• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA

POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA

Oleh:

Intan Sri Nancy P. Nainggolan NIM 4123131044

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK

BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA

Intan Sri Nancy P. Nainggolan (4123131044)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar, pengaruh model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa, serta perbedaan rataan nilai hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan bahan ajar Handout dan LKS dengan model pembelajaran yang berbeda. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Medan, yakni 7 kelas. Sampel diambil dengan 2 tahap, yaitu : sampel kelas diambil 4 kelas secara teknik sampling sederhana, selanjutnya sampel siswa diambil secara purposif 15 orang siswa dari setiap kelas yang relatif homogen statusnya. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2x2. Ada dua faktor yang diujicobakan yaitu faktor A: model pembelajaran yang terdiri dari 2 taraf, yaitu A1 = model pembelajaran TAI dan A2 = model pembelajaran learning cycle. Faktor B: bahan ajar yang terdiri dari 2 taraf, yaitu B1= bahan ajar handout dan B2 =bahan ajar LKS. Berdasarkan uji hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh Fhitung (AB) > Ftabel atau 14,59 > 4,00 artinya ada interaksi antara model

pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa dan Fhitung (A) dan

(B) > Ftabel artinya ada pengaruh model dan bahan ajar terhadap hasil belajar kimia

siswa di SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar menggunakan model TAI dengan bahan ajar LKS memiliki rataan hasil belajar kimia yang paling tinggi yaitu 88,4± 4,80. Sebaliknya, rataan hasil belajar kimia yang diajar dengan menggunakan model learning cycle dengan bahan ajar LKS memiliki rataan hasil belajar kimia yang paling rendah yaitu 77,06 ± 6,16. Selanjutnya, diperoleh bahwa rataan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan bahan ajar handout yang dikombinasikan dengan model learning cycle lebih tinggi dibandingkan dengan model TAI, yaitu 78,87± 6,32 dan 78,53± 6,22. Pada uji pengaruh sederhana sebaiknya bahan ajar LKS diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran TAI sedangkan bahan ajar handout diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle karena secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara rataan hasil belajar kimia siswa dengan model pembelajarn yang dikombinasikan dengan bahan ajar.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala

berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi

berjudul “Pengaruh Jenis Model Pembelajaran dan Bahan Ajar Terhadap

Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali

Kelarutan Di Kelas XI SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Drs. Pasar Maulim Silitongga, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Bapak Dr. Simson

Tarigan, M.Pd, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si (Alm) dan Ibu Dra. Ani Sutiani,

M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran

mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih

disampaikan kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si.,M.Si selaku dosen pembimbing

akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai

Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga

penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas

XI IPA SMA Negeri 15 MEDAN yang telah banyak membantu penulis selama

proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya

yang berjuang keras dalam mendidik serta mendoakan saya sehingga saya dapat

memperoleh gelar Sarjana. Untuk segala yang terbaik yang Mama dan Bapak

berikan buatku selama ini, untuk segala sesuatunya yang belum dapat terbalaskan

kebaikan kalian malaikat tak bersayapku. Ucapan terima kasih juga kepada abang,

kakak, dan adik terkasih. Bg Hadassah, Bg Lorenzo dan Kak Melda beserta kakak

(5)

v

yang di Manado semoga cepat lulus dari Fakultas Kedokteran dan terimakasih

juga buat si Pudan Yanti dan ponakan kecil kami Hadassah, Lorenzo dan Marteen.

Terimakasih kepada Opung boru dan terimakasih kepada seluruh keluarga.

Ucapan terimakasih juga kepada sepupu Jesika yang di Manado semoga juga

cepat kelar kuliahnya. Ucapan terima kasih juga sahabat terkasih Shinta dan

Marta, kepada Ana, Kak Sema, Novia, Sri, Ita teman se-PA dan se-PS, Judika,

Putsun,Yoana, Lila dan Meliana, terutama pada Helmi yang telah banyak

membantu dan terimakasih kepada seluruh teman2 Kimia Dik’C 2012 yang selalu

memberikan dukungan/ motivasi dan semangat serta doa.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi

saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu

pendidikan sains.

