• Tidak ada hasil yang ditemukan

KISAH BURUNG ELANG YANG MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KISAH BURUNG ELANG YANG MALANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KISAH BURUNG ELANG YANG MALANG

Alkisah pada suatu hari seorang peternak menemukan telur burung elang. Dia meletakkan telur burung elang tersebut dalam kandang ayamnya. Telur itu dierami oleh seekor induk ayam yang ada dikandang. Kemudian pada akhirnya telur elang tersebut menetas, bersamaan dengan telur-telur ayam lain yang dierami oleh induk ayam.

Elang kecil tumbuh bersama dengan anak-anak ayam yang menetas bersamaan dengannya. Dia mengikuti apa yang dikerjakan oleh anak-anak ayam tersebut, sambil mengira bahwa dia juga adalah seekor ayam. Dia ikut mencakar-cakar tanah untuk mencari cacing dan serangga. Dia menirukan suara ayam, berkotek-kotek dan bermain bersama-sama anak ayam. Kadang dia mencoba mengepakkan sayapnya tapi sekedar untuk meloncat tidak berapa jauh, seperti yang biasa dilakukan oleh anak-anak ayam yang lain. Hari-hari berlalu, tahun berganti sampai akhirnya elang ini cukup tua.

Pada suatu hari dia melihat burung terbang tinggi di atas langit. Burung itu terbang melayang dengan megah menantang angin yang bertiup kencang, tanpa mengepakkan sayap. Burung elang tersebut bertanya pada temannya, seekor ayam. “Siapakah itu yang terbang tinggi ?”

▸ Baca selengkapnya: burung elang masuk rumah pertanda apa

(2)

Ngomong-ngomong apa sih yang menyebabkan manusia berhasil dan juga gagal padahal seperti yang kita tahu Allah itu sudah memberikan kelebihan kepada kita selain kekurangan-kekurangan yang kita miliki?.

Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dalam dirinya ada segudang potensi yang harus diledakan agar bisa menggapai kesuksesan hidup. Ada sebuah cerita menarik untuk disimak berkaitan dengan hal di atas.

Suatu ketika hiduplah sekelompok ayam yang hidup bergembira di hutan. Pada saat itu adalah hari yang melelahkan bagi induk ayam karena telur-telur yang baru saja di telurkan berserakan di hamparan rumput dikarenakan oleh ulah seekor tikus yang sering berkeliaran di malam hari. Si induk ayam pun mengumpulkan telur-telurnya dan sebelum itu baru saja ada seekor induk elang yang juga menelurkan telurnya di tempat itu. Akhirnya telur si burung elang pun ikut di bawa dan di erami oleh sang induk ayam.

Setelah beberapa hari ia mengerami telurnya, satu per satu dari telur itu menetas termasuk telur si burung elang. Si induk ayam menyambut keberadaan anak-anak nya dengan bahagia setelah proses penantian panjangnya yang melelahkan. Anak elang pun turut ikut hidup bersama gerombolan anak ayam lainnya.

Namun ada banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi si anak elang dalam proses hidup dengan anak-anak ayam lainnya. Saat mereka di panggil oleh induknya, anak ayam lain berlari dengan sangat cepatnya sementara si anak elang merasa kesulitan berlari seperti kawan-kawannya dan sering tertinggal jauh dari yang lain. Tentu saja karena kaki elang berbeda dengan kaki ayam. Kaki elang tidak di desain untuk bisa lari dengan cepat melainkan untuk mencengkeram mangsanya. Disaat mencari makan bersama kawan-kawannya, dia juga merasa kesulitan mematuk makanan ayam karena paruh burung elang tidak di desain untuk memakan butir-butir padi. Dan masih banyak kesulitan-kesulitan lain yang dihadapi oleh si anak elang tersebut.

Sampai suatu saat bertanyalah anak elang tersebut kepada induk ayam karena perbedaan-perbedaan yang dia rasakan dengan kawan-kawannya. “Wahai ibuku, aku merasa banyak sekali kesulitan-kesulitan yang aku alami dalam hidup dengan kawan-kawanku. Siapakah sebenarnya diriku?” kata si anak elang. Lantas si induk ayam menjawab, “Kamu adalah seekor anak ayam anakku, cobalah untuk terus berlatih kamu pasti bisa seperti kawan-kawanmu yang lain”. Si anak elang itu hanya menuruti kata ibunya sambil berpikir bahwa dia pasti bisa. Suatu ketika datanglah sebuah badai besar tatkala mereka sedang mencari makanan di sekitar padang rumput. Sang induk ayam segera menyahuti anak-anaknya agar segera bersembunyi di dalam gua dan kebetulan pada saat itu ada seekor burung elang dengan gagahnya terbang di tengah-tengah badai. Melihat itu si anak elang berkata kepada induknya, “Wahai ibuku, makhluk apakah yang terbang di tengah badai itu”. Itu burung elang anakku” kata si induk ayam. “Kenapa kita mesti takut ibuku sementara makhluk itu terbang dengan gagahnya”. Kata si anak elang. “Kamu hanyalah seekor anak ayam anakku, kamu tidak akan mungkin seperti dia” Si induk ayam menasihati.

