• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Setting, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis peneliatan yang pengamat lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang biasanya disingkat menjadi PTK.

Terdapat dua jenis penelitian yaitu PTK yang dilaksanakan sendiri dan PTK kolaboratif, dan PTK yang dilakukan oleh pengamat adalah PTK yang dilakukan sendiri. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru. Dimana peneliti di kelas V menerapkan model kooperatif tipe Team Game Tournament sendiri dangan materi pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya. Sebelum melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif model Team Game Tournament, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kelas yang akan menjadi subjek penelitian guna menemukan fokus masalah yang akan di angkat. Selanjutnya fokus masalah tersebut di diskusikan dengan guru kelas, dan setelah mendapatkan masalah yang sudah sesuai maka peneliti memutuskan untuk menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT guna membantu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Watu Agung 01 tahun pelajaran 2016/2017 Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan subyek penelitiannya yaitu peserta didik kelas V sebanyak 15 anak terdiri dari 10 anak perempuan dan 5 anak laki-laki.

3.1.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017 antara bulan Januari-April. Penelitian diawali dengan melaksanakan observasi terhadap siswanya sendiri dan wawancara dengan guru kelas V.

(2)

Melalui observasi dan wawancara tersebut maka peneliti mendapatkan pengetahuan tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam materi IPA dan masalah yang sering dihadapi guru dalam proses pembelajaran, untuk selanjutnya merencanakan perbaikan yang dilaksanakan dalam dua siklus.

3.2 Variabel Penelitian 3.2.1. Variabel Bebas

Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kontekstual yang memiliki pengertian menurut US Departement of Education the National School-to-Work yang dikutip dalam (Al-Tabany, 2014) bahwa Contextual teaching learning merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata, dan memotivasi siswa membuat hubungan antara penegtahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.

3.2.2. Variabel Terikat

Variabel terikat berupa hasil dari belajar siswa dalam mata pelajaran IPA, dari hasil belajar siswa yang diuji secara tertulis dengan melalui tes, dan dilihat dari proses belajar siswa maka akan terlihat perkembangan siswa dalam pembelajaran.

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian mengacu pada tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dua siklus, sedangkan untuk model penelitiannya sendiri menganut model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart dalam buku yang ditulis oleh Suharsimi Arikunto (2006:92) digambarkan seperti dibawah ini :

(3)

Gambar 1

Skema Rangkaian Tahapan Penelitian

Dari rangkaian siklus yang tergambar di atas menurut C.Kemmis dan Mc.Taggart , dapat ditarik beberapa komponen diantaranya perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan utama yaitu memperbaiki pembelajaran yang nanti diharapkan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap sub materi tersebut.

Perbaikan harus dilaksanakan secara terus menerus dalam beberapa siklus yang berdaur dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi sampai hasil yang diinginkan tercapai.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi :

a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang berasal dari siswa. Identifikasi masalah disini yaitu melihat keaktifan dan kesungguhan siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Selain itu, melihat nilai siswa.

Rencana Tindakan dan

Observasi Refleksi Rencana yang direvisi Tindakan dan Observasi Refleksi Rencana yang direvisi Tindakan dan Observasi Refleksi

(4)

b. Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan cahaya.

c. Menyiapkan alat evaluasi berupa ters obyektif yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.

d. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

e. Melakukan uji cuba dan analisis soal uji coba pokok bahasan IPA.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pengertian dari pelaksanaan tindakan dalam Suharsimi Arikunto (2006:99) disebutkan bahwa pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

Sedangkan observasi adalah pengamatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti, obeservasi dilakukan agar pengamat dapat melihat bagaimana proses peserta didik dalam belajar.