Medan, Juni 2016

Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Ruang Lingkup 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Batasan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Model Pembelajaran 7

2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif 9

2.1.2.1. Model Pembelajaran TAI 11

2.1.2.2. Model Pembelajaran LC 13

2.1.3. Bahan Ajar 16

2.1.3.1. Peranan Bahan Ajar 16

(7)

vii

2.1.3.3. Bahan Ajar Handout 18

2.1.3.4. Bahan Ajar LKS 19

2.1.4. Hakikat Belajar Kimia 21

2.1.5. Materi Ksp 23

2.2. Kerangka Konseptual 27

2.3. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29

3.3. Variabel Penelitian 30

3.4. Rancangan Penelitian 30

3.5. Instrumen Penelitian 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data 32

3.7. Teknik Analisis Data 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 36

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 36

4.1.2. Hasil Uji Persyaratan Analisis 37

4.1.3. Hasil Uji Hipotesis 38

4.2. Pembahasan 41

4.2.1. Hipotesis 1 41

4.2.2. Hipotesis 2 43

4.2.3. Hipotesis 3 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 45

5.2. Saran 48

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tahap Learning Cycle 14

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 35

Gambar 4.1. Bentuk interaksi Faktor Jenis Model Pembelajaran

(Faktor A) dan Bahan Ajar (Faktor B) Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 10

Tabel 2.2. Peranan Bahan Ajar 17

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengaruh Model Pembelajaran dan

Bahan Ajar

30

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Kimia yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model dan

Bahan Ajar

37

Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

Kimia yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model dan

Bahan Ajar

38

Tabel 4.3. Rataan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Diberi

Kombinasi Perlakuan Model dan Bahan Ajar

39

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Analisis Ragam Hasil Belajar Kimia

Siswa yang Diberi Kombinasi Perlakuan Model dan

Bahan Ajar

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner 49

Lampiran 2. Silabus 50

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 52

Lampiran 4a. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 83

Lampiran 4b. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 94

Lampiran 5a. Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 105

Lampiran 5b. Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 113

Lampiran 6a. Handout Pertemuan I 120

Lampiran 6b. Handout Pertemuan II 123

Lampiran 6c. Handout Pertemuan II 125

Lampiran 7a. LKS Pertemuan I 127

Lampiran 7b. LKS Pertemuan II 129

Lampiran 7c. LKS Pertemuan III 130

Lampiran 8a. Jawaban LKS Pertemuan I 132

Lampiran 8b. Jawaban LKS Pertemuan II 135

Lampiran 8c. Jawaban LKS Pertemuan III 138

Lampiran 9. Tabel Validitas Instrumen Tes 141

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Soal 142

Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 144

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soal 145

Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Soal 146

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 149

Lampiran 15. Tabel Tingkat Daya Beda Soal 150

Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Daya Beda Soal 153

Lampiran 17. Data Hasil Penelitian 154

Lampiran 18. Uji Normalitas 155

Lampiran 19. Uji Homogenitas 158

(11)

xi

Lampiran 21. Tabel Nilai-nilai r Product Moment 170

Lampiran 22. Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat 171

Lampiran 23. Tabel Nilai-nilai untuk Distribusi F 172

Lampiran 24. Jadwal Penelitian 175

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran kimia menurut Dwi (2015) merupakan cabang ilmu

pengetahuan alam yang menyajikan fakta, teori, prinsip, dan hukum serta proses

kerja ilmiah. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup

tiga aspek utama yaitu produk, proses dan sikap ilmiah. Pada dasarnya, pelajaran

kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Akan tetapi, tidak sedikit

siswa yang menganggap bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit

dipahami, kurang menarik, dan membingungkan. Selanjutnya, Dwi (2015)

mengemukakan banyaknya konsep-konsep dalam pembelajaran kimia

menimbulkan anggapan bagi siswa bahwa kimia itu sulit. Salah satu materi kimia

yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu materi dalam kimia

yang memuat konsep serta hitungan. Materi ini sering kali membuat siswa merasa

kesulitan dalam penyelesaian soal-soal yang membutuhkan banyak pemahaman

konsep serta perhitungan. Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang

kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai konsep kimia, salah satu indikator

dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan implementasi belajar

yaitu lemahnya proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran yang

selama ini berlangsung kurang mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan

aktif mengembangkan pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru

(Dwi, 2015 ).

Kurnia (2014) mengemukakan bahwa di dalam kegiatan belajar mengajar,

pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting untuk

membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya,

(13)

2

diterapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat menyebabkan

siswa cepat merasa bosan sehingga minat belajar terhadap materi yang

disampaikan menjadi rendah. Selain itu, siswa juga menjadi kurang kreatif dalam

memecahkan masalah, kurang aktif dalam partisipasi pembelajaran, serta kurang

memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain melalui diskusi

kelompok (Kurnia, 2014). Hal ini sesuai dengan hasil observasi berupa

wawancara di SMA Negeri 15 Medan, peneliti melakukan tanya jawab kepada

guru kimia dan beberapa siswa tentang pandangannya terhadap pelajaran kimia.

Berdasarkan arsip guru mata pelajaran kimia masih ada sebagian siswa yang

dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian dengan nilai KKM yang diterapkan

oleh sekolah yaitu 72. Pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, hanya 30%

yang mencapai nilai KKM, 20% mencapai nilai diatas KKM dan sebesar 50%

memperoleh nilai dibawah KKM yaitu dibawah nilai 72. Sedangkan pada

semester genap, hanya 15% siswa yang mencapai nilai diatas KKM, 30%

mencapai nilai KKM dan sisanya sebesar 55% tidak tuntas.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya dengan

memberikan metode pembelajaran yang lebih baik yang dapat membuat penyajian

materi kimia menjadi lebih menarik dan membuat siswa lebih aktif berpartisipasi

dalam proses belajar mengajar. Setelah itu diharapkan siswa akan lebih tertarik

untuk mempelajari materi sehingga akan membantu siswa dalam memahami

materi. Menurut Liawati (2015) salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi

masalah ini adalah guru menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada

siswa ( inovatif) seperti: model pembelajaran Learning Cycle (LC), model

pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI). Hasil

penelitian, Fajaroh (2007) mengemukakan bahwa model Learning Cycle (LC)

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada materi kimia. Model

pembelajaran Learning Cycle (LC) memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif mengkonstruksi konsep dan mengembangkannya baik melalui interaksi fisik maupun sosial misalnya melalui kegiatan demonstrasi, diskusi, praktikum, tanya

jawab, dan problem solving. Penggunaan model Learning Cycle (LC)

(14)

3

tahun ajaran 2007/2008 di kelas XI SMAN 2 Temanggung Pada pokok bahasan

hasil kali kelarutan (Fajaroh, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liawati (2015) menyatakan bahwa

model pembelajaran TAI menjadikan siswa memiliki ketergantungan positif untuk

saling membantu dalam penguasaan materi pelajaran. Siswa berinteraksi dan

bekerjasama untuk saling membantu dalam belajar satu dengan yang lain. Di

dalam kelompok TAI, siswa yang berkemampuan tinggi membantu siswa yang

berkemampuan rendah. Selanjutnya, hasil penelitian Nurul (2014) menunjukkan

bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) dilengkapi Hand Out dapat meningkatkan kualitas proses

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan siklusI diperoleh persentase

keaktifan siswa sebesar 72,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,3%.

Prestasi belajar kognitif pada siklus I diperoleh presentase sebesar 55,8% dan

pada siklus II meningkat menjadi 79,4%. Sedangkan prestasi belajar afektif pada

siklus I diperoleh presentasesebesar 76,2% dan pada siklus II meningkat menjadi

82,1%.

Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni (2012) Peningkatan model

pembelajaran Learning Cycle (LC) dan LKS pada pokok bahasan hidrolisis garam

pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata post-test adalah 78,5 ± 6,91

dengan peningkatan hasil belajar 73% sedangkan dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata post-test

adalah 71,125 ± 5,94 dengan peningkatan hasil belajar 60,98%. Wahyuni (2012)

menyimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan

hidolisis garam meningkat. Selain model pembelajaran, bahan ajar memiliki

posisi penting dalam pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar di kelas. Bahan ajar dalam beragam bentuknya dikategorikan

sebagai bagian dari media pembelajaran. Sebagai bagian dari media pembelajaran,

bahan ajar cetak di kategorikan menjadi modul, handout dan Lembar Kerja Siswa

(Majid, 2011). Walaupun penelitian tentang penerapan model pembelajaran dan

(15)

4

ini belum ada diteliti tentang bagaimana interaksi antara model pembelajaran yang

digunakan dengan bahan ajarnya khususnya pada materi Hasil Kali Kelarutan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : ‘Pengaruh Jenis Model Pembelajaran dan Bahan

Ajar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Kelarutan

Dan Hasil Kali Kelarutan Di Kelas XI SMA’.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup masalah dalam penelitian adalah penggunaan model

pembelajaran dan bahan ajar dan hubungannya dengan hasil belajar kimia siswa

di SMA.

1.3. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar terhadap

hasil belajar kimia?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia

siswa?

3. Apakah ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar siswa?

1.4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka disusun batasan

masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang dicobakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan model

pembelajaran Learning Cycle (LC), sedangkan bahan ajar yang digunakan

adalah Hand Out dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Materi yang diajarkan adalah Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

(16)

5 1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan

bahan ajar terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap

hasil belajar kimia siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh bahan ajar terhadap hasil belajar

kimia siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang

akan diterapkan dan sesuai dengan bahan ajar yang tersedia.

2. Bagi siswa

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan

minat belajarnya untuk lebih meningkatkan prestasi belajar.

3. Bagi guru lain

Sebagai bahan rujukan untuk diterapkan pada materi kimia lainnya dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan

pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Defenisi Operasional

1. Dalam penelitian ini yang dimaksud handout adalah ringkasan materi yang

dibuat dalam bentuk catatan agar siswa dapat mengetahui sistematika

(17)

6

lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran,

petunjuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan

yang harus dijawab siswa.

2. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai atau

(18)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini,

maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada interaksi antara model pembelajaran dan bahan ajar terhadap hasil

belajar kimia siswa.

2. Penggunaan model pembelajaran TAI yang dikombinasikan dengan

penerapan bahan ajar LKS memberikan rataan hasil belajar kimia siswa

yang paling tinggi yaitu sebesar 88,4 ± 4,80. Sebaliknya, penggunaan

model pembelajaran learning cycle yang dikombinasikan dengan

penerapan bahan ajar LKS, memberikan rataan hasil belajar kimia siswa

yang paling rendah yaitu sebesar 77,06 ± 6,16. Penggunaan bahan ajar

handout akan lebih baik jika dikombinasikan dengan penerapan model

pembelajaran learning cycle.

3. Ada perbedaan secara signifikan rataan hasil belajar kimia siswa yang

menggunakan model TAI dan Learning Cycle baik untuk pengajaran

yang menggunakan handout dan LKS.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis menyarankan bagi guru dan calon guru dalam mengajarkan

materi kelarutann dan hasil kali kelarutan (KSP) sebaiknya menggunakan model

pembelajaran TAI yang dikombinasikan dengan penggunaan bahan ajar LKS.

Kombinasi model pembelajaran dengan bahan ajar handout dapat diterapkan

(19)

46

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan., (2011), Strategi Pembelajaran, Penerbit PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta.

Dimyanti dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Dwi,D., Hastuti,B., Redjeki,T., (2015), Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantuan Demonstrasi pada Materi Hidrolisis Garam di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, Jurnal Pendidikan Kimia 4(1):157-164.

Fajaroh, Nazriati., (2007), Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis dan Mikroskopis) Terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Kimia Siswa SMA. Jurnal Penelitian Kependidikan, (Online), (2). (http://lemlit.um.ac.id/wpcontent/uploads/2009/07/JurnalDesember2007.p df),dalam Ria Yuli Susanti 2012.

Hamdani., (2011), Strategi Belajar mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Medan.

Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Kurnia, D., Mulyani,B., Mulyani,S., (2014), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Problem Solving (CPS) Terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Matematik Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia 3(1):51-57.

Lestari, L., (2006), Keefektifan Pembelajaran dengan Penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Bangun Segiempat pada Siswa Kelas VII Semester 2 di SMP Muhamadiyah Margasari Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2005/2006. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. SETS,berorientasi konstruktivistik,Juournal of Innovative Scienceeducation 1:28-34.

(20)

47

Majid, Abdul., (2011), Perencanaan Pembelajaran, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ngalimun., (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Novitaningrum, M.,Parmin., Pamelasari,SD., (2014), Pengembangan Handout IPA terpadu berbasis inkuiri pada tema mata untuk kelas IX siswa MTS Al-Islam, Unnes Science education journal 2 : 542-548.

Nugraha, AD., Binadja, A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks bervisi Sumurejo, Journal of Innovative Science Education 3:27-34.

Nurul, LV., (2014), Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dilengkapi Hand Out untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA 4 SMAN Karanganyar, Jurnal Pendidikan Kimia 3(4):59-65.

Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Penerbit Kencana, Jakarta.

Purba, M., (2006), Kimia, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rostianingrum, Hertina A., (2011), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA, Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung

Rusman., (2012). Model-model pembelajaran. Rajawali Pers, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Ar-Buzz Media, Yogyakarta.

Silitonga, PM., (2011), Metodologi Penelitian , FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Silitonga, PM., (2014), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Suharsini, M., dan Saptarini, D. (2007). Kimia dan kecakapan hidup. Ganeca, Jakarta.

Sunardi., (2008), Kimia,Yrama Widya, Bandung.

Suprihatiningrum, J., (2013). Strategi pembelajaran. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

(21)

48

Sutaryono,S.R., Mulyani,S., Dwi ariani,S.R., (2014), Pembelajaran Kimia dengan Metode Talking Stick berbantuan Media Flash dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Materi Pokok Ikatan Kimia Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 Dayauhluhur T.A 2010/2011, JPK 3:121-128.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Penerbit Prenada Media Group, Surabaya.

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel 2.1.
Tabel Validitas Instrumen Tes
Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan uji daya hasil di daerah endemik penyakit blas diperoleh hasil semua galur padi gogo hasil kultur antera yang diuji memiliki hasil yang lebih rendah dari

Pada saat periode ini nelayan yang menangkap ikan tembang tidak melakukan operasi penangkapan karena pada saat bulan terang ikan–ikan pelagis kecil seperti tembang yang

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 62 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu ditetapkan Peraturan

Meja dan kursi belajar yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran antropometri siswa, maksud penyesuaian ini untuk mencegah terjadinya kelelahan pada siswa sehingga efektifitas

Beberapa sistem (contoh: TOPS- 20) memungkinkan seorang pengguna untuk memasukkaan sebuah kata kunci dengan suatu subdirektori untuk menghadapi masalah ini, bukan dengan satu

Sistem Informasi servis sepeda motor pada Yamaha Mataram Sakti Mayong Jepara berbasis Web merupakan salah satu sistem yang dapat diterapkan di dealer Yamaha Mataram Sakti

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran PKn pada siswa kelas VII G SMP Negeri 5 Karanganyar Kabupaten

“ Prediksi Nilai Jari-jari Pipa Berundak Berdasarkan Input Impulse Respon (IIR) dengan Menggunakan Matlab “ adalah hasil kerja saya dan sepengetahuan saya