• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SYSTEM STANDAR COSTING SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT KEMAS ANUGERAH SWANTIKA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN SYSTEM STANDAR COSTING SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT KEMAS ANUGERAH SWANTIKA MEDAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

46

PENERAPAN SYSTEM STANDAR COSTING SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT KEMAS ANUGERAH SWANTIKA MEDAN

Yulianti

Hj.Retnawaty Siregar, SE,MSi

Staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area

retnawaty909@yahoo.com

Abstract

The purpose of this study was to obtain concrete evidence of the application of the standard fee as a means of controlling production costs at PT. Pack Award Swantika Medan. This research is a descriptive study. The type of data the researchers used in this research is quantitative data, while the source of the data obtained from secondary data. Data collection techniques that researchers use in this study are engineering documentation and interview techniques. To mendiskrispsikan results in this study, researchers used the analytical technique with the accounting approach by applying the standard cost system to control production costs.

Based on the formulation of the problem that has been raised is known that the company use the standards as a tool for planning and controlling production cost efficiently as possible to achieve the level that would maximize overall company operations and the presence of standard costs, expenses for the allocation of production costs at PT. Pack Award Swantika field can be controlled carefully.

Keywords: Standard Costing, Control, Cost of Production.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti nyata tentang penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah data kuantitatif, sedangkan sumber data diperoleh dari data sekunder. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Untuk mendiskrispsikan hasil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis dengan pendekatan akuntansi yakni dengan cara menerapkan sistem biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diketahui bahwa perusahaan memakai standar sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan biaya produksi untuk mencapai tingkat seefisien mungkin sehingga akan memaksimalkan operasi perusahaan secara keseluruhan dan dengan adanya biaya standar, pengeluaran untuk alokasi biaya-biaya produksi pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan dapat dikendalikan dengan cermat.

(2)

47

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi yang didirikan baik itu organisasi yang berorientasi pada laba maupun organisasi nirlaba, dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, haruslah mempunyai tujuan yang jelas dan telah direncanakan dengan baik. Perencanaan yang baik dapat pula dilakukan dengan tersedianya informasi yang lengkap dan akurat. Informasi tersebut dihasilkan dalam proses akuntansi yang berguna bagi para manajer dalam melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengendalian kegiatan perusahaan.

Dalam mencapai tujuannya, sikap perusahaan akan menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan produk atau jasa secara efektif dan efisien, artinya perusahaan menggunakan masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output). Dalam perusahaan manufaktur yang menjalankan kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk jadi melalui proses produksi, tentu tidak lepas dari berbagai biaya. Untuk dapat menangani kegiatan pokok tersebut, manajemen membutuhkan informasi mengenai biaya produksi. Dalam kegiatan usahanya perusahaan harus berusaha agar biaya-biaya yang dikeluarkan seefisien mungkin, sehingga diharapkan akan memperoleh suatu keuntungan.

Untuk mencapai realisasi sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan, pengendalian biaya produksi diharapkan diperoleh suatu efisiensi biaya, yaitu terhindar dari pemborosan atau penyelewengan sehingga biaya yang dikeluarkan merupakan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi, dan pengendalian biaya produksi diperlukan sebagai tolak ukur prestasi yang akan digunakan untuk mengukur produktivitas dan efisiensi dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, serta untuk membandingkan antara hasil yang

diharapkan dengan hasil yang didapatkan. Salah satu tolak ukur produksi dan efisiensi biaya produksi adalah melalui pendapatan dengan penentuan biaya standar yang ditentukan di muka. Perusahaan dalam merencanakan biaya operasi di masa yang akan datang memerlukan informasi untuk mengukur kegiatan yang sedang berjalan. Hal ini mendorong manajemen untuk menyusun biaya produksi standar, sehingga dapat diketahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan pada akhir periode dan dapat diketahui biaya sesungguhnya terjadi, kemudian dapat dibandingkan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan yang telah distandarkan sebelumnya, sehingga dapat diketahui apakah terjadi selisih atau tidak.

(3)

48 Dari hasil perbandingan tersebut bisa dilihat apakah terjadi perbedaan atau selisih antara keduanya. Jika terjadi perbedaan maka dapat dilakukan analisis selisih biaya produksi yang meliputi selisih bahan baku, selisih tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik. PT. Kemas Anugerah Swantika Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bisnis manufaktur yang mengelola dari bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan ini memproduksi produk-produk karton kotak (box) seperti kotak karton aqua, indomie dll. alasan peneliti melakukan analisis biaya produksi pada perusahaan ini karena peneliti ini membantu kepala bagian produksi untuk pengmbilan keputusan dalam menganggarkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi pada proses produksi.

Untuk mendapatkan laba yang maksimal maka perusahaan harus meminimalkan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dengan menekan biaya seefisien mungkin. Dalam perusahaan perlunya untuk menganalisis biaya merupakan agar tidak terjadi penyimpangan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi yang cukup signifikan ini akan membawa pengaruh buruk pada pertumbuhan ekonomi perusahaan nantinya akan melakukan proses produksi di periode selanjutnya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul “Penerapan System Standar

Costing Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan”.

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu perencanaan penelitian, langkah utama yang perlu diperhatikan adalah apa yang menjadi masalah pokok dalam penelitian. Pada

penelitian ini, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut “Apakah sistem biaya standar yang diterapkan berfungsi sebagai alata pengendalian biaya produksi pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti nyata tentang penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk peneliti, penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah dan tambahan ilmu dalam bidang akuntansi biaya khususnya sistem biaya standard dan pengendalian biaya produksi.

2. Untuk perusahaan, penelitian ini dapat memberikan hasil tentang kondisi sistem biaya standard dan gagasan, saran yang berkaitan dengan biaya standar sebagai bahan bagi manajemen perusahaan, dan 3. Untuk pihak-pihak lain, penelitian

ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya.

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Produksi

1. Pengertian Biaya Produksi

(4)

49 Biaya produksi sering juga disebut pabrik (factory cost), contohnya adalah biaya Defrisiasi mesin dan Equitment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji-gaji karyawan yang bekerja pada bagian-bagian, baik secara langsung maupun tidak secara langsung yang berhubungan dengan proses poduksi.

2. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Unsur-unsur produksi pada industri manufaktur menurut Rudianto (2009:15) terdiri dari :

a. Biaya bahan baku langsung aalah biaya yang akan dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi dalam volume tertentu. Misalnya harga beli kain perpotongan. b. Biaya tenaga kerja langsung

adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Misalnya tukang jahit dalam usaha garmen.

c. Overhead pabrik adalah berbagai macam biaya selain bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga dibutuhkan dalam proses produksi termasuk dalam kelompok biaya penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung.

1. Biaya bahan penolong adalah bahan tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Misalnya kain dan kancing yang dibutuhkan untuk menghasilkan pakaian.

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya pekerja yang diperlukan

dalam proses menghasilkan suatu barang atau tidak terlibat secara langsung proses produksi. Misalnya mandor dari para penjahit.

B. Pengetian Sistem dan Jenis-Jenis Biaya Standar

Setiap badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi akan mengeluarkan biaya produksi yang akan menunjang jalannya produksi. Perencanaan produksi yang akan dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi yang akan dilaksanakan, dapat ditetapkan lebih dahulu, biaya dinamakan dengan biaya standar.

1. Pengertian Sistem Biaya Standar

Setelah menguraikan pengertian sistem, biaya dan standar maka dibawah ini akan diberikan pengertian dari sistem standar menurut Carter dan Usry (2009:158) “biaya standar adalah biaya yang ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit tertentu”. Sedangkan menurut Blocher, Chen, Lim (2007:144) “biaya standar ialah biaya seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan atau organisasi untuk operasi mereka”. Jika biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produksi dalam kondisi operasi sekarang atau diantisipasi.

(5)

50 Suatu sistem biaya standar dapat digunakan dalam perhitungan biaya proses maupun berdasarkan biaya pesanan. Biaya standar biasanya lebih dapat beradaptasi dalam lingkungan dengan teknologi yang stabil dan menghasilkan produksi yang homogen.

Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba.

2. Jenis-Jenis Biaya Standar

Berbagai jenis-jenis standar dapat dipertimbangkan penggunaannya oleh perusahaan harus didasarkan oleh faktor-faktor anggapan sebagai berikut :

a. Faktor Tingkat Harga

Berapa konsep tingkat yang dapat dipakai untuk menentukan biaya standar adalah :

1) Standar Ideal (Ideal Standar)

Standar ideal untuk harga mendasar anggapan pada tingkatan harga bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang paling rendah. Apabila tidak ada perubahan yang lebih besar terhadap perekonomian, standar ideal ini jarang diubah.

2) Standar Normal (Normal Standar).

Standar normal untuk tingkat harga mendasar pada tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi dalam siklus perusahaan. Standar harga ini umumnya tidak direvisi sebelum skedul perusahaan berakhir

3) Standar Karen (Current Standar)

Standar Karen untuk tingkat harga mendasarkan anggapan

pada tingkatan harga diharapkan akan terjadi dalam periode akuntansi pemakaian satandar. Standar harga ini akan direvisi dalam periode akuntansi yang bersangkutan apabila terjadi perubahan harga yang besar.

4) Standar Dasar (Basic Standar)

Standar dasar untuk tingkat harga menggunakan anggaran pada tingkat harga yang diharapkan pada tahun pertama penggunaan standar. Standar tersebut tidak direvisi dengan adanya perubahan tingkat harga pada periode sesungguhnya, akan tetapi hanya dihubungkan dengan indeks harga yang berlaku.

b. Faktor Tingkat Produksi

Tingkat produksi dapat dipertimbangkan didalam penentuan standar adalah sebagai berikut :

1) Standar Kapasitas Teoritis

Standar ini mendasarkan kepada kemampuan suatu produksi departemen atau pabrik dengan kecepatan penuh tanpa henti. Pada standar kapasitas teoritis tidak memperhitungkan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihinari, baik hambatan internal atau hambatan eksternal perusahaan. Standar disebut kapasitas penuh (full capacity) atau kapasitas 100%. Standar ini umumnya tidak dipakai sebagai alat menentukan kapasitas standar produksi. Hal ini disebabkan standar tersebut tinggi dan tidak mungkin untuk dicapai.

2) Standar Kapasitas Praktis

(6)

51 pendekatan jangka panjang. Standar ini didasarkan pada tingkatan prduksi teoritis dikurangi dengan kegiatan hambatan-hambatan kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari karena faktor internal perusahaan. Jadi didasarkan pada kegiatan pabrik dengan tingkat efisiensi yang dapat dicapai pada pemakian standar.

3) Standar Kapasitas Normal

Standar ini merupakan konsep pendekatan jangka panjang. Standar kapasitas normal adalah kegiatan yang dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari baik yang datangnya dari faktor internal maupun dari faktor eksternal perusahaan. Faktor internal tersebut misalnya musiman, siklus atau fluktasi perekonomian yang dapat berpengaruh terhadap penjualan produk.

4) Standar Kapasitas yang diharapkan

Standar ini mendasarkan pada kegiatan produksi yang diharapkan dapat dicapai pada periode akuntansi pemakaian standar, sehingga nerupakan standar jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki.

C. Pengertian dan Tujuan Pengendalian

Informasi yang akurat dan sangat diperlukan agar pimpinan dapat terus mengikuti perkembangan operasi maupun kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu

diperlukan suatu pengendalian sehingga informasi yang diharapkan dapat dipenuhi dan dipergunakan.

Pengendalian menurut Anthony, Robert, Ella (2012:3) adalah “serangkaian prosedur, alat, pengukuran kinerja dan sistem yang digunakanperusahaan untuk member petunjuk dan memotiasi, seluruh karyawan agar mencapai tujuan perusahaan”. Sedangkan menurut Azhar Susanto (2008:88) “pengendalian (control) adalah meliputi semua metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi, dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya”.

Analisis Penyimpangan Biaya Standar

Menurut Azhar Susanto (2008:88) mengemukakan, “pengendalian (control) adalah meliputi semua metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya”.

Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan dalam perusahaan biaya yang menyimpang dari biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini berfungsi untuk mengetahui biaya standar sebagai alat produksi dengan menganalisis perbandingan antara biaya standar dengan biaya aktual.

(7)

52 Keberhasilan sistem biaya standar tergantung paada kendala (reability), ketetapan (accurancy) dan sikap menerima (acceptance) kita terhadap standar tersebut. Kecermatan diperlukan sekali untuk meyakinkan bahwa semua faktor telah dipertimbangkan dalam menetapkan standar. Dalam hal tertentu, sampel rata-rata dari catatan beberapa periode yang lalu digunakan sebagai standar. Keputusan atas biaya dan laba.

Menurut Carter, Usry (2009:158) digunakan untuk :

1. Menetapkan anggaran.

2. Mengendalikan biaya, dengan cara memotivasi karyawan serta mengukur efisiensi operasi.

3. Menyederhanakan perhitungan biaya dan mempercepat laporan penyajian biaya.

4. Menentukan biaya persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi.

Standar berguna dalam membuat anggaran. Dengan biaya standar, anggaran untuk volume dan bauran produk apapun dapat dibuat dengan andal dan cepat. Keandalan ditingkatkan karena standar didasarkan pada analisis dari proses produksi. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat anggaran berkurang kebutuhan produksi didokumentasikan dalam standar masing-masing produk.

Pengendalian biaya yang efektif bergantung pada pemahaman manajemen atau proses yang memicu biaya dan memotivasi karyawan yang mengendalikan proses-proses tersebut, biasanya menyediakan cita-cita kinerja bagi karyawan dan sebagian dasar untuk mengealuasi hasil aktual. Ketika hasil tersedia dalam bentuk laporan varians biaya standar, maka manajer eksukutif dan operasi menjadi lebih jauh sadar akan biaya.

Biaya standar menyederhanakan perhitungan biaya dengan cara mengurangi pekerjaan. Pesanan sejumlah

kuantitas produksi standar dan operasi tenaga kerja sekalian demikian. Standar yang paling efektif adalah standar yang ditentukan oleh departemen perekayasaan industri berdasarkan hasil telah yang cermat atas produk dan operasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampling yang tepat dan termasuk juga peran serta dari merekan yang akan dinilai berdasarkan standar tersebut.

Pada umumnya apabila pelaksanaan sesungguhnya menyimpang dari standar secara terus menerus dengan jenis penyimpangan sama, misalkan tidak menguntungkan, maka biasa yang kurang tepat adalah standar, dengan petunjuk adanya ketidaktepatan pada pelaksanaannya (pengeluaran iaya sesungguhnya).

Penyimpangan yang

menguntungkan itu terjadi apabila biaya produksi yang digunakan sesungguhnya lebih rendah dari biaya produksi standar, dan sebaliknya bila penyimpangan yang merugikan terjadi karena disebabkan oleh jumlah yang dikeluarkan lebih besar dari jumlah yang distandarkan.

Biaya yang menguntungkan ini disebut Favorable Variance, dan biasa penyimpangan diberi “m”, penyimpangan yang menguntungkan ini perlu dianalisis karena penyimpangan itu mungkin disebabkan karena biaya produksi yang ditandarkan terlalu tinggi, bukan karena perusahaan yang berhasil menekankan biaya produksi, akan tetapi masih terjadi penyimpangan hal tersebut, karena kurangnya keefektifan dan keefisienan dalam usaha.

(8)

53

METODE PENELITIAN

A.Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2008 : 53) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau hubungan dengan variabel lainnya.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Kemas Anugerah Swantika yang berlokasi di jalan Jenderal Gatot Subroto Km.5,8 Gg. Banteng No.46 Medan, Telp. (061) 8453493.

B. Defenisi Operasional

1. Sistem biaya standar, yaitu suatu cara yang dipergunakan oleh PT. Kemas Anugerah Swantika Medan untuk menentukan biaya sebelum memproduksi karton box.

2. Pengendalian merupakan serangkaian prosedur, alat, pengukuran kinerja, dan sistem yang digunakan oleh PT. Kemas Anugerah Swantika Medan untuk memberi petunjuk dan motivasi, seluruh karyawan agar mencapai tujuan perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah data kuantitatif, sedangkan sumber data diperoleh dari data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bahan yang sudah jadi seperti data produksi PT. Kemas Anugerah Swantika Medan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap

dokumen-dokumen yang ada diperusahaan.

2. Teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan bagian yang terkait dengan objek penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mendiskrispsikan hasil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis dengan pendekatan akuntansi yakni dengan cara menerapkan sistem biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengendalian Biaya

Dalam pengendalian biaya produksi perusahaan menggunakan sistem biaya standar. Penetapan biaya standar pada perusahaan mempunyai manfaat sebagai pengendalian biaya produksi dan penetapan harga pokok penjualan suatu produk. Dengan penerapan biaya standar mendorong para eksekutif dan penyelia perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi untuk mencapai standar yang telah ditetapkan, oleh karena itu pada bab ini akan diuraikan peranan biaya standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Proses penetapan biaya standar dalam perusahaan seringkali menjadi tugas dan tanggung jawab semua karyawan yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. Berhasil atau tidaknya suatu biaya standar yang ditetapkan tergantung dari kemampuan dan pengetahuan untuk menyusun dan menerapkan biaya tersebut. Biaya standar yang ditetapkan oleh perusahaan meliputi biaya standar bahan baku, biaya standar tenaga kerja langsung, dan biaya standar overhead pabrik.

(9)

54 kemampuan dari manajemen perusahaan itu sendiri. Penetapan standar yang terlalu longgar atau ketat umumnya akan berdampak terhadap motivasi para pekerja. Jika standar terlalu longgar, pekerja akan cenderung menetapkan sasarannya pada tempat yang rendah sehingga dapat mengurangi produktivitas dari yang sesungguhnya dapat dicapai. Sebaliknya jika standar yang terlalu ketat, maka para pekerja sadar bahwa standar tersebut tidak mungkin dicapai, akibatnya mereka akan frustasi dan tidak berupaya untuk mencapai apa yang telah ditetapkan dalam standar.

Standar yang ditetapkan oleh perusahaan adalah untuk setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu 1 tahun. Standar yang ditetapkan tersebut harus sudah tersusun diawal tahun sehingga dapat dipakai menjadi suatu landasan dalam proses produksi perusahaan.

Biaya standar yang disusun perusahaan yang meliputi biaya standar bahan baku, biaya standar tenaga kerja langsung dan biaya standar overhead pabrik.

4. Penentuan Biaya Standar

a. Biaya standar bahan baku

Dalam penetapan standar untuk biaya bahan baku, perusahaan memperhatikan dua faktor yang mempengaruhi penetapan standar ini yaitu kuantitas dan harga bahan baku. Pertama-tama perusahaan terlebih dahulu menetapkan standar kuantitas bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk. Standar kuantitas bahan baku ini ditetapkan dengan cara melakukan penyelidikan teknis serta analisis catatan masa lalu dengan cara menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk yang sama dalam periode tertentu di masa lalu dan

menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan paling buruk di masa lalu. Selain dengan cara yang disebutkan diatas, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti :

1) Kesalahan-kesalahan kecil dalam produksi yang masih dalam batas-batas yang wajar. 2) Kecenderungan kenaikan dan

penurunan kuantitas pemakaian bahan baku selama perusahaan beroperasi.

Setelah standar kuantitas ditetapkan maka pihak manajemen perusahaan akan menetapkan standar harga bahan baku. Penetapan standar harga bahan baku merupakan pekerjaan yang dipengaruhi oleh sifat subjektif, karena masih harus didasarkan perkiraan yang kurang kokoh dasar pijakannya. Namum demikian orang tetap berusaha mencari suatu patokan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan harga standar bahan baku.

Dalam penentuan harga standar bahan baku, juga dimasukkan adanya unsur biaya angkut sebagai pertambahan terhadap harga beli bahan baku, dan potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga beli bahan baku.

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan adalah componed clay. Standar yang digunakan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Standar bahan baku

a. Standar Pemakaian Bahan Baku

(10)

55 baku yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu-satuan produk tertentu. Penetapan standar kuantitas bahan baku telah dibuat oleh plan manajer, karena penetapannya didasarkan pada penelitian mengenai kuantitas bahan baku yang akan dipakai pada proses produksi dan juga atas pengalaman plan

manager dalam menaksir

kuantitas pemakaian bahan baku. Dalam menetapkan biaya standar untuk produknya, PT. Kemas Anugerah Swantika Medan menetapkan standar kuantitas bahan baku sebesar 450.000 kg untuk memproduksi 1.500.000 pcs dimana untuk standar kapasitas produksi adalah sebesar 1.550.000 pcs. b. Standar harga bahan baku

Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku per unit yang seharusnya terjadi dalam pembelian bahan baku. Penetapan standar harga bahan baku utama yang berupa componed clay yang diperoleh dari luar negeri didasarkan atas harga sesuai kontrak pembelian selama periode waktu tertentu dengan pemasok dari luar negeri yaitu cina. Penetapan standar harga ini dilakukan setiap awal tahun dan perusahaan telah menetapkan standar harga untuk bahan baku sebagai berikut componed clay Rp1.250 /kg 2. Standar Biaya Tenaga Kerja

Dalam penetapan biaya standar tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah komponen-komponen dari tarif itu sendiri. Komponen dari upah langsung selain dari tarif upah itu sendiri juga mencakup uang makan pegawai, uang lembur pegawai, premi hadir

pegawai. Setelah mempelajari komponen dari upah langsung dan spesifikasi dari pekerjaan maka di dalam penetapan standar tariff upah langsung perusahaan juga mempertimbangkan faktor eksternal maupun faktor internal.

Adapun faktor eksternal adalah peraturan pemerintah mengenai tarif Upah Minimum Regional (UMR) perhari. Sedangkan faktor internalnya adalah penyesuain tarif upah guna mempertahankan tenaga kerja langsung, perusahaan menggunakan metode penetapan standar jam kerja.

Standar tarif upah tenaga kerja langsung ditetapkan oleh bagian personalia dengan bantuan bagian produksi. Standar tariff upah ini ditetapkan dengan melihat data upah tahun sebelumnya dan mempertimbangkan upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Sedangkan standar efisiensi tenaga kerja langsung ditetapkan oleh bagian produksi. Dalam penetapan standar pemakaian jam kerja langsung, perusahaan mengadakan taksiran yang wajar berdasarkan pengetahuan dan pengalaman produksi dengan cara menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsikan dalam suatu pekerjaan periode yang lalu. Jadi dalam hal menetapkan standar efisiensi ini, perusahaan menggunakan laporan hasil produksi periode yang lalu sebagai dasar untuk mengetahui prestasi tenaga kerja yang ada. PT. Kemas Anugerah Swantika Medan menetapkan hari kerja efektif dalam satu tahun sebagai berikut :

(11)

56 Hari Raya = 8 hari

Hari Cuti = 6 hari

Hari Sakit = 3 hari + (65) hari Hari kerja efektif setahun 300 hari

Hari kerja efektif sebulan 25 hari Jam kerja efektif sehari 8 jam Jam kerja efektif sebulan 200 jam

Untuk memproduksi produknya, PT. Kemas Anugerah Swantika Medan memerlukan tenaga kerja sebagai berikut :

a. Bagian Pengolahan bahan baku 10 orang

b. Bagian forming 200 orang c. Bagian kilen biskuit dan kilen

glost 16 orang

d. Bagian brussing 100 orang e. Bagian Quality control 10

orang

f. Bagian glaze 6 orang

g. Bagian linning dan kilen dekorasi 200 orang

h. Bagian packing 20 orang i. Bagian gudang 8 orang + Total 570 orang

Upah tenaga kerja langsung yang diperhitungkan adalah dengan menggunakan upah bulanan, sehingga upah per orang dalam satu bulan yaitu sebesar Rp800.000,00. Total upah/bulan = 570 orang x Rp800.000,00 = Rp456.000.000,00 Upah per jam = Rp800.000,00 : 200 jam / bulan = Rp4.000,00

Dalam penyusunan standar tenaga kerja langsung, manajemen perusahaan telah melakukan penyusunan sesuai dengan keadaan yang ada, yaitu dengan mengalikan volume produksi sebesar 1.500.000 pcs dengan jumlah jam tenaga kerja langsung sebesar 0.0253 jam kerja langsung. Hasilnya didapat sebesar 38.000 jam tenaga kerja langsung dikalikan dengan tarif upah perjam sebesar Rp4.000,00. dan hasil akhir

yang didapatkan sebesar Rp152.000.000,00 yang merupakan biaya tenaga kerja langsung.

Jadi standar upah langsung yang dibayarkan kepada masing-masing pekerja pada setiap bulannya adalah sebesar Rp800.000,00. Dan upah langsung yang dibayarkan kepada masing-masing pekerja setiap jamnya adalah sebesar Rp4.000,00.

Sedangkan banyaknya jam kerja langsung yang telah ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar 38.000 jam.

3. Standar Biaya Overhead Pabrik Standar biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : standar biaya overhead tetap dan standar biaya

overhead pabrik variabel.

Pembagian ini berguna untuk memudahkan pengendalian dan pengawasan atas biaya-biaya tersebut. Standar kapasitas normal yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

Kapasitas normal = 38.000 jam kerja langsung/bulan

a. Biaya Overhead Tetap

Biaya tetap perusahaan diambil dari biaya yang jumlah totalnya tetap (konstan) tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkat tertentu dan pada biaya tetap, biaya satuan

(unit cost) akan berbanding

terbalik dengan perubahaan volume kegiatan, semakin tinggi

volume kegiatan, maka semakin

(12)

57 1) Biaya spare parts

Rp7.229.000,00

2) Biaya perbaikan mesin Rp7.920.000,00

3) Biaya penyusutan mesin Rp69.263.000,00

4) Biaya penyusutan gedung Rp70.277.000,00

5) Biaya penyusutan kendaraan Rp4.771.000,00

6) Biaya asuransi Rp10.515.000,00

7) Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Rp8.625.000,00 8) Total biaya overhead pabrik

tetap Rp178.600.000,00 b. Biaya Variabel

Biaya Variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding

(proposional) dengan perubahan

volume kegiatan, semakin besar

volume kegiatan, maka semakin

tinggi jumlah total biaya variabel dan semakin rendah volume kegiatan, maka semakin rendah jumlah total biaya variabel. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya satuan sifatnya tetap (konstan). Biaya overhead variabel pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan terdiri dari :

1) Upah tidak langsung Rp61.000.000,00

2) Biaya tidak langsung Rp11.812.400,00

3) Biaya listrik Rp91.905.250,00

4) Biaya air dan telepon Rp18.764.350,00

5) Biaya minyak pelumas dan bensin Rp73.018.000,00 6) Total Biaya Overhead

Variabel Rp256.500.000,00

Sehingga total biaya

overhead pabrik standar dapat

dihitung sebagai berikut :

Total Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp178.600.000,00 : 38.000 = Rp4.700,00

Total Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp256.500.000,00 : 38.000 = Rp6.750,00 + Total Biaya Overhead Pabrik Standar = Rp11.450,00

Berikut akan diuraikan biaya aktual yang terjadi di perusahaan yang meliputi biaya aktual bahan baku, biaya aktual tenaga kerja langsung, dan biaya aktual overhead pabrik.

1. Bahan Baku Yang Sesungguhnya a. Harga bahan baku yang

sesungguhnya

Biaya bahan baku yang sesungguhnya yang dikeluarkan oleh PT. Kemas Anugerah Swantika Medan untuk memproduksi sebanyak 1.500.000 pcs adalah componed clay Rp1.228 /kg

b. Kuantitas bahan baku yang sesungguhnya

Kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dibeli adalah 451.000/kg

2.Biaya Tenaga Kerja Sesungguhnya

Satu tahun 365 hari Hari Minggu = 45 hari Hari Raya = 8 hari Hari Cuti = 6 hari

Hari Sakit = 3 hari + (65) hari Hari kerja efektif setahun 300 hari

Jam kerja efektif sehari adalah 8 jam dengan tarif upah per jam sesungguhnya yang terjadi Rp4.150,00

(13)

58 Untuk memproduksi pada kapasitas normal diperlukan jam kerja langsung sebesar 37.650 jam. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik sesungguhnya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Biaya Overhead Pabrik Rp467.932.000,00

b. Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp178.600.000,00

c. Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp289.332.000,00 Didalam melakukan proses produksi, PT. Kemas Anugerah Swantika Medan menentukan biaya-biaya yang akan dilkeluarkan untuk memproses 1 pcs produk jadinya. Adapun biaya-biaya tersebut dapat dirinci sebagai berikut sebagai berikut :

Componed clay 0,3 kg @

Rp1.250,00 /kg

Jam kerja langsung 0.0253 Jam @ Rp4.000,00

FOH Tetap 0,0253 Jam @ Rp4.700,00

FOH Variabel 0,0253 Jam @ Rp6.750,00

5. Analisis Varians

Untuk menilai keberhasilan dari sistem standar yang diterapkan, maka perusahaan mengadakan analisis varians, yaitu dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan standar. Perbandingan tersebut dilakukan untuk melihat apakah standar yang dipakai sudah tepat, serta untuk menilai apakah standar tersebut masih dapat dipakai atau perlu diadakan perbaikan.

Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan perbandingan untuk mengetahui apakah standar yang dipakai sudah tepat dan untuk menilai apakah standar tersebut masih dapat dipakai serta seberapa efektif biaya standar yang dtetapkan oleh perusahaan untuk

mengendalikan biaya produksi. Dibawah ini dapat dilihat perhitungan varians untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Pembahasan

1. Pengendalian Biaya

Perusahaan memakai standar sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan biaya produksi untuk mencapai tingkat seefisien mungkin sehingga akan memaksimalkan operasi perusahaan secara keseluruhan.

Dengan adanya biaya standar, perusahaan bisa mengadakan penilaian dengan membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya. Jika terjadi penyimpanganpenyimpangan yang merugikan, maka perusahaan bias mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga segala sesuatu dapat kembali sesuai rencana. Dengan adanya biaya standar, perusahaan akan melihat dengan jelas apa saja yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dan memperbaikinya.

Dalam melakukan pengendalian, perusahaan memakai standar biaya produksi. Standar ini akan mempermudah perusahan dalam mengendalikan biaya produksi. Standar bahan baku akan berperan sebagai alat pengendalian bahan langsung yang dipakai. Standar tenaga kerja langsung akan berperan sebagai alat pengendalian tenaga kerja yang dipakai. Dan standar biaya overhead pabrik akan berperan sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik yang digunakan. Semua dilakukan dengan membandingkan standar dengan realisasinya.

(14)

59

2. Penentuan Biaya Standar

Dalam penetapan standar untuk biaya bahan baku, perusahaan memperhatikan dua faktor yang mempengaruhi penetapan standar ini yaitu kuantitas dan harga bahan baku. Pertama-tama perusahaan terlebih dahulu menetapkan standar kuantitas bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk. Standar kuantitas bahan baku ini ditetapkan dengan cara melakukan penyelidikan teknis serta analisis catatan masa lalu dengan cara menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk yang sama dalam periode tertentu di masa lalu dan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan paling buruk di masa lalu.

Setelah standar kuantitas ditetapkan maka pihak manajemen perusahaan akan menetapkan standar harga bahan baku. Penetapan standar harga bahan baku merupakan pekerjaan yang dipengaruhi oleh sifat subjektif, karena masih harus didasarkan perkiraan yang kurang kokoh dasar pijakannya. Namum demikian orang tetap berusaha mencari suatu patokan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan harga standar bahan baku.

Dalam penentuan harga standar bahan baku, juga dimasukkan adanya unsur biaya angkut sebagai pertambahan terhadap harga beli bahan baku, dan potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga beli bahan baku.

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan adalah componed clay. Standar yang digunakan perusahaan adalah a)standar bahan baku yang terdiri dari standar pemakian bahan baku dan standar harga bahan baku, b)standar biaya tenaga kerja, c)standar biaya overhead pabrik

3. Analisis Varian

Untuk menilai keberhasilan dari sistem standar yang diterapkan, maka perusahaan mengadakan analisis varians, yaitu dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan standar. Perbandingan tersebut dilakukan untuk melihat apakah standar yang dipakai sudah tepat, serta untuk menilai apakah standar tersebut masih dapat dipakai atau perlu diadakan perbaikan.

Jika terjadi favourable yang sesuai dengan harapan perusahaan maka pengendalian manajemennya sudah baik, tetapi jika terjadi unfavourable yang cukup besar maka harus ditinjau ulang pengendalian manajemennya dan juga hal-hal apa saja yang menimbulkan penyimpangan tersebut.

Pada bagian perhitungan analisis biaya standar sebelumnya, ternyata hasilnya lebih banyak yang unfavourable. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Bahan baku

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan adalah :

1) Pengawasan produksi yang kurang memadai dalam pemakaian bahan, sehingga timbul pemborosan pemakaian bahan baku.

2) Besarnya pemakaian bahan baku tidak diperkirakan dengan tepat. Untuk dapat mengatasi beberapa hambatan tersebut diatas, beberapa tindakan pencegahan dan perbaikan perlu dilakukan, yaitu :

1) Penggunaan bahan baku disesuaikan dengan quantity yang tercantumdalam surat permintaan pemakaian bahan. 2) Bahan baku disimpan pada

(15)

60 dibutuhkan untuk proses produksi, sebelumnya telah dikeluarkan dari gudang sesuai dengan rencana produksi.

3) Pengeluaran bahan baku dari gudang didasarkan atas bon pemakaian bahan yang diketahui oleh bagian produksi.

4) Besarnya pemakaian bahan langsung harus diperkirakan dengan tepat, misalnya dengan mengevaluasi kembali standar pemakaian bahan langsung. b. Tenaga kerja

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada tenaga kerja dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Adanya laporan mengenai seringnya keterlambatan tibanya bahan baku yang diimpor sehingga kegiatan produksi jadi terganggu.

2) Adanya kerusakan mesin secara tiba-tiba dan adanya gangguan listrik.

Untuk dapat mengatasi beberapa hambatan tersebut diatas, beberapa tindakan pencegahan dan perbaikan perlu dilakukan, yaitu :

1) Perusahaan harus dapat memastikan kepada supplier bahwa tidak akan ada keterlambatan dalam hal pengiriman bahan baku.

2) Mesin yang berhubungan dengan proses produksi harus dilakukan perawatan secara berkala agar nantinya tidak menggangu jalannya proses produksi.

c. Overhead

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada tenaga kerja dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Pemakaian bahan bakar mesin, listrik, air, dan telephone yang

lebih banyak dari yang diperkirakan.

2) Kenaikan harga bahan bakar mesin dan listrik.

3) Penggantian spare parts yang tidak dijadwalkan, karena kerusakan pada mesin diluar perkiraan perusahaan mengakibatkan biaya spare parts meningkat.

Untuk dapat mengatasi beberapa hambatan tersebut diatas, beberapa tindakan pencegahan dan perbaikan perlu dilakukan, yaitu :

1) Melakukan evaluasi terhadap besarnya pemakaian bahan bakar mesin, listrik, air, dan telephone. 2) Melakukan perawatan dan

penggantian suku cadang mesin secara berkala.

3) Perusahaan dalam menentukan besarnya biaya bahan bakar mesin dan listrik harus mempertimbangkan adanya faktor kenaikan harga.

Dengan adanya biaya standar, pengeluaran untuk alokasi biaya-biaya produksi pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan dapat dikendalikan dengan cermat. Peranan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengendalian terhadap kegiatan produksi dapat dilaksanakan dengan baik yang pada akhirnya dapat menciptakan efektivitas bagi perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

(16)

61 mungkin sehingga akan memaksimalkan operasi perusahaan secara keseluruhan.

2. Dengan adanya biaya standar, pengeluaran untuk alokasi biaya-biaya produksi pada PT. Kemas Anugerah Swantika Medan dapat dikendalikan dengan cermat.

3. Penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengendalian terhadap kegiatan produksi dapat dilaksanakan dengan baik yang pada akhirnya dapat menciptakan efektivitas bagi perusahaan

B. Saran

Sebagai hasil dari temuan dan pengamatan, penulis ingin memberikan saran yang mudah-mudahan dapat berguna dan membantu perusahaan dalam mengatasi beberapa masalah dan kekurangan di atas. Sehingga perusahaan dapat lebih maju dan berkembang dengan lebih baik lagi. Adapun saran-saran penulis adalah :

1. Disarankan kepada perusahaan agar sistem standar costing sebagai alat pengendalian, agar penggunaan biaya produksi lebih efektif.

2. Disarankan pula agar perusahaan perlu memperhatikan masalah efisiensi dalam penggunaan biaya produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Robert N., dkk, 2012,

Akuntansi Manajemen, Edisi Kelima, Jilid II, Salemba Empat, Jakarta

Blocher, Edaward J., Kung H. Chen, dan Thomas. Lin, 2007,

Manajemen Biaya, Terjemahan A. Susty Ambraini,

Buku I, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen, 2006, Akuntansi Manajemen, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Buku II, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.

Horgren, Charles, dkk, 2008, Akuntansi Biaya, Edisi Kedua Belas, Jilid I, Erlanggan, Jakarta.

Mulyadi, 2008, Akuntansi Biaya, Cetakan IV, Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin., M, 2007, Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta,

Rudianto, 2009, Penganggaran, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Susanto Azhar, 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Gramedia, Jakarta. Wibisono, Haris, 2008, Akuntansi

Manajemen : Proses Pembebanan dan Perilaku Biaya, Graha, Ilmu, Yogyakarta. Usry, Milton F., dan Carter William K.,

2009. Akuntansi Biaya, Buku II, Edisi Keempat Belas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian jelas bahwa biaya standar merupakan alat yang penting untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran bahwa pengendalian

Peranan biaya standar ternyata sangat membantu sekali bagi manajemen dalam usaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi agar lebih

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA UD BURNO SARI

Penerapan sistem biaya standar berguna untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produk.Biaya standar yang ditetapkan

Penetapan biaya standar bahan baku, biaya standar tenaga kerja langsung, dan biaya standar overhead pabrik sebagai alat perencanaan dapat digunakan untuk

Menyusun budget tanpa mem pergunakan angka-angka biaya standar tidak akan mem peroleh suatu sistem pengendalian yang sesungguhnya- w Budget produksi dibuat berdasarkan biaya

pengendalian produksi dengan baik, maka pada umumnya manajemen perusahaan akan mempergunakan anggaran sebagai alat perencanaan untuk pengendalian biaya

Penerapan sistem biaya standar berguna untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produk.Biaya standar yang ditetapkan