• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SAINTEK. Analisa Aktivitas Ilegal Didalam Jaringan Menggunakan Snort Tengku Mohd Diansyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SAINTEK. Analisa Aktivitas Ilegal Didalam Jaringan Menggunakan Snort Tengku Mohd Diansyah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

SAINTEK

Diterbitkan oleh:

Lembaga Penelitian Institut Teknologi Medan

Karakteristik Sifat Serap Komposit Bahan Polyester Dengan Pengisi Serat Rockwool Secara Simulasi

Tony Siagian, M.Khamil,Nurdiana

Analisa Aktivitas Ilegal Didalam Jaringan Menggunakan Snort

Tengku Mohd Diansyah

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Sistem Rotari Dengan Memanfaatkan Energi Air

Franky Sutrisno,Nurdiana,Andri,Putra Agung,Jospendi,Mahyunis

Penentuan Kebisingan Knalpot Mobil Penampang Lingkaran Secara Simulasi

Nurdiana,Sugih,Mahyunis

Analisis Perbedaan Konfigurasi Pengalamatan Komputer Dalam Jaringan Local Area Network Menggunakan Ipv4 Dan Ipv6

Ilham Faisal

Efek Tekanan Awal Driver Section Terhadap Karakteristik Gelombang Detonasi Pada Kondisi Inisiasi Langsung Dengan Bahan Bakar Campuran Lpg Dan Udara

Eswanto

Implementation Of Divide And Conquer Technique : Karatsuba Algorithm For Multiplication Big Integer With Python

Arif Ridho Lubis

Uji Kemampuan Thermal Energy Storage Berbentuk Tabung Silinder Yang Terintegrasi Dalam Kolektor Surya

Jufrizal dan Zulkifli

Arsitektur Ekspresionis Studi Kasus: Gedung Departemen Arsitektur USU

Muhammad Gahara dan M Nawawiy Loebis

Optimasi Teknis Operasional Persampahan Kota (Studi Kasus Gampong Jawa Kota Langsa)

Dharmawansyah, Basaria Talarosha

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

Volume: 28 Nomor. 2 Medan, Juli - Desember 2014 ISSN 0854.4468 Hal: 1 s.d 67

(2)

i Jurnal Ilmiah Sain dan Teknologi (SAINTEK) merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap enam bulan, yaitu periode Januari-Juni dan Juli-Desember. Jurnal ilmiah SAINTEK diterbitkan pertama kalinya pada tahun 1995 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan Sain dan Teknologi di Sumatera Utara. Sebagai media Nasional, Jurnal ilmiah SAINTEK diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi teknologi di Indonesia.

Dalam penerbitan periode Juli-Desember 2014, SAINTEK masih terus disempurnakan dan diharapkan dapat membawa motivasi dan inovasi dalam bidang Sain dan Teknologi bagi perkembangan dunia pendidikan, sekaligus membawa perkembangan IPTEKS.

Penasehat : Drs.H.Syamsuddin Djamin, MM

Prof. Dr. Ir. Ilmi Abdullah, M.Sc Penanggung Jawab : Dr.Eng, Supriatno, ST., MT Ketua Dewan Editor : Ir. Mustafa, MT

Sekretaris Dewan Editor : Pardamean Sinurat, ST., MT

Dewan Editor : : : : : : : : : :

- Ir. Surya Murni Yunus, MT - Ir.Suwarno, MT

- Ir. Riana Puspita, MT - Aja Avriana Said, ST., MT - Abdullah Muhajir., ST.,MT - Aazoki Waruwu, ST., MT - Ir. Indra Kesuma Hadi, MT - Ir. Tunggul Ganie, M,si - Ir. Syafriadi, MT - Eswanto.,ST.,M.Eng

Staf IT : Ir. Sedarta Sebayang, MT

Publikasi : H.M.Vivahmi, SH., M.Si.CN

Desainer : Mahyunis , ST., MT

Sekretariat : Hasan Basri Tamba, S.Pdi

Redaksi Telp/Fax E-mail

: Jl.gedung Arca No.52 Medan – 20217 061-7363771; 061-7347954

saintek@itm.ac.id.

