• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelangi dalam kajian Fisika. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelangi dalam kajian Fisika. docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

P E L A N G I

1. Latar Belakang

Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari. Maka, di sini akan di jelaskan bagaimana paoses terjadinya pelangi itu. Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras, biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari.

Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun. Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.

Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.

2. Rumusan Masalah

(2)

3. Proses Terjadinya Pelangi

Pada pembahasan proses terjadinya pelangi ditinjau dari materi fisika yaitu optik atau cahaya. Beberapa konsep fisika yang berhubungan dengan proses terjadinya pelangi antara lain pembiasan, pemantulan, dispersi cahaya dan spektrum gelombang elektromagnetik yang diwujudkan berupa warna cahaya pada pelangi.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan cahaya ialah cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya dan cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas.

A. Indeks Bias Cahaya

Pembiasan cahaya dapat terjadi karena terdapat perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat.

Menurut Christian Huygens (1629-1695):

“Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.”

B. Pembiasan Cahaya Pada Prisma

Bahan bening yang dibatas oleh dua bidang permukaan yang bersudut disebut prisma. Tetesan air hujan merupakan salah satu benda yang dihasilkan oleh alam, namun memiliki sifat seperti prisma. Maksudnya jika sebuah cahaya menembus tetesan air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan.

1. Pemantulan Cahaya

(3)

cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, seperti kertas atau batu. Pemantulan sinar adalah peristiwa terjadinya perubahan arah rambat cahaya ke sisi yang berbeda. Hal yang menarik dan harus dicatat bahwa pembiasan dan pemantulan merupakan manifestasi dari satu hukum yang disebut Fermat's Principle, yang menyatakan cahaya mencapai yang sampai ke mata telah diteruskan jauh dari sumbernya. Grafik sinar pada peristiwa pemantulan dan pembiasan dapat ditunjukkan pada gambar 3.

2. Dispersi Cahaya

Dispersi cahaya merupakan gejala penyebaran gelombang ketika menjalar melalui celah sempit atau tepi tajam suatu benda. Seberkas cahaya polikromatik jika melalui prisma akan mengalami proses penguraian warna cahaya menjadi warna-warna monokromatik. Dispersi cahaya terjadi jika ukuran celah lebih kecil dari panjang gelombang yang melaluinya.

(4)

xcx Sumber Cahaya N

xcx

Sudut datang Sudut pantul

Gambar 3.Pemantulan Sempurna

Gambar 2. Dispersi cahaya pada prisma

Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi. Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:

Φ = δu - δm = (nu – nm)β ...2. Keterangan:

Φ = sudut dispersi

nu = indeks bias sinar ungu

nm = indeks bias sinar merah

δu = deviasi sinar ungu

δm=deviasi sinar merah 3. Hukum Snellius

Pada sekitar tahun 1621, ilmuan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias.

a. Hukum Snellius terhadap Pemantulan Cahaya

1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar

2. Sudut datang sama dengan sudut pantul

b. Hukum Snellius terhadap Pembiasan Cahaya

(5)

Sumber Cahaya sudut bias berdasarkan Hukum Snellius:

sin(α)=ksin(β)

Akan dibuktikan bahwa jarak terpendek antara matahari dan pengamat pada saat berlaku sin(α)=ksin(β)

Bukti: Misalkan

α : sudut datang

β : sudut bias

Medium A : medium yang kerapatannya renggang, misalkan udara.

Medium B : medium yang kerapatannya lebih rapat dari medium A, misalkan air.

V1 : kecepatan cahaya dalam medium A

V2 : kecepatan cahaya dalam medium B

D1 : jarak yang ditempuh saat cahaya berada di medium A

D2 : jarak yang ditempuh saat cahaya berada di medium B

Perhatikan gambar, berikut.

(6)

Dari gambar diperoleh:

Karena cahaya matahari memiliki kecepatan yang berbeda saat berada di medium yang berbeda, maka jarak terpendek antara matahari dan pengamat dapat dinyatakan sebagai:

D1

V1

+D2

V2

Untuk mendapatkan sudut deviasi yang minimum pada sinar datang, maka kita konstruksikan

(7)

¿ x

b2+x2

Subtitusikan nilai D1

'

dan D2

' pada persamaan (5), sehingga

diperoleh:

Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh:

dx

a2+(dx)2=sinα , dan ditulis sebagai

xd

a2+(dx)2=−sinα(7)

Dari persamaan (3) dan (4), diperoleh:

x

b2+x2=sinβ(8)

Subtitusikan persamaan (7) dan (8) ke persamaan (6), diperoleh:

(8)

Warna

(9)

terlihat, disebut invisible light. Alat paling sederhana yang sering dipakai untuk menguraikan warna putih adalah prisma kaca. Sebuah prisma kaca menguraikan cahaya putih yang datang menjadi komponen-komponen cahayanya.

