• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Organisasi Dalam Mengembangkan Kem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Organisasi Dalam Mengembangkan Kem"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Organisasi Dalam Mengembangkan Kemampuan

dan Kepribadian Mahasiswa

Rayhan Musa Novian

Fakultas Ilmu Pendidikan

Departemen Kurikulum Teknologi dan Pendidikan

Program Studi Perpustakaan Dan Ilmu Informasi

Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki satu tujuan satu misi yang dengan tujuan bersama dari usaha manusia akan lebih mudah diperoleh dengan cara bersama – sama. Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku, struktur dan proses di dalam organisasi. Organisasi bagi mahasiswa mungkin menjadi hal yang penting setelah aktivitas perkuliahan, karena salah satu aktualisasi diri menurut sisi disiplin ilmu psikologis menurut berbagai ahli di dunia. Organisasi mahasiswa diperkenalkan saat mahasiswa baru menginjakkan diri di lingkungan Universitas atau institute. Dalam aktivitas awalnya mahasiswa ditanamkan sifat kepemimpinan, Kepemimpinan adalah sebuah seni yang mempengaruhi orang dalam menentukan tujuan organisasi, tetapi dalam dunia kampus kepemimpinan adalah cara membuat mahasiswa berpikir kritis, logis dan rasional. sifat kepemimpinan ini yang mendorong atau menstimulus dalam hal akademis dan non akademis. Dalam tinjauan kedepan dalam karir peran organisasi dapat menjadi ukuran seseorang dalam bekerja atau menuntaskan sesuatu, dikarenakan pola organisasi adalah hubungan antar manusia yang dapat melatih cara memanajemen sebuah pekerjaan, mengatur dan meminimalisir memecahkan sebuah masalah, dan hal yang menunjang efisiensi dalam berkehidupan dan pekerjaan lainnya.

Kata Kunci

(2)

Pendahuluan

Dunia semakin berkembang, makin kompleks juga kebutuhan manusia. Oleh karena itu Manusia pada hakikatnya adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Dan dalam memenuhi kebutuhannya maka manusia membentuk suatu kelompok yang dinamakan Organisasi.

Manusia adalah faktor utama dalam sebuah organisasi. Organisasi dapat diartikan adalah sebuah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai individu sendiri – sendiri (Veitzhal, 2003). Organisasi juga sebuah unit yang terkoordiasi yang sekurangnya terdiri dari dua orang, yang berfungsi agar mencapai tujuan atau sasaran

Mahasiswa dikenal sebagai elit pendidikan dan agen perubahan yang menjadi garda yang mengawal kemajuan bangsa. Mahasiswa harus memiliki sifat kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi lingkungan sekitar, mahasiswa juga sebagai salah satu elemen masyarakat harus memiliki kemampuan untuk memperbaharui dan memperbaiki kondisi rakyat, bangsa dan negara, dan harus memiliki kapasitas diatas rata – rata mayoritas masyarakat, namun tidak sebatas pengetahuan luas saja, tetapi juga memiliki skill, karakter, dan visi yang lebih maju.

Dalam kehidupan mahasiswa dikampus, mahasiswa tak hanya mendapatkan hal tentang akademik tetapi juga non akademik dalam hal ini organisasi kampus. Di sebuah Organisasi mahasiswa dapat menunjukan eksitensi dan aktualisasi dirinya untuk membentuk karakter yang baik. Dalam hal organisasi, organisasi mahasiswa sendiri dituangkan dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No. 155/U/1998 dirincikan di point ke

4. “ Pengembangan potensi akademis jati diri mahasiswa senagai insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang berguna di masa depan.

(3)

6.) “ pembinaan dan pengembangan kader – kader bangsa yang berpotensi melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional.”

7.) “ untuk memelihara ilmu dan teknologi yang dilandasi norma – norma agama, akademis, etika, moral dan wawasan kebangsaan.”

Dalam organisasi, mahasiswa dapat mengembangkan soft skill-nya yaitu cara berkomunikasi dan emosi (Emotional quotient) dan mahasiswa dapat terlatih dalam menghadapi sebuah konflik. Berorganisasi memberikan peluang kepada mahasiswa untuk dapat berinteraksi dengan mahasiswa lain yang memiliki latar belakang yang berbeda – beda.