(3)

JURNAL

SAINTEK

Diterbitkan oleh:

Lembaga Penelitian Institut Teknologi Medan

DAFTAR ISI

Karakteristik Sifat Serap Komposit Bahan Polyester Dengan Pengisi Serat Rockwool Secara Simulasi

Tony Siagian, M.Khamil,Nurdiana ... 1-6

Analisa Aktivitas Ilegal Didalam Jaringan Menggunakan Snort

Tengku Mohd Diansyah ... 7-12

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Sistem Rotari Dengan Memanfaatkan Energi Air

Franky Sutrisno,Nurdiana,Andri,Putra Agung,Jospendi,Mahyunis ... 13-18

Penentuan Kebisingan Knalpot Mobil Penampang Lingkaran Secara Simulasi

Nurdiana,Sugih,Mahyunis ... 19-27

Analisis Perbedaan Konfigurasi Pengalamatan Komputer Dalam Jaringan Local Area Network Menggunakan Ipv4 Dan Ipv6

Ilham Faisal ... 28-33

Efek Tekanan Awal Driver Section Terhadap Karakteristik Gelombang Detonasi Pada Kondisi Inisiasi Langsung Dengan Bahan Bakar Campuran Lpg Dan Udara

Eswanto ... 34-40

Implementation Of Divide And Conquer Technique : Karatsuba Algorithm For Multiplication Big Integer With Python

Arif Ridho Lubis ... 41-44

Uji Kemampuan Thermal Energy Storage Berbentuk Tabung Silinder Yang Terintegrasi Dalam Kolektor Surya

Jufrizal dan Zulkifli ... 45-50

Arsitektur Ekspresionis Studi Kasus: Gedung Departemen Arsitektur USU

Muhammad Gahara dan M Nawawiy Loebis ... 51-57

Optimasi Teknis Operasional Persampahan Kota (Studi Kasus Gampong Jawa Kota Langsa)

Dharmawansyah, Basaria Talarosha ... 58-67

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

Volume: 28 Nomor. 2 Medan, Juli - Desember 2014 ISSN 0854.4468 Hal: 1 s.d 67

(4)

ISSN : 0854-4468 34 EFEK TEKANAN AWAL DRIVER SECTIONTERHADAP KARAKTERISTIK

GELOMBANG DETONASIPADA KONDISI INISIASI LANGSUNG DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN LPG DAN UDARA

Eswanto

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan Jl. Gedung Arca No.52 Medan 20217

E-mail: eswanto@itm.ac.id

ABSTRAK

Perambatan gelombang detonasi mulai dari deflagrasi sampai menjadi detonasi banyak dipengaruh oleh tekanan awal pada driver section, dimulai dari reaksi pembakaran campuran bahan bakar dan oksidizer. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik campuran bahan bakar LPG dan udara akibat dari pengaruh tekanan awal pada driver section pipa uji detonasi (PUD) terhadap

kemungkinan terjadinya gelombang detonasi. Metode penelitian ini dilakukan secara

eksperimenmenggunakan (PUD) panjang 6000 mm dan diameter dalam 50 mm. Hasil penelitian dengan inisiasi langsung menunjukkan pada daerah upstream dari driven section gelombang detonasi masih belum stabil, sebagaimana terlihat pada soot track record ukuran sel detonasi tidak sama, gelombang detonasi stabil baru terlihat ketika gelombang pembakaran telah melewati daerah downstream dari driven section, yang terlihat dari hasil rekaman soot track record dengan ukuran sel detonasi relatif konstan. Peningkatan tekanan awal campuran dapat memperpendek jarak DDT dari ignition point dan akan memperkecil ukuran lebar sel detonasi akibat naiknya kecepatan reaksi pembakaran. Jarak DDT paling pendek yaitu 1099 mm dan kenaikan tekanan paling tinggi adalah 1397 kPa yaitu 13.97 kali tekanan awal dengan lebar sel detonasi λ=2.90 mm dan ukuran sel detonasi akan bertambah besar jika tekanan inisiasi awalnya semakin berkurang.

