• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT PLN (Persero) PEMUTUS TENAGA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN... 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT PLN (Persero) PEMUTUS TENAGA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...vii BAB I PENDAHULUAN... 1"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 PENGERTIAN ... 1

1.2 KLASIFIKASI PMT ... 1

1.2.1 Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) ... 1

1.2.2 Berdasarkan jumlah mekanik penggerak / tripping coil ... 2

1.2.3 Berdasarkan media isolasi ... 3

1.2.4 Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang pemutus ... 3

1.3 KOMPONEN DAN FUNGSI ... 4

1.3.1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying) ... 5

1.3.1.1 Interrupter... 5

1.3.1.2 Asesoris dari interrupter (jika ada) ... 6

1.3.1.3 Terminal utama ... 6

1.3.2 Electrical Insulation ... 6

1.3.2.1 Isolator ruang pemutus (Interrupting Chamber) ... 6

1.3.2.2 Isolator support / penyangga ... 7

1.3.3 Media pemadam busur api ... 7

1.3.3.1 Pemadam busur api dengan gas SF6 ... 7

1.3.3.2 Pemadam busur api dengan oil / minyak ... 8

1.3.3.3 Pemadam busur api dengan udara hembus / air blast ... 9

1.3.3.4 Pemadam busur api dengan Hampa Udara (Vacuum) ... 9

1.3.4 Sistem Penggerak ... 10

1.3.4.1 Penggerak pegas (Spring Drive) ... 10

1.3.4.2 Penggerak Hidrolik ... 11

1.3.4.3 Penggerak Pneumatic ... 12

1.3.4.4 SF6 Gas Dynamic ... 12

1.3.5 Control / Auxiliary Circuit ... 14

1.3.5.1 Lemari mekanik / kontrol ... 14

(2)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ii

1.3.6 Struktur Mekanik ... 15

1.3.6.1 Struktur besi / baja atau beton ... 15

1.3.6.2 Pondasi ... 15

1.3.7 Sistem Pentanahan / Grounding ... 17

1.4 FAILURE MODES EFFECTS ANALYSIS (FMEA) ... 17

1.4.1 FMEA untuk sistem PMT ... 17

1.4.1.1 Sistem dan Fungsi ... 17

1.4.1.2 Sub Sistem dan Fungsi ... 18

1.4.1.3 Sub sistem dan sub sub sistem / komponen ... 19

1.4.1.4 Tabel FMEA untuk sistem PMT ... 20

1.5 SPESIFIKASI TEKNIK ... 20

BAB II PEDOMAN PEMELIHARAAN ...21

2.1 In Service / Visual Inspection ... 21

2.1.1 Review SE.032/PST/1984 ... 21

2.1.1.1 Pemeriksaan Harian / Mingguan ... 22

2.1.1.2 Pemeriksaan Bulanan ... 23

2.1.2 Berdasarkan FMEA / FMECA ... 23

2.1.2.1 Pemeriksaan Harian ... 23

2.1.2.2 Pemeriksaan Mingguan ... 24

2.1.2.3 Pemeriksaan Bulanan ... 25

2.1.2.4 Pemeriksaan Triwulanan ... 25

2.1.2.5 Pemeriksaan Tahunan ... 25

2.2 IN SERVISE MEASUREMENT / ON LINE MONITORING ... 25

2.3 SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK ... 26

2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi ... 27

2.3.2 Pengukuran Tahanan Kontak ... 37

2.3.3 Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer) ... 40

2.3.4 Pengukuran Resistor ... 47

2.3.5 Pengukuran Kapasitor ... 48

2.3.6 Pengukuran Tahanan Pentanahan ... 49

2.3.7 Pengukuran / Pengujian Media Pemutus ... 54

2.3.7.1 Gas SF6 ... 54

2.3.7.2 Minyak (Oil) ... 67

(3)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik iii

2.3.8 Pengukuran Tegangan Minimum Coil ... 78

2.4 OVERHAUL ... 83

2.4.1 Pemeliharaan Interrupter ... 87

2.4.2 Pemeliharaan Insulator ... 93

2.4.3 Mekanik yang lain ... 93

2.5 PASCA GANGGUAN / RELOKASI ... 99

2.6 BUTIR-BUTIR PEDOMAN PEMELIHARAAN ... 100

BAB III EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN ... 106

3.1 METODE EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN ... 106

3.2 STANDAR EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN ... 107

3.2.1 Pengukuran / pengujian Tahanan Isolasi ... 107

3.2.2 Pengukuran / pengujian Tahanan Kontak ... 107

3.2.3 Pengukuran / pengujian Tahanan Kontak Dinamik ... 107

3.2.4 Pengukuran / pengujian Kecepatan dan Keserempakan Kontak PMT ... 114

3.2.5 Pengukuran / pengujian Tahanan / Resistor (R) ... 115

3.2.6 Pengukuran / pengujian Kapasitansi / Capasitor (C) ... 115

3.2.7 Pengukuran / pengujian Gas SF6 ... 116

3.2.8 Pengukuran / pengujian Karakteristik Minyak... 119

3.2.9 Pengukuran / pengujian Ke-vacuum-an ... 120

3.2.10 Pengukuran tekanan udara... 121

3.2.11 Pengukuran / pengujian Tahanan Pentanahan ... 121

3.2.12 Pengukuran / pengujian Tegangan AC dan DC ... 122

3.2.13 Pengukuran / pengujian Closing dan Opening Coil ... 122

3.2.14 Pengukuran Thermovisi ... 123

BAB IV REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN ... 125

4.1. REKOMENDASI HASIL IN SERVICE / VISUAL INSPECTION ... 125

4.1.1 Periode Harian ... 125

4.1.2 Periode Mingguan ... 126

4.1.3 Periode Bulanan ... 128

4.1.4 Periode Tahunan ... 129

4.2. REKOMENDASI HASIL IN SERVICE MEASUREMENT ... 129

4.3. REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN MEASUREMENT ... 131

(4)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik iv

4.3.2. Pengujian pada Media Pemadam Busur Api ... 132

4.3.3. Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak ... 134

4.3.4. Pengujian pada Sistem Pentanahan (Grounding) ... 135

4.4. REKOMENDASI HASIL SHUTDOWN FUNCTION CHECK ... 135

4.5. REKOMENDASI HASIL OVERHAUL ... 135

LAMPIRAN ... 142

1. FMEA UNTUK SISTEM PMT... 143

2. CONTOH HASIL FMECA ... 151

3. FORMULIR INSPEKSI LEVEL – 1 ... 153

4. CONTOH FORMULIR PENGUJIAN ... 167

5. KETENTUAN TENTANG GREASE / PELUMAS... 175

DAFTAR ISTILAH... 178

(5)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik v

DAFTAR GAMBAR

Gambar-1.1. Macam – macam PMT ... 1

Gambar-1.2. PMT Single Pole ... 2

Gambar-1.3. PMT Three Pole ... 3

Gambar-1.4. Interupting chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus llistrik ... 4

