• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ULANG KOMUNIKASI VISUAL KEMASAN SUGARPOT NATURAL WAXING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN ULANG KOMUNIKASI VISUAL KEMASAN SUGARPOT NATURAL WAXING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ULANG KOMUNIKASI

VISUAL KEMASAN SUGARPOT NATURAL

WAXING

Andrean

Binus University

Jl. K H. Syahdan No. 9, Kemanggisan – Palmerah, Jakarta Barat 11480 +62 21 5345830

241208aj@gmail.com

Dosen Pembimbing: Dra. Dria Setiautami, Msn.

D2062

______________________________________________________________

ABSTRAK

TUJUAN PENELITIAN, ialah menyelesaikan kewajiban dan persyaratan program studi S-1, serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah diterima selama proses kuliah. METODE PERANCANGAN ANALISIS, yang digunakan adalah analisis literatur buku dan perpustakaan, observasi lapangan, analisis data, dan studi visual. HASIL YANG DICAPAI, Kemasan yang memiliki pesan yang tepat, varian rasa produk, buku panduan produk, logo produk, kemasan tersier produk, kop surat, kartu nama, amplop, sebagai karya tugas akhir. SIMPULAN, Sebuah desain kemasan yang dibuat untuk mencapaikan kesan yang tepat yaitu alami, bersih, dan waxing. Dengan menampilkan visual yang tepat sehingga produk ini tidak menyampaikan pesan yang salah.

Kata Kunci: Kemasan, waxing, produk kecantikan, hasil karya tugas akhir, Sugarpot

Waxing

ABSTRACT

RESEARCH OBJECTIVES, obligations and is completing course requirements S-1, as well as apply the knowledge that has been received during the lecture. DESIGN ANALYSIS METHOD, which is used is the analysis of literature and library books, field observations, data analysis, and visual studies. RESULTS ACHIEVED, packaging that has the right message, product variants, product manual, product logos, product tertiary packaging, letterhead, business cards, envelopes, as a final project work. CONCLUSION, A packaging design created for weary right impression is natural, clean, and waxing. With appropriate visual displays so that this product does not convey the wrong message.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam beberapa tahun belakangan ini, trend kulit bebas bulu di Indonesia tepatnya di kota-kota besar semakin berkembang. Namun banyak orang yang belum dapat membedakan perbedaan antara waxing dengan sugar waxing. Dan pada tahun 2012, berdirilah Sugarpot, sebuah brand produk sugar waxing yang dapat digunakan sendiri di rumah. Dengan Sugarpot, para peminat sugar waxing dapat melakukan waxing sendiri di rumah tanpa perlu ke salon.

Sugar waxing adalah metode untuk menghilangkan bulu yang sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu. Sugar waxing memiliki metode yang sama dengan waxing hanya saja yang berbeda adalah bahan dasar yang digunakan. Seiring dengan berkembangnya waktu, peminat sugar waxing semakin bertambah dikarenakan oleh keuntungan-keuntungan yang didapat dari sugar waxing.

Sugarpot telah berdiri semenjak tahun 2012 dan terus berkembang sejak saat itu. Meski masih tergolong brand muda, Sugarpot menjadi pioneer brand sugar waxing di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut dan dilihat dari pendekatan Desain Komunikasi Visual, maka tugas akan dibuat dalam perancangan kemasan produk.

METODE PENELITIAN

Menggunakan pencarian data melalui buku referensi, survey, wawancara, dan internet.

HASIL DAN BAHASAN

Di Indonesia, tepatnya di kota-kota besar, telah cukup banyak berdiri salon waxing dan sugaring yang menawarkan jasa professional menghilangkan bulu. Salon waxing tersebut menggunakan masih produk waxing import. Selain itu ada juga beberapa produk waxing yang beredar di toko kecantikan Indonesia yang diimpor dan harganya tergolong cukup mahal.

Akhirnya muncul Sugarpot, produk sugar waxing yang khusus diproduksi untuk digunakan sendiri di rumah. Awalnya pemilik Sugarpot, Jessyca Octavia, melihat perkembangan waxing yang meningkat di Indonesia dan memutuskan untuk memproduksi sugar waxing sendiri. Dengan beberapa eksperimen, akhirnya Sugarpot memiliki ramuan sendiri yang digemari oleh penggunanya.