3. Refleksi

Kegiatan refleksi disini yaitu mengumpulkan dan menganalisis data yang telah diperoleh dari siklus I untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi ini di menjadi acuan untuk memperbaiki kinerja guru dan melakukan revisi terhadap perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

3.3.1 Siklus Pertama

a. Perencanaan

Berdasarkan studi prasiklus pada pendahuluan observasi pertama, maka dalam perencanaan ini tersusun ke dalam beberapa tahap, diantaranya :

1) Meminta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian di SD dan melakukan observasi dikelas V.

(5)

2) Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan alat peraga yang mendukung dengan materi ajar dan disesuaikan dengan pendekatan yang akan dilakukan.

4) Pembuatan lembar kerja soal. 5) Pembuatan lembar observasi.

6) Menyusun instrument-instrumen yang diperlukan dalam siklus. 7) Membuat desain pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual

materi sub pokok perkalian dan pembagian.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan dalam tahap ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah dirancang sebelumnya. Untuk penggunaan strategi atau metode pembelajaran harus mengacu pada pendekatan kontekstual untuk membantu pemahaman siswa dalam sub pokok materi cahaya dengan menghubungkan dengan situasi dan kondisi yang konkret.

Proses pelaksanaan /Tindakan di kelas Pertemuan 1

1) Guru mengatur tempat duduk siswa dan melakukan persensi. 2) Siswa diberi motivasi oleh guru.

3) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.

4) Siswa mendengarkan penjelasan materi pembelajan yang disampaikan guru mengenai arti cahaya serta sifat-sifatnya yang bersangkutan dengan pengakaman sehari-hari atau benda nyata. 5) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yaitu tiap kelompok

terdiri 3 orang.

6) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru terkait tugas yang akan dikerjakan dalam kelompok.

7) Siswa mendengarkan petanyaan yang dibacakan oleh guru.

8) Siswa diminta menjawab setiap pertanyaan yang dibacakan guru, dengan cara adu cepat.

(6)

9) Setelah semua pertanyaan habis, guru menghitung skor total setiap kelompok.

10) Kelompok yang memiliki skor total terbanyak dinyatakan menang dalam turnament yang pertama.

11) Guru memberikan reward.

12) Siswa dibantu guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan 2

1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.

2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang arah rambat cahaya, pemantulan cahaya dan cahaya dapat menembus benda bening. 3) Guru membagi kelas menjadi kelompok.

4) Siswa dibagikan kartu nomor, dan setiap kelompok mengambil salah satu kartu nomor yang sudah dikocok oleh kelompok penantang yang lain.

5) Kelompok yang mendapatkan kartu nomor harus menjawab soal sesuai kartu no yang diambil.

6) Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan point jika salah menjawab akan diberikan kepada kelompok lain untuk menjawabnya.

7) Kelompok yang mengumpulkan point terbanyak itulah pemenang juara pada tournament yang ke 2.

8) Siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

9) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

10) Siswa dibatu guru dalam menarik kesimpulan dari pembelajaran telah dilakukan.

(7)

Observasi

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti meminta bantuan kepada guru untuk mengawasi jalannya pembelajaran.

a) Observer mengamati proses pembelajaran.

b) Observer mencatat semua temuan masalah-masalah pada saat pembelajaran sedang berlangsung

c. Refleksi

Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dan pengamatan atas tindakan pemebelajaran di dalam kelas dan bila hasilnya belum maksimal maka peneliti akan melakukan siklus II.

3.3.2 Siklus Kedua

a. Perencanaan

Dari serangkaian siklus pertama telah dihasilkan berbagai informasi maka dari hasil tersebut disusun kembali perencanaan untuk siklus kedua untuk menyempurnakan siklus I yang sebelumnya telah dilaksakan.

1) Pembuatan RPP 2) Menyiapkan Media 3) Pembuatan Lembar soal 4) Pembuatan lembar observasi 5) Pembuatan lembar evaluasi

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan I

1) Guru memotivasi peserta didik.

2) Siswa mendengarkan tujuan dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

(8)

4) Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang.

5) Guru melakukan percobaan pembiasan.

6) Siswa dan guru bertanya jawab tentang terjadinya pembiasan cahaya.

