A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 28 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, di kelas II. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.
b. Berdasarkan observasi peneliti di kelas II jarang menggunakan model pembelajaran Word Square dan hanya menggunakan metode ceramah. 2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas II yang berjumlah 20 peserta didik SD Negeri 28 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016/2017.
3. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2016/2017, terhitung dari bulan Januari-Mei 2017.
B. Rancangan Penelitian
1. Metode dan Jenis Penelitian a. Metode
Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan hasil belajar di kelas II melalui penerapan model pembelajaran Word Square pada
peserta didik II SD Negeri 28 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
“Metode kuantitatif merupakan data nilai hasil belajar peserta didik (berupa angka) dapat dianalisis secara deskriptif.1 Misalnya, mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. Sementara itu pendekatan kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi peserta didik berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap peserta didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif, karena dengan metode ini akan diketahui bagaimana peningkatan hasil belajar serta pandangan peserta didik terhadap metode belajar yang baru.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Classroom Action Research (CAR) adalah action Research yang
dilaksanakan oleh pendidik di dalam kelas. Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tindakan yang terfokus pada suatu
1
kelas. Salah satu masalah yang dipecahkan berasal dari persoalan praktik di kelas secara profesional. Mills dalam Igak Wardani mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh pendidik, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukan.2
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya oleh pendidik terhadap kekurangan-kekurangan yang dirasakan selama ini dalam pembelajaran di kelas II SD Negeri 28 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Esensi dari penelitian tindakan kelas terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan praktis atau untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas II SD Negeri 28 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padangpariaman.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik yang berkolaborasi dengan orang lain yang ditugaskan sebagai pengamat untuk memecahkan persoalan atau masalah belajar yang terdapat di kelas.
2
2. Alur Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengacu pada disain yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi.3
Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut:
Prosedur penelitian PTK menurut Suharsimi Arikunto
3
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 16 Perencanaan Siklus I Pengamatan Perencanaan Siklus II Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Siklus lanjutan pelaksanaan Refleksi Hasil penelitian
3. Prosedur Penelitian
Ada empat tahap prosedur penelitian yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Menyusun tes hasil belajar peserta didik dari rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu dengan menggunakan model pembelajaran Word
Square, model ini dapat membantu hasil belajar peserta didik. Kegiatan
itu dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Word Square yaitu dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengkaji silabus kelas II semester genap.
Sebelum menyusun skenario pembelajaran, penulis perlu terlebih dahulu mengkaji silabus kelas II semester genap. Pengkajian dilakukan terhadap mata pelajaran, alokasi waktu dan indikator pencapaian yang diharapkan harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran.
Menyusun rencana tindakan berupa model rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini meliputi: (a) kompetensi dasar, kompetensi dasar (b) indikator pembelajaran (c) tujuan pembelajaran, (d) memilih dan menetapkan materi, (e) memilih dan menetapkan
media/sumber belajar, (f) melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan (g) evaluasi.
3) Memilih buku pegangan.
4) Menyiapkan media pembelajaran.
5) Menyusun lembaran observasi aktivitas peserta didik. b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaan di kelas II semester genap dengan model pembelajaran Word Square. Kegiatan yang dilaksanakan seperti berikut, peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas II dengan model pembelajaran Word Square. Langkah-langkah
Word Square adalah:4
1) Guru mempersiapakan lembar kerja yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
2) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 3) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
4) Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.
5) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak. c. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah tindakan perilaku
4
yang dimunculkan peserta didik pada setiap pembelajaran dan pengaruhnya dalam proses pembelajaran tersebut.
d. Refleksi
Tahap ini peneliti melakukan perenungan atau refleksi dari hasil pengamatan yang didapat untuk kemudian ditafsirkan dan dianalisis sehingga dapat ditentukan apakah perlu tindakan lanjutan atau tidak. Dalam proses pengkajian data ini, peneliti juga melibatkan pengamat
(observer) untuk membantu, seperti pada tahap observasi, agar hasil
refleksi dan evaluasinya lebih baik. Proses refleksi mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan penelitian. Dengan suatu refleksi yang baik dan terencana, akan ada masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan tindakan selanjutnya (revisi tindakan).
C. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil pencatatan lapangan dan observasi yang diperoleh dari setiap tindakan pembelajaran perubahan lingkungan fisik dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran Word Square pada peserta didik kelas II SD Negeri 28 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padangpariaman.
