarik menggunakan SOP ini. 3.3 23 Dengan menggunakan SOP ini saya lebih tertarik dalam

belajar kewirausahaan. 3.4

24 Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat

memberikan motivasi untuk mempelajari materi. 3.7 25 Saya lebih rajin belajar dengan

menggunakan SOP ini. 3.8

Total 89.30

(22)

commit to user

SOP MBC yang sudah diperbaiki selanjutnya diteruskan untuk diuji cobakan dalam proses pembelajaran guna mengetahui keefektifan penggunaan SOP MBC tersebut.

6. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian SOP MBC dilakukan kepada 30 siswa kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 1 Geger sebagai kelompok A atau kelas kontrol dan sebagai pembanding di Kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 2 Jiwan sebagai kelompok B atau kelas uji coba.

Sebelum dilakukan uji coba SOP MBC, kedua kelas uji coba maupun kelas kontrol diberikan pre test berupa angket dengan tujuan mengetahui jiwa kewirausahaan siswa. Angket terdiri dari 66 pertanyaan yang meliputi 13 aspek indicator jiwa kewirausahaan.

Pre test ini diberikan guna untuk mengetahui jiwa kewirausahaan siswa kelas XI Bisnis Manajemen dengan 30 siswa (Kelompok A) sebagai kelas uji coba dan 30 siswa(Kelompok B) sebagai kelas kontrol.

Sebelum dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbdeaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas uji coba dilakukan terdahulu perhitungan data pre test yang dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 21.Hasil Analisis Deskripsi Data Uji Pre Test

Aspek Penilaian Kelas Kontrol Kelas Uji Coba

Mean SD Min Max Mean SD Min Max

Prestasi 2.9267 .11121 2.70 3.10 2.9567 .09714 2.80 3.10 PercayaDiri 2.9167 .13153 2.70 3.30 2.9567 .08976 2.80 3.10 OrientasiTugasHasil 2.9267 .11121 2.70 3.10 2.9333 .09589 2.80 3.10 MenyukaiResiko 2.9000 .11447 2.70 3.10 2.9400 .10372 2.70 3.10 Inovatif 2.9033 .11290 2.70 3.10 2.9633 .09643 2.80 3.10 Kreatif 2.8967 .11592 2.70 3.10 2.9633 .09643 2.80 3.20 Kepemimpinan 2.9033 .11290 2.70 3.10 2.9567 .08584 2.80 3.10 OrientasiMasaDepan 2.8967 .11592 2.70 3.10 2.9467 .11958 2.70 3.20

(23)

commit to user

Tanggungjawab 2.8967 .11592 2.70 3.10 2.9767 .10726 2.80 3.20 Berambisi 2.9033 .11290 2.70 3.10 2.9633 .09643 2.80 3.10 DayaJuang 2.9067 .11121 2.70 3.10 2.9767 .10063 2.80 3.20 MotivasiUnggul 2.9233 .11943 2.70 3.10 2.9433 .11043 2.70 3.10 BelajarDariKesalahan 2.9100 .11250 2.70 3.10 2.9433 .11351 2.70 3.10

Data yang diperoleh di atas selanjutnya dilakukan pengujian prasyarat analisis yang hasil ringkasannya dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini dan hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran halaman 141.

Tabel 22.Hasil Uji Prasyarat

Uji Aspek Jenis Uji T sig Kesimpulan

Data Kelas Kontrol Kelas Perlakuan Normalitas Prestasi Percaya Diri

Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Inovatif

Kreatif

Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan

1-Sample Kolmogorov -Smirnov 0,135 0,291 0,135 0,146 0,068 0,081 0,068 0,081 0,081 0,068 0,078 0,122 0,071 0,109 0,071 0,071 0,119 0,056 0,138 0,092 0,114 0,085 0,056 0,220 0,251 0,124 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Homogeni tas Prestasi Percaya Diri

Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Levene 0,378 0,077 0,273 0,610 Homogen Homogen Homogen Homogen

(24)

commit to user

Inovatif

Kreatif

Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan

0,295 0,227 0,062 0,879 0,708 0,295 0,384 0,406 0,877 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Pada Tabel 21 dapat ditunjukkan bahwa nilai pre test rata rata karakterter berprestasi tinggi pada kelas kontrol 2,9267 dan untuk kelas uji coba 2,9567, karakter percaya diri pada kelas kontrol 2,9167 dan untuk kelas uji coba 2.9567, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol 2,9267 dan pada kelas uji coba 2,9333, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol 2,9000 dan untuk kelas uji coba 2,9400, karakter inovatif pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter kreatif pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9567, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9467, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9767, karakter berambisi pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter daya juang pada kelas kontrol 2,9067 dan untuk kelas uji coba 2,9767, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 2,9433, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol 2,9100 dan pada kelas uji coba 2,9433. Data induk yang didapat tersebut kemudian dilakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas perlakuan.

Data pada tabel 22 menunjukkan hasil uji persyaratan analisis pada aspek penilian berdistrubusi data yang normal dan homogen. Data berdistribusi normal dalam Tabel 22 dapat ditunjukkan bahwa aspek penilaian jiwa kewirausahaan diperoleh dengan nilai sig> 0,05 yang mengakibatkan Ho

(25)

commit to user

diterima yang berarti bahwa semua data dalam kelas kontrol dan kelas perlakuan berdistribusi normal dan homogen.

