• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN

METODE FISIOLOGI

A. DESKRIPSI

Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari

tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang dipengaruhi oleh adanya

ketegangan pada otot selama aktivitas kerja. Selain itu Tayyari dan Smith juga

mengatakan bahwa seorang ahli fisiologi merupakan seseorang yang dapat

membuat individu dapat menyelesaikan pekerjaan mereka tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan, sehingga saat selesai bekerja mereka tidak hanya

dapat pulih dari kelelahan akibat kerja agar di hari berikutnya mereka dapat

bekerja, tetapi mereka juga dapat menikmati waktu luang dari pekerjaan mereka.

Tujuan Praktikum a. Tujuan Umum

Terdapat beberapa tujuan umum yang ingin dicapai dalam praktikum ini,

antara lain adalah:

1. Memahami bahwa perbedaan beban kerja / cara kerja dapat berpengaruh

terhadap aspek fisiologi manusia.

2. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan metode

fisiologi.

3. Menentukan besar beban kerja, berdasarkan kriteria fisiologi.

4. Merancang sistem kerja dengan memanfaatkan hasil pengukuran kerja

(2)

b. Tujuan Khusus

Selain dari tujuan umum diatas, terdapat beberapa tujuan khusus dari

praktikum ini yaitu:

1. Mampu memahami konsep pengukuran beban kerja fisik dengan metode

denyut nadi dan %CVL

2. Mampu menghitung besar energi yang dikeluarkan (energy expenditure)pada suatu pekerjaan tertentu berdasarkan intensitas denyut jantung (heart rate).

3. Mampu menentukan waktu istirahat yang ideal berdasarkan besar energi

yang dikeluarkan ketika bekerja.

4. Mampu menentukan konsumsi oksigen yang diperlukan menggunakan

persamaan berdasarkan denyut jantung.

B. INPUT DAN OUTPUT Input:

a. Data denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja

b. Usia

c. Waktu kerja ketika melakukan kegiatan

Output:

a. Klasifikasi %CVL

b. Kesimpulan dan tindakan dari hasil klasifikasi %CVL

c. Waktu istirahat yang diperlukan ketika seseorang melakukan kegiatan.

d. Tingkat konsumsi oksigen dari pekerja

C. REFERENSI

Barnes, R.M., 1980. Motion and time study. Seventh Edition. Wiley.

Grandjean, E., 1986. Fitting The Task to The Man: A Textbook of Occupational Ergonomics, Taylor & Francis/ Hemisphare.

Hancock, P. A. & Meshkati, N. (1988) Human Mental Workload. Elsevier. Heller, R., 2001. Motivating People. Dorling Kindersley.

Kilbon, A. 1992. Measurement and Assessment of Dynamic Work. Dalam: Tarwaka,

Bakri, S., Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja

(3)

Manuaba, A & Vanwonterghem, K., 1996. Improvement of Quality of Life.

Determination of Exposure Limits for Physical Strenuous Jobs under Tropical

Conditions. Final Report- CT-90019. Commission of the European Union.

Murrel, K.F.H., 1965. Human Performance in Industry. Dalam: Tayyari, F. & Smith,

J.L., 1997.Occupational Ergonomics: Principles and applications. London:

Chapman & Hall.

Tarwaka, Bakri, S., Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan

Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.

Tayyari, F. & Smith, J.L., 1997. Occupational Ergonomics: Principles and

applications. London: Chapman & Hall.

Wickens, C.D. et al., 1998. Introduction to human factors engineering.

D. LANDASAN TEORI

Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja

manusia, dan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor individu dan faktor

situational. Seperti yang terdapat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi hasil kerja (Heller, 2001)

Sementara itu secara garis besar kerja manusia bersifat 2 jenis yaitu mental

dan fisik, dimana masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda-beda.

(4)

1. Beban Kerja Fisik

Kerja fisik merupakan kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia

sebagai sumber tenaganya (power). Dimana ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini:

Gambar 2.2. Kerja Fisik

Kerja fisik akan mengakibatkan beberapa perubahan fungsi pada alat-alat

tubuh, oleh karena itu beban kerja fisik dapat diukur melalui perubahan fungsi

pada alat-alat tubuh melalui:

1. Konsumsi Oksigen

2. Denyut Jantung

3. Peredaran udara dalam paru-paru

4. Temperatur tubuh

5. Konsentrasi asam laktat dalam darah

6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni

7. Tingkat penguapan

8. Dan faktor lainnya

Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas

faali lainnya, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Hubungan Denyut Jantung dengan Aktivitas Faali

Kecepatan Denyut Jantung

1.Tekanan Darah 2.Aliran Darah

3.Komposisi Kimia dalam Darah

4.Temperatur Tubuh

5.Tingkat penguapan

(5)

2. Kebutuhan Energi Untuk Kerja

Pekerjaan fisik merupakan sesuatu yang dapat dilakukan apabila memiliki

energi, karena berguna untuk mendukung kontraksi otot. Tubuh manusia

membutuhkan energi untuk mempertahankan/menjaga fungsi-fungsi dasar

kehidupannya meskipun tidak ada kegiatan yang dilakukan sama sekali.Energy expenditure terendah yang diperlukan untuk menjaga fungsi-fungsi dasar kehidupan disebut metabolisme basal (basal metabolism) (Wickens et al., 2004). Setiap individu memiliki tingkat metabolisme basal yang berbeda-beda, beberapa

faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut adalah jenis kelamin, umur, dan

berat badan (Wickens et al., 2004).

Berdasarkan penjelasan yang ada beban kerja fisik dapat dikelompokkan ke

beberapa tingkatan berdasarkan energi yang dikeluarkan (energy expenditure). Beberapa penelitian fisiologi kerja menunjukkan bahwa energi yang dikeluarkan

untuk bekerja berbanding lurus dengan jumlah konsumsi oksigen dan denyut

jantung (Wickens et al., 2004). Dr. Lucien Brouha telah membuat tabel klasifikasi

beban kerja dalam reaksi fisiologi, untuk menentukan berat ringannya suatu

pekerjaan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Klasifikasi Beban Kerja Dan Reaksi Fisiologis

Tingkat Pekerjaan

Energy expenditure Detak Jantung Konsumsi Oksigen

3. Pengukuran Beban Kerja Fisik

Kerja fisik akan mengakibatkan terjadiya perubahan pada beberapa fungsi

faal tubuh. Pada bagian ini akan dilakukan pengukuran dengan metode

(6)

3.1.Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk

menilai cardiovascular strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetry dengan menggunakan rangsangan

ElectroCardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai

berikut:

Denyut nadi yang digunakan untuk mengestimasi index beban kerja terdapat

beberapa jenis, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4.

(7)

Selain itu denyut jantung juga memiliki berbagai macam kondisi kerja,

seperti pada gambar 2.5. (Grandjean, 1986):

Gambar 2.5. Siklus Denyut Jantung pada Kondisi Kerja

3.2 Cardiovascular Load (%CVL)

Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam

peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Manuaba (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi

kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban

kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

*Laki-laki→Denyut Nadi Maksimum = 220 – umur

*Perempuan →Denyut Nadi Maksimum = 200 – umur (Tarwaka, 2004)

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan

klasifikasi sebagai berikut:

(8)

4. Pengukuran Waktu Istirahat Kerja

Ketika seseorang bekerja, tentunya diperlukan pemberian waktu istirahat

yang bertujuan untuk menghindari terjadinya kelelahan yang berlebihan karena

penggunaan energi yang terlalu besar dan tidak terkendali. Dalam penentuan

waktu istirahat yang diperlukan ketika bekerja, beberapa ilmuwan banyak

mengusulkan metode yang dapat digunakan untuk mengukurnya. Murrel (1965)

dalam Tayyari dan Smith (1997) menjalankan rumusan:

Dengan:

Tr = Waktu istirahat yang diperlukan (menit)

Ts = Total waktu shift kerja (menit)

M = Rata-rata energi yang dikeluarkan (kcal/menit)

S = Tingkat energi yang dikeluarkan untuk shift kerja (kcal/menit)

(Biasanya 4 atau 5 kcal/menit)

1,5 = Energi yang diperlukan saat istirahat (kcal/menit)

5. Fatigue/ Kelelahan

Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin berat beban yang

dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka timbulnya fatigue akan semakin cepat. Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal per

menit, maka pada saat itu timbul rasa lelah (Grandjean, 1986).

Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan tergantung

dari mana hal ini dilihat yaitu: 1) Merasa lelah, 2) Kelelahan karena perubahan

fisiologi dalam tubuh, dan 3) Menurunkan kemampuan kerja. Ketiga tersebut

pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika

kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila

(9)

5.1.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fatique

Kekuatan dan daya tahan tubuh ini tidak hanya dipengaruhi otot, tetapi juga

dipengaruhi oleh beberapa hal. Grandjean (1991) dalam Tarwaka (2004)

menjelaskan beberapa faktor penyebab kelelahan seperti yang ditunjukkan pada

gambar 2.6.

Gambar 2.6. Faktor-Faktor Penyebab Kelelahan

E. CONTOH SOAL

Seorang mahasiswi berusia 19 tahun melakukan kegiatan lari selama 90 menit. Setelah

dites dengan metode 10 denyut diketahui bahwa orang tersebut memiliki denyut nadi

kerja 175 denyut/menit dan denyut nadi istirahat 78 denyut/menit.

1. Berapakah persentase CVL mahasiswi tersebut? Berikan analisis.

2. Hitung energy expenditure mahasiswa tersebut.

3. Berapa waktu istirahat yang ideal untuk mahasiwa tersebut?

Jawab:

(%CVL) lari 1.5 menit

%CVL =

=

= 78.86 %

(10)

Energy expenditure lari 1.5 menit

M175 =

=

-250+25x = 62.5

25x = 312.5

X =

X = 12.5 kcal/min (very heavy)

Waktu istirahat ideal lari 1.5 menit

Tr = Ts | |

Tr = 1.5| |

= 1.5 x 0.68

= 1.02 menit

F. PRAKTIKUM

Alat dan Bahan Praktikum:

1. Stopwatch

2. Beban

3. Lembar Pengamatan

4. Kalkulator

Prosedur Pelaksanaan Praktikum:

1. Bagi tugas dalam pengambilan data :

- 1 orang sebagai operator

- 1 orang sebagai pengamat dan pencatat data

2. Ukur denyut nadi operator dengan metode 10 denyut sebelum melakukan

aktivitas, kemudian catat di lembar pengamatan, dan operator boleh

(11)

3. Setelah operator selesai melakukan aktivitas, langsung lakukan pengukuran

denyut nadi dengan metode 10 denyut. Kemudian catat kembali di lembar

pengamatan.

4. Konversikan waktu 10 denyut menjadi jumlah denyut dalam lembar

pengamatan.

(12)

Gambar

Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi hasil kerja (Heller, 2001)
Gambar 2.2.  Kerja Fisik
Tabel 2.1. Klasifikasi Beban Kerja Dan Reaksi Fisiologis
Gambar 2.4. Beberapa Jenis Denyut Nadi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Tenaga Bagian Persiapan Tabel 4.7 Data Waktu 10 denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan Tabel 4.8 Perhitungan Denyut Nadi

Kelebihan dari pengelolaan Lava Tour adalah menyediakan tempat persinggahan bagi pengunjung berdasarkan denyut nadi untuk mengetahui jarak dan waktu istirahat yang dibutuhkan

Pengukuran denyut nadi pemulihan dilakukan untuk memperkuat dugaan mengenai beban kerja fisik yang diterima oleh pekerja perbaikan kapal divisi konstruksi. Hal ini

Lampiran 4 Perhitungan Persentase Cardiovascular Load Berdasarkan Usia Lampiran 5 Perhitungan Persentase Cardiovascular Load Berdasarkan Posisi Lampiran 6 Data Denyut Nadi

Dari tabel 4, menunjukkan nilai Rerata cadangan denyut nadi atau %HR Reverse (%RHR), beban kardiovaskular (%CVL), energi yang dikeluarkan pada waktu istirahat

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan denyut nadi dapat diketahui bahwa sebanyak 1 karyawan grup B mengalami beban kerja kerja fisik

Teknik pengambilan data dilakukan dengan mengambil data pengukuran denyut nadi dan penyebaran kuesioner beban kerja mental, pengukuran tersebut dilakukan kepada karyawan yang bekerja di

Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl 1989 dalam Tarwaka, dkk 2004:101 didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse HR Reverse yang