BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS
Inventarisasi merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan Aset Irigasi (PAI), sebagaimana yang tercantum dalam pasal 65 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi.
Tahapan PAI meliputi inventarisasi, perencanaan pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi, serta pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.
Hasil atau produk dari kegiatan inventarisasi ini adalah dasta aset irigasi di setiap Daerah Irigasi (DI) yang disimpan dalam pangkalan data yang berada di kantor pengelola daerah irigasi sesuai dengan kewenangannya. Pelaksana inventarisasi adalah pengelola daerah irigasi yang bersangkutan.
Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari pengelolaan data sumber daya air yang telah diinput dengan menggunakan software PDSDA-PAI, serta menjelaskan tentang pengklasifikasian kondisi dan fungsi aset irigasi khususnya pada Daerah Irigasi Tada yang menjadi studi kasus pada Tugas Akhir ini. Pada bab IV pembahasan, tidak dijelaskan mengenai sistematika pola kerja software serta data-data yang diperlukan dalam penginputan data pada software PDSDA-PAI. Hal tersebut sudah dipaparkan pada bab II landasan teori.
4.1 Klasifikasi Bangunan dan Saluran Irigasi
Untuk menentukan atau mengetahui aset irigasi khususnya pada bangunan dan saluran irigasi, hal yang paling mendasar untuk mengkalisifikasikan bangunan atau
berat yaitu dengan melakukan inspeksi langsung di lapangan. dengan melakukan hal tersebut, maka dapat disimpulkan kondisi dan fungsi aset pada suatu daerah irigasi. Setelah itu, barulah dilakukan tindak lanjut yang diperlukan seperti pembaruan aset, rehab aset, perbaikan sedang, pemeliharaan sedang, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rutin.
4.2 Hasil Input Data Daerah Irigasi
Untuk pengisian data awal dimulai dengan pengisian data daerah irigasi khususnya pada daerah irigasi Tada. Pengisian data meliputi pengisian kode daerah irigasi, nama daerah irigasi, status daerah irigasi, jenis tingkatan. Jenis tingkatan yang dimaksud yaitu jaringan irigasi teknis, semi-teknis, dan jaringan irigasi sederhana. Kemudian pengisian data kepemilikan, sumber air dan penggunaan jaringan meliputi kewenangan, nama sumber, lokasi bangunan pengambilan, dan penggunaan jaringan irigasi.
Gambar 4.1 penginputan data daerah irigasi dan kepemilikan, sumber air dan penggunaan jaringan daerah irigasi Tada
Selanjutnya pengisian data luasan dan pola tanam meliputi luas potensial, luas fungsional, luas terbangun jaringan utama, luas tanam, dan pola tanam.
Gambar 4.2 penginputan data luasan dan pola tanam daerah irigasi Tada
Pada setiap data yang telah dimasukkan, kemudian didapatkan output dari setiap data yang diinput dalam bentuk format excel. Kemudian klik cetak untuk mendapatkan hasil output dari data yang telah dimasukan sebagai lampiran.
Gambar 4.3 output data daerah irigasi dalam bentuk ecxel
4.3 Hasil Input Data Keterdiaan Air
Setelah melakukan penginputan data daerah irigasi, dilanjutkan dengan penginputan data ketersediaan air. Penginputan data ketersediaan air meliputi nama sumber air/suplesi air. Kemudian klik gambar seperti berikut :
Gambar 4.4 pengisian data ketersediaan air
Kemudian diisikan nama daerah irigasi, surveyor dan tanggal survey serta tahun survey sesuai yang dilakukan di lapangan. Setelah itu cetak data yang telah diinput
Kemudian akan muncul menu untuk pengisian data ketersediaan air. Setelah itu dilakukan pengisian data debit seperti gambar berikut :
Gambar 4.5 penginputan data ketersediaan air
Setelah melakukan pengisian data ketersediaan air, kemudian didapatkan hasil output sebagai berikut :
Gambar 4.6 output data ketersedian air
Dari hasil output diatas didapatkan porsentase kondisi real atau rencana untuk ketersedian air daerah irigasi Tada pada bulan januari hingga desember sebesar 84%.