Sekarang ini Sugarpot waxing memiliki tiga varian rasa madu, stroberry, dan coklat. Keduanya laris manis setiap harinya. Sekarang Sugarpot bukan hanya dijual online melalui webstore, tetapi juga dijual offline di event-event atau bazaar tertentu dan di explor keberbagai daerah.

Sugarpot adalah produk yang memiliki karakter yang bermanfaat untuk membersihkan bagian tubuh dari bulu dengan bahan-bahan alami, dan memiliki beberapa varian rasa yaitu coklat, stoberi, dan madu. Masing-masing dari varian memiliki manfaat yang berbeda. Coklat untuk melembabkan kulit, stoberi untuk membuat kulit lebih bercahaya, dan madu untuk memutihkan kulit.

Strategi Kreatif

Membuat identitas korporat dengan ilustrasi menarik.

Tujuan Desain

Studi desain ini bermaksud untuk membuat kemasan Sugarpot dengan tepat dan didesain sesuai dengan karakteristik produk dan target pasar.

Tujuan dari dibuatnya kemasan produk Sugarpot adalah untuk menaikan mutu dan kualitas sehingga produk Sugarpot dianggap sebagai produk yang professional.

Manfaat yang diharapkan melalui kemasan yang telah dibuat nanti adalah para peminat sugarpot tidak hanya melihat dari manfaat produk saja, tetapi melihat dari tampilan kemasan produk. Dengan didesainnya kemasan ini, diharapkan semakin banyak peminat dan menjadi produk yang terpercaya.

(3)

Dengan kemasan diharapkan Sugarpot lebih dikenal lagi oleh masyarakat dan menjadi waxing yang paling popupler di Indonesia.

Target Market A. Sasaran Primer

Demografis

- Jenis kelamin : wanita - Usia : 25-40

- Profesi : pelajar, mahasiswa, pekerja - SES : A – B

- Pendidikan : SMA & S1

Geografis

- Hidup di kawasan perkotaan.

Psikografis

- Rutinitas : 1. Belajar, bekerja. 2. Arisan 3. Senang beraktivitas 4. Sering ke mall 5. Sering ke pesta - Karakter : 1. Bersih 2. Modern 3. Supel

4. Ingin tampil pede 5. Sosialita

B. Sasaran Sekunder Demografis

- Jenis kelamin : Pria dan wanita - Usia : 27 - 35 tahun

- Profesi : memiliki usaha salon - SES : A – B

Geografis

- Memiliki usaha di pusat kota.

Psikografis

- Tertarik mengambil produk dalam negeri.

- Masih menggunakan produk waxing dari produk luar.

Ide Besar

BIG IDEA dari kemasan Sugarpot adalah “ Bersih, Alami, Semakin Percaya Diri ”

Sugarpot memiliki identitas baru dengan konsep alami, bermanfaat. Dimana Sugarpot adalah produk waxing yang bukan sekedar mencabut bulu saja, tetapi ada manfaat dari masing-masing varian rasa dan bahan-bahan dari pembuatan produk ini semua alami.

Cara Penyampaian

1. Dibuat dengan memberikan desain kemasan yang simple, bersih, sehingga memberikan kesan yang terpercaya dan alami.

2. Memberikan teks yang singkat, jelas, dan padat sehingga orang mudah dimengerti.

3. Memberikan gambar illustrasi kepada kemasan yang menarik, simple, soft, sehingga memiliki kesan terpercaya, alami, dan bermanfaat.

4. ilustrasi dibuat dengan realis dan dimainkan dengan warna sehingga peminat tahu informasi yang di sampaikan.

(4)

Keywords

- waxing - natural - bersih

Positioning

Sugarpot memposisikan dirinya sebagai produk waxing yang alami dan menyajikan berbagai varian rasa yang masing-masing dari varian tersebut memiliki manfaat yang berbeda sehingga konsumen dapat menikmati beberapa manfaat dari produk tersebut.

Tujuan Komunikasi

Memperkenalkan Sugarpot pada konsumen sebagai produk waxing yang berkualitas, bermanfaat, alami, dan terpercaya.

