• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VIII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

91

VIII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

8. Analisis Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan

Hasil identifikasi PT Agrindo Surya Graha terhadap lingkungan eksternal dan internal digunakan untuk menyusun matriks External Faktor Evaluation (EFE) dan matriks Internal Faktor Evaluation (IFE). Setelah diidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal, kemudian dilakukan analisis terhadap peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dapat memberikan pengaruh strategi yang dijalankan perusahaan.

8.1. Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan PT Agrindo Surya Graha. Pengelompokan faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 26. Faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PT Agrindo Surya Graha sebagai berikut : a. Kebijakan pemerintah ”Go Organik”, merupakan tindakan penyelamatan

lingkungan dari kerusakan yang lebih parah. Kebijakan ini memberikan perubahan dalam pengolahan dan perlakuan terhadap sumber daya alam yang ada. Sektor pertanian termasuk juga dalam perubahan seperti penggunaan pupuk anorganik menjadi pupuk organik yang lebih ramah lingkungan. Hal ini untuk membantu mencegah kerusakan tanah yang lebih parah akibat penggunaan pupuk kimia atau anorganik. Go Organik juga memberikan dampak efisiensi produksi dalam pertanian dalam penekanan biaya produksi yang diakibatkan harga pupuk kimia yang semakin melambung tinggi.

b. Sektor pertanian dan perkebunan yang masih mendominasi dalam lapangan pekerjaan di indonesia. Indonesia yang merupakan negara agraris yang masih memerlukan pupuk sebagai salah satu faktor produksinya. Melihat hal ini, pupuk masih memiliki peluang cukup besar sebagai salah satu unit usaha yang prospektif di indonesia.

c. Kenaikan harga pupuk kimia atau anorganik yang terus melambung tinggi. Untuk memproduksi pupuk kimia memerlukan bahan baku yang harus diimpor dari luar negeri. Kenaikan dolar memberikan dampak kenaikan harga

(2)

92 bahan baku kimia, sehingga membuat harga jual pupuk kimia melambung tinggi di pasar.

d. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak merupakan pengaruh lingkungan eksternal yang cukup besar. Karena produksi pupuk organik masih menggunakan bahan bakar minyak seperti solar. Kenaikan harga solar akan membuat kenaikan harga produksi pupuk organik.

e. Kondisi pasar yang terbuka, dengan peraturan pemerintah melalui Mentri Pertanian No.2/pert/hk.060/2/2006 mengenai pengadaan pupuk organik dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum. ini membuka peluang bagi pengusaha pupuk organik untuk memproduksi dan menjual ke pasar.

f. Produk sejenis dari wilayah lain merupakaan ancaman bagi usaha ini. Mendirikan usaha pupuk organik dapat dikatakan cukup mudah. Karena di dalam usaha produksi pupuk organik memiliki proses produksi yang tidak terlalu rumit, bahan baku mudah didapat, mesin yang diperlukan cukup mudah dan melatih tenaga kerjanya cukup mudah.

g. Isu-isu antrak pada kompos merupakan ancaman bagi usaha pupuk organik. Hal ini di karena bahan baku pupuk organik berasal dari kompos kering. Jika isu ini semakin besar dan merebak pada masyarakat petani maka banyak petani yang tidak akan menggunakan pupuk organik.

h. Perkembangan teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan. Kemajuan teknologi pada alat komunikasi, media informasi dan perkembangan teknologi mesin memberikan kemudahan perusahaan untuk berkembang secara efektif dan efisien. Informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. Mesin diperlukan untuk produksi dapat membantu proses produksi yang lebih baik. Kemudaian akses bahan baku lebih mudah dengan adanya alat komunikasi. Perkembangan produk dan pemasaran dapat diakses dengan internet. Dengan hal ini perusahaan mampu menigkatkan kerja sama dengan para pemasok, sesama produsen dan konsumen.

i. Permintaan pupuk organik yang terus meningkat seiring dengan melambungnya harga pupuk anorganik dan disertai kebijakan pemerintah dalam penggunaan pupuk organik dalam pertanian. Ini merupakan peluang

(3)

93 bagi perusahaan untuk menjalankan usaha ini dan bersaing dengan produk yang ada.

j. Ketersediaan kredit usaha yang terbuka lebar dari lembaga keuangan merupakan peluang bagi perusahaan. Untuk mendirikan usaha pabrik pupuk organik memerlukan modal yang cukup besar. Dengan adanya lembaga keuangan yang terbuka lebar memberikan angin segar bagi para pengusaha untuk memenuhi kekurangan biaya investasi pada usah pupuk organik.

k. Situasi pertahanan dan keamanan yang tidak stabil akibat perubahan politik yang akan berpengaruh pada kebijakan. Perubahan kebijakan dapat membuat ancaman pada usaha ini. Disamping itu dengan maraknya pemilu, isu-isu dan demo dikalangan masyarakat, membuat pelaku usaha lebih waspada. Perusahaan akan mengalami ganguan dalam pendistribusian dan pemasokan bahan baku. Penjualan produk pun tidak dapat optimal, hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan.