4.4 Pembuatan Skema Irigasi
Setelah melakukan pengisian data ketersediaan air, dilanjutkan dengan pembuatan skema irigasi. Untuk membuat skema irigasi terdiri dari pembuatan gambar
bangunan dan gambar saluran. Pembuatan skema irigasi dimulai dengan membuat bangunan pengambilan/bangunan irigasi, kemudian bangunan pertemuan, dan bangunan pelengkap. Untuk pembuatan skema irigasi dapat dilihat seperti gambar berikut :
Gambar 4.7 skema irigasi daerah irigasi tada
4.5 Pembuatan Bangunan Irigasi
Setelah membuat skema irigasi, dilanjutkan dengan melakukan pengisian data bangunan pengambilan irigasi. Klik data bangunan untuk melakukan pengisian data bangunan pengambilan. Untuk pengisian data tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut :
Gambar 4.8 menu data bangunan irigasi
Gambar 4.9 pengisian data statis bendungan
Pada pengisian data bendungan, data-data yang diperlukan untuk penginputan yaitu data statis dan dinamis. Data statis adalah data yang relatif tetap dan tidak berubah. Sedangkan data dinamis adalah digunakan untuk mengukur kondisi dan kinerja dari aset. Data statis meliputi :
1. penginputan data koordinat lokasi melalui GPS 2. Jenis konstruksi
3. Fungsi layanan
4. Luas areal layanan irigasi 5. Tinggi bangunan bendung 6. Lebar puncak bendung 7. Panjang bendung 8. Panjang mercu pelimpah 9. Luas lubang pintu intake 10. Tenaga angkat pintu, dan
11. Tahun selesainya bangunan dibangun.
Kemudian untuk data dinamis yang akan diinput meliputi : 1. Tahun data yang disurvey
2. Tanggal survey 3. Nama surveyor
4. Taksiran biaya yang diperlukan yang terdiri dari pekerjaan sipil dan pekerjaan Mekanikal Elektrikal,
5. Kondisi dan fungsi umum bangunan sipil
6. Kondisi umum pintu (ME) dan fungsi umum pintu (ME) 7. Jenis pekerjaan yang diperlukan untuk bangunan sipil 8. Jenis pekerjaan ME yang diperlukan.
volume pekerjaan, harga satuan, dan total biaya yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.10 pengisian data dinamis bendung
Pengisian data dinamis mengenai taksiran biaya dan estimasi terhadap pekerjaan sipil dan mekanikal elektrikal diinput jika terdapat kerusakan yang terjadi di lapangan selama melakukan inspeksi. Setelah melakukan pengisian data statis dan dinamis pada menu data bendung, dilanjutkan dengan memasukkan dokumentasi foto pada saat survey di lapangan dengan tujuan untuk menjelaskan kondisi real pada saat melakukan survey di lapangan.
Gambar 4.12 pengisian dokumentasi foto bendungan
Setelah melakukan pengisian data-data yang diperlukan, dilanjutkan dengan membuat lampiran dari data keseluruhan yang telah diinput untuk dijadikan laporan. Untuk lebih jelasnya akan diperlihatkan pada lampiran dari laporan tugas akhir ini.