Tagline

“ Your Personal Waxing Kit” Benefit

Produk benefit

- menyediakan produk waxing yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. - menyediakan produk waxing yang bermanfaat dan alami.

- produk waxing yang ditawarkan sudah terpercaya. Emotional Benefit

- tidak ada rasa ragu, was-was saat memakai produk Sugarpot - rasa puas dan gembira karena berhasil memakai produk tersebut.

Pemilihan Media - varian rasa

- Kemasan primer - Kemasan sekunder

- Kemasan tersier terdiri dari : - Kemasan tersier (1 produk) - Buku manual produk

Strategi Desain

Konsep visual yang akan ditampilkan dalam kemasan ini adalah memberikan kesan yang bersih, alami, dan terpercaya. Dan memiliki elemen illustrasi yang membedakan produk dari

(5)

masing-masing varian. Warna yang digunakan adalah warna yang cerah dan kontras. Warna yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan perhatian kepada peminat waxing.

Tone & Manner

Warna yang digunakan ialah menggunakan warna yang kontras dan terang, memiliki kesan yang bersih alami dan terpercaya dan sesuai dengan target sasaran. Agar lebih mudah dipahami dan ditangkap oleh mata. Warna yang digunakan dalam pengaplikasian kekemasan Sugarpot ini adalah agar peminat dapat membedakan varian mudah, dan memiliki kesan yang bermanfaat dan alami. Selain itu warna yang digunakan dapat meyakini peminat bahwa produk yang ingin dibeli adalah benar-benar produk yang sudah terpercaya dan berpengalaman.

Pendekatan Emosional

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat emosional karena pendekatan emosional sangat berpengaruh terhadap minat seseorang dan bertujuan untuk mencoba dan merasakan manfaat.

Strategi Verbal

Penyampaian akan bersifat sederhana, gaya penyampaian akan menggunakan illustrasi, teks yang dihadirkan sedikit tetapi jelas dan menarik, agar peminat mudah mengetahui apa yang disampaikan dari kemasan.

Strategi Visual

Sesuai dengan karakteristik target komunikasi dan metode pendekatan, maka unsur – unsur desain yang dipilih adalah :

1. Feel & Look : Ilustrasi yang memiliki tone warna alami bersih dan terpercaya, dan akan diberikan teksture grunge untuk mendukung isi dari informasi yang ingin disampaikan.

2. Style Ilustrasi : gaya ilustrasi yang akan dibuat yaitu ilustrasi photoshop.

3. Tipografi : san serif. Untuk menunjukan kesan modern.

Teori Yang Digunakan Teori Kemasan

Pengertian kemasan menurut Prof. Emiritus. DRS. A.D. PIROUS (2007) adalah “Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-barang hasil produksi industri.” Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti:

- tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya).

Kemasan bukan hanya sebuah bungkus, tapi juga pelengkap rumah tangga, sebuah botol kecap bagus dengan etiketnya yang menarik dapat menyemarakkan suasana tertentu di meja makan atau lemari di dapur. sebuah tempat kertas lap “Klenex” yang didesain menarik dapat memperindah kamar mandi dan botol parfum yang cantik memberikan kekhasan meja berhias seorang gadis.

- mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citradiri dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap barang yang dikemasnya (bungkus rokok yang berwibawa).

- kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka, tutup, pegang, bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya dalam melindungi barang.

- rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar tentang jenis isi barang yang dikemas.

(6)

- perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga efisien dan tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta penempatan, demikian pula penyusunan dalam lemari pajang.

- melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini desain bentuk-kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri.

Menurut Philip Kotler (Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, 1998) , kemasan dibedakan menjadi 3 tingkatan:

1. Kemasan Primer, adalah kemasan yang melindungi / bersentuhan dengan produk langsung. Contoh : botol kaca produk parfum.

