PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA
Oleh:
Intan Sri Nancy P. Nainggolan NIM 4123131044
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK
BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA
Intan Sri Nancy P. Nainggolan (4123131044)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar, pengaruh model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa, serta perbedaan rataan nilai hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan bahan ajar Handout dan LKS dengan model pembelajaran yang berbeda. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan, yakni 7 kelas. Sampel diambil dengan 2 tahap, yaitu : sampel kelas diambil 4 kelas secara teknik sampling sederhana, selanjutnya sampel siswa diambil secara purposif 15 orang siswa dari setiap kelas yang relatif homogen statusnya. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2x2. Ada dua faktor yang diujicobakan yaitu faktor A: model pembelajaran yang terdiri dari 2 taraf, yaitu A1 = model pembelajaran TAI dan A2 = model pembelajaran learning cycle. Faktor B: bahan ajar yang terdiri dari 2 taraf, yaitu B1= bahan ajar handout dan B2 =bahan ajar LKS. Berdasarkan uji hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh Fhitung (AB) > Ftabel atau 14,59 > 4,00 artinya ada interaksi antara model
pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa dan Fhitung (A) dan
(B) > Ftabel artinya ada pengaruh model dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia
siswa di SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar menggunakan model TAI dengan bahan ajar LKS memiliki rataan hasil belajar kimia yang paling tinggi yaitu 88,4± 4,80. Sebaliknya, rataan hasil belajar kimia yang diajar dengan menggunakan model learning cycle dengan bahan ajar LKS memiliki rataan hasil belajar kimia yang paling rendah yaitu 77,06 ± 6,16. Selanjutnya, diperoleh bahwa rataan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan bahan ajar handout yang dikombinasikan dengan model learning cycle lebih tinggi dibandingkan dengan model TAI, yaitu 78,87± 6,32 dan 78,53± 6,22. Pada uji pengaruh sederhana sebaiknya bahan ajar LKS diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran TAI sedangkan bahan ajar handout diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle karena secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara rataan hasil belajar kimia siswa dengan model pembelajarn yang dikombinasikan dengan bahan ajar.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi
berjudul “Pengaruh Jenis Model Pembelajaran dan Bahan Ajar Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan Di Kelas XI SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Pasar Maulim Silitongga, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Bapak Dr. Simson
Tarigan, M.Pd, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si (Alm) dan Ibu Dra. Ani Sutiani,
M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si.,M.Si selaku dosen pembimbing
akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga
penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas
XI IPA SMA Negeri 15 MEDAN yang telah banyak membantu penulis selama
proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya
yang berjuang keras dalam mendidik serta mendoakan saya sehingga saya dapat
memperoleh gelar Sarjana. Untuk segala yang terbaik yang Mama dan Bapak
berikan buatku selama ini, untuk segala sesuatunya yang belum dapat terbalaskan
kebaikan kalian malaikat tak bersayapku. Ucapan terima kasih juga kepada abang,
kakak, dan adik terkasih. Bg Hadassah, Bg Lorenzo dan Kak Melda beserta kakak
v
yang di Manado semoga cepat lulus dari Fakultas Kedokteran dan terimakasih
juga buat si Pudan Yanti dan ponakan kecil kami Hadassah, Lorenzo dan Marteen.
Terimakasih kepada Opung boru dan terimakasih kepada seluruh keluarga.
Ucapan terimakasih juga kepada sepupu Jesika yang di Manado semoga juga
cepat kelar kuliahnya. Ucapan terima kasih juga sahabat terkasih Shinta dan
Marta, kepada Ana, Kak Sema, Novia, Sri, Ita teman se-PA dan se-PS, Judika,
Putsun,Yoana, Lila dan Meliana, terutama pada Helmi yang telah banyak
membantu dan terimakasih kepada seluruh teman2 Kimia Dik’C 2012 yang selalu
memberikan dukungan/ motivasi dan semangat serta doa.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi
saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan sains.
