• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DERET WAKTU MENGGUNAKAN DATA CU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS DERET WAKTU MENGGUNAKAN DATA CU"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hari/tanggal : Jum’at, 28 November 2014

Asisten : 1. Mufridatu Rohmah (G24110001)

2. Ina Rotulhuda (G24110049)

ANALISIS DERET WAKTU MENGGUNAKAN DATA CURAH HUJAN

PENDAHULUAN

Latar belakang

Analisis deret waktu atau time series analysis adalah rangkaian pengamatan yang tersusun berdasarkan urutan waktu. Setiap pengamatan dinyatakan sebagai variabel random Zt yang diperoleh berdasarkan urutan waktu pengamatan tertentu (ti). Adapun model-model time series diantaranya yaitu Autoregressive (AR), Moving Average (MA), Autoregressive Moving Average (ARMA) dan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Pada praktikum ini metode yang dipakai adalah metode ARIMA. ARIMA adalah model yang memiliki tiga komponen yaitu autoregresi, integrasi dan rata-rata bergerak. Pada ARIMA, langkah yang digunakan yaitu identifikasi model, estimasi parameter dan kemudian aplikasi. Identifikasi model untuk pemodelan data deret waktu menggunakan metode ini memerlukan perhitungan dan penggambaran dari hasil fungsi autokorelasi (ACF) dan fungsi autokorelasi parsial (PACF). Hasil perhitungan ini diperlukan untuk menentukan model ARIMA yang sesuai (Eka et al, 2012).

Metode ARIMA dipandang mampu menemukan suatu model yang akurat yang mewakili pola masa lalu dan masa depan dari suatu data time series Yt = Pattern + et, di mana polanya bisa random, seasonal, trend, cyclical, promotional, atau kombinasi pola-pola tersebut. Model ARIMA dapat ditulis sebagai Model ARIMA (p,d,q) yang merupakan model campuran antara model Autoregressive (AR) berordo p dengan moving average (MA) berordo q yang mengalami pembedaan (difference) sebanyak d kali (Tresnawati et al. 2010).

Tujuan

Tujuan praktikum adalah

1. Menganalisis deret waktu data curah hujan dengan metode ARIMA.

2. Menguji kestasioneran series data curah hujan.

3. Menentukan autokorelasi (ACF) dan parsial autokorelasi (PACF).

METODOLOGI

a. Alat dan Bahan

Komputer terinstall Ms. Excel dan Ms. Word, software Minitab dan data iklim Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB tahun 2011 dan tahun 2012.

b. Waktu dan tempat

Waktu : Jum’at, 28 November 2014. Pukul 07.00-09.00

Tempat : Lab. Komputer Dept. Geofisika Meteorologi

c. Metodologi

Nama : Aji Permana

NIM : G24120002

Buka data CH di Ms. Excel

Buat tabel Zt, Zt2 dan Zt3. Untuk tabel Z1 gunakan pengurangan

(2)

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Autokorelasi atau Autocorrelation Function (ACF) adalah koefisien yang menunjukkan keeratan hubungan antara nilai variabel yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Menurut Gujarati (2003) Uji autokorelasi ini dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau ruang (seperti dalam data cross sction). Fungsi uji autokorelasi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Korelasi parsial adalah pengukuran hubungan antara dua variabel, dengan mengontrol atau menyesuaikan efek dari satu atau lebih variabel lain. Fungsi parsial autokorelasi atau Partial Autocorrelation Function (PACF) merupakan koefisien autokorelasi parsial yang mengukur derajat hubungan antara nilai-nilai sekarang dengan nilai-nilai sebelumnya (untuk time lag tertentu), sedangkan pengaruh nilai variabel time lag yang lain dianggap konstan. Fungsi

autokorelasi parsial adalah korelasi antara Zt dan Zt+k setelah pengaruh dari variabel penggangu Z

t-1,Zt-2,…,Zt-k+1 dihilangkan.

Model Autoregresif Integrated Moving Average (ARIMA) adalah model yang secara penuh mengabaikan independen variabel dalam membuat peramalan. ARIMA menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. Fungi ARIMA yaitu untuk memprediksi jangka pendek. ARIMA cocok jika observasi dari deret waktu (time series) secara statistik berhubungan satu sama lain (dependent). Dari pengolahan

data, didapatkan persamaan ARMA(4,4,3)= m+(0.0494Yt-1+0,0498Yt-2+0,0488Yt-3)+(et– 0,36et

-1-0,0005et-2). Persamaan tersebut dapat digunakan untuk peramalan jangka pendek dengan

memasukan nilai inputan yang ada. ARIMA sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya kurang baik. Biasanya akan cenderung flat (mendatar/konstan) untuk periode yang cukup panjang.

Gambar 1 Grafik autocorrelation Zt3

Grafik plot ACF Zt3 yang diperoleh menggunakan software Minitab memiliki lag 4. Penetapan lag yaitu saat adanya perubahan dari garis biru yang melewati garis merah ke garis yang tidak melewati garis merah. Terlihat bahwa ada cut off yang terjadi pada ACF (gambar 1). Cut off adalah lag yang tidak signifikan terhadap garis batas signifikasi (Nachrowi 2012). Dengan adanya

Lag

Autocorrelation Function for Zt3 (with 5% significance limits for the autocorrelations)

Klik tabel Zt3, klik stat-time series-parsial korelasi-select semua-centang semua.

