MEMBANGUN KARAKTER MELALUI BERBAGAI
PENDEKATAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Membangun Karakter
Disusun oleh :
Kelompok 6 (Kelas 2A)
Asti Rosanti Dewi Ditta Fazriati Gina Selfia 34403515017 34403515043 34403515057 344035150 AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jalan Pasir Gede Raya No. 19 (0263) 267206 Fax.270953 Cianjur
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah “Membangun Karakter Melalui Berbagai Pendekatan”.
Dalam pembuatan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyelesaian makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu kami menguncapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami semua sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran bagi kami sangat di harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Cianjur, 7 Maret 2017
KATAPENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 C. Tujuan Penulisan...2 BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Nilai – Nilai Luhur Agama...3 B. Pendekatan Nilai – Niali Luhur Budaya...7 C. Pendekatan Nilai – Nilai Luhur Pancasila...12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...17 B. Saran ...17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Dalam kaitaannya dengan pendidikan karakter, bangsa Indonesia sangat memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Disinilah dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dalam memiliki sumber daya yang bermutu, dan dalam membahas tentang SDM yang berkualitas serta hubungannya dengan pendidikan, maka yang dinilai pertama kali adalah seberapa tinggi nilai yang sering diperolehnya, dengan kata lain kualitas diukur dengan angka-angka, sehingga tidak mengherankan apabila dalam rangka mengejar target yang ditetapkan sebuah lembaga pendidikan terkadang melakukan kecurangan dan manipulasi.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membangun karakter melalui pendekatan nilai – nilai
luhur agama ?
2. Bagaimana cara membangun karakter melalui pendekatan nilai – nilai
luhur budaya ?
3. Bagaimana cara membangun karakter melalui pendekatan nilai – nilai
luhur pancasila?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara membangun karakter melalui pendekatan nilai – nilai luhur agama.
2. Mengetahui cara membangun karakter melalui pendekatan nilai – nilai luhur budaya.
3. Mengetahui cara membangun karakter melalui pendekatan nilai – nilai luhur pancasila.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Nilai – Nilai Luhur Agama
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Religius, dapat diuraikan secara lebih spesifik, bahwa pendidikan karakter yang berbasis religius mengacu pada nilai-nilai dasar yang terdapat dalam agama (Islam). Nilai-nilai karakter yang menjadi dasar pendidikan karakter dapat bersumber dari keteladanan Rasulullah yang dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari beliau. Sumber yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pendidikan karakter dapat disebut sebagai prinsip. Karena dalam pembahasan ini berkenaan dengan karakter berbasis religi, maka sumber dari pendidikan karakter yang dapat dijadikan sebagai prinsip pendidikan karakter yang berbasis religi berhubungan erat dengan nilai-nilai keagamaan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah seperti yang telah disinggung pada kalimat sebelumnya.
1. Prinsip-prinsip Islam
Prinsip-prinsip yang bersumber dari nilai agama (Islam) yang digunakan dalam merekonstruksi pendidikan karakter berbasis religi yakni :
a. Shiddiq
Shiddiq merupakan perilaku yang diartikan dan dimaknai secara harfiah atau bahasa sebagai perilaku jujur. Pengertian dari shiddiq itu sendiri merupakan sebuah kenyataan yang benar yang tercermin dalam perkataan, perbuatan, tindakan dan keadaan batinnya. Pengertian shiddiq tersebut dapat diuraikan dalam beberapa butir, yakni :
1) Memiliki sistem keyakinan untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan.
2) Memiliki kemampuan kepribadian yang stabil, arif, dewasa, mantap, jujur menjadi teladan, berwibawa, dan berakhlak mulia.
b. Amanah
Amanah merupakan sikap atau perilaku seseorang yang dapat menjalankan dan menepati setiap janji serta tanggungjawabnya. Atau dapat diartikan juga bahwa amanah adalah sebuah kepercayaan yang harus ditanggung dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen, kompeten, kerja keras dan konsisten. Pengertian amanah ini dapat dijabarkan ke dalam butir-butir yakni :
1) rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi
2) memiliki kemampuan mengembangkan potensi secara optimal 3) memiliki kemampuan mengamankan dan menjaga kelangsungan
hidup
4) memiliki kemampuan membangun kemitraan dan jaringan.
c. Tabligh
Tabligh merupakan perilaku seseorang yang berusaha menyampaikan pesan atau amanat yang diberikan kepadanya untuk disampaikan pada seseorang yang dituju. Sehingga, sifat Tabligh ini masih dalam runtutan dari sifat jujur dan amanah. Ketika seseorang dapat dengan jujur dan mampu menyampaikan amanat yang diberikan padanya, maka ia akan dipercaya. Karena itulah, sifat-sifat ini pantas menjadi prinsip dari terbentuknya pendidikan nilai karakter berdasarkan nilai agama/ religi (Islam). Tidak hanya itu, Tablîgh adalah sebuah upaya merealisasikan pesan atau misi tertentu yang dilakukan dengan pendekatan atau metode tertentu. Dapat diuraikan mengenai pengertian ini diarahkan pada :
1) memiliki kemampuan merealisasikan pesan atau misi, 2) memiliki kemampuan berinteraksi secara efektif, dan
3) memiliki kemampuan menerapkan pendekatan dan metodik yang tepat.