Kata kunci: pembakaran, DDT, LPG, detonasi, sel detonasi

ABSTRACT

Detonation wave propagation from deflagration to detonation becomes much influenced the initial pressure in driver section, starting from the combustion reaction of fuel mixture and oksidizer. This research to study characteristics of LPG fuel mixture and air influence of initial pressure in driver section of pipe test detonation (PUD) possibility of detonation wave. The method of this study conducted experiments using (PUD) in length 6000 mm and diameter 50 mm. Results of study showed a direct initiation at upstream region of detonation wave driven section is still not stable, as seen the soot track record of detonation cell size is not the same, the new stable detonation wave is seen the combustion wave has passed through area downstream of driven section, which is evident from the results recording soot track record with detonation cell size is relatively constant. Increasing the initial pressure of mixture can shorten distance from ignition point and DDT will reduce size of detonation cell width to increase speed of combustion reaction. DDT is shortest distance is 1099 mm and the highest increase in pressure is 1397 kPa is 13.97 times initial pressure with detonation cell width λ = 2.90 mm and detonation cell size would bigger if initiation pressure initially decreases.

(5)

Volume 28 Nomor2 Juli - Desember 2014

ISSN : 0854-4468 35 PENDAHULUAN

Liquified Petroleum Gas (LPG) di Indonesia masa sekarang ini telah banyak digunakan sebagai sumber energi untuk menunjang aktivitas sehari-hari baik oleh kalangan industri maupun rumah tangga.Seiring berjalannya waktu dimasa mendatang penggunaanLPGjuga semakin

meningkat, hal tersebut

dikarenakanmenurunnya cadangan minyak bumi di dunia.Bagi kalangan dunia industri, penangananproduksi LPGselama proses produksi, delivery maupun dalam penyimpanannya merupakan sebuah rangkaian terpenting, mengingat karakteristik dari LPG yang sangat reaktif dan mudah terbakar bila bercampur dengan udara. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian terhadapkarakteristik pembakaran gas LPG.Proses perambatan gelombang detonasi mulai dari deflagrasi hingga terjadinya detonasi tidak terlepas dari pengaruh tekanan awal dari driver sectionnya yang dimulai dari reaksi pembakaran campuran bahan bakar dan oksidizer. Apabila perambatan api sudah menjadi gelombang detonasi maka akan terbentuk shock wave yang berada tepat di depan reaction wave(Li et al (2006) dan Tarzhanov et al (2006). Shock wave yang dihasilkan tersebut dapat mencapai tekanan hingga 20 kali tekanan awal gas.Disatu sisi penggunaan bahan bakar gas untuk keperluan industri maupun rumah tangga pada masa mendatang akan semakin meningkat. Campuran bahan bakar gas akan sangat sensitif jika campurannya dalam kondisi stoichiometri, dimana pada kondisi ini besarnya sel detonasi akan lebih kecil. Peningkatan ukuran sel detonasi akan terjadi apabila campuran bahan bakar gas tersebut dalam kondisi miskin atau kaya pada tekanan awal yang rendah dan kondisi ini juga berpengaruh terhadap proses perubahan deflagrasi ke detonasi (Deflagration to

Detonation Transition – DDT),(Kenneth Kuan-yun Kuo, 1986).

Fenomena yang terjadi pada proses DDT sangat penting diamati karena melibatkan banyak hal dalam mekanisme pembakaran bahan bakar gas tersebut. Dimana DDT terjadi akibat perubahan dari deflagrasi (subsonic combustion) ke detonasi (supersonic combustion), proses DDT dimulai dari pelepasan kalor (heat release) dari sumber api ke campuran bahan bakar (premix).Pada saat pelepasan kalor tersebut temperatur premixakan meningkat di sekitar sumber api hingga mencapai suhu tinggi yang dapat memacu reaksi dari premix itu sendiri (auto-ignition mechanism) (Kenneth Kuan-yun Kuo, 1986) dan John H.S.Lee (2008).

