• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Dunia make up semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa, wanita dan pria. Perkembangannya pun sudah pesat dan baik, mulai dari make up minimalis, natural, bridal, character, extraordinary, artistic, hingga special effect. Merias bisa dilakukan di banyak tempat, baik di indoor, outdoor, atau pun di dalam kendaraan, dan fokus riset ini adalah menggabungkan konsep antara make up box dengan workstation untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya menjadi make up artist portable workstation, memenuhi kebutuhan mobilitas perias dalam bekerja di berbagai tempat melalui konsep portable workstation, menunjang kualitas dan produktivitas kerja dengan ergonomi atau kenyamanan, kerapian, keefisiensian, kepraktisan terhadap perias dan orang yang dirias, memanfaatkan peluang dan daya saing produk dalam dunia make up, terutama di Indonesia, mengembangkan, menjual, dan melestarikan budaya Indonesia melalui satu alternatif produk berupa portable workstation untuk perias, terutama make up artist. Metode yang dilakukan antara lain perumusan masalah, pengumpulan data, studi literatur, analisa, konsep desain, dan kesimpulan. Target khusus dari penelitian ini berupa desain portable workstation untuk perias berkonsep khas Indonesia berupa trolley bag / tas koper dimana di dalamnya merupakan tempat peralatan make up yang sekaligus meja rias dan kursi untuk perias dan orang yang dirias dan berkonsep praktis / compact.

Kata kunci : portable workstation, rias, khas Indonesia.

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia memiliki ragam seni dan budaya yang bernilai tinggi, salah satunya adalah tata rias / make up. Dunia make up semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa, yang sebagian besar adalah wanita. Tak bisa dipungkiri pula, kaum pria juga banyak yang tertarik dengan dunia tata rias. Perkembangannya pun sudah pesat dan baik, mulai dari make up minimalis, natural, bridal, character, extraordinary, artistic, hingga special effect. Banyak yang menggeluti dunia ini, baik sekedar kebiasaan

atau kebutuhan, hobi, profesi pribadi, maupun profesi publik seperti di industri entertaint, film, teater, dan opera. Kini banyak pula dibuka sekolah jurusan tata rias dan kursus make up untuk mendidik dan memfasilitasi ‘pecinta’ make up yang nantinya bisa bermanfaat dalam dunia kerja, terutama membuka lapangan kerja sendiri seperti bridal, salon, agency, dsb. Pecinta make up rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli peralatan make up yang cukup mahal demi keinginan dan kebutuhan. Maraknya kebutuhan inilah yang menjadikan produk-produk, baik kosmetik, alat make up, make up box, make up workstation, dsb. dapat diterima oleh masyarakat sehingga cepat laku di pasaran. Peralatan make up pun berkembang cepat seiring kebutuhan dan kegunaannya masing-masing.

Gambar 1 : Aktivitas merias (Sumber : www.nyx.com). Di zaman nenek moyang Indonesia, tata rias mulai muncul dengan bahan-bahan alam seperti daun-daunan, kulit pohon ditumbuk, atau batu-batuan berwarna yang dihaluskan dan dikenakan pada wajah. Mereka mengenal cengkeh yang dibakar untuk menghitamkan alis, bubuk (tepung) beras dan caking (kulit telur) untuk bedak. Semua yang dikenakan untuk mempercantik diri diambil dari alam sekelilingnya. Kini make up berkembang dengan berbagai varian produk ditambah pelengkap untuk mengemas dan menyimpan peralatan make up yaitu make up box. Seperti kita tahu, merias bisa dilakukan di banyak tempat, baik di indoor, outdoor, atau pun di dalam kendaraan sehingga dibutuhkan sebuah produk yang bisa memenuhi kebutuhan perias untuk mobilitas kemanapun akan bekerja, dan fokus riset ini adalah menggabungkan konsep

Desain Portable Workstation Untuk Perias

Berkonsep Khas Indonesia

Annisa Febby Chaurina, dan Andhika Estiyono, ST., MT. Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

antara make up box dengan workstation untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya menjadi make up artist portable workstation.

