• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR RP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR RP"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pembimbing :

Dr. Ir. Eko Budi Santoso Lic.Rer.Reg

TUGAS AKHIR – RP09 1333

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER S U R A B A Y A

(2)

Disparitas Pulau Jawa

bagian utara dan selatan

Penyusunan Penataan Ruang Wilayah

untuk Percepatan Pembangunan

Koridor Pansela Jawa

Pembentukan

Kawasan Strategis Ekonomi

Konsep

Regional Management

(

pembentukan Kerja Sama Operasional

Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek memiliki

kesamaan potensi ekonomi yang disatukan menjadi

satu segmen dalam perencanaan

Koridor Pansela Jawa dan JLS Jatim

Dalam strategi percepatan pembangunan

ekonomi koridor Pansela Jatim membutuhkan

sistem koordinasi dan kerjasama antarwilayah

Faktanya : Inefisiensi dalam

pengelolaan potensi ekonomi di

kedua kabupaten dan konflik

pembangunan JLS

(3)

Pembentukan

Kawasan Strategis Ekonomi

• Mengidentifikasi potensi dan dominasi komoditas SDA lokal unggulan dari

kedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim

• Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan

regional management dalam mengelola komoditas unggulan di Kabupaten

Tulungagung dan Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim.

• Menentukan arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di

Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengan

konsep regional management.

PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana bentuk arahan pengembangan yang optimal untuk mengelola komoditas

unggulan pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten

(4)

Ruang Lingkup Wilayah

SUBSTANSI :

• komoditas unggulan : Sumber Daya Alam (SDA) lokal yang menghasilkan barang

mentah yang nantinya dianalisis dalam nilai produksi per komoditas (barang

mentah)

• Regional management : kerjasama dalam mengelola komoditas unggulan dengan

menentukan bentuk inisiatif kerjasama dari segi ekonomi berdasarkan faktor-faktor

pembentuk regional management (kekuatan endogen)

(5)

TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Potensi Endogen

(Abdurahman, 2008)

Konsep

Regional Management

diwujudkan dalam inisiatif kerjasama

Teori Pengembangan

Wilayah

Teori komoditas unggulan

(T

arig

an

, 2007

)

Pemberian alam (SDA) Teknologi Ketrampilan khusus Dekat dengan pasar Aksesibilitas tinggi Aglomerasi Kualitas SDM yang memadai Mentalitas masyarakat yang mendukung pembangunan Kebijakan pemerintah

(A

d

is

asmit

a,

20

05)

SDA (Sumber DayaAlam)

Pemanfaatan teknologi dalam industri

Kedekatan dengan pasar

Letak strategis (jalur perdagangan)

Infrastruktur Aksesibilitas Transportasi

BAGIAN POTENSI FAKTOR POTENSI Tenaga Kerja

Modal Infrastruktur Potensi Pasar

SDA

Ruang dan Lokasi Keindahan Alam Budaya Politik Kepastian Hukum Otonomi Daerah Sosial Politik Regional Potensi Lingkungan Potensi Penawaran Potensi Permintaan

Barlingmascakeb

Pawonsari

(6)

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan rasionalisme

yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik dan etik. Pendekatan ini

menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik

dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu peristiwa. Tujuan penelitian ini adalah

untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan

(7)

TAHAPAN PENELITIAN

LQ dan SSA

• Komoditas Basis

• Daya Saing

• Tingkat Pertumbuhan

• Progesivitas/ Kemajuan

Identifikasi potensi dan

dominasi komoditas unggulan

berupa komoditas SDA lokal

dari kedua kabupaten yang

terdapat pada 7 kecamatan

yang dilalui oleh JLS Jatim

• SDA

• SDM

• Modal/ Investasi

• Ketersediaan Infrastruktur

• Potensi Pasar

• Sosial dan Politik Regional

Faktor yang berpengaruh

terhadap pembentukan

regional management dalam

mengelola komoditas unggulan

di wilayah penelitian

• Prioritas Kebutuhan Kerjasama

• Kondisi Empiri di Wilayah Penelitian

• Pendapat Pakar yang Kompeten

• Studi penerapan Regional Management

di wilayah lain dan Literatur yang

relevan

Perumusan arahan

pengembangan komoditas

unggulan yang optimal di

Kabupaten

Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor

JLS Jatim dengan konsep

regional management.