7) Siswa dengan kelompok berlomba-lomba menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru.

8) Guru memberikan point pada kelompok yang menjawab terlebih dahulu dan benar

9) Siswa mendapatkan bimbingan dari guru dalam menyimpulkan hasil belajar.

10) Guru memberikan reward.

Pertemuan II

1) Guru memberi motivasi kepada peserta didik.

2) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

3) Guru memberi contoh percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan dan diuraikan.

4) Siswa bersama guru membahas percobaan yang telah dikerjakan. 5) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri 3

orang.

6) Siswa dibagikan kartu nomor, dan setiap kelompok mengambil salah satu kartu nomor yang sudah dikocok oleh kelompok penantang yang lain.

7) Kelompok yang mendapatkan kartu nomor harus menjawab soal sesuai kartu no yang diambil.

8) Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan point jika salah menjawab akan diberikan kepada kelompok lain untuk menjawabnya.

(9)

9) Kelompok yang mengumpulkan point terbanyak itulah pemenang juara pada tournament yang ke 2.

10) Siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

11) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

12) Siswa dibatu guru dalam menarik kesimpulan dari pembelajaran telah dilakukan.

13) Guru memberikan reward.

Observasi

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti meminta bantuan kepada guru untuk mengawasi jalannya pembelajaran dan selanjutnya sebgai rekan diskusi untuk membahas kekurangan saat pembelajaran.

a) Observer mengamati proses pembelajaran.

b) Observer mencatat semua temuan masalah-masalah pada saat pembelajaran sedang berlangsung.

Kegiatan observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung tahap ini yang diperlukan adalah memperhatikan kesesuaian model pembelajaran dengan karateristik peserta didik. Kegiatan ini meliputi pengamatan sebelum, selama dan setelah proses kegiatan belajar mengajar peneliti sebagai guru dan obsever 1 dan guru sebagai observer 2.

c. Refleksi

Refleksi kembali dilakukan, dari data yang diperoleh saat pelaksanaan siklus I kemudian dibandingkan dengan hasil data dari siklus II untuk melihat apakah ada peningkatan dalam hal kemampuan dan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa dalam sub pokok materi perkalian dan pembagian.

(10)

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberap cara, yaitu:

a. Observasi

Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subyek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe TGT.

b. Tes tertulis

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang diberikan pada setiap akhir siklus dan tesnya berbentuk soal obyektif.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data-data tertulis, seperti daftar nama siswa, daftar nilai, foto selama proses penelitian berlangsung dan faktor-faktor lainnya yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang disediakan diantaranya : a. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja berisikan tugas-tugas tentang sub pokok sifat-sifat cahaya untuk membantu peneliti dalam melengkapi data saat melakukan observasi. b. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar

Lembar observasi ini merupakan catatan penting untuk mengobservasi pencampaian guru dalam pembelajaran dikelas. Sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan proses pembelajaran yang diharapkan untuk melakukan observasi maka dibuatlah instrument observasi.

Berikut adalah lembar observasi yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung :

(11)

Tabel 3.1 Lembar Observasi

Lembar Observasi Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas /Semester : V /II

Hari/Tanggal :

No Aspek Yang Diamati Skor

1 2 3 4 1 Kesiapan ruang, alat peraga, dan siswa

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Melakukan kegiatan apersepsi

4 Menyampaikan materi secara hirarki belajar 5 Menguasai kelas

6 Melaksanakan pembelajaran sesuai model Teams Game Tournament 7 Menumbuhkan antusiasme peserta didik dalam pembelajaran

8 Memberikan waktu yang cukup untuk berdiskusi 9 Memberiakan kesimpulan

10 Melaksanakan tindak lanjut Keterangan : 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat baik c. Tes formatif

berbentuk tes tertulis yang berisikan soal-soal yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

3.5 Indikator Kinerja

Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V di SD Negeri Watu Agung 01 Tuntang Kabupaten Semarang berindikator sebagai berikut :

a. Pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada kelas tersebut meningkat dengan cukup baik.

