• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN URINE SAPI SEBAGAI PUPUK DAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN URINE SAPI SEBAGAI PUPUK DAN (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN URINE SAPI SEBAGAI PUPUK DAN PESTISIDA ALAMI

(Tugas Makalah Manajemen Usaha Ternak Daging)

Oleh: Kelompok VI B

Agung Dwi nugroho 1514141060 Arinda Kusuma Wardani 1514141082

Deviana Putri 1514141036

Edi Susanto 1514141088

Ineto Masgatot Tian I. 1514141054

Murdani 1514141006

Reni Rahayu mukti 1514141030

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada Rosulullah Muhammad SAW. Terimakasih penulis ucapkan

kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Usaha Ternak Daging, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Dalam penulisan ini diharapkan penulis dapat mengetahui pemanaatan urine sapi

menjadi pupuk organik dan pestisida alami. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran agar makalah ini lebih bermanfaat bagi khalayak ramai.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... BABI. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ...

BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN ... A. Pemanfaatan Urine Sapi ...

B. Pengolahan Urine Sapi Sehingga Bisa Dijadikan Pupuk

Dan Pestisida Organik... C. Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Sapi...

D. Pembuatan Pestisida Dari Urine Sapi... E. Penggunaan Pestisida Dan Pupuk Organik Urin Sapi...

F. Kelebihan Dan Kekurangan Urine Sapi Sebagai Pupuk

Dan Pestisida Organik... BAB III. KESIMPULAN ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi lahan pertanian di Indonesia sudah kritis akibat penggunaan pestisida

kimia oleh petani. Pestisida kimia menyebabkan kerusakan pada struktur tanah dan organisme yang berada di dalam tanah. Tidak semua organisme di dalam tanah merusak tanaman, banyak organisme yang membantu pertumbuhan tanaman

dan menjaga kondisi tanah. Akibat pengunaaan pestisida kimia, lingkungan menjadi tercemar dan keseimbangan ekosistem terganggu, sehingga penggunaan

pestisida kimia akan merusak tanaman itu sendiri.

Selain itu, penggunaan pestisida bisa juga membuat hama menjadi resinten terhadap pestisida kimia, sehingga memacu petani untuk mengunakan pestisida dalam konsentrasi yang lebih agar hama yang menyerang tanaman dapat teratasi.

Ini akan memicu penumpukan zat kimia di lahan pertanian yang membuat lahan semakin tercemar dan semakin sulit untuk ditanami tanaman.

Hasil sampingan usaha dari daunia peterternakan yaitu berupa limbah padat (feses) dan limbah cair (urine). Selama ini baru limbah padat yang sudah dimanfaatkan untuk pupuk sedangkan untuk limbah cair masih sangat terbatas

(5)

berbahaya bagi lingkungan. Karena pestisida organik mudah terurai oleh bakteri

yang ada sehingga tidak mencemari lingkungan.

Dari segi ekonomi, harga pestisida kimia cukup sulit dijangkau oleh petani yang mayoritas dari golongan masyarakat menengah ke bawah, sehingga pembuatan

pestisida dari urine sapi ini akan mampu menekan biaya perawatan tanaman mereka dan hasil panen pun tetap melimpah ruah. Dengan menggunakan urine

sapi sebagai pestisida dan pupuk organic. Selain bisa mengurangi limbah di kandang, hal ini juga bisa mengurangi kerusakan lahan pertanian yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang yang di jelaskan, maka dapat diambil rumusan masalah :

1. Apa kandungan urine sapi sehinga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan pestisida organik?

2. Bagaimana pengolahan urine sapi sehingga bisa dijadikan pupuk dan

pestisida organik?

3. Bagaimana penggunaan pestisida dan pupuk organik dari urine sapi?

(6)

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Urine Sapi

Urine sapi merupakan zat-zat yang disekresikan melalui ginjal, zat-zat yang

didapat didalamnya adalah zat-zat makanan yang sudah dicerna, kemudian diserap dan bahkan telah dimetabolisme oleh sel-sel tubuh kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan saluran urin. Urine sapi hanya dibiarkan terbuang dengan percuma oleh

para petani, biasanya petani hanya menampung kotoran dari sapi untuk

Table 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair

Nama ternak dan bentuk kotorannya

Nitrogen

(%) Fosfor (%) Kalium (%) Air (%)

Kerbau –padat 0.60 0.30 0.34 85

Kerbau –cair 1.00 0.15 1.50 92

Sapi –padat 0.40 0.20 0.10 85

Sapi –cair 1.00 0.50 1.50 92

Kambing –padat 0.60 0.30 0.17 60

Kambing –cair 1.50 0.13 1.80 85

Domba –padat 0.75 0.50 0.45 60

Domba –cair 1.35 0.05 2.10 85

(7)

Berdasarkan tabel 1 tampak bahwa kandungan zat hara pada urine sapi, terutama

jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika dibandingkan dengan kotoran sapi padat yang telah lebih banyak dimanfaatkan

sebagai pupuk organik. Selain itu banyak penelitian, diantaranya adalah Anty (1987) yang melaporkan bahwa urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh yaitu fitohormon Auksin yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh.

Karena baunya yang khas urine ternak juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian

hama tanaman dari serangan. Marliana (2012) menyebutkan, kandungan unsur hara pada urine sapi yaitu 0,52 % N, 0,01 % P, dan 0,56 % K. Urine ternak terdiri 90 – 95% air dan sisanya berupa bahan padatan serta kandungan amoniaknya

sangat tinggi yang harus dihilangkan dulu sebelum diaplikasi pada tanaman. Apabila kandungan amoniak tinggi pada urine sapi ini masih ada, maka tidak bisa

digunakan sebagai pupuk. Jika diberikan pada tanaman hasilnya bukannya menyuburkan, tetapi malah membunuh tanaman tersebut.

Nitrogen adalah salah satu unsur makro dalam tanah yang berfungsi bagi

kesuburan tanaman. fungsi nitrogen bagi tanaman sebagai berikut :

1) Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.

2) Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.

3) Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.

(8)

5) Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.

Fosfor merupakan hara makro dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Fosfor sebagian besar terikat oleh partikel tanah, sebagian sebagai fosfor organik dan hanya sedikit dalam bentuk anorganik yang tersedia bagi tanaman. Pada tanah

sawah ketersediaan P meningkat setelah penggenangan. Hal ini disebabkan karena penggenangan membantu terjadinya proses reduksi feri fosfat menjadi fero fosfat,

hidrolisis aluminium fosfat, peningkatan kelarutan kalsium fosfat dan netralnya reaksi tanah. Dalam tanaman, P merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan dalam proses penyimpanan dan

transfer energi yang terkait dalam proses metabolisme tanaman (Dobermann dan Fairhurst, 2000). Hara P sangat diperlukan tanaman padi terutama pada saat awal

pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan tanaman tersebut, P berfungsi memacu pembentukan akar dan penambahan jumlah anakan.

Kalium (K) merupakan unsur ketiga yang penting setelah N dan P. Kalium

berfungsi antara lain untuk meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat,

sebagai aktivator bermacam sistem enzim, memperkuat perakaran sehingga tanaman lebih tahan rebah dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

Kandungan unsur hara pada urine sapi selain bisa digunakan sebagai pupuk, dapat

juga dimanfaatkan untuk pestisida organik, urin sapi dicampur bahan alami tambahan lain lalu difermentasikan agar bisa dijadikan pestisida organik. Urine

(9)

mengendalikan cendawan, kudis pada tanaman tomat dan kentang dapat

menggunakan urine sebagai pestisida organik. Selain itu, urine dapat dipakai untuk penolak rayap. Dibandingkan urine dari binatang pemakan daging, urine

binatang pemakan tumbuhan lebih baik karena kadar urea, CO(NH2)2 lebih rendah.

B. Pengolahan Urine Sapi Sehingga Bisa Dijadikan Pupuk Dan Pestisida Organik

Urine sapi dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida organik

dengan cara memprosesnya melalui proses fermentasi. Dalam fermentasi terjadi proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana dan proses

metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau reaksi kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu subsrat organik dengan menghasilkan produk akhir. Sesuai pendapat Winarno (1990) yang

mengemukan bahwa fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat

menyebabkan perubahan sifat bahan yang difermentasikan.

Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi tentang jenis

bakteri yang respon untuk fermentasi telah dimulai sejak tahun 1892 sampai sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang

(10)

Pada proses fermentasi urine terdapat kelebihan jika dibandingkan dengan urine

yang tidak difermentasi, yaitu meningkatkan kandungan hara yang terdapat pada urine tersebut yang dapat menyuburkan tanaman. Selain itu, bau urine yang telah difermentasi menjadi kurang menyengat jika dibandingkan dengan bau urine yang

belum difermentasi.

Akan tetapi fermentasi urin sebagai pupuk organik cair yang dilakukan oleh bakteri ternyata juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya :

a) Tidak semua N diubah menjadi bentuk yang mudah dihisap akan tetapi dipergunakan oleh bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya. b) Dapat terjadi perubahan-perubahan yang merugikan dimana N menguap di

dalam pupuk cair N.

c) N yang sangat tinggi (48 %). Banyak terdapat dalam air kencing sangat

mudah dan cepat dirubah oleh bakteri-bakteri menjadi amonium karbonat.

C. Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Sapi

a) Alat:

1) ember/drum, 2) plastik,

3) karet/pengikat.

b) Bahan:

(11)

9) rendaman kedelei 1 gelas atau urea 1 sendok makan, 10) em4 100 ml (starter).

Bahan – bahan jahe, lengkuas, kunyit, temu ireng, temulawak dan kencur

(empon-empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang tidak disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan menyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, Urea dan rendaman

kedelai berfungsi untuk memperkaya unsur hara yang terdapat dalam pupuk cair serta menyuburkan mikroorganisme. Serta EM 4 sebagai starternya.

c) Cara pembuatan:

Empon-empon dihaluskan dan dimasak sampai mendidih. Setelah dingin

dicampur dengan semua bahan yang lain didalam ember atau drum plastik, yang perlu dingat pengisian jangan sampai penuh. Lalu ditutup rapat dan didiamkan

selama 3 minggu. Setiap hari 2 kali atau tiap pagi dan sore tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan atau boleh menggunakan aerator untuk mempercepat proses penguapan gas.

Pupuk cair yang telah jadi, dapat langsung digunakan yaitu : 1 liter pupuk cair urine sapi dicampur 10 liter air lalu disemprotkan ke tanaman. Pupuk cair urine sapi ini disimpan paling baik selama 12 hari dan harus tertutup rapat agar kadar

nitrogen dalam urine tidak banyak keluar.

D. Pembuatan Pestisida Dari Urine Sapi

Untuk membuat obat pembasmi hama (pestisida) perlu bahan bahan berikut :

(12)

1) 30 liter air kencing sapi 2) 20 liter air cucian beras (leri) 3) 15 liter air kelapa

Gula merah + kencur + kunyit + temulawak dihaluskan, dengan cara di blander

atau di tumbuk sampai halus. Bahan – bahan kencur, kunyit, dan temulawak

(empon-empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang tidak disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan menyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, air kelapa digunakan

sebagai makanan bakteri pengurai agar berkembangbiak. Semua bahan dimasukkan dalam tong plastic kemudian diaduk sampai rata dan tong tersebut

ditutup. Setiap dua hari sekali tutup tong dibuka dan diaduk hingga merata dan sampai hari ke 20 atau 25 sudah jadi dan berbau tape. Pestisida siap diaplikasikan ke tanaman.

