• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uts Teori Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uts Teori Akuntansi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Teori Akuntansi

yang dibina oleh Bapak DR. Aulia Fuad Rahman., SE., M.Si., Ak

Oleh :

Claudia Elisabeth L.

Kelas CB

115020300111079

No. Absen 20

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

(2)

1. Jelaskan dengan luas dan mendalam tentang “Statement of Financial

Accounting Concept” (SFAC) !

FASB (1978) mendefinisikan rerangka konseptual sebagai suatu format yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut : “….suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan”. Beberapa pihak memandang rerangka konseptual sebagai “konsistensi” yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar akuntansi. Tujuan dibentuknya rerangka konseptual ini adalah untuk memberi pedoman bagi badan yang berwenang dalam memecahkan

masalah yang muncul selama proses penentuan standar.

Rerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan landasan untuk menyusun elemen yang lain seperti : karakteristik kualitatif dari informasi, elemen laporan keuangan dan pengakuan atau pengukuran. Proses perumusan rerangka

konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan atau proyek sebelumnya seperti :

A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh AAA,

Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises (APB Opinion No. 4) tahun 1970 oleh APB,

Objectives of Financial Statement (Trueblood Committee Report) tahun 1973 oleh AICPA,

Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977 oleh AAA, dan

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. 1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan 1985 oleh FASB.

Yang dimaksud dengan Statement of Financial Accounting Concept adalah : sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan / Financial Accounting Standards Board (FASB) ; yang meliputi konsep pelaporan keuangan yang luas. Tujuan dari dibuatnya SFAC ini adalah untuk memberikan gambaran umum

(3)

Adapun pembagian SFAC adalah sebagai berikut :

SFAC No. 1 (tahun 1978) : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprise yang berisi : Tujuan pelaporan keuangan.

SFAC No. 2 (tahun 1980) : Qualitative Charateristics of Accounting Information yang berisi : Kualitas informasi yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.

SFAC No. 3 (tahun 1980) : Elements of Financial Statements of Business Enterprises yang berisi: Tujuan yang akan dicapai dalam pelaporan keuangan organisasi nirlaba.

SFAC No. 4 (tahun 1980) : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations yang berisi : Kriteria pengakuan dan atribut pengukuran elemen laporan keuangan.

SFAC No. 5 (tahun 1984) : Recognition dan Measurement in Financial Statement of Business Enterprises yang berisi : Konsep pengukuran dan Konsep Pengakuan dalam Akuntansi.

SFAC No. 6 (tahun 1985) : Elements of Financial Statements – A Replacement of FASB Concepts Statement No. 3 yang berisi : Perubahan SFAC No. 3 yang berlaku juga bagi organisasi nirlaba ; yaitu tentang Definisi dan Karakteristik Elemen dalam laporan keuangan.

SFAC No. 7 (tahun 2000) : Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements yang berisi : Informasi arus kas dan present value.

SFAC No. 8 (tahun 2010) : Conceptual Framework for Financial Reporting – Chapter 1 : The Objective of General Purpose Financial Reporting and

Chapter 3 : Qualitative Characteristics of Useful Financial Information (a replacement of FASB Concepts Statements No 1 and No 2) yang berisi : Perubahan SFAC No. 1 tentang tujuan pelaporan keuangan dan No. 2 tentang kualitas informasi yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.

Adapun SFAC yang dibahas dalam diskusi di kelas (melalui presentasi kelompok) adalah SFAC No. 1 ; SFAC No. 2 ; SFAC No. 5 ; SFAC No. 6 ; SFAC No.7 dan SFAC No. 8. Berikut adalah beberapa ulasan terkait SFAC tersebut :

(4)

SFAC Nomor 1

Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah:

 Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.

 Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman, serta membantu menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.

 Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut, dan perubahannya.

Dalam paragraf berikutnya, SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus menyajikan kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut, yaitu:

- Pelaporan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu.

- Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur earnings power dengan seluruh komponennya, karena para pengguna sangat berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih dari perusahaan.

- Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan kepada para stakeholdersnya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan kepada manajemen.

Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan berbeda dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisnis. Adapun tujuan pelaporan keuangan organisasi non bisnis menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) adalah sebagai berikut :

(5)

 Memberikan informasi yang berguna kepada pengguna dalam mengambil keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.

 Memberikan informasi yang berguna bagi penyedia sumber daya dalam menilai jasa yang diberikan dalam oleh organisasi nonbisnis dan kemampuannya untuk meneruskan penyediaan jasa tersebut.

 Memberikan informasi yang berguna untuk menilai pekerjaan manajemen dan kinerja manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya.

 Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, penggunaan sumber daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya bersih dari organisasi nonbisnis tersebut.

SFAC Nomor 1 tidak menjelaskan secara spesifik mengenai laporan apa saja yang harus digunakan ataupun bentuk dari laporan tersebut. SFAC No. 1 hanya menyebutkan bahwa pelaporan keuangan seharusnya relatif menyediakan informasi sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi dan ekuitas pemilik (paragraf 41), bagaimana kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur earnings dan komponen-komponennya (paragraf 43), serta bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan (paragraf 49).

SFAC Nomor 2

SFAC Nomor 2 menjelaskan tentang karakteristik informasi akuntansi agar bisa digunakan dalam pembuatan keputusan. Dalam statement ini terdapat dua karakteristik utama yang membuat informasi akuntansi bermanfaat dalam pembuatan keputusan, yaitu relevance dan reliability. Selanjutnya, agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder.

A. Kualitas Primer

Kualitas primer yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah Relevansi (relevance) dan Keandalan (reliability).

RELEVANCE

Relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi

keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya, sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang

(6)

hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. Informasi yang relevan

adalah informasi yang memiliki :

a. Feedback Value, yaitu mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu.

b. Predictive Value, yaitu dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

c. Timeliness, yaitu informasi harus disajikan kepada para pengguna informasi keuangan, sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Atau dengan kata lain, unsur timeliness ini mensyaratkan agar informasi akuntansi datang saat dibutuhkan (tepat waktu). Ketika informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan, maka informasi tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan masa depan.

RELIABILITY

Reliabilitas merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian informasi akuntansi sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan (menggambarkan secara wajar keadaan atau peristiwa sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya.) Informasi dianggap andal jika informasi tersebut dapat diverifikasi, netral,

disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Unsur-unsur yang harus dipenuhi agar suatu informasi dikatakan andal adalah :

a. Verifiability, yaitu informasi tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya. Misalnya melalui keberadaan bukti transaksi yang dapat memverifikasi kebenaran suatu transaksi keuangan.

b. Neutrality, yaitu informasi tersebut harus bersifat netral dan tidak memihak. Hal ini berarti : Dalam merumuskan atau menerapkan standar, perhatian yang utama seharusnya pada relevansi dan reliabilitas informasi yang dihasilkan, bukan pada pengaruh standar atau aturan yang memiliki kepentingan tertentu.

c. Representational, yaitu informasi tersebut harus lengkap dan berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan.

(7)

d. Faithfullness, yaitu informasi tersebut harus dapat dipercaya oleh para penggunanya.

B. Kualitas Sekunder

Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah Keberdayabandingan (comparability) dan Konsistensi (consistency).

COMPARABILITY

SFAC nomor 2 mendefinisikan komparabilitas sebagai kualitas atau pernyataan yang

memiliki karakteristik umum. Hal ini berarti : Informasi akuntansi akan lebih

bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).

CONSISTENCY

Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila

mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode. Jikalau dalam pelaksanaannya

terdapat perubahan metode akuntansi yang digunakan, maka alasan perubahan metode tersebut harus dilaporkan (disclose) di Catatan Atas Laporan Keuangan. Konsistensi penggunaan prinsip akuntansi dari suatu periode ke periode yang lain mendukung kegunaan laporan keuangan bagi pemakai melalui wacana analisis dan pemahaman atas data komparatif.

SFAC Nomor 5

Dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran. Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu ítem ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai Asset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan, Biaya atau sejenisnya. Pengukuran merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada ítem tertentu dari suatu transaksi.

Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran setiap elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sebagai berikut :

(8)

DEFINISI

Untuk diakui dalam laporan keuangan : Sumberdaya harus memenuhi definisi aset, “Kewajiban” harus memenuhi definisi liabilitas, Perubahan ekuitas harus memenuhi definisi pendapatan, biaya, laba, atau rugi.

KETERUKURAN

Keterukuran harus dipertimbangkan secara bersamaan dengan relevansi dan reliabilitas. Pos-pos yang sekarang disajikan dalam laporan keuangan diukur dengan berbagai atribut, tergantung pada sifat suatu pos dan keandalan atribut yang diukur.

RELEVANSI

Agar dapat dikatakan relevan, maka suatu informasi harus harus memiliki feedback value atau predictive value (atau keduanya), serta tepat waktu (timeliness). Informasi dikatakan relevan apabila berdasarkan informasi tersebut, penggunanya dapat mempunyai kemampuan untuk membuat perbedaan keputusan.

