• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variasi Model Rumah Tahan Gempa Tipe Domus dan Risba Terhadap Gaya Geser Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Variasi Model Rumah Tahan Gempa Tipe Domus dan Risba Terhadap Gaya Geser Dasar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

43

Pengaruh Variasi Model Rumah Tahan Gempa Tipe Domus dan Risba

Terhadap Gaya Geser Dasar

Kamilus saro1a, Widarto Sutrisno2, Dimas langga C Galuh3

1,2,3Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

atekniksipilust@gmail.com

Abstrak

Struktur bangunan dikatakan aman dan kuat apabila struktur bangunan tersebut memenuhi syarat ketahanan terhadap pengaruh gempa yang baik. Tujuan Akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis rumah instan tahan gempa dengan melakukan analisis kapasitas momen elemen struktur dan analisis gempa.

Rumah instan tahan gempa ini dianalisis mengunakan sistem rangka baja pemikul momen khusus dengan pembautan. Elemen struktur yang dianalisis adalah kolom praktis dan kuda-kuda. Pembebanan yang digunakan adalah beban mati, hidup, angin, hujan, dan beban hidup atap mengacu SNI 1726:2013, ketahanan gempa mengacu pada SNI 1726 2012, dan kapasitas momen elemen struktur mengacu pada SNI 2847 2013. Program bantu yang digunakan adalah SAP 2000.

Hasil analisis yang diperoleh nilai gaya geser dasar yang terjadi pada struktur tipe Domus sebesar 69,675 KN pada arah X dan 69,675 KN pada arah Y

Kata kunci: Analisis, Gaya geser, Struktur, Rumah tahan gempa.

Pendahuluan Latar Belakang

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia setelah sandang dan pangan. Sebagaimana pangan yang memiliki kaidah-kaidah kelayakan pangan yang meliputi empat sehat lima sempurna,begitu juga dengan papan atau rumah memiliki kaidah-kaidah layak huni, agar bangunan memiliki kehandalan, bangunan tersebut harus memenuhi; keselamatan, kesehatan, kenyamanan, serta kemudahan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Bangunan Gedung N0. 28/2002. Keselamatan bangunan meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, yang meliputi beban sendiri dan beban yang ditimbulkan oleh fenomena alam seperti angin dan gempa, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.

Prinsip dasar bangunan tahan gempa adalah setiap komponen-komponen bangunan harus terikat dengan kuat satu dengan yang lainnya, ikatan tersebut mulai dari pondasi dengan sloof, sloof dengan kolom praktis, kolom praktis dengan ring balok, dan ring balok dengan rangka kuda-kuda. Demikian juga pada bagian pengisi bahwa dinding pasangan bata/bataco harus terikat dengan rangka kolom praktis, kusen pintu dan jendela harus terikat dengan dinding. Selain konstruksi yang benar faktor kualitas bahan juga harus mendukung, karena pemilihan bahan yang kurang baik, akan mengurangi kekuatan bangunan,terutama pada ikatan-ikatan. Banyak bangunan yang roboh bukan karena konstruksi akan tetapi kualitas bahan bangunannya yang sangat rendah.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu

1. Mengetahui gaya geser dasar pada struktur rumah instan tahan gempa tipe Domus arah X dan arah Y

2. Mengetahui gaya geser dasar pada struktur rumah instan tahan gempa tipe Risba arah X dan arah Y

(2)

44

Tinjauan Pustaka

Penerapan Bentuk Desain Rumah Tahan Gempa

Bencana gempa bumi tidak bisa ditebak kapan datangnya sehingga dibutuhkan antisipasi sedini mungkin. Salah satunya adalah dengan merancang bangunan atau rumah yang tahan terhadap gempa, dan mengetahui teknik membangun rumah. Bertolak dari keadaan itulah maka adanya sebuah sistem bangunan yang sederhana yang diharapkan mampu bertahan terhadap pengaruh gempa bumi yaitu sistem AOV (Absortion Of Vibration). Suatu sistem dimana secara strukturnya tidak mengubah konstruksi, melainkan hanya menambah sebuah sistem agar bangunan tahan terhadap gempa.

Supaya suatu bangunan dapat menahan gempa, gaya inersia gempa harus dapat disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya horizontal yang kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke pondasi dan ke tanah. Adalah sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal. Karena, jika kekuatan elastis dilampaui, keruntuhan getas yang tiba -tiba tidak akan terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi leleh terlebih dulu.(Sahay,2010)

Menurut Saputra (2019) Risba direncanakan bisa dibangun dengan cepat. Berdasarkan simulasi riil di lapangan, bangunan rumah Risba bisa diselesaikan dalam waktu 5 hari dengan jumlah tenaga kerja 5 orang per hari. Untuk menunjang kecepatan pembangunan, Risba diprioritaskan dibangun pada bekas bangunan rumah lama yang rusak karena gempa. Risba yang ringan tidak memerlukan pondasi sebagaimana struktur bangunan yang berat.