Difinisi pertama tentang pelangi oleh Aristoteles. Pada masa hidupnya (384-322 tahun sebelum masehi) Aristoteles menyebutkan bahwa pelangi adalah refleksi cahaya matahari yang dipantulkan awan.Selanjutnya definisi pelangi dari Aristoteles disempurnakan oleh Alexander dari Aphrodisias. Pada tahun 200 masehi, dia menemukan perbedaan warna langit yang di dalam lengkung pelangi, dan di luar lengkung pelangi. Menurut dia, langit di dalam lengkung lebih gelap dibanding yang di luar lengkung. Wilayah langit yang gelap ini pun kemudian dinamai Lingkaran Gelap Alexander.

Pada masa yang berbeda pengertian pelangi menurut Roger Bacon pada tahun 1266 bahwa posisi pelangi berada di sudut 42 derajat. Selanjutnya Di tahun 1304 seorang pendeta dari Jerman, Theodore Freiberg meyakini bahwa setiap hujan di awan punya pelangi sendiri. Dia buktikan hipotesisnya ini dengan pantulan cahaya matahari saat terjadi pelangi di botol melingkar.

Ahli fisika Newton pada tahun 1666 mendifinisikan pelangi selanjutnya perbedaan warna pelangi terjadi karena perbedaan panjang gelombang cahaya matahari yang dipantulkan oleh awan. Dia juga berhasil menemukan ukuran ketebalan pelangi, yakni 2 derajat 15 menit.

(10)

Pelangi merupakan satu-satunya gelombang elektromagnetik yang dapat oleh lihat mata manusia. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi yang terjadi sacara alamiah dalam atmosfir bumi serta melibatkan cahaya matahari, pengamat dan tetesan air hujan.

Jika ada cahaya matahari yang bersinar setelah hujan berhenti, maka cahaya tersebut akan menembus tetesan air hujan di udara. Udara dan tetesan air hujan memiliki kerapatan yang berbeda, sehingga ketika cahaya matahari merambat dari udara ke tetesan air hujan akan mengalami pembelokkan arah rambat cahaya (pembiasan cahaya).

(11)

Gambar 6. Pembiasan Pelangi

Warna-warna monokromatik yang keluar dari tetesan air hujan mempunyai panjang gelombang yang berada dalam rentang 400 – 700 nm. Pada rentang 400 – 700 nm, gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia ialah gelombang yang mempunyai gradasi warna merah sampai ungu. Gradasi warna tersebut diasumsikan sebagai warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Susunan gradasi warna tersebut kita namakan sebagai pelangi. Ketika kita melihat warna-warna ini pada pelangi, kita akan melihatnya tersusun dengan dengan merah di paling atas dan warna ungu di paling bawah. Skema terjadinya pelangi dapat ditunjukkan pada gambar 7 danpembentukan pelangipertama secara keseluruhan dapat ditunjukkan pada gambar .

Saat kita melihat pelangi, daerah di bawah pelangi akan terlihat lebih terang jika dibandingkan dengan daerah lainnya di sekitar pelangi. Daerah yang terlihat lebih terang tersebut dinamakan daerah terang pelangi. Ada dua hal yang menyebabkan daerah terang pelangi terlihat lebih terang dibandingkan daerah lainnya, yaitu yang pertama adalah cahaya matahari yang masuk ke tetesan air hujan yang menimbulkan pelangi pertama mempunyai intensitas cahaya

Gambar 8. Proses Fisis Pelangi Pertama

(12)

matahari yang paling besar. Alasan kedua, pada proses pembentukan pelangi pertama, saat berada dalam tetesan air hujan, cahaya matahari hanya mengalami satu kali proses pemantulan cahaya, sehingga energi yang terserap oleh tetesan air hujan masih cukup banyak. Proses terjadinya pelangi melalui pembiasan, pemantulan dan dispersi cahaya secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar Ilustrasi Sudut Pelangi

Rumus Umum yang Digunakan: A. Hukum Pemantulan:

Sudut datang sama dengan sudut pantul.