d. Fathonah
Fathonah merupakan salah satu sifat dari Rasulullah, fathonah ini berarti cerdas. Pengertian secara utuh dari fathonah adalah sifat yang meliputi kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan bidang tertentu yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Karakteristik jiwa fathanah meliputi arif dan bijak, integritas tinggi, kesadaran untuk belajar, sikap proaktif, orientasi kepada Tuhan, terpercaya dan ternama, menjadi yang terbaik, empati dan perasaan terharu, kematangan emosi, keseimbangan, jiwa penyampai misi, dan jiwa kompetisi. Sifat fathanah ini dapat dijabarkan ke dalam butir-butir :
1) memiliki kemampuan adaptif terhadap perkembangan dan perubahan zaman
2) memiliki kompetensi yang unggul, bermutu dan berdaya saing 3) memiliki kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual. Inilah
prinsip keempat yang melengkapi ketiga prinsip lainnya, dimana setiap prinsip masih saling berkesiambungan dan membentuk sifat atau kepribadian yang luhur.
Melalui prinsip-prinsip secara agama (Islam) tersebut tanpa mengesampingkan agama lain dimana sebenarnya terdapat ajaran yang tidak berbeda jauh dalam hal bermoral dan beretika, pada dasarnya setiap agama sama dalam membentuk umat yang patuh pada moral dan etika. Sehingga dengan prinsip tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan nilai-nilai karakter lainnya. Dimana dengan ditambah berbagai sumber lainnya, maka muncul berbagai nilai karakter yang dapat ditanamkan pada diri individu. Dimana diantaranya adalah nilai religi yang merupakan hasil dari sumber keagamaan, dan toleransi, peduli lingkungan sebagai hasil dari sumber sosial.
B. Pendekatan Nilai – Nilai Luhur Budaya 1. Pengertian budaya bangsa
Menurut Handayani (2013), budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief ) manusia yang dihasilkan masyarakat. Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh umat manusia (Hasan; dkk 2010).
2. Hubungan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa
Menurut Tilaar (1999) dalam Rakhmat (2013), kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, bahkan kebudayaan merupakan alas atau dasar pendidikan. Kebudyaan yang menjadi alas pendidikan tersebut haruslah bersifat kebangsaan. Dengan demikian kebudayaan yang dimaksud adalah kebudyaan yang riil yaitu budaya yang hidup di dalam masyarakat kebangsaan Indonesia. Sedangkan pendidikan mempunyai arah untuk mewujudkan keperluan perikehidupan dari seluruh aspek kehidupan manusia dan arah tujuan pendidikan untuk mengangkat derajat dan harkat manusia. Dalam pendidikan karakter berbasis budaya, kebudayaan dimaknai sebagai sesuatu yang diwariskan atau dipelajari, kemudian meneruskan apa yang dipelajari serta mengubahnya menjadi sesuatu yang baru, itulah inti dari proses pendidikan.
3. Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh – sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
j. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. k. Menghargai Prestasi
l. Bersahabat/ Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
m. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
n. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. o. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
p. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
C. Pendekatan Nilai – Nilai Luhur Pancasila 1. Pengertian Pancasila
Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti lima “lima” dan sila yang berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar.Tetapi di sini pengertian pancasila berdasarkan sejarah pancasila itu sendiri.
2. Pancasila Sebagai Sumber Moral bangsa
Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara mengamanatkan bahwa moral Pancasila juga sebagai moral Negara, artinya Negara tunduk pada moral, Negara wajib mengamalkan moral Pancasila. Seluruh tindakan kebijakan Negara harus sesuai dengan Pancasila. Seluruh perundang-undangan harus mengacu pada pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi pembimbing dalam pembuatan policy. Sebagai moral Negara, Pancasila mengandung kewajiban-kewajiban moral bagi Negara Indonesia, yaitu antara lain:
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tipa penduduk untuk memeluk dan beribadat sesuai dengan iman dan agama masing-masing. Negara harus memberantas praktek-pratek keagamaan yang tidak baik dan menggangggu kerukunan hidup bermasyrakat. Negara wajib memberi peluang kepada tiap-tiap agama untuk berdakwah, mendirikan tempat ibadah, ekonomi dan budaya.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Negara memperlakukan setiap orang sebagai manusia, menjamin dan menegakakan hak-hak dan kewajiban asasi; Negara menjamin semua warga Negara secara adil dengan membuat undng-undang dengan tepat dan melaksanakanya dengan baik, Negara harus ikut bekerja sama dengan bangsa dan Negara lain demi membangun dunia ke arah yang lebih baik.
c. Sila Persatuan Indonesia
Negara harus tetap menjunjung tinggi asas Bhineka Tunggal Ika. Menolak paham primodialisme, memperjuangkan kepentingan nasional. Bangga sebagai bangsa Indonesia, menentang chauvinisme, kolonialisme, sebaliknya menjalin hubungan baik antar bangsa.