Setelah diketahui jiwa kewirausahaan kedua kelas tersebut selanjutnya akan diberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Kelas XI Bisnis Manajemen pada kelas uji coba akan diberikan SOP MBC dalam praktek mata pelajaran kewirausahaan dan pada kelas kontrol tidak diberikan SOP MBC.

Pembelajaran kelas perlakuan (kelompok A) yang menggunakan SOP MBC dan pembelajran kelas kontrol (kelompok B) dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran berbasis praktek selanjutnya dievaluasi dengan pemberian post test. Soal post test terdiri 13 indikator jiwa kewirausahaan dengan 66 butir pertanyaan dalam bentuk angket.

Sebelum dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan anatara kelas kontrol dan kelas perlakuan dilakukan terlebih dahulu perhitungan deskripsi data post test yang dapat dilihat pada Tabel 23 di bawah ini:

Tabel 23. Hasil Uji Deskripsi Uji Post Test

Aspek Penilaian Kelas Kontrol Kelas Uji Coba Mean SD Min Max Mean SD Min Max Prestasi 2.9233 .11651 2.70 3.10 3.7367 .20592 3.00 4.00 PercayaDiri 2.9600 .11326 2.80 3.10 3.7633 .14016 3.50 4.00 OrientasiTugasHasil 2.9367 .12172 2.70 3.10 3.7567 .13566 3.50 4.00 MenyukaiResiko 2.9367 .12172 2.70 3.10 3.7500 .20129 3.00 4.00 Inovatif 2.9033 .12452 2.70 3.10 3.7733 .15071 3.50 4.00 Kreatif 2.9300 .12360 2.70 3.10 3.7500 .20129 3.00 4.00 Kepemimpinan 2.9333 .12130 2.80 3.10 3.7500 .14797 3.50 4.00 OrientasiMasaDepan 2.9567 .11943 2.80 3.10 3.7600 .14762 3.50 4.00 Tanggungjawab 2.9267 .12015 2.80 3.10 3.7867 .15253 3.50 4.00 Berambisi 2.9467 .11666 2.80 3.10 3.7733 .16386 3.50 4.00 DayaJuang 2.9233 .11651 2.70 3.10 3.7833 .15332 3.50 4.00 MotivasiUnggul 2.9433 .11943 2.80 3.10 3.7433 .19772 3.00 4.00

(26)

commit to user

Aspek Penilaian Kelas Kontrol Kelas Uji Coba Mean SD Min Max Mean SD Min Max Prestasi 2.9233 .11651 2.70 3.10 3.7367 .20592 3.00 4.00 PercayaDiri 2.9600 .11326 2.80 3.10 3.7633 .14016 3.50 4.00 OrientasiTugasHasil 2.9367 .12172 2.70 3.10 3.7567 .13566 3.50 4.00 MenyukaiResiko 2.9367 .12172 2.70 3.10 3.7500 .20129 3.00 4.00 Inovatif 2.9033 .12452 2.70 3.10 3.7733 .15071 3.50 4.00 Kreatif 2.9300 .12360 2.70 3.10 3.7500 .20129 3.00 4.00 Kepemimpinan 2.9333 .12130 2.80 3.10 3.7500 .14797 3.50 4.00 OrientasiMasaDepan 2.9567 .11943 2.80 3.10 3.7600 .14762 3.50 4.00 Tanggungjawab 2.9267 .12015 2.80 3.10 3.7867 .15253 3.50 4.00 Berambisi 2.9467 .11666 2.80 3.10 3.7733 .16386 3.50 4.00 DayaJuang 2.9233 .11651 2.70 3.10 3.7833 .15332 3.50 4.00 MotivasiUnggul 2.9433 .11943 2.80 3.10 3.7433 .19772 3.00 4.00 BelajarDariKesalahan 2.9433 .11943 2.80 3.10 3.7600 .14762 3.50 4.00

Pada tabel 23 dapat ditunjukan bahwa nilai rata rata post test karakterter berprestasi tinggi pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 3,7367, karakter percaya diri pada kelas kontrol 2,9600 dan untuk kelas uji coba 3,7633, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol 2,9367 dan pada kelas uji coba 3,7567, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol 2,9367 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter inovatif pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 3,7733, karakter kreatif pada kelas kontrol 2,9300 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol 2,9333 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol 2,9567 dan untuk kelas uji coba 3,7600, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol 2,9267 dan untuk kelas uji coba 3,7867, karakter berambisi pada kelas kontrol 2,9467 dan untuk kelas uji coba 3,7733, karakter daya juang pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 3,7833, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol 2,9433 dan untuk kelas uji coba 3,7433, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol 2,9433 dan pada kelas

(27)

commit to user

uji coba 3,7600. Data induk yang didapat tersebut kemudian dilakukan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas perlakuan.