Tabel 26. Peluang dan Ancaman Pada PT Agrindo Surya Graha

Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Ekonomi Ketersediaan kredit usaha Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak

Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Permintaan pupuk organik yang meningkat

Isu-isu virus antraks pada kompos Sektor pertanian dan

perkebunan cukup mendominasi sebagai pendapatan dan lapangan kerja di indonesia

Politik, Hukum, dan Pemerintah

Kebijakan pemerintah Go Organik

Situasi keamanan dan pertahanan yang dipengaruhi situasi perubahan politik yang berpengaruh pada kebijakan

Kondisi Pasar yang terbuka untuk perorangan &

perusahaan

Teknologi

Perkembangan teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi produksi seperti mesin-mesin

(4)

94

8.2. Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Analisis faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Ada beberapa variabel kekuatan dan kelemahan dari PT Agrindo Surya Graha. Melalui hasil wawancara dan pengisian kuesioner dari pihak terkait seperti pemilik/pimpinan perusahaan dan kepala Operasional, didapat faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

1. Komunikasi yang terjalin dengan baik dari pimpinan perusahaan sampai ke pagawai buruh perusahaan. Ini merupakan kekuatan yang sangat penting pada perusahaan ini. Dengan komunikasi yang baik didasari kepercayaan dan kekeluargaan mampu memberikan kerjasama yang solid. Setiap kendala mampu dipecahkan secara mudah.

2. Memiliki jaringan luas dan hubungan yang baik terhadap pemasok bahan baku. Ini merupakan kekuatan yang dimiliki perusahaan PT Agrindo Surya Graha. Dengan adanya kekuatan ini, maka perusahaan akan mudah menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku dari pemasok.

3. Kemampuan sumber daya manusia pada lingkungan PT Agrindo Surya Graha masih termasuk kelemahan perusahaan. Hal ini disebabkan tenaga kerja pada level buruh belum terlatih secara baik. Ini menyebabkan target produksi dan standarisasi produk belum dapat tercapai sesuai keinginan management. 4. Saluran penjualan produk dan pembelian bahan baku dilakukan dengan sistem

direct selling. Hal ini dapat membuat saluran distribusi semakin pendek, ini kekuatan bagi perusahaan. Dengan sistem ini perputaran uang dan produk semakin cepat dan jelas serta mampu menekan biaya distribusi pada perusahaan.

5. PT Agrindo Surya Graha mendirikan usaha dengan modal berasal dari para pemilik usaha. Dari total biaya investasi dan operasional selama 1 tahun seluruhnya ditanggung oleh pemegang saham. Ketersediaan modal yang tercukupi memang menjadi kekuatan PT Agrindo Surya Graha. Ini adalah kekuatan bagi perusahaan.

6. Perusahaan tidak memiliki sarana trasportasi yang memadai. Terutama kendaraan truk atau pick up untuk pengangkutan bahan baku dan produk.

(5)

95 Untuk saat ini sebagian produk langsung dijual dan dibawa sendiri oleh para pembeli dari lokasi pabrik. Untuk bahan baku langsung dihargai sampai di lokasi pabrik. Ini adalah kelemahan perusahaan yang perlu diatasi. Sarana transportasi seperti kendaran truk atau pick up sangat diperlukan untuk memudahkan pendistribusian bahan baku dan produk jangka waktu yang akan datang.

7. Sumber daya manusia pada PT Agrindo Surya Graha memiliki jabatan rangkap. Hal ini terlihat pada pemilik perusahaan atau pemegang saham merangkap menjadi Direksi perusahaan baik di perusahaan PT Agrindo Surya Graha ataupun di perusahaan lain . Ini merupakan kelemahan bagi perusahaan karena dapat menyebabkan ketidakfokusan para Direksi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

8. Kualitas produk yang terjaga setiap produksi merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Untuk perusahaan PT Agrindo Surya Graha ini merupakan kelemahan, karena produk yang dihasilkan belum dapat dijaga kualitasnya secara merata pada setiap produksinya. Faktor SDM dan kualiti kontrol yang belum terlaksana dengan baik, membuat produk yang dihasilkan belum terjaga dengan baik kualitasnya.

9. Tidak ada Management Qualiti Control dalam proses produksi pupuk organik PT Agrindo Surya Graha. Ini merupakan kelemahan perusahan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

10. Bentuk perusahaan yang sudah berbadan hukum Perseroan Terbatas merupakan kekuatan bagi perusahaan PT Agrindo Surya Graha. Dengan berbadan hukum maka pihak perusahaan akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dapat bekerja sama dengan perusahaan lain dalam lelang tender dan proyek besar dari produk pertanian terutama usaha pupuk organik ini.

11. Sarana penggunaan teknologi mesin produksi masih cukup sederhana dibandingkan perusahaan lain. Ini merupakan kelemahan bagi PT Agrindo Surya Graha. Dengan menggunakan teknologi mesin yang canggih akan memberikan pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

(6)

96 12. Data pencatatan keuangan perusahaan sudah tercatat dengan baik dengan menggunakan jasa akuntan. Ini merupakan kekuatan bagi perusahaan untuk memonitoring pendapatan dan beban biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dengan hal ini perusahaan dapat menghitung keuntungan dan melihat secara jelas posisi perkembangan perusahaan pada usaha yang dijalankan.

13. Tidak ada alokasi dana untuk promosi produk pada usaha pupuk organik ini. Karena usaha ini baru dibangun, pihak managment belum mampu melakukan promosi. Ini adalah kelamahan perusahaan. Perusahaan masih terfokus pada target produksi yang sudah terencana sesuai perjanjian kerja sama kepada perusahaan rekanan lainnya.

14. PT Agrindo Surya Graha memiliki kemasan produk yang sudah cukup baik dan rapih. Menjadi kekuatan bagi perusahaan, karena dengan adanya kemasan dan merek dagang produk maka dapat menjadi pencitraan yang menarik bagi konsumen.