METODE

Penelitian ini menggunakan pipa uji detonasi (PUD)dengan panjang total 6000 mm, diameter dalam 50 mm yang dipasang pada posisi horizontal yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu bagian driver dan bagian driven. Pipa uji yang berfungsi sebagai driver panjangnya 1000 mm dan pipa uji yang berfungsi sebagai driven sepanjang 5000 mm. Untuk meredam efek refleksi shock wave pipa uji detonasi dihubungkan dengan dump tank yang selalu dikondisikan dalam keadaan vakum

sebelum pengujian

berlangsung.Gelombang detonasi atau deflagrasi akan merambat dari bagian driver ke arah dump tank seperti tampak pada gambar 1.

Empat unit sensor tekanan-PCB,model 113A24) di pasang pada posisi (P1,P2,P3,P4) sepanjang driven tube yang berfungsi untuk merekam semua profil tekanan ketika gelombang detonasi merambat, dan untuk mendeteksi waktu kedatangan reaction front, empat buah sensor ionisasi(I1,I2,I3,I4)juga dipasang pada driven tube yang posisinya berlawanan dengan posisi sensor tekanan.

(6)

ISSN : 0854-4468 36

Gambar 1.Instalasi Alat Uji Tabel 1.Kondisi eksperimen.

Parameter Driver Driven

Bahan bakar Hidrogen LPG Oxidizer Oksigen Udara Tekanan awal (kPa) 20 – 100 (Interval 10) 100 Equivalence ratio( ) stoichiometric Temperatur (oC) Suhu ruangan

Dengan menggunakan sensor-sensor diatas, kecepatan rata-rata dari gelombang detonasiakan dapat dihitung dengan tepat. Sensor tekanan dan sensor ionisasi tersebut dihubungkan dengan amplifier dan digital data recorder sehingga dapat diperoleh data pengujianyang kemudian diolah dan dianalisis dengan computer.

Busi dan unit coil dari kendaraan bermotor digunakan sebagai sumber energi untuk mengawali proses pembakaran dalam driver section. Metode visualisasi kondisi terjadinya gelombang detonasi dari proses pembakaran direkam dengan teknik soot track record yaitu sebuah metode menggunakan plat dari bahan material aluminium dengan ketebalan 0.3 mm, kemudian dilapisi jelaga minyak tanah yang berfungsi untuk mendapatkan gambaran sel detonasi di dalam pipa,

sehingga karakteristik dari gelombang detonasi dapat dipahami.

Bahan bakar yang digunakan pada penelitian ini adalah LPG produksi Pertamina 30% Propane dan 70%Butane. Sedangkan oksidizer yang digunakan adalah udara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Gambar 2 adalah profil tekanan shock wave dan reaction wave disepanjang bagian driven tube dimana sensor-sensor tersebut dipasang.Sumbu horizontal adalah merupakan waktu kedatangan gelombang pembakaran dan sumbu vertikal merupakan tekanan shock wave non-dimensional (P/P0).

Gambar 2.Profil tekanan shock wave dan

reaction wave pada inisiasi awal 20 kPa.

Gambar 2 dengantekanan awal 20 kPa terlihat bahwa ketika gelombang pembakaran sampaididaerah upstreampada jarak 1000 mm dari

(7)

Volume 28 Nomor2 Juli - Desember 2014

ISSN : 0854-4468 37 iqnition pointmasih belum teridentifikasi

gelombang detonasi, kondisi tersebut ditunjukkan dari hasil rekaman soot track record. Gelombang detonasi yang merambat baru teridentifikasi pada jarak 1215mm didaerah upstreamdimana hal ini terlihat dari hasilsoot track record yang telah terekam oleh gelombang detonasi dan saat gelombang detonasi sampai pada titik P1 pada jarak 1250mm dari ignition pointbarulah terlihat bentuk sel detonasi denganukuran belum stabil. Gambar 3 memperlihatkan rekaman soot track record dari sel detonasi yang terpasang di daerah upstream dan downstreampada driven sectionyang bertujuan untuk mengetahui fenomena gelombang detonasi di bagian tersebut.