Blok zt3, klik stat-time series, klik semua data, klik fit seasional model (12), autoregresive(3), moving avereage (2), klik graph ganti (four in one).

Olah Zt3 dengan Software Minitab. Blok data Zt3 di Minitab, klik stat-time series-autocorelation-klik slect dan centang store AF,Store t

(3)

3

cut off pada grafik ACF, maka dapat disimpulkan bahwa Moving Average (MA) terpenuhi. Sehingga data bersifat stasioner dan tidak perlu dilakukan differencing.

Gambar 2 Grafik parsialcorrelation Zt3

Grafik plot ACF Zt3 yang diperoleh menggunakan software Minitab memiliki lag 5. Dari grafik PACF Zt3 terlihat bahwa kurva PACF kontinuitas dari gelombang sinusoidal (gambar 2). Artinya pada PACF terjadi dying down. Dying down adalah lag yang bergerak turun dengan bertambahnya lag (sinusoidal). Sehingga karena PACF dying down, maka termasuk Moving Average (MA) (Nachrowi 2012). Sehingga ada hubungan ketergantungan antara nilai pengamatan Yt dengan nilai-nilai kesalahan yang berurutan dari periode t sampai t-q.

Gambar yang terletak pada bagian kiri atas (lampiran) merupakan uji normalitas residu. Uji normalitas residu dilakukan untuk mengetahui apakah galat berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dapat dilakukan dengan analisis grafik normal probability plot. Pada gambar (lampiran), residu berdistribusi normal yang dapat dibuktikan dengan penyebaran residual. Hal tersebut disebabkan karena residual terletak pada garis diagonal. Pada gambar yang terletak di kanan atas (lampiran) fitted value antara -50 sampai 50, terlihat bahwa titik-titik berwarna merah sangat berhimpitan dan berpusat pada garis horizontal, maka dapat dikatakan fitted value tepat. Sedangkan titik-titik yang terpisah(menjauhi garis horizontal) dapat dikatakan sebagai pencilan. Untuk hasil histogram dan data curah hujan mengikuti sebaran normal

KESIMPULAN

Pada data curah hujan dapat buat deret waktunya dengan menggunakan kriteria fungsi autokorelasi (ACF) dan fungsi Parsial autokorelasi (PACF). Data yang diolah menggunakan software Minitab menunjukan autokorelasi dengan lag 4 dan parsial autokorelasi dengan lag 12. Kestasioneran data dalam mean dapat dicek melalui fungsi autokorelasi (ACF), berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat cut off (lag tidak signifikan) sehingga data bersifat stasioner dan tidak

perlu dilakukan differencing. Persamaan ARIMA yang diperoleh ARMA (4,4,3)=m+(0.0494

Yt-1+0,0498Yt-2+0,0488Yt-3)+ (et– 0,36et-1-0,0005et-2). Persamaan tersebut dapat digunakan untuk

memprediksi cuaca pada jangka pendek.

DAFTAR PUSTAKA

Eka Winda, Agus Dwiatmono. 2012. Analisis peramalan kombinasi terhadap jumlah

permintaan darah di Surabaya (studi kasus: UDD PMI Kota Surabaya). Jurnal Statistika Vol. 1, No. 1.

Nachrowi. 2012. Time series arima and forecasting [internet] http://staff.ui.ac.id/system/file (diunduh tanggal 30 November 2014)

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. 2006. Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. [internet] http://staff.ui.ac.id/system/file (diunduh tanggal 30 November 2014) Tresnawati, R, Nuraini, T.A., Hanggoro W. 2010. Prediksi curah hujan bulanan menggunakan

metode kalman filter dengan prediktor SST nino 3.4 diprediksi. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika Vol. 11(2): 108-119

Lag

(4)

4

LAMPIRAN

Gambar 3 Grafik plot hasil Software Minitab

Residual

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Gambar

Grafik plot ACF Zt3 yang diperoleh menggunakan  Penetapan software Minitab memiliki lag 4
Gambar 2  Grafik parsialcorrelation Zt3
Gambar 3  Grafik plot hasil Software Minitab

Referensi

Dokumen terkait

Dianjurkan kepada peneliti lain agar dapat melaksanakan penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui besarnya faktor lain di luar pelaksanaan kebiasaan menggunakan bahasa

1. Idham Kholid, M.Ag selaku Direktur Program Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung. Sultan Syahril, MA selaku Wakil Direktur Program Pascasarjana UIN Raden Intan

Bagaimana perspektif Hukum Ekonomi Syariah terhadap Implementasi akad pembiayaan jual beli kendaraan dengan angsuran di Bank Syari’ah Mandiri (BSM) KCP Bandar Jaya Lampung Tengah

Sumber informasi pekerjaan tidak hanya berasal dari SSCC saja, tetapi alumni-alumni yang bekerja di suatu perusahaan dapat memasang lowongan pekerjaan melalui menu

Insersi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang dipasang segera setelah melahirkan telah direkomen- dasikan oleh WHO, sebagai salah satu metode yang aman dan efektif untuk

Proses seleksi data dari data-data yang terkumpul sangat perlu dilakukan agar bentuk pemodelan sesuai dengan metode yang digunakan. Proses seleksi data adalah dataset

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,021 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan