• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 sampai sekarang membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan dunia bisnis di Indonesia. Perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan, sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar tidak bisa meneruskan usahanya. Tidak hanya perusahaan kecil yang mengalami gulung tikar, namun perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar. Dampak dari memburuknya kondisi ekonomi tersebut mengakibatkan makin meningkatnya opini Unqualified Going Concern dan Disclaimer untuk penugasan auditor pada tahun 1998. Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan manajemen bahwa segala sesuatunya baik. Auditor memberikan penilaian going concern lebih didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam jangka waktu 12 bulan ke depan.

Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Chen dan Church, 1996 dalam Januarti, 2007). Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi laporan keuangan yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

(2)

hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara tegas apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007).

Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit, opini wajar tanpa pengecualian dari auditor menjamin angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material. Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan.

Going concern adalah kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode waktu pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan (SPAP, 2001). Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan yang tidak dapat bertahan dalam bisnis. Apabila auditor meragukan perusahaan untuk

(3)

melanjutkan usahanya, maka auditor harus menerbitkan opini audit going concern dalam laporan auditnya yang dicantumkan dalam paragraf penjelas atau sesudah paragraf pendapat.

Sekarang ini tanggung jawab auditor sangat luas, tidak hanya memeriksa laporan keuangan atau mendeteksi kecurangan, tetapi juga menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Auditor dalam melaksanakan proses audit harus dapat melihat tingkat kegagalan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya akan selalu ada. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perusahaan mengalami kegagalan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti: pasar, kondisi ekonomi makro, dan sosial politik, serta faktor internal seperti: keuangan, sumber daya manusia, dan penguasaan teknologi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan. Faktor-faktor-faktor tersebut merupakan indikator untuk menentukan apakah terdapat keraguan atas kemampuan perusahaan dalam mempertahankan hidupnya.

Opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Setelah opini yang diterbitkan tersebut, investor dapat menilai keadaan suatu perusahaan yang mana sangat bermanfaat sebelum melakukan keputusan investasi. Begitupun dengan pihak kreditur dalam mengambil keputusan untuk memberikan fasilitas kredit.

Dampak negatif yang ditimbulkan akibat diterbitkan opini audit going concern terhadap perusahaan adalah turunnya harga saham, kesulitan dalam

(4)

meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut akan memberi dampak yang sangat signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan ke depannya. Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan kreditur akan menyulitkan perusahaan apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan. Apabila perusahaan tidak segera mengambil tindakan penanganan maka kebangkrutan usaha akan benar-benar terjadi.

Laba atau profit diperoleh dari pendapatan bersih perusahaan dikurangi dengan beban yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan (Keown, 2004:32). Jadi, laba merupakan hasil akhir kinerja perusahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba disebut dengan perusahaan yang profitable. Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham dan Houton, 2001:89). Muhammad (2007) menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat investor dari aktivitas investasinya. Investor memiliki sejumlah harapan atas sejumlah pengembalian dari investasinya, pengembalian itu tentunya tergambar jelas pada performa perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas dalam penelitian ini salah satunya dihitung dengan Return On

(5)

Assets (ROA). ROA menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset atau total aktiva yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Perusahaan yang memiliki nilai ROA yang negatif dalam periode waktu yang berurutan akan memicu masalah going concern karena ROA yang negatif artinya bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian dan ini akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan tersebut, sebaliknya jika nilai ROA positif maka efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan. Dengan demikian semakin besar rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, sehingga auditor tidak memberikan opini going concern pada perusahaan yang memiliki laba tinggi.

Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Subramanyam (2010:10) mengartikan likuiditas sebagai suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya dan bergantung pada arus kas perusahaan serta komponen aset serta kewajiban lancarnya. Ahmad (dalam Retno, 2011) likuiditas diartikan sebagai mudahnya mengkonversikan suatu aset menjadi uang dengan biaya transaksi yang cukup rendah. Perusahaan yang mempunyai “kekuatan membagi” yang besar, sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid dan sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekuatan membayar dikatakan perusahaan yang ilikuid.

(6)

current ratio (rasio lancar). Current ratio yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh aset lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi current ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.

Hanafi dkk (dalam Rinny, 2011) menyatakan tingkat likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Tingkat likuiditas dianggap sebagai indikator penting kesehatan secara umum karena untuk melihat kesehatan sebuah perusahaan yang pertama kali dilihat adalah tingkat likuiditasnya terlebih dahulu, ini dikarenakan tingkat likuiditas mengukur kemampuan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (Wild et al, 2005:38).

Dalam hubungannya dengan likuiditas semakin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para krediturnya maka auditor kemungkinan memberikan opini audit dengan going concern. Altman (dalam Komalasari, 2004) menyatakan tidak jarang perusahaan yang secara konsisten mengalami kerugian operasi mempunyai working capital yang sangat kecil bila dibandingkan dengan total aset. Hubungan likuiditas dengan opini audit adalah semakin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

(7)

melunasi seluruh hutang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Solvabilitas dalam suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 2001). Munawir (2004) solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendeknya maupun kewajiban jangka panjangnya.

Sutrisno (2007) menyatakan solvabilitas dihitung dengan total debt to total asset ratio dan debt to equity ratio. Total debt to total asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan beresiko, hal ini menyebabkan kreditur meminta imbalan semakin tinggi. Sedangkan debt to equity ratio adalah imbangan antara utang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya.

Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas ini, maka semakin pula menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PEMBERIAN

(8)

OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis perlu mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas, yaitu:

a. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

b. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

c. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang

(9)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh solvabilitas terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

a. Kontribusi teoretis

Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya: profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas serta yang berkaitan dengan opini audit going concern. b. Kontribusi praktis

1) Bagi perusahaan, terutama manajer dengan melihat hasil pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap pemberian opini audit going concern, sehingga memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manfaat ekonomi di masa yang akan datang juga mempertahankan dan mengembangkan perencanaan usaha (business plan).

2) Bagi Investor dan kreditur untuk mengambil keputusan investasi dan pemberian pinjaman kepada perusahaan.

3) Bagi penulis untuk menambah pengetahuan mengenai topik yang diteliti. 4) Bagi pembaca dan peneliti lain diharapkan penelitian ini mampu menjadi

(10)

going concern.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian merupakan batasan dari suatu pembahasan. Adanya batasan ini diharapkan pembahasan tidak menyimpang dari masalah yang sedang dibahas dalam penelitian ini dan diharapkan penelitian tersebut menjadi jelas permasalahannya.

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah hanya sebatas pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 5 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengolahan limbah baterai menggunakan bioreaktor lekat diam ( Fixed Bed Reactor ) selama 8 hari, terjadi fluktuasi proses penyisihan logam timbal dalam air

UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rakhmat dan karunia-Nya sehingga disertasi yang berjudul “Model perilaku

Oleh karena itu, penelitian yang mengambil judul “Pulau Kecil Berketahanan Iklim: Studi Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pengurangan Risiko Bencana Akibat Perubahan Iklim

Dari latar belakang tersebut maka Sekolah Islam Terpadu dalam Konteks Desain Arsitektur Kontemporer dengan studi kasus Al- Irsyad Satya Islamic School Kotabaru

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana seorang raja yang gagap dituntut untuk bisa lancar berpidato

Tehnik analisa data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber yang berkaitan

Dengan kata lain, implikatur percakapan adalah proposisi atau pernyataan implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan penutur berbeda dengan

Windows Sharepoint Service dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP.Net 2.0 dan database SQL Server 2008 dimana telah menggunakan model orientasi objek