Dari hasil penelitian pada tekanan awalinisiasi 20 kPa–100 kPa telah teridentifikasi terjadinya gelombang detonasi, yang di tandai dengan berimpitnya antara shock wave dan reaction wave walaupun tiap kondisi tekanan awal di daerah yang teridentifikasi mulai gelombang detonasi berbeda-beda posisinya, sebagaimana terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 4. Kondisi tersebut menandakan bahwa setiap diberikan tekanan awal yang semakin besar di bagian driver sectionnya maka efek yang ditimbulkan

oleh gelombang detonasi tersebut juga semakin besar yang hal ini berdampak terhadap kenaikan sensor tekanan dan bahkan ketika tekanan awalnya adalah minimum yaitu 20 kPa gelombang detonasi sudah terbentuk.Gelombang detonasi kemungkinan tidak terjadi jika tekanan awalnya di bawah 20 kPa, hal tersebut dimungkinkan karena energi inisiasinya yang rendah.

Pola pada Gambar 2 menjelaskan bahwa semua P1 sampai P4 telah teridentifikasi terjadinya gelombang detonasi,dimana pada gambar tersebut memperlihatkan adanya kenaikan profil sensor tekanan dan ini juga seiring dengan perambatan sensor ionisasi yang bergerak secara bersamaan (coupling). Proses ini dimulai dari P1 yang sudah teridentifikasi gelombang detonasi dan kemudian terlihat jelas pada sensor tekanan yang terakhir (P4), kondisi ini dibuktikan dengan bentuk sel detonasi pada gambar 3 yang terekam pada jarak 5750mm dari ignition pointdengan lebar sel detonasi, λ = 10.63 mm dan kenaikan tekanan mencapai 76.6 kPa atau 3.9 kali tekanan awal. Dengan menggunakan perhitungan berbasis teori Chapman-Jouguet (C-J), dengan kondisi yang sama kecepatan detonasinya mencapai 1791 m/s.

Gambar 3. Bentuksel detonasi pada inisiasi awal 20 kPa.

Gambar 4. Bentuksel detonasi pada inisiasi awal 100 kPa.

DDT

(8)

ISSN : 0854-4468 38

Gambar 5.Profil tekanan shock wave dan

reaction wave pada inisiasi awal 100 kPa.

Pada gambar 5 menunjukkan profil sensor tekanan dan waktu kedatangan flame frontdengan tekanan awal 100 kPa. Dalam grafik tersebut terlihat bahwa sensor P1 sampai P2 terjadi kenaikan tekanan yang sangat signifikan, dimana sensor ionisasi dan sensor tekanan menunjukkan pola perambatan secara bersamaan, artinya gelombang detonasi sudah terbentuk mulai dari posisi sensor P1. Kondisi ini juga terjadi pada P3-P4 dengan fenomena yang sama.

Proses teridentifikasinya gelombang detonasi ini juga dapat dibuktikan dengan struktur sel detonasi yang terbentuk oleh gelombang pembakaran campuran LPG dengan udarayang dapat dilihat pada gambar 4, yaitu ketika gelombang pembakaran bergerak dari ignition pointdan sampai didaerah upstream hal ini belum terlihat adanya tanda-tanda terbentuknya jejak sel detonasi. Phenomena teridentifikasinya struktur sel detonasi mulai terlihat dan terbentuk sebelum memasuki fase daerah titik sensor P1 yaitu pada jarak 1099mm dan setelah sampai pada titik P1 tepatnya pada jarak 1250mm dari ignition point barulah struktur sel detonasi sudah terlihat walaupun pada daerah ini masih dalam kondisi belum stabil. Gelombang detonasi pada inisiasi awal yang besar ini (100 kPa) dimulai dengan fenomena DDT yaitu sejak gelombang pembakaran keluar dari ujung driver section menuju driven, dengan kenaikan tekanan paling tinggi mencapai 1397 kPa atau 13.97

kali tekanan awal inisiasi pada driver sectionnya dan kecepatan Chapman-Jouguet yang diperoleh yaitu Vcj = 1823 m/s.hal tersebut diperlihatkan dalam rekaman soot track record yang dihasilkan pada gambar 4.