Medan, Juni 2016
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Batasan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Model Pembelajaran 7
2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif 9
2.1.2.1. Model Pembelajaran TAI 11
2.1.2.2. Model Pembelajaran LC 13
2.1.3. Bahan Ajar 16
2.1.3.1. Peranan Bahan Ajar 16
vii
2.1.3.3. Bahan Ajar Handout 18
2.1.3.4. Bahan Ajar LKS 19
2.1.4. Hakikat Belajar Kimia 21
2.1.5. Materi Ksp 23
2.2. Kerangka Konseptual 27
2.3. Hipotesis Penelitian 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29
3.3. Variabel Penelitian 30
3.4. Rancangan Penelitian 30
3.5. Instrumen Penelitian 31
3.6. Teknik Pengumpulan Data 32
3.7. Teknik Analisis Data 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 36
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 36
4.1.2. Hasil Uji Persyaratan Analisis 37
4.1.3. Hasil Uji Hipotesis 38
4.2. Pembahasan 41
4.2.1. Hipotesis 1 41
4.2.2. Hipotesis 2 43
4.2.3. Hipotesis 3 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 48
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tahap Learning Cycle 14
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 35
Gambar 4.1. Bentuk interaksi Faktor Jenis Model Pembelajaran
(Faktor A) dan Bahan Ajar (Faktor B) Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 10
Tabel 2.2. Peranan Bahan Ajar 17
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengaruh Model Pembelajaran dan
Bahan Ajar
30
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Kimia yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model dan
Bahan Ajar
37
Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Kimia yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model dan
Bahan Ajar
38
Tabel 4.3. Rataan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi
Kombinasi Perlakuan Model dan Bahan Ajar
39
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Analisis Ragam Hasil Belajar Kimia
Siswa yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model dan
Bahan Ajar
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner 49
Lampiran 2. Silabus 50
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 52
Lampiran 4a. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 83
Lampiran 4b. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 94
Lampiran 5a. Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 105
Lampiran 5b. Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 113
Lampiran 6a. Handout Pertemuan I 120
Lampiran 6b. Handout Pertemuan II 123
Lampiran 6c. Handout Pertemuan II 125
Lampiran 7a. LKS Pertemuan I 127
Lampiran 7b. LKS Pertemuan II 129
Lampiran 7c. LKS Pertemuan III 130
Lampiran 8a. Jawaban LKS Pertemuan I 132
Lampiran 8b. Jawaban LKS Pertemuan II 135
Lampiran 8c. Jawaban LKS Pertemuan III 138
Lampiran 9. Tabel Validitas Instrumen Tes 141
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Soal 142
Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 144
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soal 145
Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Soal 146
Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 149
Lampiran 15. Tabel Tingkat Daya Beda Soal 150
Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Daya Beda Soal 153
Lampiran 17. Data Hasil Penelitian 154
Lampiran 18. Uji Normalitas 155
Lampiran 19. Uji Homogenitas 158
xi
Lampiran 21. Tabel Nilai-nilai r Product Moment 170
Lampiran 22. Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat 171
Lampiran 23. Tabel Nilai-nilai untuk Distribusi F 172
Lampiran 24. Jadwal Penelitian 175
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran kimia menurut Dwi (2015) merupakan cabang ilmu
pengetahuan alam yang menyajikan fakta, teori, prinsip, dan hukum serta proses
kerja ilmiah. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup
tiga aspek utama yaitu produk, proses dan sikap ilmiah. Pada dasarnya, pelajaran
kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Akan tetapi, tidak sedikit
siswa yang menganggap bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit
dipahami, kurang menarik, dan membingungkan. Selanjutnya, Dwi (2015)
mengemukakan banyaknya konsep-konsep dalam pembelajaran kimia
menimbulkan anggapan bagi siswa bahwa kimia itu sulit. Salah satu materi kimia
yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu materi dalam kimia
yang memuat konsep serta hitungan. Materi ini sering kali membuat siswa merasa
kesulitan dalam penyelesaian soal-soal yang membutuhkan banyak pemahaman
konsep serta perhitungan. Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang
kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai konsep kimia, salah satu indikator
dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan implementasi belajar
yaitu lemahnya proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran yang
selama ini berlangsung kurang mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan
aktif mengembangkan pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru
(Dwi, 2015 ).
Kurnia (2014) mengemukakan bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar,
pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting untuk
membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya,
2
diterapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat menyebabkan
siswa cepat merasa bosan sehingga minat belajar terhadap materi yang
disampaikan menjadi rendah. Selain itu, siswa juga menjadi kurang kreatif dalam
memecahkan masalah, kurang aktif dalam partisipasi pembelajaran, serta kurang
memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain melalui diskusi
kelompok (Kurnia, 2014). Hal ini sesuai dengan hasil observasi berupa
wawancara di SMA Negeri 15 Medan, peneliti melakukan tanya jawab kepada
guru kimia dan beberapa siswa tentang pandangannya terhadap pelajaran kimia.