Gambar 2 : (atas dari kiri ke kanan) Merias indoor, merias outdoor, merias di dalam kendaraan; (bawah) Cantoni Make up Artist Portable Workstation

(Sumber : PDF Cantoni Professional Studio).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Permasalahan yang dihadapi Perias :

a. Beauty case / make up box terlalu berat (7 – 10 kg) jika membawanya dengan cara dijinjing.

b. Penataan barang / alat make up kurang teratur karena perias jarang merapikan dan menata barang-barangnya secara cermat / detail atau menempatkannya ke posisi semula setelah merias.

Gambar 3: Make up box yang tidak rapi (Sumber : Dokumen Pribadi).

c. Perias perlu membawa kursi, kaca, meja, dan lampu tambahan ketika merias di berbagai tempat sehingga barang yang dibawanya semakin banyak dan tidak praktis (mobilitas kurang baik).

d. Peralatan make up kurang teratur tata letak / konfigurasinya dan tidak berurutan sesuai tahap penggunaannya, jadi perias harus ‘mencari’ terlebih dahulu letak make up yang akan digunakan. e. Kursi make up tidak bisa diatur sesuai ketinggian

perias sehingga posisi merias kurang nyaman ketika terlalu membungkuk atau terlalu mendongak

sedangkan perias bekerja sekitar 30 menit hingga dua jam untuk mendapatkan hasil riasan baik dan rapi (waktu rata-rata merias).

f. Kursi make up hanya untuk orang yang dirias, sedangkan untuk perias (waktu kerja lebih dari 30 menit) belum ada sehingga perias harus berdiri saat merias dari awal hingga akhir (finishing).

2. Permasalahan yang dihadapi Model (Orang yang dirias) :

a. Meja tidak dapat diatur tinggi rendahnya dan kursi make up tidak dapat diatur tinggi rendah dan lebarnya sesuai ukuran model sehingga kurang cocok untuk orang bertubuh tinggi, pendek, gemuk, atau untuk anak-anak.

C. TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan perancangan produk Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia ini, antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan mobilitas perias dalam bekerja di berbagai tempat melalui konsep portable workstation. 2. Menunjang kualitas dan produktivitas kerja dengan

ergonomi atau kenyamanan, kerapian, keefisiensian, kepraktisan terhadap perias dan orang yang dirias. 3. Memanfaatkan peluang dan daya saing produk dalam

dunia make up, terutama di Indonesia.

4. Mengembangkan, menjual, dan melestarikan budaya Indonesia melalui satu alternatif produk berupa portable workstation untuk perias.

D. RUANG LINGKUP / BATASAN MASALAH

Batasan atau ruang lingkup dari perancangan produk Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia ini, antara lain :

1. Produk berupa portable workstation yang terdiri dari trolley bag / tas koper dimana di dalamnya merupakan tempat peralatan make up yang sekaligus meja rias dan kursi untuk perias dan orang yang dirias dan berkonsep praktis.

2. Peruntukan produk sebagai fasilitas pemenuhan kebutuhan mobilitas dalam tata rias yang bersifat seperti trolley bag untuk memudahkan membawa dan berpindah tempat (portable).

3. Target pasar yang dituju antara lain make up artist, perias pengantin yang sering membawa banyak perlengkapan, salon tata rias dan kecantikan, industri film dan teater yang sering berpindah-pindah lokasi,

(3)

kebutuhan pribadi bagi pecinta make up, dunia fashion dan model, sekolah / jurusan tata rias.

4. Kasus yang menjadi sampling objek adalah Annisa Wedding Organizer yang sering kesulitan saat membawa banyak perlengkapan make up untuk pengantin seperti beauty case (make up box), baju pengantin, kursi dan meja untuk merias, asesoris pelengkap, dsb. sehingga cara membawanya pun menjadi tidak praktis dan efisien.

