• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUKLAK JENIS and PELAKSANAAN KEGIATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " JUKLAK JENIS and PELAKSANAAN KEGIATA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SHINDOKA

SHITORYU INDONESIA KARATE-DO PROVINSI RIAU

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK)

Nomor : 002/ JUKLAK/ PENGPROV/ SHINDOKA/ RIAU/ IV./ 2016 TENTANG

JENIS KEGIATAN SHINDOKA PROVINSI RIAU

SHITORYU INDONESIA KARATE-DO PROVINSI RIAU

PENGURUS PROVINSI

SHITORYU INDONESIA KARATE-DO PROVINSI RIAU

Menimbang : Perlu diadakan Petunjuk Pelaksanaan tentang Jenis, Kegiatan di SHINDOKA Provinsi Riau sebagai acuan didalam menyusun Program Kerja dan melaksanakan kegiatan dilapangan dengan cepat dan sistematis dan seragam dalam jajaran SHINDOKA Riau Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SHINDOKA; Memperhatikan : Program Kerja Pengprov SHINDOKA Riau

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN SHITORYU INDONESIA KARATE-DO TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JENIS KEGIATAN DI SHINDOKA PROVINSI RIAU

PERTAMA Mengesahkan berlakunya Petunjuk Pelaksanaan tentang Jenis Kegiatan di SHINDOKA Provinsi Riau sebagai pedoman bagi jajaran pengurus SHINDOKA RIAU dalam menyusun Program Kerja, Pembiayaan, dan Pelaksanaannya.

KEDUA Petunjuk Pelaksanaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

(2)

DITETAPKAN DI : PEKANBARU PADA TANGGAL : 4 APRIL 2016

PENGURUS PROVINSI

SHITORYU INDONESIA KARATE-DO PROVINSI RIAU

Ketua Umum

(_____________________________)

Sekretaris Umum

(3)

LAMPIRAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

Nomor: 02/ JUKLAK/ PENGPROV /SHINDOKA/ RIAU/ IV./ 2016 TANGGAL 4 APRIL 2016

TENTANG

JENIS KEGIATAN SHINDOKA PROVINSI RIAU

SHITORYU INDONESIA KARATE-DO PROVINSI RIAU

BAB I PEDAHULUAN

Pasal 1 1. Umum:

a. SHINDOKA sebagai suatu perguruan karate memiliki berbagai kegiatan baik yang bersifat Tekhnis maupun Non Tekhnis Karate dan dilaksanakan baik secara rutin maupun secara insidentil.

b. Semua kegiatan tersebut harus diinventarisir 2. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ini adalah

a. Sebagai acuan didalam melaksanakan kegiatan

b. Untuk memudahkan Pengurus didalam menyusun dan membuat Program Kerja masa kepengurusannya, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, c. Mencarikan Sumber Pembiayaannya dengan lebih mudah dan sistematis.

3. Ruang Lingkup : Ruang lingkup yang diatur didalam Petunjuk Pelaksanaan ini adalah untuk SHINDOKA Provinsi, Kabupaten/ Kota dan Ranting di Provinsi Riau.

4. Sistematika :

a. BAB I PENDAHULUAN b. BAB II JENIS KEGIATAN : c. BAB III LATIHAN RUTIN

d. BAB IV LATIHAN BERSAMA (GASHUKU)

e. BAB V LATIHAN PEMBINAAN PRESTASI RUTIN f. BAB VI PELATIHAN TERPUSAT (TRAINING CENTER) g. BAB VII PEMBEKALAN METODE & MATERI KEPELATIHAN h. BAB VIII PEMBEKALAN MATERI PERWASITAN

i. BAB IX MENYELENGGARAKAN UJIAN KENAIKAN TINGKAT j. BAB X MENYELENGGARAKAN KEJUARAAN SHINDOKA k. BAB XI MENYELENGGARAKAN KEJUARAAN TERBUKA l. BAB XII MENGIKUTI KEJUARAAN KARATE:

m. BAB XIII MENYELENGGARAKAN SEMINAR & RAPAT: n. BAB XIV KEGIATAN LAINNYA:

o. BAB XV PENGESAHAN

(4)

BAB II JENIS KEGIATAN

Pasal 2 Jenis kegiatan meliputi

1. Kegiatan Pelatihan Tekhnik, meliputi: a. Latihan Rutin

b. Latihan Gabungan

c. Latihan Pembinaan Prestasi Rutin d. Pelatihan Terpusat (Training Center)

e. Pengenalan & Pembekalan Metode & Materi Kepelatihan f. Pengenalan & Pembekalan Materi Perwasitan

2. Kegiatan Evaluasi Tekhnik Karate:

a. Menyelenggarakan Ujian Kenaikan Tingkat b. Menyelenggarakan Kejuaraan Internal:

i. Kejuaraan Kota/ Kabupaten (Antar Ranting) ii. Kejuaraan Provinsi (Antar Kab/Kota)

iii. Kejuaraan Nasional (Antar Provinsi)

iv. Kejuaraan Zone (Antar Provinsi sesuai Wilayah/ Zone) c. Menyelenggarakan Kejuaraan Terbuka

d. Mengikuti Kejuaraan Internal: i. Kejurkot/ Kejurkab Shindoka ii. Kejurprov Shindoka

iii. Kejurnas Shindoka e. Mengikuti Kejuaraan Eksternal:

i. Kejuaraan yang diselenggarakan oleh Forki, baik Forki Kota/ Kabupaten maupun Forki Provinsi

ii. Mengikuti Kejuaraan O2SN yang diselenggarakan oleh Dispora

iii. Mengikuti Kejuaraan Terbuka, mulai dari tingkat Kota hingga International iv. Menghadiri Undangan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan tekhnis

karate 3. Kegiatan Seminar

a. Dojokun & Shoto Nijukun b. Organisasi & Kaderisasi c. Pengembangan Kepribadian 4. Kegiatan Rapat:

a. Menyelenggarakan Rapat i. Rapat Pengurus ii. Rapat Pleno iii. Rapat Kerja iv. Rapat Panitia

v. Dll

b. Menyelenggarakan Musyawarah:

i. Musyawarah Provinsi/ Kabupaten/ Kota ii. Dll

c. Menghadiri Undangan Rapat:

i. Mengikuti Munas/ Musprov/ Muskab/Muskot Shindoka ii. Menghadiri Undangan Rapat dari Pihak lain

