• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PRO 8 PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Sk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PRO 8 PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Sk"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PRO 8

PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

Sk

Skripsi

Oleh :

Eka Reny Viajayani

K 2307025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PRO 8

PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

Oleh:

Eka Reny Viajayani

K2307025

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eka Reny Viajayani

NIM : K2307025

Jurusan/Program Studi : P.MIPA/P.FISIKA

Fakultas : FKIP

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surakarta,

Yang Membuat Peryataan,

(4)

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Hari :

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Eka Reny Viajayani. K2307025. PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PRO 8 PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR. Skripsi, Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk media

pembelajaran Fisika. Media pembelajaran ini dibuat menggunakan software

Macromedia Flash Pro 8.Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif yang menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Data diperoleh melalui angket, tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran Fisika ini termasuk dalam kriteria sangat baik. Media pembelajaran menggunakan Macromedia Flash Pro 8 dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran(dari penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa memberikan rata-rata penilaian 83,62%).

Kata kunci: Pengembangan media pembelajaran, suhu dan kalor, Macromedia

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Eka Reny Viajayani. K2307025. PHYSICS LEARNING MEDIA

DEVELOPMENT USING MACROMEDIA FLASH PRO 8 ON SUBJECT OF TEMPERATURE AND HEAT. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, February. 2013.

The purpose of this research is to produce learning physics media. This learning media using Macromedia Flash Pro 8 software. Development model used in this research is the procedural model that a descriptive model that shows the steps to be followed to produce a product of learning media. Data obtained through the questionnaires, tests and interviews. The data analysis technique that used is descriptive qualitative analysis.

Based on research result, learning media was concluded in good criteria. This learning media can to be used as a learning media (assessment results from matter experts, media experts, and students gave an average rating 83,62% ).

Keywords: Learning Media Development, Temperature and Heat, Macromedia

(8)

commit to user

viii

MOTTO

 Hanya orang – orang yang berani yang mengambil tindakan berani

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd. M.Si. Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun

Skripsi.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si., Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin menyusun Skripsi.

4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd., Koordinator Skripsi Program Studi Pendidikan

Fisika Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

menyusun Skripsi.

5. Bapak Drs. Radiyono, Pembimbing I atas kesabaran dalam memberikan

bimbingan, pengarahan, dan dorongan yang luar biasa sehingga Skripsi ini

dapat terselesaikan.

6. Bapak Dwi Teguh Rahardjo, S. Si, M. Si., Pembimbing II atas kesabaran

dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan yang luar biasa

sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar, yang telah memberi kesempatan dan

(11)

commit to user

xi

8. Bapak Giyono dan Ibu Yayuk Rahayu, yang senantiasa mendoakan dan

mendukung.

9. Adibya Yogi Wijaya dan Rindiazafa Alvynajayani, yang memberi senyum,

semangat dan dukungan

10.Dinno Hafidz Ramadhan, yang selalu meronakan hatiku.

11.Dyah Puspitasari, sahabat dalam suka dan duka

12.Christin Elin Wulandari, Dyah Arum Arimurti, dan Rani Wijaya,

bidadari-bidadari cantik yang selalu mendukungku.

13.Sahabat-sahabat yang selalu bersama dan menyemangatiku.

14.Teman-teman P. Fisika yang selalu mendukung dalam doa dan membantu

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Februari 2013

Penulis

Eka Reny Viajayani

(12)

commit to user

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan...

G. Manfaat Penelitian...

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan...

BAB II. LANDASAN TEORI...

A. Tinjauan Pustaka...

1. Media Pembelajaran ………...

2. Macromedia Flash Pro 8………….………...

(13)

commit to user

xiii

B.Penelitian yang Relevan………...

C.Kerangka Berfikir………..

D.Pertanyaan Penelitian………...

BAB III. METODE PENELITIAN...

A.Metode Pengembangan...

BAB IV. HASIL PENELITIAN...

A.Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan

Macromedia Flash Pro 8...

B.Validasi Media...

C.Revisi Produk...

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Simpulan Tentang Produk...

B. Keterbatasan Penelitian...

C. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

(15)

commit to user

Terhadap Kalor pada Tekanan 1 Atmosfer

Kerangka Berpikir...

Bagan Alur Prosedur Pengembangan...

Diagram Alir Desain Program...

Alur Desain Uji Coba Media Pembelajaran...

Interval Kriteria Penilaian...

Diagram Frekuensi Siswa yang Suka Melihat Animasi...

Diagram Frekuensi Siswa yang Pernah Melihat Animasi

Fisika...

Diagram Respon Siswa terhadap Pelajaran Fisika...

Diagram Respon Siswa terhadap Pembelajaran Fisika di

Kelas...

File-file yang Dibuat dalam Media Pembelajaran...

Membuka Macromedia Flash Pro 8...

Halaman Depan Macromedia Flash...

Membuka Flash Document...

Dokumen Flash yang Baru...

Publish Setting...

Kotak Dialog Publish Setting...

Shortcut Nero...

Tampilan Nero...

Make Data CD...

Menambahkan File yang Akan Diburning...

(16)

commit to user

Angket Analisis Potensi dan Masalah ………

Analisis Potensi dan Masalah ………

Tabel Spesifikasi Tryout ………...

Instrumen Test Tryout ……….…...

Lembar Jawab Soal Tryout ………....

Tabel Spesifikasi Test .………...

Instrumen Test .………...………

Lembar Jawab Soal Test ...………

(17)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka meningkatkan pembangunan nasional, bangsa Indonesia

telah melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

belajar di setiap jenjang dan tingkat pendidikan. Hal tersebut dilakukan agar

diperoleh sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan siap bersaing di

dunia global. Seperti dijelaskan dalam UUD 1945, di sebutkan bahwa tujuan

pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru sebagai barisan paling depan dalam rangka mencetak sumberdaya

manusia berkualitas, harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar di

sekolah dengan sebaik-baiknya. Guru hendaknya mempunyai berbagai

ketrampilan intelektual yang memadai. Ketrampilan intelektual tersebut meliputi,

ketrampilan penguasaan konsep dari materi yang akan disampaikan serta

senantiasa menyiapkan diri untuk menjawab setiap perkembangan masyarakat

dengan berbagai penguasaan informasi dan teknologi. Seiring dengan kemajuan

sistem Teknologi Informasi (TI), dunia pendidikan senantiasa bergerak maju

secara dinamis, khususnya untuk menciptakan media, metode dan materi

pendidikan yang semakin menarik, interaktif dan komprehensif. Oleh karena itu

sektor pendidikan harus mampu memanfaatkan Teknologi Informasi (TI), untuk

mengembangkan sistem pendidikan.