15. Lokasi pabrik yang strategis merupakan kekuatan perusahaan. Lokasi strategis mampu menekan biaya dan memudahkan perusahaan dalam pasokan bahan baku serta pendistribusian produk ke pasaran.

16. Jenis produk pupuk organik yang dihasilkan PT Agrindo Surya Graha masih sedikit. Perusahaan hanya mampu memproduksi pupuk organik dengan perbedaan bentuk partikel. Untuk produk yang lebih spesifikasi perbedaanya belum dapat dihasilkan perusahaan. Ini menjadi kelemahan perusahaan, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan pupuk organik semakin bervariasi dalam bentuk dan jenisnya. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang beragam tersebut perusahaan belum mampu.

(7)

97 Tabel 27. Kekuatan dan Kelemahan Pada PT Agrindo Surya Graha

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Manajemen

Komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan

Rangkap jabatan pada Perusahaan.

Memiliki jaringan yang luas terhadap pemasok bahan baku

Kemampuan SDM produksi yang masih lemah

Sudah berbadan hukum Perseroan Terbatas

Belum memiliki managemen Quality Control

Pemasaran

Saluran distribusi yang pendek dan cepat dengan sistem

penjualan direct selling

Belum dilakukan promosi karena tidak ada alokasi dana untuk Promosi

Keuangan/akuntansi

Modal usaha yang tercukupi.

Data pencatatan keuangan tercatat dengan baik dan akurat

Produksi/operasi

Kemasan produk sudah cukup baik dan rapih

Kualitas yang belum terjaga dengan baik secara kontiniu. Lokasi pabrik strategis

sehingga memudahkan operasi

pendistribuasian produk dan supply bahan baku

Belum memiliki sarana transportasi yang memadai

Menggunakan teknologi mesin sederhana

Jenis produk yang dihasilkan masih sedikit

(8)

98

8.3. Tahap Masukan (Input Stage)

Tahap masukan terdiri dari dua matriks yaitu EFE (External Faktor Evaluation) dan IFE (Internal Faktor Evaluation). Ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal.

8.3.1. Matriks EFE (External Faktor Evaluation)

Berdasarkan hasil dari identifikasi terhadap faktor-faktor strategis eksternal PT Agrindo Surya Graha diperoleh peluang (opportunities) dan ancaman (threats) mempengaruhi terhadap usaha produksi pupuk organik. Faktor-faktor strategis eksternal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden dari Pemilik Usaha, Kepala Operasional Produksi dan Pesaing.

Setelah ditentukan faktor-faktor strategis eksternal pada PT Agrindo Surya Graha, kemudian dilakukan pembobotan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired comparison matrix) untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel eksternal. Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan hasil rata-rata dari tiga responden yang dipilih. Pemberian peringkat (rating) dilakukan oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari tiga responden, perhitungannya terdapat pada Lampiran 13. Nilai tertimbang merupakan hasil kali antara bobot dengan peringkat. Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 28.

(9)

99 Tabel 28. Matriks EFE (External Faktor Evaluation)

Faktor Stratregis Eksternal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Peluang (Opportunities)

A. Ketersediaan kredit usaha 0,105 3 0,314 B. Permintaan pupuk organik yang

meningkat

0,086 4 0,345

C. Sektor pertanian dan perkebunan cukup mendominasi sebagai pendapatan dan lapangan kerja di indonesia

0,068 4 0,273

D. Kebijakan pemerintah Go Organik 0,118 4 0,473 E. Kondisi Pasar yang terbuka untuk

perorangan & perusahaan

0,082 4 0,327

F. Perkembangan teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi produksi seperti mesin-mesin

0,091 4 0,364

G. Harga pupuk kimia naik 0,082 4 0,327

Ancaman (Threats)

H. Kenaikan harga Bahan Bakar

Minyak 0,109 2 0,218

I. Isu-isu virus antraks pada kompos 0,059 2 0,118 J. Situasi keamanan dan pertahanan

yang dipengaruhi situasi perubahan politik yang berpengaruh pada kebijakan

0,077 2 0,155

K. Adanya produk sejenis dari daerah

lain 0,123 2 0,245

Total 1,00 3,159

Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks EFE, faktor strategis yang sebagai peluang terbesar dan paling berpengaruh bagi pada usaha pupuk organik PT Agrindo Surya Graha adalah adanya kebijakan pemerintah Go Organik dalam sektor pertanian. Poin yang dimiliki pada peluang tersebut adalah 0,473. Kebijakan pemerintah yang tertuang pada peraturan pemerintah pada sektor pertanian Go Organik tahun 2010 dalam menggunakan pupuk organik sebagai solusi penyelamatan lingkungan pertanian indonesia adalah peluang terbesar saat ini bagi usaha pupuk organik. Kemudian peraturan Mentri Pertanian Nomor

(10)

100 76/Permentan/O.T.140/12/2007 subsidi anggaran pada pupuk organik yang ditingkatkan oleh pemerintah, serta penurunan subsidi pada pupuk kimia menjadikan usaha pupuk organik semakin terbuka lebar. Ini merupakan peluang yang cukup besar bagi usaha pupuk organik.

Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi PT Agrindo Surya Graha adalah Isu-isu virus antraks pada kompos dengan Nilai Tertimbang 0,118. Kompos adalah bagian bahan baku yang digunakan untuk produksi pupuk organik. Penggunaan kompos dapat mencapai 40 persen dari total formulasi pupuk organik. Kompos merupakan bahan yang paling effisien dan efektif untuk meningkatkan kualitas pupuk organik. Jika isu antrak pada kompos dibiarkan dan tidak diatasi dengan segera maka ini merupakan ancaman bagi para pengusaha pupuk organik. Masyarakat akan takut menggunakan pupuk organik sebagai bahan pupuk pertanian dan perkebunan. Selain para pengusaha akan dirugikan, program pemerintah Go Organik akan terancam gagal. Hal ini perlu dikaji dan diatasi segera seperti mencari alternatif bahan baku lain atau menelursuri kebenaran berita yang ada. Penangan dapat dilakukan baik oleh pemerintah, pengusaha dan para peneliti. Hasil analisis matriks EFE pada peluang dan ancaman diperoleh total nilai tertimbang sebesar 3,159. Hal ini menunjukkan PT Agrindo Surya Graha dalam usaha pupuk organik berada di posisi tinggi. Total nilai tertimbang 3,159 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Perusahaan efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal yang ada.

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor-faktor strategis internal, diperoleh kekuatan (stregths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki PT Agrindo Surya Graha. Faktor-faktor strategis internal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden dari pihak perusahaan yaitu pemilik perusahaan dan kepala produksi. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired comparison matrix) untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel internal. Bobot yang digunakan merupakan hasil pembobotan rata-rata dari tiga responden. Pemberian peringkat (rating) dilakukan oleh responden yang sama, sehingga diperoleh nilai tertimbang

(11)

101 dari faktor-faktor strategis internal. Peringkat yang digunakan merupakan peringkat rata-rata dari tiga responden. Data dapat dilihat pada Tabel 30 Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal strategis, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 29.

Tabel 29. Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation)

Faktor Stratregis Internal Bobot Peringkat Nilai Tertimbang Kekuatan (Stregths)

A. Komunikasi yang baik antara

pimpinan dan karyawan 0,058 3 0,175

B. Memiliki jaringan yang luas

terhadap pemasok bahan baku 0,050 3 0,150 C. Sudah berbadan hukum Perseroan

Terbatas 0,048 3 0,144

D. Saluran distribusi yang pendek dan cepat dengan sistem penjualan direct selling

0,069 4 0,275

E. Modal usaha tercukupi 0,042 4 0,167

F. Data pencatatan keuangan tercatat

dengan baik dan akurat 0,050 4 0,200

G. Kemasan produk sudah cukup baik

dan rapih 0,071 3 0,213

H. Lokasi pabrik strategis sehingga memudahkan operasi

pendistribuasian produk dan supply bahan baku

0,071 3 0,213

Kelemahan (Weaknesses)

I. Rangkap jabatan pada Perusahaan 0,094 2 0,188 J. Kemampuan SDM produksi yang

masih lemah 0,052 1 0,052

K. Belum memiliki managemen Quality

Control 0,065 2 0,129

L. Belum dilakukan promosi karena tidak ada alokasi dana untuk Promosi

0,071 2 0,142

M. Kualitas yang belum terjaga dengan

baik secara kontiniu. 0,046 2 0,092

N. Sarana transportasi kurang memadai 0,075 2 0,150 O. Teknologi mesin masih sederhana 0,054 2 0,108 P. Jenis produk yang dihasilkan masih

sedikit 0,085 2 0,171

(12)

102 Faktor internal strategis yang menjadi kekuatan bagi PT Agrindo Surya Graha adalah. Saluran distribusi yang pendek dan cepat dengan sistem penjualan direct selling sebesar nilai 0,275. Faktor ini adalah kekuatan internal yang cukup besar bagi perusahan. Semua produksi pupuk yang dihasilkan teserap oleh para pembeli. Penjualan langsung yang diterapakan perusahaan dengan rekan usahanya membuat siklus usaha berputar dengan cepat. Pembeli datang langsung ke pabrik untuk mengambil pupuk organik yang sudah diproduksi. Ini memberikan kemudahaan bagi perusahaan dalam penjualan serta menekan biaya distribusi.

Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan terbesar dari PT Agrindo Surya Graha adalah kemampuan sumber daya manusia bagian produksi yang masih lemah ditunjukkan dengan nilai tertimbang 0,052. Hal ini disebabkan SDM bagian produksi yang digunakan adalah warga sekitar pabrik yang belum berpengalaman dalam memproduksi pupuk organik. Kemampuan pencapaian target perusahaan dalam jumlah dan kulaitas produk belum dapat tercapai. Dikarenakan usaha ini baru berjalan, maka perusahaan memerlukan waktu untuk melatih dan mengembangkan kemampuan SDM produksinya.

Hasil dari analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total nilai tertimbang berada di atas rata-rata yaitu sebesar 2,567. Hal ini mengindikasikan posisi internal PT Agrindo Surya Graha cukup kuat. Ini menunjukan perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk meminimalisasi kelemahannya, meskipun belum sepenuhnya dapat dilakukan.

8.4. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan adalah tahap kedua dari proses perumusan strategi, hal ini berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman terhadap perusahaan dari lingkungan eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks IE (Internal-External) dan Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats), untuk menghasilkan alternatif strategi bagi perusahaan.