Dari hasil inspeksi yang dilakukan pada bangunan daerah irigasi Tada, didapatkan hasil pengamatan kondisi dan fungsi aset irigasi selama di lapangan dan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Aset Bangunan Irigasi
No Nama Aset Nomenklatur
Kondisi Umum Bangunan Fungsi Umum Bangunan Usulan Pekerjaan Bangunan Sipil Bangunan M/E Bangunan Sipil Bangunan M/E 1 Bendung Tada BT0 B RB B BR RB 2 Bangunan Pelimpah BT1a B B B B PR 3 Bangunan Sadap BT1 B B B B PR 4
Tempat Cuci BT2a B B B B
PR 5 Bangunan Terjun BT2b B B B B PR 6 Bangunan Bagi Sadap BT2 B B B B PR 7 Gorong-gorong BBN1a B B B B PR 8 Bangunan Sadap BBN1 B B B B PR 9
Bangunan Terjun BBN2a B B B B
PR 10 Gorong-gorong BBN2b B B B B PR 11 Gorong-gorong BBN2c B B B B PR 12 Bangunan Sadap BBN2 B B B B PR 13 Gorong-gorong BBN3a B B B B PR 14 Jembatan BBN3b B B B B PR 15 Bangunan Terjun BBN3c B B B B PR 16 Bangunan Terjun BBN3d B B B B PR 17
Bangunan Terjun BBN3e B B B B
PR 18 Bangunan Terjun BBN3f B B B B PR 19 Bangunan Sadap BBN3 B B B B PR
20 Gorong-gorong BBN4a B B B B PR 21 Bangunan Terjun BBN4b B B B B PR 22 Bangunan Sadap BBN4 B B B B PR 23
Bangunan Terjun BBN5a B B B B
PR 24 Bangunan Sadap Akhir BBN5 B B B B PR 25 Jembatan BT3a B B B B PR 26 Bangunan Terjun BT3b B B B B PR 27 Tempat Cuci BT3c B B B B PR 28 Gorong-gorong BT3d B B B B PR 29 Bangunan Bagi Sadap BT3 B B B B PR 30
Bangunan Terjun BS1a B B B B
PR
31
Bangunan Sadap BS1 B B B B
PR
32
Bangunan Terjun BS2aKN B B B B
PR 33 Bangunan Terjun BS2bKN B B B B PR 34 Bangunan Sadap BS2KN B B B B PR 35 Gorong-gorong BS1aKR B B B B PR 36
Bangunan Terjun BS2aKR B B B B
PR
37
Bangunan Sadap BSM2KR B B B B
PR
38
Bangunan Terjun BSM2aKR B B B B
PR 39 Gorong-gorong BSM2bKR B B B B PR 40 Bangunan Sadap BSM2KR B B B B PR 41 Gorong-gorong BS1aKN B B B B PR 42 Bangunan Sadap BS1KN B B B B PR 43
Bangunan Terjun BT4a B B B B
PR 44 Tempat Cuci BT4b B B B B PR 45 Bangunan Sadap BT4 B B B B PR 46 B B B B PR
48 Jembatan BSL1a B B B B PR 49 Gorong-gorong BSL1b B B B B PR 50 Jembatan BSL1c B B B B PR 51 Bangunan Terjun BSL1d B B B B PR 52 Bangunan Sadap BSL1 B B B B PR 53
Bangunan Terjun BSL2a B B B B
PR 54 Gorong-gorong BSL2b B B B B PR 55 Bangunan Sadap BSL2 B B B B PR 56
Bangunan Terjun BTT1a B B B B
PR 57 Gorong-gorong BTT1b B B B B PR 58 Bangunan Terjun BTT1c B B B B PR 59 Gorong-gorong BTT1d B B B B PR 60 Gorong-gorong BTT1 B B B B PR 61 Gorong-gorong BTT2a B B B B PR 62 Bangunan Sadap BTT2 B B B B PR 63 Gorong-gorong BTT3a B B B B PR 64 Bangunan Sadap BTT3 B B B B PR 65
Tempat Cuci BPS1a B B B B
PR 66 Bangunan Sadap BPS1 B B B B PR 67 Bangunan Bagi Sadap BPS2 B B B B PR 68
Bangunan Terjun BPS2aMK B B B B
PR 69 Bangunan Terjun BPS2bMK B B B B PR 70 Bangunan Sadap Akhir BPS2MK B B B B PR 71 Bangunan Bagi Sadap BPS3 B B B B PR 72 Gorong-gorong BPS3aMK B B B B PR 73 B B B B PR
74
Bangunan Terjun BPS4a B B B B
PR 75 Bangunan Terjun BPS4b B B B B PR 76 Bangunan Sadap akhir BPS4 B B B B PR 77
Bangunan Terjun BKS1a B B B B
PR 78 Bangunan Terjun BKS1b B B B B PR 79 Gorong-gorong BKS1c B B B B PR 80 Gorong-gorong BKS1d B B B B PR 81 Bangunan Sadap BKS1 B B B B PR 82 Gorong-gorong BST1a B B B B PR 83 Bangunan Bagi Sadap BST1 B B B B PR 84 Gorong-gorong BST2a B B B B PR 85 Bangunan Sadap BST2 B B B B PR 86 Bangunan Sadap BST3 B B B B PR Keterangan :
- Kondisi : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, RB=Rusak Berat - Fungsi : B=Baik, K=Kurang, BR=Buruk, TB=Tidak Berfungsi
-Usulan pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, RB=Rehab Berat, PS=Perbaikan Sedang, PB=Pemeliharaan Berkala, PR=Pemeliharaan Rutin.
Hasil inspeksi dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat salah satu aset yang mengalami kerusakan yang terjadi pada aset bendung Tada. Kondisi dari pintu air mengalami rusak berat. Sedangkan pintu air pada bendung Tada memiliki fungsi aset yang buruk. Dari kondisi dan fungsi yang terjadi pada bendung tersebut, usulan pekerjaan yang dilakukan yaitu dengan mengganti pintu air yang mengalami kerusakan dengan total biaya Rp.15.000.000 untuk 2 pintu air yang mengalami
lainnya akan disajikan pada lampiran dari tugas akhir ini.
4.6. Pembuatan Saluran Irigasi
Setelah membuat skema irigasi, dilanjutkan dengan mengklik saluran pada skema untuk melakukan pengisian data meliputi :
1. Tahun survey 2. Nama saluran 3. Nomenklatur 4. Ruas saluran irigasi 5. Panjang saluran irigasi 6. Q max
7. Luas areal pelayanan
8. Data lapangan mengenai ruas irigasi meliputi tipe profil saluran dan tipe lining saluran irigasi
9. Taksiran biaya yang diperlukan apabila terjadi kerusakan aset di lapangan. 10. Fungsi umum bangunan sipil
Gambar 4.13 Pengisian data saluran irigasi
Gambar 4.15 pengisian data dinamis saluran irigasi
Gambar 4.16 penginputan dokumentasi di lapangan
Setelah melakukan penginputan data yang diperlukan, kemudian cetak sebagai lampiran laporan dari hasil inspeksi di lapangan. Lampiran aset saluran irigasi akan disajikan pada lampiran laporan tugas akhir ini.
4.6.1 Hasil Inspeksi di Lapangan
Dari hasil inspeksi yang dilakukan pada bangunan daerah irigasi Tada, didapatkan hasil pengamatan kondisi dan fungsi aset irigasi selama di lapangan dan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Aset Saluran Irigasi
No Nama Aset Ruas Saluran
Kondisi Umum Bangunan Fungsi Umum Bangunan Usulan Pekerjaan Bangunan Sipil Bangunan M/E Bangunan Sipil Bangunan M/E 1 Saluran Primer BT0 (BENDUNG) - BT1a (bang.sadap) B - B - PR 2 Saluran Primer BT1a (bang.sadap) - BT2 (bang.bagi-sadap) B - B - PR 3 Saluran Primer BT2 (bang.bagi-sadap) - BT3 (bang.bagi-sadap) B - B - PR 4 Saluran Primer BT3 (bang.bagi-sadap) - BT4 (bang.sadap) B - B - PR 5 Saluran Primer BT4 (bang.sadap) - BT5 (bang.bagi-sadap) B - B - PR 6 Saluran Primer BT5 (bang.bagi-sadap) - BPS1 (bang.sadap) B - B - PR 7 Saluran Primer BPS1 (bang.sadap) - BPS2 (bang.bagi sadap) B - B - PR 8 Saluran Primer BPS2 (bang.bagi sadap) - BPS3 (bang.bagi-sadap) B - B - PR 9 Saluran Sekunder BT2 (bang.bagi-sadap) - BBN1 (bang.sadap) B - B - PR 10 Saluran Sekunder BT2 (bang.bagi-sadap) - BBN1 (bang.sadap) B - B - PR 11 Saluran Sekunder BBN1 (bang.sadap) - BBN2 (bang.sadap) B - B - PR 12 Saluran Sekunder BBN2 (bang.sadap) - BBN3 (bang.sadap) B - B - PR 13 Saluran Sekunder BBN3 (bang.sadap) - BBN4 (bang.sadap) B - B - PR 14 Saluran Sekunder BBN4 (bang.sadap) - BBN5 (bang.sadap) B - B - PR 15 Saluran BT3 (bang.bagi- B B PR
