Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Eko Budi Santoso Lic.Rer.Reg
TUGAS AKHIR – RP09 1333
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER S U R A B A Y A
Disparitas Pulau Jawa
bagian utara dan selatan
Penyusunan Penataan Ruang Wilayah
untuk Percepatan Pembangunan
Koridor Pansela Jawa
Pembentukan
Kawasan Strategis Ekonomi
Konsep
Regional Management
(
pembentukan Kerja Sama OperasionalKabupaten Tulungagung dan Trenggalek memiliki
kesamaan potensi ekonomi yang disatukan menjadi
satu segmen dalam perencanaan
Koridor Pansela Jawa dan JLS Jatim
Dalam strategi percepatan pembangunan
ekonomi koridor Pansela Jatim membutuhkan
sistem koordinasi dan kerjasama antarwilayah
Faktanya : Inefisiensi dalam
pengelolaan potensi ekonomi di
kedua kabupaten dan konflik
pembangunan JLS
Pembentukan
Kawasan Strategis Ekonomi
• Mengidentifikasi potensi dan dominasi komoditas SDA lokal unggulan dari
kedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim
• Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan
regional management dalam mengelola komoditas unggulan di Kabupaten
Tulungagung dan Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim.
• Menentukan arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di
Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengan
konsep regional management.
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana bentuk arahan pengembangan yang optimal untuk mengelola komoditas
unggulan pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten
Ruang Lingkup Wilayah
SUBSTANSI :
• komoditas unggulan : Sumber Daya Alam (SDA) lokal yang menghasilkan barang
mentah yang nantinya dianalisis dalam nilai produksi per komoditas (barang
mentah)
• Regional management : kerjasama dalam mengelola komoditas unggulan dengan
menentukan bentuk inisiatif kerjasama dari segi ekonomi berdasarkan faktor-faktor
pembentuk regional management (kekuatan endogen)
TINJAUAN PUSTAKA
Pemanfaatan Potensi Endogen
(Abdurahman, 2008)
Konsep
Regional Management
diwujudkan dalam inisiatif kerjasama
Teori Pengembangan
Wilayah
Teori komoditas unggulan
(T
arig
an
, 2007
)
Pemberian alam (SDA) Teknologi Ketrampilan khusus Dekat dengan pasar Aksesibilitas tinggi Aglomerasi Kualitas SDM yang memadai Mentalitas masyarakat yang mendukung pembangunan Kebijakan pemerintah(A
d
is
asmit
a,
20
05)
SDA (Sumber DayaAlam)Pemanfaatan teknologi dalam industri
Kedekatan dengan pasar
Letak strategis (jalur perdagangan)
Infrastruktur Aksesibilitas Transportasi
BAGIAN POTENSI FAKTOR POTENSI Tenaga Kerja
Modal Infrastruktur Potensi Pasar
SDA
Ruang dan Lokasi Keindahan Alam Budaya Politik Kepastian Hukum Otonomi Daerah Sosial Politik Regional Potensi Lingkungan Potensi Penawaran Potensi Permintaan
Barlingmascakeb
Pawonsari
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan rasionalisme
yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik dan etik. Pendekatan ini
menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik
dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu peristiwa. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan
TAHAPAN PENELITIAN
LQ dan SSA
• Komoditas Basis
• Daya Saing
• Tingkat Pertumbuhan
• Progesivitas/ Kemajuan
Identifikasi potensi dan
dominasi komoditas unggulan
berupa komoditas SDA lokal
dari kedua kabupaten yang
terdapat pada 7 kecamatan
yang dilalui oleh JLS Jatim
• SDA
• SDM
• Modal/ Investasi
• Ketersediaan Infrastruktur
• Potensi Pasar
• Sosial dan Politik Regional
Faktor yang berpengaruh
terhadap pembentukan
regional management dalam
mengelola komoditas unggulan
di wilayah penelitian
• Prioritas Kebutuhan Kerjasama
• Kondisi Empiri di Wilayah Penelitian
• Pendapat Pakar yang Kompeten
• Studi penerapan Regional Management
di wilayah lain dan Literatur yang
relevan
Perumusan arahan
pengembangan komoditas
unggulan yang optimal di
Kabupaten
Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor
JLS Jatim dengan konsep
regional management.
Delphi
GAMBARAN UMUM
0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00Hutan Permukiman Sawah Tanah Terbuka Tegalan
Pe
n
gg
u
n
aa
n
La
h
an
(Ha
)
K
ep
e
n
d
u
d
u
ka
n
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 TK-SD SMP-SMA/ SMK D3/S1/S2 0 100 200 300 400 500 600 700 800Pucanglaban Kalidawir TanggunggunungKepadatan PendudukBesuki Panggul Munjungan Watulimo
709 org/Km
2216 org/Km
294 org
192 org
K
o
n
d
is
i T
e
n
ag
a Ke
rj
a
Struktur Ekonomi
5.75 5.68 6.01 6.48 6.73 5.45 5.61 5.64 6.11 6.46 0 2 4 6 8 10 12 14 2007 2008 2009 2010 2011 Kab. Trenggalek Kab. TulungagungLaju Pertumbuhan
Ekonomi
Pertanian 16.2% Pertambangan & Penggalian 2.37% Industri Pengolahan 19.57%Listrik, Gas, & Air Bersih
1.05% Kontruksi
1.84%
Perdagangan, H otel, & Restoran
30.92%
Pengangkutan dan Komunikasi
7.31% Keuangan, Perse
waan, & Jasa Perusahaan 8.95% Jasa-jasa 11.79% Kabupaten Tulungagung Pertanian 38.43 % Pertambangan & Penggalian 1.98 % Industri Pengolahan 5.23 % Listrik, Gas, &
Air Bersih 0.56 % Kontruksi 2.66 % Perdagangan, Hotel, & Restoran 28.96 % Pengangkutan dan Komunikasi 3.21 % Keuangan, Perse
waan, & Jasa Perusahaan
3.69 %
Jasa-jasa 15.3 %
Kabupaten Trenggalek
Penentuan Dominasi Komoditas Unggulan
Komoditas Kabupaten Tulungagung Kabupaten Trenggalek
Pucanglaban Kalidawir Tanggunggunung Besuki Panggul Munjungan Watulimo
Padi Sawah V V V Padi Gogo V V Jagung V V V Kacang Tanah V V V Kedelai V V V Jambu Mente V V V V Kelapa V V V V V V V Kapuk Randu V V V Cengkeh V V V V V Sengon V V V V Acasia V V V Perikanan Tangkap V V V V Sapi Potong V V V V V V Kambing V V V V Besi V V V Marmer V V
Penentuan Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Pembentukan Regional Management di Wilayah Penelitian
• Potensi komoditas unggulan
• Ruang dan lokasi strategis
SDA
• Ketersediaan tenaga kerja/ SDM
• Kualitas tenaga kerja/SDM
SDM/ tenaga
kerja
• Ketersediaan permodalan pemerintah
• Keinginan investasi pihak swasta
Modal/
investasi
• Aksesibilitas
• Ketersediaan fasilitas umum
• Ketersediaan utilitas
Ketersediaan
infrastruktur
• Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untuk
pemasaran
Potensi pasar
• Kebijakan pemerintah
• Keinginan dan pelaku/aktor terkait regional
management
Sosial dan Politik
Regional
Tahap Eksplorasi
Lebih penting jika SDM
berkuantitas banyak dan
berkemauan untuk
bekerja
Fasilitas umum tidak
terlalu berpengaruh
terhadap kegiatan
ekonomi
Pasar tidak perlu
dilokasikan akan tetapi
bisa berbentuk kegiatan
yang dinamis antara
penjual dan pembeli di
berbagai lokasi
Kemauan untuk bekerja
dan etos bekerja
termasuk ke dalam
kualifikasi kualitas SDM
Selain untuk memenuhi
kebutuhan
sehari-hari, juga sebagai
penarik investor swasta
untuk dapat masuk ke
wilayah penelitian untuk
bekerjasama
Pasar yang dilokasikan
akan mempermudah
distribusi barang dan
memudahkan
perencanaan
Kondisi Empiri :
• Memiliki unggulan untuk komoditas kelapa (seluruh kecamatan), sengon (Kec.
Munjungan, Watulimo, Tanggung gunung, dan
Kalidawir), perikanan tangkap (Kec.
Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir), dan marmer (Kec. Panggul dan Besuki)
• Beberapa kecamatan seperti Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir memiliki lokasi yang strategis untuk pemasaran
dikarenakan ciri geografisnya dan perkembangan perkotaannya.
Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : • Adanya program intensifikasi pertanian dengan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPL) (RM di Pawonsari) • Pelestarian sumberdaya ikan di pantai Selatan Pawonsari
(RM di Pawonsari)
Pendapat Pakar :
• Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan pengadaan balai benih serta sharing bibit unggul • Peningkatan dan perlindungan
komoditas sengon dan hasil hutan lainnya dengan pengadaan sistem tebang pilih tanam untuk hutan rakyat maupun hutan negara dan penyediaan bibit pohon untuk reboisasi
• Sharingproduksi marmer mentah sebagai bahan baku kerajinan marmer
• Eksplorasi keanekaragaman
sumberdaya ikan di pesisir selatan wilayah penelitian
Sharing produksi marmer mentah sebagai bahan baku sentra kerajinan marmer di Kecamatan Besuki terutama dari Kecamatan Panggul sebagai penghasil marmer yang cukup potensial.
Peningkatan produktivitas dan perlindungan komoditas sengon serta hasil hutan lainnya dengan pengadaan sistem tebang pilih tanam untuk hutan rakyat maupun hutan negara di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, serta penyediaan bibit pohon untuk reboisasi.
Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan intensifikasi pertanian dan pengadaan balai benih, serta sharing bibit unggul di seluruh kecamatan.
Eksplorasi keanekaragaman/ variasi sumberdaya ikan di pesisir selatan terutama Prigi dan Popoh serta pelestarian sumberdaya ikan yang telah ada dengan menghindari alat tangkap yang dapat merusak habitat ikan.
Modal / Investasi
Kondisi Empiri :
• Partisipasi pemerintah : pembangunan sarana
prasarana, seperti memasok listrik dan air bersih, serta pembuatan jalan usaha
tani, jaringan irigasi, penyediaan alat-alat pertanian dan pupuk organik, serta pemberian permodalan (hibah) untuk gabungan kelompok petani. Selain itu, di PPI
Popoh, Kecamatan Besuki pemerintah juga menambah jumlah kapal nelayan.
• Investasi pihak swasta : bank-bank swasta sebagai pemberi modal seperti di Kecamatan Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. • Pengadaan bibit pohon sengon
dari perusahaan kayu besar di Kecamatan Panggul dan
Munjungan, industri besar kerajinan marmer milik swasta (PT IMIT) di Kecamatan Besuki.
Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : • Standarisasi mutu produk
unggulan dengan kegiatan menghadirkan sarjana
pendamping sebagai tenaga ahli (misal dari pemerintah daerah/pusat), bantuan pengadaan peralatan dari pemerintah (RM di
Barlingmascakeb)
• Pengembangan sentra industri kelapa di Kec.
Tanggunggunung, Kalidawir, da n Pucanglaban
• Pengembangan industri pengolahan ikan di kawasan Minapolitan Kec. Besuki dan Tanggunggunung, serta
pengembangancold store dan pabrik es di Kec.
Panggul, Munjungan dan Watulimo.
• Pengembangan pertambangan marmer dan industri marmer/ onix berskala nasional di Kec.
Besuki.(RTRW 2012-2032)
Pendapat Pakar :
• Menambah nilai jual kelapa dengan pengadaan industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa
• Untuk mendukung
produktivitas komoditas
kelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupuk berbahan baku kotoran ayam dari Kec.
Kalidawir, Kab. Tulungagung • Pengadaan industri pengolahan
ikan di PPI Prigi atau PPI Popoh • Memperluas industri kerajinan
marmer di Kec. Besuki dan Kec. Panggul
• Bantuan pengadaan peralatan modern dari pemerintah
Memperluas cakupan industri kerajinan marmer/ onix di Kecamatan Besuki dengan menjadikan Kec. Panggul sebagai pemasok bahan baku marmer dan juga perluasan sentra industri marmer untuk menjangkau wilayah Jawa Tengah.
Industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa sebagai langkah pengembangan sentra industri kelapa di Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban untuk meningkatkan nilai jual dari hasil produksi kelapa yang sangat dominan dan terkenal kualitasnya secara regional.
Meningkatkan produktivitas komoditas kelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupuk berbahan baku kotoran ayam dari Kec. Kalidawir, Kab. Tulungagung yang dapat diakses oleh seluruh pekerja perkebunan di wilayah penelitian sehingga seluruh kecamatan menjadi pemasok bahan baku untuk pengolahan kelapa tersebut.
Pengadaan industri pengolahan ikan di PPI Prigi atau PPI Popoh yang didukung dengan pengembangan cold store, pabrik es, serta
packaging di Kecamatan Panggul, Munjungan dan Watulimo.
Ketersediaan Infrastruktur
Kondisi Empiri :
• Kualitas jalan kurang memadai terutama untuk jalan dengan aksesibilitas cukup tinggi di Kecamatan
Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. • Kuantitas dan kualitas fasilitas
umum di wilayah penelitian cukup untuk melayani
kebutuhan masyarakat lokal. • Ketersediaan utilitas berupa air
bersih,jaringan listrik, dan
telekomunikasi cukup melayani kebutuhan masyarakat terutama di ibukota kecamatan dan di beberapa kecamatan seperti Panggul, Watulimo, Besuki, dan Kalidawir. Beberapa kecamatan yang kesulitan air bersih
maupun listrik adalah Kecamatan
Munjungan, Tanggunggunung dan Pucanglaban dan daerah pesisir
Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan :
• Pengadaan Pos keamanan
bersama dengan pelengkapnya • Pengadaan alat komunikasi • Penambahan personil untuk
penjagaan
• Pemanfaatan prasarana
pendaratan kapal/perahu dan tempat Pelelangan Ikan pantai Selatan Pawonsari;
(RM di Pawonsari)
• Pengembangan jaringan listrik berupa PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kec.
Panggul, Munjungan, Tanggungg unung, dan Pucanglaban
• Pengembangan Terminal Tipe C di Kec.
Besuki, Pucanglaban, Watulimo • Pengadaan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) di Kec. Panggul dan Watulimo untuk mendukung kegiatan industri. (RTRW Kab. Tulungagung dan Kab. Trenggalek 2012-2032)
Pendapat Pakar :
• Perbanyakan kapal nelayan dan penyediaan alat tangkap yang lebih modern
• Perbaikan kualitas jalan serta pemerataan jaringan
listrik, air bersih dan komunikasi
Peningkatan aksesibilitas kawasan dengan adanya program pengembangan Terminal Tipe C di Kec. Besuki, Pucanglaban, Watulimo yang dapat menjadi penghubung arus pergerakan barang dan orang untuk kegiatan perekonomian.
Untuk program pengawasan dan pembatasan areal hutan produksi yang mendukung keseimbangan ekologi dibutuhkan kerjasama dalam pengadaan pos keamanan bersama dengan pelengkapnya (alat komunikasi) dan penambahan personil untuk penjagaan.
Peningkatan jaringan listrik di sepanjang pesisir dan JLS dengan pengembangan PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kecamatan Panggul, Munjungan, Tanggunggunung, dan Pucanglaban sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik di sekitarnya.
Perbanyakan kapal nelayan dan penyediaan alat tangkap yang lebih modern, serta pemanfaatan PPI dan TPI yang telah ada di Kecamatan Watulimo dan Besuki.
Pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kecamatan Panggul dan Watulimo untuk mendukung kegiatan industri secara bersama, terutama industri marmer di Kecamatan Besuki yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Watulimo.
Potensi Pasar
Kondisi Empiri :
• Beberapa kecamatan memiliki TPI besar, seperti TPI Prigi dan TPI Popoh.
• Beberapa kecamatan merupakan lokasi yang potensial untuk
pemasaran regional karena berbatasan langsung dengan kabupaten lainnya, seperti Kec. Panggul-Kab. Pacitan dan Kec. Pucanglaban-Kab. Blitar.
• Beberapa kecamatan yang memiliki karakter perkotaan yang sudah cukup besar seperti Kecamatan Kalidawir, ada pula lokasi didukung dengan kegiatan pertambangan galian dan
perikanan seperti Kecamatan Besuki dan Watulimo.
• Beberapa kecamatan merupakan lokasi yang tidak potensial untuk pemasaran karena memiliki ciri geografis pegunungan yang terjal dan sulit dijangkau seperti
Kecamatan Munjungan dan Tanggunggunung.
Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan : • Promosi/ pemasaran produk
tingkat regional dan nasional dengan kegiatan pembuatan
leaflet serta berbagai jenis media informasi lainnya • Standarisasi mutu produk
unggulan
• Pemberdayaan SDM generasi muda
• Diversifikasi kreasi produk sesuai permintaan pasar; (RM di Barlingmascakeb) • Pemanfaatan tempat
pelelangan ikan
• Pengawasan tata niaga hasil kelautan dan perikanan,
(RM di Pawonsari) Pendapat Pakar :
• Pengumpulan hasil dan
pemasaran bersama komoditas kelapa
• Pengumpulan hasil dan pemasaran bersama kayu mentah untuk ekspor keluar daerah terutama Jawa Tengah • Pengumpulan hasil tangkapan
dan sentra pemasaran bersama ikan segar dan olahan di PPI Prigi dan Popoh
• Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk
memperluas pemasaran ke Jawa Tengah
Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk memperluas pemasaran ke Jawa Tengah
Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas kelapa dengan pengumpulan hasil produksi komoditas kelapa dari seluruh kecamatan dan pemasaran bersama yang dapat dilakukan di Kecamatan Kalidawir
Efisiensi dan perluasan pemasaran
komoditas sengon dengan pengumpulan hasil dan pemasaran bersama kayu mentah untuk ekspor keluar daerah terutama Jawa Tengah yang dapat dilakukan di Kecamatan Panggul
Pemanfaatan tempat pelelangan ikan untuk pengumpulan hasil tangkapan serta sentra pemasaran bersama ikan segar dan olahan di TPI Prigi dan Popoh
SDM
• Penguatan kualitas SDM dengan
pengadaan kegiatan pelatihan
kelompok masyarakat yang bekerja di
bidangnya, seperti buruh pekerja
perkebunan, kelompok nelayan, dan
pengrajin marmer yang difasilitasi oleh
dinas-dinas yang terkait dengan cara
saling mendatangkan tenaga ahli dari
kedua kabuputen secara bergantian.
Selain memberikan bimbingan
peningkatan
skill
dalam berkebun, para
pekerja juga diberikan peningkatan diri
untuk berkomunikasi, mengetahui seluk
beluk produksi, pengolahan, dan juga
pemasaran agar dapat berwirausaha
dan tidak berorientasi untuk bekerja di
luar wilayah.
Sosial dan Politik Regional
• Peningkatan koordinasi
antarkelembagaan dalam menjalankan
program-program sesuai dengan RTR
yang berlaku terutama untuk
memprakarsai kegiatan kerjasama
dengan cara penciptaan forum
komunikasi yang mengadakan
pertemuan rutin
antarmasyarakat, swasta dan
pemerintah
• Peningkatan koordinasi untuk
mengembangkan pesisir wilayah
penelitian dengan konsep minapolitan
di Prigi dan Popoh sehingga dapat
menyerap lebih banyak SDM
• Penetapan kebijakan pembatasan areal
hutan produksi untuk keseimbangan
ekologi dengan pengamanan dan
rehabilitasi yang dilaksanakan secara
bersama
KESIMPULAN
Potensi dan dominasi komoditas unggulan dari kedua kabupaten yang terdapat pada 7
kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim tidak mencakup semua komoditas.
Subsektor tanaman pangan : Padi Sawah,Padi Gogo,Jagung, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedelai, dan Kacang Hijau
Subsektor perkebunan : jambu mente, kelapa, kapuk randu, cengkeh, kopi, dan vanili.
Subsektor kehutanan : sengon, acasia, jati, dan sono.
Subsektor perikanan : perikanan tangkap dan budidaya
Subsektor peternakan : sapi
potong, kambing, domba, ayam kampung,ayam ras, ayam broiler,mentok, dan kuda.
Subsektor penggalian : Andesit Diorit, Kalsit, Pasir besi, Batu Bara, Marmer, dan Tembaga.
Padi Sawah, Padi
Gogo, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai
Jambu Mente, Kelapa, Kapuk Randu, Cengkeh Sengon, Acasia
Perikanan Tangkap Sapi Potong, Kambing Marmer, Pasir Besi