8.4.1. Matriks IE (Internal-External Matrix)

Kegunaan dari matriks IE adalah untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting dalam pemilihan strategi yang

(13)

103 ditetapkan. Hasil analisis matriks EFE PT Agrindo Surya Graha diperoleh total nilai tertimbang sebesar 3,159 dan total nilai tertimbang dari matriks IFE sebesar 2,567 menempatkan perusahaan PT Agrindo Surya Graha pada sel II dalam matriks IE dapat dilihat pada Gambar 8. Strategi terbaik yang dapat diterapkan PT Agrindo Surya Graha adalah strategi tumbuh dan bina. Strategi yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal)

Total nilai IFE yang diberi bobot

Kuat Rata-rata Lemah 3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 – 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0 – 4,0 3,0 Menengah 2,0 – 3,99 2,0 Rendah 1,0 – 1,99 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX

Gambar 8. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)

A. Strategi Intensif

Strategi ini disebut intensif karena dilakukan dengan mengarahkan berbagai usaha yang intensif pada produk yang ada dengan syarat perusahaan dapat memperbaiki posisi kompetitifnya. Strategi intensif memiliki bebarapa macam strategi, antara lain sebagai berikut :

1. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini. Menurut David (2006), Strategi penetrasi pasar yaitu usaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya

T o ta l n il a i E F E y a n g d ib er i b o b o t

(14)

104 pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas. Strategi ini efektif dilakukan pada saat pasar tidak jenuh, tingkat pemakaiaan pelanggan dapat ditingkatkan secara signifikan dan ada korelasi positif antara kenaikan penjualan dengan kenikan biaya pemasaran.

2. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development)

Strategi ini memperkenalkan produk yang ada pada pasar baru. Pengembangan pasar melibatkan upaya untuk mengenalkan produk kepada wilayah geografis baru. Globalisasi dan iklim perkembangan pasar international semakin kondusif dalam strategi ini. Hal ini diperlukan karena tidak jarang persaingan yang ketat pada suatu pasar menyebabkan pengalihan perhatian kepada pasar yang baru sebagai solusi bagi perusahaan agar tidak tersingkir dari area bisnisnya. Strategi ini tepat dilakukan pada saat adanya saluran distribusi yang baru lebih murah, handal dan berkualitas, produksi berlimpah dan ditemukan manfaat baru.

3. Strategi Pengembangan Produk (Product Development)

Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini (David, 2006). Pengembangan produk dapat dilakukan dengan menjaga dan meningkatan kualitas produk serta penelitian dan pengembangan, guna meningkatkan daya saing perusahaan. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk harus didukung oleh managemen kualiti kontrol dan prosedur produksi yang baku dari perusahaan. Strategi ini efektif dilakukan pada saat adanya perkembangan teknologi yang pesat, kualitas produk yang ditawarkan pesaing lebih baik dan harga lebih bersaing, persaingan dalam industri berkembang pesat dan adanya kemampuan yang kuat dalam penelitian dan perkembangan.

B. Strategi Integratif

Perusahan tertarik melakukan integrasi didasarkan atas alasan dapat memberikan fasilitas investasi, dapat menjaga kualitas produk dan mampu

(15)

105 memperbaiki penjualan produk. Strategi Integratif memiliki bebarapa macam strategi, antara lain sebagai berikut :

a) Integrasi Ke Belakang

Integrasi ke belakang merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi ini efektif dilakukan ketika suatu perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar, perusahaan memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara cepat, dan jumlah pasokan terbatas tetapi jumlah pesaing banyak.

b) Integrasi Ke Depan

Merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Strategi ini efektif dilakukan pada saat perusahaan sedang berkembang dalam persaingan bisnis, produksi stabil dan adanya distributor yang memiliki margin yang lebih menguntungkan.

c) Integrasi Horisontal

Strategi peningkatan integrasi horizontal adalah salah satu tren yang paling penting dalam managemen strategi sebagai strategi pertumbuhan. Integrasi horizontal merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing. Marger, akuisisi, pengambilalihan diantara para pesaing memungkinkan untuk meningkatkan skala ekonomi dan meningkatkan transfer sumber daya dan kompetisi. Strategi ini efektif dilakukan saat perusahaan bersaing dalam industri yang berkembang.

8.4.2. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix)

Tujuan pada tahap pencocokan (matriks SWOT) adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu strategi SO (kekutan-peluang/strength-opportunities), strategi WO (kelemahan-peluang/weaknesses-opportunities), strategi ST (kekuatan-ancaman/strength-threats), dan strategi WT (kelemahan-ancaman/weaknesses-threats).

(16)

106 Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (Strengths-S)

1. Komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan. 2. Memiliki jaringan yang luas

terhadap pemasok bahan baku. 3. Sudah berbadan hukum PT

4. Saluran distribusi pendek

dengan sistem direct selling. 5. Modal usaha tercukupi.

6. Data pencatatan keuangan

tercatat lebih baik dan akurat. 7. Kemasan produk sudah cukup

baik dan rapih.

8. Lokasi Pabrik Strategis

Kelemahan (Weakness-W) 1. Rangkap jabatan pada

Perusahaan.

2. Kemampuan SDM produksi yang lemah

3. Belum memiliki managemen

Quality Control.

4. Belum dilakukan promosi karena tidak ada alokasi dana untuk Promosi 5. Kualitas belum terjaga

dengan Baik secara continiu. 6. Sarana transportasi yang

Kurang memadai.

7. Teknologi mesin sederhana. 8. Jenis produk yang dihasilkan

masih sedikit

Peluang (Opportunities-O)

1. Ketersediaan kredit usaha 2. Permintaan pupuk organik

yang meningkat. 3. Sektor pertanian dan

perkebunan cukup mendominasi sebagai pendapatan dan lapangan kerja di indonesia. 4. Kebijakan pemerintah Go

Organik.