Gambar 6 adalah grafik hubungan antara jarak Detonation Induction Distance (DID) terhadap tekanan awal campuran bahan bakar liquified petroleum gas dengan udara,dimulai dari tekanan awal yang paling rendah yaitu 20 kPa sampai yang paling tinggi yaitu 100 kPa dengan interval 10 kPa. Dari gambar 6 dapat dilihat dengan jelas bahwa jarak DID semakin berkurang jika tekanan awal ditingkatkan. Jarak DID paling pendek terjadi pada saat tekanan awal 100 kPa, namun secara umum dapat disebutkan bahwa berkurangnya jarak DID yang dihasilkan pada masing-masing inisiasi awal yang diberikan akibat dari peningkatan tekanan awal berlangsung secara linier, ketika tekanan awal campuran yang semakin ditingkatkan maka terjadi peningkatan heat release yang akan memicu naiknya temperatureunburnt gas menuju auto ignition temperature sehingga proses pembakaran akan berlangsung cepat atau waktu yang dibutuhkan untuk terjadinaya proses reaksi pembakaran akan semakin pendek.

Gambar 6. Jarak DID terhadap efek inisiasi awal

(9)

Volume 28 Nomor2 Juli - Desember 2014

ISSN : 0854-4468 39

Dengan demikian peningkatan laju kinetik reaksi akan terjadi sebanding dengan peningkatan tekanan awal campuran dan oleh sebab itu proses

perubahan dari subsonic

combustionwave menjadisupersonic combustion waveakan lebih cepat dan lokasinya akan semakin mendekati ignition point dari proses pembakaran tersebut.

Gambar 7 menunjukkan hasil dari perubahan ukuran tiap struktur sel detonasi yang terbentuk oleh gelombang detonasi akibat dari pengaruh tekanan awal pada driver sectionnya. Pada kasus pembakaran dengan kecepatan supersonic karakteristik detonasi dapat digambarkan dari struktur sel yang dihasilkan ketika proses pembakaran berlangsung. Proses pembentukan sel detonasi diawali oleh adanya interaksi antar triple point yaitu shock wave, mach stem dan reflection wave. Berdasarkan perhitungan ukuran lebar sel detonasi pada gambar 7 diatas terlihat bahwa ketika tiap kali diberikan tekanan awal yang besar maka ukuran lebar selnya juga akan semakin mengecil.Perubahan ukuran lebar sel detonasi tersebut disebabkan oleh pengaruh dari kecepatan perambatan gelombang detonasi yang berbeda-beda pada tiap-tiap tekanan awal yang berbeda.Akibat dari perbedaankecepatan reaksi daricampuran bahan bakar gas tersebut,

Gambar 7. Perubahansel detonasi terhadap efek tekanan awal.

sehingga berdampak pada jarak tumbukan yang akan semakin cepat, maka struktur sel detonasi yang terbentuk akan semakin kecil bila kecepatan gelombang detonasinya meningkat.

KESIMPULAN.

Metode inisiasi langsung pada driver section dapat berpengaruh terhadap perambatan gelombang detonasi di daerah upstream. Detonasi yang stabil baru akan terlihat ketika gelombang pembakaran telah melewati daerah sensor P1 yang dibuktikan dalam rekaman soot track record pada pengujian ini diperoleh di daerah posisi sensor P4.Ukuran minimum sel detonasi yang diperoleh adalah

sedangkan ukuran lebar maksimumsel

detonasi . Kenaikan

tekanan paling tinggi mencapai 1397 kPa atau 13.97 kali tekanan awal inisiasi pada driver section, sehingga hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika tekanan awal 20 kPa gelombang detonasi sudah terbentuk.Gelombang detonasi kemungkinan tidak terjadi jika tekanan awal inisiasi pada driver section di bawah 20 kPa, kondisi tersebut dimungkinkan karena energi inisiasinya yang rendah.

