• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG

Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah danPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.

Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015, LKj tingkat SKPD disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selambat-lambatnyadua bulan setelah tahun anggaran berakhir.

BAB I

(2)

MAKSUD DAN TUJUAN

LKj Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKj juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.

Selain itu, LKj menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKj, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKj sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tugas menurunkan angka populasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada 24 Kabupaten/Kota. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan Kebijaksanaan Teknis di bidang Sosial, meliputi Bidang Pemberdayaan Sosial, Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial, Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial serta Bidang Informasi dan Sumber Daya Sosial.

b. Penyelenggaraan urusan sosial dan pelayanan umum di bidang sosial meliputi Bidang Pemberdayaan Sosial, Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial, Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial serta Bidang Informasi dan Sumber Daya Sosial.

c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas di bidang sosial meliputi Bidang Pemberdayaan Sosial Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial, Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dan Bidang Informasi dan Sumber Daya Sosial.

d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

Pemberlakuan Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada Bab VIII Perangkat Daerah, pasal 219. Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu instansi yang bertugas melaksanakan fungsi urusan wajib artinya ke depan tantangan begitu berat dan permasalahan semakin kompleks sehingga keberadaan Dinas Sosial Sulawesi Selatan dapat menjawab tantangan dan memeberikan solusi tehadap permasalahan – permasalahan yang ada di daerah sehingga dapat mendorong percepatan pembangunan daerah, daya saiang dan memajukan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2015 diarahkan untuk pencapaian target sasaran Pembangunan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

(3)

2013-2018 pada Tabel VIII-1 Indikasi Rencana Program Proritas yang disertai kebutuhan pendanaan, Urusan Pemerintahan Umum Nomor 17 dan 18 dan Renstra Strategis (Renstra) Dinas Sosial Povinsi Sulawesi Selatan tahun 2013-2018 pada Misi ke 2 Meningkatkan Kualitas Kemakmuran Ekonomi, Kesejahteraan Sosial dan Kelestarian Lingkungan.

Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Dalam rangka mempertanggungjawabkan kinerja dan akuntabilitasya maka suatu organisasi/ instansi wajib membuat suatu laporan kinerja untuk menggambarkan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Melalui INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) telah diperkenalkan suatu sistem manajemen pemrintah yang tidak hanya berfokus pada peningkatan akuntabilitas tapi juga pada peningkatan kinerja

ISU STRATEGIS

Isu Strategis yang dihadapi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan yang dituangkan dalam Renja tahun 2015 adalah Permasalahan sosial yang berkembang searah dengan pertumbuhan penduduk mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar hidup karna masih kurangnya SDM yang dimiliki dan kurangnya lapangan kerja serta kurangnya kesempatan yang diberikan terutama kepada kaum disabilitas, yang mengakibatkan dampak kehidupan berada pada garis kemiskinan, sehingga diperlukannya penanganan yang sangat kompleks bagi semua stakeholder agar permasalahan kesejahteraan sosial dapat ditangani, karena mengingat kondisi masyarakat sulawesi selatan yang masih rentan dengan masalah sosial, yang mencakup kemiskinan, perilaku menyimpang, kekerasan dan lain – lain.

Kelompok masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti : Lanjut usia terlantar, penyandang cacat atau disabilitas, fakir miskin, anak terlantar dan balita terlantar, anak nakal, anak berhadapan hokum, bencana alam / sosial dan tuna sosial merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan. Kelompok masyarakat ini perlu mendapat perhatian khusus karena mereka memiliki berbagai keterbatasan sehingga sering kali mereka tertinggal dan terabaikan dalam proses pembangunan yang berakibat kurang dapat menikmati hasil pembangunan dan menjadikan mereka orang miskin.

Penduduk yang tertinggal dalam proses pembangunan disebut dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yaitu seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat, yang oleh karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, dan karena itu tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial)

(4)

secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterpencilan, dan korban bencana, korban tindak kekerasan, eksploitasi serta diskriminasi.

Penduduk yang termasuk dalam kelompok Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) cenderung mengalami peningkatan baik kualitas maupun intensitas. Dampak yang ditimbulkan sangat komplek dan memerlukan penanganan secara khusus. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan tersebut, diperlukan data / informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan secara akurat, terpercaya dan tepat waktu. Berdasarkan hal di atas, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu stakeholder yang menangani permasalah sosial menindaklanjuti masalah–masalah yang ada dengan menetapkan strategi, kebijakan, program dan kegiatan untuk menangani masalah kesejahteraan sosial.

Sehubungan dengan hal tersebut, khususnya dalam kerangka penyelenggaraan akuntabilitas publik, Laporan Kinerja Pemerintah menjadi sangat penting terutama dalam pelaporan kinerja instansi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, uraian berikut ini secara berturut-turut menjelaskan beberapa aspek yang berkaitan dengan perencanaan strategis dalam manajemen perencanaan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. Didalamnya mencakup langkah-langkah mencapai tujuan dan sasaran, serta perumusan strategis yang mencakup perumusan kebijaksanaan, program dan kegiatan.

STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawsi Selatan didukung unsur organisasi yang terdiri dari :

a. Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusun progam dalam lingkungan Dinas Sosial. b. Bidang Pemberdayaan Sosial yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai

tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Pemberdayaan Sosial Masyarakat Miskin, Pelestarian Nilai Kepahlawanan Keperintisan, Kejuangan Dan Kesetiakawanan Sosial serta Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil ( KAT )

c. Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pengawasan dan pengendalian bencana alam, bencana sosial, tindak kekerasan dan pekerja migran, sumber dana sosial serta jaminan kesejahteraan sosial.

d. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

e. Bidang Informasi dan Sumber Daya Sosial yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas mengumpulkan data-data informasi tentang kesejahteraan sosial.

(5)

Bagan 1.1 Struktur Organisasi

KOMPOSISI SDM ORGANISASI

Tersedianya sumberdaya manusia khususnya pekerja sosial yang cukup dan berkualitas merupakan modal utama keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dan secara langsung akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Jumlah pegawai (PNS) yang dimiliki Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2015 adalah sebnayak 375 orang dengan rincian jenis kelamin 191 orang Laki-Laki dan 184 orang Perempuan.

Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan

Berikut merupakan komposisi PNS di Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan jenjang pendidikan :

 S3 : 1 orang

Laki – Laki : 1 orang Perempuan : -

 S2 : 29 orang

Laki – Laki : 11 Orang

KEPALA DINAS

KELOMPOKFU NGSIONAL

SEKRETARIS

KASUB BAG UMUM & KEPEGAWAIAN KASUB BAG PROGRAM KASUB BAG KEUANGAN KABID PEMBERDAYAAN SOSIAL

KABID BANTUAN & JAMINAN SOSIAL

KABID PELAYANAN & REHAB SOSIAL

KABID INFORMASI & SUMBERDAYA SOSIAL

KASI MASYARAKAT MISKIN

KASI PLTR NILAI KEPAH, KEPER &

KEJ KASI KAT

KASI PEMULIHAN SOSIAL

KASI JAMINAN SOSIAL & SUMBER

DANA SOSIAL KASI TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA MIGRAN KASI PELAYANAN ANAK KASI REHAB, PENY. CACAT & PELAY. LANSIA KASI REHAB, TUNA

SOSIAL NAPZA & HIV AIDS KASI INFORMASI KESOS KASI KEMITRAAN PENGEMB. KESOS KASI PENYULUHAN & PENELITIAN KESOS UPTD PSBR MAKKARESO MAROS UPTD PPSKW MATTIRO DECENG UPTD PPSTPA INANG MATUTU UPTD PPSBK NIRANNUANG BULUKUMBA UPTD PPSLU MAPPAKASUNGGU PARE-PARE UPTD PPSAA SEROJA BONE

(6)

Perempuan : 18 Orang

 S1 : 155 Orang

Laki – Laki : 74 orang Perempuan : 81 orang

 Sarjana Muda : 25 Orang Laki – Laki : 8 Orang Perempuan : 17 orang

 SMA : 148 Orang

Laki –Laki : 88 orang Perempuan : 60 orang

 SMP : 16 Orang

Laki – Laki : 11 orang Perempuan : 5 orang

 SD : 1 Orang

Laki – Laki : 1 orang Perempuan : -

Tabel 1.1

Komposisi PNS Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 S.3 (Doktoral) 1 0 1 2 S.2 (Pasca Sarjana) 11 18 29 3 S.1 (Sarjana) 74 81 155 4 D1-D3 (Sarjana Muda) 8 17 25 5 SLTA 88 60 148 6 SLTP 11 5 16 7 SD 1 0 1 Jumlah 194 181 375

Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon

Berdasarkan Jabatan Struktural sebanyak 34 Orang, Pejabat Fungsional 13 orang Laki – Laki dan 21 orang Perempuan, Pejabat Fungsional Pekerja Sosial sebanyak 81 orang. Berikut merupakan uraiannya berdasarkan pangkat/ golongan :

 Golongan IV/d : 1 Orang Laki – Laki : 1 orang Perempuan : -

 Golongan IV/c : 0

(7)

Laki – Laki : 6 orang Perempuan : 8 orang

 Golongan IV/a : 41 Orang Laki – Laki : 13 orang Perempuan : 28 orang

 Golongan III/d : 50 Orang Laki – Laki : 25 orang Perempuan : 25 orang

 Golongan III/c : 24 Orang Laki – Laki : 10 orang Perempuan : 14 orang

 Golongan III/b : 23 Orang Laki – Laki : 10 orang Perempuan : 13 orang

 Golongan III/a : 66 Orang Laki – Laki : 36 orang Perempuan : 30 orang

 Golongan II/d : 3 Orang Laki – Laki : 1 orang Perempuan : 2 orang

 Golongan II/c : 39 Orang Laki – Laki : 15 orang Perempuan : 24 orang

 Golongan II/b : 32 Orang Laki – Laki : 20 orang Perempuan : 12 orang

 Golongan II/a : 67 Orang Laki – Laki : 43 orang Perempuan : 24 orang

 Golongan I/d : 4 Orang Laki – Laki : 2 orang Perempuan : 2 orang

 Golongan I/c : 9 Orang Laki – Laki : 7 orang Perempuan : 2 orang

 Golongan I/b : 1 Orang Laki – Laki : 1 orang

(8)

Perempuan : -

 Golongan I/a : 1 Orang Laki – Laki : 1 orang Perempuan : -

Tabel 1.2

Komposisi Jenis Kelamin Pangkat/ Golongan

No Pangkat Golongan

Ruang

Laki –

Laki Perempuan Jumlah

1. Pembina Utama Madya IV/d 1 0 1

2. Pembina Utama Muda IV/c 0 0 0

3. Pembina Tingkat I IV/b 6 8 14

4. Pembina IV/a 13 28 41

5. Penata Tingkat I III/d 25 25 50

6. Penata III/c 10 14 24

7. Penata Muda Tingkat I III/b 10 13 23

8. Penata Muda III/a 36 30 66

9. Pengatur Tingkat I II/d 1 2 3

10. Pengatur II/c 15 24 39

11. Pengatur Muda Tingkat I II/b 20 12 32

12. Pengatur Muda II/a 43 24 67

13. Juru Tingkat I I/d 2 2 4

14. Juru I/c 7 2 9

15. Juru Muda I/b 1 0 1

16. Juru I/a 1 0 1

Jumlah 191 184 375

INOVASI DALAM REFORMASI SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA

Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja pelayanan publik. Karenanya, berbagai inovasi juga telah dikembangkan oleh Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah Pembuatan Website Dinas Sosial Prov. Sulsel agar masyarakat dapat mengakses informasi tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Sulawesi Selatan.

(9)

RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN VISI DAN MISI

Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan kerangka pembangunan strategis Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan yangmemuat penjabaran visi, misi, tujuan, sasaran dan program SKPD, RENSTRAberpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD).

Sebagai penerjemahan kebijakan politik Gubernur sebagai Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD, RENSTRA menjadi pijakan bagi perencanaan strategis SKPD, termasuk hingga ke level perencanaan tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatanyang tertuang dalam RENSTRA tersebut.

VISI :

Visi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan di atas menggambarkan kondisi objektif yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu 5 Tahun merencanakan menurunkan angka populasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Sulawesi Selatan melalui pelayanan sosial terpadu antar program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial.

MISI:

Berdasarkan Visi Dinas Sosial Provinsi Selawesi Selatan tersebut di atas yang pada hakekatnya untuk mendukung diwujudkannya visi, maka dirumuskan Misi sebagai berikut :

1. Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi PMKS

2. Meningkatkan Pelayanan bagi Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial (PMKS) 3. Peningkatan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial melalui Kelembagaan

4. Memperkuat Nilai-Nilai Kebangsaan dan Rasa Nasionalisme

TUJUAN

Tujuan pembangunan Kesejahteraan Sosial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan pembangunan di Sulawesi Selatan adalah terciptanya suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan

”Terwujudnya Kesejahteraan Sosial dan Kemandirian

bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

di Sulawesi Selata Tahun 2018.”

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN

KINERJA

(10)

dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi perorangan, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi serta kewajiban manusia. Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:

Misi 1 “Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi PMKS”

Tujuan:Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Misi 2 ”Meningkatkan Pelayan bagi PMKS” Tujuan:

1. Peningkatan Pelayanan Pemberdayaan Sosial, perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial

2. Peningkatan Pelayanan penyebaran informasi kesejahteraan sosial

Misi 3 ”Peningkatan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Melalui Kelembagaan” Tujuan : Peningkatan Kemampuan Komunikasi, Informasi, Edukasi bagiPSKS

Misi 4 ”Memperkuat Nilai-Nilai Kebangsaan dan Rasa Nasionalisme”

Tujuan: Menumbuhkan semangat patriotisme melalui penanaman nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial.