5. Kondisi Pasar yang terbuka untuk perorangan & perusahaan

6. Perkembangan teknologi informasi, teknologi komunikasi dan teknologi produksi seperti mesin-mesin.

7. Harga pupuk kimia naik.

Strategi SO

1. Meningkatkan jumlah produksi untuk memanfaatkan peluang

yang ada (S2,5,8 dan O2,4,5,6,7)

2. Memperluas pasar untuk

meningkatkan volume

penjualan (S2,3,5,8 dan O2,4,5,6,7)

Strategi WO

1. Menghasilkan produk yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar dan berkualitas serta terjaga kualitasnya (W3,4,7,8

dan O1,2,4,6)

2. Memanfaatkan dana kredit

usaha yang ada untuk

melakukan promosi dan membeli sarana transportasi

(W4,6 dan O1,4,6,7)

3. Merekrut karyawan dan meningkatkan kemampuan managerial termasuk

Quality Control (W1,2,5 dan

O3,6)

Ancaman (Threats-T)

1. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

2. Isu-isu virus antraks pada kompos.

3. Situasi keamanan dan pertahanan yang dipengaruhi situasi perubahan politik yang berpengaruh pada kebijakan.

4. Adanya produk sejenis dari daerah lain.

Strategi ST

1. Mengoptimalkan pengunaan modal untuk meningkatkan

kualitas produk (S5 dan T2,4 ).

2. Memanfaatkan jaringan luas untuk meningkatkan kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub

sistem hilir (S2,5,8,3 dan T2,3,4 )

Strategi WT

1. Melakukan kegiatan

penelitian bahan baku dan pengembangan produk

(W3,5,8dan T2,4)

2. Mencari alternatif energi

lain (W7 dan T1)

(17)

107

1. Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu meningkatkan jumlah produksi. Dengan meningkatkan jumlah produk maka perusahaan dapat memanfaatkan kebutuhan peluang pasar yang terbuka lebar, permintaan pupuk organik yang meningkat, kenaikan harga pupuk kimia dan kebijakan pemerintah yang mendukung pupuk organik. Disamping itu Peningkatan jumlah produksi dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan ketersediaan modal yang ada.

Strategi lain yang dapat dilakukan oleh PT Agrindo Surya Graha adalah memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualan. Perusahaan dapat memperluas pasar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mengetahui keadaan pasar, sektor pertanian dan perkebunan yang mendominasi. Hal ini dilakukan agar dapat melakukan penetrasi pasar dengan mencari pelanggan-pelanggan baru.

2. Strategi WO

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah Menghasilkan produk yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar dan berkualitas serta terjaga kualitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan dalam teknik pengolahan produk dengan dukungan kemajuan teknologi dan kebijakan pemerintah. Semakin berkualitas dan bervariasi produk yang ditawarkan kepada konsumen diharapkan akan semakin banyak mampu memenuhi kebutuhan pupuk pada konsumen dan mendukung kebijakan pemerintah dalam Go Organik.

Strategi selanjutnya adalah membeli sarana transportasi dan melakukan promosi secara intensif untuk memperluas wilayah pemasaran dengan memanfaatkan dana kredit usaha yang ada. Strategi tersebut merupakan solusi jika perusahaan belum mampu membeli kendaraan dan mengalokasi dana untuk promosi. Tidak adanya alokasi untuk promosi disebabkan perusahaan masih terfokus penggunaan dana yang ada untuk produksi. Hal ini juga penyebab tidak

(18)

108 adanya sarana kendaraan yang dimiliki perusahaan. Dengan ketersediaan peluang kredit usaha yang ada, perusahaan dapat mengambil peluang tersebut dengan pemanfaatan dana yang ada. Disamping itu dapat juga memanfaatkan peluang seperti kemajuan teknologi untuk promosi, kenaikan harga pupuk kimia sebagai pembanding, dan kebijakan pemerintah Go Organik sebagai pendukung pupuk organik. Promosi secara ekstensif dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat secara luas sehingga produk dapat dikenal dan dapat meningkatkan permintaan konsumen. Hal ini dilakukan sebagai alternatif pengembangan pasar yang lebih luas, sehingga jika sudah tidak dapat bekerja sama dengan PT Pertani perusahaan masih dapat menjual langsung ke masyarakat. Strategi yang terakhir adalah Perekrutan karyawan dilakukan untuk mengisi posisi yang sesuai pada masing-masing divisi. Hal ini dilakukan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara jelas. Dengan peningkatan kemampuan manajerial diharapkan perusahaan mampu memperhartikan dalam pengembangan pegawai terutama para pekerja produksi. Hal ini perlu didukung dengan adanya pelatihan-pelatihan pada para pegawai dan pembenahan kualitas dengan pengembangan mangerial qualiti control. Dengan adanya qualiti control diharapkan produk yang diproduksi memiliki kualitas yang baik, merata dan stabil sesuai yang diharapkan.

3. Strategi ST

Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu mengoptimal isasikan pengunaan modal untuk meningkatkan kualitas produk dan memanfaatkan jaringan yang luas untuk mempererat kerjasama dengan sub sistem hulu maupun dengan sub sistem hilir. Dengan mengoptimal isasikan pengunaan modal untuk peningkatan kualitas produk diharapkan mampu menghadapi ancaman produk yang sejenis dari para pesaing. Terkait dengan ancaman kebijakan politik, produk pesaing dan kelemahan bahan baku dapat diatasi dengan strategi memanfaatkan membangun hubungan kerja sama yang baik dengan industi yang terkait dari industri hulu sebagai pensupply bahan baku sampai industri hilir sebagai penyalur produk sampai ke tangan konsumen. Dengan hal ini diharapkan perusahaan mampu

(19)

109 memberikan produk yang berbahan baku aman, produk berkualiatas, harga efisien dan pasok produk yang kontiniu pada para konsumen.