RELIABILITAS

Agar dapat dikatakan reliable, maka informasi mengenai suatu pos harus mewakili kenyataan, dapat diverifikasi, netral, dan dapat dipercaya. Unsur reliabilitas ini dapat mempengaruhi waktu atau saat terjadinya pengakuan.

Selanjutnya, SFAC No. 5 juga menetapkan lima dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan utang, yaitu :

a. Cost historis (Historical cost)

Yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai siap untuk digunakan.

b. Cost pengganti terkini (Current replacement)

Yaitu jumlah kas atau setaranya yang harus dibayar jika aset yang sejenis atau sama diperoleh pada saat sekarang.

c. Nilai pasar terkini (Current market value)

Yaitu jumlah kas atau setaranya yang diperoleh dengan menjual aset kegiatan penjualan normal.

d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (Net realizable value)

Yaitu jumlah kas atau setaranya (tanpa diskonto) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi & penjualan).

(9)

e. Nilai sekarang aliran kas mendatang (Present value of Future cash flow) Yaitu nilai sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa yang akan datang.

SFAC Nomor 6

SFAC Nomor 6 membahas tentang elemen-elemen dalam laporan keuangan. Elemen adalah unsur atau item dari laporan keuangan, yang mewakili kata dan sumberdaya entitas tertentu. Elemen dalam laporan keuangan dipisahkan menjadi dua, yaitu :

- Elemen yang menunjukkan posisi keuangan (ada di dalam laporan neraca) - Elemen yang menunjukkan kinerja (ada di dalam laporan laba rugi)

SFAC 6 membagi elemen laporan keuangan ke dalam 10 bentuk, yaitu :

ASET

Asset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.

LIABILITAS

Liabilitas adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

EKUITAS

Ekuitas adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.

INVESTASI OLEH PEMILIK

Investasi oleh pemilik adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.

DISTRIBUSI PADA PEMILIK

Distribusi pada pemilik adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.

(10)

Laba komprehensif adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selama satu periode yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.

PENDAPATAN

Pendapatan adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

BIAYA

Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

KEUNTUNGAN

Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu periode di luar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.

KERUGIAN

Kerugian adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu periode di luar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

SFAC Nomor 7

SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows sebagai basis pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera, serta untuk metode interest dalam penentuan amortisasi. Statement ini juga menyediakan prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value dan menyediakan pemahaman yang bersifat umum terkait tujuan pengukuran present value dalam akuntansi. SFAC Nomor 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari SFAC Nomor 5. Adapun tujuan dari dibentuknya SFAC No. 7 adalah :

(11)

Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan untuk menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas ekspektasi di masa yang akan datang.

 Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present value menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan liabilitas secara logis.

SFAC Nomor 8

SFAC No. 8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi FASB untuk akuntansi dan pelaporan keuangan yang mencakup dua bab, yaitu : Kerangka konseptual baru yang menggantikan SFAC No.1 (Tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises) dan SFAC No. 2 (Karakteristik kualitatif informasi akuntansi).SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang

akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Secara umum, isi dan tujuan SFAC No. 8 adalah :

 Bagian pertama hasil proyek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan.

 Menggantikan SFAC No. 1 dan SFAC No. 2

 Terdiri atas tiga bab, yaitu (1) Tujuan pelaporan keuangan tujuan umum ; (2) Entitas pelaporan ; (3) Karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat

A. Tujuan Pelaporan Keuangan menurut SFAC No. 8

 Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditor yang sudah ada maupun yang potensial ; dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut meliputi : membeli, menjual, atau menahan instrumen ekuitas dan utang serta menyediakan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.

 Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang sudah ada maupun calon investor, kreditor, serta kreditor lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien / efektif manajemen entitas dalam melakukan

(12)

pengelolaan dan komisaris yang telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.

 Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.

B. Entitas Pelaporan

Menurut SFAC No. 8 yang disebut dengan Primary Users atau para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan adalah :

- Para investor dan calon investor. - Para kreditor dan calon kreditor.

Mereka menjadi primary users karena : Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas, tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.

C. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat

Karakteristik Kualitatif Fundamental harus memenuhi syarat Relevansi dan

Representatif.

RELEVAN

Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam pembuatan keputusan oleh pengguna. Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki kriteria unsur kualitas :

a. Nilai Prediksi, informasi dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil masa depan.

b. Nilai konfirmatori, informasi keuangan dikatakan memiliki nilai konfirmasi jika dapat memberikan umpan balik mengenai evaluasi sebelumnya atau keduanya.