5. Produk eksisting yang akan dikembangkan adalah Cantoni Professional Studio (Italy), Shiseido (Japan), dan NYX (Los Angeles) make up artist portable workstation.

6. Material yang akan digunakan yaitu aluminium (sesuai eksisting produk yang sudah ada). Dimensi untuk make up artist portable workstation agar praktis dan efisien yaitu sesuai dengan studi volume.

7. Konsep personality produk yang ditawarkan adalah khas budaya Indonesia yang berhubungan dengan tema Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara (Koleksi Bena dan Kelimutu).

8. Kosmetik yang umumnya digunakan terdiri dari concealer (cream, cair) foundation (padat, cream, stik), bedak (padat, tabur, finishing), eye shadow (padat, tabur, stik, sparkling), eyelashes (bulu mata palsu atas, bawah, dot), pensil alis, eyeliner (pensil, cair), maskara, blush on (padat, tabur, cream), lipstik (cream, stik), lipgloss, dsb.

Kosmetik pelengkap terdiri dari air, kapas, pembersih dan penyegar, highlight, glitter, face painting (palet, refil), dsb.

Peralatan yang umum digunakan terdiri dari spons bedak (halus, kasar), kuas make up (untuk powder, blush on, highlight, bibir, eyeliner, alis, kipas, applicator kuas dan spons, lipliner), sikat (bulu mata, alis), dsb.

Peralatan pelengkap terdiri dari sisir (flat, sasak, sikat, garpu), karet, peniti, jarum pentul, jepit (kecil, sedang, besar, sasak), hairspray, hairnet, dsb.

Gambar 4 : Beragam alat make up dan perlengkapannya

(Sumber : www.nyxcosmetics.com).

9. Acuan riset adalah Rolf Stehr - Working Station Design; Wenger - Backstage Make Up Station ; dan Risto Toivonen - Ergonomics Product Development Of A Mobile Workstation For Health Care.

Teori utama yang dipakai adalah teori tentang portable product, teori ergonomi (workstation, antropometri, dan produktivitas kerja), eksisting produk, dimensi dan berat, material aluminium dan bambu, Khas Indonesia, dan Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara.

10. Stakeholder / studi kasus yang diriset antara lain : a. Perias / Pengguna Produk :

Annisa Wedding Organizer Banyuwangi, Puspita Martha International Beauty School Surabaya, Zhaenal Zein Make up dan Costume Jakarta, Trans TV Jakarta, StarVision Plus Jakarta, Multivision Plus Jakarta, Dhani Brain ISI Yogyakarta, Teater Tiyang Alit Surabaya, dan Jember Fashion Carnaval.

b. Produk (Merk) Kosmetik :

Sariayu - Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara.

11. Output produk berupa mock up skala 1:1, dengan rincian pembuatan produk antara lain :

a. Prototype :

1. Makeup box (bahan aluminium) : Toko Koper Jakarta.

2. Panel Konfigurasi Pressing Fabric (bahan kalp press) : Keuazy Shop.

3. Panel Bambu Press (bahan bambu) : Oesing Craft Banyuwangi.

4. Elektrikal (lampu led) : Snada Elekto Banyuwangi.

5. Box cover, Dudukan Kursi, dan Tempat Tools (bahan tenun Lombok – NTB) : Shofa Tailor Banyuwangi.

6. Kursi (bahan aluminium) : Matrex Aluminium Furniture Surabaya.

7. Jointing dan Detailing (stainless steel) : Dempo Laser Metalindo Surabaya.

b. Mock Up :

1. Makeup box (bahan bambu press) : Oesing Craft Banyuwangi.

2. Panel konfigurasi (bahan triplek – kalp cover) : Periset.

3. Elektrikal (lampu led) : Snada Elektro Banyuwangi dan Malik Elektro Surabaya. 4. Dudukan kursi dan tools (bahan tenun Lombok

(4)

5. Box cover (bahan tenun Lombok – NTB) : Elly Tailor Surabaya.

6. Kursi (bahan besi): Matlas Banyuwangi dan Las Semolo Surabaya.

7. Jointing dan asesoris / hardware (laser cutting akrilik) : Periset.

8. Mekanisme kaki box (bahan PVC) : Widodo Surabaya.

II. METODERISET

A. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Data Primer

Data Primer yang diperlukan dalam riset ini didapatkan dengan cara melakukan survey primer melalui metode wawancara (depth interview) / observasi secara langsung dan pengisian tabel permasalahan. Wawancara ini dilakukan dengan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis. Setiap responden / stakeholder diberi pertanyaan yang sama kemudian dituliskan ke dalam tabel permasalahan (seperti pada Bab Pendahuluan).

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan riset ini. Data pelengkap didapat dari Slide dan PDF dari Sekolah / Lembaga dan Jurusan Tata Rias, serta data lain yang diperlukan.

B. JENIS DATA DAN STUDI

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi stakeholder, produk yang sudah ada, dan produk yang akan didesain secara rinci, serta untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai permasalahan atau penggambaran secara realitas, misalnya uraian permasalahan yang dihadapi pengguna, dsb. Data kuantitatif digunakan untuk menunjukkan hubungan / permasalahan dengan variabel dan data berupa angka, misalnya mengenai dimensi produk, berat produk, durasi penggunaan produk, dsb.

Untuk mendapatkan data-data dalam riset ini, digunakan beberapa metode studi, yaitu Studi Literatur, Studi Lapangan, Studi Treatment, dan Studi Kuisioner.

C. PELAKSANAAN PENELITIAN

Berikut adalah lokasi dan waktu penelitian yang dilakukan kepada stakeholder / pengguna produk, yaitu :

Tabel 1 : Lokasi dan Waktu Penelitian (Sumber : Dokumen Pribadi). D. ALUR / URUTAN PELAKSANAAN

Adapun alur pelaksanaan yang dilakukan dalam riset ‘Desain Portable Workstation untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia’ seperti digambarkan pada skema berikut :

Gambar 5 : Skema Alur Pelaksanaan Riset (Sumber : Dokumen Pribadi). Keterangan skema :

= Urutan kegiatan secara teratur dan sistematis = Pengulangan kegiatan jika terdapat data /

analisa yang tidak sesuai.

III. PENGEMBANGANDESAIN

(5)

Gambar 6 : 3D Konsep Desain Produk (Sumber : Dokumen Pribadi).

B. PEMBUATAN MOCK UP

Gambar 7 : Proses Pembuatan Mock Up (Sumber : Dokumen Pribadi).

C. FINAL DESAIN

1. Alternatif Styling

Gambar 8 : Alternatif Styling Produk (Sumber : Dokumen Pribadi).

(6)

Gambar 9 : Gambar Detail dan Operasional Produk (Sumber : Dokumen Pribadi).

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

Produk ‘Desain Portable Workstation Untuk Perias Berkonsep Khas Indonesia’ ini dapat melengkapi dan memenuhi kebutuhan mobilitas perias bekerja di berbagai tempat, menunjang kualitas dan produktivitas kerja serta memanfaatkan peluang dan daya saing produk dalam dunia make up, terutama di Indonesia melalui satu alternatif produk

berupa portable workstation yang berkonsep praktis / compact. Produk ini adalah produk pertama produksi Indonesia yang mengaplikasikan kekhasan Indonesia dengan menempatkan bambu sebagai material penunjang aluminium yang lebih natural, etnis, dan modern, serta memberikan aksen Nusa Tenggara yaitu Tenun Lombok sesuai dengan Tema Sariayu Trend Warna 2012 Etnika Nusa Tenggara.

UCAPANTERIMAKASIH

Penelitian ini tidak akan terlaksana tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih kepada Bapak Andhika Estiyono selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. Terima kasih kepada Annisa Wedding Organizer Banyuwangi, Puspita Martha International Beauty School, Zhaenal Zein Make Up and Costume Jakarta, Trans TV Jakarta, StarVision Plus Jakarta, Multivion Plus Jakarta, Dhani Brain ISI Yogyakarta, Teater Tiyang Alit Surabaya, dan Jember Fashion Carnaval selaku stakeholder / perias, serta Sariayu Martha Tilaar yang berkenan membantu proses jalannya riset. Terima kasih pula kepada Osing Craft Banyuwangi, Matlas Banyuwangi, Las Semolowaru Surabaya, Shofa Tailor Banyuwangi, Elly Tailor Surabaya, Snada Elektro Banyuwangi, Malik Elektro Surabaya, dan Widodo Surabaya yang telah membantu dalam pembuatan mock up produk. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam Tugas Akhir ini.

DAFTARPUSTAKA [1] Andiyanto. 2005. The Make Over. Jakarta : PT Gramedia. [2] Budiman, Anton. 1999. Elemen Mesin Jilid 1. Jakarta : Erlangga. [3] Hamidin, Aep. 2010. Batik Warisan Budaya Indonesia. Jakarta :

Penerbit Narasi.

[4] Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga.

[5] Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : PT Guna Widya.

[6] Tilaar, Martha. The True Exotic Colors of Indonesia. Jakarta : PT Gramedia.

[7] Ulrich, Karl.2000. Product Design and Development.Singapore : The McGraw-Hill.

[8] Berto, Martina. 2009. Sejarah Sariayu Martha Tilaar Group,

URL:http://www.marthatilaargroup.com/sejarah%20sariayu%202012.htm [9] Pos, NTT. Pesona Arsitektur dan Megalitik Bena,

URL:http://jurnalis-ntt.blogspot.com/2009/02/pesona-arsitektur-dan-megalitik-bena.html.

[10] Professionali, Valigie. 2009. Cantoni Makeup Station, URL:http://www.cantonionline.com/makeup/makeup-trolleys.php. [11] Sariayu. 2011. Sariayu Trend Warna,

URL:http://trendwarna.sariayu.com/sariayu%20trend%202011.htm. [12] Sariayu. 2012. Sariayu Trend Warna,

URL:http://trendwarna.sariayu.com/sariayu%20trend%202012-2.htm. [13] Shopeezee. 2011. Amabilia Products,

Referensi

Dokumen terkait

Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien

Abstract: The purpose of this study was to determine the effects of road transportation under heat conditions on some haematological [Ht (haematocrit), blood cells count and

Dalam pengujian hipotesis simultan maupun parsial, penelitian ini berhasil mengkonfirmasikan hipotesis yang diajukan yaitu kepemimpinan dan pengembangan karier baik secara

Umumnya banyak orang mengalami penundaan janji pertemuan atau keterlambatan pertemuan yang membuat manajemen waktu mereka menjadi tidak efisien. Penundaan atau

Sekali lagi, tidak ada larangan bagi siapapun untuk menyanyi karena suara laki-laki maupun perempuan bukanlah aurat, kecuali jika dikhawatirkan akan menimbulkan

yang diperoleh oleh guru yaitu 3 pada pertemuan pertama dan 3 pada pertemuan kedua dari hasil ini menunjukkan bahwa dalam menyampaikan tujuan peninjauan guru tidak

Murai batu jantan lebih banyak diam mengawasi lingkungan sekitar kandang dan melindungi betina bila ada ancaman terhadap betina, sedangkan betina membuat sarang

Shell Indonesia; sebagaimana terlampir dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang ditandatangani pada tanggal 25 September 1963, dengan dikeluarkannya Undang-undang ini