Data yang diperoleh di atas selanjutnya dilakukan pengujian prasyarat analisis yang hasil ringkasannya dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini dan hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

Tabel 24. Hasil Uji Prasyarat

Uji Aspek Jenis Uji T sig Kesimpulan

Data Kelas Kontrol Kelas Perlakuan Normalitas Prestasi Percaya Diri

Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Inovatif

Kreatif

Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan

1-Sample Kolmogorov -Smirnov 0,237 0,162 0,357 0,084 0,246 0,148 0,115 0,107 0,235 0,237 0,256 0,256 0,071 0,085 0,150 0,087 0,072 0,109 0,072 0,079 0,097 0,125 0,156 0,329 0,052 0,097 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Tabel 25. Hasil Uji Prasyarat Homogenitas

Aspek Jenis Uji T sig Kesimpulan

Kelas kontrol Kelas Uji Coba

Jiwa Kewirausahaan Levence 0,927 0,996 Homogen

Data pada tabel 24 dan tabel 25 menunjukkan hasil uji prasyarat analisis pada aspek jiwa kewirausahaan menunjukkan distribusi data normal dan pada Tabel 25 menunjukkan hasil uji prasyarat analisis pada aspek jiwa

(28)

commit to user

kewirausahaan menunjukkan data homogen dengan nilai sig > 0,05 mengakibatkan Ho diterima yang berarti bahwa data dalam kelas kontrol dan kelas perlakuan berdistribusi normal dan homogen.

Data yang diperoleh diatas selanjutnya dilakukan dengan uji-t (Paired T Test) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas kontrol dan kelas uji coba yang selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Ringkasan hasil uji-t (Paired T Test) dapat dilihat dalam tabel 26 berikut ini:

Tabel 26. Hasil Uji t

Uji Aspek Jenis

Uji T sig Kesimpulan Kelas Kontrol Kelas Uji Coba

Kelas Kontrol Kelas Uji Coba Uji t (Hipotesis) Prestasi Percaya Diri Orientasi Tugas Hasil Menyukai Resiko Inovatif Kreatif Kepemimpinan Orientasi Masa Depan Tanggung Jawab Berambisi Daya Juang Motivasi Unggul Belajar dari Kesalahan Paired Sampl es Test 0,839 0,157 0,766 0,271 1,000 0,297 0,322 0,086 0,384 0,130 0,567 0,545 0,288 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda

Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda

Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda Tidak ada beda

Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda Ada beda

Pada Tabel 26 dapat ditunjukkan bahwa hasil uji t (Paired T Test) memberikan gambaran bahwa jiwa kewirausahaan pada kelas kontrol dari hasil uji t karakter berprestasi tinggi mendapatkan t = 0,839 dan pada kelas uji coba mendapatkan t = 0,000, karakter percaya diri pada kelas kontrol t = 0,157 dan untuk kelas uji coba t = 0,000, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol

(29)

commit to user

t=0,766 dan pada kelas uji coba t=0,000, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol t =0,271 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter inovatif pada kelas kontrol t =1,000 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter kreatif pada kelas kontrol t=0,294 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol t=0,332 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol t =0,086 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol t=0,384 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter berambisi pada kelas kontrol t=0,130 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter daya juang pada kelas kontrol 0,567 dan untuk kelas uji coba t=0,000, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol t=0,545 dan untuk kelas uji coba t=0,000, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol t=0,288 dan pada kelas uji coba t=0,000.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada kelas kontrol Ho diterima denga

kewirausahaan tidak mengalami perbedaan. Kemudian pada kelas uji coba Ho

perbedaan jiwa kewirausahaan di kelas uji coba.

Hasil data respon siswa kelas kontrol pada tabel 27 terhadap uji coba pemakain SOP Bussines Center untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan didapatkan hasil baik dengan persentase pencapaian 89,35%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki respon yang sangat baik pada penggunaan SOP Bussines Center untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada kelas XI Bisnis Manajemen.

Tabel 27.Hasil Respon Siswa Uji pemakain SOP Bussines Center

No Peryataan Nilai

Rerata

ASPEK TAMPILAN 3.5

1 Teks atau tulisan pada modul ini mudah dibaca. 3.2 2 Gambar yang disajikan jelas atau tidak buram. 3.5 3 Gambar yang disajikan sudah sesuai (tidak terlalu banyak dan

tidak terlalu sedikit) 3.8

(30)

commit to user

ini.

5 Gambar yang disajikan menarik. 3.3

6 Gambar yang disajikan sesuai dengan materi. 3.5 ASPEK PENYAJIAN MATERI

7 SOP ini menjelaskan suatu konsep yang berkaitan dengan

kegiatan Bussines Center. 3.8

10 Penyajian dalam SOP ini mendorong saya untuk berdiskusi

dengan teman-teman yang lain. 3.5

11 Penyajian SOP ini berkaitan dengan materi ekonomi akuntansi yang lain atau dengan mata pelajaran yang lain dalam pemecahan