4. Strategi WT

Strategi WT adalah taktik defensif yang mengarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis, isu-isu virus pada bahan baku dan kebijakan pemerintah jika tidak mendukung lagi program ini. Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan melalui kerjasama antara industri dengan instansi pemerintah ataupun dengan instansi pendidikan untuk dapat menghasilkan produk yang bervariasi dan berkualiatas. Kemudian mencari energi alternatif yang lebih efisien untuk mengatasi acaman kenaikan harga bahan bakar. Dengan strategi tersebut diharapkan perusahaan dapat meminimalisasi kelemahan yang dimiliki dan menghindari ancaman dari lingkungan eksternal.

8.5. Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap berikutnya adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM), teknik ini merupakan teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yang dapat diterapkan oleh perusahaan, selanjutnya diprioritaskan dengan menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki.

Proses pengolahan pada matriks QSP dimulai oleh pemilik/pimpinan PT Agrindo Surya Graha sebagai pengambil keputusan di perusahaan, dengan membandingkan apakah faktor-faktor eksternal dan internal berpengaruh terhadap daftar strategi yang akan dipilih. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik (TAS) maka semakin menarik alternatif strategi tersebut sebagai prioritas strategi untuk dilaksanakan PT Agrindo Surya Graha. Dari hasil pengolahan data QSPM diperoleh prioritas strategi yang dapat dijalankan PT Agrindo Surya Graha

(20)

110 berdasarkan penjumlahan TAS yang terbesar. Hasil pengolahan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 14. Terdapat tiga prioritas pilihan yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan jumlah produksi untuk memanfaatkan peluang yang ada (nilai TAS = 5,688

2) Memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan (nilai TAS = 5,047)

3) Menghasilkan produk yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar dan berkualitas serta terjaga kualitasnya (nilai TAS = 5,000)

Pengolahan QSPM menunjukan hasil strategi yang menjadi prioritas untuk dapat diterapkan oleh PT Agrindo Surya Garaha. Strategi prioritas pertama adalah meningkatkan jumlah produksi untuk memanfaatkan peluang yang ada. Karena melihat kondisi pasar serta peluang yang ada, berapa pun jumlah produksi pupuk organik yang dihasilkan maka akan diserap seluruhnya oleh konsumen. Ini adalah strategi utama untuk merespon peluang yang ada secara tepat dan cepat. Strategi prioritas yang ke dua adalah memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan. Melihat kondisi pemasaran perusahaan PT Agrindo Surya Graha hanya menjual pada satu distributor saja, membuat kondisi ini cukup berbahaya jika kerjasama penjualan berakhir. Sehingga untuk mencegah hal tersebut terjadi, perusahaan perlu melakukan strategi tersebut untuk memperluas jaringan pejualan. Dengan hal tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan volume penjualan produk. Strategi ke tiga yang menjadi proiritas adalah menghasilkan produk yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar dan berkualitas serta kualitasnya terjaga. Kualitas produk yang baik dan produk bervariasi akan dapat menjadi daya tarik bagi konsumen. Dengan strategi ini perusahaan mampu memperbaiki produk yang ada agar lebih berkualitas dan bervariasi guna menambah daya saing terhadap produk pupuk yang ada dan menjadi solusi bagi pertanian indonesia.

8.6. Langkah-Langkah Strategi

Seluruh strategi yang tersusun dari SO,WO, ST dan WT, secara keseluruhan dapat diterapkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan pada semua strategi ada suatu kesinambungan antara satu strategi dengan strategi lainya.

(21)

111 Keterbatasan perusahaan dalam sumber daya manusia, alokasi modal, waktu, pemikiran dan sumber daya alam membuat perusahaan tidak dapat menjalankan semua strategi secara bersama-sama. Maka perlu ada langkah satu per satu strategi dijalankan. Hal ini dilakukan agar semua strategi-strategi yang ditawarkan dan diputuskan QSPM dapat dijalakan seluruhnya. Dari sembilan strategi alternatif hasil pengolahan matriks SWOT memiliki kesinambungan dan saling mendukung satu sama lain. Sehingga diperlukan langkah-langkah strategi yang efektif sesuai kebutuhan perusahaan yang utama. Dari hal tersebutlah dapat tersusun langkah-langkah strategi yang terpetakan seperti pada Gambar 10.

Gambar 10. Peta Langkah Strategi

Keterangan nomor pada Gambar 10 adalah strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah produksi untuk memanfaatkan peluang yang ada (S2,5,8

dan O2,4,5,6,7).

2. Memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan (S2,3,5,8 dan

O2,4,5,6,7).

3. Menghasilkan produk yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar dan berkualitas serta terjaga kualitasnya (W3,4,7,8 dan O1,2,4,6).

4. Memanfaatkan dana kredit usaha yang ada untuk melakukan promosi (W4

dan O1,4,6,7)

5. Merekrut karyawan dan meningkatkan kemampuan managerial termasuk Quality Control (W1,2 dan O3,6)

6. Mengoptimalisasikan pengunaan modal untuk meningkatkan kualitas produk (S5 dan T2,4).

7. Memanfaatkan jaringan luas untuk meningkatkan kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir (S2,5,8,3 dan T2,3,4 ).

