No. 30/06/72/Th.XIX, 01 Juni 2016
P
ERKEMBANGAN
I
NDEKS
H
ARGA
K
ONSUMEN
/I
NFLASI
Selama Mei 2016, Inflasi Sebesar 0,80 Persen
Selama Mei 2016, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,80 persen yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (2,18 persen), transport, komunikasi, dan jasa keuangan (1,50 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,30 persen), kesehatan (0,16 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,07 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,02 persen). Sedangkan satu-satunya penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,08 persen.
Pada bulan yang sama, laju inflasi tahun kalender 2016 tercatat deflasi sebesar 0,38 persen. Sementara itu, inflasi year on year sebesar 3,60 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 7,64 persen, sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,16 persen. Inflasi Kota Palu selama Mei 2016 terutama berasal
Dari 82 kota pantauan IHK nasional terdapat 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 1,67 persen, sedangkan deflasi tertinggi
terjadi di Kota Sorong sebesar 0,92 persen. Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,80 persen,
menempati urutan ke-3 inflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan ke-9 secara nasional.
Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan (2,18 persen),
transport, komunikasi, dan jasa keuangan (1,50 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau (0,30 persen), kesehatan (0,16 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
(0,07 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,02 persen). Sedangkan satu-satunya
penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,08 persen.
Laju inflasi tahun kalender hingga Mei 2016, deflasi sebesar 0,38 persen dan inflasi year on year
(0,270 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,066 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,015 persen), kesehatan (0,006 persen), serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,002 persen). Sedangkan kelompok sandang memberikan andil negatif terhadap inflasi sebesar 0,005 persen.
Grafik 1
Inflasi/Deflasi Bulanan dan Andil Inflasi Kota Palu Mei 2016
Laju
Inflasi Inflasi
Mei 2015 Des 2015 Apr 2016 Mei 2016
tahun Kalender 2016 ** [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] U m u m 120,42 125,22 123,76 124,75 0,80 -0,38 3,60 0,800 1 Bahan Makanan 120,87 132,26 127,33 130,10 2,18 -1,63 7,64 0,445 2 Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan
Tembakau 131,66 135,88 137,58 137,99 0,30 1,55 4,81 0,066
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan
Bahan bakar 115,89 118,04 116,87 116,95 0,07 -0,92 0,91 0,015
4 Sandang 106,62 105,95 106,88 106,79 -0,08 0,79 0,16 -0,005
5 Kesehatan 112,33 114,47 115,23 115,42 0,16 0,83 2,75 0,006
6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 113,84 121,63 121,79 121,82 0,02 0,16 7,01 0,002 7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan 122,42 125,70 122,20 124,03 1,50 -1,33 1,32 0,270
*) Perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan April 2016 **) Perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 ***) Perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan Mei 2015
[1]
Tabel 1
Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Mei 2016
Indeks Harga Konsum en
Year on Year ***
Andil Inflasi
Kelom pok Pengeluaran Inflasi
Mei 2016* 0,80 2,18 0,30 0,07 -0,08 0,16 0,02 1,50 0,445 0,066 0,015 -0,005 0,006 0,002 0,270 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00
Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain angkutan udara (0,27 persen), ikan cakalang (0,13 persen), ikan layang (0,11 persen), ekor kuning (0,11 persen), gula pasir (0,05 persen), daging ayam ras (0,04 persen), cabai rawit (0,03 persen), besi beton (0,03 persen), ikan kembung (0,03 persen), dan wortel (0,02 persen).
Tabel 2
Andil Inflasi/Deflasi Sepuluh Komoditas Utama Kota Palu, Mei 2016 Komoditas Inflasi (%) Komoditas Deflasi (%) 01. Angkutan Udara 02. Ikan Cakalang 03. Ikan Layang 04. Ikan Ekor Kuning 05. Gula Pasir 06. Daging Ayam Ras 07. Cabai Rawit 08. Besi Beton 09. Ikan Kembung 10. Wortel 0,27 0,13 0,11 0,11 0,05 0,04 0,03 0,03 0,03 0,02 01. Tomat Sayur 02. Ikan Selar 03. Tarif Listrik 04. Ikan Kakap Merah 05. Kacang Panjang 06. Telur Ayam Ras 07. Semen 08. Kangkung 09. Cumi-Cumi 10. Labu Siam 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil penyebab deflasi antara lain tomat sayur (0,02 persen), ikan selar (0,02 persen), tarif listrik (0,01 persen), ikan kakap merah (0,01 persen), kacang panjang (0,01 persen), telur ayam ras (0,01 persen), semen (0,01 persen), kangkung (0,01 persen), cumi-cumi (0,01 persen), dan labu siam (0,01 persen).
I.
Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Selama Mei 2016, hasil pantauan terhadap perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat Kota Palu dirinci menurut tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut :
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan selama Mei 2016 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 2,18 persen yakni dari 127,33 pada April 2016 menjadi 130,10 pada Mei 2016. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,445 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan segar (7,63 persen), bumbu-bumbuan (3,85 persen), daging dan hasil-hasilnya (2,37 persen), lemak dan minyak (0,09 persen), serta kacang-kacangan (0,02 persen). Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok sayur-sayuran (1,77 persen), ikan diawetkan (1,05 persen), buah-buahan (0,67 persen), serta telur, susu, dan hasil-hasilnya (0,38 persen). Sementara subkelompok
padi-2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,30 persen dari 137,58 pada April 2016 menjadi 137,99 pada Mei 2016. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,066 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1,92 persen, tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,06 persen, serta makanan jadi sebesar 0,04 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,07 persen, yakni dari 116,87 pada April 2016 menjadi 116,95 pada Mei 2016. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,015 persen. Selama Mei 2016, subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni biaya tempat tinggal sebesar 0,18 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,24 persen. Sementara itu, subkelompok perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga selama Mei 2016 relatif stabil.