Di Lingkup kampus, organisasi mahasiswa (Ormawa) terdiri atas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) di tingkat Universitas, sementara di tingkat Jurusan atau Prodi ada Himpunan Jurusan atau Badan Eksekutif Mahasiswa jurusan. Dalam hal mengembangkan minat dan bakat para mahasiswa di universitas memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Ormawa dan UKM adalah wadah bagaimana mahasiswa menyalurkan kemampuan dan membentuk jati diri kepribadian dan mengasah skill dalam bidangnya. Ini yang dapat menjadi modal awal bagi mahasiswa sebelum berkiprah di dunia kerja dan sebagainya.

(4)

Kajian Pustaka

Dalam Disiplin ilmu Psikologi, semula diangkat melalui teori motivasi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow, dalam teori motivasi selain kebutuhan fisiologis, rasa aman, penghargaan dan juga aktualisasi diri. Di Organisasi dijadikan wadah aktualisasi diri mahasiswa dan menjadi wadah untuk meningkatkan kapasistas dirinya bersosialisasi dan mengasah kemampuan dalam dirinya, di organisasi diasah bagaimana cara menyelesaikan konflik, berbicara di depan umum dan mengasah sifat kepemimpinan. Hal ini dapat menunjukan citra seorang mahasiswa dalam berproses

Aktualisasi diri atau perwujudan diri adalah kebutuhan tingkat kelima dalam teori motivasi hierarki kebutuhan Maslow yang paling tinggi bagi mahasiswa yang ingin juga dipenuhi dan dipuaskan. Setiap individu dalam memenuhi kebutuhan sangat berbeda antara satu dengan lainnya, dan masing – masing individu pula ingin mewujudkan diri sebagai seorang yang memiliki kemampuan yang unik. Dan pada dasarnya kebutuhan ini bertujuan unyuk membuat seluruh potensi yang ada dalam individu sebagai wujud yang nyata, dalam bentuk sebuah aktualisasi diri.

Menurut Maslow (1970:46) mengungkapkan bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri ini sebagai “ This tendency might be phrased as the desire to become more and more what idiosyncratically is to become everything that one is capable of becoming “ yang diartikan sebagai berikut “ Kecenderungan semacam ini bisa dikatakan sebagai hasrat untuk terus menerus dari sesuatu yang spesifik menjadi apapun yang dapat disanggupi oleh seseorang “

Manusia pada dasarnya memerlukan sebuah Aktualisasi diri dan mengupayakan merefleksikan keinginan di dalam dirinya untuk lingkungannya.

(5)

meringkasnya. Dalam teori Alferder bagian pertama adalah kebutuhan akan keberadaan (Existence) dan kebutuhan akan relasi (Relatedness)

Teori Existence sendiri dimana kebutuhan individu meliputi berbagai bentuk dorongan yang berkaitan dengan materi dan fisik. Dan dalam teori ini jika inidividu tidak mendapatkan atau tidak terpenuhi keinginan hasratnya maka ada sebuah kecendrungan untuk terus bersaing dengan individu lain, di dalam organisasi mahasiswa dibuat agar selalu memiliki sikap ilmiah dan daya pikir kritis serta memiliki sikap kepemimpinan (dominasi) hal ini yang dapat mengacu para mahasiswa selalu berusaha menguasai setiap forum diskusi atau pematerian di dalam aktivitas perkuliahan di kelas

Teori Relasi merupakan kebutuhan untuk mengadakan hubungan dan sosialisasi dengan orang lain, manusia yang dikenal dengan mahluk sosial (Homo Socius) akan selalu membutuhkan sebuah intreraksi dengan orang lain. Dalam membina dalam sebuah hubungan, individu mengharapkan memperoleh pemahaman dan pengertian dari orang lain disekitar dirinya seperti orangtua, teman, tetangga dan lainnya. Di organisasi, individu akan berusaha untuk membina hubungan dengan rekan dilingkungan sekitarnya, dan kebutuhan ini tidak akan terpenuhi jika adanya tidak keselarasan dalam komunikasi dan terjadi sebuah kegagalan dalam mencapai suatu prestasi atau target.