(12)

b. Adanya pencapaian prosentase nilai siswa diatas KKM yaitu minimal berkisar 75% .

c. Prosentase dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 90%.

3.6 Analisis Data

Analisis data adalah menelaah hasil pengamatan yang dilakukan untuk menguji rancangan program, monitoring penelitian pada setiap refleksi penelitian tindakan kelas, dan masing-masing analisis akan dipaparkan melalui tabel sebagai laporan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif di analisis menggunakan analisis diskriptif komparatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar (tes formatif/tes evaluasi) dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar peserta didik secara individual jika peserta didik tersebut mampu mencapai skor minimal 67 dan ketuntasan klasikal, jika peserta didik yang memperoleh nilai 67 ini jumlahnya sekitar 90% dari jumlah seluruh peserta didik dan masing-masing dihitung jumlahnya sekitar 90% dari jumlah seluruh peserta didik.

Untuk mengetahui hasilbelajar IPA dapat kita analisis dengan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut :

3.7 Uji Prasyarat Instrument Penilaian 3.7.1 Uji Validitas Tes

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuai instrumen. Sebuah instrument dinyatakan valid apabila mampu

(13)

mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2006:168).

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang dinilai (Nana Sudjana, 2010).

Uji coba soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal Maret 2017 di SD Negeri Wonokerso 01 Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Instrumens soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 berjumlah 30 butir dan jumlah peserta didik 24. Dari hasil test uji coba instrument soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 yang dialaksanakan di kelas V SD Negeri Wonokerso 01 tersebut maka dapat diukur ke validitasnya menggunakan SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation yang merupakan korlasi antar skor item dengan total skor item. Untuk menguji item intrument soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 diambil berdasarkan keputusan variable menggunakan r Product Moment. Taraf signifikan 5% dilihat dari jumlah jumlah siswa (responden) (Sugiyono 2011:373). Semakin banyak jumlah peserta didik maka semakin rendah tarah signifikannya. Uji soal evaluasi siklus 1 dan siklus 2 terhadap 24 peserta didik maka taraf signifikannya >0.4044 maka instrument dikatakan valid, sedangkan <0.4044 maka instrument dikatakan tidak valid. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(14)

a. Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus 1

Tabel 3.2

Validitas Hasil Soal Evaluasi Siklus 1

No Soal Corrected Item-Total Correlation Keputusan

1 .569 Valid 2 .513 Valid 3 .580 Valid 4 .395 Tidak valid 5 .736 Valid 6 .364 Tidak valid 7 .205 Tidak valid 8 .773 Valid 9 .612 Valid 10 .143 Tidak valid 11 .399 Tidak valid 12 .441 Valid 13 .161 Tidak valid 14 .623 Valid 15 .498 Valid 16 .441 Valid 17 .428 Valid 18 .470 Valid 19 .692 Valid 20 .067 Tidak valid 21 .262 Tidak valid 22 .117 Tidak valid 23 .313 Tidak valid 24 .121 Tidak valid 25 .325 Tidak valid 26 .657 Valid 27 -.234 Tidak valid 28 .325 Tidak valid 29 .615 Valid 30 .569 Valid

Dari tabel diatas setelah dianalis dengan menggunakan progam SPSS versi.16 dan dilihat dari hasil signifikannya, diketahui soal yang valid adalah 16 butir soal sedangkan yang tidak valid sebanyak 14 butir, hanya 15 butir soal yang valid dijadikan soal evaluasi siklus 1.

