• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan dalam Pembangunan Pemerintah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan dalam Pembangunan Pemerintah (1)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Pembangunan Pemerintah

di Wilayah Ekosistem Rawa dan Gambut

di Kalimantan Selatan

(2)

Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue

development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”,

yang dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembangunan Biru (

blue development)

adalah pembangunan yang

memperhatikan keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman

(biodiversity), inovasi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus melakukan

upaya-upaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan meningkatkan jasa-jasa

lingkungan.

2. Ekonomi biru (

blue economy)

yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang

memanfaatkan SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan

emisi; dan pada saat yang sama mampu menciptakan lapangan kerja,

menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, dan tidak memerlukan biaya

tinggi.

3. Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan;

yaitu Pembangunan berkelanjutan

(

sustainable development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian

aspek pertumbuhan ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan

pemerataan kesejahteraan (social equity) dan kelestarian dan keberlanjutan

lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal dengan the living triangle.

RPJMD PROV KALSEL 2016 -2021

(3)

Prinsip Ekonomi Biru (

blue economy) :

(1) Pemerataan distribusi kesejahteraan yaitu mengupayakan distribusi

kesejahteraan yang adil didalam suatu daerah untuk mengurangi

perbedaan antara si kaya dan si miskin dan mencapai keadilan sosial serta

ekonomi yang berkelanjutan;

(2) Ekuitas dan keadilan ekonomi;

(3) Ekuitas antar generasi;

(4) Pendekatan pencegahan yaitu melalui identifikasi resiko terhadap

lingkungan, dampak lingkungan dan mencegah degradasi lingkungan;

(5) Hak untuk berkembang untuk semua komponen;

(6) Adanya kerjasama internasional;

(7) Informasi, partisipasi dan akuntabilitas;

(8) Adanya Konsumsi dan produksi berkelanjutan;

(9) Strategis, terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan perencanaan

pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau dan pengentasan kemiskinan;

(10) Mendefinisikan kembali kesejahteraan;

(11) Kesetaraan gender;

(4)

4.

Ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan

adalah kondisi terpenuhinya

Pangan bagi daerah sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari

tersedianya Pangan dan energi yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,

beragama, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan.

a.

Kemandirian Pangan

adalah kemampuan negara dan bangsa dalam

memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat

menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat

perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,

sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

b.

Kedaulatan Pangan

adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri

menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat

dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem

Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

(5)

Misi

Prioritas Pembangunan

1. Mengembangkan Sumber Daya

Manusia yang Agamis, Sehat dan

Terampil

Kalsel Cerdas,

Kalsel Sehat,

Kalsel Terampil dan

Kalsel Agamis

2. Mewujudkan Tatakelola

Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Kalsel dengan Pemerintahan Daerah

Berkinerja Baik

3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya

Daerah Yang Berbasiskan Kearifan

Lokal

Kalsel Berbudaya,

Kalsel Menuju PON,

Kalsel Aman

4.

Mengembangkan Infrastruktur

Wilayah Yang Mendukung

Percepatan Pengembangan Ekonomi

Dan Sosial Budaya

Kalsel dengan Infrastruktur yang Berkualitas

5.

Mengembangkan Daya Saing

Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal, Dengan

Memperhatikan Kelestarian

Lingkungan

Kalsel Sentra Pangan,

Kalsel Menuju Salah Satu Destinasi Wisata

Nasional,

Kalsel Menuju Daerah Industri, Perdagangan,

dan Jasa,

(6)

MISI 5

DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS

SUMBERDAYA LOKAL,

(7)

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP

1. Kondisi lingkungan hidup di Kalsel, berada pada kondisi yang cukup memperihatinkan, apabila dilihat dari Indikator Kualitas Lingkungan Hidup yang hanya mencapai posisi dari 22 dari 33 provinsi secara

nasional. Posisi dimaksud mengalami perbaikan dari sebelumnya berada di posisi 24.

2. Kondisi dimaksud disebabkan oleh membaiknya 3 sub indikatornya, yaitu:

a. KualitasTutupan Lahan telah mencapai 41,62 dari sebelumnya hanya 39,00, terutama disebabkan lubang bekas tambang.

b. Kualitas Air telah mencapai 26,69, dari sebelumnya 8,70, terutama disebabkan oleh rendahnya PH rawa; bakteri coli dari jamban terapung dan kekeruhan air akibat bukaan tambang.

c. Kualitas Udara telah mencapai 98,46 dari sebelumnya 97,11

3. Luas lahan kritis mencapai 876 Ha

Misi 5

MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA

LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

ISU POKOK, TUJUAN DAN SASARAN MISI 2 1. ISU POKOK: Penurunan Kualitas Lingkungan

Hidup

2. Tujuan : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah

(8)

Strategi : Peningkatan Tata Kelola Lingkungan Hidup (KALSEL HIJAU) Kebijakan:

1. Sosialisasi dan Edukasi tentang pentingnya sadar Lingkungan, kepada seluruh komponen masyarakat dan dunia usaha,

terhadap aktifitas mereka yang terkait dengan penurunan Kualitas tutupan lahan, kualitas air, dan kualitas udara.