Delphi

(8)

GAMBARAN UMUM

0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00

Hutan Permukiman Sawah Tanah Terbuka Tegalan

Pe

n

gg

u

n

aa

n

La

h

an

(Ha

)

(9)

K

ep

e

n

d

u

d

u

ka

n

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 TK-SD SMP-SMA/ SMK D3/S1/S2 0 100 200 300 400 500 600 700 800

Pucanglaban Kalidawir TanggunggunungKepadatan PendudukBesuki Panggul Munjungan Watulimo

709 org/Km

2

216 org/Km

2

94 org

192 org

K

o

n

d

is

i T

e

n

ag

a Ke

rj

a

(10)

Struktur Ekonomi

5.75 5.68 6.01 6.48 6.73 5.45 5.61 5.64 6.11 6.46 0 2 4 6 8 10 12 14 2007 2008 2009 2010 2011 Kab. Trenggalek Kab. Tulungagung

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

Pertanian 16.2% Pertambangan & Penggalian 2.37% Industri Pengolahan 19.57%

Listrik, Gas, & Air Bersih

1.05% Kontruksi

1.84%

Perdagangan, H otel, & Restoran

30.92%

Pengangkutan dan Komunikasi

7.31% Keuangan, Perse

waan, & Jasa Perusahaan 8.95% Jasa-jasa 11.79% Kabupaten Tulungagung Pertanian 38.43 % Pertambangan & Penggalian 1.98 % Industri Pengolahan 5.23 % Listrik, Gas, &

Air Bersih 0.56 % Kontruksi 2.66 % Perdagangan, Hotel, & Restoran 28.96 % Pengangkutan dan Komunikasi 3.21 % Keuangan, Perse

waan, & Jasa Perusahaan

3.69 %

Jasa-jasa 15.3 %

Kabupaten Trenggalek

(11)

Penentuan Dominasi Komoditas Unggulan

Komoditas Kabupaten Tulungagung Kabupaten Trenggalek

Pucanglaban Kalidawir Tanggunggunung Besuki Panggul Munjungan Watulimo

Padi Sawah V V V Padi Gogo V V Jagung V V V Kacang Tanah V V V Kedelai V V V Jambu Mente V V V V Kelapa V V V V V V V Kapuk Randu V V V Cengkeh V V V V V Sengon V V V V Acasia V V V Perikanan Tangkap V V V V Sapi Potong V V V V V V Kambing V V V V Besi V V V Marmer V V

(12)

Penentuan Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap

Pembentukan Regional Management di Wilayah Penelitian

• Potensi komoditas unggulan

• Ruang dan lokasi strategis

SDA

• Ketersediaan tenaga kerja/ SDM

• Kualitas tenaga kerja/SDM

SDM/ tenaga

kerja

• Ketersediaan permodalan pemerintah

• Keinginan investasi pihak swasta

Modal/

investasi

• Aksesibilitas

• Ketersediaan fasilitas umum

• Ketersediaan utilitas

Ketersediaan

infrastruktur

• Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untuk

pemasaran

Potensi pasar

• Kebijakan pemerintah

• Keinginan dan pelaku/aktor terkait regional

management

Sosial dan Politik

Regional

Tahap Eksplorasi

Lebih penting jika SDM

berkuantitas banyak dan

berkemauan untuk

bekerja

Fasilitas umum tidak

terlalu berpengaruh

terhadap kegiatan

ekonomi

Pasar tidak perlu

dilokasikan akan tetapi

bisa berbentuk kegiatan

yang dinamis antara

penjual dan pembeli di

berbagai lokasi

Kemauan untuk bekerja

dan etos bekerja

termasuk ke dalam

kualifikasi kualitas SDM

Selain untuk memenuhi

kebutuhan

sehari-hari, juga sebagai

penarik investor swasta

untuk dapat masuk ke

wilayah penelitian untuk

bekerjasama

Pasar yang dilokasikan

akan mempermudah

distribusi barang dan

memudahkan

perencanaan

(13)

Kondisi Empiri :

• Memiliki unggulan untuk komoditas kelapa (seluruh kecamatan), sengon (Kec.

Munjungan, Watulimo, Tanggung gunung, dan

Kalidawir), perikanan tangkap (Kec.

Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir), dan marmer (Kec. Panggul dan Besuki)

• Beberapa kecamatan seperti Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir memiliki lokasi yang strategis untuk pemasaran

dikarenakan ciri geografisnya dan perkembangan perkotaannya.

Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : • Adanya program intensifikasi pertanian dengan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPL) (RM di Pawonsari) • Pelestarian sumberdaya ikan di pantai Selatan Pawonsari

(RM di Pawonsari)

Pendapat Pakar :

• Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan pengadaan balai benih serta sharing bibit unggul • Peningkatan dan perlindungan

komoditas sengon dan hasil hutan lainnya dengan pengadaan sistem tebang pilih tanam untuk hutan rakyat maupun hutan negara dan penyediaan bibit pohon untuk reboisasi

• Sharingproduksi marmer mentah sebagai bahan baku kerajinan marmer

• Eksplorasi keanekaragaman

sumberdaya ikan di pesisir selatan wilayah penelitian

(14)

Sharing produksi marmer mentah sebagai bahan baku sentra kerajinan marmer di Kecamatan Besuki terutama dari Kecamatan Panggul sebagai penghasil marmer yang cukup potensial.

Peningkatan produktivitas dan perlindungan komoditas sengon serta hasil hutan lainnya dengan pengadaan sistem tebang pilih tanam untuk hutan rakyat maupun hutan negara di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, serta penyediaan bibit pohon untuk reboisasi.

Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan intensifikasi pertanian dan pengadaan balai benih, serta sharing bibit unggul di seluruh kecamatan.

Eksplorasi keanekaragaman/ variasi sumberdaya ikan di pesisir selatan terutama Prigi dan Popoh serta pelestarian sumberdaya ikan yang telah ada dengan menghindari alat tangkap yang dapat merusak habitat ikan.

(15)

Modal / Investasi

Kondisi Empiri :

• Partisipasi pemerintah : pembangunan sarana

prasarana, seperti memasok listrik dan air bersih, serta pembuatan jalan usaha

tani, jaringan irigasi, penyediaan alat-alat pertanian dan pupuk organik, serta pemberian permodalan (hibah) untuk gabungan kelompok petani. Selain itu, di PPI

Popoh, Kecamatan Besuki pemerintah juga menambah jumlah kapal nelayan.

• Investasi pihak swasta : bank-bank swasta sebagai pemberi modal seperti di Kecamatan Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. • Pengadaan bibit pohon sengon

dari perusahaan kayu besar di Kecamatan Panggul dan

Munjungan, industri besar kerajinan marmer milik swasta (PT IMIT) di Kecamatan Besuki.

Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : • Standarisasi mutu produk

unggulan dengan kegiatan menghadirkan sarjana

pendamping sebagai tenaga ahli (misal dari pemerintah daerah/pusat), bantuan pengadaan peralatan dari pemerintah (RM di

Barlingmascakeb)

• Pengembangan sentra industri kelapa di Kec.

Tanggunggunung, Kalidawir, da n Pucanglaban

• Pengembangan industri pengolahan ikan di kawasan Minapolitan Kec. Besuki dan Tanggunggunung, serta

pengembangancold store dan pabrik es di Kec.

Panggul, Munjungan dan Watulimo.

• Pengembangan pertambangan marmer dan industri marmer/ onix berskala nasional di Kec.

Besuki.(RTRW 2012-2032)

Pendapat Pakar :

• Menambah nilai jual kelapa dengan pengadaan industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa

• Untuk mendukung

produktivitas komoditas

kelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupuk berbahan baku kotoran ayam dari Kec.

Kalidawir, Kab. Tulungagung • Pengadaan industri pengolahan

ikan di PPI Prigi atau PPI Popoh • Memperluas industri kerajinan

marmer di Kec. Besuki dan Kec. Panggul

• Bantuan pengadaan peralatan modern dari pemerintah

(16)

Memperluas cakupan industri kerajinan marmer/ onix di Kecamatan Besuki dengan menjadikan Kec. Panggul sebagai pemasok bahan baku marmer dan juga perluasan sentra industri marmer untuk menjangkau wilayah Jawa Tengah.

Industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa sebagai langkah pengembangan sentra industri kelapa di Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban untuk meningkatkan nilai jual dari hasil produksi kelapa yang sangat dominan dan terkenal kualitasnya secara regional.

Meningkatkan produktivitas komoditas kelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupuk berbahan baku kotoran ayam dari Kec. Kalidawir, Kab. Tulungagung yang dapat diakses oleh seluruh pekerja perkebunan di wilayah penelitian sehingga seluruh kecamatan menjadi pemasok bahan baku untuk pengolahan kelapa tersebut.

Pengadaan industri pengolahan ikan di PPI Prigi atau PPI Popoh yang didukung dengan pengembangan cold store, pabrik es, serta

packaging di Kecamatan Panggul, Munjungan dan Watulimo.

(17)

Ketersediaan Infrastruktur

Kondisi Empiri :

• Kualitas jalan kurang memadai terutama untuk jalan dengan aksesibilitas cukup tinggi di Kecamatan

Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. • Kuantitas dan kualitas fasilitas

umum di wilayah penelitian cukup untuk melayani

kebutuhan masyarakat lokal. • Ketersediaan utilitas berupa air

bersih,jaringan listrik, dan

telekomunikasi cukup melayani kebutuhan masyarakat terutama di ibukota kecamatan dan di beberapa kecamatan seperti Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. Beberapa kecamatan yang kesulitan air bersih

maupun listrik adalah Kecamatan

Munjungan, Tanggunggunung dan Pucanglaban dan daerah pesisir

Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan :

• Pengadaan Pos keamanan

bersama dengan pelengkapnya • Pengadaan alat komunikasi • Penambahan personil untuk

penjagaan

• Pemanfaatan prasarana

pendaratan kapal/perahu dan tempat Pelelangan Ikan pantai Selatan Pawonsari;

(RM di Pawonsari)

• Pengembangan jaringan listrik berupa PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kec.

Panggul, Munjungan, Tanggungg unung, dan Pucanglaban

• Pengembangan Terminal Tipe C di Kec.

Besuki, Pucanglaban, Watulimo • Pengadaan Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL) di Kec. Panggul dan Watulimo untuk mendukung kegiatan industri. (RTRW Kab. Tulungagung dan Kab. Trenggalek 2012-2032)

Pendapat Pakar :

• Perbanyakan kapal nelayan dan penyediaan alat tangkap yang lebih modern

• Perbaikan kualitas jalan serta pemerataan jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi

(18)

Peningkatan aksesibilitas kawasan dengan adanya program pengembangan Terminal Tipe C di Kec. Besuki, Pucanglaban, Watulimo yang dapat menjadi penghubung arus pergerakan barang dan orang untuk kegiatan perekonomian.

Untuk program pengawasan dan pembatasan areal hutan produksi yang mendukung keseimbangan ekologi dibutuhkan kerjasama dalam pengadaan pos keamanan bersama dengan pelengkapnya (alat komunikasi) dan penambahan personil untuk penjagaan.

Peningkatan jaringan listrik di sepanjang pesisir dan JLS dengan pengembangan PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kecamatan Panggul, Munjungan, Tanggunggunung, dan Pucanglaban sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik di sekitarnya.

Perbanyakan kapal nelayan dan penyediaan alat tangkap yang lebih modern, serta pemanfaatan PPI dan TPI yang telah ada di Kecamatan Watulimo dan Besuki.

Pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kecamatan Panggul dan Watulimo untuk mendukung kegiatan industri secara bersama, terutama industri marmer di Kecamatan Besuki yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Watulimo.

(19)

Potensi Pasar

Kondisi Empiri :

• Beberapa kecamatan memiliki TPI besar, seperti TPI Prigi dan TPI Popoh.

• Beberapa kecamatan merupakan lokasi yang potensial untuk

pemasaran regional karena berbatasan langsung dengan kabupaten lainnya, seperti Kec. Panggul-Kab. Pacitan dan Kec. Pucanglaban-Kab. Blitar.

• Beberapa kecamatan yang memiliki karakter perkotaan yang sudah cukup besar seperti Kecamatan Kalidawir, ada pula lokasi didukung dengan kegiatan pertambangan galian dan

perikanan seperti Kecamatan Besuki dan Watulimo.

• Beberapa kecamatan merupakan lokasi yang tidak potensial untuk pemasaran karena memiliki ciri geografis pegunungan yang terjal dan sulit dijangkau seperti

Kecamatan Munjungan dan Tanggunggunung.

Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : • Promosi/ pemasaran produk

tingkat regional dan nasional dengan kegiatan pembuatan

leaflet serta berbagai jenis media informasi lainnya • Standarisasi mutu produk

unggulan

• Pemberdayaan SDM generasi muda

• Diversifikasi kreasi produk sesuai permintaan pasar; (RM di Barlingmascakeb) • Pemanfaatan tempat

pelelangan ikan

• Pengawasan tata niaga hasil kelautan dan perikanan,

(RM di Pawonsari) Pendapat Pakar :

• Pengumpulan hasil dan

pemasaran bersama komoditas kelapa

• Pengumpulan hasil dan pemasaran bersama kayu mentah untuk ekspor keluar daerah terutama Jawa Tengah • Pengumpulan hasil tangkapan

dan sentra pemasaran bersama ikan segar dan olahan di PPI Prigi dan Popoh

• Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk

memperluas pemasaran ke Jawa Tengah

(20)

Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk memperluas pemasaran ke Jawa Tengah

Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas kelapa dengan pengumpulan hasil produksi komoditas kelapa dari seluruh kecamatan dan pemasaran bersama yang dapat dilakukan di Kecamatan Kalidawir

Efisiensi dan perluasan pemasaran

komoditas sengon dengan pengumpulan hasil dan pemasaran bersama kayu mentah untuk ekspor keluar daerah terutama Jawa Tengah yang dapat dilakukan di Kecamatan Panggul

Pemanfaatan tempat pelelangan ikan untuk pengumpulan hasil tangkapan serta sentra pemasaran bersama ikan segar dan olahan di TPI Prigi dan Popoh

(21)

SDM

• Penguatan kualitas SDM dengan

pengadaan kegiatan pelatihan

kelompok masyarakat yang bekerja di

bidangnya, seperti buruh pekerja

perkebunan, kelompok nelayan, dan

pengrajin marmer yang difasilitasi oleh

dinas-dinas yang terkait dengan cara

saling mendatangkan tenaga ahli dari

kedua kabuputen secara bergantian.

Selain memberikan bimbingan

peningkatan

skill

dalam berkebun, para

pekerja juga diberikan peningkatan diri

untuk berkomunikasi, mengetahui seluk

beluk produksi, pengolahan, dan juga

pemasaran agar dapat berwirausaha

dan tidak berorientasi untuk bekerja di

luar wilayah.

Sosial dan Politik Regional

• Peningkatan koordinasi

antarkelembagaan dalam menjalankan

program-program sesuai dengan RTR

yang berlaku terutama untuk

memprakarsai kegiatan kerjasama

dengan cara penciptaan forum

komunikasi yang mengadakan

pertemuan rutin

antarmasyarakat, swasta dan

pemerintah

• Peningkatan koordinasi untuk

mengembangkan pesisir wilayah

penelitian dengan konsep minapolitan

di Prigi dan Popoh sehingga dapat

menyerap lebih banyak SDM

• Penetapan kebijakan pembatasan areal

hutan produksi untuk keseimbangan

ekologi dengan pengamanan dan

rehabilitasi yang dilaksanakan secara

bersama

(22)

KESIMPULAN

Potensi dan dominasi komoditas unggulan dari kedua kabupaten yang terdapat pada 7

kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim tidak mencakup semua komoditas.

Subsektor tanaman pangan : Padi Sawah,Padi Gogo,Jagung, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedelai, dan Kacang Hijau

Subsektor perkebunan : jambu mente, kelapa, kapuk randu, cengkeh, kopi, dan vanili.

Subsektor kehutanan : sengon, acasia, jati, dan sono.

Subsektor perikanan : perikanan tangkap dan budidaya

Subsektor peternakan : sapi

potong, kambing, domba, ayam kampung,ayam ras, ayam broiler,mentok, dan kuda.

Subsektor penggalian : Andesit Diorit, Kalsit, Pasir besi, Batu Bara, Marmer, dan Tembaga.

Padi Sawah, Padi

Gogo, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai

Jambu Mente, Kelapa, Kapuk Randu, Cengkeh Sengon, Acasia

Perikanan Tangkap Sapi Potong, Kambing Marmer, Pasir Besi

(23)

KESIMPULAN

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan

regional management

dalam

mengelola komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek yang dilalui

koridor JLS Jatim adalah :

Sumber Daya Alam yang berupa Potensi komoditas unggulan serta Ruang

dan lokasi strategis

SDM/ Tenaga Kerja berupa Ketersediaan tenaga kerja/SDM dan Kualitas

tenaga kerja/SDM

Modal/ Investasi yang berupa Ketersediaan permodalan pemerintah dan

Keinginan investasi pihak swasta

Potensi Pasar yang berupa Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untuk

pemasaran

Sosial dan Politik Regional yang berupa Kebijakan pemerintah, dan

Keinginan dan pelaku/aktor terkait

regional management

Setiap kecamatan memiliki potensi untuk pembentukan

regional management

dengan peran yang berbeda tetapi memiiki kedudukan yang sama. Kecamatan yang

memiliki faktor pembentukan

regional management

dominan adalah Kecamatan

(24)

KESIMPULAN

Arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

yang dilalui koridor JLS Jatim dengan konsep regional management berupa pembentukan inisiatif

kerjasama dengan prioritas pengembangan komoditas kelapa, sengon, perikanan tangkap, dan

marmer, yang diwujudkan dalam beberapa kegiatan, yaitu :

Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan intensivikasi pertanian, sengon dengan

pemeliharaan dan reboisasi, perikanan tangkap dengan eksploragi keanekaragaman

sumberdaya ikan, dan marmer dengan sharing produksi.

Peningkatan kualitas SDM dengan penyuluhan yang difasilitasi oleh dinas-dinas terkait

dengan koordinasi antarkabupaten

Penguatan modal/investasi swasta dalam menyediakan industri pengolahan bahan baku.

Pengadaan infrastruktur pendukung kegiatan perekonomian dari masing-masing kabupaten

yang dapat dimanfaatkan pula oleh wilayah sekitarnya

Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas secara bersama untuk ekspor keluar daerah

Peningkatan koordinasi antarkelembagaan untuk memprakarsai kegiatan kerjasama dengan

cara

penciptaan

forum

komunikasi

yang

mengadakan

pertemuan

rutin

antarmasyarakat, swasta dan pemerintah.

(25)

SARAN

• Perlu adanya studi lanjutan mengenai analisis penentuan aktor-aktor atau pelaku

regional management

di wilayah penelitian dengan struktu organisasi kolektif yang

berbentuk

Government Oriented, Quasi Government and Privat,

atau

Privat Oriented

.

• Hasil arahan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dan acuan dalam

pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang

aksesnya akan terbuka lebar setelah dilalui JLS Jatim atau sebagai pendukung RM

Golekpawon maupun Selingkar Wilis.

• Perlu adanya koordinasi dari aktor pembangunan dan perencanaan daerah berupa

dinas-dinas terkait untuk membentuk Badan Kerjasama Antar Daerah terutama di

wilayah pesisir selatan agar dapat lebih dekat dengan masyarakat dan dapat

mengimplementasikan kebijkan dengan lebih mudah.

• Perlu adanya studi lanjutan yang membahas secara spesifik

impact

dari pembangunan

JLS Jatim terhadap perkembangan kegiatan di sekitarnya.

Referensi

Dokumen terkait