DAFTAR PUSTAKA.

Li, J., Lai, W. H., 2006,“Tube diameter effect on deflagration-to-detonation transition of propane - oxygen mixtures”, Shock Waves, Vol. 16, pp.109117.

Tarzhanov, V. I., Telichko, I. V, 2006,“Detonation of propane-air mixtures under injection of hot detonation products, Combustion, Explosion, and Shock Waves, Vol. 42, pp. 336-345.

Kenneth Kuan-yun Kuo, 1986,Principle of Combustion, John Wiley & Sons,New York.

(10)

ISSN : 0854-4468 40

John H.S.Lee, 2008,The Detonation Phenomenon, Mc Graw-Hill, Cambridge University Press, New York.

Lu.F.K., dan Wilson. D.R., 2002, “Detonation driver for enhancing shock tube Performance Aerodynamics” Research Center, Mechanical Engineering Departement,University of Texas at Arlington, Arlington, TX 76019-0018, USA.

Makoto Komatsu,Kazuyoshi Takayama, Kiyonobu Ohtani, Tsutomo Saito (2007), effect of debris fragments on direct initiation of spherical detonation waves in stoichiometric oxygen/hydrogen mixtures, Proceedings of the Combustion Institute 31 2437–2443 Japan.

Sentanuhady J., 2008, “Batas detonasi dari campuran Hidrogen-Udara dan diluen Argon”, Tesis Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sentanuhady,J dan Febryanto,K., 2011“Flamability Limit campuran LPG-Udara dengan diluen Argon”. Proceding Seminar Nasional Thermofluid 2011, Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gajah Mada, Yagyakarta.

(11)

Indeks Mitra Bebestari

JURNAL ILMU SAIN DAN TEKNOLOGI (SAINTEK) Volume 28 No. 2 Tahun 2014

Semua naskah penerbitan volume 28 No 2 tahun 2014, yang disumbangkan kepada jurnal SAINTEK ITM telah ditelaah oleh mitra bestari ( peer reviewers) berikut ini :

1. Prof. Dr. Ir. Ilmi Abdullah, M.Sc (Institut Teknologi Medan) 2. Ir.Sumargo. , Ph.D (Politeknik Negeri Bandung)

3. Dr. Zeffitni, MT (Universitas Tadolako )

4. Dr.Ir.Azhari, M.Sc (Universitas Malikul Saleh )

5. Dr. Muhammad Irwanto, ST., MT (Institut Teknologi Medan) 6. Ir. Refdinal Nazir, Ph.D (Universitas Andalas)

(12)

JURNAL ILMU SAIN DAN TEKNOLOGI (SAINTEK)

1. Artikel yang ditulis untuk SAINTEK adalah hasil penelitian di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Naskah diketik dengan program Microsoft Word, huruf Times New Roman, ukuran 12 point, dengan spasi ganda, dicetak pada kertas A4 dengan panjang maksimum 10 halaman, dan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta soft-copy-nya. Pengiriman naskah juga dapat dilakukan sebagai attachment e-mail ke alamat: saintek@itm.ac.id.

2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris, dengan sistematika artikel adalah judul, nama penulis, abstrak disertai kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar rujukan.

3. Judul artikel dalam bahasa Indonesia tidak boleh lebih dari 14 kata, sedangkan judul dalam bahasa Inggris tidak boleh lebih dari 12 kata. Judul dicetak dengan huruf kapital ditengah-tengah dengan ukuran huruf 14 point.

4. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai lembaga asal, dan ditempatkan dibawah judul artikel. Dalam hal naskah ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang namanya tercantum pada urutan pertama. Penulis utama harus mencantumkan alamat korespondensi atau e-mail.

5. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Panjang masing-masing abstrak 100-150 kata, sedangkan jumlah kata kunci 3-5 kata. Abstrak minimal berisi judul, tujuan, metode, dan hasil penelitian.

6. Pendahuluan berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka, dan tujuan penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paraghraf-paraghraf, dengan panjang 20-25% dari total panjang artikel.

