• Tidak ada hasil yang ditemukan

M 2 Difraksi Celah Dan Kisi Ganda.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "M 2 Difraksi Celah Dan Kisi Ganda.docx"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

DIFRAKSI CELAH DAN KISI GANDA

Telah dilakukan percobaan Difraksi Celah dan Kisi Ganda bertujuan untuk menentukan pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda, menentukan posisi intensitas minimum pertama yang berhubungan dengan celah tunggal, menentukan distribusi intensitas pola difraksi, dan menentukan posisi dari puncak beberapa orde dari difraksi untuk kisi transmisi dengan konstanta kisi yang berbeda. Percobaan ini menggunakan sumber sinar dari laser He-Ne yang dipancarkan menuju lensa pemfokus lalu menuju kisi celah yang akan menghasilkan pola gelap terang pada layar. Intensitas cahaya ditentukan dengan mengukur tegangan pada pola terang menggunakan fotosel. Dari hasil percobaan didapat pola dan intensitas dari difraksi yang didapat akan semakin berkurang untuk orde yang lebih besar dan intensitas terbesar didapat pada orde 0. Adapun hubungan antar parameter dari pegukuran dimana semakin besar jarak kisi ke layar maka jarak pola difraksi akan semakin besar.

Kata kunci: Difraksi, Kisi, Intensitas

I. Pendahuluan

Cahaya   merupakan   suatu   gelombang elektromagnetik yang juga memiliki sifat partikel. Cahaya   memiliki   kecepatan   yang   konstan   untuk semua medium dan kerangka acuan. Cahaya dapat mengalami   pembelokan   apabila   melewati   sebuah celah   yang   sempit,   yang   disebut   difraksi. Konsekuensi   dari   peristiwa   tersebut   adalah   dapat diperolehnya pola gelap terang yang dapat diamati dan   memiliki   hubungan   dengan   intensitas   dari cahaya   yang   terpancar   tiap   pola   tersebut.   Pada percobaan ini akan diamati peristiwa tersebut yang bertujuan   untuk   menentukan pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda, menentukan posisi intensitas minimum pertama yang berhubungan dengan celah tunggal, menentukan distribusi intensitas pola difraksi, dan menentukan posisi dari puncak beberapa orde dari difraksi untuk kisi transmisi dengan konstanta kisi yang berbeda.

II. Teori Dasar

2.1 Cahaya

Cahaya   merupakan   sejenis   energi   yang berbentuk   gelombang   elektromagnetik.   Selain sebagai   gelombang,   cahaya   memiliki   karakteristik sebagai   partikel.   Dalam   sifat   partikelnya,   cahaya dianggap sebagai sebuah foton yang tidak memiliki massa   ambang.   Berbeda   dengan   cahaya,   sinar merupakan   sebuah   cahaya   monokromatik,   artinya hanya memiliki satu panjang gelombang.

2.2 Prinsip Huygen

Huygen   mengemukakan   prinsip   yang menjelaskan perambatan gelombang yang berbunyi “setiap   muka   gelombag   dapat   dianggap memproduksi   gelombang­gelombang   baru   dengan panjang   gelombang   yang   sama   dengan   panjang gelombang sebelumnya. [1]

Gambar 2.1 Konstruksi Huygens untuk (a) gelombang bidang (b) gelombang spherical

2.3 Difraksi

Difraksi   adalah   peristiwa   penyebaran   arah rambat   gelombang   ketika   melewati   celah   yang sempit. Peristiwa difraksi adalah konsekuensi dari prinsip   Hyugen.   Ketika   gelombang   masuk   ke celah sempit, maka tiap titik pada celah berperan sebagai sumber gelombang

baru dengan arah

(2)

Makin lebar ukuran celah maka makin kecil efek penyebaran muka gelombang yang melewati celah

.

[2]

Gambar 2.2 Difraksi cahaya pada celah tunggal dengan

Interferensi   adalah   peristiwa   superposisi   dua buah gelomang yang memiliki frekuensi dan arah yang   sama.   Syarat   terjadinya   interferensi   adalah ketika sumber cahaya koheren dan monokromatik. [1]

Gambar 2.3 interferensi gelombang cahaya

Pada saat  fase gelombang yang bersuperposisi sama   maka   akan   terjadi   interferensi   konstruktif. Interferensi   ini   akan   menyebabkan   terbentuknya pola   terang   pada   layar.   Sebaliknya   ketika   fase berbeda   akan   terjadi   interferensi   destruktif   yang akan membentuk pola gelap pada layar.