B. Persamaan Snellius: sinα = k sin β

Berikut merupakan ilustrasi cahaya yang menembus tetesan air hujan mengalami dua kali proses pembiasan, satu kali pemantulan dan satu kali dispersi cahaya.

12 Keterangan:

α : sudut datang sinar matahari

β : sudut bias

T(α) : sudut deviasi

Keterangan : α = sudut datang β = sudut bias

(13)

Penguraian secara matematis dalam pembentukan pelangi pertama:

Perhatikan ∆ BCD

(αβ)+

(

180°−2β

)

+γ=180°

γ=180°−180°+2βα+β

γ=3βα

γ+θ=180° ( Sudut Berpelurus ) (1) Subtitusikan nilai γ pada persamaan (1)

(3βα)+θ=180°

θ=180°+α−3β

Perhatikan ∆ ADE

θ+ф+(αβ)=180°

Subitusikan nilai θ , maka didapat:

(

180°

+α−3β

)

+ф+αβ=180°

ф=180°−180°

α+3βα+β

ф=4β−2α

ф=4β−2α

T(α)=180°−4β+2α

(14)

ф+T(α)=180° ( Sudut Berpelurus ) (2)

Subtitusikan nilai ф pada persamaan (2)

(4β−2α)+T(α)=180°

Kedua ruas diturunkan terhadap α

cos(α)=kcos(β)

Subtitusikan persamaan (4) ke persamaan (3), diperoleh:

dT

=2−4

(

cosα

kcosβ

)

Berdasarkan prinsip aproksimasi linear deret Taylor terhadap fungsi,

T(α)≈ T

(

α0

)

+T

'

(

α0

) (

αα0

)

Karena (α - αo) nilainya kecil (mendekati nol), maka T’(αo) (α - αo) dapat diabaikan, sehingga T(α) ≈ T(αo).

0=dT

=2−

4 cos

(

α0

)

kcos

(

β0

)

(5)

(15)

Dengan mensubtitusikan

Sehingga diperoleh rumus untuk sudut datang dan sudut bias

A. Sudut pelangi untuk warna merah

Diketahui indeks bias untuk warna merah (k)=1, 33141 . Substitusikan nilai k ke persamaan α0 dan β0

α0=sin−1

(

1 3

(

4−k

2

)

)

Sehingga didapat α0=59,50290393°

β0=sin−1

(

sinα0

k

)

Sehingga didapat β0=40, 3289244

°

(16)

B. Sudut pelangi untuk warna jingga

Diketahui indeks bias untuk warna jingga (k)=1,33322 . Substitusikan nilai k ke persamaan α0dan β0

α0=sin−1

(

1 3

(

4−k

2

)

)

Sehingga didapat α0=59,39768806

°

Jadi, sudut pelangi untuk warna jingga adalah 42, 04612576°

C. Sudut pelangi untuk warna kuning

Diketahui indeks bias untuk warna kuning (k)=1,33462 . Substitusikan nilai k ke persamaan α0dan β0

α0=sin−1

(

1 3

(

4−k

2

)

)

Sehingga didapat α0=59,31635351°

(17)

T(α)=138, 1568892°

Jadi, sudut pelangi untuk warna kuning adalah 41, 84311078°

D. Sudut pelangi untuk warna hijau

Diketahui indeks bias untuk warna hijau (k)=1,33659 . Substitusikan nilai k ke persamaan α0dan β0

α0=sin−1

(

1 3

(

4−k

2

)

)

Sehingga didapat α0=59, 20197269°

β0=sin

Jadi, sudut pelangi untuk warna hijau adalah 41, 5589081°

E. Sudut pelangi untuk warna biru

Diketahui indeks bias untuk warna biru (k)=1,34055 . Substitusikan nilai k ke persamaan α0 dan β0

α0=sin−1

(

1 3

(

4−k

2

)

)

Sehingga didapat α0=58, 97228442

(18)

β0=sin

Jadi, sudut pelangi untuk warna biru adalah 40, 99275588°

F. Sudut pelangi untuk warna nila

Diketahui indeks bias untuk warna nila (k)=1,34235 . Substitusikan nilai k ke persamaan α0dan β0

Sehingga didapat β0=39, 61840454

°

Jadi, sudut pelangi untuk warna nila adalah 40, 7376577°

(19)

Diketahui indeks bias untuk warna ungu (k)=1,34451 . Substitusikan nilai k ke persamaan berikut

α0=sin−1

(

1 3

(

4−k

2

)

)

Sehingga didapat α0=58,74289375°

β0=sin−1

(

sinα0

k

)

Sehingga didapat β0=39, 4797895

°

Perhatikan,

T(α)=180°+2α−4β

Dengan mensubstitusikan α0 dan β0 diperoleh :

T(α)=139, 5666295° Karena

ф=180°T(α)

Maka:

ф=180°−139,5666295°=40, 4333705°

Jadi, sudut pelangi untuk warna ungu adalah 40, 4333705°

Sudut pelangi dari masing-masing warna tersebut disajikan dalam tabel 2.