Sasaran, Indikator kinerja dan target kinerja untuk masing-masing tujuan strategis diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN KONDISI

AWAL TARGET AKHIR RENSTRA 1. Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Berkontribusi dalam menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Persentase meningkat-nya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar Persen 1,5 % 7,5%

(11)

2. PeningkatanPel ayanan Pemberdayaan Sosial, perlindungan dan jaminan sosial, rehabilitasi sosial 2. Meningkatkan kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengembanga n SDM dalam penyelenggar aan Kesos 2. Jumlah SDM pendamping Kesos dalam penanganan PMKS Jiwa 5456 12391 3. Peningkatan Pelayanan penyebaran informasi kesejahteraan sosial 3. Penyebarlua-san informasi kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat 3. Jumlah informasi pembangu-nan kesos yang disajikan melalui website Kegiatan 30 380 4. Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas Jiwa 200 1500 5. Jumlah informasi pembangu-nan kesos yang diberikan melalui penyuluhan kepada masyarakat Orang 54 270 4.Peningkatan kemampuan komunikasi, informasi dan edukasi bagi Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) 4. Peningkatan pengetahuan, kemampuan SDM dan kelembagaan kesejahteraan sosial dinas 6. Jumlah SDM Lembaga Kesejahtera-an Sosial yang mengikuti pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan Jiwa 960 2228

(12)

5. Menumbuhkan semangat patriotisme melalui penanaman nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan , Kejuangan dan Kesetiakawa-nan Sosial 5. Meningkatkan rasa semangat nasionalisme, patriotisme dan kesetiakawa-nan sosial melalui pendekatan kearifan lokal bagi generasi muda 7. Jumlah generasi muda yang mengikuti kegiatan pelestarian nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawa-nan, Kejuangan dan Kesetiakawa nan Sosial Jiwa 288 488 8. Jumlah TMP/MPN yang dipelihara TMP/MPN 2 2 SASARAN

Mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tujuan1

Sasaran :Berkontribusi dalam menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Tujuan 2

Sasaran :Meningkatnya kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengembangan SDM dalam penyelenggaraan Kesos

Tujuan 3

Sasaran :Penyebarluasan informasi kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat

Tujuan 4

Sasaran :Peningkatan pengetahuan, kemampuan SDM dan kelembagaan kesejahteraan sosial dinas

Tujuan 5

Sasaran: Meningkatkan rasa semangat nasionalisme, patriotisme dan kesetiakawa-nan sosial melalui pendekatan kearifan lokal bagi generasi muda

PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN

Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang yang telah ditetapkan dalam RENSTRA,maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program-program. Adapun program-program untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2015 sebagai berikut:

(13)

Tabel 2.2

Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan/kesepakatanantara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja beserta program dan anggaran. Penyusunan PK 2015 dilakukan dengan mengacu kepada RENSTRA, RENCANA KERJA (RENJA)2015, IKU dan APBD. Dinas Sosial Provinsi Sulawes Selatan telah menetapkan PK sebagai berikut:

SASARAN PROGRAM PENDUKUNG

1 Berkontribusi dalam menurunkan jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

3 Program Pembinaan Anak Terlantar

4 Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo 5 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit

Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) 2 Meningkatnya kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengembangan SDM dalam penyelenggaraan Kesos

1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

3 Program Pembinaan Anak Terlantar

4 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

5 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)

6 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

3 Penyebarluasan informasi pembangunan kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat

1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

3 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

4 Peningkatan pengetahuan, kemampuan SDM dan kelembagaan Kesejahteraan sosial

1 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

5 Meningkatkan rasa semangat nasionalisme, patriotisme dan

kesetiakawanan sosial melalui pendekatan kearifan lokal bagi generasi muda

1 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

(14)

Tabel 2.3

Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET TAHUN

2015 1. Berkontribusi dalam menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam

pemenuhan hak dasar

Persen 1,5 2. Meningkatkan kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengembangan SDM dalam penyelenggaraan Kesos 2. Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS Orang 3304 3. Penyebarluasan informasi pembangunan kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat 3. Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website

Kegiatan 50

4. Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas

Orang 250

5. Jumlah informasi pembangunan kesos yang diberikan melalui penyuluhan kepada masyarakat Orang 54 4. Peningkatan pengetahuan, kemampuan SDM dan kelembagaan kesejahteraan sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial 6. Jumlah SDM Lembaga Kesejahteraan Sosial yang mengikuti

pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan Orang 552 5. Meningkatkan rasa semangat nasionalisme, patriotisme dan kesetiakawanan sosial melalui pendekatan kearifan lokal bagi generasi muda

7. Jumlah generasi muda yang mengikuti kegiatan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan kejuangan dan kesetiakawanan sosial Orang 50 8. Jumlah TMP/ MPN yang dipelihara TMP/MPN 2

(15)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan IKU sebagai berikut:

Tabel 2.4

IKU Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan

SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN FORMULASI PERHITUNGAN SUMBER DATA 1. Berkontribusi dalam menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar % Jumlah PMKS yang di Tangani/Jumlah PMKS yang seharusnya ditangani X 100% Data PMKS Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 2. Meningkatnya kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengemba-ngan SDM dalam penyelengga-raan kesos 2. Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS Orang Jumlah SDM pendamping kesos/Jumlah SDM pendamping kesos yang seharusnya x 100% 3. Penyebarlua-san informasi pembangu-nan kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat 3. Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website Kegiatan 4. Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas

Orang Jumlah pengunjung website per tahun/Jumlah pengunjung yang ditargetkan x 100% 5. Jumlah informasi pembangunan kesos yang diberikan melalui penyuluhan kepada masyarakat

Orang Jumlah Pelayanan informasi dan penyuluhan Sosial (org)/Jumlah yang seharusnya ditangani x 100% 4. Peningkatan pengetahuan, kemampuan SDM dan kelembagaan kesejahteraan sosial 6. Jumlah SDM Lembaga Kesejahteraan Sosial yang mengikuti pelatihan dalam rangka peningkatan Orang Jumlah SDM lembaga Kesejahteraan Sosial yang mengikuti pelatihan/Jumlah SDM lembaga Kesejahteraan Sosial yang seharusnya

(16)

RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015

Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan maka jumlah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan padaTahunAnggaran 2015adalah sebesarRp. 41.064.633.718,-yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci rencana anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.5

Rencana Belanja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi SelatanTA.2015

No Uraian Rencana(Rp) %

1 Belanja Tidak Langsung 26.729.633.718 65,1

2 Belanja Langsung 14.335.000.000 34,9

Jumlah 41.064.633.718 100

Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program-program yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :

pengetahuan mengikuti pelatihan

x 100% 7. Jumlah generasi muda yang mengikuti kegiatan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan kejuangan dan kesetiakawanan sosial

Orang Jumlah generasi muda/Jumlah generasi muda yang seharusnya mengikuti kegiatan x 100% 5. Meningkat-kan rasa semangat nasionalisme, patriotisme dan kesetiakawan an sosial melalui pendekatan kearifan lokal bagi generasi muda 8. Jumlah TMP/ MPN yang dipelihara TMP/MPN Jumlah TMP/MPN/Jumlah TMP/MPN yang seharusnya ditangani x 100%

(17)

Tabel 2.6

Alokasi per Sasaran Tahun Anggaran 2015

SASARAN INDIKATOR ANGGARAN

(Rp) PERSENTASE ANGGARAN 1. Berkontribusi dalam menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1. Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar 5.934.662.500 71,7% 2. Meningkatnya kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengemba-ngan SDM dalam penyelengga-raan kesos 2. Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS 1.030.300.000 12,45% 3. Penyebarluasan informasi pembangunan kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat 3. Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website

163.000.000 1,13%

4. Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas 5. Jumlah informasi pembangunan kesos yang diberikan melalui penyuluhan kepada masyarakat 130.000.000 0,9% 4. Peningkatan pengetahuan, kemampuan SDM dan kelembagaan kesejahteraan sosial 6. Jumlah SDM Lembaga Kesejahteraan Sosial yang mengikuti pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan 300.000.000 3,62% 5. Meningkatkan rasa semangat nasionalisme, patriotisme dan kesetiakawanan sosial melalui pendekatan kearifan lokal bagi generasi muda 7. Jumlah generasi muda yang mengikuti kegiatan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan kejuangan dan kesetiakawanan sosial 297.000.000 3,6% 8. JumlahTMP/ MPN yang dipelihara 162.400.000 2% TOTAL 8.017.362.500 95,4

(18)

Pada tabel di atas, jumlah anggaran untuk program/kegiatan sebesar Rp.8.017.362.500,- dengan prsentase terbesar anggaran untuk mendukung sasaran 1 dengan besaran 71,7%. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah sasaran 2 yaitu sebesar 12,45%. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif kecil adalah sasaran 3sebesar 0,9% dari total anggaran belanja langsung. Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan program prioritas yang mendukung sasaran mencapai 95,4% dan sisa anggaran sebesar 4,6% dialokasikan untuk melaksanakan program pendukung.

(19)

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Akuntabilitas sebagai salah satu pilar dalam prinsip good governance, adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Kaitannya dengan pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, adalah bahwa pembangunan yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah yang pada pelaksanaannya menjadi tanggungjawab SKPD, diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik, bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil hingga akhirnya dapat memberikan dampak.Sehingga, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai.Dalam hal ini, laporan kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja sebagaimana diatur dalam Permenpan No. 53 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Nilai Peringkat Kinerja

NO. INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA

KRITERIA PENILAIAN

REALISASI KINERJA KODE

1. 91 < Sangat Tinggi ST 2. 76 < 90 Tinggi T 3. 66 < 75 Sedang S 4. 51 < 65 Rendah R 5. < 50 Sangat Rendah SR

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

(20)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA2015

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.1 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk tahun 2015. Pencapaian Indikator tahun 2015 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Tabel Pencapaian Indikator Tahun 2015

No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2015 Target Akhir RENST RA Capaian s/d 2015 terhadap 2018 (%) Target Realisasi Capaian

1 Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar 1,5% 1,5% 0,8% 53,3% 7,5% 34,7% 2 Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS 5456 Orang 3304 orang 1989 Orang 60,2% 12391 Orang 42,7% 3 Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website 30 Kegiatan 50 Kegiata n 50 Kegiatan 100% 380 kegiata n 21,42% 4 Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas 200 Orang 250 Orang 235 Orang 94% 1500 Orang 28,2% 5 Jumlah informasi pembangunan kesos yang diberikan melalui penyuluhan kepada masyarakat 54 Orang 54 Orang 54 Orang 100% 270 Orang 40% 6 Jumlah SDM Lembaga Kesejahteraan Sosial yang mengikuti pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan 960 Orang 552 Orang 552 Orang 100% 2228 Orang 70,2%

(21)

7 Jumlah generasi muda yang mengikuti kegiatan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan kejuangan dan kesetiakawanan sosial 288 Orang 50 Orang 35 Orang 70% 488 Orang 45,3% 8 Jumlah TMP/ MPN yang dipelihara 2 TMP/MP N 2 TMP/M PN 2 TMP/MP N 100% 2 TMP/M PN 100%

Berdasarkan tabel 3.2 mengenai Pencapaian Indikator Tahun 2015dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Indikator 1 : Persentasemeningkatnya kemampuan keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar ditargetkan sebesar 1,5% dari target akhir RENSTRA sebesar 7,5%. Realisasi indikator 1 pada tahun 2015 sebesar 0,8% sehingga memiliki capaian indikator kinerja sebesar 53,3%. Capaian kinerja indikator 1 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 34,7%.

2. Indikator 2 : Meningkatnya SDM kesejahteraan sosial dalam penyelenggaraan kesos tahun 2015 ditargetkan sebanyak 3304 Orang. Realisasi indikator 2 pada tahun 2015 sebanyak 1989 orang sehingga indikator 2 memiliki capaian sebesar 60,2%. Capaian kinerja indikator 2 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 42,4%.

3. Indikator 3 : Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website tahun 2015 ditargetkan sebanyak 50 Kegiatan. Realisasi indikator 3 pada tahun 2015 sebanyak 50 kegiatan sehingga indikator 3 memiliki capaian kinerja sebesar 100%. Capaian kinerja indikator 3 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 21,42%. 4. Indikator 4 : Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas tahun 2015 ditargetkan

sebanyak 250 orang. Realisasi indikator 4 pada tahun 2015 sebanyak 235 Orang sehingga memiliki capaian kinerja 94%. Capaian kinerja indikator 4 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 28,2%.

5. Indikator 5 : Jumlah informasi pembangunan kesos yang diberikan melalui penyuluhan kepada masyarakat tahun 2015 ditargetkan sebanyak 54 Orang. Realisasi indikator 5 pada tahun 2015 sebanyak 54 orang sehingga memiliki capaian kinerja sebesar 100%. Capaian kinerja indikator 5 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 40%. 6. Indikator 6 : Jumlah SDM Lembaga Kesejahteraan Sosial yang mengikuti pelatihan dalam

rangka peningkatan pengetahuanditargetkan pada tahun 2015 sebesar 552 Orang. Realisasi indikator 6 sebanyak 552 orang sehingga memiliki capaian kinerja sebesar 100%. Capaian kinerja indkator 6 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 70,2%.

(22)

keperintisan, kepahlawanan kejuangan dan kesetiakawanan sosial ditargetkan pada tahun 2015 sebesar 50 orang. Realisasi indikator 7 pada tahun 2015 sebanyak 35 Orang sehingga memiliki capaian kinerja 70%. Capaian kinerja indikator 7 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 45,3%.

8. Indikator 8 : Jumlah TMP/ MPN yang dipelihara pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 2 TMP/MPN. Realisasi indikator 8 pada tahun 2015 sebanyak 2 TMP/MPN sehingga memiliki capaian kinerja sebesar 100%. Capaian kinerja indikator 8 sampai dengan tahun 2015 terhadap target RENSTRA 2018 sebesar 100%.

Berdasarkan rincian di atas dapat dilihat bahwa dari delapan jumlah Indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015, terdapat empat indikator yang menunjukkan capaian 100% atau lebih. Tingkat ketercapaian ini menunjukkan pelaksanaan urusan yang terkait dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh pegawai dalam mendukung capaian sejumlah indikator tersebut. Untuk sejumlah target IKU Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan yang tingkat pencapaiannya belum mencapai 100 % pada tahun 2015, masih diperlukan upaya kinerja yang lebih keras, fokus, dan terarah; dengan pertimbangan sejumlah analisa yang mempengaruhi. Sedangkan, empat indikator kinerja sasaran yang lainnya memiliki capaian 0,8% sampai dengan 94%.Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 terdapat lima indikator yang menunjukkan capaian sangat tinggi.Berikut merupakan penjabaran evaluasi dan analisis capaian kinerja per indikator kinerja berdasarkan sasaran strategis Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.

SASARAN 1

Sasaran strategis 1 yaitu “Berkontribusi menurunkan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)” memiliki 1 indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja dalam mencapai tujuan yaitu memberikan kesempatan dan peluang kepada PMKS untuk meningkatkan taraf hidup. Indikator kinerja pada sasaran ini yaitu persentasemeningkatnya kemampuan keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar. Capaian kinerja melalui indikator kinerja sasaran ini dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

(23)

Tabel 3.3

Capaian Indikator Kinerja 1 Sasaran 1 No Indikator Kondisi Awal 2015 Target Akhir RENST RA (2018) Capaian s/d 2015 terhadap 2018 (%) Target Realisasi % Capaia n 1. Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar 1,5% 1,5% 0,8% 53,3 7,5% 34,7%

Capaian indikator kinerja 1 pada sasaran 1 “Persentase meningkatnya kemampuan keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar” tahun 2015 sebesar 53,3%. Capaian ini diperoleh dari realisasi indikator kinerja 1 pada tahun 2015 sebesar 0,8% dengan target 1,5%. Realisasi indikator kinerja 1 diperoleh berdasarkan jumlah PMKS yang dibantu oleh Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan baik dalam bentuk pelatihan maupun bantuan langsung sehingga meningkatkan kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar mereka. Jumlah PMKS yang dibantu oleh Dinas Sosial tahun 2015 berdasarkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Pelatihan home industry bagi keluarga miskin, Posko pemulangan orang terlantar dan pekerja migran, Sosialisasi pemberdayaan masyarakat miskin, Pemulangan pekerja migran dan orang terlantar, Bantuan jaminan hidup Eks Kusta, Pelayanan dan pembinaan sosial pada PPSTPA Inang Matutu Makassar, Pelayanan dan pembinaan sosial anak terlantar pada PPSBK Nirannuang Bulukumba, Pelayanan dan pembinaan sosial anak terlantar pada PPSBR Makkareso Maros, Pelayanan dan pembinaan sosial anak jalanan pada PPSBR Makkareso Maros, Pelayanan soial pada PPSLU Mappakasunggu Pare-pare, Pelayanan dan rehabilitasi sosial pada PPSAA Seroja Bone, Pelayanan sosial pada PPSKW Mattirodeceng Makassar dan Bimbingan teknis pengelolaan UEP lanjut usia potensial pada triwulan IV sebanyak 2800 jiwa atau 0,8% dari jumlah PMKS di Sulawesi Selatan. Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan untuk mencapai indikator 1 sasaran 1 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(24)

Jumlah PMKS yang diperoleh dari pendataan yang dilakukan oleh TKSK dari 24 Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebanyak 376.071 jiwa. Jumlah PMKS berdasarkan jenisnya dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4

Jumlah PMKS di Sulawesi Selatan Berdasarkan Jenis PMKS Tahun 2015

No Jenis PMKS L P Jumlah

1. Anak Balita Terlantar 3.336 4.770 8.106

2. Anak Terlantar 5.440 5.009 10.449

3. Anak yang Berhadapan Dengan Hukum

756 122 878

4. Anak Jalanan 255 132 387

5. Anak Dengan Disabilitas 332 217 549

6. Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus

702 1.110 1.812

7. Lanjut Usia Terlantar 10.693 14.437 25.130

8. Penyandang Disabilitas 9.193 8.475 17.668

9. Tuna Susila - 763 763

10. Gelandangan 1.471 366 1.837

11. Pengemis 171 344 515

12. Pemulung 1.399 376 1.775

13. Kelompok Minoritas (Waria) 2.835 - 2.835

14 Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan

911 425 1.336

15. Orang Dengan HIV/ AIDS 1.150 325 1.475

16 Korban Penyalahgunaan NAPZA 3.184 1.302 4.486

17. Korban Trafficking 201 271 472

18. Korban Tindak Kekerasan 236 950 1.186

19. Pekerja Migran Bermasalah Sosial 318 81 399

(25)

21. Korban Bencana Sosial 1.016 1.957 2.973 22. Wanita Rawan Sosial Ekonomi - 10.285 10.285

23. Fakir Miskin 133.165 126.875 260.040

24. Warga Bermasalah Psikologis Sosial

2.847 1.245 4.092

25. Komunitas Adat Terpencil 2.784 1.841 4.625 26. Anak yang Menjadi Korban Tindak

Kekerasan atau Diperlakukan Salah

489 929 1.418

TOTAL

188.750 187.321 376.071

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa fakir miskin merupakan jenis PMKS paing banyak di Sulawesi Selatan dan anak jalanan merupakan jenis PMKS dengan jumlah paling sedikit di Sulawesi Selatan dengan jumlah 387 anak.

Berdasarkan tabel capaian 3.3, dapat dilihat bahwa untuk tahun 2015 capaian kinerja indikator 1 sasaran 1 Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja yang rendah karena hanya mencapai 53,3%. Capaian pada indikator ini juga menyumbang sebanyak 34,7% sampai dengan 2015 dari target pada akhir RENSTRA (2018) yang diharapkan mencapai 7,5%.

Selanjutnya perbandingan capaian indikator 1 pada tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.5

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2014 Pada Indikator 1 Sasaran 1

No Indikator Capaian 2015 Capaian 2014 Capaian 2015 Banding 2014 1. Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar

53,3 % 120% 0,44%

Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja indikator 1 Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yaitu 120%. Persentase ini dihasilkan dengan realisasi indikator 1 pada tahun 2014 yaitu sebesar 1,8% dengan target 1,5%. Realisasi indikator 1 pada tahun 2014 diperoleh dari laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan home industri bagi keluarga miskin, posko pemulangan orang terlantar dan pekerja migran, bimbingan keterampilan bagi keluarga miskin, pemberdayaan masyarakat miskin, sosialisasi pembedayaan masyarakat miskin pada

(26)

program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya, kegiatan pemulangan pekerja migran dan orang terlantar, bantuan jaminan hodup eks kusta, rehabilitasi rumah tidak layak huni, pemberdayaan wanita rawan sosial ekonomi, bimbingan keterampilan pengelolaan usaha ekonomi produktif bagi pemulung pada program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, kegiatan pelayanan dan pembinana sosial pada PPSTA Inang Matutu Makassar, Pelayanan dan Pembinaan sosial pada anak terlantar PPSBR Nirannuang Bulukumba, pelayanan dan pembinaan sosial anak terlantar pada PPSBR Makkareso Maros, pembinaan dan rehabilitasi sosial anak jalanan pada PPSBR Makkareso Maros, bimbingan usaha ekonomi produktif anak terlantar pada program pembinaan anak terlantar, kegiatan pelayanan sosial pada PPSLU Mappakasunggu Parepare, pelayanan dan rehabilitasi sosial pada PPSAA seroja Bone, bimbingan teknis pengelolaan usaha ekonomi produktif lanjut usia potensial pada program pembinaan panti asuhan/ panti jompo, kegiatan pelayanan sosial pada PSKW Mattirodeceng Makassar, bimbingan teknis pengelolaan usaha ekonomi produktif eks penyandang penyakit sosial pada program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya. Perbandingan capaian pada tahun 2015 dan 2014 yaitu 0,44%. Jika dibandingkan capaian kedua tahun tersebut, dapat dilihat bahwa capaian pada tahun 2015 mengalami penurunan.

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai indikator kinerja berhubungan dengan penyerapan anggaran dari program prioritas dan anggaran. Penyerapan anggaran belanja langsung Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015 sebesar 98,91% dari total anggaran yang dialokasikan untuk program prioritas dan program pendukung. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan berada di sasaran 1 (71,7%).

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk program/kegiatan yang mendukung indikator 1 sasaran 1 dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:

(27)

Tabel 3.6

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Pada Indikator 1 Sasaran 1 No Indikator

Kinerja

Kinerja Anggaran (Rp)

Target Realisasi Capaian (%) Alokasi Realisasi % Reali sasi 1 Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar 1,5% 0,8% 53,3 5.934.662.500 5.863.155.514 98,7

Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber daya/input tertentu. Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar dengan target 1,5% terealisasi sebesar 0,8% atau capaian 53,3%. Capaian kinerja ini dicapai melalui 5 program dengan alokasi anggaran APBD sebesar Rp.5.934.662.500,- terealisasi sebesar Rp. 5.863.155.514,- atau 98,7%.

Sasaran 1 memiliki realisasi kinerja lebih rendah daripada realisasi anggarannya, dimana realisasi anggarannya mencapai 98,7% namun realisasi kinerjanya baru mencapai 53,3%. Untuk sasaran semacam ini, perlu mengkaji lebih jauh faktor apa sajakah yang menyumbang kepada situasi di atas, seperti menguji seberapa baik koordinasi dan sinergi dengan stakeholder terkait untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Juga mengidentifikasi, bagaimana membuat efisiensi anggaran bisa ditingkatkan menjadi lebih baik.

Berdasarkan penyerapan anggaran untuk realisasi indikator 1 pada sasaran 1 seperti yang terlihat pada tabel 3.5 dapat diketahui tingkat efisiensi jika dibandingkan dengan realisasi fisik dari program/kegiatan yang mendukung indikator 1 pada sasaran 1. Tingkat efisiensi indikator 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

(28)

Tabel 3.7

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Indikator 1 Sasaran 1

No Sasaran Indikator Kinerja

% Capaian Kinerja (>100%) % Penyerap an Anggaran Tingkat Efisiensi 1 Berkontribusi dalam menurunkan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar 100% 98,7 1,3

Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar memiliki capaian kinerja dengan realisasi fisik sebesar 100% dan penyerapan anggaran sebesar 98,7%. Tingkat efisiensi kinerja dikatakan efisien sebesar 1,3%.

Indikator 1 “Persentase meningkatnya kemampuan kualitas keluarga miskin, kelompok rentan serta PMKS dalam pemenuhan hak dasar” didukung dengan 5 program. Adapun program tersebut yaitu :

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnyadengan rincian kegiatan sebagai berikut : a. Pelatihan home industry bagi keluarga miskin

b. Posko pemulangan orang terlantar dan pekerja migran c. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat miskin

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Pemulangan pekerja migran dan orang terlantar b. Bantuan jaminan hidup Eks Kusta

3. Program Pembinaan Anak Terlantar dengan rincian kegiatan sebagai berikut : a. Pelayanan dan pembinaan sosial pada PPSTPA Inang Matutu Makassar

b. Pelayanan dan pembinaan sosial anak terlantar pada PPSBK Nirannuang Bulukumba c. Pelayanan dan pembinaan sosial anak terlantar pada PPSBR Makkareso Maros d. Pelayanan dan pembinaan sosial anak jalanan pada PPSBR Makkareso Maros

4. Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

a. Pelayanan soial pada PPSLU Mappakasunggu Pare-pare b. Pelayanan dan rehabilitasi sosial pada PPSAA Seroja Bone

(29)

c. Bimbingan teknis pengelolaan UEP lanjut usia potensial

5. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Pelayanan sosial pada PPSKW Mattirodeceng Makassar

Berdasarkan data pada tabel 3.4 terlihat bahwa capaian Indikator 1 pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh semakin kompleksnya permasalahan yang muncul di masyarakat yang semakin menjerat kelompok rentan sehingga dapat terus memunculkan jenis PMKS serta jumlah yang terus bertambah. Namun terhadapkeadaan ini Dinas sosial Provinsi Sulawesi Selatan terus memberikan inovasi dalam pencegahan dan penanganan masalah PMKS. Unutk menghasilkan

peningkatan kinerja yang dapat dijadikan solusi untuk pencapaian target kinerja pada tahun

berikutnya yaitu peningkatan kemampuan bagi PMKS untuk dapat memanfaatkan sistem sumber yang terdapat di lingkungan setempat sebagai bentuk pencegahan serta penanganan masalah PMKS.

SASARAN 2

Sasaran strategis 2 memiliki 1 indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja dalam mencapai tujuan yaitu peningkatan pelayanan pemberdayaan sosial, perlindungan dan jaminan sosial serta rehabilitasi sosial. Indikator kinerja pada sasaran ini yaitu Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS. Capaian kinerja melalui indikator sasaran ini dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8

Target dan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 1 Sasaran 2

No Indikator Kondisi Awal 2015 Target Akhir RENST RA (2018) Capaian s/d 2015 terhadap 2018 (%) Target Realisasi Capaian

(%) 1. Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS 5456 Orang 3304 orang 1989 Orang 60,2 12391 Orang 42,4%

Capaian indikator 1 "Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS” tahun 2015 sebesar 60,2% dengan realisasi 1989 orang. Data realisasi indikator 1 pada sasaran ini bersumber dari laporan hasil kegiatan Koordinasi teknis pendamping dan operator keluarga harapan, Bimbingan sosial penanggulangan dan pencegahan narkoba, hiv/aids dan tuna sosial, Bimbingan teknis peningkatan pelayanan sosial lembaga kesejahteraan sosial anak, Bimbingan UEP anak terlantar, Bimbingan UEP penyandang disabilitas yang responsif gender, Bimbingan teknis pengelolaan UEP eks penyandang penyakit sosial, dan Sosialisasi kampung siaga bencana. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam pencapaian indikator 1 pada sasaran 2 yaitu

(30)

sosialisasi kampung siaga bencana yang dilaksana di Kabupaten soppen pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Capaian kinerja indikator 1 sampai dengan tahun 2015 terhadap target akhir RENSTRA (2018) sebesar 42,4%. Berdasarkan capaian kinerja tersebut peringkat kinerja indikator 1 dikatakan rendah karena hanya mencapai 60,2%.

Selanjutnya perbandingan capaian indikator 1 pada tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2014 Pada Indikator 1 Sasaran 2

No Indikator Capaian 2015 Capaian 2014 Capaian 2015 Banding 2014 1. Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan

PMKS 60,2 % 60% 1,03%

Tabel di atas menunjukkan capaian kinerja indikator 1 Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yaitu 60%. Persentase ini dihasilkan dengan realisasi indikator 1 pada tahun 2014 yaitu sebesar 3.260 Orang dengan target 5.456 Orang. Perbandingan capaian pada tahun 2015 dan 2014 yaitu 1,03%. Jika dibandingkan capaian kedua tahun tersebut, dapat dilihat bahwa capaian pada tahun 2015 mengalami sedikit penurunan.

Pencapaian indikator 1 pada sasaran 2 ini didukung dengan program/kegiatan sebagai berikut :

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnyadengan rincian kegiatan sebagai berikut : a. Koordinasi teknis pendamping dan operator keluarga harapan

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Bimbingan sosial penanggulangan dan pencegahan narkoba, hiv/aids dan tuna sosial 3. Program Pembinaan Anak Terlantar dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

(31)

b. Bimbingan UEP anak terlantar

4. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Bimbingan UEP penyandang disabilitas yang responsif gender

5. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Bimbingan teknis pengelolaan UEP eks penyandang penyakit sosial 6. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

a. Sosialisasi kampung siaga bencana

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai indikator kinerja berhubungan dengan penyerapan anggaran belanja langsung Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015 sebesar 98,91% dari total anggaran yang dialokasikan untuk program prioritas dan program pendukung. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran pada program/kegiatan yang mendukung sasaran 2, indikator 1 menyerap anggaran sebesar 41,3% dari total anggaran langsung.

Sasaran 2 memiliki realisasi kinerja lebih rendah daripada realisasi anggarannya, dimana realisasi anggarannya mencapai 99,2% namun realisasi kinerjanya baru mencapai 60,2%. Untuk sasaran semacam ini, perlu mengkaji lebih jauh faktor yang dapat meningkatkan jumlah SDM yang semakin kompeten untuk mendampingi penanganan PMKS. Juga mengidentifikasi, bagaimana membuat efisiensi anggaran bisa ditingkatkan menjadi lebih baik.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk program/kegiatan yang mendukung indikator 1 sasaran 2 dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Pada Indikator 1 Sasaran 2 No Sasaran/

Indikator

Kinerja Anggaran (Rp)

Target Realisasi Capaian

(%) Alokasi Realisasi % Reali sasi 1 Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS 3304 Orang 1989 Orang 60,2 1.030.300.000 1.022.992.200 99,2

Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah, begitu pun sebaliknya. Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS dengan target 3304 Orang terealisasi sebesar 1989 Orang atau tingkat capaian 60,2%. Capaian kinerja ini dicapai melalui 6 program dengan alokasi anggaran APBD sebesar Rp.1.030.300.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.022.992.200,- atau 99,2%.

(32)

Berdasarkan penyerapan anggaran untuk realisasi indikator 1 pada sasaran 2 dapat diketahui tingkat efisiensi jika dibandingkan dengan realisasi fisik dari program/kegiatan yang mendukung indikator 1 pada sasaran 2. Tingkat efisiensi indikator 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.11

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Indikator 1 Sasaran 2

No Sasaran Indikator Kinerja

% Capaian Kinerja (>100%) % Penyerap an Anggaran Tingkat Efisiensi 1 Meningkatkan kualitas pelayanan penanganan PMKS dan pengembangan SDM dalam penyelenggaraan Kesos Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS 100% 99,2 0,8

Jumlah SDM pendamping kesos dalam penanganan PMKS dengan realisasi kinerja sebesar 100% dan penyerapan anggaran sebesar 99,2%. Tingkat efisiensi kinerja dikatakan efisien sebesar 0,8%.

Capaian indikator 1 pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 0,2%. Kegagalan capaian kinerja tersebut dibandingkan target yang ditetapkan pada tahun 2015 serta penurunan capaian dari tahun 2014 dapat dipengaruhi oleh pergeseran alokasi anggaran untuk kegiatan yang sifatnya lebih urgent. Terhadapkegagalan kinerja yang terjadi dapat dijadikan solusi untuk pencapaian target kinerja pada tahun berikutnya yaitu penetapan alokasi anggaran sesuai dengan target indikator kinerja.

SASARAN 3

Sasaran strategis 3 “Penyebarluasan informasi pembangunan kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat” memiliki 3 indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja dalam mencapai tujuan yaitu peningkatan pelayanan penyebaran informasi kesejahteraan sosial.

Indikator 1 “Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website”

Capaian kinerja melalui indikator kinerja sasaran ini dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

(33)

Tabel 3.12

Capaian Indikator Kinerja 1 Sasaran 3

No Indikator Kondisi Awal 2015 Target Akhir RENSTRA (2018) Capaian s/d 2015 terhadap 2018 (%) Target Realisasi Capai an (%) 1. Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website 30 Kegiatan 50 Kegiat an 50 Kegiatan 100 380 21,42

Capaian indikator kinerja 1 pada sasaran 3 “Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website” tahun 2015 sebesar 100%. Capaian ini diperoleh dari realisasi indikator kinerja 1 pada tahun 2015 sebesar 50 Kegiatan sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 50 Kegiatan. Realisasi indikator kinerja diperoleh dari jumlah informasi terkait pembangunan kesejahteraan sosial yang disajikan oleh bidang informasi melalui website resmi dinas sosial provinsi sulawesi selatan. Website resmi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan dapat diakses melalui www.dinsossulsel.com atau dapat dilihat tampilan website resmi dinas seperti yang terlampir.

Berdasarkan capaian jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website tahun 2015 dikatakan sangat tinggi dikarenakan mencapai 100%.Capaian pada indikator ini sampai dengan tahun 2015 menyumbang sebesar 21,42%dari target pada akhir RENSTRA (2018).

Selanjutnya perbandingan capaian indikator 1 pada tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.13

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2014 Pada Indikator 1 Sasaran 3

No Indikator Capaian 2015 Capaian 2014 Capaian 2015 Banding 2014 1. Jumlah informasi

pembangunan kesos yang

disajikan melalui website 100 % 83,3% 1,2%

Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja indikator 1 sasaran 3 pada tahun 2014 yaitu 83,3%. Persentase ini dihasilkan dengan realisasi indikator 1 pada tahun 2014 yaitu sebesar 25 Kegiatan dengan target 30 kegiatan. Perbandingan capaian pada tahun 2015 dan 2014 yaitu

(34)

1,2%. Jika dibandingkan capaian kedua tahun tersebut, dapat dilihat bahwa capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan.

Pencapaian kinerja dan anggaran pada tahun 2015 secara umum menunjukkan tingkat efisiensi anggaran yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat bahwa mayoritas dari seluruh sasaran menunjukkan realisasi anggarannya lebih kecil daripada realisasi kinerjanya. Jika dilihat dari realisasi anggaran pada indikator 1 sasaran 3, penyerapan anggaran indikator 1 sebesar 1,14% dari jumlah anggaran langsung Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.Indikator 1 memiliki realisasi kinerja lebih tinggi daripada realisasi anggarannya, dimana realisasi anggarannya hanya mencapai 99,9% namun realisasi kinerjanya mencapai 100%.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk program/kegiatan yang mendukung indikator 1 sasaran 3 dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.14

Pencapaian Kinerja dan Anggaran Pada Indikator 1 Sasaran 3 No Sasaran/

Indikator

Kinerja Anggaran (Rp)

Target Realisasi %

Realisasi Alokasi Realisasi

% Realisa si 1 Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website 50 Kegiatan 50 Kegiatan 100 163.000.000 162.940.000 99,9

Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website dengan target 50 Kegiatan terealisasi sebesar 50 Kegiatan atau 100%. Capaian kinerja ini dicapai melalui 2 program dengan alokasi anggaran APBD sebesar Rp. 163.000.000,- terealisasi sebesar Rp.162.940.000,- atau 99,9%. Berdasarkan penyerapan anggaran untuk realisasi indikator 1 pada sasaran 3 seperti yang terlihat pada tabel di atas dapat diketahui tingkat efisiensi jika dibandingkan dengan realisasi fisik dari program/kegiatan yang mendukung indikator 1 pada sasaran 3. Tingkat efisiensi indikator 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

(35)

Tabel 3.15

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Indikator 1 Sasaran 3

No Sasaran Indikator Kinerja

% Capaian Kinerja (>100%) % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 Penyebarluasan informasi pembangunan kesos berbasis website kepada stakeholder dan masyarakat Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website

100% 99,9 0,1

Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website dengan capaian kinerja sebesar 100% dan penyerapan anggaran sebesar 99,9%. Tingkat efisiensi kinerja indikator 1 sasaran dikatakan efisien sebesar 0,1%. Indikator 1 “Jumlah informasi pembangunan kesos yang disajikan melalui website” didukung dengan 1 program. Adapun program tersebut, yaitu :

1. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial a. Pameran pembangunan Kesos

b. Verifikasi dan validasi data bagi petugas pendata

Berdasarkan data pada tabel 3.12 terlihat bahwa capaian Indikator 1 pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningkatan capaian kinerja. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya antusiasme masyarakat dan stakeholders dalam penyebaran informasi kesejahteraan sosial sehingga memicu untuk terus mengupdate data serta informasi yang disajikan melalui website resmi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.

Indikator 2 “Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas”

Capaian kinerja melalui indikator sasaran ini dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.16

Target dan Realisasi Capaian Kinerja Indikator 2 Sasaran 3

No Indikator Kondisi Awal 2015 Target Akhir RENSTRA (2018) Capaian s/d 2015 terhadap 2018 (%) Target Realisasi Capaian

(%) 1. Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas 200 Orang 250 Orang 235 Orang 94 1500 28,2

Indikator 2 "Jumlah kunjungan dalam website resmi dinas” tahun 2015 sebesar 94% dengan realisasi 235 Orang dari target yang ditetapkan sebanyak 250 orang. Capaian kinerja sampai dengan tahun 2015 terhadap target akhir RENSTRA (2018) sebesar 28,2%. Berdasarkan

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukkan  capaian  kinerja  indikator  1  Dinas  Sosial  Provinsi  Sulawesi  Selatan pada tahun 2014 yaitu 120%
Tabel  di  atas  menunjukkan  capaian  kinerja  indikator  1  Dinas  Sosial  Provinsi  Sulawesi  Selatan pada tahun 2014 yaitu 60%
Tabel di  atas  menunjukkan  jumlah  generasi  muda  yang  mengikuti  kegiatan  pelestarian  nilai-nilai  keperintisan,  kepahlawanan  kejuangan  dan  kesetiakawanan  sosial  dengan  target  50  Orang  terealisasi  sebesar  35  Orang  atau  70%

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Pacitan masih menggunakan alat bantu konvensional yaitu masih menggunakan buku besar sehingga menimbulkan permasalahan yaitu lamanya proses pencatatan data, sering

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Alloh SWT serta atas segala rahmat dan karunia-nya pada penulis, akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan Tesis

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi Pendidikan Lingkungan Hidup tentang bencana alam dengan menonjolkan objek gambar, suara, animasi

Rekomendasi yang diberikan NALCO untuk pemakaian bahan kimia adalah sebanyak 1,7 ton NaOH hingga 4 ton, sehingga dapat dilihat bahwa hanya dengan pemakaian 1,7

Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah suatu respon terhadap krisis masyarakat modern yang disebabkan karena pendidikan Barat yang bertumpu pada suatu

Hasil kajian menunjukkan bahawa terdapat hubungan jangka masa panjang yang positif antara bilangan kemasukan pelancong dan KDNK negara.. Manakala hubungan sebab

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur besar konsumsi energi dan protein, mengukur lemak tubuh, dan aerobic endurance pada atlet renang.. Penelitian ini

Untuk meningkatkan produksi rumput laut di perairan pantai selatan Sulawesi Selatan dapat dilakukan melalui peningkatan bobot bibit antara 36,9 dan 100,0 g/rumpun, meng- gunakan