• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PSDAL Pengelolaan Sumber Daya Ha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PSDAL Pengelolaan Sumber Daya Ha"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSDAL

Pengelolaan Sumber Daya Hayati

Teratai Putih (Nymphaea alba) Sebagai Bioproduk Terbarukan Disusun untuk memenuhi tugas PSDAL

Oleh:

Rahmilia Indri Hapsari M0411059

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki tidak kurang dari 17.500 pulau dengan luasan 4.500 km² yang terletak antara daratan Asia dan Australia. Pulau–pulau tersebut tersebar di sepanjang garis khatulistiwa sehingga Indonesia bagian barat memiliki rata– ratacurah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia bagian timur. Hal ini membuat Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, nomor tiga setelah Brazil dan Kongo. Indonesia memiliki kekayaan jenis yang tinggi, termasuk kekayaan varietas, variasi dan keunikan gen, jenis dari semua organisme dan ekosistem tempat mereka tumbuh. Sehubungan besarnya perbedaan habitat, kekayaan flora dan fauna dan tingginya tingkat endemisitas, menyebabkan Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati yang besar.

Selain itu, Indonesia merupakan negara yang didukung oleh sumber daya alam yang melimpah ruah. Dimana sumber daya alam tersebut mampu dijadikan sumber energi bagi keberlangsungan hidup. Seiring berjalannya waktu, ketersediaan alam tersebut kini semakin menipis. Kelangkaan yang terjadi dikarenakan adanya ketidakpedulian dan pemborosan yang memupuk rasa ketidaksadaran akan terbatasnya sumber daya alam termasuk energi.

(3)

bumi sebagai sumber energi, serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran udara dan pengendaliannya

Salah satu sumber daya hayati Indonesia dimana kemelimpahannya sangat melimpah adalah teratai. Teratai merupakan tumbuhan liar di habitat alami, yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Namun, pemanfaatannya belum banyak diketahui oleh masyarakat, serta masih minimnya penelitian yang berkenaan dengan pengujian tanaman teratai itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap efektivitas bunga teratai sehingga dapat mendukung data ilmiah lainnya dalam penggunaan dan pemanfaatan tanaman teratai sebagai bioproduk terbarukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengelola sumber daya hayati teratai putih (Nymphaea alba) untuk mengatasi permasalahan kelangkaan energi dan pencemaran udara di Indonesia?

2. Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan teratai putih (Nymphaea alba) selain untuk mengatasi permasalahan energi dan pencemaran udara? C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini antara lain:

1. Mengelola sumber daya hayati (Nymphaea alba) untuk mengatasi permasalahan kelangkaan energi dan pencemaran udara di Indonesia. 2. Mengoptimalkan pemanfaatan teratai putih (Nymphaea alba) selain untuk

(4)

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini yaitu:

1. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai manfaat lain yang terkandung di dalam teratai putih (Nymphaea alba).

2. Menjadi acuan bagi mahasiswa untuk mengoptimalkan sumber daya hayati yang melimpah ruah, serta membudidayakannya agar tetap menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.

E. Tinjauan Pustaka 1. Sumber Daya Alam

Sumberdaya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan umat manusia. Dengan kata lain, SDA adalah sumbangan bumi berupa benda hidup maupun benda mati (living and non-living endowments) yang bisa dieksploitasi oleh manusia sebagai sumber makanan, bahan mentah, dan energi (Yakin, 1997).

2. Pencemaran

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

3. Energi Terbarukan

Energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang berasal dari alam yang didapatkan melalui proses alamiah. Sumber daya energi terbarukan, seperti angin, matahari dan tenaga air, dan bioenergi sebagai energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil menghasilkan sedikit atau mengurangi pencemaran udara atau efek pemanasan global, namun demikian energi terbarukan mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti energi fosil (Yakin, 1997).

4. Teratai Putih (Nymphaea alba)

Menurut (Steenis, 1978), klasifikasi teratai putih yaitu: Divisi : Spermathophyta

(5)

Familia : Nymphaceae Genus : Nymphaea Spesies : Nympahea alba

Teratai putih termasuk ke dalam tanaman air penghasil oksigen dan merupakan tanaman CAM (Crasculacean Acid Metabolism) yang merupakan tipe tanaman yang stomatanya tertutup ketika siang hari dan mengambil CO2 pada malam hari, serta mengunakannya untuk fotosistensis di siang harinya (Don, et.al, 2000).