Dari cerita di atas ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil.

Pertama, dari sisi induk ayam.

Induk ayam adalah seseorang yang tidak mendukung akan kemampuan anaknya. Dia sering menganggap bahwa dalam diri anaknya sama seperti dirinya padahal jika ia terus memotivasi anaknya itu dia akan menjadi anak yang berbeda dan lebih hebat dari anak-anaknya yaitu anak ayam. Dalam dunia nyata juga sering kita temukan orangtua yang kurang memberikan motivasi pada anaknya, tidak percaya akan kemampuan anaknya dan akhirnya potensi dan kemampuan yang luar biasa yang dimiliki oleh seorang itu tidak akan keluar sampai kapanpun karena tidak ada dorongan dari orangtua ataupun orang sekitarnya.

Kedua, dari sisi anak ayam.

Anak elang itu sebenarnya sudah menyadari bahwa sebenarnya ia adalah seeokor elang. Namun sayangnya tidak ada yang memberitahu bahwa ia adalah seekor elang. Jika saja ia yakin pada keyakinannya bahwa ia adalah seekor elang, ia pasti akan berhasil menjadi seorang elang. Dalam dunia nyata kita juga sering

menemukan orang yang ragu dengan kemampuannya. Alhasil potensi yang diberikan Tuhan yang seharusnya menjadi sebuah senjata utnuk menggapai kesuksesannya tidak akan pernah keluar sampai kapanpun.

▸ Baca selengkapnya: apa pesan yang kamu dapat dari kisah ayah remaja dan burung pipit brainly

(3)

Ini Penyebab Siswa Berprestasi Dan Dapat Lulus SNMPTN - JAKARTA - Siapa bilang sebuah prestasi itu melulu pencapaian akademik? Prestasi juga bisa kita capai dalam bidang lain.

Ternyata, banyak faktor yang menyebabkan seorang siswa dapat meraih prestasi. Faktor itu terutama berasal dari internal diri dan keluarga siswa.

Menurut dosen program studi psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Drs. I Made Rustika, M.Si, prestasi akademik remaja dipengaruhi lima variabel model teoritis yang saling terkait. Variabel-variabel tersebut adalah pola asuh autoritatif, intelligence factor g, efikasi diri, kecerdasan emosional, dan prestasi akademik.

"Faktor pola asuh autoritatif dinilai berperan sebagai faktor stimulus yang sangat menentukan perkembangan kecerdasan emosional seseorang," kata Made Rustika.

Ketika mengikuti ujian terbuka Program Doktor Ilmu Psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Made Rustika menjabarkan, seorang anak dapat menjadi individu yang mampu merasakan perasaan orang lain jika mendapat pengasuhan dengan menegakkan aturan secara konsisten yang disertai kasih sayang.

Anak tersebut, kata Made Rustika, akan dapat mengendalikan emosi secara terarah. Selain itu, dia juga memiliki motivasi berjuang untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Dalam disertasi berjudul "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Pada Remaja", Made Rustika menjelaskan, pola autoritatif juga memengaruhi pengembangan efikasi diri meski secara tidak langsung. Kecerdasan emosionallah yang memengaruhi pengembangan efikasi diri. Secara sederhana, efikasi diri diartikan sebagai pengetahuan tentang diri sendiri.

"Kemampuan mengenai gejolak emosi dan mengendalikan emosi mendorong terbentuk dan berkembangnya kepercayaan diri mampu menyelesaikan masalah (efikasi diri tinggi). Sedangkan faktor inteligensi g

memengaruhi pencapaian prestasi akademik, namun tidak menentukan taraf efikasi diri," imbuh Made Rustika, seperti disitat dari laman UGM, Rabu (29/1/2014).

(4)

Kisah tentang Anak Supir Angkot yang Jadi

Direktur di New York

Pagi ini, di tengah awan mendung yang terus menggelayut, di sela tetesan hujan yang membasahi daun-daun pepohonan, saya ingin mengajak Anda semua untuk berkelana : menengok sepotong kisah perjalanan anak supir angkot yang kemudian menjadi direktur sebuah perusahaan global di New York.

Inilah sebuah pengembaraan anak muda miskin dari sebuah desa kecil di tanah air, yang kemudian meretas karir sebagi top executive di jantung kota dunia, dalam keriuhan kota Manhattan yang berbinar-binar.

Inilah sebuah kisah tentang kegigihan, tentang impian yang tak sempat terucap, dan juga tentang makna ketekunan merajut nasib hidup.

Baiklah, silakan diseruput dulu kopi hangatnya. Gerimis yang merintis, secangkir kopi hangat, dan sajian dari blog yang renyah ini, adalah kombinasi indah untuk memulai Senin pagi.

Kisah ini berawal dari anak muda bernama Iwan Setyawan. Ia lahir di tahun 1974 dari desa udik di pinggiran kota Malang. Ayahnya hanya sopir angkot, dengan penghasilan yang amat pas-pasan. Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, yang tak kenal letih membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kesederhanaan.