masalah dan penerapannya. 3.6

12 Saya dapat memahami SOPi dengan mudah. 3.5

13 Materi yang disajikan dalam SOP sudah runtut. 3.8 14 Saya dapat mengikuti kegiatan belajar tahap demi tahap dengan

mudah. 3.7

15 Saya dapat dengan mudah memahami kalimat yang digunakan

dalam SOP ini. 3.4

16 Tidak ada kalimat yang menimbulkan makna ganda dalam modul

ini. 3.8

17 Saya dapat memahami lambang atau symbol yang digunakan pada

modul ini. 3.5

18 Saya dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam

modul ini. 3.3

19 Contoh soal yang digunakan dalam modul ini sudah sesuai

dengan materi. 3.5

ASPEK MANFAAT 3.6

20 Saya dapat memahami materi menggunakan SOP ini dengan

mudah. 3.9

21 Saya merasa lebih mudah belajar dengan menggunakan SOP ini. 3.8

22 Saya sangat tertarik menggunakan SOP ini. 3.5

(31)

commit to user

B. Pembahasan

1. Tahap Studi Pendahuluan

a. Analisis Letak dan Kondisi Geografi Kabupaten Madiun

Letak Kabupaten Madiun di Jalan Aloon aloon Utara No. 4 Madiun, Kelurahan Pangongangan, Kecamatan Mangunharjo, Madiun. Kabupaten Madiun berbatasan sebelah barat Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, sebelah timur Kabupaten Nganjuk, sebelah selatan Kabupaten Ponorogo, sebelah utara Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi.

b. Analisis Potensi Kabupaten Madiun

Potensi Kabupaten Madiun pada umumnya terdiri dari potensi pertaniaan dan potensi perindustrian. Potensi pertanian meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan buah-buahan. Potensi peternakan meliputi sapi perah, sapi potong, kambing, unggas. Potensi perindustrian meliputi industry brem, industry sambel pecel, dan industri kripik.

c. Analisis Guru SMK

1. Guru Kewirausahaan SMKN 1 Geger

Proses pembelajaran di kelas Bisnis Manajemen mata peajaran kewirausahhan tidak lepas dari peran serta Bussines Center. Bussines center SMK diharapkan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa bisnis manajemen di SMKN 1 Geger.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kewirausahaan proses berdirinya Bussines Center di SMKN 1 Geger diawali dengan kondisi kewirausahaan.

24 Dengan adanya ilustrasi disetiap awal materi dapat memberikan

motivasi untuk mempelajari materi. 3.7

25 Saya lebih rajin belajar dengan

menggunakan SOP ini. 3.8

Total 89.35%

(32)

commit to user

siswa selama ini dalam proses pembelajaran kewirausahaan memperoleh teoti teori tanpa kegiatan praktek. Kondisi seperti ini menimbulkan para keinginan guru kewirausahaan untuk meningkatkan pembelajaran kewirausahaan tidak hanya sebatas teori tetapi dengan praktek lansung. Sehubungan dengan hal tersebut terdapat program Bussines Center dari Direktorat Pembinaan SMK, yang memberikan bantuan sebesar 100 juta untuk latihan kewirausahaan. Sejak saat itupun dimulai bulan Maret 2011 mendirikan Bussines Center.

Pengelolaan bussines center di SMKN 1 Geger diutamakan yang mengelola adalah guru kewirausahaan apabila ada kekuarangan SDM dipilih guru bidang lainnya. Dalam menyusun pengelolaan Bussines Center, kepala sekolah juga memperhatikan prinsip prinsip penyususnan struktur organisasi yang baik dengan memilih seseorang sesuai dengan kemampuannya.

2. Guru SMKN 2 Jiwan

Guru kewirausahaan di SMKN 2 Jiwan program bisnis manajemen dalam kesehariannya ditugaskan mengelola Bussines Center. Busisines center yang ada di SMKN 2 Jiwan dipergunakan untuk praktek seluruh siswa namun yang ditekankan adalah siswa program keahllian bisnis manajemen.

Berdasarakan hasil wawancara dengan guru kewirausahaan di SMKN 2 Jiwan, praktek kewirausahaan sudah ada. Awalnya dimulai dari pembelajaran teori yaitu di kelas X ditingkat XI lansung praktek. Prakteknya kelas XI dalam pemasaran sudah menguasai secara teori dan diterapkannya di masyarakat atau lingkungan. Pelaksanaan praktek pemasaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar. Untuk KBM pelaksanaannya diluar area SMKN 2 Jiwan bisa juga dilokasi tetapi pada jam istirahat.

d. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMK

(33)

commit to user

Pengelolaan Bussines center di SMKN 1 Geger memiliki aspek model manajemen. Aspek Manajemen di SMKN 1 Geger dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Manajemen Produksi

Produksi yang dimaksud adalah sebagaimana pengadaaan barang yang dilakukan di SMKN 1 Geger ini. Pengadaan barang yang dilakukan melalui grosir kemudian disebarkan ke pembeli atau konsumen Bussines Center melalui system pembayaran yang berbeda. Barang tersebut dapat di bawa terlebih dahulu dan hal ini mempermudah penjualan barang barang di Bussines Center.

Sistem pembayaran cash bon ini diperuntukan untuk guru dan karyawan SMKN 1 Geger dengan cara potong gaji pada awal bulan berikutnya. Melalui cara ini mitra atau konsumen diuntungkan, tidak harus cash tetapi dapat membawa barang barang yang dibutuhkan terlebih dahulu. Proses produksi dilakukan oleh para siswa yang praktek, hal ini sekaligus mendidik para siswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan.

b) Manajemen Keuangan

Prosedur anggaran dalam pengelolaan Bussines Center di SMKN 1 Geger kesehariannya ditangani oleh kasir dan setiap akhir bulan dibuat laporan kepada koordinator Bussines Center. Standart pembukuan yang dilakukan menggunakan standart akuntansi yang baku. Hal ini dilakukan dalam upaya membangun transparansi kegiatan dari awal. Selain itu juga tuntutan dari Direktorat Pembinaan SMK untuk setiap saat melaporkan aktivitasnya.

Sistem pembukuan di SMKN 1 Geger menggunakan system double entry (berpasangan) Artinya jika mempunyai asset 250 juta terdiri dari kas, perlengkapan, persediaan barang dan lain lain, proses selanjutnya menggunakan kas masuk dan kas keluar kemudian direkap dalam leger dan dibuat neraca saldo selanjutnya dibuat kertas kerja terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan perubahan equitas. c) Manajemen Sumber Daya Manusia

(34)

commit to user

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi pada dasarnya suatu cara atau metode dalam mengelolan Sumber Daya Manusia agar dapat mendukung dalam pencapaian organisasi, oleh karena itu tujuan dari Manajemen Sumber Daya Manusia adalah memanfaatkan dan mengembangkan SDM dalam organisasi untuk bekerja dengan baik dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Manajemen SDM di SMKN 1 Geger masih dihadapkan pada ketergantungan pengelola Bussines Center. Secara pengelolaan SDM belum optimal dalam memanfaatkan SDM yang ada. Aspek kepengurusan seharusnya memiliki sistem dan pola yang sesuai dengan Bussines Center. Namun dalam hal ini belum dapat berjalan. Permasalahan pengelolaanya, SDM yang bertanggungjawab dalam pengelolaan Bussines Center belum berperan maksimal. Seorang guru berperan ganda dalam pengelolaan tidak akan menghasilkan yang terbaik, untuk itu perlu adanya pengelolaan SDM yang baik.

d) Manajemen Pemasaran

Proses perencanaan dan konsepsi pemasaran dalam pengelolaan Bussines Center di SMKN 1 Geger memiliki prinsip yang diterapkan yaitu pertama adalah harga, harga dibuat lebih murah dari harga di pasaran, untuk itu perlu survey harga di grosir grosir yang lebih murah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh harga yang paling murah dan menguntungkan serta memperlancar proses kegiatan Bussines Center.

2. Analisis Lingkungan Belajar dan Bussines Center SMKN 2 Jiwan

Pengelolaan Bussines center di SMKN 1 Geger memiliki aspek model manajemen. Aspek Manajemen di SMKN 1 Geger dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Manajemen Produksi

Produksi yang dimaksudkan dalam pengelolaan Bussines Center SMKN 2 Jiwan adalah dalam proses pengadaan barangnya.

(35)

commit to user

Pada proses pengadaan barang diserahkan kepada koordinator Bussines Center setelah melalui usul karyawan Bussines Center. Koordinator mencari supplier yang harganya kompetitif, hal ini dimaksudkan agar harga tidak lebih tinggi dari harga di pasaran.

Proses produksi ini tidak hanya dilakukan dalam proses pengadaan barang, namun bagaimana dapat mempertahankan usaha yang telah dilakukan. Melalui manajemen yang baik diharapkan dapat diperoleh kebermanfaatan yang signifikan bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwa kewirausahaan di lingkungan sekolah. Untuk itu, peran guru, siswa, dan karyawan sangat dominan dalam setiap proses, terutama dalam pelaksanaannya. Dinamisnya Bussines Center ditentukan oleh semangat dan kepedulian dari lingkungan sekolah tersebut.

b) Manajemen Keuangan

Sistem keuangan di Bussines Center di SMKN 2 Jiwan menggunakan berpasangan (double entry) artinya pembukuan menggunakan kas masuk dan kas keluar kemudian direkap dalam buku besar, kemudian dibuat neraca saldo sampai ke neraca laba rugi. Laporan keuangan dibuat setiap hari kemudian direkap dan dibuat laporan per hari, per bulan, dan per tahun. Laporan per hari dan per bulan dari kasir diserahkan kepada koordinator Bussines Center. Kemudian laporan per tahun dari koordinator diserahkan kepada Kepala Sekolah sebagai penangunggjawab utama Bussines Center. c) Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan pemberdayaan SDM. Kegiatannya dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sisi analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Sisi analisis pekerjaan di SMKN 2 Jiwan terdiri dari pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja. Sedangkan evaluasi pekerjaan terdiri dari cara

(36)

commit to user

kinerja karyawan dari segi profesinalnya dan pencapaian target yang merupakan program kerja Bussines Center.

Analisis pekerjaan dalam pengelolaan Bussines Center di SMK 2 Jiwan sudah disesuaiakan dengan kompetensinya, manajer dari guru kewirausahaan dan para siswanya diorientasikan sesuai dengan jurusannya. Untuk program keahlian bisnis manajamen menjadi prioritas utama dalam mendesain SDM yang memiliki kesiapan dan kemauan kerja keras tinggi di Bussines Center.

d) Manajemen Pemasaran

Program pemasaran atau marketing di SMKN 2 Jiwan pada awalnya dimulai dari pembelajaran teori yaitu di kelas X ditingkat XI langsung praktek. Prakteknya kelas XI dalam pemasaran langsung diterapkan di masyarat atau lingkungan dengan di modali dana bergilir dari pemerintah provinsi sebesar 20 juta rupiah. Setiap siswa pada jurusan bisnis manajemen diberi dana bergilir per siswa untuk dipinjam sebesar Rp. 750.000,-.