16 Saluran Sekunder BS1 (bang.sadap) - BS2KN (bang.sadap) B - B - PR 17 Saluran Sekunder BS2KN (bang.sadap) - BS1KR (bang.sadap) B - B - PR 18 Saluran Sekunder BS1KR (bang.sadap) - BSM2KR (bang.sadap) B - B - PR 19 Saluran Sekunder BSM2KR (bang.sadap) - BSM2KR (bang.sadap) B - B - PR 20 Saluran Sekunder BS2KN (bang.sadap) - BS1KN (bang.sadap) B - B - PR 21 Saluran Sekunder BT5 (bang.bagi-sadap) - BSL1 (bang.sadap) B - B - PR 22 Saluran Sekunder BSL1 (bang.sadap) - BSL2 (bang.sadap) B - B - PR 23 Saluran Sekunder BSL2 (bang.sadap) - BTT1 (bang.sadap) B - B - PR 24 Saluran Sekunder BTT1 (bang.sadap) - BTT2 (bang.sadap) B - B - PR 25 Saluran Sekunder BTT2 (bang.sadap) - BTT3 (bang.sadap) B - B - PR 26 Saluran Sekunder BPS4 (bang.sadap akhir) - BKS1 (bang.sadap) B - B - PR 27 Saluran Sekunder BPS4 (bang.sadap akhir) - BST1 (bang.bagi-sadap) B - B - PR 28 Saluran Sekunder BST1 (bang.bagi-sadap) - BST2 (bang.sadap) B - B - PR 29 Saluran Sekunder BST2 (bang.sadap) - BST3 (bang.sadap) B - B - PR 30 Saluran Muka BPS2 (bang.bagi sadap) - BPS2MK (bang.sadap akhir) B - B - PR 31 Saluran Muka BPS3 (bang.bagi-sadap) - BPS2MK (bang.sadap) B - B - PR Keterangan :
- Kondisi : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, RB=Rusak Berat - Fungsi : B=Baik, K=Kurang, BR=Buruk, TB=Tidak Berfungsi
Dari hasil inspeksi dari tabel di atas menunjukkan bahwa aset saluran irigasi pada daerah irigasi Tada memiliki kondisi dan fungsi aset dengan kriteria baik. usulan pekerjaan yang dilakukan untuk kelangsungan aset irigasi tersebut adalah dengan melakukan pemeliharaan rutin.
Untuk selebihnya mengenai inspeksi lapangan dan hasil penginputan data dari bangunan lainnya akan disajikan pada lampiran dari tugas akhir ini.
4.6 Summary Inventarisasi Aset Irigasi 4.6.1 Summary Detail Aset Irigasi
Summary inventarisasi aset irigasi ini dimaksudkan untuk memperlihatkan k eseluruhan hasil dari penginputan data yang telah dilakukan.
Gambar 4.17 summary detail aset irigasi
Klik cetak pada laporan daerah irigasi ini, kemudian dengan sendirinya akan melalukan run untuk memunculkan hasil inputan yang telah dilakukan. Setelah proses running, akan muncul summary sebagai berikut :
Gambar 4.18 summary bangunan aset irigasi
Hasil dari summary selanjutnya mengenai Aset bangunan dan saluran aset irigasi akan disajikan pada lampiran tugas akhir.
4.7 Summary Kriteria Aset Irigasi
Setelah mengeluarkan summary detail aset irigasi, dilanjutkan dengan membuat summary mengenai kriteria aset irigasi. Summary ini dimaksudkan untuk mengetahui kriteria bangunan dan saluran aset irigasi.
Gambar 4.19 summary kriteria aset irigasi
Klik cetak pada laporan kriteria aset irigasi ini, kemudian dengan sendirinya akan melalukan run untuk memunculkan hasil inputan yang telah dilakukan. Setelah proses running, akan muncul summary sebagai berikut :
Gambar 4.20 summary Kriteria Aset irigasi
Untuk lebih jelasnya pada summary mengenai kriteria aset irigasi ini akan disajikan pada lampiran dari tugas akhir ini.