5. Bentuk Pelangi

Sebenarnya, bentuk pelangi adalah lingkaran penuh. Kalau terlihat setengah lingkaran, atau bagian dari lingkaran, itu terjadi karena

(20)

Gambar Ilustrasi Bentuk Pelangi Garis Horizontal Bumi

pelangi terpotong oleh horison bumi, atau objek lain yang menghalangi cahaya, misalkan gunung dan bukit.

Pelangi terjadi akibat pembiasan cahaya pada sudut 40°−42° . Karena sudut pembiasan tetap, maka letak terjadinya warna pelangi selalu tetap dari pusat cahaya, sehingga jari-jarinya juga tetap, kalau jari-jari nya tetap konstan dari satu pusat atau titik, kita akan mendapatkan lingkaran. Kalau lingkarannya kita potong, kita selalu dapat bagian lingkaran yang melengkung.

Untuk dapat melihat pelangi, kita harus mempunyai sudut deviasi sebesar 138° , ini menyebabkan kita akan mempunyai sudut pelangi sebesar 42° . Sudut pelangi merupakan sudut yang terbentuk antara axis dan titik puncak pelangi. Axis merupakan garis yang menghubungkan matahari dan pengamat.

Gambar Sifat Konvergen Mata Manusia

(21)

Saat memandang sebuah objek, mata manusia bersifat konvergen atau menyebar. Pandangan mata kita saat melihat sebuah objek dapat diilustrasikan sebagai sebuah kerucut yang memiliki titik puncak pada mata kita, seperti tampak pada gambar. Kemiringan kerucut yang terbentuk dipengaruhi oleh posisi matahari. Sebagian alas kerucut tidak dapat kita lihat karena berada di bawah garis horizontal bumi, sedangkan sebagian lainnya terlihat sebagai busur atau biasa kita sebut sebagai pelangi. Selain itu,bila dilihat dari gambar dibawah ini,grafik tersebut menunjukkan bahwa setiap sudut dari pembiasan dan pemantulansinar memiliki frekuensi berbeda terhadapwarna dan panjangnya, sehingga membentuk kurva.

Sedangkan, posisi relatif pelangi terhadap pengamat dan matahari dapat juga dijelaskan. Posisi matahari pengamat dan pelangi akan selalu dalam satu axis, di mana matahari akan selalu berada di belakang pengamat. Kita tidak dapat melihat pelangi jika posisi matahari tegak lurus dengan garis horizontal bumi.

(22)

RESUME

Fisika

Dalam

Pelangi

Di susun untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Fisika

Oleh :

(23)

PRODI PENDIDIKAN IPA (FISIKA)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Gambar

Gambar 2.
Tabel 1. Data Panjang Gelombang dan Indeks Bias Warna Pelangi
Gambar 6. Pembiasan Pelangi
Gambar Ilustrasi Sudut Pelangi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan kadar dilakukan dengan spektrofotometri sinar tampak dengan penambahan pereaksi pembentuk warna posfat, warna biru yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 717 nm..

Bagaimana dengan jari-jari cincin Newton yang dibentuk, jika panjang gelombang cahaya yang digunakan semakin diperkecil. Tidak terjadi

Hasil penelitian adalah nilai panjang gelombang dari 3 filter warna (merah jingga dan hijau) dari sumber cahaya lampu TL dan wolfram, karena filter warna lainnya seperti biru dan

Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum pada panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau

Namun tidak mengganggu kenyamanan dan fungsi terminal Seperti pemberian tritisan yang panjang dan lebar untu membatasi cahaya matahari dan air hujan yang masuk

Kenyataan pertama ini terlihat pada waktu pagi, siang hingga sore hari yang cerah, disaat kuat cahaya maksimum sinar matahari masuk ke dalam ruangan melalui

Namun tidak mengganggu kenyamanan dan fungsi terminal Seperti pemberian tritisan yang panjang dan lebar untu membatasi cahaya matahari dan air hujan yang masuk ke

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,