Domus merupakan rumah permanen instan yang dikembangkan dengan rangka utama dari Kanal U “PRAKTIS” dan rangka atap baja ringan dari Kanal C “TASO” yang dapat dikerjakan oleh masyarakat secara umum. Material yang dipersyaratkan pada teknologi Domus adalah Baja Lapis Galvanis PRAKTIS U 75.120 (ketebalan 1,20 mm) dan PRAKTIS U 75.105 (ketebalan 1,00 mm) dengan kuat tarik 450 MPa dengan sistem sambungan screw.(PT.Tatalogam Lestari 2019)

Gambar 1. Komponen Rumah Domus Konsep Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa

Dalam perencanaan struktur bangunan tahan gempa, diperlukan standar dan peraturan perencanaan bangunan untuk menjamin keselamatan penghuni terhadap gempa besar yang mungkin terjadi serta menghindari dan meminimalisasi kerusakan struktur bangunan dan korban jiwa terhadap gempa bumi yang sering terjadi. (Wibisono dan Lie, 2008).

Oleh karena itu, struktur bangunan tahan gempa harus memiliki kekuatan, kekakuan, dan stabilitas yang cukup untuk mencegah terjadinya keruntuhan bangunan. Filosofi dan konsep dasar perencanaan bangunan tahan gempa adalah

(3)

45

1. Pada saat terjadi gempa ringan, struktur bangunan dan fungsi bangunan harus dapat tetap berjalan (servicable) sehingga struktur harus kuat dan tidak ada kerusakan baik pada elemen struktural dan elemen nonstruktural bangunan.

2. Pada saat terjadi gempa moderat atau medium, struktur diperbolehkan mengalami kerusakan pada elemen struktur,tetapi tidak diperbolehkan terjadi kerusakan pada elemen struktural. 3. Pada saat terjadi gempa besar, diperbolehkan terjadi kerusakan pada elemen struktural

dan nonstruktural, namun tidak boleh sampai menyebabkan bangunan runtuh sehingga tidak ada korban jiwa atau dapat meminimalkan jumlah korban jiwa. (Wibisono dan Lie, 2008). Pelaksanaan konsep desain kapasitas struktur adalah memperkirakan urutan kejadian dari kegagalan suatu struktur berdasarkan beban maksimum yang dialami struktur.Sehingga kita merencanakan bangunan dengan elemen-elemen struktur tidak dibuat sama kuat terhadap gaya yang direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada struktur yang dibuat lebih lemah dibandingkan dengan yang lain dengan harapan di elemen atau titik itulah kegagalan struktur terjadi pada saat beban gempa maksimum bekerja (Wibisono dan Lie, 2008)

Metode Penelitan

Data-data yang dipakai sebagai berikut: 1. Tabel profil baja

2. Gambar rumah Domus dan Risba

Gambar 2. Denah rumah Domus

(4)

46

Hasil Dan Pembahasan Deskripsi Umum Struktur

Dalam analisis ini, struktur dianalisis dengan sistem rangka baja pemikul momen khusus dengan pembautan dengan penentuan kategori desain seismik (KDS) termasuk kedalam tipe kategori desain seismik.D Panjang bentang rumah arah x 6 meter, panjang bentang y 5 meter,tinggi 3 meter.

Permodelan struktur mengunakan software SAP 2000, sedangkan untuk deskripsi umum struktur dirincikan pada tabel dibawah ini, diambil dari hasil resume gambar kerja, dan beberapa asumsi penulis mengenai konstruksi bangunan taha gempa,seperti yang dicantum dalam tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini.

Tabel 1. Data umum struktur

Nama Bangunan Rumah instan tahan gempa tipe Domus dan Risba Jenis struktur Struktur baja ringan dan baja

Jumlah lantai 1

Struktur atap Baja ringan

Tabel 2. Mutu bahan dan material

Bahan Variabel Nilai Satuan

Baja Berat jenis BJ 7850 kg/m³

Modulus Elastisitas Ec 200000 MPa Poission ratio Vc 0,3

Baja ringan Tegangan leleh 550 MPa

Kuat tarik 450 MPa

Modulus geser 550 MPa

Pemodelan Struktur

Struktur dimodelkan menggunakan software SAP 2000, struktur dimodelkan 3D frame. Model portal struktur yang digunakan dalam pemodelan ditentukan berdasarkan gambar struktural dan arsitektural bangunan rumah instan tahan gempa yang ditinjau. Hasil pemodelan struktur bangunan gedung yang ditinjau seperti yang di tampilkan pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut ini.

(5)

47

Gambar 5. Tampilan 3D Portal Struktur tipe Risba Perhitungan Berat Sendiri bangunan

Perhitungan berat sendiri bangunan dimaksudkan untuk menghitung berat seismik bangunan yang akan digunakan dalam penentuan gaya geser seismik masing-masing arah dimana gempa bekerja yaitu arah X dan arah Y, dengan penentuan berat seismik, maka dapat ditentukan distribusi gaya lateral gempa yang bekerja pada setiap arah gempa. Berat seismik yang dihitung adalah beban mati sendiri bangunan (Dead Load) berupa berat elemen struktur balok praktis, dinding.

Tabel 3. Berat Seismik Struktur Rumah Tahan gempa

Tipe Berat (KN)

Domus 127,609

Risba 259,921

Perhitungan Parameter Percepatan Terpetakan

Parameter 𝑆𝑠(percepatan batuan dasar periode pendek) dan 𝑆1(percepatan batuan dasar pada periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respons spektrum percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun. Untuk nilai 𝑆𝑠 dan nilai 𝑆1 dapat diambil melalui peta desain spektra Indonesia.

(6)

48

Gambar 6. Pembentukan Lokasi Bangunan (Yogyakarta)

Gambar 7. Hasil perhitungan nilai spektra percepatan tanah sedang (SD) wilayah Yogyakarta Tabel 4. Hasil input dan output nilai Respon spektra Wilayah Yogyakarta

Input Lokasi Yogyakarta Klasifikasi Situs SC SS 1,212 g S1 0,444 g Koefisien situs Fa 1,015 Koefisien situs Fv 1,556 Output SMS = Fa.Ss 1,230 g SM1 = Fv.S1 0,691 g SDS =2/3.SMS 0,820 g SD1 =2/3.SM1 0,461 g

Waktu getar alami To=0,2.SD1/SDS 0,112 Waktu getar alami sudut Ts=SD1/SDS 0,562

(7)

49

Perhitungan Gaya Geser Seismik

Beban gempa dianggap bekerja 100 persen pada arah sumbu utama bersamaan dengan 30 persen pada arah tegak lurus sumbu utama.Perhitungan gaya geser seismik pada setiap arah yaitu arah X dan arah Y adalah sebagai berikut.

Perhitungan gaya geser arah X, Vx tipe Domus Vx (Portal arah x) = Cs x W

= 0,546 x 127,609 kN = 69,675 kN

Perhitungan gaya geser arah Y, Vy Vy (Portal arah y) = 0,3 (Cs x W)

= 0,3 x (0,546 x 127,609) = 20,902 kN

Perhitungan gaya geser arah X, Vx tipe Risba Vx (Portal arah x) = Cs x W

= 0,546 x 259,921 kN = 141,917 kN

Perhitungan gaya geser arah Y, Vy Vy (Portal arah y) = 0,3 (Cs x W)

= 0,3 x (0,546 x 259,921) = 42,575 kN

Perhitungan Faktor 𝒌

Nilai perioda yang didapat sebesar 0,1743, berdasarkan ketentuan faktor k maka faktor k harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2, faktor k dapat dihitung sebagai berikut : 𝑘 = 1 + x

Mencari nilai, x = 𝑥

0,1743 = 1 2,5−0,5

maka, nilai x didapat = 0,087 faktor k = 1 + x = 1,087

Perhitungan Respons Spektra

Perhitungan Parameter Percepatan Sesuai Dengan Jenis Situs

Parameter spektrum respons percepatan pada periode pandek (𝑆𝑀S) dan periode 1 detik (𝑆𝑀1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs. Berdasarkan persamaan tersebut didapat nilai 𝑆𝑀S dan nilai 𝑆𝑀1 sebagai berikut :

SMS = Fa SS

SMS = 1,015 x 1,212 SMS = 1,230

Sedangkan nilai SM1 didapat: SM1= Fv S1

SM1 = 1,556 x 0,444 SM1 = 0,691

Keterangan:

SS = parameter respon s pektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode pendek S1 = parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk periode 1 detik. Perhitungan Parameter Percepatan Desain

Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek, 𝑆𝐷𝑆 dan periode 1 detik, 𝑆𝐷1, ditentukan didapat sebagai berikut :

SDS = 2 3 SMS SDS = 2 3 1,230

(8)