(6)

Menurut (Veitzhal, 2014) Seluruh kemampuan seorang individu tersusun dari tiga faktor, yaitu kemampuan fisik, kemampuan intelektual dan kemampuan spiritual.

a. Kemampuan fisik

Merupakan memainkan peran yang lebih besar yang menuntut persyaratan untuk pemprosesan informasi. Kemampuan fisik adalah kemampuan yang memiliki peran khusus karena mengasah ketrampilan dan kemampuan berkrativitas yang dianalogikan dengan (CQ = Creativity Quotient), yang pekerjaannya menuntut stamina, kecekatan tangan, kegesitan dan mengoptimalkan kapabilitas fisik dan setiap individu akan diasah kemampuannya di organisasi

b. Kemampuan spiritual

Selain kemampuan fisik, kemampuan spiritual ( SQ) juga diharapkan terasah disini karena semua aktivitas dan perlakuan yang dilakukan dilandasai dengan iman yang kuat

c. Kemampuan intelektual

Untuk mengukur kemampuan intelektual biasanya dengan mengguakan tes – IQ, test ini dirancang untuk mengetahui kemampuan seseorang, banyak sekali untuk membentuk kemampuan intelektual seseorang, yang terdiri dari :

1. Kecerdasan Numerik 2. Pemahaman Verbal 3. Kecepatan Konseptual 4. Penalaran Induktif 5. Penalaran Deduktif 6. Visualisasi Ruangan 7. Ingatan

(7)

Dan kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam memotivasi diri, ketahanan diri dalam menghadapai tekanan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasaan.

Mayer dalam (Shapiro, 2003) Emotional Quality atau kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan sosial karena memiliki kemampuan memahami emosi diri sendiri dan orang lain serta kemampuan dalam ketrampilan sosial

Dari pendidikan dasar sampai atas tidak ditemukan pendidikan yang mengajarkan integritas, komitmen, kreativitas, ketahanan mental, kebijakan, keadilan, prinsip kepercayaan dan penguasaan diri dan sinergi yang merupakan kemampuan dalam EQ.semua kemampuan ini dapat terasah dalam sebuah organisasi membuat individu semakin mapan dalam memantapkan kepribadian dan kemampuannya.

Berdasarkan penelitian Setiyono (2012) Keaktifan mahasiswa aktivis dengan bebagai kegiatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mempunyai dampak positif dari keaktifan dalam berorganisasi sebagai berikut

1. Mudah bergaul dan banyak relasi 2. Memiliki banyak pengalaman

3. Memiliki sifat mandiri sehingga tidak terlalu bergantung pada orang lain 4. Memiliki rasa solidaritas yang tinggi

Setelah itu menurut Mulyanafi (2014), dampak positif mahasiswa yang berorganisasi memiliki skill komunikasi interpersonal yang lebih baik daripada yang tidak. Salah satu cirri komunikasi organisasi adalah konsep hubungan (relationship). Komunikasi interpersonal dianggap sebagai komunikasi yang paling efektif dalam mengubah pandangan, menentukan sesuatu dengan cepat, pendapat dan perilaku seseorang.

Pembahasan

(8)

memiliki andil akan terciptanya masyarakat adil makmur membantu memperbaharui dan memperbaiki keadaaan masyarakat bangsa dan negara.

Aktivitas membuat mahasiswa menjadi pribadi yang disiplin, memiliki sosial tinggi dan pengetahuan yang luas. Mahasiswa dapat menunjukan eksitensi pribadinya dari aktivitas berorganisi, bagaimana perilaku kepemimpinan ditunjukan dalam menghegemoni forum diskusi dan saat di kelas perkuliahan, selain itu mengasah kemampuan komunikasi, baik komunikasi di depan khalayak ramai maupun personal dengan sesama anggota organisasi.

mahasiswa juga dapat mendapatkan sebuah relasi yang banyak karena organisasi banyak berhubungan dengan orang lain, yang merupakan bisa membangun koneksi yang berguna dalam dunia perkuliahan (akademik) dan diluar akademik seperti sebelum menuju dunia kerja

Mahasiswa juga dapat mengasah kemampuan emosional dirinya yang merupakan kunci dalam menghadapi permasalahan yang datang. Ini kelak yang menjadi keuntungan dan dapat diterapkan dalam aktivitas perkuliahan (Akademik)

Kesimpulan

Mahasiswa tidak hanya memikirkan hal akademik saja tetapi juga membangun hal non-akademik juga, sehingga mengembangkan softskill, kemampuan emosional dan relasi yang dapat berguna memasuki masyarakat ataupun dunia kerja yang dituntut dengan berbagai kemampuan .Seperti yang dikatakan bapak Anies Baswedan (2014) bahwasannya mahasiswa adalah sekelompok anak muda yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri untuk maju dan meraih masa depan, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk republik ini.

(9)

transkrip ijazah, dan untuk membangun masa depan tidak bisa dengan selembar kertas. Anda harus menjadi manusia baru lebih dari sekedar peneliti, intelektual, pengajar tetapi harus menjadi seorang Pemimpin

Saran

Seperti mengutip perkataan bapak Anies Baswedan Mahasiswa selayaknya tidak hanya menjadi mementingkan hal akademis saja, tetapi dalam hal non akademis juga dibangun, dikarenakan menjadi modal dalam berkehidupan dimasyarakat. Selayaknya tidak menjadi seperti ‘katak dalam tempurung’ yang hanya belajar di dalam kelas. Ruang kelas hanyalah sebuah sekat – sekat pembatas ada sebuah dinding, tetapi di luar kelas ada sebuah ruang yang tak terbatas yang harus digali dan dikaji.

Ijazah dan IPK (indeks Prestasi kumulatif) hanya mengantarkan anda sampai meja wawancara, saat meja wawancara keahlian berbicara, pengalaman dan aktivitas diluar yang dilakukan saat perkuliahan yang akan menjadi ‘singa’ di sana.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih mngombinasikan ilmu – ilmu disiplin lainnya tidak hanya ilmu psikologi saja. Dan mungkin memakai metode penelitian kuantitatif atau kualitatif yang lebih mendukung lengkap keseluruhan

Daftar Pustaka

(10)

Rivai, Veitzhal. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers

Wijono, S. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Prenada Media Group

Maslow, A. 1994. Motivasi dan Kepribadian 1. Amerika Serikat: Herper and Row Publication

Sastradipoera, K. 2007. Menejemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Kappa-Sigma

JURNAL

Suartini, T. 2014. Pengaruh Organisasi Kemahasiswaan Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Dalam Menghadapi Globalisasi. FPTK UPI.

Pratiwi, S. 2015. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa Dalam Organisasi dan Motivasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. FE UNY

Caesari, Y. 2015. Studi Strategi Belajar Pada Mahasiswa yang Aktif dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro. Fakultas Psikologi. Universitas Diponegoro.

Saragih, J. 2015. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Aktivis Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Universitas Udayana. Vol. 2. No.2. Fakultas Kedokteran. Universitas Udayana

Ilham. 2015. Motivasi Berprestasi Melalui Organisasi Mahasiswa FE. UNTIRTA

Pertiwi, M. 2016. Hubungan Organisasi Dengan Mahasiswa Dalam Menciptakan Leadership. FKIP. Universitas Muhammadiyah Surakarta

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian vaksinasi BCG dapat menurunkan insidensi mikroabses hepar dan jumlah hepatosit pada mencit balb/c yang mengalami kerusakan akhibat diinfeksi

Analisis regresi ini dihitung untuk mengetahui besarnya Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Lokasi, Brand image dan Kualitas Produk terhadap Keputusan

Anda hanya dapat mengakses jaringan yang menggunakan SSID tersembunyi jika Anda tahu SSID yang benar dan telah membuat jalur akses Internet WLAN untuk jaringan pada perangkat Nokia

Dengan demikian informasi arus sejajar pantai tidak hanya diselesaikan secara model analitik, melainkan juga dapat diselesaikan melalui formulasi numerik beda

Analisis penjajaran urutan nukleotida fragmen gen 16S rRNA dengan data GenBank menyarankan bahwa kelompok Crenorchaeota dari Kawah Hujan B juga kemungkinan berbeda dengan

Zarrouk dan ditambah 25 % media limbah cair bahan olahan kecap) memiliki biomassa yang berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan semua perlakuan kecuali P1

Dalam penelitiannya, Abdullah (2005) mengusulkan bahwa HEdPERF untuk mengukur kualitas layanan pendidikan tinggi terdiri atas enam dimensi, yaitu (1) aspek akademik yang

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui: (1) seberapa besar pemahaman konsep fisika siswa yang diajar dengan