7. Metode berisi paparan dalam bentuk paraghraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengambilan data, dan analisis data yang secara nyata dilakukan peneliti, dengan panjang 10-15% dari total panjang artikel.

8. Hasil penelitian berisi uraian hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang uraian hasil dan pembahasan 40-60% dari panjang artikel.

9. Kesimpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan, disajikan dalam bentuk peragraf.

10. Daftar rujukan hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk, dan semua sumber yang dirujuk harus tercantum dalam daftar rujukan. Sumber rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang digunakan adalah sumber-sumber primer berupa artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi). Artikel yang dimuat di SAINTEK disarankan untuk digunakan sebagai rujukan.

(13)

11. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama akhir, tahun). Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: untuk satu orang (Bacon, 2003: 47).; untuk dua orang (Leder dan Brono, 2005: 89); untuk lebih dua orang (Basuki, dkk., 2006: 123)

12. Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurut secara alfabetis atau abjad.

Jurnal Ilmiah, Majalah, Prosiding:

Garside, J. dan John, M.R., 2001, “Velocity Voidage Relationships for Fluidization in Solid-Liquid Systems”, Ind. Eng. Chem. Process, hal. 206-213.

Buku:

Anderson,R.V.; Molerus, O.; dan Dickson,V.D.,1999, Principle of Flowin Disperse Systems, Edisi 1, Chapman Hall, London.

Handbook:

Hovmand, S., 2005, “Fluidized Bed Drying”, in A.S. Mujumdar Ed. Handbook of Industrial Drying, Edisi ke-2, Macel Dekker, New York, hal. 195-234.

Disertasi, Tesis, Skripsi, Laporan Penelitian:

Setiawan, B., 2002, “Flow Patterns of Coal Water Moxture in an Agitated Tank”, Master Thesis, Tokyo Institute of Technology, Tokyo.

Buku terjemahan:

Bacon, D.; Jacky, H.G., dan Rudof, N.P., 1998., Pengantar Termodinamika. Terjemahan oleh Arief Santoso, 1997. Usaha Nasional, Medan.

Paten:

Primarck, H.S., 1992, “Method of Stabilizing Polyvalent Metal Solutions”, U.S., Patent No. 4,373,104.

Dokumen resmi:

Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian, Jakarta.

13. Semua naskah ditelaah oleh mitra bebestari (reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting menurut bidang kepakarannya. Penulis diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar rekomendasi dari mitra bebestari atau penyunting.

(14)

Gambar

Gambar 2.Profil tekanan shock wave dan  reaction wave pada inisiasi awal 20 kPa.
Gambar  3. Bentuksel detonasi pada inisiasi awal 20 kPa.
Gambar  6. Jarak DID  terhadap efek  inisiasi awal
Gambar  7  menunjukkan    hasil  dari  perubahan  ukuran  tiap  struktur  sel  detonasi  yang terbentuk  oleh gelombang  detonasi  akibat  dari  pengaruh  tekanan  awal pada driver sectionnya

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

DVR atau Digital Video Recorder merupakan peralatan mutlak dari perkembangan CCTV sekarang, karena fungsinya sebagai spliter (pembagi gambar) di monitor, perekaman,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 31 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 41 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat

Sistem pemasaran kepiting bakau (Scylla serrata) di Dobo menggunakan dua saluran pemasaran, yaitu saluran pemasaran pertama dimana dari nelayan lalu akan dijual

Model tersebut antara lain mencakup penguatan institusi (capacity building) terkait, penataan dan penetapan fungsi kelembagaan dalam rangka optimalisasi pengembangan

Pekerjan- pekerjaan yang berada pada lintasan kritis tersebut akan dilakukan percepatan dengan alternatif: Penambahan jam kerja 3 jam (kerja lembur) : Waktu kerja

Menu Lihat KRS untuk melihat data mahasiswa KRS dan mahasiswa juga dapat melihat KRS yang di validasi oleh dosen dari semester awal hingga akhir.. Dengan cara