Pelaksanaan praktek pemasaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar. Untuk itu pelaksanannya diluar area SMKN 2 Jiwan atau bisa juga di lokasi pada saat jam jam istirahat, hal ini dapat dicontohkan para siswa memiliki usaha sebagian besar usaha makanan.

Setelah dana awal dipinjam dan dijadikan usaha yang beranekaragam, para siswa tersebut memiliki kewajiban untuk mengembalikan. Pengembalian modal tersebut dilakukan tanpa bunga, per minggu dibuat catatan dan per bulan diangsur, lama pengembaliannya selama 1 semester atau 6 bulan. Para siswa membuat laporan dan senantiasa dilakukan monitoring untuk mengetahui perkembangan usaha yang dilakukan. Laporan tersebut disertai nota nota sebagai bukti fisik.

2. Tahap Studi Pengembangan a. Desain Produk

(37)

commit to user

Pengembangan SOP MBC disajikan sesuai dengan konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP) 2006, dengan harapan SOP MBC ini dapat efektif untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa SMK Kabupaten Madiun. Alasan kuat SOP MBC ini dibuat untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah melihat fungsi SOP MBC Sebagai rujukan bagi kegiatan operasional yang senantiasa diperbarui dan sebagai arsip pelacakan kegiatan operasional, penilaian, dan perbaikan.

Langkah utama dalam mengembangkan SOP MBC adalah menyusun SOP MBC sesuai alur, pendekatan dan model pembelajaran kewirausahaan dan memperhatikan unsur unsur SOP MBC (Dit.PSMK, 2012).

1. Bagian pembuka 2. Bagian inti SOP 3. Bagian penutup

Setelah SOP MBC disusun sesuai dengan alur, pendekatan, dan model manajemen yang diperoleh dengan memperhatikan unsure penting SOP MBC langkah selanjutnya sebelum SOP MBC digunakan adalah dengan melakukan validasi SOP MBC. Validitas SOP dapat diukur beberapa aspek diantaranya: 1) aspek kelayakan isi, 2) aspek kelayakan bahasa, 3) aspek kelayakan penyajian, 4) aspek kelaykan kegrafikan. Peneliti sebelum menggunakan SOP MBC untuk uji coba penggunaan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan menguji keempat aspek kelayakan tersebut.

b. Validasi Desain

Uji validitas SOP MBC ini diuji dengan 2 penguji yaitu pertama diuji oleh ahli pengembangan dengan kualifikasi S2 di bidang komunikas dan manajemen, kedua diuji oleh ahli praktisi dengan kualifikasi minimal strata satu pendidikan ekonomi yang sudah menjadi guru tetep di instan Sekolah Menengah Kejuruan.

Hasil rangkuman persentase pencapaian uji validitas SOP dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini :

(38)

commit to user

Validator Persentase Pencapaian

Ahli Pengembangan 81,74%

Ahli Praktisi 91,30%

Hasil uji validitas SOP MBC para ahli ditunjukkan dalam Tabel 4.8. penilaian ahli pengembangan tersebut diperoleh persentase pencapaian 81,74%. Besaran angka 87,74% lebih dari 60% dalam nilai keputusan revisi pengembangan (Sugiyono, 2014) SOP tersebut valid dan alayak digunakan untuk penelitian.

Hasil uji validitas terakhir dilakukan oleh praktisi guru kewirausahaan, data hasil uji ini ditunjukkan dalam Tabel 15 dan Tabel 16 dari data tersebut didapatkan kesimpulan rata rata persentase pencapaian 91,30%. Besaran angka 91,30% nilai dalam keputusan revisi pengembangan SOP ini menurut praktisi valid dan layak digunakan.

Hasi uji validitas SOP MBC dilakukan oleh ahli pengembangan dan ahli praktisi ditunjukkan dengan hasil dalam Tabel 14, dari data tersebut didapatkan kesimpulan diperoleh perosentase pencapaian 87,74% diatas skor tingkat pencapaian 60% dan prosentasi pencapaian ahli praktisi 901,30% sehingga SOP MBC layak digunakan.

Hasil penilaian validitas oleh para penguji tersebut juga ditambah dengan saran saran perbaikan untuk kebaikan SOP MBC saat dipergunakan dalam penelitian, dan semua saran perbaikan telah diuraikan dalam deskripsi hasil penelitian. Hasil uji validitas yang ditunjukkan di atas membuktikan hipotesis yang pertama dalam peneltian ini yaitu SOP MBC valid untuk menjamin keabsahan hasil penelitian.

c. Revisi Desain

Tahap revisi desain ini penting setelah dilakukan validasi SOP MBC oleh para ahli, maka saran saran perbaikan yang diberikan oleh para ahli harus diimplementasikan dalam SOP MBC karena hasil validasi dan saran pemberian oleh para ahli akan dapat mengetahui kelemahan SOP MBC. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara

(39)

commit to user

memperbaiki SOP MBC. Saran dan hasil perbaikan SOP MBC sudah diuraikan dalam Tabel 18. Hasil perbaikan SOP MBC dapat dilihat dalam SOP MBC utuh yang dilampirkan dalam lampiran.

d. Uji coba Produk

SOP MBC untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa yang sudah divalidasi oleh para ahli dan praktisi serta dinyatakan valid dan layak selanjutnya adalah diujicobakan kepada siswa XI Bisnis Manajemen. Subjek uji coba ini adalah 10 siswa yang terdiri dari 5 siswa kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 1 Geger dan 5 siswa kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 2 Jiwan. Sepuluh siswa tersebut dipilih secara random berdasarkan karakteristik yang sama.

Hasil uji coba produk secara terperinci telah disajikan pada Tabel 19 dari data yang disajikan dalam Tabel 19 diperoleh persentase pencapaian 89,30%. Besaran angka 89,30% lebih dari 60 %, sehingga SOP MBC untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan ini layak digunakan untuk tahap selanjutnya.

e. Revisi Produk

Produk yang telah diuji coba dalam skala terbatas dan mendapat tanggapan dari siswa maka selanjutnya adalah melakukan perbaikan SOP MBC dari hasil pencapaian angket dan saran siswa pada saat uji coba produk. Hasil saran dan perbaikan SOP telah disajikan dalam Tabel 18. Setelah SOP MBC diperbaiki maka tahap selanjutnya dilakukan uji coba pemakaian, karena uji coba awal SOP MBC dalam sampel terbatas.

3. Tahap Evaluasi

Tahapan terakhir untuk mengetahui efektifitas penggunaaan SOP MBC untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah menerapkan SOP MBC dalam uji coba pemakaian dalam proses pembelajaran kewirausahaan. Uji coba pemakaian untuk mengetahui efektivitas penggunaan SOP MBC dilakukan

(40)

commit to user

dengan cara memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas perlakuan (kelas uji coba) dengan kelas control (pembanding). Kelas perlakuan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 2 Jiwan dan kelas kontrol adalah kelas XI Bisnis Manajemen SMKN 1 Geger Kabupaten Madiun.

Kelas perlakuan dalam penelitian ini akan diberikan perlakuan pembelajaran kewirausahaan menggunakan SOP MBC yang disusun untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan. kelas control akan diberikan perlakuan dengan memberikan pembelajaran kewirausahaan yang biasa tanpa menggunakan SOP MBC seperti yang diberikan kepada kelas perlakuan.

Sebelum dilakukan uji coba pada kelas perlakuan dan kelas kontrol terlebih dahulu diberikan pre test dengan angket yang sama yang mengarah pada indikator pengukuran jiwa kewirausahaan.

Instrument angket yang digunakan untuk mengetahui jiwa kewirausahaan siswa dalam pembelajaran kewirausaan masing masing berjumlah 66 butir pertanyaan dengan 13 indikator yang mengarah pada jiwa kewirausahaan. Hasil pre test jiwa kewirausahaan ditunjukkan dalam Tabel 4.15 dengan nilai rata rata karakterter berprestasi tinggi pada kelas kontrol 2,9267 dan untuk kelas uji coba 2,9567, karakter percaya diri pada kelas kontrol 2,9167 dan untuk kelas uji coba 2.9567, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol 2,9267 dan pada kelas uji coba 2,9333, karakter menyukai resiko pada kelas kontrol 2,9000 dan untuk kelas uji coba 2,9400, karakter inovatif pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter kreatif pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9567, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9467, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol 2,8967 dan untuk kelas uji coba 2,9767, karakter berambisi pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 2,9633, karakter daya juang pada kelas kontrol 2,9067 dan untuk kelas uji coba 2,9767, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 2,9433, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol 2,9100 dan pada kelas uji coba 2,9433

(41)

commit to user

Indikator Kelas Kontrol Kelas Perlakuan

Prestasi 2.9267 2.9567 PercayaDiri 2.9167 2.9567 Orientasi TugasHasil 2.9267 2.9333 Menyukai Resiko 2.9000 2.9400 Inovatif 2.9033 2.9633 Kreatif 2.8967 2.9633 Kepemimpinan 2.9033 2.9567 Orientasi MasaDepan 2.8967 2.9467 Tanggung jawab 2.8967 2.9767 Berambisi 2.9033 2.9633 Daya Juang 2.9067 2.9767 MotivasiUnggul 2.9233 2.9433 BelajarDariKesalahan 2.9100 2.9433

Hasil perolehan data tersebut selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas dengan uji Homogenitas dengan uji Levene dalam Tabel 24 dan Tabel 25 yang menunjukkan baik data kelas kontrol maupun kelas perlakuan berdistribusi normal dan homogen. Hasil analisi untuk uji normalitas diperoleh sig > 0,05. Dan hasil analisis untuk uji homogenitas diprolrh sig > 0,05 yang mengakibatkan Ho diterima yang berarti bahwa semua data dalam kelas kontrol maupun kelas perlakuan berdistribusi normal dan homogen.

Langkah selanjutnya setelah pre test adalah pemberian perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran kewirausahaan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Data hasil post test disajikan dalam Tabel 23 dimana diketahui nilai rata rata post test karakterter berprestasi tinggi pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 3,7367, karakter percaya diri pada kelas kontrol 2,9600 dan untuk kelas uji coba 3,7633, karakter pada tugas dan hasil pada kelas kontrol 2,9367 dan pada kelas uji coba 3,7567, karakter menyukai resiko pada kelas

(42)

commit to user

kontrol 2,9367 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter inovatif pada kelas kontrol 2,9033 dan untuk kelas uji coba 3,7733, karakter kreatif pada kelas kontrol 2,9300 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter kepemimpinan pada kelas kontrol 2,9333 dan untuk kelas uji coba 3,7500, karakter berorientasi pada masa depan pada kelas kontrol 2,9567 dan untuk kelas uji coba 3,7600, karakter tanggung jawab pada kelas kontrol 2,9267 dan untuk kelas uji coba 3,7867, karakter berambisi pada kelas kontrol 2,9467 dan untuk kelas uji coba 3,7733, karakter daya juang pada kelas kontrol 2,9233 dan untuk kelas uji coba 3,7833, karakter motivasi unggul pada kelas kontrol 2,9433 dan untuk kelas uji coba 3,7433, dan yang terakhir karakter belajar dari kesalahan atau kegagalan pada kelas kontrol 2,9433 dan pada kelas uji coba 3,7600

Tabel 30

Hasil Nilai Rata Rata Post Test

Indikator Kelas Kontrol Kelas Perlakuan

Prestasi 2.9233 3.7367 PercayaDiri 2.9600 3.7633 OrientasiTugasHasil 2.9367 3.7567 MenyukaiResiko 2.9367 3.7500 Inovatif 2.9033 3.7733 Kreatif 2.9300 3.7500 Kepemimpinan 2.9333 3.7500 OrientasiMasaDepan 2.9567 3.7600 Tanggungjawab 2.9267 3.7867 Berambisi 2.9467 3.7733 DayaJuang 2.9233 3.7833 MotivasiUnggul 2.9433 3.7433 BelajarDariKesalahan 2.9433 3.7600

Data nilai jiwa kewirausahaan dari kelas kontrol dan kelas perlakuan yang normal dan homogen selanjutnya dilakukan uji t untuk melihat efektivitas

(43)

commit to user

dengan menggunakan uji paired T-test untuk mengetahui ada perbedaan jiwa kewirausahaan antara kelas kontrol dan kelas perlakuan. Hasil uji t jiwa

demikian dapat dikatakan bahwa jiwa kewirausahaan tidak mengalami

0,025 dan demikian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan jiwa kewirausahaan di kelas uji coba.

Data hasil post test dalam Tabel 30 yang menunjukkan rata rata jiwa kewirausahaan kelas perlakuan (kelompok B) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (kelompok A) dapat dilihat dengan hasil uji t untuk melihat efektifitas antara kedua kelas yang menunjukkan perbedaan. Hasil perbandingan kedua hasil uji tersebut dapat menjawab hipotesis kedua karena pemberian perlakuan penggunaan SOP MBC pada kelas perlakuan efektif untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada pembelajaran kewirausahaan kelas XI Bisnis Manajemen.

Hasil uji coba penggunaan SOP MBC dalam uji coba pemakaian untuk kelas perlakuan diakhir sesi diberikan angket respon siswa untuk mengetahui dan tanggapan siswa mengenai SOP MBC. Hasil data respon siswa kelas kontrol pada Tabel 4.21 terhadap uji coba pengembangan SOP MBC untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelas XI Bisnis Manajemen didapatkan hasil yang baik dengan persentase pencapaian 89,35%, dengan demikian respon siswa terhadap SOP MBC yang digunakan adalah sangat baik karena mendapat persentase pencapaian > 60%.

Gambar

Tabel 6. Luas Topografi Kabupaten Madiun
Gambar 8.  Peta Kabupaten Madiun
Tabel 7. Luas Tanam Padi Kabupaten Madiun Tahun 2015 (m 2 )
Tabel 8. Luas Tanam Polowijo Kabupaten Madiun
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

OPTIMASI MULTIRESPON UNTUK RANCANGAN MIXTURE DESIGN PADA PEMBUATAN PEREKAT BODY MOBIL LISTRIK BASED PVAC (POLYVINIL ASETAT)1.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Pancoran Mas dalam mendukung keberlangsungan kegiatan ekonomi dari program bantuan

bagas sangat tampan murid murid kelas satu berbeda jenis kelamin mereka tetap rukun. mereka bermain bersama mereka juga

Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Keputusan Bupati Kabupaten Bandung No.445/Kep.587-Org/2013 telah

Dalam tugas akhir ini telah diimplementasikan sistem monitoring suhu dan kelembaban udara yang berbasis MQTT dan HTTP yang terkoneksi dengan NodeMCU, dan sensor

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi makanan sumber zat besi heme (p=0,008) dan frekuensi konsumsi makanan

peranan dari kinerja keuangan ditinjau aspek permodalan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)