MODEL ONTOLOGI TANAMAN OBAT INDONESIA

(1)

! "#

! ! $

% &

'(')'('

& &

*

&

+&

&

,

&

(2)

! "#

! ! $

% &

'(')'('

& &

*

&

+&

&

,

&

-'.-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3)

(4)

! "

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(5)

#

$

#

$

% #

&

$

&

(6)

! "# $ % " " & ' (%" ) * * +'$

,

- $ , ' ." . / $ #" +'$ ,

$$

0 $ * 1 ." ' / $ #"

+'$ , $

2 $ "# * 3 ' 1 1

" $ "

4 ! 5

6 ! $ *" / $ #" +'$ ,

7 "

8 / $ #" +'$ ,

" "

"

1 "

#

9

-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(7)

$ " " "1 "# $ "

(8)

" " $ "

(9)

(10)

:

(11)

:

2 2 2 " " 42

2 2 4 3 47

2 4 3 " " 3 $ " 6

2 4 6

2 4 A" " 6

2 4 - % 62

2 4 - 64

2 4 - % 64

! ! B .= $' ,< * & 68

4 . 68

4 - 6?

* + & , . 79

< ' $& 72

(12)

:

(13)

:

(14)

:

!

< 3 " " 72

< - & 1 3 " " 3 $ "

8-< 0 < " B 3 " " 80

< 2 * # &D<$ % 84

< 4 " " + 3 < 3 " " 3 $ " 96

(15)

! " # $ %

& '

( &

%

) & *

&

% & '

% ! " # (

) ) )

( )

&

+ '

) #

(

& %

( )

%

# + " #

(16)

!

" # $$%&

' & (

) & *

' '

'

+ ,

%

(17)

'

- (

'

.

'

/ *

+ "

& + &

,

' % $

" ,

% +

+

) )

'

(18)

.

(19)

! " # $ %

$ & ' '(

!

" "

# ()

#* $ & ''+(

# $%

# $&%

% $& '

(

(20)

!

"

! #

" $

% $

& $

(21)

! " ! # ! $

( ) *

$

*

+

*

,

% ! " #

& ' ( ) * ( + , *

-" )

"

(22)

-$

+

")#

./

.// //

$ ) . $

$

, "

"

#

0 "

/ ! !

%! & '

"

(23)

" "

$ "

"

- " '( " # ) * " " 0 1 .

$

2

3//-#

* +

& $

2 , , , 1

(24)

4/

(25)

5

(26)

43

(27)

2 ,

(28)

47

(29)

7

(30)

4

& $

#

% , ' ' (

C *

:&*; $

# # 8 & ) $ ) # *

& )

# 8 ) 8 )

* ) 8

) 3

% , , , 2 ,

$

> $ "

5 * 58 >#

"

" 2 "$C 3//4

(31)

$

4 $

8 #

3

< 5

)

" 2 "$C 3//4

-. ! , .

> * $

,

) E

> E

> *

E

# E

(32)

4-/. ! , ,

, , .

$

0. ! , ( % &

)

#

*

$

1. ! , ,

$ $

$

> $ C 411

#

6 #

(33)

5 # # 5

2. ! , 3

#

$

)

3 >

# $ 8

4. ! , % &

&

5

&

(34)

3/

#

&

4

$

3 * $ , &

, 3

< 6 <

9 : 9 :

7 . 5

. &

+

6. ! =

& &

)

(35)

8 # 2 ,

(36)

33

SUBJECT PREDICATE OBJECT

(37)

$ A"= D# 2 ?)0

# PREFIX DECLARATIONS

PREFIX foo: <http://example.com/resources/> ...

# DATASET DEFINITION FROM ...

# RESULT CLAUSE SELECT ...

# QUERY PATTERN WHERE {

... }

# QUERY MODIFIERS ORDER BY ...

(38)

37

(39)

# $ ,

<rdfs:Class rdf:ID="lecturer"> . . .

<_/rdfs:Class>

<rdfs:Class rdf:about="lecturer">

<rdfs:subClassOf rdf:resource="staffMember"/> </rdfs:Class>

(40)

3

<rdf:Property rdf:ID="phone">

<rdfs:domain rdf:resource="#staffMember"/> <rdfs:range rdf:resource="&rdf;Literal"/> </rdf:Property>

<rdf:RDF

xmlns:owl ="http://www.w3.org/2002/07/owl#"

xmlns:rdf ="http://www.w3.org/1999/02/22-rdf-syntax-ns#"

xmlns:rdfs="http://www.w3.org/2000/01/rdf-schema#"

xmlns:xsd ="http://www.w3.org/2001/XLMSchema#">

(41)

25& "

;= *

* $

8

3//-< 25& "

;= $

8 $

8 *

$ 6 $

<owl:Ontology rdf:about="">

<rdfs:comment>An example OWL ontology</rdfs:comment>

<owl:priorVersion

rdf:resource="http://www.mydomain.org/uni-ns-old"/>

<owl:imports rdf:resource="http://www.mydomain.org/persons"/>

<rdfs:label>University Ontology</rdfs:label>

</owl:Ontology>

<owl:Class rdf:ID="associateProfessor">

<rdfs:subClassOf rdf:resource="#academicStaffMember"/>

</owl:Class>

<owl:ObjectProperty rdf:ID="isTaughtBy">

<rdfs:domain rdf:resource="#course"/>

<rdfs:range rdf:resource="#academicStaffMember"/>

<rdfs:subPropertyOf rdf:resource="#involves"/>

</owl:ObjectProperty>

(42)

3-<owl:DatatypeProperty rdf:ID="age">

<rdfs:range rdf:resource=

"http://www.w3.org/2001/XLMSchema#nonNegativeInteger"/>

</owl:DatatypeProperty>

(43)

. ! , 7 2 , $ * <' $

(44)

</

(45)

L 0 3//- )

(46)

<3

& $

-' (

! $ ! '& (

2 ' (

=

(47)

Kajian Awal

Pengumpulan Data

Konstruksi Ontologi dan Implementasi

Pembuatan Instance Penentuan Facets(batasan)

Penentuan Properties Penentuan Classdan Hirarki Class

Penentuan Terms

Penentuan Scope Tahap

Konstruksi Ontologi

Tahap

Encoding

Pengujian Ontologi Implementasi Prototype

(48)

! "

(49)

!6 $ ' , = 0

8$ / & 9 !: :6

-! 8 6

-,

,

8 6

< $ 8 6

>

! " #

(50)

>

(51)

*

> '9B+*

'9B+ '

'9B+'

7

+

!

'

'9B+ *

'

' .

(52)

;

:: <

! "

5

+ ( )

'9B+ '

)

/ 0 . 5 /

! )

'9B+

'

'9B+ '

'9B+'

! #

=

'9B+ * =

'9B+ '

(53)

! "

! " # $

% &

&

' "

" (

" )

*

+ * ,

* - .

* *

(54)

! ! !

"

# # $

# ! # %

# # !

#

&

# '

# (

) * ! $ ! ! ! + ! $ !

, ! * ! ' , ! !

! - ! $ ! . /

(55)

! ! ! ! !

-! ! ! ! - !

0

# ) 1 #

# 2 3 ! # .

# # & .

# & # &

# 4 # 3 * !

# 4! #

# ! ! # !

# !

(56)

/

5 ! !

! * !

! ! ! * ! ) ! $

! ! !

! "

(57)

! "

) ! $ 7 # !

! ! ! - 6 !

# $ % "

8 * ! ! *

! + ! + ! + $+ 7

* 7 ! !

(58)

% & & # $ % "

(59)

% & &

' &

2 3

< ! 3 * !

2 3 3 * !

2 3 4! 2 3 4!

2 3

) ! ! !+ ! +

! + $

* 7 ! !

% & &

' &

2 3

< ! 3 * !

2 3 3 * !

2 3 4! 2 3 4!

$ $ 7 ! * 2 3 2 3

(60)

=

% & (

) % & (

*

! ! !

2 (

8 * !

+ * ! 0

": ) ! (

) ! ! 2 ! $ 0 +

/: ! (

) ! ! ! * !

! 2 ! $ 0 ! ! ! ! !

!

(61)

) !

(62)

8 * * $

(63)

& *

(64)

;

(65)

(66)

;/

(67)

' 2

(68)

;

% & & 5

' &

3 * !1

! $4!

3 * ! 4!

1

8 * $ ! $ ! !

! ! ! ! ! 7 $ +

* ! 0

* !

! * 7 ! !

% & & % 3

' &

8

(69)

* !

* 7 !

!

% & & 4" % 3

' &

8

* !

! * 7

! !

% & & 4" % 3

' &

8

(70)

;=

* !

* 7 ! !

) % & &

' &

8

* 9 : !

* 7 !

!

* % & & (

' &

8

(71)

* 9 : !

* 7 ! !

% & & "

' &

8

* !

* 7 ! !

, % & & 4&

' &

$

)

8 * ! !

! 6 * 7 !

!

(72)

;

(73)

2 " 0 % & &

(74)

=

(75)

) "

(76)

=/

! $ $ ! ! * +

! ! $ ( !

! ! ! * ! $+

* $ ! & + !

! $ ! 9 $: ! ( ( +

& $ ( ( +

3 $ & $ & - $+ ! ! 7

!

6 % # " "

(77)

! $ ! * $ 3('B. *

&" 4 7892 "

! $ 3('B. ! +

" 3('B. ! $ + !

! 7 !

4 7892 "

(78)

=

(79)

3 7 ! * ! $ 7 ,

(80)

==

(81)

! ! ! * $ ! $ !

$, ! * $ ! ! ! $ ! !

! $ * $

* $ ! !+ 4! +

3 * ! 7 ! $,

! * ! $ ! $

* + ! ! ! $ * $

(82)

!"# $

% & ' (

) ( * * + , !

+ # ) # ) ,

, !

- ! .

/ 0

/*)1 1 2

2

.

. 2 3

45

(83)

Setelah melakukan konstruksi, implementasi, dan pengujian ontologi tanaman

obat Indonesia, terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya :

1. Melakukan konsultasi lebih lanjut dengan para ahli dan praktisi yang

berkaitan dengan Indonesia agar tercipta kombinasi

pengetahuan tanaman obat yang lebih valid dan terstandardisasi, sehingga

ontologi yang dibuat dapat di di dan dapat diintegrasikan

dengan ontologi di cabang cabang ethnobotani yang lain.

2. Memperbaiki dan mengembangkan pengetahuan model ontologi tanaman

obat Indonesia. Perbaikan yang diperlukan dalam ontologi ini antara lain :

a. Membuat antara kondisi dengan efek dengan

data data pendukung yang valid.

b. Menambahkan yang diperlukan pada tertentu agar

hasil SPARQL berhasil ditampilkan sesuai data yang ada dan

tidak menampilkan data yang berlebihan.

Pengembangan ontologi dapat dilakukan dengan pengetahuan yang lebih

detail tentang pemanfaatan tanaman obat Indonesia di level akademik

(pengujian tanaman obat pra klinis, pengujian klinis, peresepan obat, dan

pembuatan obat herbal terstandar) untuk mendukung program saintifikasi

jamu Indonesia.

3. Mengembangkan pengujian ontologi yang lebih lengkap yang

disesuaikan dengan kebutuhan yang menggunakannya, seperti

pembuatan fungsi dan , dsb.