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin OLeh Hikmat Kebijaksanaanm Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, meningkatkan partisipasinya dalam proses pembangunan, mendengarkan dan memeperjuangkan aspirasi rakyat. Menghormati perbedaan pendapat, menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul
3. Nilai-Nilai Pada Pancasila
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan adanya dasar Ketuhana maka Indonesia mengakui dan percaya pada adanya Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi sebab adanya manusia dan alam semesta serta segala hidup dan kehidupan di dalamnya.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
hubunganya dengan bangsa-bangsa lain. Manusia adalah makhluk Tuhan, dan Tuhan tidak mengadakan perbedaan antara sesama manusia. Pandangan demikian menimbulkan pandangan yang luas, tidak terikat oleh batas-batas Negara atau bangsa sendiri, melainkan Negara harus selalu membuka pintu bagi persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat.
c. Sila Persatuan Indonesia
Dengan dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa bangsa Indonesia seluruhnya harus memupuk persatuan yang erat antara sesama warga, tanpa membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat dan satu cita-cita bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan ikatan yang erat antara golongan dan suku bangsa.
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukan bahwa Negara Indonesia menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa kekuasaan tertinggi (kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak di tangan seluruh rakyat. Dalam UUD 1945 menyatakan bahwa “kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Perwakilan”.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 Juni 19945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip tidak adanya kemiskinan di alam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat masyarakat adil dan makmur, kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penghisapan, tidak ada penindasan, dan penghinaan, semuanya bahagia, cukup sandang dan pangan.Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidan hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
4. Pancasila dalam pembentukan karakter a. Pola Pelaksanaan Pancasila
Untuk melaksanakan Pancasila perlu usaha yang dilakukan secara berencana dan terarah berdasarkan suatu pola. Tujuannya adalah agar Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh
segenap warga Negara, baik dalam kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.
Adapun jalur yang digunakan adalah: 1) Jalur Pendidkan
Dalam melaksakan Pancasila, maka peranan pendidikan sangat penting, baik pendidikan di sekolah (formal) maupun pendidikan di luar sekolah (non formal) yang terletak didlam keluarga, dan lingkungan masyarakat.
2) Jalur media massa
Walaupaun pola pelaksanaan Pancasila melalui jalur medua massa dapat pula digolongkan sebagai salah satu aspek jalur pendidikan dalam arti luas, namun peranan media massa sedemikian pentingnya sehingga perlu mendapat penonjolanya sebagai jalur tersendiri. Dalam hubunganya dengan ini, ditekankan pula pentingnya media tradisional seperti pewayangan serta bentuk-bnetuk seni rakyat lainya, di samping media modern seperti pers, radio dan televisi. Dalam menggunakan komunikasi modern ini perlu dijaga agar terhindar dari siaran yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pancasila.
3) Jalur organisai sosial politik, organisasi sosial kemasyarakatan, dan prangkat sosial
Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi dan menegakan kehidupan konstitusional, maka kiranya semua anggota maupun kader-kader politik, serta organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan, lembaga kebudayaan, dan dunia usaha, hendaklah berusaha sekuat tenaga ikut serta dalam melaksanakna Pancasila, sehingga Pancasila itu lestari di Republik indionesia 4) Pendidikan Pancasila Di Sekolah Dasar
Sebagaimana kita mengetahui bahwa Pancasila sebagai dasar Negara, sebagai ideologi Negara, dan sebagai pandangan hidup bangsa adalah sumber dari pada ajaran-ajaran moral karena di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur. Oleh karena Pancasila
sepantasnya pancasila dijadikan mata pelajaran di sekolah-sekolah baik di SD, SMP, dan SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi.
BAB III
PENUTUP A. Kesimpulan
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Religius, dapat diuraikan secara lebih spesifik, bahwa pendidikan karakter yang berbasis religius mengacu pada nilai-nilai dasar yang terdapat dalam agama (Islam). Nilai-nilai karakter yang menjadi dasar pendidikan karakter dapat bersumber dari keteladanan Rasulullah yang dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari beliau.
Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, bahkan kebudayaan merupakan alas atau dasar pendidikan. Kebudyaan yang menjadi alas pendidikan tersebut haruslah bersifat kebangsaan. Dengan demikian kebudayaan yang dimaksud adalah kebudyaan yang riil yaitu budaya yang hidup di dalam masyarakat kebangsaan Indonesia.
Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara mengamanatkan bahwa moral Pancasila juga sebagai moral Negara, artinya Negara tunduk pada moral, Negara wajib mengamalkan moral Pancasila. Seluruh tindakan kebijakan Negara harus sesuai dengan Pancasila. Seluruh perundang-undangan harus mengacu pada pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi pembimbing dalam pembuatan policy.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka, penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Setiady Elly M.Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Zuriah, Nurul.2008.Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan,.Jakarta: Bumi Aksara