Dalam bidang pengajaran, komputer memungkinkan untuk

terselenggaranya proses belajar mengajar jarak jauh, atau pembelajaran tanpa

tatap muka. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang

dibayangkan. “Pengajar dalam hal ini, guru yang menguasai materi pelajaran,

sebagian besar tidak mampu menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer.

Sedangkan ahli komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer

biasanya tidak menguasai materi pelajaran” (Ouda Teda Ena. 2001:2). Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya dibutuhkan suatu software yang memungkinkan

pendidik untuk membuat media pembelajaran. Software yang sudah lazim

(18)

commit to user

digunakan adalah Macromedia Flash Pro 8. Dengan perangkat lunak ini, akan

memudahkan pendidik merealisasikan ide-idenya sesuai dengan materi pelajaran

yang dikuasainya ke dalam komputer.

Bashar (2004: 2) mengatakan bahwa pengajar Fisika di sekolah lebih

sering membahas teori dari buku pegangan yang digunakan, kemudian

memberikan rumus-rumusnya lalu memberikan contoh soal. Akibatnya ilmu

Fisika terreduksi menjadi bacaan dan siswa hanya dapat membayangkan. Jika

fenomena fisis yang sedang dibahas telah pernah dialami oleh siswa mungkin

siswa akan dapat merekonstruksinya kembali menjadi pemahaman yang lebih

baik. Salah satu penyebabnya Fisika kurang diminati, dalam materi Fisika banyak

terdapat konsep yang bersifat abstrak sehingga sukar membayangkannya. Oleh

sebab itu, banyak siswa yang langsung saja bekerja dengan rumus-rumus Fisika,

tanpa mencoba berusaha untuk mempelajari latar belakang falsafah yang

mendasarinya.

Bila saja konsep-konsep yang bersifat abstrak itu dapat dibuat

divisualisasikan sehingga mudah ditangkap oleh pancaindra, maka masalahnya

akan sangat berbeda. Dalam usaha ke arah itu, maka mata pelajaran Fisika

didampingi dengan praktikum Fisika. Namun, tidak semua masalah Fisika dapat

disimulasikan di laboratorium. Lebih lagi penggunaan laboratorium terbatas

hanya di sekolah. Kekhususan Fisika dibanding dengan ilmu lainnya adalah

sifatnya yang kuantitatif, yaitu penggunaan konsep-konsep dan hubungan antara

konsep yang banyak menggunakan perhitungan matematis. Ketiga sifat ini, yaitu

abstraksi, empiris dan matematis membuat komputer banyak berperan dalam

Fisika untuk berbagai keperluan, karena tidak semua konsep Fisika dapat

dieksperimenkan di laboratorium. Komputer dapat membuat konsep-konsep yang

abstrak menjadi konkret dengan visualisasi statis maupun dengan visualisasi

dinamis (animasi). Selain itu, komputer dapat membuat suatu konsep lebih

menarik sehingga menambah motivasi untuk mempelajari dan memahaminya.

Dalam Fisika ada dua gejala yang dapat divisualisasikan, yaitu (1) yang

(19)

commit to user

sebagainya; (2) yang tidak berkaitan dengan gerak seperti garis gaya listrik, pola

interferensi, difraksi, dan lain sebagainya.

Visualisasi yang berkaitan dengan gerak disebut animasi, sedangkan

yang tidak bergerak dinamakan visualisasi. Mengingat Fisika merupakan

konsep-konsep yang relatif abstrak, maka animasi terhadap konsep-konsep yang abstrak akan

dapat membantu memudahkan penyerapan materi Fisika oleh pengguna. Karena

pentingnya pengertian suatu konsep dalam pembelajaran Fisika, maka animasi

yang dapat menunjukkan gejala fisis perlu diutamakan tanpa mengabaikan proses

lainnya. Guru dapat memanfaatkan program Macromedia Flash Pro 8 untuk

membuat media pembelajaran Fisika. Media pembelajaran Fisika menggunakan

Macromedia Flash Pro 8 yang ideal harus mampu berfungsi sebagai media

presentasi informasi dalam bentuk teks, grafik, simulasi, animasi, latihan - latihan,

analisis kuantitatif, dan umpan balik langsung. Salah satu materi yang

memerlukan visualisasi dalam pembelajarannya adalah Suhu dan Kalor.

Berdasarkan dari uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PRO 8 PADA POKOK

BAHASAN SUHU DAN KALOR”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa permasalahan yang

muncul. Permasalahan tersebut, antara lain:

1. Kurangnya menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih dan

menarik untuk memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Guru kurang dapat memanfaatkan komputer dalam pembelajaran.

3. Guru yang menguasai materi pelajaran, sebagian besar tidak mampu

menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer, sedangkan ahli

komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya

tidak menguasai materi pelajaran.

(20)

commit to user

5. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa karena

banyak memuat konsep yang abstrak.

6. Perlu pengembangan media pembelajaran menggunakan Macromedia Flash

Pro 8

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah yang

muncul, maka dalam penelitian ini dibatasi masalah agar tujuan dalam penelitian

ini dapat tercapai secara optimal dan terfokus. Adapun pembatasan masalah

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Materi pelajaran dalam media pembelajaran yang akan dikembangkan hanya

menyangkut pokok bahasan Suhu dan Kalor, meliputi Suhu dan pemuaian,

Kalor dan perubahan wujud, perpindahan Kalor.

2. Software yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran adalah

Macromedia Flash Pro 8.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah mengembangkan media pembelajaran Fisika menggunakan

Macromedia Flash Pro 8 pada materi pokok Suhu dan Kalor yang memenuhi

kriteria baik?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan di depan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

mengembangkan media pembelajaran Fisika menggunakan Macromedia Flash

(21)

commit to user

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Penelitian ini mengembangkan produk berupa media pembelajaran

menggunakan Macromedia Flash Pro 8 pada pokok bahasan Suhu dan Kalor,

meliputi Suhu dan pemuaian, Kalor dan perubahan wujud dan perpindahan Kalor.

Bentuk file utama berekstensi .exe dan file pendukung berekstensi .swf. Media

pembelajaran ini dapat digunakan guru pada saat kegiatan belajar mengajar.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti :

Untuk menambah khazanah keilmuan.