5. Kegiatan lainnya: a. Pengukuhan Sabuk

b. Menyelenggarakan Musyawarah Provinsi/ Musyawarah Kota/ Kabupaten c. Menghadiri Acara Undangan

(5)

BAB III LATIHAN RUTIN

Pasal 3

1. Adalah latihan yang :

a. dilaksanakan secara rutin minimal 2 kali dalam seminggu atau 8 kali dalam sebulan dengan durasi waktu masing-masing antara 90 menit s/d 120 menit

b. bertujuan untuk penyiapan mengikuti Ujian Kenaikan Tingkatan Sabuk/ Kyu 2. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan Latihan:

a. Jadwal Latihan (Hari & Jam) ditentukan oleh Pengurus Ranting/ Dojo

b. Tempat Latihan dilaksanakan di masing-masing Dojo, bisa didalam maupun diluar ruangan.

3. Pelaksana dan Peserta Latihan : a. Pelaksana Pelatihan adalah:

i. Pengurus Ranting/ Dojo (Penanggung Jawab Kegiatan) ii. Pelatih/ MSH (Penanggung Jawab Tekhnis Karate)

b. Peserta dari Latihan Rutin ini adalah Kohai/ Murid sesuai Tingkatan Sabuknya 4. Tata cara pelaksanaannya tersebut pada Petunjuk Pelaksanaan tentang

Penyelenggaraan Latihan Rutin Karate 5. Anggaran Pembiayaan Kegiatan:

a. Diperlukan Anggaran Pembiayaan Rutin untuk Honor Pelatih dan Petugas Pencatat Iuran Bulanan dengan Prosentase Pembiayaan adalah:

i. Pelatih : 90%

ii. Petugas Admin : 10 % (mengkoordinir iuran anggota)

b. Sumber Anggaran Pembiayaan Kegiatan berasal dari Iuran Bulanan Anggota/ Murid/ Kohai mulai dari Sabuk Putih hingga Coklat serta Sabuk Hitam Yunior (usia kurang dari 17 tahun) dengan ketentuan sbb:

i. Dibayarkan setiap bulannya paling lambat tanggal 10 setiap bulannya ii. Nilai Iuran Bulanan ditentukan oleh Pengurus

c. Tanda Terima Iuran Bulanan dicatat kedalam Kartu Iuran Bulanan yang ditanda tangani oleh petugas admin sebagai Tanda Terima Pembayaran Iuran

i. Kartu Iuran Bulanan disimpan oleh Murid/ Kohai yang bersangkutan ii. Kartu yang hilang bisa meminta ganti dengan harga Rp. 5.000,- untuk

Pengganti Harga Kartu dan sisanya untuk Kas Dojo 6. Ukuran Keberhasilan:

a. Kenaikan Jumlah Anggota per semester

b. Jumlah Peserta Latihan Rutin minimal 20% dari Jumlah Anggota c. Peningkatan Jumlah Peserta Ujian per Penyelenggaraan Ujian d. Mempertahankan atau meningkatkan Jumlah Lulusan Terbaik e. Peningkatan Jumlah Penyandang Sabuk Hitam

f. Peningkatan Jumlah Sabuk Hitam Per Tingkatan DAN

BAB IV.

LATIHAN BERSAMA (GASHUKU)

Pasal 4 1. Adalah latihan yang :

a. dilaksanakan secara rutin 1 kali dalam sebulan atau 12 kali dalam setahun dengan durasi waktu masing-masing antara 90 menit s/d 120 menit

b. Bertujuan untuk Penyeragaman Tekhnik Karate 2. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan Latihan Bersama:

a. Jadwal Kegiatan ditentukan oleh Pengurus Bidang (Hari & Jam)

(6)

3. Pelaksana dan Peserta Latihan Bersama : a. Pelaksana Kegiatan ini adalah

i. Bidang Kepelatihan Pengurus Kab/ Kota atau Pengurus Provinsi untuk kegiatan yang bersifat rutin dan internal

ii. Panitia Pelaksana yang ditetapkan oleh Rapat Pengurus disertai dengan SK Kepanitiaan untuk Latihan Bersama yang bersifat khusus (mengundang pihak lain, spt Dewan Guru,Pelatih Undangan, Perguruan lain, dll)

b. Peserta dari Latihan Bersama ini adalah Seluruh Dojo/ Ranting beserta para anggotanya dan peserta lainnya yang ditentukan oleh pengurus

4. Tata Tertib Latihan Bersama ini tersebut pada Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Latihan Bersama (Gashuku)

5. Anggaran Pembiayaan Kegiatan:

a. Tidak ada Biaya Khusus yang diperlukan didalam penyelenggaraan Latihan Bersama ini apabila dilaksanakan sebagai kegiatan rutin

b. Namun abila diperlukan, dan dalam kondisi khusus seperti mengundang Anggota Dewan Guru, Pelatih Undangan, dll; maka pengurus dapat membentuk kepanitiaan untuk mengkoordinir pelaksanaan kegiatan dan sumber pembiayaannya

6. Ukuran Keberhasilan:

a. Dihadiri minimal 80% perwakilan dojo

a. Peningkatan Rasa Kekeluargaan dan Motivasi Berlatih b. Pemerataan Penguasaan Tekhnik para pesertanya c. Zero Pelanggaran Etika dan Disiplin

d. Zero Ucapan dan tindakan yang menyakiti hati e. Zero Terlambat Datang Latihan

f. Zero kecelakaan saat latihan g. dll

BAB V

LATIHAN PEMBINAAN PRESTASI

Pasal 5 1. Adalah latihan khusus prestasi yang :

a. Dilaksanakan secara rutin dan dipusatkan ditingkat Kota/ Kabupaten (disebut Pelatkot/ Pelatkab), atau ditingkat Provinsi (Pelatprov).

b. Bertujuan untuk mempertahankan dan mematangkan Tekhnik para Atlit Karate agar tetap dalam performa puncak khususnya dalam rangka menghadapi Pertandingan Karate

2. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan Latihan : a. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

i. (Hari & jam) ditentukan oleh Rapat Pengurus

ii. Dilaksanakan secara rutin minimal 1 kali dalam seminggu atau 4 kali dalam sebulan dengan durasi waktu masing-masing antara 90 menit s/d 120 menit

b. Tempat pelaksanaan Latihan : i. Ditentukan oleh Rapat Pengurus

ii. Sebaiknya dilaksanakan didalam ruangan dan dilengkapi dengan Sarana Latihan seperti: Matras, Sandsack, Kicking Pad, Punching Pad, Hand Protector, Foot Protector, Chest Protector, Cermin, Karet Fitnes, Peralatan Fitness, dll sesuai kebutuhan latihan

3. Pelaksana dan Peserta Kegiatan ini adalah : a. Pelaksana Kegiatan ini adalah:

i. Bidang Binpres sebagai penanggung jawab Kegiatan

ii. Pelatih/ MSH sebagai penanggung jawab program dan pelaksana tekhnis pelatihan iii. Pelatih Undangan sebagai Tenaga Ahli bila diperlukan

(7)

4. Tata cara pelaksanaannya tersebut pada Petunjuk Pelaksanaan tentang Pelaksanaan Latihan Pembinaan Prestasi (LPP)

5. Anggaran Pembiayaan

a. Diperlukan Anggaran Pembiayaan didalam Penyelenggaraan Latihan Pembinaan Prestasi diperuntukkan bagi :

i. Honor Pelatih :

ii. Fooding :

iii. Petugas Admin/ Support :

(1) Yaitu Petugas yang mengumpulkan dan mencatat Iuran dari Karateka/ Atlit (2) Mengurusi kebutuhan pelatihan (Fooding, tempat, dll)

(3) Ditunjuk berdasarkan Rapat Pengurus dengan SK Penugasan b. Nilai Anggaran ditentukan oleh Rapat Pengurus

c. Sumber Anggaran Biaya Penyelenggaraan Kegiatan: i. Kas Organisasi, dan atau

ii. Sumber lainnya yang sah sesuai Rapat Pengurus, dan atau iii. Berasal dari Murid/ Kohai

(1) Dibayarkan setiap bulannya paling lambat tanggal 10 setiap bulannya

(2) Dengan Nilai Pembayaran Bulanan yang besarnya ditentukan oleh Rapat Pengurus

(3) Dicatat kedalam Kartu Iuran Pembinaan Prestasi yang ditanda tangani oleh petugas admin sebagai Tanda Terima Pembayaran Iuran

(a) Kartu Iuran Bulanan disimpan oleh Murid/ Kohai yang bersangkutan (b) Kartu yang hilang bisa meminta ganti dengan harga Rp. 5.000,- sebagai

(i) Pengganti Harga Kartu (ii) Sisanya ke Kas Dojo

d. Penggunaan Anggaran dilaporkan ke Pengurus melalui Rapat Pengurus 6. Ukuran Keberhasilan:

a. Peningkatan Penguasaan Tekhnik per Atlit b. Peningkatan Jumlah Atlit Berprestasi c. Zero Kecelakaan saat latihan

d. Peningkatan Prosentase Jumlah Perolehan Medali terhadap Jumlah Atlit yang dikirim e. Peningkatan Jumlah Atlit Forki ditingkat Kota, Provinsi atau nasional

f. Peningkatan Jumlah Atlit Shindoka ditingkat Provinsi, nasional dan internasional

BAB VI

LATIHAN TERPUSAT

Pasal 6 1. Adalah Kegiatan Pelatihan :

a. yang dilaksanakan secara insidentil berdasarkan kebutuhan dan

b. bertujuan dalam rangka mempersiapkan Atlit untuk menghadapi suatu Pertandingan 2. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan:

a. Jadwal Pelaksanaan (Hari & Tanggal) ditentukan oleh Rapat Pengurus b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan :

i. Ditentukan oleh Rapat Pengurus

ii. Sebaiknya dilaksanakan didalam ruangan dan dilengkapi dengan Sarana Latihan seperti: Matras, Sandsack, Kicking Pad, Punching Pad, Hand Protector, Foot Protector, Chest Protector, Cermin, Karet Fitnes, Peralatan Fitness, dll sesuai kebutuhan latihan

3. Pelaksana dan Peserta Kegiatan:

a. Program Penyelenggaraan Pelatihan Terpusat dikoordinir oleh Bidang Binpres berkerjasama dengan Bidang Pelatihan.

(8)

(1) Tim Manager: sebagai penanggung jawab Operasional Pelatihan sampai dengan Pertandingan serta LPJ Kegiatan ke Rapat Pengurus

(2) Bendahara : membantu Team Manager untuk menangani neraca keuangan dan membuat Laporan Pertanggung Jawaban selesai kegiatan

(3) Ofisial: membantu Team Manager yang bertanggung jawab mengurusi kebutuhan atlit selama pelatihan dan pertandingan, meliputi akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, psikologi, suplemen, dan peralatan berlatih / bertanding atlit, dokumentasi, dll

(4) Koordinator & Anggota Pelatih:

(a) sebagai penanggung jawab pelatihan tekhnik karate selama latihan dan mendampingi atlit saat pertandingan

(b) jumlah pelatih pendamping atlit disesuaikan dengan jumlah Atlit yang dikirim, serta jumlah Tatami dilokasi Pertandingan

4. Peserta Latihan Terpusat ini adalah Atlit yang terpilih melalui suatu seleksi, meliputi Seleksi Fisik dan Seleksi Tekhnik yang akan mewakili tim atau daerah, serta dipersiapkan untuk menghadapi suatu pertandingan

5. Tata cara pelaksanaan dan penyelenggaraan Latihan Terpusat tersebut pada Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Latihan Terpusat

6. Anggaran Pembiayaan Kegiatan:

a. Anggaran Pembiayaan diperlukan untuk : i. Honor Pelatih

ii. Uang Saku Atlit iii. Peralatan iv. Penginapan v. Konsumsi vi. Pengobatan vii. Transportasi viii. Kostum Latihan b. Sumber Pembiayaan:

i. Kas Organisasi, dan atau

ii. Bantuan Pihak Lain sesuai kesepakatan Rapat Pengurus iii. Sumber lainnya sesuai kesepakatan Pengurus