Berdasarkan arsip guru mata pelajaran kimia masih ada sebagian siswa yang
dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian dengan nilai KKM yang diterapkan
oleh sekolah yaitu 72. Pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, hanya 30%
yang mencapai nilai KKM, 20% mencapai nilai diatas KKM dan sebesar 50%
memperoleh nilai dibawah KKM yaitu dibawah nilai 72. Sedangkan pada
semester genap, hanya 15% siswa yang mencapai nilai diatas KKM, 30%
mencapai nilai KKM dan sisanya sebesar 55% tidak tuntas.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya dengan
memberikan metode pembelajaran yang lebih baik yang dapat membuat penyajian
materi kimia menjadi lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar. Setelah itu diharapkan siswa akan lebih tertarik
untuk mempelajari materi sehingga akan membantu siswa dalam memahami
materi. Menurut Liawati (2015) salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi
masalah ini adalah guru menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa ( inovatif) seperti: model pembelajaran Learning Cycle (LC), model
pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI). Hasil
penelitian, Fajaroh (2007) mengemukakan bahwa model Learning Cycle (LC)
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada materi kimia. Model
pembelajaran Learning Cycle (LC) memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif mengkonstruksi konsep dan mengembangkannya baik melalui interaksi fisik maupun sosial misalnya melalui kegiatan demonstrasi, diskusi, praktikum, tanya
jawab, dan problem solving. Penggunaan model Learning Cycle (LC)
3
tahun ajaran 2007/2008 di kelas XI SMAN 2 Temanggung Pada pokok bahasan
hasil kali kelarutan (Fajaroh, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liawati (2015) menyatakan bahwa
model pembelajaran TAI menjadikan siswa memiliki ketergantungan positif untuk
saling membantu dalam penguasaan materi pelajaran. Siswa berinteraksi dan
bekerjasama untuk saling membantu dalam belajar satu dengan yang lain. Di
dalam kelompok TAI, siswa yang berkemampuan tinggi membantu siswa yang
berkemampuan rendah. Selanjutnya, hasil penelitian Nurul (2014) menunjukkan
bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted
Individualization (TAI) dilengkapi Hand Out dapat meningkatkan kualitas proses
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan siklusI diperoleh persentase
keaktifan siswa sebesar 72,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,3%.
Prestasi belajar kognitif pada siklus I diperoleh presentase sebesar 55,8% dan
pada siklus II meningkat menjadi 79,4%. Sedangkan prestasi belajar afektif pada
siklus I diperoleh presentasesebesar 76,2% dan pada siklus II meningkat menjadi
82,1%.
Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni (2012) Peningkatan model
pembelajaran Learning Cycle (LC) dan LKS pada pokok bahasan hidrolisis garam
pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata post-test adalah 78,5 ± 6,91
dengan peningkatan hasil belajar 73% sedangkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata post-test
adalah 71,125 ± 5,94 dengan peningkatan hasil belajar 60,98%. Wahyuni (2012)
menyimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan
hidolisis garam meningkat. Selain model pembelajaran, bahan ajar memiliki
posisi penting dalam pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan ajar dalam beragam bentuknya dikategorikan
sebagai bagian dari media pembelajaran. Sebagai bagian dari media pembelajaran,
bahan ajar cetak di kategorikan menjadi modul, handout dan Lembar Kerja Siswa
(Majid, 2011). Walaupun penelitian tentang penerapan model pembelajaran dan
4
ini belum ada diteliti tentang bagaimana interaksi antara model pembelajaran yang
digunakan dengan bahan ajarnya khususnya pada materi Hasil Kali Kelarutan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : ‘Pengaruh Jenis Model Pembelajaran dan Bahan
Ajar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Kelarutan
Dan Hasil Kali Kelarutan Di Kelas XI SMA’.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup masalah dalam penelitian adalah penggunaan model
pembelajaran dan bahan ajar dan hubungannya dengan hasil belajar kimia siswa
di SMA.
1.3. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar terhadap
hasil belajar kimia?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia
siswa?
3. Apakah ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar siswa?
1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka disusun batasan
masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang dicobakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan model
pembelajaran Learning Cycle (LC), sedangkan bahan ajar yang digunakan
adalah Hand Out dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Materi yang diajarkan adalah Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
5 1.5. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan
bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap
hasil belajar kimia siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar
kimia siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang
akan diterapkan dan sesuai dengan bahan ajar yang tersedia.
2. Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan
minat belajarnya untuk lebih meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi guru lain
Sebagai bahan rujukan untuk diterapkan pada materi kimia lainnya dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.7. Defenisi Operasional
1. Dalam penelitian ini yang dimaksud handout adalah ringkasan materi yang
dibuat dalam bentuk catatan agar siswa dapat mengetahui sistematika
6
lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran,
petunjuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab siswa.
2. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai atau
45 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini,
maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil
belajar kimia siswa.
2. Penggunaan model pembelajaran TAI yang dikombinasikan dengan
penerapan bahan ajar LKS memberikan rataan hasil belajar kimia siswa
yang paling tinggi yaitu sebesar 88,4 ± 4,80. Sebaliknya, penggunaan
model pembelajaran learning cycle yang dikombinasikan dengan
penerapan bahan ajar LKS, memberikan rataan hasil belajar kimia siswa
yang paling rendah yaitu sebesar 77,06 ± 6,16. Penggunaan bahan ajar
handout akan lebih baik jika dikombinasikan dengan penerapan model
pembelajaran learning cycle.
3. Ada perbedaan secara signifikan rataan hasil belajar kimia siswa yang
menggunakan model TAI dan Learning Cycle baik untuk pengajaran
yang menggunakan handout dan LKS.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan
diatas, maka penulis menyarankan bagi guru dan calon guru dalam mengajarkan
materi kelarutann dan hasil kali kelarutan (KSP) sebaiknya menggunakan model
pembelajaran TAI yang dikombinasikan dengan penggunaan bahan ajar LKS.
Kombinasi model pembelajaran dengan bahan ajar handout dapat diterapkan
46
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan., (2011), Strategi Pembelajaran, Penerbit PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta.
Dimyanti dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Dwi,D., Hastuti,B., Redjeki,T., (2015), Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantuan Demonstrasi pada Materi Hidrolisis Garam di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, Jurnal Pendidikan Kimia 4(1):157-164.
Fajaroh, Nazriati., (2007), Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis dan Mikroskopis) Terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Kimia Siswa SMA. Jurnal Penelitian Kependidikan, (Online), (2). (http://lemlit.um.ac.id/wpcontent/uploads/2009/07/JurnalDesember2007.p df),dalam Ria Yuli Susanti 2012.
Hamdani., (2011), Strategi Belajar mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Medan.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.
Kurnia, D., Mulyani,B., Mulyani,S., (2014), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Problem Solving (CPS) Terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Matematik Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia 3(1):51-57.
Lestari, L., (2006), Keefektifan Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Bangun Segiempat pada Siswa Kelas VII Semester 2 di SMP Muhamadiyah Margasari Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. SETS,berorientasi konstruktivistik,Juournal of Innovative Scienceeducation 1:28-34.
47
Majid, Abdul., (2011), Perencanaan Pembelajaran, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Ngalimun., (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Novitaningrum, M.,Parmin., Pamelasari,SD., (2014), Pengembangan Handout IPA terpadu berbasis inkuiri pada tema mata untuk kelas IX siswa MTS Al-Islam, Unnes Science education journal 2 : 542-548.
Nugraha, AD., Binadja, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks bervisi Sumurejo, Journal of Innovative Science Education 3:27-34.
Nurul, LV., (2014), Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dilengkapi Hand Out untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA 4 SMAN Karanganyar, Jurnal Pendidikan Kimia 3(4):59-65.
Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Penerbit Kencana, Jakarta.
Purba, M., (2006), Kimia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rostianingrum, Hertina A., (2011), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung
Rusman., (2012). Model-model pembelajaran. Rajawali Pers, Jakarta.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Ar-Buzz Media, Yogyakarta.
Silitonga, PM., (2011), Metodologi Penelitian , FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, PM., (2014), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Suharsini, M., dan Saptarini, D. (2007). Kimia dan kecakapan hidup. Ganeca, Jakarta.
Sunardi., (2008), Kimia,Yrama Widya, Bandung.
Suprihatiningrum, J., (2013). Strategi pembelajaran. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
48
Sutaryono,S.R., Mulyani,S., Dwi ariani,S.R., (2014), Pembelajaran Kimia dengan Metode Talking Stick berbantuan Media Flash dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Materi Pokok Ikatan Kimia Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 Dayauhluhur T.A 2010/2011, JPK 3:121-128.
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Penerbit Prenada Media Group, Surabaya.