2. Bagi Guru:

a. Untuk membantu guru menyampaikan materi.

b. Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Memotivasi Guru agar lebih inovatif dalam mengajar.

3. Bagi Siswa

Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih

termotivasi dalam belajar.

4. Bagi sekolah

a. Menyusun program peningkatan kualitas pembelajaran Fisika pada tahap

berikutnya.

a. Hasil penelitian yang didapatkan dapat digunakan untuk perbaikan pada

kualitas pembelajaran.

(22)

commit to user

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan pengembangan

antara lain:

1. Dimungkinkan belum terinstallnya software pendukung yang digunakan

untuk menampilkan bahan ajar di kelas.

2. Media Pembelajaran menggunakan Macromedia Flash Pro 8 dapat

(23)

commit to user

berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara (wassail) atau penghantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa:

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual verbal (Arsyad, 2005: 3).

Assosiation for Educational Communications and Technology

(AECT, 1977) mendefinisikan “media sebagai segala bentuk yang

digunakan untuk menyalurkan informasi” (Anitah, 2009: 123). Briggs

(1985) menyatakan bahwa “media pembelajaran pada hakekatnya adalah

peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi

pembelajaran” (Anitah, 2009: 123).

Bretz (1977) mengatakan media adalah sesuatu yang terletak

ditengah – tengah, jadi suatu perantara yang menghubungkan semua pihak

yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara

media komunikasi dan alat bantu komunikasi (Anitah, 2008: 1). Pendapat

lain dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (1980) yang menyatakan “media

adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat – alat mekanik untuk

menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual“

(24)

commit to user

adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi” (Anitah, 2009: 2).

Dari beberapa pengertian media yang dikemukakan, dapat dikatakan

bahwa media pembelajaran adalah segala alat pembelajaran yang

digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan–bahan

instruksional dalam proses belajar–mengajar sehingga memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Ciri - ciri Media Pendidikan

Ciri umum media menurut Azyar Arsyad (2005) adalah:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindra. 2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal

sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses

belajar baik di dalam maupun diluar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/ kaset, video recorder).

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu (hlm. 6 – 7).

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat

dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang

efisien) melakukannya (Arsyad, 2005: 12).

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

meyimpan, melestarikan dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau

obyek. Suatu peristiwa dan objek dapat diurut dan disusun kembali

dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket

(25)

commit to user

(direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat

direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan cara

fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek

yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa

mengenal waktu.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan

waktu berhari – hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua

atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time lapse

recording. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula

diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman

video. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian

sungguh – sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan

kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian – bagian yang salah,

maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan

membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah

sikapmereka ke arah yang tidak diinginkan.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau

beberapa kelas pada sekolah – sekolah didalam suatu wilayah tertentu,

tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket computer

(26)

commit to user c. Fungsi Media Pembelajaran

Dirangkum dari Sudirdjo dan Siregar (2007) dapat disebutkan dua

fungsi/ peran pokok media pembelajaran, yaitu:

1) Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk

memberikan pengalaman yang konkret kepada siswa. Bahasa

(lambang verbal) pada dasarnya bersifat abstrak (most abstract

symbol), maka guru perlu menggunakan alat bantu berupa gambar,

model, benda sebenarnya dalam menyajikan suatu pelajaran tertentu.

2) Fungsi komunikasi. Dengan meletakkan pesan yang hendak

disampaikan ke dalam suatu format media tertentu (buku, film, slide,

CAI, dan sebagainya) yang dinamakan kegiatan encoding, maka

komunikator tidak perlu lagi behadapan langsung dengan penerima.

Komunikasi masih dapat berlang melalui media tersebut. Penerima

perlu melakukan kegiatan decoding terhadap media yang dihadapkan

kepadanya (dengan jalan membaca, melihat, membuka komputer, dan

sebagainya), sehingga dapat menerima, memahami, atau mengerti isi

pesan yang telah disampaikan dan terdapat dalam media tersebut.

Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi

lain yang dapat dilakukan media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh

fungsi tersebut dipenuhi oleh media komunikasi dalam suatu sistem

pembelajaran. Sebaliknya suatu program media tunggal sering kali dapat

mencakup beberapa fungsi sekaligus secara simultan. Fungsi –fungsi

tersebut antara lain:

1) Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar

2) Memotivasi siswa

3) Menyajikan informasi

4) Merangsang diskusi

5) Mengarahkan kegiatan siswa

6) Melaksanakan kegiatan ulangan

7) Menguatkan belajar

(27)

commit to user d. Manfaat Penggunaan Media

Menurut Asyar Arsyad (2006: 26 – 27) manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar–mengajar adalah

sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri–sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;

a) obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model;

b) obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera yang dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;

c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disampaikan secara verbal;

d) objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer;

e) kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti kompoter, film, dan video; f) peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti kepompong menjadi kupu – kupu dapat disajikan dengan teknik – teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa – peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, lingkungan misalnya melalui karyawisata, kunjungan

– kunjungan ke museum atau kebun binatang (hlm. 26 – 27).

e. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Dirangkum dari Daryanto (2011: 11-12), ada beberapa landasan

tentang landasan penggunaan media pembelajaran antara lain landasan

(28)

commit to user 1) Landasan Filosofis

Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai

jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses

pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan

teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Tetapi

dengan adanya berbagai media pembelajaran siswa dapat mempunyai

banyak pilihan untuk menggunakan media yang lebih sesuai dengan

karakteristik pribadinya. Dengan demikian penerapan teknologi tidak

berarti dehumanisasi. Jika guru menganggap siswa sebagai anak

manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi dan memiliki

kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain maka baik

menggunakan media hasil teknologi baru maupun tidak, proses

pembelajaran yang dilakukan harus tetap menggunakan pendekatan

humanis.

2) Landasan Psikologis

Dengan memperhatikan keberagaman dan keunikan proses

belajar, ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu,

persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab

itu, di samping memperhatikan keberagaman dan keunikan proses

belajar, memahami makna persepsi faktor – faktor yang berpengaruh

terhadap penjelasan persepsi, hendaknya diupayakan secara optimal

agarproses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Untuk maksud

tersebut, perlu diperhatikan hal berikut:

a) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik

perhatian siswa dan memberikan kejelasan obyek yang diamatinya;

b) bahan pembelajaran yang diajarkan disesuaikan dengan

pemahaman siswa.

Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah

(29)

commit to user 3) Landasan Teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik perancangan

pengembangan, penerapan, pengelolaan, serta penilaian proses dan

sumber belajar. Jadi teknologi pembelajaran merupakan proses

kompeks dan terpadu yang melibatkan proses, prosedur, ide, peralatan

dan organisasi untuk melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola

pemecahan masalah – masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar

itu mempunyai tujuan dan terkontrol.

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah

dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen – kompenen sistem

pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi dan

dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem

pembelajaran yang lengkap.

4) Landasan Empiris

Temuan – temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat

interaksi antara pengguna media pembelajaran dan karakteristik

belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya siswa

akan mendapat keuntungan yang signifikan jika ia belajar

menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya

belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih

memperoleh keuntungan jika pembelajaran menggunakan media

visual seperti gambar, diagram, video atau film. Sementara siswa yang

memiliki tipe belajar auditif akan lebih suka belajar dengan media

audio seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih

tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika

menggunakan media audio – visual.

Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut pemilihan

media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru.

Akan tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik

(30)

commit to user f. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Jenis media pembelajaran cukup banyak, baik yang berupa fisik

maupun nonfisik. Masing – masing media pembelajaran juga memiliki

karakteristik yang melekat pada setiap jenis media tersebut. Ada media

tradisional ada juga yang modern, ada media proyeksi ada juga media non

proyeksi, ada media visual, media audio, media kinestetik, serta jenis

lainnya.

1) Jenis Media ditinjau dari Tampilan

Bretz (1977) dalam membagi media menjadi tiga macam,

yaitu suara (audio), media bentuk visual, dan media gerak (kenestetik)

(Musfiqon, 2012: 70).

a) Media Visual.

Disarikan dari Musfiqon media visual memegang peran

sangat penting. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan

memperkuat ingatan. Bentuk visual bisa berupa gambar

representative, diagram, peta dan grafik. Pemilihan dan

penggunaan media visual perlu memperhatikan hal – hal sebagai

berikut:

(1) visualisasi mencerminkan kenyataan

Apa yang digambarkan merupakan miniaturisasi dari

kenyataan atau benda sesungguhnya. Sehingga anak didik saat

melihat visual yang ditampilkan serasa mengalami dan melihat

wujud asli benda yang divisualisasikan tersebut.

(2) mempertimbangkan mutu teknis

Visualisasi yang kurang jelas, baik dari sisi warna, isi,

serta layout akan menimbulkan bias dalam proses pembelajaran.

Anak didik tidak bisa menerima pesan secara utuh dan

komprehensif karena kualitas visual yang ditampilkan tidak

sempurna. Untuk itu warna harus terang, bentuk materi yang

divisualisasikan sesuai dengan kenyataan, dan menjangkau

(31)

commit to user (3) keterampilan guru dan ketersediaan

Benda visual biasanya menuntut keterampilan tertentu

untuk menyajikan dan mengoperasionalkannya. Guru dituntut

bisa mengoperasionalkan visual secara baik dan benar. Selain itu

guru juga perlu mempertimbangkan aspek ketersediaan visual

tersebut. Tidak semua materi bisa divisualisasikan, terutama

materi yang bersifat abstrak tentang keyakinan.

b) Media Audio

Menurut Angkowo (2007) “dalam penggunaan media

audio , pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang

– lambang auditif baik verbal (ke dalam kata – kata/bahasa lisan) maupun non verbal” (Musfiqon, 2012: 89). Ada beberapa jenis

media yang dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain

radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium

bahasa.

c) Media Kinestetik

Musfiqon (2012) menyatakan: Media kinestetik adalah media yang penggunaan dan pemfungsiannya memerlukan sentuhan (touching) antara guru dan siswa atau perlu perasaan mendalam agar pesan pembelajaran bisa diterima dengan baik. Biasanya media jenis ini lebih menekankan pengalaman dan analisis suasana dalam penerapannya. Sebab media tidak bersifat fisik saja, tetapi lingkungan dan suasana juga bagian dari media pembelajaran (hlm. 94).

Jenis – jenis media yang dapat dikategorikan media

kinestetik adalah dramatisasi, demonstrasi, permainan dan simulasi,

karya wisata, kemping atau perkemahan sekolah, survey

masyarakat.

2) Jenis Media ditinjau dari Penggunaan

Ditinjau dari penggunaannya media dapat dibagi menjadi

(32)

commit to user a) Media Proyeksi

Menurut Sabri (2005) “media proyeksi adalah media

yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada

layar” (Musfiqon, 2012: 102). Artinya penggunaan media ini

tergantung pada alat bantu proyektor untuk menghubungkan dan

menyampaikan kepada penerima pesan. Media proyeksi cukup

banyak jenisnya antara lain, Proyektor transparansi/Over Head

Proyektor (OHP), film, film bingkai (slide), film rangkai (film

strip), dan proyektor tidak tembus pandang (opaque projector).

b) Media Nonproyeksi

“Media visual nonproyeksi (non projected media) adalah media yang penggunaannya tidak memerlukan alat proyektor.

Media ini sudah bisa digunakan secara mendiri tanpa memerlukan

alat atau sarana lain” (Musfiqon, 2012: 111). Media pembelajaran

nonproyeksi ini antara lain, wallsheets, buku cetak, papan tulis.

g. Analisis dan Evaluasi Media pembelajaran

1) Proses Analisis Media

Proses analisis media ini dilakukan dengan berbagai tahapan

dan pertimbangan. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga

merumuskan hasil analisis. Menurut Lee (2000) “pendekatan analisis

media dibagi menjadi dua tahapan, yaitu analisis kebutuhan dan

analisis awal dan akhir media setelah digunakan” (Musfiqon 2012:

146).

Analisis kebutuhan adalah cara sistematis untuk

mengekplorasi dan membangun tipe solusi yang dibutuhkan.

Sedangkan analisis awal dan akhir media adalah kumpulan teknik

yang dapat digunakan dalam berbagai kombinasi untuk membantu

mempersempit tipe dan tingkatan solusi yang diperlukan.

(33)

commit to user

yang dipilih, b) identifikasi keuntungan dan kelemahan media yang dipilih, c) membandingkan hasil penggunaan media, dan d) mendokumentasikan hasil penggunaan media, baik berupa data fisik maupun nonfisik (hlm. 147).

2) Proses dan Langkah Evaluasi media Pembelajaran

a) Pengertian Evaluasi

Untuk memahami evaluasi media pendidikan perlu dikaji dahulu makna evaluasi, baik dari sisi bahasa maupun istilah. Evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam proses tersebut tercakup usaha mencari dan mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi, seperti program, prosedur, usul, cara, pendekatan, model kerja, hasil program, dan lain – lain (Musfiqon, 2012:148).

Ahmad Sabri (2005) mengartikan “evaluasi sebagai proses

sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan,

keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek dan yang lainnya)

berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian” (Musfiqon,

2012:148).

b) Proses Evaluasi Media Pembelajaran

Evaluasi merupakan bagian integral dari suatu proses

pembelajaran. Penerapan media pembelajaran pun juga perlu

dievaluasi agar diketahui efektifitas dan efisiensi media yang

diterapkan.

Musfiqon (2012: 152) menjelaskan bahwa evaluasi media

pembelajaran dapat difokuskan pada tiga hal, yaitu:

(1) Ketepatan media yang dipilih guru.

Evaluasi ini difokuskan pada usaha mencari

informasi tentang ketepatan guru dalam memilih media.

Ukuran ketepatan ini dianalisis dengan kesesuaian isi dan

tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, serta desain

(34)

commit to user

(2) Keterampilan guru dalam penggunaan media.

Evaluasi ini difokuskan pada kemampuan guru

dalam menggunakan media yang telah dipilih untuk

pembelajaran.

(3) Ketersampaian pesan pembelajaran melalui media yang

dipilih.

Evaluasi ini difokuskan pada analisis tentang

ketersampaian pesan atau materi pembelajaran yang

disalurkan melalui media yang dipilih dan digunakan

tersebut.

c) Langkah – langkah Evaluasi Media Pembelajaran

Usman dalam Musfiqon (2012: 153) mengatakan bahwa:

Evaluasi media pembelajaran yang dimaksud adalah unuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat mencapai tujuan. Penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Sadiman, Rahardjo, Haryono, dan Rahardjito (2007: 182)

mengatakan “ada tiga tahapan dalam evaluasi formatif, yaitu:

evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil

(small group evaluation), evaluasi lapangan (field evaluation)”.

Dirangkum dari Sadiman, dkk (2007) pada evaluasi satu

lawan satu (one to one), dipilih dua orang atau lebih yang dapat

mewakili populasi dari target media yang dibuat kemudian media

disajikan kepada siswa secara individual. Setelah prosedur tersebut

telah dilakukan, maka akan diperoleh beberapa informasi seperti

kesalahan pemilihan kata, atau uraian yang kurang jelas, kesalahan

memilih lambang – lambang visual, pertanyaan atau petunjuk yang

kurang jelas dan sebagainya.

Selanjutnya evaluasi kelompok kecil (small group

evaluation) dilakukan kepada 10 – 20 orang siswa yang dapat

(35)

commit to user

evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif. Untuk

itu, situasi pelaksanaannya diusahakan mirip dengan situasi yang

sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa atau

lebih.

h. Pengembangan Media Pembelajaran

Disarikan dari Sadiman, dkk (2007) urutan dalam

mengembangkan media pembelajaran dapat diutarakan sebagai berikut:

1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Sebagai perancang program media maka harus mengetahui

pengetahuan atau keterampilan awal siswa. Suatu progrm media akan

dikatakan terlalu mudah jika siswa tersebut memiliki sebagian besar

pengetahuan / keterampilan yang disajikan program media tersebut.

Sebaliknya program akan dipandang terlalu sulit apabila siswa belum

memiliki keterampilan/ pengetahuan prasyarat yang diperlukan siswa

sebelum menggunakan program media tersebut.

2) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas

Untuk dapat menentukan tujuan instruksional dengan baik

ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan:

a) Tujuan instruksional harus berorientasi pada siswa bukan pada

guru.

b) Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja.

3) Merumuskan butir – butir materi secara terperinsci yang mendukung

tercapainya tujuan.

Untuk dapat mengembangkan bahan instruksional yang

mendukung tercapainya tujuan, tujuan yang telah dirumuskan tadi

harus dianalisis lebih lanjut.

4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

Alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang dengan

seksama sebaiknya dikembangkan sebelum naskah program media

ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini

(36)

commit to user 5) Menulis naskah media

Pada tahap ini pokok – pokok materi instruksional yang telah

diuraikan pada bab terdahuluperlu diuraikan lebih lanjut untuk

kemudian disajikan kepada siswa.

6) Mengadakan tes dan revisi

Ada dua bentuk pengujicobaan media yaitu evaluasi formatif

dan evaluasi sumatif.

i. Aplikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dibuat dan dikembangkan tentu tidak

memiliki nilai dan manfaat jika belum difungsikan. Aplikasi media

pembelajaran adalah penerapan media dengan mengoptimalkan fungsi dan

karakteristiknya dalam proses pembelajaran . Penerapan media

pembelajaran dalam proses pembelajaran dimaksudkan agar belajar

menjadi efektif, efisien, dan lebih bermakna bagi siswa.

1) Tahap – tahap Aplikasi

Pada dasarnya aplikasi media merupakan langkah

memfungsionalkan media. Sebab saat media dibuat kondisinya masih

tataran konsep dan kondisi ideal. Aplikasi ini untuk membuktikan

apakah idealitas yang disusun pembuat media sesuai dengan kondisi di

lapangan atau tidak. Untuk itu, dalam mengaplikasikan media tidak bisa

dilakukan secara sembarangan. Perlu analisis berbagai aspek agar

media yang diterapkan benar – benar bermanfaat dan berfungsi sesuai

dengan karakteristiknya. Adapun tahapan dan aspek yang perlu

dilakukan sebelum mengaplikasikan media menurut Musfiqon (2012:

181):

a) relevansi media dengan isi dan tujuan pembelajaran b) kesesuaian desainmedia dengan strategi pembelajaran c) keterampilan guru mengoperasionalkan

d) kesesuaian dengan psikologis dan sosiologis anak didik e) menarik dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar f) praktis dan fleksibel

(37)

commit to user 2) Pola Pemanfaatan

Dirangkum dari Sadiman, dkk (2007) ada beberapa pola

pemanfaatan media pembelajaran

a) Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting)

b) Pemanfaatan media di luar situasi kelas

c) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok, atau massal

j. Pembelajaran Berbasis Multimedia

Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kelengkapan

sarana atau media yang digunakan. Sebab semakin bervariasi media yang

digunakan pesan atau materi pembelajaran akan semakin optimal diterima

peserta didik. Untuk itu, guru perlu mengkombinasikan berbagai jenis

media dalam satu pembelajaran. Guru bisa menggabungkan media

berbasis visual, audio, dan kinestetik untuk menyampaikan materi belajar

agar pesan bisa diserap semua siswa meski modalitasnya beragam.