4. S a n d a n g
Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,08 persen, yakni dari 106,88 pada April 2016 menjadi 106,79 pada Mei 2016. Secara keseluruhan, andil negatif terhadap inflasi adalah sebesar 0,005 persen. Subkelompok pengeluaran selama Mei 2016 yang mengalami penurunan indeks harga yakni barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,43 persen, sedangkan sandang wanita naik sebesar 0,06 persen. Sementara itu, subkelompok sandang laki-laki dan sandang anak-anak relatif tetap.
5. K e s e h a t a n
Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,16 persen yakni dari 115,23 pada April 2016 menjadi 115,42 pada Mei 2016. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,006 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,33 persen dan subkelompok obat-obatan sebesar 0,06 persen. Sedangkan jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani selama Mei 2016 relatif tidak mengalami perubahan.
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama Mei 2016 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,02 persen dari 121,79 pada April 2016 menjadi 121,82 pada Mei 2016. Secara keseluruhan, andil kelompok ini terhadap inflasi adalah sebesar 0,002 persen. Pada subkelompok ini, pengeluaran untuk perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,19 persen.
Sementara itu, subkelompok pendidikan, kursus-kursus/pelatihan, rekreasi, dan olahraga selama Mei 2016 relatif tidak mengalami perubahan.
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,50 persen yakni dari 122,20 pada April 2016 menjadi 124,03 pada Mei 2016. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,270 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni transpor sebesar 2,11 persen serta sarana dan penunjang transpor sebesar 0,03 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan relatif stabil.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama TigaTahun Terakhir
Inflasi bulan Mei 2016 sebesar 0,80 persen merupakan capaian inflasi terendah dalam tiga tahun terakhir, dimana pada Mei 2014 dan 2015 terjadi inflasi sebesar 0,81 persen dan 2,24 persen. Laju inflasi tahun kalender hingga Mei 2016 masih tercatat sebagai deflasi sebesar 0,38 persen, berbeda arah dengan laju inflasi tahun 2014 dan 2015 yang masing-masing inflasi sebesar 1,94 persen dan 0,17 persen. Sementara itu, inflasi year on year Mei 2016 sebesar 3,60 persen menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir.
Tabel 3
Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2014-2016 No. Deskripsi 2014 2015 2016 1. 2. 3. Inflasi Mei
Laju inflasi tahun kalender Inflasi year on year
0,81 1,94 10,46 2,24 0,17 6,96 0,80 -0,38 3,60 Grafik 2
Perkembangan Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2014-2016 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua
Selama Mei 2016, inflasi secara nasional sebesar 0,24 persen, sementara laju inflasi sebesar 0,40 persen. Sedangkan inflasi year on year sebesar 3,33 persen. Di tingkat nasional, terdapat 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 1,67 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 0,92 persen. Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,80 persen, menempati urutan ke-3 inflasi tertinggi di Kawasan Sulampua dan ke-9 secara nasional.
-0,92 -0,60 -0,39 -0,10 0,13 0,14 0,15 0,26 0,28 0,29 0,29 0,64 0,65 0,70 0,74 0,80 1,44 1,64 Grafik 3. Inflasi Kawasan Sulampua
Bulan Mei 2016
IHK Inflasi (%) Laju Inflasi
(%) Y o Y [2] [3] [4] [5] 1 Ambon 122,65 1,64 0,66 1,22 2 Bau-Bau 127,82 1,44 0,88 4,35 3 Palu 124,75 0,80 -0,38 3,60 4 Merauke 128,16 0,74 -2,20 3,40 5 Jayapura 125,55 0,70 1,62 4,23 6 Pare-Pare 119,91 0,65 0,28 3,22 7 Manokwari 116,63 0,64 0,80 3,48 8 Bulukumba 127,02 0,29 -1,03 1,80 9 Ternate 128,08 0,29 0,20 4,49 10 Watampone 118,39 0,28 -0,08 2,30 11 Gorontalo 120,42 0,26 0,17 4,57 12 Kendari 119,61 0,15 1,31 3,69 13 Manado 123,01 0,14 -1,75 3,09 14 Mamuju 122,28 0,13 -0,41 4,04 15 Makassar 123,79 -0,10 1,02 5,09 16 Palopo 120,68 -0,39 0,17 3,16 17 Tual 135,28 -0,60 -0,60 0,47 18 Sorong 122,83 -0,92 -0,30 4,57 [1] Tabel 4
Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua
Mei 2016
Di tingkat nasional, beberapa kota yang mengalami inflasi selama Mei 2016 yakni Pontianak (1,67 persen), Ambon (1,64 persen), Bau-Bau (1,44 persen), Tanjung Pandan (1,30 persen), Jambi (0,89 persen), Bengkulu (0,88 persen), Serang (0,88 persen), Pematang Siantar (0,82 persen), Palu (0,80 persen), Merauke (0,74 persen), Banda Aceh (0,73 persen), Kupang (0,70 persen), Jayapura (0,70 persen), dan kota lainnya di bawah 0,70 persen. Sementara itu, beberapa kota yang mengalami deflasi meliputi Sorong (0,92 persen), Bungo (0,91 persen), Bima (0,71 persen), Tual (0,60 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen.
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon (1,64 persen), diikuti Bau-Bau (1,44 persen), Palu (0,80 persen), Merauke (0,74 persen), Jayapura (0,70 persen), Pare-Pare (0,65 persen), Manokwari (0,64 persen), dan kota lainnya di bawah 0,30 persen. Sedangkan kota-kota yang mengalami deflasi yakni Sorong (0,92 persen), Tual (0,60 persen), Palopo (0,39 persen), dan Makassar (0,10 persen).