Gambar-1.5. Interrupter... 5

Gambar-1.6. Terminal utama ... 6

Gambar-1.7. Isolator pada interrupting chamber dan support ... 7

Gambar-1.8. PMT Satu Katup dengan Gas SF6 ... 8

Gambar-1.9. PMT Bulk oil ... 9

Gambar-1.10. PMT Udara Hembus / Air Blast ... 9

Gambar-1.11. Ruang kontak utama (breaking chamber) pada PMT vacuum ... 10

Gambar-1.12. PMT dengan Hampa Udara (vacuum) ... 10

Gambar-1.13. Sistem pegas pilin (helical) ... 11

Gambar-1.14. Sistem pegas gulung (scroll) ... 11

Gambar-1.15. Skematik diagram sistem hidrolik ... 12

Gambar-1.16. Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic ... 13

Gambar-1.17. PMT SF6 dynamic ... 13

Gambar-1.18. Skematik PMT SF6 dynamic ... 14

Gambar-1.19. Lemari mekanik / kontrol ... 15

Gambar-1.20. Struktur mekanik ... 16

Gambar-1.21. Struktur besi / baja ... 16

Gambar-1.22. Diagram pondasi ... 16

Gambar-1.23. Grounding ... 17

Gambar-2.1. Pengukuran tahanan isolasi menggunakan sangkar Faraday ... 28

Gambar-2.2. Contoh Insulation Tester Merk Metriso Type 5000 A ... 29

Gambar-2.3. Contoh alat ukur tahanan isolasi (insulation tester) ... 34

Gambar-2.4. Pemasangan pentanahan local dan pelepasan I/P dan O/P klem ... 35

Gambar-2.5. Terminal tempat pengukuran tahanan isolasi PMT ... 36

Gambar-2.6. Alat ukur tahanan kontak merk PROGRAMA ... 38

Gambar-2.7. Terminal pentanahan sebagai langkah utama... 38

Gambar-2.8. Rangkaian pengukuran tahanan kontak paralel ... 39

Gambar-2.10. Rangkaian uji untuk PMT tanpa closing resistor ... 42

Gambar-2.11. Rangkaian uji untuk PMT 2 pole dengan closing resistor ... 43

Gambar-2.12. Alat uji discrepansi Circuit Breaker ... 44

Gambar-2.13. Rangkaian uji PMT dengan 4 chamber ... 45

Gambar-2.15. Rangkaian uji PMT GIS FB2T ... 46

Gambar-2.16. Mengukur tahanan ... 48

Gambar-2.17. Penggunaan alat ukur tahanan tanah KYORITSU ... 50

Gambar-2.18. Alat ukur pentanahan tipe KYORITSU model 4120 ... 51

Gambar-2.19. Rangkaian Galvanometer ... 51

Gambar-2.20. Mengukur tahanan tanah skala perkalian ... 52

Gambar-2.21. Mengukur tahanan pada kawat resistor... 53

Gambar-2.22. Alat ukur tahanan ... 53

Gambar-2.23. SF6 saturated vapour absolute pressure ... 54

Gambar-2.24. SF6 dan Air disruptive voltage vs absolute pressure ... 55

Gambar-2.26. Pressure gas yang terpasang pada PMT ... 58

(6)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik vi

Gambar-2.28. alat uji kemurnian SF6 ... 60

Gambar-2.29. Skema alat uji kelembaban SF6 ... 61

Gambar-2.30. Dimension sheet / tech. data ... 66

Gambar-2.31. Functional diagram ... 66

Gambar-2.32. Alat uji kandungan “oil mist” ... 66

Gambar-2.33. Gambar skema DGA ... 69

Gambar-2.34. Contoh alat uji tegangan tembus ... 70

Gambar-2.35. Alat pengambilan contoh minyak untuk uji DGA ... 71

Gambar-2.36. Sketsa PMT Bulk Oil untuk tegangan tinggi ... 73

Gambar-2.37. Contoh tabung minyak PMT bulk-oil dan rod moving contact ... 73

Gambar-2.38. Contoh breaking chamber fixed contact ... 74

Gambar-2.39. Beberapa jenis ruang kontak utama PMT jenis vacuum ... 74

Gambar-2.40. Sketsa ruang kontak utama (breaking chambers) PMT jenis vacuum ... 75

Gambar-2.42. Alat uji PMT vacuum merk VIDA ... 76

Gambar-2.43. Rangkaian pengujian karakteristik media pemutus vacuum ... 77

Gambar-2.44. Posisi coil pada sistem hidrolik PMT ... 78

Gambar-2.45. Posisi coil pada sistem hidrolik PMT ... 79

Gambar-2.46. Prinsip kerja coil ... 80

Gambar-2.47. Coil pada PMT 500 kV TD2 Alsthom ... 81

Gambar-2.48. Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan minimal coil pada PMT ABB tipe AHMA-4 ... 81

Gambar-2.49. Rangkaian pengujian tegangan minimum coil ... 82

Gambar-2.51. Three pole circuit breaker HLR 84/2 dengan operating BLG 202 ... 86

Gambar-2.52. Unit pemutus dengan indikator minyak ... 88

Gambar-2.53. BAA ... 89

Gambar-2.54. Unit pemutus dengan indikator minyak ... 90

Gambar-2.55. Peralatan untuk pengisian tekanan ... 92

Gambar-2.56. Mekanik sisi luar pemutus - V ... 93

Gambar-2.57. Unit pengoperasi dan bagian sistem batang ... 94

Gambar-2.58. Nepel untuk melumasi ... 95

Gambar-3.1. Flow chart metode evaluasi ... 106

Gambar-3.2. Hasil pengujian dinamik resistance ... 108

Gambar-3.3. Perhitungan waktu pada pengujian dinamik resistance ... 109

Gambar-3.4. Kurva operasi close (impractical) ... 109

Gambar-3.5. Kurva operasi open ... 110

Gambar-3.6. Hasil pengujian pada rated speed ... 110

Gambar-3.7. Perbandingan hasil pengujian pada low speed ... 111

Gambar-3.8. Hasil pengujian pada low speed ... 111

Gambar-3.9. Kondisi berbagai kontak yang digunakan ... 112

Gambar-3.10. Hasil pengujian pada berbagai kondisi kontak ... 112

Gambar-3.11. Hasil regresi pada pengujian dinamik resistance ... 112

Gambar-3.12. Hasil kurva R vs contact travel ... 113

Gambar-3.13. Contoh hasil pengujian (kurva R vs time travel) ... 113

Gambar-3.14. Hasil investigasi terhadap kondisi kontak ... 114

(7)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik vii

DAFTAR TABEL

Tabel-1.1. Sistem dan Fungsi ... 17

Tabel-1.2. Sub Sistem dan Fungsi ... 18

Tabel-1.3. Sub Sistem dan sub sub sistem / komponen ... 19

Tabel-1.4. Spesifikasi Teknik ... 20

Tabel-2.1 Tabel Konversi Satuan Tekanan ... 56

Tabel-2.2 Jenis PMT & Kurun Waktu Overhaull ... 84

Tabel-2.3 Jumlah angka pemutusan ... 85

Tabel-2.4 Jenis peralatan kerja overhaul ... 95

Tabel-3.1. Opening Time ... 115

Tabel-3.2. Tekanan Gas SF6 ... 116

Tabel-3.3. Standar Pengujian Kualitas Gas SF6 ... 116

Tabel-3.4. Standar Pengujian Kualitas Gas SF6 Lainnya... 117

Tabel-3.5. Dekomposisi Produk Gas SF6 ... 118

Tabel-3.6. Standar Pengujian Karakteristik Minyak ... 119

Tabel-3.7. Standar Pengujian Tekanan Udara ... 121

Tabel-3.8. Standar Pengujian Tegangan AC-DC ... 122

Tabel-3.9. Standar Pengujian Closing Coil ... 123

Tabel-3.10. Standar Pengujian Opening Coil ... 123

Tabel-4.1. Rekomendasi Periode Harian ... 125

Tabel-4.2. Rekomendasi Periode Mingguan ... 126

Tabel-4.3. Rekomendasi Periode Bulanan ... 128

Tabel-4.4. Rekomendasi Periode Tahunan ... 129

Tabel-4.5. Rekomendasi In Service Measurement ... 129

Tabel-4.6. Rekomendasi Pengujian pada Interrupter Chamber ... 131

Tabel-4.7. Rekomendasi Pengujian pada Media Pemadam Busur Api ... 132

Tabel-4.8. Rekomendasi Pengujian pada Sistem Mekanik Penggerak ... 134

Tabel-4.9. Rekomendasi Pengujian pada Sistem Pentanahan ... 135

(8)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.