2. Kemasan Sekunder, adalah kemasan yang membungkus kemasan primer. Contoh: Kemasan karton yang membungkus botol parfum.

3. Kemasan Tersier, adalah kemasan yang melindungi sejumlah kemasan sekunder dalam proses pendistribusian produk.

Teori Warna

Menurut Klimchuck dan Krasovec (2007) dalam buku Desain Kemasan: Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan, warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemasan atau produk sebelum fitur visualnya. Hal itu dikarenakan mata manusia melihat warna sebelum otak mengenali citra bentuk, symbol, kata-kata, atau elemen-elemen visual lainnya. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek- efek tertentu. Warna mempengaruhi kelakuan, memegang perana penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka-tidaknya seseorang pada suatu benda.

Teori Tipografi

Tipografi menurut Danton Sihombing (2001) dalam buku yang berjudul Tipografi Dalam Desain Grafis adalah representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.

Danton juga menyatakan bahwa huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. Dalam desain kemasan, tipografi pun mengambil peranan penting dalam mengkomunikasikan pesan ke calon konsumen. Yang harus diperhatikan adalah pemilihan jenis huruf yang sesuai dengan tema dan tujuan dari produk itu sendiri. Maka disinilah diperlukan kejelian dalam memilih jenis huruf yang sesuai atau menjiwai dari produk tersebut.

Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa kriteria yang harus, terpenuhi antara lain :

1. Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas.

2. Readability adalah keterbacaan dan jenishuruf tersebut.

3. Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak. 4. Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut.

Teori Layout

Surianto Rustan (2009) mengemukakan di dalam bukunya bahwa, “Desain dan layout yang kita lihat di masa kini sebenarnya adalah hasil perjalanan dari proses eksplorasi kreatif manusia yang tiada henti di masa lalu.” Layout merupakan penyusunan elemen-elemen desain yang membentuk sususan artistic. Degan layout, sebuah karya atau rancangan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada pembaca atau audience.

(7)

HASIL PEMBAHASAN DESAIN

Produk Sugarpot

Dari tema, kesimpulan, dan riset yang telah dilakukan, maka akan dibuat sebuah kemasan yang memilik 3 varian rasa, logo baru, kemasan tersier, buku manual (cara pemakaian produk), kop surat, kartu nama, amplop, brosur. Produk Sugarpot adalah produk waxing (mencabut bulu) yang menggunakan bahan alami. Pembuatan desain kemasan produk Sugarpot akan dilakukan dengan menggunakan nuansa alami.

Logo

Logo Sugarpot akan didesain ulang dimana penulis akan mencoba ingin memberikan kesan baru dan memiliki karakter alami.

Kemasan Varian

Sugarpot adalah produk waxing yang memiliki 3 varian rasa yaitu stoberi, madu, dan coklat. Dimana masing-masing memiliki kegunaan yang sama yaitu mencabut bulu, tetapi memiliki manfaat yang berbeda bagi kulit. Desain varian yang dibuat akan dibuat abstrak, dan tidak terlalu mengutamakan kesan dari varian, karena jika terlalu mengutamakan kesan dari varian, kemasan varian Sugarpot bisa terlihat seperti kemasan makanan. Kemasan varian akan memperjelas produk utama, yaitu waxing (mencabut bulu). Kemasan varian Sugarpot berbentuk persegi panjang yang berukuran 25,2 x 3. Yang memakai kertas stiker yang dilaminating glossy.

Kemasan Tersier

Kemasan tersier merupakan kemasan luar untuk tempat dari produk Sugarpot, Kemasan akan berbentuk kotak (kubus) yang didesain dengan karakter yang sama dengan varian, yang dimana kemasan dibuat agar penyampaiannya tepat untuk menyampaikan produk ini adalah waxing (mencabut bulu). Ukuran kemasan tersier sugarpot 8.5x8.5 yang berbentuk kubus dan memakai jenis kertas art karton 310 g yang di laminating glossy.

Buku Manual

Buku manual adalah buku yang akan menjelaskan cara pemakaian dari produk Sugarpot. Dimana buku ini akan didesain dengan menarik agar para pembeli bisa tertarik untuk membaca terlebih dahulu cara pemakaian. Buku manual akan didesain dengan menarik dengan memiliki nuansa dari beberapa gabungan 3 varian. Buku manual ini berbentuk buku yang berukuran 7.5x7,5 cm dan memakai jenis kertas art papper.

