• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI VERTIKAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI VERTIKAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

61

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI VERTIKAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG

Meti Mediyastuti, S.Sos,. M.AP metimedia@gmail.com

Abstrak

Kualitas komunikasi antara atasan dan bawahan yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai. Mengingat hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh komunikasi vertical terhadap kinerja 53 pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey, dimana dataya diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan komunikasi vertikal berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, dalam hal ini variabel komunikasi vertikal merupakan variabel yang sangat penting untuk memecahkan masalah kinerja yang meliputi kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap yang dilakukan dalam penyelesaian kerja dari pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung. Namun masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Kata kunci : komunikasi vertical, kinerja pegawai

LATAR BELAKANG

Keberhasilan interaksi atasan dan bawahan di dalam organisasi ditentukan oleh ke-mampuan berkomunikasi yang menghasil-kan pesan-pesan, terutama pesan-pesan yang disampaikan atasan kepada bawahan-nya untuk menciptakan kerjasama dalam organisasi, bagi pencapaian tujuan. Komunikasi dua arah secara timbal balik dalam manajemen sangat penting sekali untuk menciptakan kerjasama antara atasan dan bawahan, sehingga pekerjaan yang dilakukan akan berjalan dengan lancar dan efektif, Komunikasi atasan bawahan ini disebut komunikasi vertikal, dengan kata lain Komunikasi Vertikal adalah komuni-kasi dari atas ke bawah (downward commu-nication) dan dari bawah ke atas (upward communication)”.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung merupakan perangkat daerah yang bertugas memimpin, mengatur, merumus-kan, membina, mengawasi, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan kebijakan teknis pe-laksanaan urusan pemerintahan daerah ber-dasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang komunikasi dan informatika.

(2)

65

Dari penelitian awal ditemukan bahwa kinerja pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika tergolong rendah. Hal ini terindikasi dari pencapaian kuantitas kerja pegawai belum sesuai sasaran juga dari kualitas kerja pegawai belum sesuai standar yang ada. Dugaan awal kondisi ini terjadi dikare-nakan komunikasi vertikal belum ber-jalan secara efektif.

Untuk mengurai kondisi kinerja pegawai di Dinas Komunikasi dan Informasi lebih komperhensif, maka penelitian ini dimak-sudkan untuk menjawab dua hipotesis beri-kut:

1. Besarnya Komunikasi Vertikal berpe-ngaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Ko-ta Bandung.

2. Besarnya Komunikasi Vertikal yang di-tentukan oleh Dimensi-dimensi: Ins-truksi, Pengarahan, Pemberian Infor-masi, Penilaian, Penanaman Ideologi, Pemberian Penghargaan, Pemberian Teguran serta Pemberian Insentif dan Tunjangan berpengaruh terhadap Ki-nerja Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

Berdasarkan dua hipotesis di atas, peneli-tian ini diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan seperti berikut:

1. Menganalisis besarnya pengaruh Ko-munikasi Vertikal terhadap Kinerja Pe-gawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

2. Mengembangkan Dimensi-dimensi Komunikasi Vertikal dan Dimensi-di-mensi Kinerja Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

3. Menerapkan secara teoritis Komuni-kasi Vertikal dalam memecahkan Ki-nerja Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

Dari tujuan-tujuan tersebut maka dapat di-simpulkan manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu mengembangkan khasanah keil-muan, khususnya Ilmu Kebijakan Publik yang berkaitan dengan Komunikasi Verti-kal dan Kinerja Pegawai. Sedangkan man-faat praktisnya hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

(3)

66 KERANGKA BERPIKIR

Penelitian ini terfokus pada dua variable yaitu komunikasi vertikal dan kinerja pegawai. Komunikasi vertikal adalah “komunikasi yang dilaksanakan dari atasan kepada ba-wahan, dalam arti komunikasi dari atas ke bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah, kemu-dian mengalir ke manajemen yang lebih rendah dan akhirnya sampai pada pegawai operasional” (Yulianita, 2005: 94).

Komunikasi vertikal ini meliputi sekurang-kurangnya delapan dimensi yaitu : Instruk-si, Pengarahan, Pemberian Informasi, Peni-laian, Penanaman Ideologi, Pemberian Penghargaan, Pemberian Teguran serta Pemberian Insentif dan Tunjangan.

Komunikasi vertical ini diyakini dapat mempengaruhi kinerja dari pegawai (Winardi, 2003: 172). Kinerja pegawai ini didefinisikan sebagai “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangku-negara, 2004: 75). Kinerja pegawai dapat dilihat dari empat dimensi yang meliputi kualitas, kuantitas, penggunaan waktu, dan kerja sama (Miner dalam Sudarmanto, 2009:12).