5

6

7

1

4

3

(22)

112 8. Melakukan kegiatan penelitian bahan baku dan pengembangan produk

(W3,5,8dan T2,4)

9. Mencari alternatif energi lain (W7 dan T1)

Peta strategi pada Gambar 10 berasal dari alternatif strategi yang didapat dari hasil pengolahan matriks SWOT. Strategi No.5 dipilih sebagai starting poin strategi yang tepat untuk mendukung keputusan hasil QSPM. SDM menjadi langkah awal yang harus dibenahi terlebih dahulu, hal ini didasari kondisi SDM perusahaan dalam pengetahuan produksi pupuk organik sangat minim dan kurang berpengalaman. Sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Jika SDM memiliki kemampuan yang baik diharapkan mampu menghasilkan produk yang menguntungkan, berkualitas dan mampu bersaing di pasaran.

Langkah kedua strategi yang dipilih adalah Strategi No.6 yaitu mengoptimalisasikan pengunaan modal untuk meningkatkan kualitas produk. Modal yang ada diharapkan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk memperbaiki kualitas produk baik dari sisi bahan baku, mesin yang digunakan dan sumber daya manusia yang ada. Jika kualitas dapat ditingkatkan maka produk diharapkan mampu bersaing di pasar dan mampu mendukung strategi intensif yang dijalankan perusahaan. Kemuadian jika kualitas produk yang dihasilkan mampu lebih baik maka strategi berikutnya adalah strategi No.7. Strategi ini yaitu memanfaatkan jaringan luas untuk meningkatkan kerjasama dengan sub sistem hulu dan sub sistem hilir. Ini bagian startegi integratif untuk mengembangkan usaha perusahaan. Dengan terjalinnya hubungan baik dan jaringan yang berkembang luas dari sub sistem hulu sampai dengan sub sistem hilir, diharapkan perusahaan mampu mendapat dukungan yang kuat dari berbagai pihak. Dukungan dari hulu diharapkan dalam bentuk pasokan bahan baku yang berkualitas, harga ekonomis dan mudah didapat. Sedangkan dari hilir diharapkan mampu memberikan jaringan pemasaran yang luas dan kontiniu, sehingga saling menguntungkan semua pihak.

Strategi selanjutnya No.1. Strategi ini adalah meningkatkan jumlah produksi untuk memanfaatkan peluang yang ada. Peluang kebutuhan pasar yang ada harus segera dimanfaatkan perusahaan secara baik dan tepat pada waktunya.

(23)

113 Kemudian langkah strategi selanjutnya adalah No.4 yaitu memanfaatkan dana kredit usaha yang ada untuk melakukan promosi. Promosi perlu dilakukan dan dikembangkan untuk meningkatkan penjualan produk. Dan diharapkan dengan adanya promosi mampu memberi tambahan wawasan dan solusi ekonomi bagi petani. Langkah selanjutnya setelah promosi adalah strategi No.2 yaitu memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengetahui keadaan pasar dan melakukan penetrasi pasar dengan mencari pelanggan-pelanggan baru. Ini bagian dari strategi intesif perusahaan.

Strategi selanjutnya adalah No.8 yaitu melakukan kegiatan penelitian bahan baku dan pengembangan produk agar muncul sebuah inovasi produk yang labih baik. Hal ini diharapkan memberi sesuatu yang selalu baru dan lebih bermanfaat bagi konsumen. Sehingga dari strategi No.8 dilanjutkan langkah strategi No.3 yaitu menghasilkan produk yang bervariasi sesuai kebutuhan pasar dan berkualitas serta terjaga kualitasnya. Jika semua sudah berjalan dengan lancar dan baik sesuai harapan maka strategi terakhir No.9 perlu dijalankan yaitu Mencari alternatif energi lain. Hal ini untuk menjaga terjadi kenaikan harga minyak dunia yang akan memberi dampak kenaikan biaya produksi yang signifikan.

Gambar

Tabel  29.  Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation)
Gambar 8. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)
Gambar 9. Matriks SWOT PT Agrindo Surya Graha

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun setiap saat pendidikan kesehatan tentang pembatasan asupan cairan terus diberikan akan tetapi klien kurang mampu mengontrol pembatasan asupan cairan sehingga

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Rank Spearman didapatkan hasil diantara lima variabel hanya persepsi (p-value0,000 <0,05) dengan nilai koefisien 0,619 dengan

Permasalahan pewarnaan region seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 dapat kita bawa ke masalah pewarnaan simpul, dengan kita buat graf dual dari gambar 8 seperti ditunjukkan

Teori Budaya Politik yang telah dikemukakan Gabriel Almond mengenai ide-ide dasar yang terkandung dalam budaya politik, bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh manusia

Artinya, sejak awal kemerdekaan orang-orang yang menginginkan jabatan politik tertinggi di tingkat desa tersebut, harus melewati dan memenangkan sebuah persaingan

Pemurnian dilakukan dengan kolom kromatografi yang berisi fase diam florisil dan fase geraknya heksana, skualena yang bersifat nonpolar akan terikut fase geraknya sedang

efektivitas iklan televisi Bukalapak edisi “Gunakan Jarimu dan Jadilah Pahlawan” di Bukalapak pada Masyarakat Surabaya diteliti dengan menggunakan kuesioner yang akan dibagikan ke

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah: (i) aplikasi pembelian Unit