• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Fisika Dasar Viskositas Zat cair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Fisika Dasar Viskositas Zat cair"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viskositas adalah kekentalan suatu zat cair adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya gesar. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan (Erizal, 2010).

Viskositas merupakan ukuran gesekan dibagian dalam suatu fluida. Fluida sebenarnya terdiri atas beberapa lapisan., karena adanya viskositas diperlukan gaya untuk meluncurkan suatu lapisan fluida diatas fluida lainnya (Linda, 2008).

Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sedangkan dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (V) dan berbanding tebalik dengan jarak antara lempeng (I). Besar gaya (F) yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap (V) untuk luas penampang keeping H adalah F-AV (Ghozian, 2008).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum fisika dasar tentang Visskositas Zat Cair ini adalah untuk menentukan viskositas zat cair berdasarkan hokum stokes.

Tujuan dari praktikum fisika dasar tentang Visskositas Zat Cair ini adalah untuk menentukan koefisien dari madu, minyak goring, glyserin.

1.3 Waktu dan Tempat

(2)

2.TINJAUAN PUTAKA

2.1 Pengertian viskositas

Viskositas atau kekentalan suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul caiarn (Erizal, 2010).

Viskositas merupakan ukuran gesekan dibagian dalam suatu fluida. Fluida sebenarnya terdiri atas beberapa lapisan, karena adanya viskositas diperlukan gaya untuk meluncurkan suatu lapisan fluida lainnya (Linda, 2008).

2.2 Pengertian Fluida

Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila terkena tegangan geser suatu fluida adalah suatu zat yang mengembang hingga memenuhi bejana. Fluida selalu mengalir bila dikenai bekas pengubah zat cair, fluida diartikan dengan mempunyai volume tertentu tapi bentuk tertentu itu mengalir menyesuaikan dengan bentuk wadah. Zat cair mempunyai volume tertentu (Streeter, 1996).

Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebaliknya dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (V) untuk luas penampang keeping A adalah F.ZAV (Ghozian, 2008).

2.3 Hukum Poisseulle

Dalam persamaan poisseulle dinyatakan bahwa kerugian berbanding lurus dengan viskositas sedangkan panjang satu debit berbanding terbalik dengan garis tengah pangkat 4 yang telah ditentukan Q = µD4∆p (Streeter, 1980).

µ aµl

Volume yang mengalir melewati seluruh penampang lintang diperoleh dengan mengintegralkan seluruh unsure antar r = 0 dan r = R.

q = π(P1 - P2)R 0

R (R2 – r2) r dx = π R4 P1 – P2 2 nL P n L

(3)

2.4 Hukum Stoke dan Kecepatan Terminal

Fs = Gπ2ru

Dengan menyatakan π koefisien relative bila terhadap fluida, persamaan tersebut pertama kali dijabarkan oleh sir George Stokes tahun 1845 yang disebut hokum stokes (Wikipedia, 2010).

Sebuah bola pada pemilik rapat massa P1 dan jari (r) dijatuhkan tanpa kecepatan massa dari Pr dimana Pb 7 Pr, bola mula-mula mendapatkan kecepatan gravitasi. Namun beberapa saat setelh bergerak cukup jauh bola akan bergerak (Budiarto, 2008).

Kecepatan terminal adalah kecepan konstan yang dialami oleh suatu objek yang jatuh bebas karena pengamati gravitasi dan gaya hambatan udara, dimana disini gaya teknik gravitasi (Fg)= gaya hambatan udara (Fd) (Wikipedia,2010)

2.5 Viskositas dalam Perikanan

Viskositas adalah perlawanan yang diadakan suatu zat cair (fluida) terhadap gerak suatu lapisan (bagian) zat itu terhadap lapisan kain didalam zat aliran itu yang disebut dengan adanya pergerakan antara bagian yang erat hubunganannya dengan gerak ikan (Budiati, 1989).

Laut merupakan salah satu usaha perikanan dengan cara pengembangan daya dalam contoh yang sudah mencapai teknologi tergantung volume viskositas (Sea Rauming, 2010).

Sekitar 35% dari cangkang kering udang mengandung kitin,dan kitin udang dapat dihasilkan sekitar 80% kitosan, kitosan telah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam industry pangan dan kosmetik (Rochima, 2010).