Gambar 1. Teratai putih

(6)

BAB 2

PEMBAHASAN

Teratai putih (Nymphaea alba) merupakan salah satu dari sumber daya hayati yang kemelimpahannya sangat banyak dan belum termanfaatkan secara optimal. Teratai itu sendiri memiliki beberapa kelebihan yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah di Indonesia, seperti mengatasi kelangkaan energi akibat penggunaan bahan bakar energi fosil yang digunakan secara terus – menerus dan berdampak terhadap meningkatnya pencemaran udara akibat hasil samping dari bahan bakar fosil.

Gambar 2. Teratai Putih

Untuk mengelola sumber daya hayati teratai putih, dapat dilakukan beberapa pendekatan pengelolaan sumber daya alam, yaitu:

1. Pendekatan Ekonomis

(7)

manusia akan berhati-hati terhadaplingkungannya. Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap sebagai barangproduksi sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya produksi.Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga.

2. Pendekatan Pendidikan/Pelatihan

Kondisi mayarakat yang masih kurang informasi lingkungan, atau mempunyaitanggung jawab terhadap lingkungan yang masih rendah, atau merasa tidak mempunyaikapasitas dalam pengelolaan lingkungan, ataupun sebagai korban ketidakadilan dalampengelolaan lingkungan, maka untuk mengantisipasi semua kondisi tersebut diperlukanpendidikan dan pelatihan mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya.

3. Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan

Sumber daya alam hayati perlu diolah dalam batas kemampuan pulihnya. Agar batas tersebut tidak terlampaui, sehingga sumber daya alam hayati dapat memperbaharuhi dirinya, maka pemanfaatanya perlu dilakukan secara efesien dan perlu dikembangkan teknologi yang mampu mensubsitusi bahan substansinya.

4. Pendekatan Ekologi

Pendekatan ini dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang cenderung mengacu pada strategi konservasi dunia.Strategi konservasi dunia mencakup 3 hal, yaitu:

a) Perlindungan proses ekologis yang penting sebagai sistem penyangga kehidupan.

b) Pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. c) Pemanfaatan jenis dan ekosistem secara lestari

(8)

1. Kekuatan (Strenghtness)

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. termasuk kekayaan varietas, variasi dan keunikan gen, jenis dari semua organisme dan ekosistem tempat mereka tumbuh.

Selaian itu kemelimpahan yang tinggi dari teratai putih di Indonesia dapat dikelola sebagai suatu bioproduk terbarukan untuk mengatasi kelangkaan energi dan pencemaran udara.

Teratai putih termasuk ke dalam tanaman air penghasil oksigen dan merupakan tanaman CAM (Crasculacean Acid Metabolism) yang merupakan tipe tanaman yang stomatanya tertutup ketika siang hari dan mengambil CO2 pada malam hari, serta mengunakannya untuk fotosistensis di siang harinya. Dimana di malam hari penyerapan oksigen tanaman CAM sangat sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia sehingga tanaman ini aman untuk dijadikan tanaman hias di rumah ataupun lingkungan sekitar manusia.

Selain dijadikan sebagai tanaman hias, teratai putih (Nymphaea alba) dapat dijadikan sebagai biofilter air. Salah satu syarat suatu tanaman dikatakan sebagai biofilter air adalah kemampuannya untuk memfiltrasi dengan memanfaatkan proses fotosintesis. Teratai sebagai tanaman air juga dapat menyerap zat racun yang dihasilkan oleh kotoran dan urine ikan (amonia) dimana tanaman ini efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses fotosintesis dimana akar akan berfungsi sebagai pompa biologis juga berperan melakukan proses absorbsi (penyerapan) dan filtrasi (penyaringan) dari padatan.

(9)

Berdasarkan tabel di atas, teratai putih memili kadar pati dan karbohidrat serta protein yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan tanaman ini sebagai sumber pangan terbarukan yang belum dioptimalkan pemakaiannya.

Gambar 3. Biji Teratai Putih

(10)

Gambar 4. Umbi Teratai Putih

2. Kelemahan (Weakness)

Teratai putih memerlukan suhu sekitar 20 – 30°C. Ekologi tanaman ini juga memerlukan media perairan yang tenang dan lembab,memerlukan banyak sinar matahari dengan pH air netral sampai asam.

3. Peluang (Opportunity)

Teratai putih termasuk ke dalam tanaman CAM yang tidak membahayakan sistem pernapasan manusia dan dapat membantu penyerapan CO2 pada malam hari.

Teratai sebagai tanaman air juga dapat menyerap zat racun yang dihasilkan oleh kotoran dan urine ikan (amonia) dimana tanaman ini efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses fotosintesis.

Teratai putih memili kadar pati dan karbohidrat serta protein yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan tanaman ini sebagai sumber pangan terbarukan.

4. Ancaman (Threat)

Minimnya penerapan teratai putih (Nymphaea alba) di Indonesia dan kurangnya pengetahuan untuk menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dalam mengelola teratai putih (Nymphaea alba).

Di samping hal tersebut, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai jumlah energi maksimal dalam memanfaatkan teratai putih (Nymphaea alba), serta keefektifan teratai putih dalam menyerap polutan udara.

(11)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemelimpahan keanekaragaman hayati di Indonesia masih belum termanfaatkan secara optimal dan masih minimnya pengetahuan mengenai manfaat – manfaat yang terkandung di dalamnya. Sebagai salah satu bioproduk terbarukan, teratai putih (Nymphaea alba) memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai tanaman penyerap CO2 di udara, sebagai biofilter air, bijinya dapat termanfaatkan sebagai tepung teratai karena memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan pati yang tinggi, serta umbinya dapat dimanfaatkan sebagai obat – obatan herbal.

B. Saran

(12)

Daftar Pustaka

Don, W. S. dan E.T. Cherry. 2000. Lotus dan Teratai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Fuaddi, K. 1996. Analisa Kandungan Gizi pada Umbi, Biji Buah, dan Tangkai Bunga Teratai (Nymphae pubescens Willd). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM. Skripsi

Nuraini, A.D. 2007. Ekstraksi Komponen Antibakteri dan Antioksidan Dari Biji Teratai. Institut Pertanian Bogor. Skripsi

Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan Universitas Surabaya. Web:

http://office.pusdakota.or.id/(Diakses tanggal 29 Agustus 2013) Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. P.T. Pradnya. Paramita Jakarta

UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 1982

Gambar

Gambar 1. Teratai putihMenurut (Fuaddi, 1996), umbi teratai banyak mengandung pati,
Gambar 2. Teratai Putih
Gambar 3. Biji Teratai Putih
Gambar 4. Umbi Teratai Putih

Referensi

Dokumen terkait

Laporan audit standar menjelaskan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai-bukan absolute bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material.

Model GAB (Guggenheim–Anderson–deBoer) yang umum digunakan dalam analisis sorpsi isotherm tidak dimasukkan dalam pengujian ketepatan karena model ini biasa digunakan

dengan tingkat signifikansi 5% maka diperoleh p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa besaran nilai koefisien komponen

Berdasarkan model NRCS Java Newhall Simulation Model (jNSM) untuk memahami neraca air tanah yang didasarkan pada kondisi iklim di tanah dan udara dengan data iklim 10 tahun

Pada bagian ini dijelaskan bahwa, jika pemberi kerja tidak mampu untuk membayar pekerjaan yang telah dilaksanakan selama lebih dari 28 hari, pemberi kerja dinyatakan bangkrut

Taktik: Meninggakan komentar di blog lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa meninggalkan komentar di blog lain akan menarik orang untuk mengunjungi blog

Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Flavonoid Total dari Ekstrak dan Fraksi Daun Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray), Prosiding Penelitian

mampu mengajukan dugaan (Conjecture) dari soal yang diberikan.. tidak bisa memperkirakan cara/ rumus untuk menyelesaikan soal nomor tiga. Meskipun dalam lembar jawabanya ia