2. Untuk Kualitas Tutupan Lahan:

a. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap investor tambang untuk segera merehabilitasi lahan pasca

tambang.

b. Mendorong Kementerian LHK untuk mengembangkan HTI atau Hutan Rakyat pada Wilayah Kawasan Hutan.

c. Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan illegal logging.

d. Melaksanakan pengembangan pertanian atau perkebunan pada lahan-lahan terbuka untuk wilayah Areal

Penggunaan Lain.

e. Mengajak seluruh komponen masyarakat untuk melaksanakan program Kalsel hijau, dilingkungan perumahan dan

perkantoran.

3. Untuk Kualitas Air:

a. Mendorong pengusaha tambang agar melaksanakan perlakukan pengelolaan tambang yang tidak menimbulkan

pencemaran air.

b. Mendorong penghapusan jamban terapung.

4. Mendorong Penanaman 1 juta pohon

5. Mencegah kebakaran hutan dan lahan

6. Memperkuat kelembagaan Masyarakat Peduli Api.

7. Menyelesaikan Pembangunan Kebun Raya Daerah.

Kebijakan Misi 5 MENGEMBANGKAN

(9)

URUSAN

PERANGKA

T DAERAH

INDIKATOR KINERJA

Lingkungan

Hidup

BLHD,

Dishut,

Diskanlut,

Distamben

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kritis

Kerusakan Kawasan Hutan

Jumlah Pertambangan Tanpa

Izin

Urusan Pembangunan, Perangkat Daerah dan Indikator Kinerja Dalam

LINGKUNGAN HIDUP

a. Program Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan Sumber Daya Alam b. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir

c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup d. Program pengendalian kebakaran hutan

(10)

Misi 5: Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Prioritas : Kalsel Sentra Pangan, Kalsel Menuju Salah Satu Destinasi Wisata Nasional, Kalsel Menuju Daerah Industri, Perdagangan, dan Jasa, Kalsel Menuju Lingkungan Berkualitas

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatkan

Mengurangi luasan lahan kritis di luar KPH

Meningkatkan pengawasan illegal loging, illegal mining dan illegal fishing

Mengendalian pencemaran akibat usaha pertambangan Pembinaan dan pengawasan investor tambang dalam proses rehabilitasi pasca tambang

Penyelesaian pembangunan Kebun Raya Banua Pengurangan pencemaran kualitas air

Mendorong penghapusan jamban terapung. Peningkatan Kualitas Penataan Ruang

Pembinaan, pengawasan, pelestarian dan rehabilitasi kawasan mangrove dan terumbu karang

Penanggulangan banjir di daerah Pengawasan terhadap gas buang

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan

(11)

IKPD

Satuan

Kondisi

Awal

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Indeks Tutupan Hutan

indeks

43,66

45

45,5

46

46,5

47

47,5

Indeks

Kualitas air

indeks

46,16

58

58,5

59

59,5

60

60,5

Indeks Kualitas Udara

indeks

81,83

85

86

87

88

89

90

Persentase Pengelolaan Sampah

(12)

Kawasan bergambut

Kawasan bergambut seluas kurang lebih 882 hektar termasuk

didalam kawasan hutan lindung terdapat di Kabupaten Banjar

Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan bergambut ditetapkan

sebagai berikut:

dilarang melakukan kegiatan budidaya di kawasan bergambut

yang memiliki ketebalan lebih besar atau sama dengan 3

(tiga) meter; dan

diizinkan membangun prasarana wilayah yang melintasi

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

PETA INDIKATIF PENUNDAAN PEMBERIAN IZIN

BARU PEMANFAATAN HUTAN, PENGGUNAAN

KAWASAN HUTAN DAN PERUBAHAN PERUNTUKAN

KAWASAN HUTAN DAN AREAL PENGGUNAAN LAIN

(18)

Moratorium

Luas (Ha)

(Hutan Konservasi dan Hutan Lindung)

684.167,29

MOR_PRIMER

(Hutan Alam Primer pada Hutan Produksi

dan Areal Penggunaan Lain)

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Unit Kerja Nama Hutan Penelitian Kegiatan Penelitian yang dilakukan Tahun 2012 di Hutan Penelitian non KHDTK 1. Puskonser

Reassignment adalah dasar dan hal yang diperlukan pada spectrum “planning” yang dilakukan oleh pemerintah dan disediakan pada ITU Radio Regulation. • Jika pemerintah memiliki

Gambar 15BCD merupakan proses yang terjadi dimana asap dari pengelasan dihisap keluar oleh exhaust fan.untuk pola aliran yang dihasilakn tidak ada perbedaan yang

Wheel Loader adalah loader yang menggunakan ban karet, loader ini dipakai karena pergerakannya lebih cepat jika dibandingkan denga loader yang menggunakan roda rantai, oleh sebab

Pengawetan ikan Kembung ( Rastrelliger sp) yang diawetkan dengan perendaman hasil maksimum didapat pada konsentrasi kitosan 1,5% dengan nilai organoleptik 7,1 lama

memberikan laporan tentang tugas yang telah dilaksanakan/dikerjakan secara periodik kepada pimpinannya masing-masing, oleh karena itu sebaiknya para pegawai di kabag humas harus

[r]

kali berturut-turut dalam hal PIHAK KEDUA: a) Tidak dapat menyelesaikan pekerja an sesuai dengan jangka waktu sebagaimana yang dimaksud pada pasal 7 perjanjian ini dan