PMT 20KV PMT 150KV PMT 500KV

Gambar-1.1. Macam – macam PMT

1.2 KLASIFIKASI PMT

Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api jenis gas SF6.

1.2.1 Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) PMT dapat dibedakan menjadi :

(9)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 2 Keterangan . 1. Pondasi 2. Kerangka (Struckture) 3. Mekanik penggerak 4. Isolator suport. 5. Ruang pemutus 6a. Terminal Utama atas 6b. Terminal Utama bawah

7. Lemari control lokal

8 7 2 4 1 3 5 6a 6b

• PMT tegangan rendah (Low Voltage)

Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).

• PMT tegangan menengah (Medium Voltage)

Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 – 3.4 ).

• PMT tegangan tinggi (High Voltage)

Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 – 3.5 ).

• PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)

Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC ( SPLN 1.1995 – 3.6 ).

1.2.2 Berdasarkan jumlah mekanik penggerak / tripping coil PMT dapat dibedakan menjadi :

PMT Single Pole

PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.

(10)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 3

PMT Three Pole

PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV untuk distribusi.

Gambar-1.3. PMT Three Pole

1.2.3 Berdasarkan media isolasi Jenis PMT dapat dibedakan menjadi :

• PMT Gas SF6

• PMT Minyak

PMT Udara Hembus (Air Blast)

PMT Hampa Udara (Vacuum)

1.2.4 Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang pemutus PMT SF6 dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :

PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)

PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type) 2 4 1 3 5 6a 8 7 6b Keterangan . 1. Pondasi 2. Kerangka (Struckture) 3. Mekanik penggerak 4. Isolator suport. 5. Ruang pemutus 6a. Terminal Utama atas 6b. Terminal Utama bawah

(11)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 4 PMT Jenis Tekanan Tunggal

PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi proses pemisahan kontak – kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.

Gambar-1.4. Interupting chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus llistrik

1. Fixed contacts rod (Rod Kontak diam) 2. Valve ( katup )

3. Main contacts (Kontak Utama) 4. Insulating Nozle

5. The Moving Contact suport Vt. Themal Pressure

Vp.The Compression of the Volume

PMT Jenis Tekanan Ganda

PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan sistim tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah. Gas pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.

1.3 KOMPONEN DAN FUNGSI

Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan berdasarkan Failure Modes Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut :

1 2

3

(12)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 5

1. Penghantar arus listrik (electrical current carrying) 2. Sistem isolasi (electrical insulation)

3. Media pemadam busur api 4. Mekanik penggerak

5. Control / Auxilary circuit 6. Struktur mekanik

7. Sistem pentanahan (grounding)

1.3.1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying)

Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan / mengalirkan arus listrik. Penghantar arus listrik pada PMT terdiri dari beberapa bagian antara lain :

1.3.1.1 Interrupter

Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus, yaitu:

- Kontak bergerak / moving contact - Kontak tetap / fixed contact - Kontak arcing / arcing contact

(13)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 6 1.3.1.2 Asesoris dari interrupter (jika ada)

Terdiri dari : - Resistor

Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja hanya pada saat terjadinya penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk :

o Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking voltage) o Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan o Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban

pada penghantar panjang - Kapasitor

Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit pemutus pembantu yang berfungsi untuk :

o Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage distribution ) yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan ( breaking capacity ) pada setiap celah adalah sama besarnya.

o Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan

mengurangi frekuensi kerja.

1.3.1.3 Terminal utama

Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar-1.6. Terminal utama

1.3.2 Electrical Insulation

Berfungsi sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan serta antara bagian yang bertegangan.

Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu :

1.3.2.1 Isolator ruang pemutus (Interrupting Chamber) Merupakan isolator yang berada pada interrupting chamber (1)

(14)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 7 1.3.2.2 Isolator support / penyangga

Merupakan isolator yang berada pada support / penyangga (2)

1

2

1

2

Gambar-1.7. Isolator pada interrupting chamber dan support

1.3.3 Media pemadam busur api

Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

1.3.3.1 Pemadam busur api dengan gas SF6

Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada waktu memutus arus listrik.

Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan pertambahan tekanan.

Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.

(15)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 8

Gambar-1.8. PMT Satu Katup dengan Gas SF6

1.3.3.2 Pemadam busur api dengan oil / minyak

Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup.

Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi :

PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)

PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)

PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.

1. Mekanisme penggerak (operating mechanism). 2. Pemutus (interupter).

3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator porcelen).

4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre (Fibre Glass Insulating Operating Rod).

5. Penyambung diantara no.4 dan no.12 (linkages). 6. Terminal-terminal.

7. Saringan (filters).

8. Silinder bergerak (movable cylinder). 9. Torak tetap (fixed piston).

(16)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 9

Gambar-1.9. PMT Bulk oil

1.3.3.3 Pemadam busur api dengan udara hembus / air blast

PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT Udara Hembus (Air Blast).

Gambar-1.10. PMT Udara Hembus / Air Blast

1.3.3.4 Pemadam busur api dengan Hampa Udara (Vacuum)

Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength) yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang baik. Saat ini, PMT jenis vacuum umumnya digunakan untuk tegangan menengah (24kV).

Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan secara serie.

Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan

(17)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 10

umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.

Gambar-1.11. Ruang kontak utama (breaking chamber) pada PMT vacuum

Gambar-1.12. PMT dengan Hampa Udara (vacuum)

1.3.4 Sistem Penggerak

Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi pemutusan atau penutupan PMT.

Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :

1.3.4.1 Penggerak pegas (Spring Drive)

Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam, yaitu :

 Pegas pilin ( helical spring )

PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.

1. Plat-plat penahan – bukan bahan magnet

2. Rumah pemutus dari bahan berisolasi

3. Pelindung dari embun uap 4. Kontak bergerak

5. Kontak tetap

6. Penghembus dari bahan logam 7. Tutup alat penghembus 8. Ujung kontak

(18)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 11  Pegas gulung ( scroll spring )

PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang di putar oleh motor melalui roda gigi.

Gambar-1.13. Sistem pegas pilin (helical)

Gambar-1.14. Sistem pegas gulung (scroll)

1.3.4.2 Penggerak Hidrolik

Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.

 Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik

Skematik diagram sistem hydraulic dan elektrik berikut, merupakan skematik sederhana untuk memudahkan pemahaman cara kerja sistem hydraulic dan keterkaitannya dengan sistem elektrik.

(19)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 12

Gambar-1.15. Skematik diagram sistem hidrolik

Pada kondisi PMT membuka / keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi tetap pada posisi seperti pada gambar piping diagram, di mana minyak hidrolik tekanan rendah (warna biru) bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir dan (warna merah) bertekanan tinggi hingga 360 bar.

1.3.4.3 Penggerak Pneumatic

Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.

1.3.4.4 SF6 Gas Dynamic

PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.

(20)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 13

Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing – masing merupakan unit komplit dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh gas SF6 masing – masing pole dalam cycle tertutup.

Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas SF6 antara :

Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.

• Volume dalam enclosure mekanik penggerak

Gambar-1.16. Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic

(21)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 14

Gambar-1.18. Skematik PMT SF6 dynamic

1.3.5 Control / Auxiliary Circuit Terdiri dari :

1.3.5.1 Lemari mekanik / kontrol

Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment.

1.3.5.2 Terminal dan Wiring control

Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada mekanik penggerak untuk operasi PMT.

1. HV terminal 2. Fixed arcing contact 3. Nozzle

4. Moving main contact 5. Upper porcelain insulator 6. Insulating rod

7. Opening valve group 8. Closing valve group 9. Auxiliary contacts 10. Compressor 11. Gas filling valve

12. Plug-in electric connector 13. Density switch

14. Spring toggle device 15. Double effect piston 16. Filter

17. Lower porcelain insulator 18. Moving arcing contact 19. Fixed main contact 20. Molecular sieves 21. Coils

A. High pressure volume B. Low pressure volume

(22)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 15

Gambar-1.19. Lemari mekanik / kontrol

1.3.6 Struktur Mekanik

Terdiri dari struktur besi/beton serta pondasi sebagai dudukan struktur peralatan Pemutus (PMT).

1.3.6.1 Struktur besi / baja atau beton

Adalah rangkaian besi / baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan dipasang. Berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan PMT yang bahannya terbuat dari besi / baja atau beton.

1.3.6.2 Pondasi

Adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang mempunyai fungsi untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya sendiri yang pada akhirnya didistribusikan dan disebarkan pada lapisan tanah dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi.

(23)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 16 Struktur beton Struktur baja / besi Pondasi

Gambar-1.20. Struktur mekanik

Gambar-1.21. Struktur besi / baja

(24)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 17 1.3.7 Sistem Pentanahan / Grounding

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll.

Fungsi pentanahan peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan / instalasi dan pengaman terhadap peralatan.

Gambar-1.23. Grounding

1.4 FAILURE MODES EFFECTS ANALYSIS (FMEA)

Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah prosedur analisa dari model kegagalan (failure modes) yang dapat terjadi dalam sebuah sistem untuk diklasifikasikan berdasarkan hubungan sebab-akibat dan penentuan efek dari kegagalan tersebut terhadap sistem.

1.4.1 FMEA untuk sistem PMT 1.4.1.1 Sistem dan Fungsi

Tabel-1.1. Sistem dan Fungsi

Sistem Fungsi

Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT)

Menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai dengan ratingnya

Kawat grounding

(25)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 18 1.4.1.2 Sub Sistem dan Fungsi

Tabel-1.2. Sub Sistem dan Fungsi

No Sub Sistem Fungsi

1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying)

Bagian konduktif untuk

menghantarkan / mengalirkan arus listrik

2 Sistem isolasi (electrical insulation)

Sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan serta antara bagian yang bertegangan

3 Media pemadam busur api Sebagai media pemadam busur api

yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup

4 Mekanik penggerak Bagian untuk menggerakkan kontak

gerak (moving contact) untuk operasi pemutusan atau penutupan PMT

5 Control / Auxilary circuit Sebagai tempat / wadah secondary equipment dan melindungi

peralatan tegangan rendah, serta sebagai terminal wiring kontrol dan memberikan trigger untuk operasi PMT

6 Struktur mekanik Sebagai dudukan struktur dan

penyangga peralatan

7 Sistem grounding Sebagai pengaman peralatan /

orang terhadap tegangan lebih, arus bocor dan tegangan induksi

(26)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 19 1.4.1.3 Sub sistem dan sub sub sistem / komponen

Tabel-1.3. Sub Sistem dan sub sub sistem / komponen

No Sub sistem Sub sub sistem Komponen

1 Penghantar arus listrik (electrical current carrying)

Interrupter Kontak utama

(bergerak dan tetap) Kontak arcing Asesoris interrupter (jika ada) Resistor Kapasitor Terminal utama -

2 Sistem isolasi (electrical insulation) Isolator interrupter chamber - Isolator support / penyangga -

3 Media pemadam busur api

- -

4 Mekanik penggerak - -

5 Control / Auxilary circuit Lemari mekanik / kontrol

-

Terminal & wiring kontrol

-

6 Struktur mekanik Struktur besi/baja

atau beton

-

Pondasi -

(27)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 20 1.4.1.4 Tabel FMEA untuk sistem PMT

Terlampir

1.5 SPESIFIKASI TEKNIK

Tabel-1.4. Spesifikasi Teknik

No DESCRIPTION UNIT

1 Manufacturer

-2 Type of circuit breaker

-3 Number of pole pole

4 Frequency Hz

5 Rated Voltage kV

6 Maximum Voltage kV

7 Rated Current A

8 Symetrical short circuit at rated voltage, RMS kA

9 Rated duration of short circuit Sec.

10 Operating duty cycle

-11 Rated making and breaking current to Normal/Reclose operating sequence kAp

12 Short time rating kA

13 Mechanical performance

-14 Switching overvoltages kVp

15 Basic Insulation Level to earth at sea level kVp

16 Switching Insulation Level kVp

17 Power frequency withstand voltage to earth at sea level, dry for 1 minute kVrms 18 Radio influence voltage level, measured at 1.1 Us/√3 at 1 Mhz uV

19 Number of interrupters in series per phase

-20 Control voltage Vdc

21 Number of tripping coils pieces

22 Operating mechanism

-23 Operating counter per pole

-24 Minimum creepage distance to earth across insulation mm/kV

25 Minimum creepage distance across insulation in paralel with main interrupter mm/kV 26 Method of controling voltage distribution between break unit

-27 Value of closing resistor ohm

28 Insertion time of closing resistor ms

(28)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 21

BAB II

PEDOMAN PEMELIHARAAN

Berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak, jenis pemeliharaan pada Pemutus dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. In Service / Visual Inspection

2. In Service Measurement / On Line Montoring

3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check 4. Overhaul

5. Pasca relokasi / Pasca Gangguan

In Service Inspection, In Servise Measurement/On Line Montoring, Shutdown Measurement / Shutdown Function Check dan Overhaul sebagaimana dimaksud dalam butir 1 s/d 4 di atas, merupakan bahagian dari uraian kegiatan pemeliharaan yang tertuang dalam review SE.032/PST/1984 dan Suplemennya.

Hal-hal yang direview pada SE.032/PST/1984 antara lain adalah perubahan periode pemeliharaan dari 1 Tahun menjadi 2 Tahun dan penyesuaian item kegiatan pemeriksaan maupun pengujian yang mengacu kepada analisis efek modus gangguan (Failure Mode Effect Analysis / FMEA) dari setiap komponen peralatan tersebut.

2.1 IN SERVICE / VISUAL INSPECTION

In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan).

Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo Gun) yang dilaksanakan oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu induk (untuk Tragi/UPT PLN P3B Sumatera/Wilayah) atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu induk (untuk UPT/Region PLN P3B JB).

(29)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 22

Pemeriksaan yang dilaksanakan secara periodik Harian/Mingguan, Bulanan dan Tahunan berdasarkan review SE.032/PST/1984 adalah sebagai berikut :

2.1.1.1 Pemeriksaan Harian / Mingguan misalnya meliputi :

1. Pemeriksaan lemari kontrol, pemanas ruang (heater), lampu penerangan, supply AC/DC

2. Pemeriksaan posisi indikator ON/OFF 3. Pemeriksaan counter PMT

4. Pemeriksaan pondasi apakah terdapat keretakan atau penurunan 5. Pemeriksaan bushing apakah terdapat keretakan

6. Pemeriksaan debu pada bushing dan body PMT.

7. Pemeriksaan terminal utama, jumperan dan bahagian bertegangan terhadap benda asing, bunyi-bunyian, bau-bauan.

8. Pengukuran infrared thermo meter

9. Pemeriksaan Kebocoran gas SF6 pada sambungan-sambungan. (jenis Pmt dengan media gas)

10. Monitor tekanan Gas SF 6 (jenis Pmt dengan media gas)

11. Pemeriksaan kebocoran pada instalasi udara : katup-katup, sambungan pipa safety valve, blast valve, reducing valve 180 bar & 150 bar. (jenis Pmt dengan media Air Blast)

12. Monitor tekanan N2

13. Pemeriksaan warna dan level minyak (jenis Pmt dengan media minyak) 14. Pemeriksaan Indikator Pegas mekanik pada PMT sistim pegas.