Hubungan   untuk   mencari   pola   interferensi ditentukan dalam persamaan terang   dengan   terang   pusat,  λ  adalah   panjang gelombang   dan   m   adalah   ordo   terang   dengan sebagai tempat menyimpan alat optik, lensa sebagai pemfokus, pemegang lensa dan objek, kisi difraksi, fotoelemen untuk mengukur intensitas, kertas untuk menentukan jarak antarpola dan multimeter sebagai pengukur tegangan pola terang.

3.2 Prosedur

Percobaan dilakukan dengan merangkai susunan alat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.1. Susunan alat perocbaan

(3)

Tabel 4.1 Pengukuran pada kisi 10 garis/mm

Tabel 4.1 Pengukuran pada kisi 50 garis/mm

Gambar 4.1 Grafik hubungan Intensitas terhadap orde untuk kisi 8 garis/mm

Gambar 4.2 Grafik hubungan Intensitas terhadap orde untuk kisi 10 garis/mm

Gambar 4.3 Grafik hubungan Intensitas terhadap orde untuk kisi 50 garis/mm

Adapun pengolahan untuk data percobaan adalah sebagai berikut

 Arus (i)

i

=

V

R

=

16

V

100 0 0

Ω

=

0,0016

A

 Daya

P

=

Vi

=

(

16

V

) (

0,0016

A

)

=

0,0256

 Intensitas cahaya

I

=

P

4

R

2

=

(

0,0256

)

4

10000

2

=

4,295

x

10

−15

 Panjang gelombang

λ

=

dy

nL

=

(

0,000125

m

−3

)

(

0,012

m

)

(

1

) (

0,5

m

)

=

3

x

10

−6

m

(4)

Dari hasil percobaan didapat untuk tiap kisi, jarak dari terang pusat ke orde terang yang lain semakin besar. Hal ini ini berarti keduanya berbanding lurus,

L

y

sesuai dengan teoritis. Sedangkan tegangan yang terukur untuk tiap perubahan L semakin besar, dan pada L yang sama untuk y yang semakin besar maka nilai tegangan akan semakin besar pula. Tegangan disini akan digunakan untuk menentukan intensitas difraksi. Terlihat bahwa pada pusat atau puncak pola terang didapat intensitas yang paling besarm dan semakin jarak ordenya besar maka intensitas makin besar pula. Terlihat pada grafik dihasilkan secara keseluruhan nilai intensitas tertinggi berada di orde 0 atau di pusat. Sehingga intensitas akan berbanding lurus dengan tegangan dari cahaya. Adapun semakin banyak garis kisi pada tiap mm nya maka akan terdapat lebih banyak pola terang

V. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Pola dan intensitas dari difraksi yang didapat akan semakin berkurang untuk orde yang lebih besar dan intensitas terbesar didapat pada orde 0. 2. Intensitas maksimum yang didapat untuk tiap kisi didapat sebesar 4,29 x 1015 untuk kisi 8 dan

10   garis/mm   dan   3,88  x 1015 untuk kisi 50

garis/mm.

3. Semakin besar lebar celah maka jarak antarpola difraksi semakin kecil dan semakin besar jarak kisi ke layar maka jarak pola difraksi akan semakin besar.

Daftar Pustaka

[1] Halliday D, Resnick R. 2010. Fisika Dasar.

Jakarta:Erlangga

Gambar

Gambar 2.1 Konstruksi Huygens untuk (a) gelombangbidang (b) gelombang spherical
Gambar 3.1. Susunan alat perocbaan
Tabel 4.1 Pengukuran pada kisi 50 garis/mm

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari pada Program Pengembangan Diri dalam Implementasi Kurikulum Tingkat

Pada kelompok responden yang memberikan ASI eksklusif, sebagian besar frekuensi pemberian ASI termasuk dalam kategori baik yaitu setiap kali bayi menangis (82,40%) sedangkan

Daftar Efek Yang Diterima sebagai Jaminan Pembiayaan adalah daftar yang dibuat dan ditetapkan oleh Perusahaan dari waktu ke waktu yang berisi Efek- Efek yang dapat diserahkan

Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka pada pasien Post Operasi Hernia di Rumah Sakit Umum Daerah Menggala Tahun

16. yüzyılın ikinci yansında Osmanlı toplumsal kuruluşu.. enflasyon, dış ticaret, savaş teknolojisinde değişiklikler gibi bir dizi gelişmenin etkisi altında

Dari data diatas menunjukkan bahwa semakin tingginya cerobong dan semakin tingginya suhu udara maka semakin tinggi pula putaran yang dihasilkan turbin cyclone..

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah yaitu apa saja motif anggota aktif komunitas Kamtis

Kadin Indonesia perlu lebih proaktif menyelesaikan masalah regulasi yang berkaitan dengan layanan jasa perposan yang kini seakan-akan terjadi hubungan perbenturan antara PT