METODOLOGI

1. Metode penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah explanatory survey.

2. Populasi sasaran

Populasi dalam penelitian ini pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung dengan jumlah responden 53 orang.

3. Teknik pengumpulan data

Data yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Data pada studi lapangan dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan angket.

(4)

67 a. Rancangan analisis data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisa dengan korelasi uji validitas melalui korelasi Person. Selanjutnya, penyajian data akan dilakukan melalui Path

Analysis.

b. Operasional variable

Ada dua operasional variable yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu: 1. Komunikasi Vertikal , melalui: 8 dimensi komunikasi vertikal

2. Kinerja Pegawai, melalui: 4 Dimensi Kinerja Pegawai

c. Diagram Jalur Pengaruh Simultan Variabel X terhadap Y

Secara singkat jalur pengaruh simultan variable X terhadap variable Y pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X = Komunikasi Vertikal

Y = Kinerja Pegawai

ε = Epsilon

Pyx = Pengaruh X terhadap Y

Py = Koefisien Jalur residu ke Y

d. Diagram Jalur Pengaruh Parsial Variabel X1 sampai dengan X8 terhadap

Y

Adapun jalur pengaruh parsial Variabel X1 sampai dengan X8 terhadap Y

dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

ε Pyε Pyx

(5)

68 Keterangan: X1 = Instruksi. X2 = Pengarahan X3 = Pemberian Informasi. X4 = Penilaian. X5 = Penanaman Ideologi. X6 = Pemberian Penghargaan. X7 = Pemberian Teguran.

X8 = Pemberian Insentif dan

Tunjangan. Y = Kinerja Pegawai. rX = Koefisien Korelasi. Pyx = Pengaruh X terhadap Y

Py = Koefisien Jalur residu ke Y

 = Variabel residu

HASIL PENELITIAN

1. Pengaruh komunikasi vertical terhadap kinerja pegawai

Dari hasil analisis korelasi Person, pengaruh langsug dari komunikasi vertical terhadap kinerja pegawai digambarkan seperti berikut:

X3 Y ε Pyε Pyx1 X1 X2 X4 Pyx2 Pyx3 X5 Pyx5 rx1x2 rx2x3 rx3x4 rx4x5 rx1x3 rx1x4 rx1x5 rx2x4 rx2x5 rx3x5 X6 X7 X8 Pyx4 Pyx6 Pyx7 Pyx8 rx5x6 rx6x7 rx7x8 rx1x8 rx1x7 rx2x8 rx1x6 rx2x6 rx2x7 rx2x8 rx3x6 rx3x7 rx3x8 rx4x6 rx4x7 rx4x8 rx5x7 rx5x8 rx6x8 X Y

ε

54,18% 4 5 ,8 2 %

(6)

69

Diagram diatas menunjukkan pengaruh langsung variabel X terhadap Y sebesar 54,18%,

sementara pengaruh langsung variabel lain () terhadap Y sebesar 45,82%.

2. Pengaruh dimensi-dimensi komunikasi vertical terhadap kinerja pegawai

Secara spesifik, besar pengaruh tiap-tiap dimensi komunikasi vertical terhadap kinerja vertical dapat dilihat pada diagram berikut.

Pada diagram terlihat bahwa dimensi pengarahan memiliki korelasi paling besar terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 25,45%. Dimensi kedua yang sangat memengaruhi kinerja pegawai adalah

pemberian informasi sebesar 16,04% diikuti dengan dimensi pemberian insentif dan tunjungan

memengaruhi kinerja pegawai pegawai sebesar 6,08%.

Tiga dimensi komunikasi vertical dengan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja pegawai berturut-turut yaitu penanaman ideologi (4,67%), pemberian penghargaan (1,53%), instruksi (1,22%), dan penilaian (0,84%). Sedangkan dimensi pemberian teguran memberikan pengaruh positif kinerja pegawai dilihat dari korelasinya yang bernilai negative yaitu sebesar -1,64%.