Iwan menghabiskan masa kecil dan remajanya dalam hidup yang serba muram : lantai rumahnya hanyalah tanah tanpa tembok, ia harus berjualan makanan saat remaja demi menyambung biaya sekolahnya; dan ibu-nya berkali-kali menggadaikan apa yang ia punya hingga tandas. Semua demi menyambung hidup, demi membiayai pendidikan anak-anaknya.

Ia lalu menebus lelakon hidup yang muram itu dengan ketekunan belajar yang luar biasa : tak kenal letih ia belajar ditemani lampu petromaks yang kian redup. Ia meretas prestasi yang mengesankan saat SMA, hingga ia mendapat PMDK untuk kuliah di jurusan Statistik, IPB Bogor. Dari sinilah, pelan-pelan tirai hidup yang lebih terang disibak.

(5)
(6)

Hendra: Kerja Keras yang Membuahkan

Prestasi

1. hanif

2. Download as PDF 3. Lihat foto berita ini

BANDUNG, itb.ac.id - Setelah menyabet Ganesha Prize di level ITB, Hendra (Teknik Kimia 2008) berhak melaju ke tingkat nasional mewakili ITB di ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional. Pada tingkat nasional tersebut, dia berhasil meraih prestasi yang cukup

membanggakan, yaitu Juara III Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2012.

Gelaran pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional merupakan ajang tahunan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diselenggarakan untuk memilih mahasiswa terbaik diantara mahasiswa berprestasi di Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia. Setelah melalui seleksi yang cukup panjang dan memakan waktu lama, Hendra terpilih menjadi juara di ajang prestisius tersebut. Di balik prestasinya itu, banyak yang tidak menyangka bahwa Hendra adalah seorang penjual donat.

Kepada Kantor Berita USDI ITB, Hendra menceritakan kesehariannya menjadi tukang donat hingga manis pahit kehidupannya. Hendra yang biasa menjajakan donat kepada teman-teman di kampusnya, memproduksi sendiri donat-donat jualannya tersebut. Karena profesi

sampingannya itu, teman-teman Hendra menjulukinya "Mas-Mas Tukang Donat". Hendra yang bercita-cita memiliki usaha donat ini sama sekali tidak malu melakoni pekerjaannya itu.

"Kalau ada becandaan dari teman-teman ke saya, pasti nyinggung-nyinggung soal donat,

hahaha.Teman-teman saya ada juga yang bilang 'tukang donat jadi mapres' hahaha," ucap Hendra sembari tertawa. Pengalaman menjual donat ini dinobatkannya menjadi pengalaman yang paling menarik selama empat tahun kuliah di ITB.

Ketika ditanya pengalaman paling manis selama hidupnya, cerita Hendra pun tidak jauh dari donat. "Laptop yang saya gunakan sampai sekarang adalah laptop yang saya beli pada tahun 2010 dari hasil berjualan donat. Saya menjual puluhan ribu donat hingga akhirnya saya bisa menabung cukup uang untuk membeli laptop yang berharga Rp5.500.000 ketika itu," kata Hendra. Dengan keuntungan Rp500,00 per buah harapan Hendra memiliki laptop pun tercapai.

Orangtua Jadi Inspirasi Terbesar

Kedua orang tua menjadi inspirasi terbesarnya meraih segudang prestasi. Orang tuanya yang sangat mementingkan pendidikan sempat dibuat sulit oleh pria penggemar olahraga basket ini. Hendra

menuturkan bahwa saat SMA prestasinya jelek sehingga tidak bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah di jurusan Teknik Informatika di salah satu perguruan tinggi swasta.

(7)

Hendra yang baru-baru ini diterima di program International Mobility dari salah satu perusahaan jasa migas internasional ini memiliki cara tersendiri untuk menumbuhkan semangat berprestasi. Membaca biografi orang sukses menjadi hobi tersendiri bagi Hendra. "Menurut saya untuk punya semangat berprestasi, kita harus banyak membaca biografi dari orang-orang yang sudah berprestasi," ungkap Hendra.

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, Suriasumantri dalam buku Sugiyono (2015, hlm. 92) mengatakan, “Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi

2) Produksi ASI dalam penelitian ini adalah Keadaan yang menunjukkan keluarnya ASI setelah 30 jam pasca persalinan yang dikeluarkan setelah 30 menit tidak dihisap oleh

adalah bukan merupakan karya tulis orang lain.baik sebagai maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbemya. Demikianlah sural pemyataan ini saya

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, Return On Assets (ROA), sales growth dan leverage berpengaruh signifikan terhadap

Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara (Noor Azizah, M.Kom,), yang telah memberikan

Strategi lain yang produsen pakai dalam mempromosikan produk melalui media televisi ini adalah mereka menggunakan seorang public figur yaitu wanita- wanita cantik

Margin pemasaran ini oleh pedagang perantara dialokasikan di antaranya untuk melaksanakan fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional dan keuntungan

Survey awal dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada 17 orang mahasiswa yang dilakukan pada tanggal 14 januari 2017 didapatkan hubungan kualitas tidur dengan