REPRESENTATIF

(13)

a. Lengkap, yakni mencakup semua informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk memahami fenomena yang sedang digambarkan termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya.

b. Netral, yakni menggambarkan seleksi atau penyajian informasi keuangan tanpa bias, tertimbang, menekankan, memakai perlombaan, atau dimanipulasi untuk meningkatkan probabilitas bahwa informasi keuangan akan diterima baik atau tidak oleh pengguna informasi.

c. Bebas dari kesalahan, yakni tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam deskripsi fenomena dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam proses.

Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk meningkatkan karakteristik kualitatif adalah :

- Dapat diperbandingkan, yaitu memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan / perbedaan antara item-item laporan keuangan. - Dapat diverifikasi, yaitu pengamat yang berpengetahuan dan independen dapat

bebas dari bias dan mencapai konsensus, meskipun tidak selalu ada perjanjian yang lengkap.

- Ketepatan waktu, yaitu memiliki informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan dalam waktu yang akan mampu memperbaharui keputusan mereka. Semakin lama informasi, maka semakin tidak berguna informasi tersebut.

- Dapat dipahami, yaitu mengklasifikasi dan menyajikan informasi secara jelas dan ringkas ; sehingga membuat informasi tersebut dapat lebih mudah untuk dipahami.

2. Jelaskan dengan luas dan mendalam tentang pendekatan

kebermanfaatan keputusan pada pelaporan keuangan !

Pendekatan kebermanfaatan keputusan memiliki tujuan utama untuk memperkenalkan beberapa teori serta untuk mendiskusikan relevansinya dengan akuntansi. Dalam mengadopsi pendekatan kebermanfaatan keputusan, ada dua pertanyaan yang harus diajukan :

(14)

- Siapakah pemakai laporan keuangan ?

- Apa penyelesaian masalah penggunaan laporan keuangan ?

Dengan memahami penyelesaian masalah-masalah, para akuntan dipersiapkan agar dapat menyiapkan informasi yang sesuai kebutuhan para penggunanya. Dalam pendekatan kebermanfaatan keputusan ini, ada dua teori yang diperkenalkan :

A. SINGLE PERSON DECISION THEORY

Teori ini menjelaskan bagaimana seorang investor akan mengambil suatu keputusan yang rasional dalam suatu kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, berdasarkan subyektivitasnya masing-masing. Teori ini memperbolehkan adanya informasi

tambahan yang dapat diperoleh investor untuk merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan atas peristiwa yang mungkin terjadi setelah keputusan dibuat. Teori ini relevan dengan akuntansi karena sejatinya laporan keuangan dapat memberikan informasi tambahan yang berguna bagi banyak keputusan.

Informasi sendiri adalah bukti potensial yang dapat mempengaruhi keputusan pribadi. Agar dapat berguna, informasi dalam laporan keuangan harus dapat membantu untuk memprediksi pengembalian investasi di masa depan. Dua pemikiran yang dapat digunakan untuk mengembangkan Single Person Decision Theory, yaitu:

- Investor menggunakan informasi laporan keuangan saat ini untuk memprediksi earnings power di masa depan. Prediksi akan earnings power ini akan digunakan untuk memprediksi pengembalian investasi di masa depan.

- Investor menggunakan informasi laporan keuangan saat ini untuk memprediksi aliran kas di masa depan. Pendekatan ini konsisten dengan kondisi ideal.

Selanjutnya, dalam teori ini dikenal istilah Risk Preference yaitu bagaimana cara pandang investor dalam menghadapi risiko. Risk Preference ini terdiri atas dua jenis, yaitu :

-

Risk Adverse atau investor yang cenderung menghindari risiko.

-

Risk Taker atau investor yang cenderung berani menghadapi risiko.

Pada umumnya, Risk-averse akan menyamakan (trade-off) antara return dan risiko yang diharapkan. Untuk model risk-aversion, teori keputusan menggunakan alat, yaitu utility function yang menghubungkan jumlah pembayaran dengan utilitas pembuat

(15)

keputusan pada jumlah tersebut. Walau demikian, terkadang juga ada asumsi yang menyatakan bahwa pembuat keputusan adalah risk-neutral, yaitu pembuat keputusan akan menganalisa investasi yang beresiko secara teliti berkaitan dengan pembayaran yang diharapkan.

B. TEORI PORTOFOLIO

Teori ini biasanya dipraktekkan oleh para investor besar, yang mampu melakukan diversifikasi investasi (menanamkan saham di lebih dari satu perusahaan). Diversifikasi portofolio sendiri merupakan salah satu cara yang dapat digunakan investor untuk mengurangi risiko (dalam hal ini berupa risiko tidak sistematis). Alat yang digunakan dalam teori adalah mean-variance utility. Signifikansi dari utilitas ini terhadap akuntan yaitu membuat keputusan investor dibutuhkan lebih eksplisit – dimana seluruh investor membutuhkan informasi tentang nilai yang diharapkan dan resiko atas return dari investasi, tanpa memperhatikan bentuk khusus dari fungsi utilitasnya.

Dalam teori portofolio, dikenal dua macam bentuk risiko yaitu : (1) Risiko tidak sistematis, dimana risiko ini dapat diminimalisir dengan menggunakan Diversifikasi Portofolio ; dan (2) Risiko Sistematis, dimana risiko ini adalah risiko yang tidak dapat dihindari walaupun menggunakan Diversifikasi Portofolio.

Untuk menghindari risiko tidak sistematis, dikenal istilah : “Don’t put your egg in one

basket” dimana saham diibaratkan sebagai telur dan perusahaan diibaratkan sebagai

keranjang. Jika semua telur hanya difokuskan pada satu keranjang, maka ketika keranjang itu jatuh akan mengakibatkan pecahnya semua telur yang ada di dalam keranjang. Sama seperti saham. Jika investor hanya berfokus menanamkan saham di satu perusahaan, maka ketika perusahaan tersebut mengalami kerugian (dan bahkan kebangkrutan) akan berdampak besar bagi investor. Untuk itu, teori ini menekankan bahwa : “adalah penting untuk mendistribusikan dana yang dimiliki investor tidak

hanya di satu perusahaan yaitu dengan tujuan untuk mengurangi risiko non sistematis.” Dengan demikian, ketika saham satu perusahaan mengalami kerugian,

maka investor tersebut masih memiliki cadangan investasi di perusahaan lainnya. Selanjutnya, return atas investasi yang didapat dari perusahaan yang berhasil dapat

(16)

digunakan untuk menutupi kerugian investasi di perusahaan pertama (saham yang ditanam di perusahaan yang mengalami kerugian).

Selanjutnya, di dalam pendekatan kebermanfaatan keputusan dikenal istilah pergeseran minat investor. Yaitu : Jika dulu investor lebih bergantung pada informasi keuangan yang ada di dalam laporan laba rugi. Dulu investor menilai kinerja perusahaan berdasarkan laba yang dihasilkannya. Berbeda dengan saat ini, dimana saat ini investor lebih mengandalkan Book Value of Equity yang terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca). Hal yang mendasari perubahan minat investor ini adalah karena :

- Adanya one item appearance yaitu ada beberapa transaksi luar biasa yang hanya terjadi di satu periode dan berpengaruh terhadap laporan laba rugi perusahaan hanya di tahun bersangkutan.

- Historical cost yang dianggap investor kurang relevan.

Menanggapi hal tersebut, maka Badan Pembuat Standar memutuskan untuk merombak format laporan laba rugi dengan format Comprehensive Income ; sehingga melalui laporan ini diharapkan dapat menjaga relevansi dan reliabilitas laporan keuangan yang nantinya dapat membantu user dalam pengambilan keputusan.

3. Jelaskan dengan luas dan mendalam tentang hipotesis pasar modal efisien dan bagaimana keterkaitannya dengan informasi akuntansi !

Pasar sekuritas efisien adalah pasar sekuritas dimana harga-harga sekuritasnya merefleksikan semua informasi yang relevan dengan cepat. Teori pasar sekuritas efisien memprediksi bahwa :

- Harga sekuritas adalah hasil interaksi antar investor di pasar.

“Jika satu saham menghasilkan return yang rendah maka akan selalu ada kesempatan bahwa saham-saham yang lain akan menghasilkan return yang tinggi. Semakin banyak jumlah saham perusahaan yang berbeda dalam portofolio, semakin besar efek ini dapat bekerja.”

(17)

- Harga sekuritas merefleksikan secara penuh kemampuan pengetahuan kolektif dan pemrosesan informasi oleh investor.

Konsekuensi dari adanya pasar sekuritas efisien antara lain :

- Penyesuaian harga terjadi dengan cepat sesuai dengan munculnya informasi baru - Harga sekuritas merefleksikan semua informasi relevan yang tersedia

- Informasi menjadi tidak terprediksi, sehingga perubahan harga dari waktu ke waktu terjadi secara independen (tidak saling berkaitan).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pasar dikatakan efisien apabila : - Investor adalah penerima harga.

- Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut lebih murah.

- Informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dan yang lain. Random artinya investor tidak dapat memprediksi kapan emiten mengumumkan informasi baru.