X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y

ε

1,2 2% 25,4 5% 16 ,04% 0,84% 4,67% 1,53% X7 X8 -1,6 4% 6,08 % 4 5 ,8 2 %

(7)

70 KESIMPULAN

Secara simultan komunikasi vertikal berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, dalam hal ini variabel komunikasi vertikal merupakan variabel yang sangat penting untuk memecahkan masalah kinerja yang meliputi kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap yang dilakukan dalam penyelesaian kerja dari pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung. Namun masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Secara parsial dimensi-dimensi komunikasi vertikal yang terdiri dari Instruksi, Pengarahan, Pemberian

Informasi, Penilaian, Penanaman Ideologi, Pemberian Penghargaan, Pemberian Teguran dan Pemberian Insentif dan Tunjangan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika

Kota Bandung. Namun hasil penelitian menunjukkan adanya variasi nilai yang tidak sama diantara dimensi-dimensi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga dimensi Komunikasi Vertikal yang menunjukkan pengaruh tidak positif terhadap Kinerja Pegawai yaitu dimensi: Instruksi, Penilaian dan Pemberian Teguran. Dimensi ini belum memberikan makna positif bagi peningkatan Kinerja Pegawai, mengingat rendahnya kemampuan pimpinan dalam menjalankan tugas. Sedangkan lima dimensi lainnya yaitu: Pengarahan, Pemberian Informasi, Penanaman Ideologi, Pemberian Penghargaan serta Pemberian Insentif dan Tunjangan telah menunjukkan pengaruh positif, karena pimpinan telah melaksanakan tugas dengan tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

SARAN

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut bagi peningkatan ilmu administrasi publik yang berkaitan dengan Komunikasi Vertikal dan Kinerja Pegawai, terutama yang terkait dengan variabel-variabel di luar variabel komunikasi vertikal.

Penelitian lanjutan diharapkan dapat mendukung hasil-hasil penelitian ini untuk memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu administrasi publik.

(8)

71

Adapun hal yang dapat dipertimbangkan dalam membuat kebijakan pada instansi terkait sebaiknya dilakukan upaya perencanaan strategis yang memuat petunjuk teknis dan adanya pedoman kerja bagi peningkatan komunikasi vertikal yang berkenaan dengan hubungan atasan dan bawahan. Guna pencapaian hasil kerja yang maksimal, sebaiknya Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung memiliki pedoman kerja yang berkaitan dengan teknis dan metode pengukuran kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.

(9)

72 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al-Rasid, Harun.1994. Analisis Jalur (path Analysis) Sebagai Sarana Stastika Dalam Analisis Kausal. Bandung : LP3ES Fakultas Ekonomi UNPAD

As’ad, Muhammad. 1995. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi. Yogyakarta: Librty. Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dharma, Agus. 1985. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali.

Effendy, Onong. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung: Alumni.

Handayaningrat, Soewarno. 1995. Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung agung. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UGM Press. Haryani, Sri. 2001. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: UPP AMIP YKPN.

Hasibuan, Malayu S. P. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Erlangga.

Henry, Nicholas. 1988. Administrasi Negara dan masalah-masalah Kenegaraan. Terjemahan : Luciana D.

Lontoh. Jakarta: Rajawali.

Iskandar. 2001. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Gramedia. Kasim, M. 1994. Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Erlangga.

Mahmudi, 2007. Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia Indonesia Nazir, Mohammad. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siagian, Sondang P. 1994. Pengembangan Sumber Daya Insani. Jakarta: Gunung Agung. Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suganda, Dann. 1995. Kapita Selekta Administrasi dan Pendapat Para Pakar. Jakarta: Arcan. Sugiono. 1992. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

(10)

Gambar

Diagram  diatas  menunjukkan  pengaruh  langsung  variabel  X  terhadap  Y  sebesar  54,18%,  sementara pengaruh langsung variabel lain () terhadap Y sebesar 45,82%

Referensi

Dokumen terkait

karena atas karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “ Pengaruh pengasuhan di taman pengasuhan anak (TPA) di Kecamatan Ungaran Barat terhadap

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT karena Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja

Masuknya tana- man cengkeh ke Desa Welala tidak serta merta menjadikan tanaman jambu mete di tinggalkan oleh masyarakat, akan tetapi masyarakat masih memiliki

b. Dokumen utama yang isinya sama untuk semua penerima c. Dokumen yang isinya khusus untuk masing-masing penerima.. Tempat atau kolom yang terdapat dalam suatu tabel untuk mengisikan

科系(英) Bachelor of Art(English) UPU/USM 代号 MA68 修读年数 3 年半 学习内容 此科系主要是学习英语文学。

Untuk dapat menjaring data dan informasi secara langsung mengenai kebutuhan sekolah dalam pengembangan model UPK berbasis Videografis ini, peneliti mengundang beberapa

Penelitian mengenai analisis gate to gate dengan metode eco indicator 99 (H) untuk pengukuran eko efisiensi di industri kecil dilakukan di Kampung Purwogondo,