15. Pemeriksaan kebocoran minyak pada instalasi, sambungan, katup-katup pipa.

16. Pemeriksaan level indikasi

17. Monitor penunjukkan counter hour pompa. 18. Pemeriksaan start-stop (durasi siklus) pompa .

19. Pemeriksaan kebocoran udara pada instalasi udara; pipa; nepel; safety valve katupkatup (aktuator).

20. Pemeriksaan counter kerja kompressor apakah ada penambahan angka secara dratis bila bertambah lakukan pemeriksaan kebocoran udara lebih intensif.

21. Pemeriksaan level minyak pelumas 22. Pemeriksaan kebocoran minyak pelumas

(30)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 23

23. Pemeriksaan counter jam kerja kompressor 24. Pemeriksaan coupling ring.

25. Pemeriksaan kipas pendingin cylinder. 26. Pemeriksaan Oil pressure gauge. 27. Pemeriksaan Pressure gauge 1st stage. 28. Pemeriksaan Pressure gauge 2nd stage. 29. Pemeriksaan Pressurre gauge 3rd stage. 30. Pemeriksaan Pressure gauge 4th stage. 31. Periksa amper starting.

32. Periksa amper running.

33. Periksa kipas pendingin motor. 34. Pembuangan air pada tanki udara.

35. Pemeriksaan kebocoran udara pada instalasi.

2.1.1.2 Pemeriksaan Bulanan meliputi :

1. Pemeriksaan kebocoran pada instalasi udara : katup-katup, sambungan pipa safety valve, blast valve, reducing valve 180 bar & 150 bar.

2. Pemeriksaan kebocoran minyak pada instalasi, sambungan, katup-katup pipa.

3. Pemeriksaan level indikasi 4. Sumber tegangan AC/DC.

5. Pemeriksaan lampu indikator / bendera indikator 6. Pemeriksaan automatic sequence

2.1.2 Berdasarkan FMEA / FMECA

Tahun 2008, PLN kembali melaksanakan kajian dan analisis terhadap efek modus gangguan yang terjadi pada komponen peralatan sehingga uraian kegiatan pemeliharaan dalam review SE-032 dan Suplemennya mengalami perubahan, seperti pada uraian formulir inspeksi sebagai berikut :

2.1.2.1 Pemeriksaan Harian

Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan kopel penggerak (khusus 3 pole) 2. Pemeriksaan kondisi kesiapan pegas

(31)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 24

3. Kesesuaian penunjukkan indikator pegas 4. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan hidrolik 5. Penunjukkan & pemeriksaan counter kerja pompa 6. Penunjukkan & pemeriksaan level minyak (hidrolik) 7. Pemeriksaan sambungan / katup / pipa (hidrolik)

8. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan udara (pneumatik) 9. Penunjukkan & pemeriksaan counter kerja pompa kompresor 10. Pemeriksaan level minyak kompresor

11. Pemeriksaan sambungan / katup / pipa (pneumatik) 12. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan gas SF6 13. Pemeriksaan manometer warna - tekanan gas SF6 14. Pemeriksaan instalasi gas SF6

15. Penunjukkan & pemeriksaan level minyak (bulk oil) 16. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan N2

17. Penunjukkan level minyak bushing (bulk oil) 18. Pemeriksaan sambungan / katup (valve) minyak 19. Penunjukkan & pemeriksaan tekanan udara (air blast) 20. Pemeriksaan instalasi air blast

2.1.2.2 Pemeriksaan Mingguan

Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi :

1. Pemeriksaan kondisi terminal utama terhadap benda asing 2. Pemeriksaan kondisi isolator interrupter

3. Pemeriksaan kondisi isolator Resistor (jika ada) 4. Pemeriksaan kondisi isolator Kapasitor (jika ada)

5. Pemeriksaan kondisi isolator support compartment (jika ada) 6. Penunjukkan & pemeriksaan counter PMT

7. Kesesuaian penunjukkan indikator posisi PMT 8. Pemeriksaan kondisi indikator PMT

9. Pemeriksaan lampu penerangan 10. Pemeriksaan heater

11. Pemeriksaan terminal wiring 12. Pemeriksaan kabel kontrol 13. Pemeriksaan sekering / MCB

14. Pemeriksaan terhadap bebauan yang asing 15. Pembuangan udara kondensasi

(32)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 25 2.1.2.3 Pemeriksaan Bulanan

Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan kondisi pintu lemari

2. Pemeriksaan kondisi / kebersihan dalam lemari 3. Pemeriksaan kondisi door sealent

4. Pemeriksaan lubang kabel 5. Pemeriksaan grounding PMT 6. Pemeriksaan grounding lemari

7. Pemeriksaan kondisi pelumas pada roda gigi 8. Pemeriksaan tabung akumulator

9. Pemeriksaan belt kompresor 10. Pemeriksaan tangki (pneumatik)

2.1.2.4 Pemeriksaan Triwulanan

Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Kondisi suhu terminal utama (image thermovisi) 2. Kondisi suhu interrupter chamber (image thermovisi)

2.1.2.5 Pemeriksaan Tahunan

Berdasarkan FMEA/FMECA dan Inspeksi Level-1, meliputi : 1. Pemeriksaan struktur besi/baja atau beton 2. Pemeriksaan pondasi

2.2 IN SERVISE MEASUREMENT / ON LINE MONITORING

Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line).

Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

(33)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 26

2.3 SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK

Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).

Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

Macam – macam pengukuran/pengujian :

o Pengujian/pengukuran pada interrupter :  Pengukuran Tahanan isolasi  Pengukuran Tahanan kontak

 Keserempakan kontak (breaker analyzer)  Pengukuran nilai R pada Resistor (bila ada)  Pengukuran nilai C pada Capasitor (bila ada) o Pengujian pada media pemadam busur api :

 Kualitas gas SF6  Karakteristik minyak  Pengujian ke-Vacuum-an

 Pengujian kerapatan gas (density gas) o Pengujian pada sistem mekanik penggerak :

 Sistem pegas / spring

• Pengujian fungsi start & stop motor penggerak

• Pengukuran arus beban motor penggerak

• Tahanan isolasi belitan motor penggerak

• Pengukuran tegangan AC dan DC  Sistem pneumatik

• Pengujian fungsi start & stop motor kompresor

• Pengujian fungsi system block

• Pengujian kebocoran udara

Pengukuran konsumsi udara saat Open-Close-Open

Pengujian fungsi safety valve

• Kalibrasi manometer

• Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC

(34)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 27  Sistem hidrolik

• Pengujian fungsi start & stop motor hidrolik

• Pengujian fungsi system hidrolik

• Pengujian kebocoran hidrolik

• Pengukuran konsumsi hidrolik saat Open-Close-Open

Pengujian fungsi safety valve

• Kalibrasi manometer

Pemeriksaan oil pressure switch

• Pengukuran tegangan AC dan DC

• Pengujian tekanan akumulator

• Pengujian waktu reinflation o Pengukuran Grounding/ pentanahan o Pemeriksaan fungsi lemari mekanik :

 Pengujian fungsi close dan open (local/remote dan scada)  Pengujian tegangan AC dan DC

 Pengujian emergency trip  Pengujian fungsi alarm

 Pengujian fungsi interlock mekanik dan elektrik

2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang sama.

Hal yang bisa mengakibatkan kerusakan alat ukur adalah bilamana alat ukur tersebut dipakai untuk mengukur obyek pada lokasi yang tegangan induksi listrik di sekitarnya sangat tinggi atau masih adanya muatan residual pada belitan atau kabel. Langkah untuk menetralkan tegangan induksi maupun muatan residual adalah dengan menghubungkan bagian tersebut ke tanah beberapa saat sehingga induksinya hilang. Untuk mengamankan alat ukur terhadap pengaruh tegangan induksi maka peralatan tersebut perlu dilindungi dengan Sangkar Faraday (lihat gambar 3.1) dan kabel-kabel penghubung rangkaian pengujian sebaiknya menggunakan kabel yang dilengkapi pelindung (Shield Wire).

Jadi untuk memperoleh hasil yang valid maka obyek yang diukur harus betul - betul bebas dari pengaruh induksi.

(35)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 28

Gambar-2.1. Pengukuran tahanan isolasi menggunakan sangkar Faraday

Prinsip Kerja

Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi PMT adalah untuk mengetahui besar (nilai) kebocoran arus ( leakage current ) yang terjadi antara bagian yang bertegangan I/P terminal dan O/P terminal terhadap tanah.

Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa PMT cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi PMT itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi.

Insulation tester banyak jenisnya (merk dan type megger), masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type sederhana, menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga banyak ragamnya; mulai dari tampilan analog, semi digital dan digital murni.

Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun ada pula yang super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama.

BUSBAR 500 kV

Megger konvensional

Plat seng atau aluminium ukuran 1 x 2 meter dan dihubungkan ke

(36)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 29

Gambar-2.2. Contoh Insulation Tester Merk Metriso Type 5000 A

Keterangan :

1 ). Saklar pilih (Selector Switch) : tegangan uji megger, uji tegangan. batere dan pemutus pasokan.

2 ). Tambol Range : pilihan jangkau-batas skala pengukuran.

3 ). Ω LED indikator : LED nyala hijau = pengukuran benar, LED mati = pengukuran salah, batere terlalu lemah.

4 ). LED nyala : pilihan jangkau-batas skala s.d. TΩ (Tera Ohm) terpilih. 5 ). LED nyala : pilihan jangkau-batas skala s.d. 100 MΩ (Mega Ohm) terpilih. 6 ). Skrup koreksi : pengaturan (koreksi) posisi jarum penunjuk pada angka O. 7 ). Selector switch (saklar pilih) : pengukuran tegangan atau tahanan isolasi. 8 ). Analog display : Papan/plat skala penunjukan.

9 ). Test prob ( - ) : Kabel pengukuran kutub (polaritas) negatip. 10 ). Test prob ( + ) : Kabel pengukuran kutub (polaritas) positip. 11 ). Tempat penyimpanan jack konektor kabel.

Prinsip kerja alat pengukuran tahanan isolasi merk Metriso type 5000 A adalah sebagai berikut : 11 R1 ** * ** * 6 7 8 9 10 11

(37)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 30 Pemasangan Batere

Sebelum membuka tutup tempat batere pastikan dulu saklar selektor switch (no. 7) pada posisi volt (“V”) dan saklar pilihan (no.1) pada posisi “OFF/V” dengan demikian berarti alat ukur sudah bebas dari catu daya.

Uji kondisi batere : Setelah batere terpasang saklar pilihan (no.1) diposisikan pada ┤├ sehingga pada plat sekala menunjuk tegangan batere.

Uji On / Off dan Fungsi Skrup Koreksi

Bila saklar selektor switch ( no.7 ) pada posisi Ohm (“Ω”) dan saklar pilihan no.1 tidak pada posisi “OFF/V” berarti alat ukur (megger) habis dipakai tetapi belum di off-kan. Kondisi yang benar bila megger tidak dipakai posisi saklar selektor switch (no.7) ke posisi volt (“V”) dan saklar pilihan (no.1) di posisi “OFF/V”. Skrup koreksi ( no.6 ) berfungsi untuk koreksi posisi jarum penunjuk agar tepat pada angka nol (0). Pengaturan dilakukan dalam kondisi alat ukur off (seperti diterangkan di atas) dan skrup koreksi ( no.6 ) diputar arah ke kiri atau ke kanan sehingga jarum tepat menunjuk angka nol.

Plat Skala (Analog Display)

Lampu LED no. 4 dan 5 pada sisi kanan plat skala adalah indikasi batas-jangkau pilihan skala. Lampu indikasi Ohm (“Ω”) LED no.3 akan menyala bila pengukuran tahanan isolasi adalah benar, dan bila tidak menyala berarti rangkaian pengukuran sala atau saat test tegangan ada yang salah. Oleh karena itu test batere sangat dianjurkan.

Dua skala di bawahnya adalah untuk pengukuran (pengujian) tegangan dan uji batere.

Pengukuran Tegangan Arus Searah Dan Arus Bolak Balik

Tegangan arus searah dan arus bolak balik dengan frekuensi 15 s.d. 500 hz dapat diukur dengan alat ini. Pengukuran tegangan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tegangan induksi yang masih ada dan secara otomatis (sekaligus) berfungsi sebagai rangkaian discharge muatan (induksi) sebelum pengukuran tahanan isolasi. Drop (turunnya) tegangan dapat dipantau dari jarum penunjukan yang bergerak ke angka nol.

(38)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 31 Cara pengukuran tegangan :

1 ). Posisikan saklar selektor switch ( no.7 ) pada posisi volt (“V”).

2 ). Periksa jarum penunjukan skala, bila belum tepat pada posisi angka nol maka diatur dengan skrup koreksi (no.6).

3 ). Posisikan saklar pilihan (no.1) pada batas angka yang sesuai, dan untuk amannya saklar pilihan (no. 1) diposisikan pada “OFF/V”.

4 ). Hubungkan kedua prob pada titik ukur. 5 ). Nilai pengukuran bisa dilihat pada skala.

Catatan : Pengukuran tegangan lebih tinggi dari 2.000 volt tidak dapat dilakukan dengan alat ini.

Untuk mencegah kerusakan pada alat ukur perlu dipastikan dulu apakah titik ukur benar-benar tidak ada tegangan induksi atau muatan residual.

Prosedur Pengukuran

1. Posisikan saklar selektor switch ( no.7 ) pada Ohm (“Ω”) .

2. Atur batas-jangkau skala 10 kΩ ~ 1 TΩ atau 100 kΩ ~ 100 MΩ dengan menekan tombol pilihan batas-jangkau (no.2) “RANGE”.

3. Pilih tegangan uji megger dengan nominal 100 V, 250 V, 500 V, 1.000 V, 1.500 V, 2.000 V, 2.500 V atau 5.000 V dengan memindah posisi saklar pilihan (no.1) sesuai dengan kebutuhan. Bila lampu LED no.4 menyala menandakan batas-jangkau atas skala 10 kΩ ~ 1 TΩ tercapai.

4. Hubungkan titik ukur dengan kedua prob (+) dan (-) dan ditunggu sampai dengan jarum penunjukan berhenti bergerak. Gerak ayun jarum tergantung pada obyek yang diukur tahanan isolasinya dan berkisar antara beberapa saat setelah terjadi kontak s.d. 30 detik atau lebih. Pembacaan nilai tahanan yang optimal adalah posisi jarum setelah tombol “ ON “ ditekan ditambah 60 detik / 1 menit.

Hasil pengukuran bisa dibaca pada skala bagian atas. Jika lampu LED Ohm (“Ω”) (no.3) menyala hijau maka nilai pengukuran tahanan isolasi adalah benar.

Untuk melindungi (keamanan) alat ukur insulation tester (megger) maka pada awal pengukuran dipilih batas-jangkau skala 100 kΩ ~ 100 MΩ, melalui tombol no. 2 “RANGE”. Dan lampu LED no. 5 akan menyala.

(39)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 32

Yang perlu diperhatikan :

Jangan menyentuh titik ukur obyek pengukuran yang baru selesai diukur tahanan isolasinya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya aliran arus yang melintas badan dan meskipun tidak berakibat fatal namun bisa menimbulkan tegangan kejut.

Bila pengukuran dilakukan pada obyek yang komponen kapasitifnya relatif besar (misal SKTT) , kemungkinan tegangan pengisian (charging) sampai dengan 5.000 V, hal ini sangat berbahaya bila menyentuh titik ukur obyek yang diukur tahanan isolasinya. Pada kondisi ini harus dilakukan pembuangan tegangan induksi (residual) dengan memindah posisi saklar selektor switch ( no.7 ) dari posisi Ohm (“Ω”) ke posisi volt (“V”) dan prob tetap tersambung dengan obyek pengukuran s.d. jarum menunjukan angka “O volt”.

Jangan membalik polaritas prob (+) dan (-) selama terjadi pembuangan muatan, sebab pengaman tegangan lebih yang terpasang didalam alat uji (ukur) akan terpicu (triggered) dan rusak.

 Pemeliharaan Alat Ukur Tahanan Isolasi Batere

Batere harus diganti dengan yang baru apabila :

1. Respon perpindahan lampu LED ke posisi yang dikehendaki tidak secepat bila kita menekan tombol atau saklar pilihan.

2. Indikasi LED untuk test tegangan batere tidak menyala hijau terang.

Penyimpanan

Tidak diperlukan pemeliharaan yang khusus, jaga kebersihan dan kelembaban permukaan alat. Gunakan kain yang lembut untuk membersihkan.

Kabel Pengukuran

Pemeriksaan kabel pengukuran secara periodik. Interval pemeriksaan dilakukan setiap 6 sampai dengan 12 bulan sekali.

(40)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 33

METRISO type 5000 A. KYURITSU model 3123

METRISO type 5000 AEMC type EXTECH (digital).

(41)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 34

METRISO type 5000 AK (digital).

HWASHIN type HS-510

AEMC (analog)

FLUKE type 1520 (digital).

AEMC (digital)

Gambar-2.3. Contoh alat ukur tahanan isolasi (insulation tester)

Cara Penggunaan / Cara Pengukuran

Cara penggunaan meliputi kesiapan alat ukur dan kesiapan obyek yang diukur. Kesiapan alat ukur telah dibahas secara singkat pada butir 3.1.5.

Kesiapan obyek yang diukur adalah merupakan kegiatan yang tujuannya membebaskan obyek ( misal = PMT ) dari tegangan sesuai Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Insatalasi Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi

(42)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 35

( Dokumen K3 / Buku Biru ) dan dilanjutkan dengan pelepasan klem-klem I/P terminal dan O/P terminal.

Kesiapan obyek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1 ). Pemasangan pentanahan lokal (Local Grounding) disisi I/P dan O/P

terminal dengan tujuan membuang Induksi Muatan (Residual Current) yang masih tersisa.

2 ). Pembersihan permukaan porselin bushing memakai material cleaner + lap kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator dengan tujuan agar pengukuran memperoleh nilai (hasil) yang akurat.

Gambar-2.4. Pemasangan pentanahan local dan pelepasan I/P dan O/P klem

3 ). Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMT kondisi terbuka (open) antara :

a). Terminal atas ( Ra, Sa, Ta ) terhadap Cashing ( body ) / tanah. b). Terminal bawah ( Rb, Sb, Tb ) terhadap cashing ( body ) / tanah. c). Terminal fasa atas – bawah (Ra-Rb, Sa-Sb, Ta-Tb)

4 ). Melakukan pengukuran tahanan isolasi PMT kondisi tertutup (closed): a). Terminal fasa R / merah ( Ra+Rb ) terhadap tanah.

(43)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 36

b). Terminal fasa S / Kuning ( Sa+Sb ) terhadap tanah. c). Terminal fasa T / Biru ( Ta+Tb) terhadap tanah.

Gambar-2.5. Terminal tempat pengukuran tahanan isolasi PMT

Keterangan :

Ra = Terminal atas fasa R ( Merah ).

Rb = Terminal bawah fasa R.

Sa = Terminal atas fasa S ( Kuning ). Sb = Terminal bawah fasa S.

Ta = Terminal atas fasa T ( Biru ). Tb = Terminal bawah fasa T.

Pengukuran butir 3 dan 4 di atas prosedurnya sesuai butir 3.1.5. Pengukuran Tahanan Isolasi.

5 ). Mencatat hasil pengukuran tahanan isolasi serta suhu / temperatur sekitar.

6 ). Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran

Ra Rb Sa Sb Ta Tb

(44)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 37

sebelumnya. Contoh blangko adalah terlampir ( “lembar hasil pengukuran tanahan isolasi pemutus tenaga” ).

7 ). Memasang kembali terminasi atas dan bawah seperti semula.

8 ). Melepas pentanahan lokal sambil pemeriksaan final untuk persiapan pekerjaan selanjutnya.

2.3.2 Pengukuran Tahanan Kontak

Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.

Sambungan antara konduktor dengan PMT atau peralatan lain merupakan tahanan kontak yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai berikut :

E = I . R

Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir adalah 100 Amp maka ruginya adalah :

W = I2 . R

W = 10.000 watts

Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Amperemeter.

Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi pemeliharaan tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi syarat nilai tahanan kontak.

Cara Pengukuran

Alat ukur tahanan kontak merk Programa terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan (drop Tegangan pada obyek yang diukur). Dengan system elektronik maka pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula (digital). Digunakanya arus sebesar 100 amp karena pembagi dengan angka 100 akan memudahkan dalan menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat.

(45)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 38

Harus diperhatikan skala yang digunakan jangan sampai arus yang dibangkitkan sama dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi overload dan hasil penunjukan tidak sesuai dengan kenyataannya.

Gambar-2.6. Alat ukur tahanan kontak merk PROGRAMA

Gambar-2.7. Terminal pentanahan sebagai langkah utama

1. Hubungkan obyek yang akan diukur ketanah 2. Hubungkan ketenah alat ukur yang akan digunakan.

3. Sambungkan terminal (+) dan (-) ke terminal kekedua sisi alat yang akan diukur (obyek).

Kabel arus Kabel tegangan

Dihubung ke tanah

(46)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 39

4. Hubungkan kabel ukur mVolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan diukur.

5. Setelah siap posisikan saklar on/off ke posisi on. 6. Pilih saklar pada skala 200 ampere dan hasilnya 2x.

7. Atur pembangkit arus sehingga display menunjuk angka 100 ampere. 8. Tekan saklar pengubah dari ampere ke ohm.

9. Catat penunjukan dan dikalibrasikan terhadap skala pembatas.

(47)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 40 Gambar-2.9. Cara pengamanan pada saat pengukuran tahanan kontak di switchyard

2.3.3 Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer)

Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui waktu kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT pada saat menutup ataupun membuka .

Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas jenis three pole (penggerak PMT tiga fasa) dan single pole (penggerak PMT satu fasa). Untuk T/L Bay biasanya PMT menggunakan jenis single pole dengan maksud PMT tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang biasa disebut SPAR (Single Pole Auto Reclose). Namun apabila gangguan pada penghantar fasa – fasa maupun tiga fasa maka PMT tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila PMT tidak trip secara serempak akan menyebabkan gangguan, untuk itu biasanya terakhir ada sistem proteksi namanya pole discrepancy relai yang memberikan order trip kepada ketiga PMT pahasa R,S,T.

Grounding lokal PMT

(48)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 41

Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe single pole ataupun three pole harus menutup secara serentak pada fasa R,S,T, kalau tidak maka dapat menjadi suatu gangguan didalam system tenaga listrik dan menyebabkan system proteksi bekerja.

Pada waktu PMT trip akibat terjadi suatu gangguan pada system tenaga listrik diharapkan PMT bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang diharapkan sesuai standard SPLN No 1 1983 untuk system 70 KV = 150 milli detik dan SPLN No 52-1 52-1984 untuk system 52-150 kV = 52-120 milli detik, dan final draft Grid Code 2002 untuk system 500 kV = 90 milli detik dapat terpenuhi.

Cara Pengujian Keserempakan Dan Waktu Kerja PMT

Pengujian keserempakan PMT dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan antara lain:

A. Pentanahan langsung [solid grounding] 1. Masukkan ( ON ) PMT yang akan diuji.

2. Pasang pentanahan ( Grounding ) pada sisi atas kontak hal ini untuk mengurangi resiko arus induksi yang mengalir melalui alat uji.

3. Pasang pentanahan ( grounding ) untuk alat uji keserempakan. 4. Buat rangkaian seperti gambar dibawah :

(49)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 42

Gambar-2.10. Rangkaian uji untuk PMT tanpa closing resistor

Perhatikan Switch ( SW ) pada alat uji ada 3 posisi : a. Closing Resistor

b. Main Contac

c. Source DC

Closing Coil

T

Terminal di Marcelling Kios Trip Coil R S T 110 DC 220 O C O C OC R T R S S T TM – 1600 PROGRAMMA a. b . c. 110 V Switch SW

(50)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 43

Gambar-2.11. Rangkaian uji untuk PMT 2 pole dengan closing resistor

Langkah Pengujian :

1. Closing Time ( Kondisi PMT Off / Open )

(a) Posisikan switch Squence pada ( C / Close ) (b) Nyalakan switch power

(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start

(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 2. Opening Time ( Kondisi PMT On / Close )

(a) Posisikan switch squence pada ( O / Open ) (b) Nyalakan switch power

(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start

(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 3. Close – Open Time ( Kondisi PMT Off / Open )

(a) Posisikan switch squence pada ( CO / Close Open ) (b) Nyalakan switch power

R S T

Closing Coil

Terminal di Marcelling Kios Trip Coil R S T 110 DC 220 AC 1.1.1.1.1.1.1.1.1 TM – 1600 PROGRAMMA O C O C OC

(51)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 44

(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start

(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 4. Open – Close Time ( Kondisi PMT On / Close )

(a) Posisikan switch squence pada ( OC / Open Close ) (b) Nyalakan switch power

(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start

(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak 5. Open – Close – Open Time ( Kondisi PMT On / Close )

(a) Posisikan switch squence pada ( OCO / Open Close Open ) (b) Nyalakan switch power

(c) Tekan tombol ready hingga lampu LED ready menyala (d) Putar switch start

(e) Tunggu beberapa saat hingga printer mencetak

(52)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 45

Gambar-2.13. Rangkaian uji PMT dengan 4 chamber

Cara Pengujian :

1) PMT diketanahkan salah satu sisi.

2) Masukkan ON PMT

3) Buat rangkaian seperti gambar.

4) Posisikan selector switch posisi O , C , C – O , O – C , atau O – C – O & ON kan power supply.

5) Tekan tombol trigger sampai lampu LED nyala merah menyala. 6) Putar saklar Start, maka PMT akan bekerja sesuai perintah. 7) Alat uji akan mencetak hasil pengujian.

R

S

T

TM – 1600 PROGRAMMA O C O C OC 220 VAC Terminal di Marcelling Trip Coil R S T 110 DC Closing Coil PMT

(53)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 46

Gambar-2.15. Rangkaian uji PMT GIS FB2T

B. Pengujian Keserempakan pada PMT GIS FB2T Cara Pengujian :

1. PMT diketanahkan dengan memasukan kedua ES. 2. Buka klem ES salah satu sisi untuk disambung ke alat uji. 3. Buat rangkaian seperti gambar.

4. Posisikan selector switch posisi O , C , C-O , O-C , atau O-C-O dan nyalakan power supply nya.

5. Tekan tombol trigger sampai lampu LED merah menyala. 6. Putar saklar start maka PMT akan bekerja sesuai perintah. 7. Alat Uji akan mencetak hasil pengujian.

PMT

220

Terminal di Marcelling Kios Trip Coil PMT R S T 110 DC Closing TM – 1600 Programma ES ES KOMPARTEMEN PMT KOMPARTEMEN ES O C O C OC

(54)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 47 C. Closing Time Dan Opening Time

Closing Time : Waktu yang dibutuhkan oleh PMT untuk menutup kontak. Opening Time : Waktu yang dibutuhkan oleh PMT untuk membuka kontak. Contoh :

NO FASA R FASA S FASA T

A. 47,5 ms OPEN 43,3 ms OPEN 42,7 ms OPEN

B. 383,8 ms CLOSE 381,5 ms CLOSE 383,6 ms CLOSE

C. 446,1 ms OPEN 443,5 ms OPEN 447,8 ms OPEN

2.3.4 Pengukuran Resistor

Setelah memasang bagian-bagian kontak sesudah overhaul pemutus, tahanan R jalan arus utama yang diukur antara terminal flans DC-2 dengan rumah mekanik DC-11. Untuk pole 84 kV tahanan R diukur antara terminal flans DC-2.

Pengukuran dilakukan mengggunakan metode volt dan amper meter atau jembatan Thomson. Arus yang digunakan untuk pengukuran tidak boleh kurang dari 100 A.

m 10 20 30 40 50 60 370 380 390 400 410 420 430 440 450 R S T PMT OPEN PMT CLOSE PMT OPEN SKALA A B C PMT CLOSE

Gambar

Gambar diatas merupakan kurva hasil pengukuran dynamic resistance terhadap  ke-4 moving contact yang digunakan

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Akselerasi coriolis adalah akselerasi nyata yang muncul dalam bidang yang berputar dari referensi.Pada efek coriolis objek bergerak sepanjang garis lurus di bidang

Menurut fuqaha dari kalangan mazhab hanafi, zina adalah hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki secara sadar terhadap perempuan yang disertai nafsu

Agustus 2017, dua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,30 persen; dan kelompok transpor, komunikasi

pembangunan kelautan dan perikanan ditetapkan pemerintah untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa.. 16.056 pulau telah didaftarkan ke PBB Pemasok komoditas perikanan dunia

Tiap pelajaran dalam Buku Siswa ini dipetakan menjadi beberapa pembelajaran, dan setiap pembelajaran terdapat bagian-bagian yang mencakup (a) pengantar berisi duduk hening

Rendahnya nilai kesamaan komunitas ini dikarenakan kecilnya nilai kelimpahan jenis krustasea yang berada pada Stasiun D, dibandingkan dengan stasiun lainnya dan juga kandungan

Tawanan perang bukanlah tawanan orang-perorang atau kesatuan-kesatuan militer yang menahannya, tetapi ia adalah tawanan dari Negara musuh yang berhasil