Data tersebut merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut:
a. Perencanaan pembelajaran berupa bentuk RPP.
b. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku pendidik dan peserta didik yang meliputi interaksi belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan pendidik dalam pembelajaran.
c. Evaluasi pembelajaran.
Sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes siswa yang dilakukan pada akhir pembelajaran.
2. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas II SD Negeri 28 Batang Anai dengan jumlah 20 peserta didik. Sumber data yang lain adalah pendidik kelas II. Data dari pendidik ini berupa performansi pendidik terhadap kemampuan pendidik dalam merencanakan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Word Square dalam meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik kelas II SD Negeri 28 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padangpariaman.
D. Teknik Pengumpulan Data
Prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain.5 Dengan kata lain, prinsip pengumpulan data pada penelitian formal dapat
5
diterapkan pada penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, angket dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.6
Didalam penelitian ini observasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaiman karakteristik peserta didik dan bagaimana tingkah laku peserta didik di kelas serta cara belajar peserta didik. Selama penelitian berlangsung, observer berusaha mengamati semua tingkah laku peserta didik yang tercatat dalam lembar observasi (melakukan observasi).
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti.7
Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi di kelas baik yang berkaitan dengan pendidik ataupun peserta didik.Wawancara dilakukan pada peserta didik untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembelajaran.
3. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
6
Uno, B, Hamzah, dkk. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. (Jakarta: Bumi Aksara.2011), h. 90
7
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. 8
Didalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur dan memperoleh data atas kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran serta hasil belajar yang diperoleh.
Tes ini digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dari unsur peserta didik. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan pendidik memahami pembelajaran mengenal permasalahan sosial di daerahnya berdasarkan model pembelajaran Word Square.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (siklus I, dan II ), Lembar observasi pendidik, dan Tes (berupa butir soal yang berkaitan dengan materi masalah sosial).
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Observasi Keberhasilan Mengajar Pendidik
Lembaran observasi keberhasilan mengajar pendidik, digunakan
untuk melihat proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada setiap kali pertemuan atau pada setiap siklus, yang dilakukan dengan cara memberi ceklis pada setiap kegiatan yang dilakukan peneliti. Selanjutnya jumlah poin pada setiap ceklis dihitung untuk mendapatkan persentase aktivitas guru.
8
Rumus yang dipakai untuk menghitung persentase aspek pendidik adalah digunakan rumus sebagai berikut:9
P = x 100% Keterangan:
P = persentase data aktivitas pendidik
Skor Aktivitas Pendidik
Rentang skor Kategori
76% – 100 % 51 % – 75 % 26 % – 50 % 0 % – 25 % Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
2. Analisis Aktivitas Belajar Peserta Didik
Analisis lembar observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran digunakan untuk melihat aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan mendukung data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Word Square. Analisis terhadap aktivitas peserta didik adalah dengan menggunakan persentase yang didapat melalui lembar observasi peserta didik, yakni untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aspek atau indikator yang dinilai ialah keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Word Square sebagai berikut:10
9
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 43
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2011), h. 48
Rumus yang digunakan adalah:
P% = Jumlah peserta didik yang melakukan indikator aktivitas x 100% Jumlah peserta didik seluruhnya
Keterangan:
P% = persentase peserta didik yang aktif melakukan indikator aktivitas Interpretasi aktivitas belajar:11
80-100 = Sangat Baik
70-79 = Baik
60-69 = Cukup
≤59 = Kurang
Aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Word Square dapat dikatakan baik apabila aktivitas masing-masing indikator di atas berada pada rentang nilai dengan persentase 70% - 79%.
3. Analisis Hasil Belajar Peserta Didik
Untuk menentukan persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal dapat digunakan rumus Nasution sebagai berikut:
% 100 X n S TB Keterangan:
TB = Ketuntasan belajar secara klasikal
S = Jumlah peserta didik yang mencapai nilai tuntas n = Jumlah keseluruhan peserta didik
Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik dapat dihitung dengan rumus:
11
Keterangan:
x = Nilai rata-rata peserta didik ∑x = Jumlah nilai seluruh peserta didik N = Jumlah peserta didik ( 20 orang )
Hasil belajar dalam pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata peserta didik diatas KKM yaitu nilai 75. Berarti hasil belajar IPS peserta didik meningkat dengan menggunakan model pembelajaran
Word Square.12
12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), h. 97