Penggabungan berbagai jenis media inilah yang melatarbelakangi

terbentuknya konsep pembelajaran multimedia.

Smaldino (2005) berpendapat “istilah multimedia berkenaan

dengan penggunaan berbagai jenis/ bentuk media secara berurutan maupun

silmutan dalam menyajikan suatu informasi” (Anitah, 2009: 180).

Pendapat senada dikemukakan oleh Helzallah (2004) yang mengatakan

bahwa “multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan

berbagai media secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu

topik mata pelajaran” (Anitah, 2009: 180). Konsep multimedia menurut

Duffy, Mc. Donald & Mizell (2003) merupakan kombinasi multiple media

dengan satu jenis media sehingga terjadi keterpaduan secara keseluruhan

(Anitah, 2009: 180). Menurut Anitah (2009: 180) “ multimedia saat ini

sinonim dengan format computer – based yang mengombinasikan teks,

grafik, audio, bahkan video ke dalam satu penyajian digital tunggal dan

(38)

commit to user

Dalam kamus Oxford –Advance Learner’s Dictionary disebutkan

multimedia berarti involving several different methods of communication,

yaitu melibatkan atau memasukkan berbagai metode berbeda dalam

komunikasi. Menurut Johnson (2002) pembelajaran multimedia memiliki

karakteristik lebih sesuai dengan konteks materi yang dipelajari. Selain itu,

pembelajaran yang konstektual dapat menstimulus otak anak untuk

memahami materi pelajaran (Musfiqon, 2012: 187). Shofan menyatakan

bahwa konsep pembelajaran ini juga identik dengan pembelajaran realistis,

yaitu pembelajaran yang menggunakan resources atau media yang dekat

dengan kehidupan anak didik (Musfiqon, 2012: 187). Dalam konteks

komunikasi pembelajaran, Hofsteder (2001) menyebutkan bahwa

multimedia dapat dipandang sebagai suatu pemanfaatan komputer untuk

membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video

dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan

pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan

berkomunikasi (Darmawan, 2011: 32 )

Pembelajaran berbasis multimedia mempunyai kelebihan dan

kelemahan seperti yang diungkap oleh Musfiqon (2012: 189)

Kelebihan pembelajaran berbasis multimedia antara lain: 1) lebih menarik siswa, 2) lebih efektif dan efisien, 3) lebih praktis, dan 4) materi lebih banyak diserap siswa karena sesuai modalitas belajarnya.

Namun pembelajaran multimedia juga memiliki kelemahan di antaranya: 1) biaya lebih mahal, 2) guru belum terampil mengoperasikan multimedia, dan 3) ketersediaan perangkatnya masih masih terbatas.

Menurut Duffy, dkk (2003) dalam Anitah (2008: 91 – 92)

beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan multimedia

yaitu:

1) Kesesuaian dengan kurikulum. Seluruh komponen dari media yang

dipilih, relevan untuk menunjang konsep – konsep kunci kurikulum dan

(39)

commit to user

2) Interaksi pebelajar. Multimedia yang dipilih, memberi kesempatan yang

luas kepada pebelajar untuk berinteraksi dan memberikan motivasi

yang signifikan.

3) Mendukung materi pembelajaran. Media yang dipilih menambahkan

kualitas materi pembelajaran secara luas, mudah digunakan, dan

merupakan kunci untuk pencapaian tujuan.

4) Mudah dimanfaatkan. Semua produk multimedia yang digunakan

mudah pemanfaatannya dan memberikan kejelasan kepada pebelajar

tentang materi yang dipelajari

5) Kualitas teknis. Cara kerja media tidak mengandung konflik, aytau

masalah – masalah teknis, dan mudah dipasang, diperbaiki.

Banyak format atau bentuk penyajian yang dapat dikembangkan

melalui media pembelajaran komputer untuk proses belajar mengajar.

Salah satu yang digunakan adalah dengan format simulasi atau animasi.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar dinamis,

interaktif. dengan simulasi, lingkungan pembelajaran yang kompleks dapat

ditata sehingga menyerupai dunia nyata. Keberhasilan simulasi

dipengaruhi oleh tiga faktor, skenario, model dasar, dan lapisan

pengajaran. Skenario harus mencerminkan kehidupan nyata. model dasar

merupakan faktor kedua yang turut mempengaruhi keberhasilan simulasi.

Model adalah formula matematis atau aturan “jika-maka” yang

mencerminkan hubungan sebab dan akibat dalam dalam pengalaman hidup

nyata. Lapisan pembelajaran adalah taktik dan strategi pembelajaran yang

digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan motivasi.

2. Macromedia Flash Pro 8

Pengenalan program Macromedia Flash Pro 8 dapat dilihat pada

Lampiran 19,

3. Konsep Suhu dan Kalor

(40)

commit to user

B. Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Novian Wahyu Setiabudi pada

(2005) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis

Multimedia untuk Mata Pelajaran Fisika Bahasan Kinematika Gerak

Lurus” telah disimpulkan termasuk kategori baik dengan error program

0,01459 yang berarti tingkat kesalahan kecil (dapat diabaikan), sehingga

media pembelajaran ini dapat digunakan dalam pembelajaran.

2. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Abdur Rahman (2007)

mengenai pengembangan media pembelajaran menggunakan Macromedia

Flash MX menunjukkan hasil uji coba performance sistem, program

pembelajaran ini dapat dijalankan pada komputer manapun tanpa proses

instalasi. Pada pengujian yang dilakukan kepada pakar multimedia, ahli

budaya dan bahasa, serta koresponden umum menyebutkan program ini layak

dijadikan media pembelajaran. Bagi dunia pendidikan, dapat dijadikan

sebagai masukan, referensi media pembelajaran berbentuk multimedia

interaktif.

3. Penelitian oleh Arif Rahman Aththibby dan Ishafit (2011) dengan judul Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas pokok Bahasan Hukum Newton Tentang

Gerak” menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan,

untuk kriteria tampilan program termasuk dalam kategori baik, kesesuaian

program terhadap bahan ajar Fisika pokok bahasan Hukum Newton

tentang gerak dalam kategori baik, dan kriteria kualitas teknisnya juga

temasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa media yang dikembangkan layak dijadikan sebagai

media pembelajaran dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

4. Penelitian oleh Muhammad Rahmatullah (2011) dengan judul “Pengaruh

Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Terhadap Hasil Belajar” yang

menyimpulkan: a. tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara

kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan media pembelajaran

(41)

commit to user

kelas yang tidak menggunakan media pembelajaran film animasi sebelum

dan sesudah perlakuan; c. Ada perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang

menggunakan media pembelajaran film animasi sebelum dan sesudah

perlakuan; d. Ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas

yang menggunakan dan tidak menggunakan media pembelajaran film

animasi setelah perlakuan; e Ada perbedaan peningkatan (gain) hasil

belajar siswa antara kelas yang menggunakan dan tidak menggunakan

media pembelajaran film animasi

C. Kerangka Berfikir

Dalam proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan suatu alat

bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih mudah

diterima oleh siswa. Alat Bantu pembelajaran itulah yang banyak disebut

sebagai media pembelajaran. Media pembajaran yang digunakan sekarang

ini tidak terbatas hanya papan tulis, alat praktikum dan buku-buku

pelajaran, tetapi telah berkembang menggunakan sarana yang lebih mudah.

Kejadian-kejadian yang dilihat siswa sehari-hari, film, ataupun

permainan-permainan komputer sebenarnya banyak mengandung aspek pembelajaran

yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Komputer sebagai salah satu media pembelajaran telah banyak

dikembangkan oleh para pendidik untuk menjadi media pembelajaran yang

efektif. Dengan komputer dapat ditampilkan materi pelajaran dalam

bentuk tulisan; gambar; suara; gambar bergerak/film, yang dapat

membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran tersebut. Akan

tetapi banyak dijumpai para pendidik yang menguasai materi

pembelajaran, tetapi tidak dapat menghadirkan banyak bentuk materi

pembelajaran tersebut dengan komputer. Perlunya suatu program atau

bentuk media pembelajaran dengan komputer yang mudah digunakan dan

(42)

commit to user

agar dapat dihadirkan materi pembelajaran dalam bentuk-bentuk tersebut

di atas.

Media pembelajaran tersebut harus mampu menghadirkan

beberapa bentuk materi pembelajaran seperti teks, gambar, animasi, suara,

video, dan simulasi kejadian nyata dalam satu bentuk atau satu wadah

program, agar lebih mudah digunakan dan membuat materi pembelajaran

tersebut mudah dipahami.

Salah satu Sofware yang sering digunakan untuk membuat

media pembelajaran adalah Macromedia Flash Pro 8 yang dapat

menampilkan presentasi, animasi, serta dapat mengimpor dan

memanipulasi berbagai tipe media (audio, video, bitmap, vektor, teks,

grafik, dan data). Media pembelajaran menggunakan Macromedia Flash

Pro 8 haruslah mudah digunakan yang memuat navigasi-navigasi

sederhana yang memudahkan pengguna. Selain itu harus menarik agar

merangsang pengguna tertarik menjelajah seluruh program, sehingga

seluruh materi pembelajaran yang terkandung didalamnya dapat terserap

dengan baik. Materi pembelajaran yang terkandung didalamnya juga harus

disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, sesuai dengan kurikulum dan

mengandung banyak manfaat. Media pembelajaran yang digunakan

merupakan hasil dari pembuatan produk dari mata kuliah Laboratorium

Fisika.

Untuk mengetahui bahwa media pembelajaran yang

dikembangkan telah memenuhi kriteria baik, maka dilakukan evaluasi

terhadap aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.

(43)

commit to user

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan

beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan media

pembelajaran menggunakan Macromedia Flash pro 8 pada pokok bahasan suhu

dan kalor, sebagai berikut:

1. Apakah media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria baik

pada aspek kelayakan isi/materi?

2. Apakah media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria baik

pada aspek media?

Media Mampu Menggambarkan Hal Abstrak Menjadi Lebih Konkrit

Analisis Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Macromedia Flash Pro 8

Media Pembelajaran Menggunakan Macromedia Flash Pro 8

Uji Coba Media Pembelajaran

(44)

commit to user

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Pengembangan

1. Model Pengembangan

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

development). Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau

Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau

langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian pendidikan dan pengembangan merupakan jenis penelitian yang

banyak digunakan untuk memecahkan masalah praktis di dunia pendidikan.

Penelitian dan pengembangkan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Produk yang

dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran menggunakan

Macromedia Flash Pro 8 untuk materi Fisika SMA pokok bahasan Suhu dan

Kalor.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan

langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media

pembelajaran.

2. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang

ditempuh oleh peneliti/pengembang dalam membuat produk. Dalam prosedur,

peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam

pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap

tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen

dalam sistem.

Untuk memperoleh media pembelajaran yang memenuhi unsur kriteria

(45)

commit to user

Development / R&D). Alur desain penelitian ini, dapat dilihat dalam gambar

3.1.

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Pengembangan Pengumpulan Data

Pembuatan Desain Media

Pembuatan Media Analisis Potensi dan Masalah

Mulai

Validasi Ahli Materi

Draft Final

Tidak Memenuhi

kriteria baik

Validasi Ahli Media

Ya

Revisi

(46)

commit to user

Berikut ini secara lebih terperinci langkah-langkah pengembangan

media pembelajaran menggunakan Macromedia Flash Pro 8:

a. Analisis Potensi dan Masalah

Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan survei untuk

mengetahui potensi dan masalah yang ada pada peserta didik sebagai

sasaran produk media. Dalam tahap ini, pengembang menganalisis hal-hal

yang berkaitan dengan kebutuhan siswa terhadap media yang akan dibuat

dan lingkungan dimana program akan diajarkan.

b. Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan analisis materi, pengkajian perangkat

pembuat media, dan penggunaan media yang akan dikembangkan. Isi dari

materi yang akan disampaikan dalam media harus relevan dan sesuai dengan

tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Sehingga harus

dilakukan pengkajian terhadap SK dan KD yang sesuai. Proses pengkajian

yang meliputi analisis SK/KD, analisis sumber belajar, pemilihan materi,

dan penentuan pengguna (user) dilakukan secara bersamaan karena saling

berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri. Materi yang dipilih dalam penelitian

ini adalah Suhu dan Kalor untuk siswa SMA. Sehingga materinya

disesuaikan dengan mata pelajaran Fisika SMA. Dalam tahap ini juga

dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan erat dengan materi,

perangkat pembuat media, dan penggunaan media.

c. Pembuatan Desain Media

Maksud dari tahap desain (perancangan) adalah membuat

spesifikasi secara rinci media yang akan dibuat. Desain yang baik dan

terencana akan mempermudah pembuatan media selanjutnya. Desain media

yang dirancang dalam bentuk naskah kemudian dikembangkan yang terdiri

dari objek-objek yang akan digunakan dalam pembuatan media

pembelajaran seperti text, animasi, gambar, dan suara menggunakan

software Macromedia Flash Pro 8. Diagram alir dari desain media ini

(47)

commit to user s

Gambar 3.2 Diagram Alir Desain Program Home Kompetensi Materi Contoh

Soal

Evaluasi Daftar Pustaka

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Suhu dan Pemuaian

Kalor dan perubahan wujud

Perpindahan kalor

Petunjuk pengerjaan

Soal

Koreksi

Pembahasan

Keluar Mulai

Tampilan depan

(48)

commit to user d. Pembuatan Media

Dalam pembuatan media pembelajaran, dirancang objek-objek yang

akan digunakan dalam media pembelajaran seperti text, animasi, suara, grafis

atau gambar. Tahapan perakitan objek yang telah dibuat dengan melakukan

pengabungan animasi, text, suara, dan grafis menjadi suatu keselarasan dalam

tampilan maupun suara yang disesuaikan dengan naskah. Tahapan perakitan

dilakukan dengan melakukan pemrograman terhadap susunan objek

berdasarkan desain yang telah dirancang. Pesan visual yang disajikan harus

disusun sebaik mungkin sehingga mudah dimengerti oleh pengguna. Ini

merupakan bagian dari penilaian yang menentukan baik tidaknya media yang

dibuat sehingga menentukan kelayakan media yang dibuat. Di sini dituntut

kreativitas dan keahlian programmer. Kemudian diedit (editing) yang meliputi

susunan teks, animasi, gambar, dan komposisi button. Selanjutnya dilakukan

proses finishing sehingga dihasilkan media pembelajaran yang dapat

digunakan.

e. Validasi

Pada tahapan ini akan dilakukan validasi terhadap media pembelajaran

menggunakan Macromedia Flash Pro 8 pada pokok bahasan Suhu dan Kalor.

Validasi ini terdiri dari:

1) Validasi materi oleh ahli materi Fisika.

2) Validasi media oleh ahli media pembelajaran.

Ahli disini adalah dosen fisika yang berkompeten dibidangnya. Ahli diminta

mengisi angket penilaian dan memberikan komentar, kritrik serta saran untuk

perbaikan produk.

f. Revisi

Revisi dilakukan ketika pengembangan media yang dibuat masih

terdapat kekurangan. Setelah ahli materi dan ahli media memberi

persetujuan bahwa media yang dibuat memiliki kriteria baik, kemudian

produk di uji cobakan pada siswa. Dari uji coba terhadap siswa ini, akan

diperoleh masukan dan kemudian dilakukan revisi untuk

(49)

commit to user B. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Gambar 3.3 Alur Desain Uji Coba Media Pembelajaran Ya

Tidak

Tidak Produk Awal

Validasi Ahli Materi

Memenuhi kriteria baik

Validasi Ahli Media

Memenuhi kriteria baik

Siswa

Memenuhi kriteria baik

Produk Akhir Ya

Ya

(50)

commit to user

Setelah mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media maka

dilakukan revisi sampai ahli menyatakan media yang dibuat memiliki kriteria

(baik). Selanjutnya media dapat diuji cobakan kepada siswa sebagai user

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Uji Coba One on One

Uji coba perorangan melibatkan 2 orang siswa yang telah

menyatakan kesediaanya menjadi subyek penelitian. Uji coba dilakukan

dengan cara menampilkan media pembelajaran pada responden dan

memberi penjelasan tentang media pembelajaran yang sedang

dikembangkan. Kemudian meminta siswa mengisi angket. Selanjutnya

siswa diminta pendapatnya mengenai media pembelajaran tersebut dalam

wawancara informal.

b. Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan dengan kelompok yang terdiri

atas 6 siswa yang dipilih secara acak. Uji coba dilakukan dengan cara

menampilkan media pembelajaran pada responden dan memberi penjelasan

tentang media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Kemudian

meminta siswa mengisi angket. Selanjutnya siswa diminta pendapatnya

mengenai media pembelajaran tersebut dalam wawancara informal.

c. Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan pada siswa SMA Negeri 2

Karanganyar kelas X yang dipilih sebanyak 1 kelas. Uji coba dilakukan

dengan cara menampilkan media pembelajaran pada responden dan

memberi penjelasan tentang media pembelajaran yang sedang

dikembangkan. Kemudian meminta siswa mengisi angket. Berdasarkan

hasil analisis angket serta masukan-masukan dari responden, media

pembelajaran tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi. Pada tahap ini

dilakukan pre test dan postest untuk menentukan peningkatan pemahaman

Gambar

Tabel 3.1 Komponen Angket Media ……………………………......................  37
Tabel Spesifikasi Tryout …………………………............
memperkuat ingatan. Bentuk visual bisa berupa gambar representative, diagram, peta dan grafik
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun demikian, telah ditemukan banyak bukti bahwa polimorfisme menjadi salah satu faktor yang berkontribusi dalam timbulnya multidrug resistance (MDR) dan

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Faktor Risiko Tinggi pada Kehamilan Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan lebih banyak ibu hamil yang mengetahui bahwa

Berdasarkan jawaban responden dalam penelitian ini telah diketahui besarnya pengaruh langsung dan total masing-masing variabel dari promosi terhadap shopping emotion

IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DAN METODE FUZZY PROMETHEE UNTUK KASUS PEREKRUTAN KARYAWAN OUTSOURCING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia: Dokumen Skripsi (Tidak diterbitkan).. Beyond STS: A Research-Based Framework for Socioscientific

The forthcoming WFS 2.5 specification includes a REST binding that, unlike existing OGC standards which are service-oriented, is a resource-oriented description of a web

Diaplikasikan pada ruang fungsi klinik dan BOH karena area dengan aktivitas klinik dan office bersifat lebih serius dan membutuhkan nilai trust yang lebih