Kartu Nama

Kartu nama yang dibuat akan memakai kertas art karton yang berukuran 5x5 dan dari kartu nama ini didesain dengan memiliki 3 jenis elemen dari varian rasa yang dimiliki oleh produk Sugarpot.

Amplop

Amplop yang dibuat juga memiliki 3 desain yang memiliki elemen dari 3 varian rasa yang dimiliki produk Sugarpot.

Brosur

Brosur produk Sugarpot akan dibuat dengan berukuran a5, yang dimana brosur didesain agar desain brosur dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada penerima brosur.

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan data, penelitian, dan teori-teori yang telah didapatkan maka penulis dapat membuat desain sebuah Kemasan Produk Sugarpot Waxing. Desain kemasan ini memiliki tujuan agar para target pembeli yang belum tahu dari produk ini bisa mengetahui bahwa produk ini menyampaikan pesan yang tepat yaitu menjual produk waxing (mencabut bulu) yang memiliki bahan yang alami, dan bersih.

Saran

Setelah menyelesaikan perancangan laporan dan karya bertema PERANCANGAN ULANG KOMUNIKASI VISUAL KEMASAN PRODUK SUGARPOT NATURAL WAXING maka ada beberapa saran yang dapat diberikan kepada mereka yang akan menggunakan laporan ini untuk kebutuhan apapun ataupun akan merancang sebuah laporan.

1.Carilah referensi dan informasi yang anda kenali dengan baik dalam perancanangan sebuah karya.

2.Anggaplah pembuatan karya ini sebagai karya untuk produk anda sendiri yang akan benar-benar dipakai agar anda mengerjakan dengan sepenuh hati.

3.Buatlah perencanaan pengerjaan dan jangan pernah menunda-nunda pekerjaan supaya hasil karya yang anda buat dapat maksimal.

REFERENSI

• Adams, R. B. (1978). Man and His Wonderful Shaving Device. Minneapolis: Little Brown.

• Keller, M. (2011). Design Matters: An Essential Primer-Brochures, Logos, Packaging, Portfolios. Minneapolis: Rockport Publishers.

• Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (2007). Desain Kemasan: Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta: Erlangga. • Kotler, P. (2001). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

Kontrol. Jakarta: PT. Prehallindo.

• Rustan, S. Layout: Dasar & Penerapannya . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. • Sherrow, V. (2006). The Encyclopedia of Hair: A Cultural History. California:

Greenwood.

• Pirous, D. A. (2007, 07 25). Desain Grafis Indonesia. Retrieved 04 6, 2014, from DGI-Indonesia: http://dgi-indonesia.com/desain-grafis-pada-kemasan/

RIWAYAT PENULIS

Andrean lahir di kota Jakarta, tanggal 12 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Universitas Bina Nusantara, jurusan Desain Komunikasi Visual peminatan New Media pada tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dilakukan secara deskriptif, meliputi kandungan dari setiap pakan yang diberikan untuk jalak bali penangkaran, pengaruh pakan yang diberikan

Tabel 5 juga menunjukkan bahwa bagi petani di daerah hulu (Desa Ciomas), hutan rakyat dinilai dapat menghasilkan mata air ditandai oleh besarnya pendapat mereka (95,00%), sementara

Subjek melakukan kesalahan pada langkah pemodelan, abstraksi, dan menafsirkan karena tidak memahami dan peserta didik salah dalam menentukan hubungan

a) Menjelaskan ke-balagah-an al-Qur’an dalam tingkat paling tinggi. Sebab di antara keistimewaan balagah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk

curah hujan lebih kecil dari evapotranspirasi potensial (CH < ETP) maka kandungan air dalam tanah akan berkurang bahkan terjadi sampai dalam keadaan defisit (D), dari hasil

 Produk dan aliran prosesnya  Permintaan tiap produk  Waktu operasi  Kapasitas tiap tenaga kerja Teknik Shojinka Rank Order Clustering OUTPUT:  Pengaturan

Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih pendekatan yang dapat dilakukan untuk memberi infomasi tentang kesenian Ondel – ondel melalui buku untuk remaja rentang usia

Populasi predator pada TAMCOT SP37 dan Kanesia 7 lebih tinggi dibanding populasi pada LRA 5166, sedangkan pola tanam kapas tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan