• Tidak ada hasil yang ditemukan

kuliah 15 evaluasi penggunaan pestisida

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kuliah 15 evaluasi penggunaan pestisida"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah,

Swasta dan Masyarakat

Peran Pemerintah, Pemerintah daerah, swasta dan

masyarakat sangat penting dalam menunjang penggunaan

insektisida dalam bidang kesehatan dengan baik, sesuai

(3)

Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Peran Pemerintah dalam penanganan/pengelolaan

pestisida meliputi lintas sektor yang terkait dengan

penggunaan dan dampak insektisida antara lain

Kementerian Dalam Negeri

,

Kementrian Kesehatan

,

Kementerian Pertanian

,

Kementerian Perindustrian

,

Kementerian Perdagangan

,

Kementerian Keuangan

,

(4)

Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah:

1).

Pengaturan jenis insektisida dalam pengendalian vektor penyakit dan insektisida rumah tangga, meliputi dosis, cara pemakaian dan perizinan insektisida.

2). Pengaturan jenis peralatan pengendalian vektor, meliputi spesifikasi alat, cara aplikasi, cara pemeliharaan dan standarisasi alat.

(5)

4). Pengaturan tatalaksana pegelolaan insektisida untuk mencegah keracunan, meliputi penyimpanan, pengangkutan, penggunaan dan pemusnahan.

5). Penatalaksanaan kasus keracunan, pada tingkat pelayanan dasar di Puskesmas dan lanjutan di rumah sakit.

6). Pengaturan pendoman pengelolaan lingkungan dampak\ pencemaran insektisida.

(6)

Peran swasta dalam pengendalian vektor penyakit

 Peran swasta (perusahaan jasa pest control, produsen insektisida,

distributor insektisida, industri rumah tangga, kelompok pemangku

kepentingan yang peduli terhadap pengendalian vektor) dalam

penanganan/pengelolaan insektisida meliputi lintas sektor yang terkait

dengan penggunaan dan dampak insektisida.

Adapun peran swasta meliputi penggunaan insektisida dalam

pengendalian vektor, penyediaan bahan dan peralatan pengendalian

vektor, melakukan pembinaan / pelatihan (peningkatan SDM),

(7)

Peran masyarakat dalam pengendalian vektor penyakit

Peran masyarakat (organisasi profesi, ormas, LSM,individu,keluarga,

tokoh masyarakat) dalam penanganan/pengelolaan insektisida yang

terkait dengan penggunaan dan dampak insektisida meliputi

berpartisipasi dalam kegiatan pengendalian vektor (pengelolaan

lingkungan), melaporkan permasalahan masyarakat dalam

(8)

Pembinaan dan Pengawasan

Setiap pihak yang melakukan pengendalian vektor harus mengacu pada

pedoman dan Permenkes 374/Menkes/Per/III/2010 tanggal 17Maret 2010

pasal 16 tentang pembinaan dan pengawasan.

Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan pestisida penting

agar kegiatan pengendalian vektor dapat dilakukan dengan baik.

Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh petugas yang berwenang di

Kementerian Kesehatan termasuk UPT di daerah, dinas kesehatan provinsi

(9)

Pembinaan

Pembinaan teknis terhadap penyelenggaraan pengendalian vektor

mengacu pada KEPMENKES No. 1350 / 2001 Bab VI Pasal 20.

Setiap usaha jasa pengendalian vektor (pest control) harus

mendapat izin operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

(KEPMENKES No. 1350 / 2001 dan PERMENKES 374 / 2010 Pasal

11).

Untuk wilayah pelabuhan atau bandara harus mendapat pembinaan

dari Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat

Pelanggaran terhadap usaha pengendalian vektor dapat dikenakan

sanksi administratif seperti teguran lisan, teguran tertulis sampai

(10)

Pengawasan

Pengawasan dapat dilakukan dengan cara :

pemeriksaan kualitas insektisida (quality control) terhadap jenis,

formulasi insektisida yang digunakan oleh pemerintah maupun swasta

dilakukan di laboratorium independen.

1. Pemantauan cara aplikasi insektisida di lapangan

2. Pemeriksaan peralatan

3. Pemantauan tenaga/petugas pelaksana

4. Monitoring kerentanan vektor

(11)

Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi adalah salah satu proses kegiatan untuk

memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program agar dapat

diketahui sampai sejauh mana program tersebut dapat dilaksanakan.

Monitoring dan evaluasi ini sangat penting dilaksanakan untuk

mengetahui keberhasilan dan kendala pelaksanaan sehingga dapat

(12)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Jenis

Mencatat golongan insektisida yang digunakan.

b. Kuantitas

Mencatat pemaparan insektisida yang digunakan dalam jangka waktu

tertentu.

c. Kadar

Mencatat kandungan bahan aktif dan takaran yang digunakan oleh

pengguna insektisida.

d. Cakupan Intervensi

Cakupan intervensi penggunaan insektisida diukur berdasarkan satuan

wilayah administratif seperti: kelompok rumah, desa, kecamatan,

(13)

e. Metode Aplikasi

Metode aplikasi adalah cara aplikasi penggunaan insektisida di

lapangan, misalnya pengasapan (fogging), larviciding, indoor recidual spray (IRS), dusting, dan lain-lain sesuai dengan vektor sasaran.

f. Alat

Mencatat ketersediaan dan kondisi alat.

g. Tenaga pelaksana

Mencatat jumlah tenaga entomologi kesehatan atau tenaga terlatih dan kompeten dalam pengendalian vektor.

h. Buku Panduan / SOP (Standar Operasional Prosedur)

(14)

Indikator

Indikator monitoring dan evaluasi penggunaan insektisida adalah :

- Jumlah kasus keracunan

- Jumlah Kasus penyimpangan pengelolaan insektisida

- Jumlah wilayah dilakukan monitoring kerentanan vektor

- Status kerentanan vektor

- Minimal 80 % daerah endemis dilakukan pengendalian vektor - 100 % daerah KLB dilakukan pengendalian vektor

(15)

Pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan pupuk

dan pestisida dilaksanakan secara terkoordinasi antara pusat

dan daerah, antar instansi terkait dibidang pupuk dan

pestisida.

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) baik

tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota merupakan wadah

kordinasi pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk

oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota.

Dengan keterlibatan instansi terkait dibidang pupuk dan

pestisida dalam komisi pengawasan tersebut diharapkan

permasalahan peredaran dan pengunaan pupuk dan

(16)

Sebagai kelembagaan

Ad Hock,

KP3 memiliki tugas untuk

melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap

pengadaan, penyaluran sekaligus memantau Harga Eceran

Tertinggi (HET) dari pupuk bersubsidi. Hal yang sama juga

dilakukan untuk melakukan pengawasan terhadap

penggunaan Pestisida.

(17)

Berbagai perangkat peraturan perundang-undangan

terkait dengan peredaran dan penggunaan pupuk dan

pestisida termasuk pembentukan komisi pengawasan telah

diterbitkan, namun kenyataannya penggunaan pestisida

tidak memenuhi aturan yang berlaku bahkan belum adanya

bukti fisik laporan kinerja dari komisi pengawasan sesuai

dengan peraturan yang tertuang dalam Keputusan Menteri

Pertanian Nomor: 42/ Permentan/ SR.140/ 5/ 2007 Bab.V

Pelaporan Pasal 20.

(18)

Teori Dunn (2003) mengemukakan kriteria

rekomendasi kebijakan yang sama dengan kriteria

evaluasi kebijakan.

Oleh karena itu, teori ini menjadi tolak ukur dalam

penelitian untuk mengkaji evaluasi dari kebijakan yang

(19)

Aspek-aspek kinerja kebijakan yang harus dievaluasi adalah sebagai berikut:

Efektifitas Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai?

Efisiensi Seberapa banyak upaya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan untuk

memecahkan masalah? Pemerataan Apakah biaya manfaat

didistribusikan secara merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda?

Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan/preferensi atau nilai-nilai kelompok tertentu?

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?

(20)

Evaluasi keberhasilan penggunaan pestisida dapat dilihat

pada :

1). Evaluasi biologis

adalah evaluasi yang dilakukan langsung pada OPT sasaran

yang dikendalikan.

Pengendalian OPT secara kimiawi dikatakan berhasil bila

setelah aplikasi populasi OPT menurun, serangan OPT

terhenti, atau tanaman tidak diserang OPT sama sekali

dibandingkan dengan tanaman yang tidak diaplikasi.

2). Evaluasi fisik

adalah evaluasi pada sasaran fisik untuk menilai tingkat

(21)

Parameter yang menentukan keberhasilan aplikasi pestisida

menurut Dadang (2006) adalah :

1). Serangan OPT menurun, ini dapat dilihat dari menurunnya

luas serangan, intensitas serangan, dan populasi.

2). Tidak adanya kerusakan pada tanaman baik pada daun

maupun pada buah.

3). Keberadaan serangga penyerbuk dan musuh alami,

diharapkan aplikasi pestisida tidak mengakibatkan penurunan

populasi penyerbuk dan musuh alami.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Definisi tersebut dapat diartikan bahwa investasi teknologi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan semua jenis sumber daya (termasuk manusian dan uang) untuk

Pullback : Kenaikan paska terjadi Breakdown dimana maksimum kenaikan adalah Resistance yang berasal dari Support yang baru saja di-Breakdown. Technical Rebound : Kenaikan

(3) Untuk Kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Lini IV petani atau kelompok tani sebagaimana pada ayat 2), Pemerintah Kota melakukan pendataan RDKK diwilayahnya sebagai

Penulis mencoba mengadopsi whistleblowing intention menjadi variabel pemoderasi antara variabel tekanan waktu dengan kinerja auditor karena diperkirakan dengan adanya

Dialisat atau “bath” adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari serum normal. Dialisat ini dibuat dalam system bersih dengan air keran dan bahan kimia disaring.

Content provider diimplementasikan sebagai sebuah subclass dari class ContentProvider dan harus mengimplementasikan set standard API yang memungkinkan aplikasi lain