7. Ukuran Keberhasilan:

a. Zero Kecelakaan saat latihan

b. Mencapai atau melebihi target medali yang dicanangkan

8. Laporan Pertanggung Jawaban dilaporkan kepada Rapat Pengurus maksimal 14 hari setelah acara Pertandingan selesai oleh Team Manager

BAB VII

PEMBEKALAN MATERI KEPELATIHAN

Pasal 7 1. Adalah Kegiatan yang:

a. dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan tentang metode dan materi kepelatihan ditandai dengan pemberian Sertifikat Pembekalan Kepelatihan

b. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karateka dalam melatih karate dan membuka tempat pelatihan (dojo)

c. mempersiapkan karateka untuk mengikuti Sertifikasi Kepelatihan 2. Jadwal dan Tempat Kegiatan:

a. Jadwal (hari & tanggal) ditentukan oleh rapat pengurus b. Tempat Kegiatan :

i. Ditentukan oleh Rapat Pengurus

ii. Sebaiknya dilaksanakan didalam ruangan dan dilengkapi dengan :

(9)

(2) Sarana Teori, seperti : Lap Top, In Focus, Layar In Focus, Pointer, Materi Pelatihan, dll sesuai kebutuhan

3. Pelaksanaan dan Peserta Kegiatan : a. Pelaksana Kegiatan ini bisa:

i. langsung dibawah koordinasi Bidang Binpres dengan melibatkan Bidang Kepelatihan atau

ii. diserahkan kepada Panitia Pelaksana yang ditunjuk melalui Rapat Pengurus dituangkan melalui SK Penunjukan Kepanitiaan, atau

b. Peserta dari Kegiatan ini adalah Karateka dengan tingkatan minimal Kyu 4

4. Tata Cara penyelenggaraan Pembekalan Materi Kepelatihan dijelaskan lebih rinci pada Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Pembekalan Materi Kepelatihan.

5. Anggaran Pembiayaan Kegiatan :

a. Diperlukan Biaya didalam penyelenggaraannya yang diperuntukkan : i. Sarana & Prasarana:

ii. Honor :

(1) Panitia Pelaksana (2) Pemateri

iii. Transportasi

iv. Akomodasi sesuai kebutuhan v. Konsumsi

vi. ATK:

vii. Publikasi dan dokumentasi: viii. Pengeluaran lainnya

b. Sumber Pembiayaan berasal dari :

i. Biaya Pendaftaran Peserta sesuai kesepakatan Rapat Pengurus ii. Sponsor sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

iii. Kas Organisasi

iv. Sumber lainnya yang sah sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

6. Laporan pertanggung jawaban dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana kepada Ketua Umum melalui Rapat Pengurus selambat-lambatnya 14 hari setelah Kegiatan selesai dilaksanakan 7. Ukuran Keberhasilan:

a. Peningkatan Jumlah Karateka Peserta Pembekalan Kepelatihan b. Peningkatan Jumlah Karateka Bersertifikat Pelatih

BAB VIII

PEMBEKALAN MATERI PERWASITAN

Pasal 8 1. Adalah Kegiatan yang :

a. dilaksanakan untuk memberikan pembekalan pengetahuan tentang Materi Perwasitan ditandai dengan diberikannya sertifikat pembekalan perwasitan

b. Pembekalan ini bertujuan untuk

i. memberikan pengetahuan perwasitan kepada pelatih di dojo agar dapat melakukan seleksi atlit secara internal secara benar

ii. menyesuaikan pemberian materi pelatihan prestasi sesuai peraturan perwasitan iii. mempersiapkan pelatih untuk mengambil sertifikasi perwasitan

2. Jadwal dan Tempat Kegiatan:

i. Jadwal Kegiatan (hari & tanggal) Ditentukan oleh Rapat Pengurus ii. Tempat Kegiatan:

(1) Ditentukan oleh Rapat Pengurus

(2) Sebaiknya dilaksanakan didalam ruangan dan dilengkapi dengan :

(a) Sarana Praktek seperti: Bendera Wasit/ Jury, Matras, Hand Protector, Foot Protector, Chest Protector, Head Protector, dll sesuai kebutuhan latihan (b) Sarana Teori, seperti : Lap Top, In Focus, Layar In Focus, Pointer, Materi

(10)

a. Pelaksanaan Kegiatan Pembekalan Perwasitan ini :

i. bisa langsung dibawah koordinasi Bidang Binpres dengan melibatkan Bidang Perwasitan atau

ii. diserahkan kepada Panitia Pelaksana yang ditunjuk melalui Rapat Pengurus dituangkan melalui SK Penunjukan Kepanitiaan,

b. Peserta adalah Karateka Sabuk Hitam dan Karateka Sabuk Coklat.

4. Tata Cara pelaksanaan kegiatan dijelaskan lebih rinci pada Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Pembekalan Perwasitan

5. Pembiayaan :

a. Diperlukan Biaya didalam penyelenggaraannya untuk keperluan : i. Sarana & Prasarana:

ii. Honor :

(1) Panitia Pelaksana (2) Pemateri

iii. Transportasi

iv. Akomodasi sesuai kebutuhan v. Konsumsi

vi. ATK:

vii. Publikasi dan dokumentasi: viii. Pengeluaran lainnya

6. Sumber Pembiayaan berasal dari :

a. Biaya Pendaftaran Peserta sesuai kesepakatan Rapat Pengurus b. Sponsor sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

c. Kas Organisasi

d. Sumber lainnya yang sah sesuai kesepakatan Rapat Pengurus 7. Ukuran Keberhasilan:

a. Peningkatan jumlah Karateka yang mengikuti Pembekalan Perwasitan b. Peningkatan Jumlah MSH yang bersertifikasi Perwasitan

8. Laporan pertanggung jawaban dilaksanakan oleh Pelaksana kepada Ketua Umum melalui Rapat Pengurus selambat-lambatnya 14 hari setelah Kegiatan selesai dilaksanakan

BAB IX

MENYELENGGARAKAN UJIAN KENAIKAN TINGKAT

Pasal 9

1. Adalah Kegiatan yang dilaksanakan dan bertujuan untuk mengevaluasi hasil Latihan Rutin dengan pemberian Sertifikat / Ijazah Kenaikan Tingkat/ Sabuk

2. Jadwal dan Tempat Kegiatan:

a. Jadwal kegiatan ditentukan oleh Rapat Pengurus b. Tempat Kegiatan:

i. ditentukan oleh Rapat Pengurus

ii. sebaiknya dilaksanakan didalam ruangan dan dilengkapi dengan matras untuk menghindari kecelakaan karena terbanting saat ujian kumite

c. Pelaksana dan Peserta Ujian Kenaikan

i. Pelaksana kegiatan ini bisa langsung dibawah koordinasi Bidang Ujian atau diserahkan kepada Panitia Pelaksana Pelaksana yang ditunjuk melalui Rapat Pengurus dan dituangkan melalui SK Penunjukan Kepanitiaan

ii. Peserta dari Ujian Kenaikan Tingkat ini adalah semua karateka dari Sabuk Putih Kyu 9 hingga Sabuk Coklat Kyu 1 yang memenuhi syarat kehadiran latihan dan mendaftar sebagai peserta ujian

3. Tata cara penyelenggaraan Ujian Kenaikan Tingkat secara rinci dijelaskan didalam Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Ujian Kenaikan Tingkat

4. Anggaran Pembiayaan:

(11)

iii. Perlengkapan Penyelenggaraan Ujian iv. Honor :

(1) Panitia Pelaksana (2) Tim Penguji (3) lainnya v. Transportasi

vi. Akomodasi sesuai kebutuhan vii. Konsumsi

viii. ATK

ix. Publikasi dan dokumentasi:

x. Alokasi Iuran Kas ke Ranting, Pengkot/kab/ Pengprov dan PB xi. Alokasi Biaya Ujian ke Ranting, Pengkot/kab/ Pengprov dan PB xii. Pengeluaran lainnya

b. Sumber Pembiayaan berasal dari :

i. Biaya Pendaftaran Peserta, dengan komposisi sesuai ART BAB XV Pasal 28, meliputi:

(1) Iuran Kas Bulanan yang disetor ke rekening pengurus dan pengurus diatasnya dengan yang nilainya ditentukan PB Shindoka, dengan alokasi sbb:

(a) Kas PB = 25% (b) Kas Pengprov = 25%

(c) Kas Pengkot/ Pengkab = 25% (d) Kas Ranting = 25%

ii. Uang Ujian, yang nilainya ditentukan oleh PB dengan alokasi sesuai ART BAB XV pasal 28:

(a) Panitia = 30% (b) Tim Penguji = 25% (c) PB = 15%

(d) Pengprov = 15%

(e) Pengkab/ Pengkot = 15%

iii. Uang Penyelenggaraan Acara Ujian yang nilai dan prosentase pengalokasiannya ditentukan oleh Rapat Pengurus penyelenggara ujian dengan alokasi:

(a) Tim Penguji (Undangan & Lokal)

(b) Panitia Ujian (Biaya Penyelenggaraan Ujian) (i) Panitia

(ii) Sewa Tempat & Kelengkapan Tempat Ujian (iii) Konsumsi

(iv) Akomodasi (v) Transportasi (vi) dll

(2) Uang Ijazah sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

(3) Uang Formulir Ujian sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

(4) Uang Pembinaan Prestasi Atlit sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

(5) Uang Pembelian Inventaris untuk Perlengkapan Latihan sesuai kesepakatan Rapat Pengurus

(6) Tiket Pesawat Penguji Undangan iv. Akomodasi Penguji Undangan

v. Dan kebutuhan lainnya yang dirasa perlu dengan melalui Rapat Pengurus c. Kas Organisasi

d. Sumber lainnya yang sah dan disetujui Rapat Pengurus

5. Pertanggung jawaban keuangan dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana kepada Ketua Pengurus melalui Rapat Pengurus

6. Ukuran Keberhasilan:

a. Menyelenggarakan Ujian Kenaikan Yunior minimal 2X setahun

(12)

BAB X

PENYELENGGARAAN KEJUARAAN INTERNAL SHINDOKA

Pasal 10 1. Adalah Penyelenggaraan Kegiatan Kejuaraan Karate :

a. Yang dilaksanakan khusus untuk anggota internal Shindoka

b. Kegiatan ini bertujuan untuk evaluasi hasil latihan di dojo serta unttuk penjaringan atlit untuk di TC-kan dan diterjunkan di pertandingan berikutnya

2. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan: Jadwal dan Tempat Pertandingan ditentukan oleh Rapat Pengurus

3. Pelaksana dan Peserta: a. Pelaksana Kegiatan:

i. Pelaksana kegiatan ini dibawah koordinasi Bidang Pertandingan

ii. Dilaksanakan dengan persetujuan Rapat Pengurus baik langsung oleh Bidang Pertandingan atau oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk oleh Rapat Pengurus disertai dengan SK Penunjukan.

b. Peserta Kegiatan ini adalah: Atlit karate internal Shindoka

4. Tata cara penyelenggaraan Ujian Kenaikan Tingkat dijelaskan lebih rinci pada Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Pertandingan Karate

5. Anggaran Pembiayaan:

a. Anggaran Pembiayaan diperlukan untuk: i. Sewa Tempat

ii. Perlengkapan & dekorasi: iii. Honor :

(1) Panitia Pelaksana

(2) Dewan Wasit, Wasit & Jury

(3) Pihak lain yang diperlukan (MC, Petugas Kebersihan, Petugas Keamanan,dll) iv. Transportasi sesuai kebutuhan

v. Akomodasi sesuai kebutuhan

vi. Konsumsi (Panitia, Wasit, Jury, dan pihak yang terkait) vii. ATK:

viii. Publikasi dan dokumentasi: ix. Pengeluaran lainnya

b. Sumber Pembiayaan Kegiatan berasal dari: i. Kas Organisasi

ii. Sponsor yang disetujui Rapat Pengurus iii. Pihak lainnya yang disetujui Rapat Pengurus iv. Uang Pendaftaran peserta

c. Laporan Pertanggung Jawaban disampaikan oleh Panitia kepada Ketua Umum melalui Rapat Pengurus paling lambat 14 hari setelah Pertandingan selesai dilaksanakan

d. Ukuran Keberhasilan:

i. Zero Kecelakaan Serius saat pertandingan

ii. Zero Protes terhadap ketidak adilan keputusan Wasit/ Jury iii. Zero Kesalahan Administrasi Pertandingan

iv. Zero keracunan makanan yang berasal dari panitia v. Zero gangguan sound system

vi. Zero keluhan tentang Toilet vii. Zero keluhan tentang kebersihan viii. Zero keluhan tentang keamanan

(13)

BAB XI

PENYELENGGARAAN KEJUARAAN TERBUKA

Pasal 11

1. Adalah Penyelenggaraan Kegiatan Kejuaraan Karate yang a. Diperuntukkan untuk insane karate tanpa melihat perguruan

b. Kejuaraan ini bertujuan untuk uji coba, penjaringan atlit berprestasi, atau untuk promosi perguruan, dll

2. Jadwal dan Tempat Kegiatan:

a. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan: Jadwal dan Tempat Pertandingan ditentukan oleh Rapat Pengurus

3. Pelaksana dan Peserta: a. Pelaksana Kegiatan:

i. Pelaksana kegiatan ini dibawah koordinasi Bidang Pertandingan

ii. Dilaksanakan dengan persetujuan Rapat Pengurus baik langsung oleh Bidang Pertandingan atau oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk oleh Rapat Pengurus disertai dengan SK Penunjukan.

b. Peserta Kegiatan ini adalah: Atlit karate dibawah Forki tanpa memandang perguruan sesuai undangan yang dikeluarkan oleh Panitia Pelaksana

4. Tata cara penyelenggaraan Ujian Kenaikan Tingkat dijelaskan lebih rinci pada Petunjuk Tekhnis tentang Penyelenggaraan Pertandingan Karate

5. Anggaran Pembiayaan:

a. Estimasi Pembiayaan dibuat oleh Panitia Pelaksana dan disampaikan ke Rapat Pengurus,

b. Anggaran Pembiayaan diperlukan untuk: i. Sewa Tempat

ii. Perlengkapan & dekorasi: iii. Honor :

(1) Panitia Pelaksana

(2) Dewan Wasit, Wasit & Jury

(3) Pihak lain yang diperlukan (MC, Petugas Kebersihan, Petugas Keamanan,dll) iv. Transportasi sesuai kebutuhan

v. Akomodasi sesuai kebutuhan

vi. Konsumsi (Panitia, Wasit, Jury, dan pihak yang terkait) vii. ATK:

viii. Publikasi dan dokumentasi: ix. Pengeluaran lainnya

c. Sumber Pembiayaan Kegiatan berasal dari: i. Kas Organisasi

ii. Sponsor yang disetujui Rapat Pengurus iii. Pihak lainnya yang disetujui Rapat Pengurus iv. Uang Pendaftaran Peserta

6. Laporan Pertanggung Jawaban disampaikan oleh Panitia kepada Ketua Umum melalui Rapat Pengurus paling lambat 14 hari setelah Pertandingan selesai dilaksanakan

7. Ukuran Keberhasilan:

a. Zero Kecelakaan Serius saat pertandingan

b. Zero Protes terhadap ketidak adilan keputusan Wasit/ Jury c. Zero Kesalahan Administrasi Pertandingan

d. Zero keracunan makanan yang berasal dari panitia e. Zero gangguan sound system

f. Zero keluhan tentang Toilet g. Zero keluhan tentang kebersihan h. Zero keluhan tentang keamanan

i. Zero protes atas keputusan pemenang Juara Umum

(14)

BAB XII

MENGIKUTI KEJUARAAN KARATE

Pasal 12 1. Adalah :

a. Kegiatan Penyiapan dan Pengiriman Atlit Karate yang dilaksanakan atas Undangan Pelaksana Pertandingan baik yang diadakan oleh Pihak Internal Shindoka (Kejurkot/ Kejurda, Kejurnas Shindoka), Pihak Forki (Kejurkot, Kejurprov, Piala Mendagri, Piala Kasad), KONI (Porkot/ Porkab, Porprov, PON), serta Pihak Penyelenggara lainnya (Open Tournament).

b. Tujuan: untuk Uji Coba, Seleksi untuk maju ke tingkat Seleksi yang lebih tinggi berikutnya, atau untuk tujuan Peningkatan Prestasi lannya

2. Jadwal dan Tempat : sesuai dengan undangan dari penyelenggara kejuaraan 3. Pelaksana & Peserta :

a. Pelaksana Kejuaraan adalah Perguruan, atau Forki, atau Koni atau lainnya

b. Peserta adalah Atlit Karate sesuai persyaratan peserta yang diminta oleh penyelenggara pertandingan

4. Tata cara dan persiapan yang diperlukan untuk mengikuti kejuaraan dijelaskan lebih rinci pada Petunjuk Tekhnis tentang Mengikuti Pertandingan Karate

5. Anggaran Pembiayaan

a. Anggaran Biaya diperlukan untuk penyiapan atlit meliputi: i. Biaya Training Center

ii. Kostum/ Seragam iii. Akomodasi iv. Konsumsi v. Tiket Pesawat

vi. Transportasi Darat/ Lokal vii. Pendaftaran Tim

viii. Pendaftaran Peserta ix. Kesehatan

x. Biaya lainnya.

b. Sumber Pembiayaan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus berasal dari: i. Sponsor

ii. Kas Organisasi iii. Sumbangan Peserta iv. Sumber lainnya

6. Laporan Pertanggung Jawaban disampaikan oleh Team Manager kepada Rapat Pengurus maksimal 14 hari setelah selesai mengikuti pertandingan.

7. Ukuran Keberhasilan:

a. Zero Kegagalan keikutsertaan karena salah/ kekurangan syarat administrasi b. Zero kegagalan keikutsertaan karena keterlambatan mendaftar

c. Zero Kiken karena tidak hadir saat dipanggil ke Tatami d. Zero perselisihan pendapat saat dalam masa pertandingan e. Meraih Jumlah Medali melebihi Target yang ditetapkan

f. Meraih Jumlah Jenis Medali melebihi dari Target yang ditetapkan

BAB XIII

MENYELENGGARAKAN SEMINAR DAN RAPAT

Pasal 13 Seminar

1. Seminar adalah Kegiatan Organisasi yang dilaksanakan untuk menyampaikan dan atau menjelaskan tentang suatu materi Pelatihan, Workshop, atau lainnya dengan tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan para pesertanya

2. Jenis-jenis kegiatan Seminar diantaranya:

(15)

b. Seminar Motivasi (untuk meningkatkan semangat, daya juang, focus pada tujuan) c. Seminar AD & ART (untuk meningkatkan pengetahuan tentang berorganisasi)

d. Seminar Kepribadian (untuk meningkatkan kualitas kepribadian dan hubungan antar sesame)

e. Seminar Kata (untuk mempelajari lebih mendalam tentang pencipta, sejarah dan menguasai detil gerakan Kata dan metode penguasaan Kata untuk Pertandingan)

f. Seminar Kumite (untuk mempelajari tekhnik-tekhnik kumite sport untuk pertandingan) g. Dll

3. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan dengan Program Kerja dan Rapat Pengurus: a. Jadwal Pelaksanaan sebaiknya di akhir minggu atau di hari libur

b. Tempat Seminar sebaiknya didalam ruangan, dilengkapi dengan Pendingin Ruangan, Lampu, Toilet, Tempat Sholat, Parkir Kendaraan

4. Tata tertib penyelenggaraan Seminar diatur didalam Susunan Acara, meliputi : a. Pembukaan

b. Pembacaan Do’a

c. Sambutan Pelaksana dan Ketua Pengurus d. Perkenalan Pemateri dan Peserta Seminar

e. Pengumpulan Harapan yang diinginkan oleh peserta seminar f. Materi Seminar Sesi 1

g. Coffee Break

h. Materi Seminar Sesi 2 i. Ishoma

j. Materi Seminar Sesi 3 k. Coffee Break

l. Kesimpulan dan pengukuran atas harapan dalam mengikuti seminar m. Sambutan Penutup dari Penyelenggara dan Penyerahan Sertifikat n. Foto Bersama

o. Selesai

5. Check List Perlengkapan pendukung Seminar meliputi: a. Kelengkapan Presentasi:

i. In Fokus ii. Layar Projector iii. Pointer

iv. Laptop

v. Sound System b. ATK:

i. Proposal ii. Undangan iii. Tanda Peserta iv. Tanda Panitia v. Buku Daftar Hadir vi. Pena

vii. Booklet Materi Seminar

viii. Sertifikat Kepesertaan ditandatangani oleh Penyelenggara dan Pengurus c. Konsumsi:

i. Coffee Break

ii. Makan Siang / Makan Malam d. Honor :

i. Pemateri Seminar

ii. Petugas Tekhnis Kepanitiaan (penerima tamu, kebersihan, tekhnisi, dll) sesuai kesepakatan Rapat Pengurus/ Panitia

e. Dokumentasi dan Publikasi: i. Foto & Video

ii. Dokumentasi Acara

iii. Publikasi Acara (melalui Medsos/ Koran/ TV/ Radio) f. Lain-lain:

(16)

a. Pelaksana Seminar bisa langsung oleh Pengurus Inti, Kepala Bidang yang bersangkutan atau menunjuk Panitia Pelaksana melalui Rapat Pengurus disertai dengan SK Penunjukan Panitia Pelaksana

b. Peserta Seminar adalah Karateka dan atau Pengurus 7. Anggaran Biaya Pelaksanaan:

a. Diperlukan Anggaran Biaya Pelaksanaan yang dibutuhkan untuk biaya sewaq tempat dan perlengkapan pendukung seminar tersebut pada item 4 diatas

b. Sumber Pembiayaan sesuai kesepakatan Rapat Pengurus, meliputi: i. Kas Organisasi dan atau

ii. Iuran Peserta dan atau iii. Sponsor dan atau

iv. Sumber lainnya yang sah 8. Laporan Pertanggung Jawaban:

a. Disampaikan maksimal 14 hari setelah selesainya pelaksanaan kegiatan oleh pelaksana seminar bila menyangkut pemakaian keuangan pada Rapat Pengurus

b. Dilaporkan langsung ke Pengurus bila tidak menyangkut/ menggunakan keuangan Organisasi/ Iuran Peserta/ Bantuan Sponsor.

9. Ukuran Keberhasilan:

a. Peserta mendapatkan apa yang diinginkan

b. Sesudah Seminar, Harapan Peserta melebihi dibandingkan saat sebelum seminar c. Zero keluhan tentang Ruangan

d. Zero Keluhan tentang toilet e. Zero keluhan tentang konsumsi f. Zero keluhan tentang Sound System

g. Zero keluhan tentang transparansi laporan keuangan h. dll

Pasal 14 Rapat 1. Rapat adalah :

a. Kegiatan Organisasi yang bersifat Rutin dan dapat dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

b. Tujuan dari pelaksanaan Kegiatan Rapat adalah untuk menyamakan persepsi, menyusun rencana kerja, melakukan evaluasi kegiatan, membentuk kepanitiaan, dll 2. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan ditentukan oleh Pengurus

3. Pelaksana dan Peserta Rapat

a. Pelaksana Rapat bisa langsung dipimpin oleh Pengurus Inti, Kepala Bidang, atau Ketua Panitia Kegiatan

b. Peserta Rapat adalah Pengurus, dan pihak lain yang diperlukan oleh pengurus untuk diundang kedalam rapat

4. Tata Tertib penyelenggaraan Rapat adalah: a. Pengiriman Undangan Rapat

b. Persiapan Tempat Rapat oleh bagian Kesekretariatan c. Susunan Acara Rapat :

i. Pembukaan oleh Sekretaris

ii. Pembacaan Tata Tertib dan Agenda Rapat iii. Arahan dari Ketua Umum atau yang mewakili

iv. Pembahasan Rapat sesuai Agenda yang disepakati, sekretaris atau anggota rapat lainnya yang ditunjuk oleh Forum Rapat

v. Pembacaan Kesimpulan Rapat oleh Notulis Rapat vi. Selesai

5. Biaya Penyelenggaraan Rapat: a. Biaya Rapat diperlukan untuk:

i. Konsumsi

ii. ATK (undangan, hasil rapat) b. Sumber Pembiayaan Rapat adalah:

(17)

ii. Sumbangan Peserta Rapat (Pot Luck) 6. Check List Kebutuhan Rapat, diantaranya:

a. Sarana & Prasarana (disiapkan oleh bagian Kesekretariatan):

i. Ruangan Rapat, sebaiknya dilengkapi dengan Pendingin Ruangan, Lampu, Toilet, Tempat Sholat, Parkir Kendaraan)

ii. In Fokus, Layar Projector, Pointer, Laptop (bila diperlukan) iii. Sound System (bila diperlukan)

iv. Papan Tulis & Spidol & Penghapus b. ATK (disiapkan Bagian Kesekretariatan):

i. Undangan (bisa lewat Surat Resmi atau email/ sms/ FB/ Twitter/ Line/ BBM/ WA, dll) ii. Buku Daftar Hadir Rapat

iii. Pena

iv. Booklet Materi Rapat (bila diperlukan)

c. Konsumsi sesuai kebutuhan (disiapkan Bendahara): i. Kue & Minum

ii. Makan Siang / Makan Malam

d. Dokumentasi dan Publikasi (Bagian Dokumentasi & Hukominfo): i. Foto & Video

ii. Dokumentasi Acara

iii. Publikasi Acara (melalui Medsos/ Koran/ TV/ Radio bila diperlukan) 7. Laporan Pertanggung Jawaban :

a. Tidak ada LPJ secara khusus

b. Kegiatan dicatat di Buku Kegiatan oleh bagian Kesekretariatan

c. Pengeluaran Kas dicatat oleh Bendahara sebagai Pengeluaran Rutin/ Operasional organisasi

BAB XIV

KEGIATAN PENUNJANG

Pasal 15

1. Kegiatan Penunjang adalah Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah untuk meningkatkan gairah dan kebanggaan berorganisasi, menunjang penguasaan tekhnik karate, meningkatkan dan memotivasi dan gairah berlatih karate, meningkatkan hubungan social antar sesama anggota pengurus, keluarga dan anggota karateka, meningkatkan image Organisasi, dll

2. Jenis-jenis Kegiatan Penunjang tersebut diantaranya: a. Big Walk

b. Penyelenggaraan Ulang Tahun Organisasi c. Pengukuhan Sabuk setelah Ujian

d. Kunjungan Latihan ke Dojo Shindoka lainnya

e. Aksi Sosial (bersih lingkungan, terlibat dalam kegiatan masyarakat sekitar dojo, kunjungan ke panti asuhan/ jompo, dll)

f. Mengikuti kegiatan non tekhnik karate atas undangan pihak lain g. Melakukan kegiatan promosi

h. Dan lain lain

3. Jadwal dan Tempat Pelaksanaan sesuai kesepakatan Rapat Pengurus: 4. Pelaksana dan Peserta :

a. Pelaksana Kegiatan bisa langsung dikoordinir oleh Pengurus Inti/ Kepala Bidang/ MSH/ atau menunjuk Panitia Pelaksana sesuai kesepakatan Rapat Pengurus.

b. Peserta Kegiatan sesuai dengan syarat-syarat peserta yang disampaikan didalam proposal kegiatan.

5. Kebutuhan Anggaran Biaya Kegiatan

a. Anggaran Pembiayaan diperlukan diantaranya (bisa semuanya, bisa sesuai kebutuhan dan jenis kegiatan)

i. Perlengkapan & Tempat disesuaikan dengan jenis kegiatan ii. Konsumsi

(18)

iv. Transportasi

v. Dll sesuai kebutuhan

b. Sumber Pembiayaan bisa berasal dari: i. Kas

ii. Iuran Sukarela anggota/ orang tua anggota iii. Donatur

iv. Sponsor

v. Pihak lain yang disepakati bersama (rapat pengurus) (1) :

6. Ukuran Keberhasilan: disesuaikan dengan jenis acara penunjang yang diselenggarakan.

BAB XV. PENGESAHAN & MASA BERLAKU

Pasal 16 Pengesahan

1. Petunjuk Pelaksanaan tentang Jenis Kegiatan Shindoka Provinsi Riau ini disusun pertama kalinya oleh Sensei Widya Eka, pada tanggal 4 (empat), bulan April, Tahun 2016 (dua ribu enam belas) di Pekanbaru

2. Petunjuk Pelaksanaan ini disampaikan kepada Anggota Pengurus Shindoka Provinsi Riau Periode Pertama sebagai Petunjuk Awal dan untuk bahan evaluasi perbaikan

3. Petunjuk Pelaksanaan ini disahkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Pengurus SHINDOKA Provinsi Riau

Pasal 17

Masa Berlaku dan Perbaikan 1. Petunjuk Pelaksanaan ini mulai berlaku sejak Tanggal ditetapkan.

2. Apabila di dalam Petunjuk Pelaksanaan ini terdapat kekurang sempurnaan dan atau kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan seperlunya minimal 6 (enam) bulan setelah ditetapkan melalui mekanisme sesuai keputusan Rapat Pengurus.

3. Tanggal dan mekanisme pengesahan perbaikan selanjunya dicatat di Berita Acara tentang Pengesahan

BAB XVI. P E N U T U P

Pasal 18 Kesimpulan

Dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan tentang Jenis Kegiatan Shindoka Provinsi Riau ini diharapkan bisa membantu siapapun yang dipercaya sebagai Pengurus untuk dapat langsung mengetahuhui dan menjalankan kegiatan dimasa kepengurusannya dengan jelas dan lancar serta dapat menjadi acuan untuk menciptakan kegiatan baru lainnya dalam rangka

meningkatkan prestasi organisasi dan karate Shindoka.

DITETAPKAN DI : PEKANBARU PADA TANGGAL : 4 APRIL 2016

PENGURUS PROVINSI

SHITORYU INDONESIA KARATE-DO PROVINSI RIAU

Ketua Umum

WIDYA EKANANTAPRIA

Sekretaris Umum,

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,