(15)

b. Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus 2

Tabel 3.3

Validitas Hasil Soal Evaluasi Siklus 2

No Soal Corrected Item-Total Correlation Keputusan

1 .610 Valid 2 .608 Valid 3 .486 Valid 4 .780 Valid 5 .500 Valid 6 .745 Valid 7 .330 Tidak valid 8 .330 Tidak valid 9 .780 Valid 10 .528 Valid 11 .143 Tidak valid 12 .367 Tidak valid 13 .236 Tidak valid 14 .180 Tidak valid 15 .660 Valid 16 .580 Valid 17 .523 Valid 18 .514 Valid 19 .473 Valid 20 .726 Valid 21 .066 Tidak valid 22 .247 Tidak valid 23 .136 Tidak valid 24 .497 Valid 25 .161 Tidak valid 26 .367 Tidak valid 27 .664 Valid 28 -.222 Tidak valid 29 .288 Tidak valid 30 .649 Valid

Dari tabel diatas setelah dianalis dengan menggunakan progam SPSS versi.16 dan dilihat dari hasil signifikannya, diketahui soal yang valid adalah 17 butir soal sedangkan yang tidak valid sebanyak 13 butir, hanya 15 butir soal yang valid dijadikan soal evaluasi siklus 2.

(16)

3.7.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah konsistensi skor, dan stabilitas data dari instrumen penelitian (Fraenkel 1993:146) sedangkan menurut Sugiyono (2007:364) realibiltas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.

Pengujian realibilitas menggunakan progam SPSS 16 for windows. Reliabilitas instrument menggunakan kriteria yang menunjukkan derajat relabilitas instrument sebagai berikut :

Tabel 3.4 Indeks Reliabilitas Indeks Interpretasi

r ≤ 0.2 reliabilitas sangat rendah 0.2 < r ≤ 0.40 reliabilitas rendah 0.40 < r ≤ 0.60 reliabilitas sedang 0.60 < r ≤ 0.80 reliabilitas tinggi 0.80 < r ≤ 1.00 reliabilitas sangat tinggi (J.P Guilford dalam Suherman 1993:156)

Menurut Naniek, dkk (2012: 346) “semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), semakin tinggi pula keajegan/ketepatannya”. Berdasarkan uraian diatas, suatu instrumen dikatakan reliable memiliki rentang indeks > 0,60. Hasil uji reliabilitas instrument siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di tabel 3.5 dan tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Siklus 1

Siklus 1 Gutman Split-Half Coefficien Keterangan .886 Reliabilitas sangat tinggi

(17)

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Siklus 2

Siklus 2

Gutman Split-Half Coefficien Keterangan .887 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas siklus 1 dan hasil uji reliabilitas siklus 2 bahwa hasil uji reliabilita besarnya Gutman Split Half Coefficien untuk siklus 1 adalah .886 dan siklus 2 .887. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil uji reliabilitas siklus 1 maupun siklus 2 adalah tinggi sehingga dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel 3.1  Lembar Observasi
Tabel 3.4  Indeks Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menelaah unsur-unsur intrinsik cerpen “Pangeran Bahagia” yang meliputi tokoh, latar, alur, dan tema.. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan setiap

Kapasitas serap ipteks tersebut dapat ditingkatkan melalui, antara lain: (i) penelitian dan pengembangan ipteks secara kolaboratif antara perguruan tinggi dan

Dari penelitian ini berdasarkan hasil pengujian trial mix kuat tekan umur 7 hari didapatkan komposisi maksimum penggunaan pada beton adalah sebesar 10% steel

Betapapun demikian, akibat krisis keuangan global yang terjadi sejak akhir 2007 sampai dengan 2008 dampaknya masih dirasakan oleh sektor pariwisata di tahun 2009 di

Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan

- Bantu pasien dalam merawat diri dan pelaksanaan aktivitas bila pasien merasa lelah - Anjurkan untuk sitirahat bila pasien merasa lelah / bila adanya nyeri.. - Bantu memilih

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat dan menjodohkan merupakan aat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah,

Variabel komite audit menunjukkan nilai signifikan komite audit, Variabel tenure audit menunjukkan nilai signifikansi tenure, Variabel Fee audit menunjukkan