E. Penggunaan Pestisida Dan Pupuk Organik Urin Sapi

Dosis pemakaian pupuk organik dari urine sapi tergantung pada jenis tanaman

yang ditanam. Pupuk cair urine sapi ini dapat digunakan pada berbagai tanaman misalnya: tanaman pangan (padi), palawija dan sayuran, hortikultura (cabai, jeruk), dan bisa juga pada bibit / benih tanaman.

Pada tanaman padi penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam, 25-30 hari setelah tanam dan pada fase primordia (45 hari setelah tanam) saat

(13)

penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam (terdapat 3-4 helai

daun) dan pada saat pembentukan bunga. Untuk benih/ biji direndam selama semalam sedangkan untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit.

Untuk pengaplikasian pestisida dari urin sapi dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit tungro atau bercak cokelat tanpa harus diencerkan cerlebih dahulu.

F. Kelebihan Dan Kekurangan Urine Sapi Sebagai Pupuk Dan Pestisida Organik

Manfaat penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu: meningkatkan kesuburan tanah,

memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen

(rasa, nilai gizi, jumlah), menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman, dan meningkatkan retensi/ketersediaan hara dalam tanah.

Adapun kelebihan pestisida urine sapi adalah bisa menekan biaya perawatan tanaman dan bisa memaksimalkan limbah yang tidak digunakan. Selain itu, pestisida dari urine sapi juga aman dan tidak mencemari lingkungan. Selain

mempunyai kelebihan, pupuk organik dan pestisida dari urine sapi ini mempunyai kekurangan, walaupun pupuk organik cair dari urin sapi merupakan pupuk yang

(14)

diberikan dalam jumlah yang banyak dan pestisida dari urine sapi ini hanya bia

digunakan untuk hama hama tertentu, seperti hama tungro, bercak daun, dan lain lain.

BAB III KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan

1. Urin sapi mengandung unsur N, P, dan K yang merupakan unsur makro yang dibutuhkan bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman

2. Urine sapi dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida organik dengan cara memprosesnya melalui proses fermentasi.

3. Untuk pengaplikasian pestisida dan pupuk organik dari urine sapi dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman.

4. Manfaat penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu: meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas

serap air tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen. Kekurangan penggunaan pupuk cair urine adalah urine memiliki

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anty, K. 1987. Pengaruh Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Jagung Manis. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh

Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Nutrient disorders and nutrient management. IRRI and Potash & PPI /PPIC. Manila, Philipina.

Lingga, P.1991. Jenis Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat

Penelitian Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). ANTANAN. Bogor.

Marlina, N., Saputro, A., Amier, N., 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.) terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik

dengan System of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang Surut. Jurnal Lahan Suboptimal, 1 (3): 138 – 148

Gambar

Table 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dilaksanakan penelitian berjudul “ Pemanfaatan Daun Lamtoro Dan Ekstrak Tauge Dengan Penambahan Urine Sapi Untuk Pembuatan

Hasil yang diperoleh yaitu ada interaksi antara pemberian urine sapi dan limbah cair industri tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao dengan tinggi tanaman dan jumlah

Lingga dan Marsono (2008), dari segi kadar haranya, pupuk kandang cair dari urine sapi memiliki kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan kotoran padatannya. Selain

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan motivasi kepada peternak/masyarakat untuk memanfaatan limbah urin sapi menjadi pupuk organik

Kecepatan tumbuh yang sama ditunjukkan oleh perlakuan 1 (stek murbei yang direndam menggunakan campuran 50 ml urine sapi / 100 ml air) dan perlakuan 2 (stek murbei

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah urine sapi memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pupuk organik cair ekstrak daun lamtoro, ekstrak tauge dan urine sapi, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan makronutrien

Dari kedua bahan penyusun pupuk organik cair dari ekstrak daun lamtoro, cucian air beras, dan urine sapi menunjukan bahwa didalam ekstrak daun lamtoro dan urien