- Investor beraksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut.

Bentuk Pasar Sekuritas Efisien

Berdasarkan ketersediaan informasinya dalam pengambilan keputusan, pasar efisien dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Dalam pasar ini, harga-harga dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu atau informasi yang sudah terjadi. Implikasinya adalah : investor

tidak dapat memperoleh abnormal return secara konsisten dengan menggunakan informasi harga masa lalu. Hal ini disebabkan karena harga sekuritas menyesuaikan

dengan data pasar secara cepat (quickly) dan penuh (fully). Menurut WEAK FORM, maka pasar ekuitas dikatakan :

- EFISIEN apabila investor tidak bisa mendapatkan abnormal return berdasarkan harga saham masa lalu.

(18)

- TIDAK EFISIEN apabila harga saham masa lalu bisa memprediksi harga saham saat ini (dan harga saham masa mendatang) ; sehingga dari data tersebut (dari harga masa lalu tersebut) investor bisa mendapatkan abnormal return.

Adapun pengujian bentuk pasar sekuritas weak form dapat dilakukan melalui :

 Test for independence of stock price changes, yaitu pasar dikatakan efisien apabila tidak ada tren dalam perubahan harga.

 Serial correlation yaitu korelasi antara Rt dan Rt-1

 Test for profitability of trading rules.

b) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Dalam pasar ini, harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada di laporan keuangan perusahaan. Misalnya informasi tentang pengumuman pembagian deviden, peraturan pemerintah yang berpengaruh terhadap harga sekuritas, pengumuman perubahan metode akuntansi, dan lain sebagainya. Implikasinya adalah : investor tidak dapat memperoleh abnormal

return secara konsisten dengan menggunakan informasi publik yang tersedia.

Menurut SEMI STRONG – FORM, maka pasar ekuitas dikatakan : - EFISIEN apabila tidak ada perbedaan abnormal return setelah event. - TIDAK EFISIEN apabila ada perbedaan abnormal return setelah event.

Yang dimaksud dengan “event” di sini adalah peristiwa apapun yang diduga dapat

berpengaruh terhadap kondisi pasar modal. Misalnya seperti pengumuman laba,

pengumuman deviden, perubahan manajemen perusahaan, dan lain-lain.

Adapun pengujian bentuk pasar sekuritas semi strong form dapat dilakukan melalui :

Event study, yaitu menganalisis perilaku harga di sekitar tanggal pengumuman.

Performance of Portfolio Manager, yaitu menguji apakah manajemen portofolio dapat secara konsisten mendapatkan abnormal return dengan menggunakan informasi publik.

(19)

c) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Dalam pasar ini, harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Implikasinya adalah : investor tidak

dapat memperoleh abnormal return secara konsisten dengan menggunakan informasi publik dan informasi privat. Menurut STRONG – FORM, maka pasar

ekuitas dikatakan :

- EFISIEN apabila semua investor sudah well-informed, dimana tidak ada lagi asimetri informasi. Sehingga investor bisa mengambil keputusan dengan cepat dan benar.

- TIDAk EFISIEN apabila investor masih belum sepenuhnya well-informed dan karenanya masih tercipta asimetri informasi (ada investor yang lebih unggul / lebih paham informasi daripada investor lainnya, sehingga ia bisa mendapatkan abnormal return.)

Adapun pengujian bentuk pasar sekuritas strong form dapat dilakukan melalui :

 Private information

 Spesialis

 Mutual funds.

IMPLIKASI PASAR EFISIEN TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN

 Manajer tidak seharusnya perlu direpotkan dengan kebijakan akuntansi mana yang akan digunakan, kecuali kebijakan akuntansi tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas. Konsekuensinya: Pelaporan Keuangan harus berisi penjelasan tentang kebijakan akuntansi yang digunakan.

Pasar akan bereaksi positif jika dan hanya jika perubahan metode akuntansi tersebut menyebabkan laba meningkat dan arus kas juga meningkat. Apabila arus kas tidak terpengaruh, maka pasar juga tidak akan bereaksi. Sebaliknya, Pasar akan bereaksi negatif jika dan hanya jika perubahan metode akuntansi tersebut menyebabkan laba menurun dan arus kas juga menurun. Apabila arus kas tidak terpengaruh, maka pasar juga tidak akan bereaksi.

(20)

 Perusahaan harus mengungkapkan informasi sebanyak mungkin.

Pasar sekuritas efisien tidak mementingkan bentuk pengungkapan, yang lebih ditekankan adalah kandungan informasinya. Selain itu, pasar sekuritas efisien juga lebih mengutamakan media pengungkapan yang cost-effective.

 Perusahaan tidak perlu terlalu memperhatikan investor yang naif (sering disebut investor yang price-protected) pada waktu menentukan kebijakan dan format pengungkapan.

Investor yang naif adalah investor yang tidak paham informasi, dia membeli atau menjual sahamnya dengan berpatokan pada investor lain atau dengan menyewa orang lain untuk mengintrepretasikan informasi yang tersedia di pasar. Di sini perusahaan tidak perlu memperhatikan investor yang naif karena ada cukup banyak investor yang memahami informasi yang telah diungkapkan, maka dari itu sudah cukup menjamin bahwa harga pasar sebuah saham telah sama dengan jika seluruh investor memahaminya.

 Pasar modal efisien tertarik pada informasi yang relevan dari berbagai sumber, tidak hanya dari laporan keuangan. Laporan keuangan hanya merupakan salah satu sumber informasi bagi pasar modal.

Oleh karena itu, profesi akuntan akan berkompetisi dengan penyedia informasi lainnya. Jika akuntan tidak menyediakan informasi yang bermanfaat dan cost-effective, maka kegunaan informasi akuntansi akan menurun.

Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Terhadap Efisiensi Pasar Modal

Menurut Beaver :

Beaver menemukan adanya peningkatan volume secara dramatis selama minggu di sekitar tanggal pengumuman earnings. Reaksi tersebut juga terjadi pada harga saham. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kandungan informasi akuntansi merupakan isu yang sangat penting dan menjadi pertimbangan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi.

 Informasi akuntansi adalah cerminan dari apa yang terjadi pada perusahaan.  Informasi akuntansi sejalan dengan kondisi yang ada di pasar sekuritas.

(21)

Menurut Ball and Brown :

Ball dan Brown membuktikan bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor untuk mengestimasi nilai yang diharapkan (expected value) dari tingkat return dan tingkat risiko dari sekuritas. Pada intinya, informasi akan bermanfaat jika menyebabkan investor mengubah kepercayaan dan tindakan-tindakan mereka

 Apabila informasi akuntansi tidak bisa digunakan untuk mengambil keputusan, maka kondisi pasar akan menjadi stagnan.

Menurut Francis dan Schipper :

Francis dan Schipper mengungkapkan bahwa terdapat empat pendekatan dalam memahami relevansi nilai informasi akuntansi, yaitu:

 Pendekatan analisis fundamental, yaitu informasi akuntansi menyebabkan perubahan harga pasar dan mendeteksi terjadinya penyimpangan harga saham;  Pendekatan prediksi, yaitu informasi akuntansi dikatakan relevan apabila

bermanfaat untuk memprediksi prospek kinerja perusahaan di masa akan datang;  Pendekatan perwujudan informasi nilai relevansi, yaitu informasi akuntansi

dikatakan relevan apabila digunakan investor untuk menetapkan harga saham. Pendekatan ini menyiratkan bahwa relevansi nilai diukur berdasarkan reaksi pasar terhadap informasi baru; dan

 Pendekatan pengukuran relevansi nilai, yaitu relevansi nilai informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan diukur oleh kemampuannya untuk menangkap atau meringkas informasi bisnis dan aktivitas lainnya.

4. Jelaskan dengan luas dan mendalam tentang perspektif pengukuran pada kebermanfaatan keputusan !

Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan adalah

suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu

investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Tujuan dari pendekatan pengukuran pada kebermanfaatan keputusan ini adalah untuk meningkatkan relevansi

(22)

laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.

Salah satu dilema dalam perspektif pengukuran pada kebermanfaatan keputusan adalah

Fair Value dapat digunakan untuk meningkatkan relevance ; namun di satu sisi dapat menurunkan reliabilitas. Karena itu, batasan measurement perspective adalah

berusaha untuk menggunakan pengukuran yang berorientasi pada fair value terhadap laporan keuangan pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan pokok tersebut tidak berkurang.

TEORI PROSPEK

Berdasarkan aksioma EUT (Expexted Utility Theory), disebutkan bahwa : Dalam kondisi ketidakpastian, seorang investor akan memilih pilihan yang menghasilkan expected utility terbesar. Substansi teori prospek ini adalah proses pembuatan keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan harga. Adapun aksioma dalam teori prospek adalah sebagai berikut :

REFERENCE POINT

Teori Prospek mengatakan bahwa : Investor menentukan laba atau rugi berdasarkan reference point, dimana utilitas adalah fungsi dari laba atau rugi relatif terhadap benchmark (reference point).

Aksioma EUT mengatakan bahwa : Investor menentukan laba atau rugi berdasarkan nilai absolut kekayaan, dimana utilitas adalah fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak ada reference point).

UTILITY FUNCTION

Teori Prospek mengatakan bahwa : Ketika LABA seorang investor akan cenderung bersikap Risk Averse. Sebaliknya, ketika RUGI investor cenderung bersikap Risk Seeking. Di sini, fungsi utilitas adalah cekung pada domain laba dan cembung pada domain rugi.

Aksioma EUT mengatakan bahwa : Investor selalu diasumsikan bersikap Risk Averse, dimana fungsi utilitas adalah cembung baik untuk domain laba maupun untuk domain rugi.

(23)

LOSS AVERSION

Teori Prospek mengatakan bahwa : Investor lebih mengutamakan menghindari rugi daripada memperoleh laba. Di sini kerugian memiliki power psikologis 2x lebih besar daripada laba.

Aksioma EUT mengatakan bahwa : Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan, karena teori ini tidak memiliki reference point untuk mengukur laba atau rugi.

BETA telah mati dalam Perspektif Pengukuran Pada Kebermanfaatan Keputusan

Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar.

 Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ketika nilai beta tinggi, maka pasar

tidak bereaksi dalam merespon laba (Beta berbanding terbalik dengan koefisien respon laba / ERC ; yaitu ketika nilai beta tinggi, maka nilai ERC rendah)

 Penelitian terkini, yaitu penelitian Fama & French menunjukkan bahwa

daripada melihat beta, lebih baik melihat book to market ratio dan ukuran perusahaan sebagai tolak ukur risiko. Yaitu risiko akan meningkat dengan

meningkatnya book to market ratio ; dan risiko akan menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan.

 Hasil penelitian Fama & French ini menjadikan beta “mati”

Alasan lain yang mendukung pendekatan pengukuran

Yaitu adanya kritik terhadap perspektif informasi, dimana : - Laba direaksi oleh pasar hanya sebesar 2% - 5% - Pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga

- Tuntutan tangung jawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan semakin meningkat.

Rendahnya reaksi pasar terhadap informasi laba ini disebabkan oleh keterlambatan historical cost ; yaitu historical cost menunggu terlalu lama untuk mengakui suatu kejadian (event) yang relevan. Hal ini menuntut perlunya perbaikan earnings quality

(24)

yaitu melalui pengenalan Perspektif Pengukuran terhadap Laporan Keuangan yang diindikasi dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut (yaitu dengan menggunakan pendekatan fair value ; bukan historical cost).

DAFTAR PUSTAKA

1.Angun. 2012. Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan.

http://anggunfreeze.blogspot.com/ diakses pada 1 November 2014.

2. Anonim. Rerangka Konseptual. http://mas-dhar.yolasite.com/ diakses pada 1 November 2014

3. Anonim. 2013. Resume SFAC 5,6,dan 8. http://khairoelanwar.blogspot.com/ diakses pada 1 November 2014

4. Financial Accounting Standard Boards, SFAC 1,2,3,5,6,7,8

5. Makalah kelompok-kelompok terkait ; yaitu makalah kelompok 1 , kelompok 3, kelompok 4 , dan kelompok 6.

6. Scott, William R. 2009. Financial Acconting Theory Chapter 3,4,6. Prentice Hall International Toronto, Canada.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tujuan agar praktik drg tersebut dikenal di masyrakat luas, maka hal yang perlu disiapkan adalah perizinan praktek dari dokter tersebut yang meliputi mengikuti ujian

Guru kemarin lebih banyak berharap kepada pemerintah, dan tentu ini saya respon dengan baik, agar misalnya fasilitas perpustakaan itu bisa dibikin lebih baik lagi, kemudian

Isolat yang telah berhasil diisolasi tidak hanya bakteri asam laktat yang tumbuh di dalam media selektif, tetapi pada media NA (nutrient broth) terdapat pula

lisan maupun tertulis. Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan itu digunakan. Jadi keragaman tuturan diakui

Sistem dibangun menggunakan ekstraksi Wavelet dan klasifikasi Support Vector Machine dari data latih 10 naracoba dan lima kali perulangan untuk setiap respon emosional,

Penelitian lain yang berkaitan dengan Kawasan Candi Cetho pernah dilakukan oleh Wuryani, Purwiyasatuti, Marsono dan Prihantoro (2012). Penelitian ini membahas

Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan yang menguasai kegiataqn-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat

2) Pandangan mata harus diarahkan jauh ke depan secara menyeluruh, tidak hanya memperhatikan pengguna jalan di depan kendaraan saja, tetapi juga lalu lintas di depan