50

SDS = 0,820

Sedangkan untuk nilai SD1 didapat:

SD1 = 2 3 SM1 SD1 = 2 3 0,691 SD1 = 0,461

Perhitungan Periode Pendekatan

Periode fundamental pendekatan (𝑇𝑎), dalam detik, ditentukan seperti berikut : Ta = Ct hnx

Ketentuan untuk nilai Ct dan x dapat dilihat pada SNI 1726:2012 maka di dapat nilai Ta sebagai berikut:

Ta = Ct hnx

Ta = 0,0724 x 30.8 Ta = 0,174

Menghitung Skala Faktor

Nilai skala faktor ditentukan berdasarkan faktor keutamaan, 𝐼𝑒, gravitasi, g, dan koefisien modifikasi respons, 𝑅. Skala faktor dapat dihitung sebagai berikut:

S = g 𝑥 𝐼𝑒

𝑅

S = 9,81 x 1,5

31/2

S = 0,949

Menghitung Parameter Percepatan Desain

Berdasarkan ketentuan pada sub bab 3 maka parameter percepatan desain To dan Ts dapat dihitung sebagai berikut: To = 0,2 𝑆𝐷1 𝑆𝐷𝑠 To = 0,2 0,461 0,820 To = 0,112 detik

Sedangkan Ts dapat dihutung sebagai berikut: Ts = 𝑆𝐷1 𝑆𝐷𝑠 Ts = 0,461 0,820 Ts = 0,562 detik

Perbandingan Statik Ekivalen dan Respon Spektra

Perhitungan perbandingan gaya geser dinamik dengan geser statik ekivalen ditentukan memenuhi syarat apabila gaya geser dinamik lebih besar atau sama dengan 85 persen gaya geser akibat statik ekivalen, dalam hal ini nilai gaya geser dinamik diambil berdasarkan base

reaction akibat respons spektral desain sedangkan gaya geser statik ekivalen diambil

berdasarkan perhitungan statik ekivalen, nilai diambil gaya geser stiap arah yaitu arah X dan arah Y, setiap perhitungan perbandingan dapat dilihat skala faktor yang digunakan agar syarat diatas memenuhi. Hasil perhitungan perbandingan statik ekivalen dan respons spektra.

Untuk perhitungan perbandingan gaya geser statik dan dinamik struktur dilakukan dengan mengambil hasil output nilai base reaction dari program SAP 2000 untuk nilai reaksi geser dasar dinamik struktur sedangkan untuk gempa statik diambil nilai gaya geser berdasarkan perhitungan statik ekivalen, dengan ketentuan yang telah dijelaskan diatas, maka dilakukan perhitungan perbandingan gaya geser statik ekivaeln dan gaya geser akibat respon spektra agar mencapai target nilai gaya geser dinamik harus lebih besar dari 85 persen gaya geser akibat gempa statik ekivalen, apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka akan dilakukan perhitungan

(9)

51

skala faktor pada arah yang tidak memenuhi syarat. Perhitungan perbandingan statik ekivalen dan respon spektrum pada struktur tipe Domus adalah sebagai berikut :

Diambil output analisis SAP 2000 (base reaction) seperti pada tabel berikut ini: Tabel 5. Hasil analisis gaya geser dinamik tipe Domus

TABLE: Base Reactions

OutputCase CaseType StepType GlobalFX

Text Text Text KN

Ex LinRespSpec Max 327,384

Ey LinRespSpec Max 3592,948

Dilakukan perhitungan perbandingan seperti pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Hasil Pengecekan V Dinamk > 85% V Statik, skala faktor = 0.949 Arah gempa V statik (Sx) V Dinamik

(Ex) Syarat % 85 % V Statik Syarat V Dinamik > 85 % V Statik (KN) (KN) (KN) Arah X 69,675 327,3841 85 59,224 OK

Arah Gempa V Statik (Sy) V Dinamik (Ey) Syarat % 85 % V Statik Syarat V Dinamik > 85 % V Statik Arah Y 20,902 3592,948 85 17,767 OK

Perhitungan perbandingan statik ekivalen dan respon spektrum pada struktur tipe Risba adalah diambil output analisis SAP 2000 (base reaction) seperti pada Tabel berikut ini:

Tabel 7. Hasil analisis gaya geser dinamik tipe Risba TABLE: Base Reactions

OutputCase CaseType StepType GlobalFX

Text Text Text KN

Ex LinRespSpec Max 801,723

Ey LinRespSpec Max 805,173

Dilakukan perhitungan perbandingan seperti pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Hasil Pengecekan V Dinamk > 85% V Statik, skala faktor = 0.949 Arah

gempa

V statik (Sx) V Dinamik (Ex) Syarat % 85 % V Statik Syarat V

Dinamik > 85 % V Statik (KN) (KN) (KN) Arah X 141,917 801,724 85 120,629 OK Arah Gempa

V Statik (Sy) V Dinamik (Ex) Syarat % 85 % V Statik Syarat V

Dinamik > 85 % V Statik

Arah Y 42,575 805,173 85 36,189 OK

Perhitungan Gaya Geser

Perhitungan gaya geser dimaskudkan untuk mengetahui nilai geser akibat gempa seperti pada perhitungan distribusi gaya gempa statik ekivalen. Gaya geser struktur pada arah masing-masing arah gempa, yaitu arah X dan arah Y. Gaya geser yang terjadi harus memenuhi syarat ketahanan struktur terhadap geser (base shear reaction).

Tabel 9. Gaya geser arah X dan Y tipe Domus

Tinggi Berat Whk Wh

/ƩWh

=(Cvx) FX Gaya geser, VX

(10)

52

Tabel 10. Gaya geser arah X dan Y tipe Risba

Tinggi Berat Whk Wh

/ƩWh

= (Cvx) FX Gaya geser, VX

3 259,921 857,970 1 141,917 141,917

Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis perencanaan struktur rumah tahan gempa tipe Risba dan Domus sebagai berikut :

1. Nilai gaya geser dasar yang terjadi pada struktur tipe Domus sebesar 69,675 KN pada arah X dan 69,675 KN pada arah Y. Nilai terebut merupakan nilai gaya geser desain dari kedua metode analisa yang dibandingkan yaitu metode statik ekivalen dan response spectrum

2. Nilai gaya geser dasar yang terjadi pada struktur tipe Risba sebesar 141,917 KN pada arah X dan 141,917 KN pada arah Y. Nilai terebut merupakan nilai gaya geser desain dari kedua metode analisa yang dibandingkan yaitu metode statik ekivalen dan response spectrum.

Daftar Pustaka

Dewobroto, Wiryanto. Analisa Inelastis Portal – Dinding Pengisi dengan “Equivalent Diagonal

Strut”. Jurnal Teknik Sipil Vol 12 No 4. Institut Teknologi Bandung. (2005)

PT. Tatalogam Lestari, Petunjuk Praktis Bangunan Domus, pu.go.id (2019)

Saputra, Ashar., Bimbingan Teknis Penerapan Teknologi Rumah Tahan Gempa Mataram,

NTB.,2019

Sumargo. Kuda-Kuda Baja Jurnnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Vol 3, No 11 (2013)

Nugraha Sagit Sahay, Penerapan Bentuk Desain Rumah Tahan Gempa, Jurnal Perpektif Arsitektur Volume 5.No.1, 2010

SNI 8399-2017.Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan.

SNI 1727-2013. Tata cara pembebanan untuk menentukan beban yang diijinkan untuk merencanakan suatu bangunan

SNI 8460-2017.Tata cara pembebanan beban gempa untuk bangunan gedung dan non gedung. Wibisono. Konsep Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa.

repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47459/Chapter%20II. (2008) Zuhri. Prinsip Dasar Struktur taha gempa e.journal.uajy.ac.id/10520/3 /2TS11006 (2011).

Gambar

Gambar 1. Komponen Rumah Domus  Konsep Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa
Gambar 2. Denah rumah Domus
Tabel 1. Data umum struktur
Gambar 5.  Tampilan 3D Portal Struktur tipe Risba  Perhitungan Berat Sendiri bangunan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja koperasi yang semakin baik dengan program-program yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar akan meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota dan akan

Beberapa pernyataan dalam teks manifesto yang akan peneliti fokuskan dalam penelitian merupakan teks yang secara langsung berkaitan dengan inti permasalahan,

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan dan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan timbang terima yang efektif harus memiliki acuan bagi

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang diberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

Adanya pengaruh antara iklan dan keputusan pembelian pada penelitian ini sama seperti penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Puji Kurniawati tahun 2010 dengan judul

Dengan memanfaatkan aplikasi IPCop pada jaringan clinet server maka selaku administrator kita dapat memblokir situs-situs yang berbahaya dalam jaringan kita, sehingga

Hasil analisa hubungan jumlah rokok yang dihisap dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo di dapatkan hasil responden yang merokok 16-30

Tepat Berfikir, Memang kita tidak dapat menyangkal tentang pemikiran Descarters yang mengungkapkan Cogito Ergo Sum (aku ada karma aku berpikir). Dengan demikian