(4)

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Alat – alat yang digunakan dalam Praktikum Viskosita zat cair diantaranya :

• Mikrosmeter skrup : untuk mengukur diameter bola besi

• Jangka sorong : untuk mengukur diameter gelas ukur

• Gelas ukur 1000 ml : sebagai wadah masing – masing zat cair(madu, minyak goring, dan glyserin)

• Stotwach : untuk mengukur waktu pada jarak 20cm dan 30cm saat bola besi dijatuhkan

• Bola besi : sebagai pengukur viskositas zat cair

• Magnet : untuk membantu mengambil bola besi yang telah dimasukkan kedalam gelas ukur

• Timbangan digital : untuk menimbang massa bola besi dengan

ketelitian 10-2

• Meteran : untuk mengukur jarak 20cm dan 30cm

• Tali : untuk mengambil magnet

• Karet : untuk menandai jarak 20cm dan 30cm pada gelas

ukur

• Nampan : untuk tempat alat-alat yang digunakan

3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum tentang viskositas zat cair ini diantaranya :

• Madu : sebagai yang diukur fiskositas zat cairnya

• Minyak goring : sebagai yang diukur fiskositas zat cairnya

• Glyserin : sebagai yang diukur fiskositas zat cairnya

(5)

3.3 Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan madu, minyak goring, glyserin masing-masing

kedalam gelas ukur 1000ml

Diukur diameter gelas ukur dengan

jangka sorong

Diukur diameter bola besi dengan mikrometer

Ditimbang massa bola besi dengan timbangan digital dengan ketelitian 10-2

Diukur jarak 20cm dan 30cm pada gelas ukur kemudian ditandai

dengan karet

Dijatuhkan masing-masing bola kedalam gelas ukur yang isi

madu, minyak goring, dan glyserin

Diambil bola dengan magnet dengan menempelkan magnet dari luar gelas ukur dengan memiringkan gelas ukur atau memasukkan magnet yang sudah

ditali kedalam larutan

Hasil

(6)

4. PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.2 Data Perhitungan

Vg = h (1+2,4 (r/R)) n = 2.r2.g (Pb - Po) t 9 Vg

1. Madu

• Vg = 20 (1+2,4 (0,417/6,68)) = 22,22 (1,145) = 25,44 m/s 0,9

• Vg = 30 (1+2,4 (0,417/6,68)) = 27,27 (1,145) = 31,23 m/s 1,1

n

= 2 (0,417)2.10 (7,78 - 0,9) = 23,23 = 0,10 = 1.10-1 poise 9 (25,44) 220,96

n

= 2 (0,417)2.10 (7,78 - 0,9) = 23,23 = 0,08 = 8.10-2 poise 9 (31,23) 281,07

No Unit Massa Jarak(cm) jari-jari jari-jari Waktu Massa Vg n

Jenis bola(r) gelas(R) (t) bola

1 Madu 0,9 gram 20 0,417cm 6,68cm 0,9 s 0,41 gr 25,44 0,1

0,9 gram 30 0,417cm 6,68cm 1,1 s 0,41 gr 31,23 0,08

2 Minyak 0,9 gram 20 0,416cm 6,68cm 0,3 s 0,42 gr 76,6 0,03 goreng

0,9 gram 30 0,416cm 6,68cm 0,4 s 0,42 gr 86,18 0,029

3 Glyserin 1,3 gram 20 0,438cm 6,68cm 0,8 s 0,41 gr 28,92 0,095

(7)

2. Minyak goreng

• Vg = 20 (1+2,4 (0,416/6,68)) = 66,67 (1,149) = 76,6 m/s 0,3

• Vg = 30 (1+2,4 (0,416/6,68)) = 75 (1,149) = 86,18 m/s 0,4

n

= 2 (0,416)2.10 (7,78 - 0,9) = 23,23 = 0,03 = 3.10-2 poise 9 (76,6) 689,4

n

= 2 (0,416)2.10 (7,78 - 0,9) = 23,23 = 0,29 = 2,9.10-2 poise 9 (86,18) 775,62

3. Glyserin

• Vg = 20 (1+2,4 (0,438/6,68)) = 25(1,157) = 28,92 m/s 0,8

• Vg = 30 (1+2,4 (0,438/6,68)) = 30 (1,157) = 37,71 m/s 1

n

= 2 (0,438)2.10 (7,78 – 1,3) = 24,86= 0,095 = 9,5.10-2 poise 9 (28,92) 260,28

n

= 2 (0,438)2.10 (7,78 – 1,3) = 24,86 = 0,079 = 7,9.10-2 poise 9 (34,71) 312,39

4.3 Analisa Prosedur

(8)

Kemudian madu, minyak goreng, dan glyserin masing –masing dimasukkan kedalam gelas ukur 1000ml, lalu gelas ukur diukur diameternya dengan menggunakan jangka sorong, serta bola besi diukur diameternya dengan micrometer, dan ditimbang massa bola besi dengan timbangan digital dengan ketelitian 10-2. Gelas ukur diukur jarak 20cm dan 30cm dengan menggunakan meteran lalu diberitanda dengan karet antara jarak 20cm dan 30cm.

Lalu masing – masing bola yang telah ditimbang dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi bahan yang berbeda – beda dan dihitung masing – masing dengan jarak 20cm dan 30cm dengan menggunakan stopwatch, kemudian bola besi diambil dengan menggunakan magnet yang diikat tali, lalu diangkat dan dibersihkan dengan tissue, dicatat hasil pengamatan.

4.4 Analisa Hasil

Dari data pengamatan pada praktikum viskositas zat cair didapatkan madu dengan massa jenis 7,78 gram pada jarak 20 cm didapatkan waktu (t) = 0,9 s .dan pada jarak 30cm didapatkan waktu (t) = 1,1 s dan massa bola yang ditimbang 0,41 gr dan jari – jari bola dan gelas diperoleh 0,417 dan 6,68 cm sehingga didapatkan kecepatan terminal dan viskositas pada jarak 20cm adalah Vg = 25,44 dan n = 0,1, serta pada jarak 30cm adalah Vg = 31,23 dan n = 0,08.

Pada minyak dengan massa jenis 7,78 gram pada jarak 20cm didapatkan waktu (t) = 0,3 s, pada jarak 30cm didapatkan (t) = 0,4 s, serta massa bola yang ditimbang 0,42 gr dan jari – jari bola dan gelas diperoleh 0,417 dan 6,68 cm sehingga didapatkan kecepatan terminal (Vg) dan viskositas (n) pada jarak 20 cm adalah Vg = 76,6 dan n = 0,03. Serta pada jarak 30cm adalah Vg = 86,18 dan n = 0,029

(9)

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum tentang viskositas zat cair dapat disimpulkan bahwa :

• Viskositas zat cair adalah salah satu fungsi cairan yang menentukan besarmya perlawanan terhadap gaya reser

• Viskositas dilambangkan dengan n

• Viskositas mempunyai rumus n = 2.r2.g (Pb - Po) 9.Vg

• Rumus poisseulle V = n. j2 (P1 – P2) 8.nl

• Rumus hokum stokes adalah F = n AV= AnV = knV

• Hasil perhitungan :

• Madu : h=20cm Vg=25,44 m/s n= 0,1 poise h=30cm Vg=31,23 m/s n= 0,08 poise

• Glyserin : h=20cm Vg=28,92 m/s n= 0,095 poise h=30cm Vg=37,71 m/s n= 0,079 poise

• Minyak : h=20cm Vg=76,6 m/s n= 0,03 poise h=30cm Vg=86,18 m/s n= 0,029 poise

• Zat yang paling kental adalah madu karena kecepatan terminal dan

viskositas pada madu, Vg=25,44 dan n=0,1 poise , serta Vg=31,23 m/s dan n=0,08 poise pada 30cm data yang paling besar viskositasnya adalah madu.

5.2 Saran

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto anwar, 2008. Metode penentuan koefisien kekentalan zat cairdengan menggunakan rekresi linier hokum stokes. Diakses pada tanggal 11 November 2010, pada pukul 20.00 WIB Budiati, 1989. Contoh viskositas dalam perikanan. Diakses pada tanggal 11 November 2010, pada pukul 20.00 WIB

Erizal, 2010. Web.ipb.ac.id/erizal/mefklud/modul.ipb. diakses pada tanggal 10 November 2010, pada pukul 21.00 WIB

Ghozian, 2008. http://www.geofacts.co.cc/2008/10/laporan viskositas.html. diakses pada tanggal 10 November 2010,pada pukul 20.00 WIB Roshima, 2010. http://resuvrces.unpud.ac.id/uapod-content/karakteristik kritin.pdf/ diakses pada tanggal 10 November 2010, pada pukul 14.55 WIB

Streeter, 1996. Mekanika fluida, Erlangga. Jakarta

Widawati dan Linda, 2008.PEMODALAN MATEMATIKA UNTUK JAM AIR JENIS POLYUASCULAR CLEPSYDRA DENGAN KASUS

VISKOSITY DOMINTED. Diakses pada tanggal 10 November 2010, pada pukul 20.30 WIB

Wikipedia, 2010. Pengertian fluida. Diakses pada tanggal 11 November 2010, pada pukul 20.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Jika sebuah benda yang massa jenisnya ½ dari massa jenis fluida yang terkecil dimasukkan ke dalam zat cair, maka tentukanlah perbandingan volume benda yang

Seorang anak memasukkan benda M bermassa 750 gram ke dalam sebuah gelas berpancuran berisi air, air yang tumpah ditampung dengan sebuah gelas ukur seperti terlihat pada gambar berikut: