i
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGENDALIAN HAMA WERENG MELALUI
PREFERENSINYA TERHADAP WARNA CAHAYA LAMPU UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
BIDANG KEGIATAN PKM-P
Diusulkan Oleh:
Arief Arya Fradana 1405105023 (Angkatan 2014/ Ketua) I Putu Dedi Adnyana 1405105025 (Angkatan 2014/ Anggota) I Made Dwi Kerta Utama 1405315013 (Angkatan 2014/ Anggota) I Putu Darma Wiasa 1405105024 (Angkatan 2014/ Anggota) Dicky Marsadi 1305105070 (Angkatan 2013/ Anggota)
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
ii d. Universitas/Instasi/Politeknik : Udayana
e. Alamat Rumah dan No Telp/Hp : Jalan Kampus Bukit Jimbaran 082144645597
iii
3.1 Ruang Lingkup Penelitian.………... 3.2 Rancangan Penelitian………...………. 3.3 Subjek dan Objek Penelitian………. 3.4 Identifikasi Variabel……….. 3.5 Alat dan Cara Pengumpulan Data……….
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
iv RINGKASAN
Beras merupakan salah satu bahan pangan penting didunia. Hama yang sering menyerang tanaman padi salah satunya adalah wereng. Upaya yang telah dilakukan untuk pengendalian hama wereng di sawah antara lain menggunakan musuh biologisnya dan penyemprotan insektisida. Pengendalian dengan cara biologis yaitu dengan membiarkan agen pemangsa alami dari hama wereng yang mengendalikannya. Penggunaan insektisida ini memang cepat dalam pembasmian hama namun penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan ekologi alam. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui cara pemberantaan hama wereng dan untuk mengetahui warna lampu yang disukai hama wereng. Subjek penelitian ini adalah hama wereng dan objek penelitian adalah pengendalian hama wereng. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah warna cahaya lampu. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah arus listrik, kabel, waktu pengamatan, dan wereng. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL PROGRAM
Pengendalian Hama Wereng melalui Preferensinya terhadap Warna Cahaya Lampu untuk Mewujudkan Sistem Pertanian Berkelanjutan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Beras merupakan salah satu bahan pangan penting di dunia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, Myanmar, Kamboja, Cina, Korea, Laos, Filiphina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam dan Indonesia beras merupakan pangan pokok. Sebanyak 75% masukan kalori harian masyarakat di Nagara-negara Asia tersebut berasal dari beras. Lebih dari 50% penduduk dunia tergantung pada beras sebagai sumber kalori utama (Haryadi, 2006). Kehilangan hasil panen di negaranegara berkembang berkisar antara 10 -13%, diantaranya berkisar 5% oleh berbagai jenis hama (Lestari, 2013).
Beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memperoleh swasembada beras seperti memberikan penyuluhan kepada petani padi, pemberian benih dan pupuk gratis. Budidaya tanaman padi memiliki kendala dalam mengendalikan musuh alam atau hama. Kehilangan hasil panen di negara-negara berkembang berkisar antara 10-13%. Berkisar kurang lebih 5% kehilangan diakibatkan oleh berbagai jenis hama. Hama yang sering menyerang tanaman padi salah satunya adalah wereng. Nunung Nurhadi (2010) menyatakan serangan hama wereng harus mendapat perhatian yang serius. Nunung meramalkan dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi ledakan hama wereng.
2
mempunyai alat penghisap yang kuat pada mulutnya. Berdasarkan data dari dinas pertanian Jawa Timur sekitar 27.000 hektar lahan padi mengalami puso karena serangan hama wereng. Dari data yang diperoleh dari dinas pertanian untuk satu hektar lahan tanam padi yang diserang hama wereng mengalami kerugian sekitar 3,7 juta rupiah. Selain wereng punggung coklat dan hijau juga terdapat wereng punggung putih yang belum mendapat perhatian serius. Wereng ini memiliki tingkat ketahanan lebih tinggi dari pada wereng lainya sehingga lebih sulit dikendalikan (Nunung Nurhadi, 2010)
Dari hasil pengamatan, tanaman padi yang berada di bawah lampu penerang mengalami kerusakan yang paling parah. Menurut para petani kerusakan diakibatkan oleh hama wereng. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hama wereng suka terhadap cahaya. Oleh karena itu perlu dilakukan cara baru dalam mengendalikan hama wereng dengan menggunakan cahaya dari lampu untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan insektisida. Sehingga dapat terwujudnya sistem pertanian berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara pengendalian hama wereng dengan memperhatikan sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan?
2. Apakah warna cahaya lampu preferensi hama wereng?
D. TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
3 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian mengenai pengendalian hama wereng melalui preferensinya terhadap warna cahaya lampu untuk mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan diharapkan bisa menjadi kreativitas dan inovasi teknologi yang dapat dikembangkan kemudian hari.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan yang diperoleh melalui penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi petani dapat mengendalikan hama wereng yang meyerang tanaman padi, mengurang biaya pembelian insektisida, dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan insektisida.
2. Bagi lingkungan yaitu dapat memperbaiki struktur tanah yang rusak karena penggunaan zat kimia secara terus menerus, mewujudkan keseimbangan ekologis, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan.
3. Bagi masyarakat dapat mengetahui cara mengendalikan hama wereng.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian Berkelanjutan
4
kebutuhan manusia secara berkelanjutan, baik bagi generasi sekarang sampai mendatang (Lissa, 2012).
Konsep dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah mempertahankan ekosistem alami lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni lingkungan. Sistem pertanian berkelanjutan pada hakikatnya adalah kembali pada alam yaitu sebuah sistem pertanian yang tidak merusak lingkungan atau sistem pertanian yang patuh pada kaidah-kaidah alamiah. Sistem pertanian berkelanjutan memiliki sifat dinamis bukan statis artunya mampu menyesuaikan dengan kondisi saat ini (Lissa, 2012).
2.2 Wereng
Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan terutama padi. Wereng merupakan anggota ordo hemiptera (kepik sejati), subordo fulgoromorpha, khususnya yang berukuran kecil (Wikipedia, 2013). Selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vektor bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khususnya dari kelompok virus. Terdapat tiga jenis wereng yang banyak menjadi musuh utama tanaman padi yaitu wereng coklat dan hijau.
Wereng coklat (Nilavarpata lugens Stal.) merupakan salah satu hama padi yang dapat menimbulkan kerusakan secara mendadak karena perkembangannya berlangsung sangat cepat. Selain dapat menimbulkan kerusakan langsung pada tanaman padi, hama ini juga dapat menjadi vektor penyakit yang disebabkan oleh virus (Surachman dan Suryanto, 1997).
5 Genus : Nilaparvata
Spesies : Nilaparvata lugens
Wereng hijau (Nephotettix spp.), juga termasuk hama padi karena dapat menyebarkan virus tungro. Virus yang menyebabkan penyakit ini yaitu Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical badnavirus (RTSV). Penyakit tungro dapat menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada produksi tanaman padi.
Menurut Kalshoven pada tahun 1981, klasifikasi wereng hijau adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Homoptera Famili : Cicadellidae Genus : Nephotettix
Spesies : Nephotettix virescensDistant
2.3 Cahaya
6
Cahaya memiliki warna tampak yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu. Warna-warna cahaya tersebut memiliki panjang gelombang. Warna cahaya merah memiliki panjang gelombang cahaya antara 630-700 nm. Warna jingga memiliki panjang gelombang cahaya 590-630 nm. Warna cahaya kuning memiliki panjang gelombang cahaya antara 560-590 nm. Warna biru memiliki panjang gelombang cahaya yaitu antara 450-480 nm. Untuk warna cahaya ungu memiliki panjang gelombang yaitu antara 400-450 nm (Edupaint, 2012).
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM
3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di lahan sawah milik warga. 3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari perancangan tema, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, pengumpulan, pengolahan dan analisis data, serta pembuatan laporan hasil penelitian yang akan dilakukan dari Oktober 2014 sampai Desember 2014.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memasang lampu di sawah. Lampu yang digunakan adalah lampu Neon TL l5W yang terdiri dari warna putih, merah, hijau, biru, dan ungu. Cara menyalakan lampu menggunakan arus listrik. Arus listrik yang digunakan berasal dari genset. Lampu dipasang di tengah sawah dengan jarak sepulu meter tiap lampu dan dinyalakan secara bersamaan. Lampu yang dipasang di sawah diamati selama dua jam dan mencatat nilai skor jumlah hama wereng yang mencarinya.
7
dengan urutan warna putih, merah, hijau, biru, dan ungu. Setelah dua jam pengamatan dilakukan pembalikan urutan lampu dengan urutan ungu, biru, hijau, merah dan putih. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengamatan yang mungkin terjadi akibat padatnya populasi hama pada titik tertentu. Dengan pembalikan susunan warna lampu diharapkan bisa mengetahui warna cahaya yang paling disukai oleh hama wereng.
Pemasangan urutan lampu disetiap sawah disamakan perlakuannya seperti sawah yang pertama. Hasil pengamatan di sawah pertama, kedua, dan ketiga dibandingkan setiap sawahnya yang tedapat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Skor Jumlah Hama Wereng yang Mendekati Lampu
(sumber: Pedoman penilaian LKTI Agritech Scientific Competition 2013) Keterangan :
a urutan warna: lampu putih, merah, hijau, biru, dan ungu. b urutan warna: lampu ungu, biru, hijau, merah, dan putih.
Skor nilai dari 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Dengan kriteria 1: buruk; 2: sangat kurang; 3: kurang; 4: cukup; 5: baik dan 6: amat baik.
3.3 Subyek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah hama wereng dan objek penelitian adalah pengendalian hama wereng.
No Warna Lampu
Sawah Pertama Sawah Ke dua Sawah Ke tiga
8 3.4 Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variabel kontrol dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adalah warna cahaya lampu. Variabel kontrol dalam penelitian ini antara lain arus listrik, kabel, waktu pengamatan dan wereng. Dalam penelitian ini jumlah hama wereng di asumsikan sama pada satu sawah dalam tiga kali ulangan pengamatan. Hal ini dilakukan karena tidak memungkinkan untuk mengetahui secara pasti jumlah hama wereng yang ada di sawah.
3.5 Alat dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1 Alat Pengumpulan Data
Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah lampu berwarna, dan tally counter. Lampu yang di butuhkan antara lain warna putih, merah, hijau, biru, dan ungu. Spesifikasi lampu yang digunakan adalah lampu merek Neon TL 15W dengan power 40 watt dan panjang 120 cm. Bahan yang dibutuhkan adalah arus listrik, dan kabel.
3.5.2 Pengolahan dan Analisis data 1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan penyiapan alat dan bahan. Alat yang diperlukan adalah lampu berwarna putih, merah, hijau, biru, dan ungu. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah sumber listrik, dan kabel.
2. Tahap Pelaksanaan
9
cahaya. Pengamatan dilakukan pada pukul 19.00 wita sampai dengan 21.00 wita dan pukul 21.00 wita sampai dengan 22.00 wita.
Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan dengan mendeskripsikan jumlah hama wereng yang mendekati cahaya lampu, membandingkannya dengan warna lampu lainnya.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 ANGGARAN BIAYA
NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1 Peralatan Penunjang Rp 8.995.000
2 Biaya perjalanan Rp 500.000
3 Lain – lain Rp 1.633.000
TOTAL Rp 11.128.000
4.2 JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATAN Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan alat,
bahan, dan dana 2 Pengamatan di
10
Edupaint. 2012. Intip Yuk Panjang Gelombang Dari Masing-Masing Warna. Tersedia pada http://www.edupaint.com/warna/ragam-warna/1639-intip-yuk-panjang-gelombang-
dari-masing-masing-warna.html#Top. Diakses tanggal 8 September 2014.
Hariyadi. 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lissa. 2012. Sistem P ertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Tersedia pada http://lissa-blogku.blogspot.com/2012/02/pertanian-berkelanjutan.html. Diakses tanggal 7 September 2014.
Lestari. 2013. Serangan hama wereng. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nurhadi, Nunung. 2010.Waspadai Ledakan Wereng Punggung Putih. Tersedia pada
http://bbppketindan.bppsdmp.deptan.go.id/arsip/artikel/artikel-pertanian/7-waspadai-ledakan-wereng-punggung-putih. Diakses
tanggal: 7 September 2014.
Surachman dan Suryanto. 1997. Hama Tanaman Pangan, Holtikultura dan
Perkebunan. Yogyakarta: Konius.
17
1 Tranportasi pembelian alat dan bahan
500.000
TOTAL 500.000
Lain – Lain
No Nama Barang Rincian Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Konsumsi 600.000
2 Pembuatan proposal + laporan akhir
400.000
18
5 Kerohanian 200.000
6 Bensi 15 liter 6.500 97.500
7 Oli 35.500
TOTAL 1.633.000
19 LAMPIRAN 3
Susunan Oganisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama Fakult