Perencanaan dan Perancangan Kota
Diantara jenis subyek yang menjadi pengguna jalan adalah pengendara kendaraan bermotor, pedagang, pejalan kaki, kaum diffable (different ability people), dan pesepeda. Dari berbagai jenis subyek pengguna jalan tersebut, terdapat beberapa kelompok yang tergolong sebagai minoritas. Kelompok itu adalah pejalan kaki, diffable dan pesepeda. Namun, yang sering menjadi konflik bagi pengguna jalan, khususnya bagi pejalan kaki di kawasan Kota Banda Aceh.
Jalur pedestrian yang nyaman dan aman masih kurang memfasilitasi pejalan kaki di Kota Banda Aceh. Penyediaannya belum menjadi prioritas apabila dibandingkan dengan pengembangan fasilitas pendukung perencanaan dan perancangan kota lainnya. Mengapa pedestrian belum menjadi prioritas? Padahal, jika mengacu pada Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tentang hak pejalan kaki, dalam Pasal 131, disebutkan bahwa pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung seperti trotoar dan tempat penyeberangan. Pejalan kaki juga berhak mendapat prioritas saat menyeberang di tempat penyeberangan. Disadarilah, penyebabnya bisa bermacam-macam.
Diantaranya adalah minimnya perhatian pemerintah pada masalah hak pejalan kaki, terjadinya pengalihan fungsi pedestrian menjadi tempat parkir, ataupun pedagang kaki lima. Selain itu, pengembangan pedestrian yang nyaman dan aman masih terkendala pada terbatasnya ruang yang dimiliki oleh jalan. Akan tetapi, yang menjadi penyebab dari permasalahan ini adalah sikap acuh dari pemerintah saat proses perencanaan pembangunan sebuah kota.
Perlu disadari bahwa berjalan kaki bukan semata-mata aktivitas tanpa risiko dan tujuan. Ketika berjalan kaki, pejalan kaki bebas menentukan arahnya berjalan, apakah akan berbelok, berjalan lurus, atau berhenti. Dengan demikian, berjalan kaki juga menjadi media interaksi dan komunikasi sosial antara pejalan kaki dengan lingkungan di sekitarnya.
Jalur pedestrian di tepi Kreung Aceh, pusat Kota Banda Aceh yang sudah ditata dengan baik oleh pemerintah
www.arieyamani.blogspot.com
Menanggapi hal ini, bagaimana kebijakan pemerintah terhadap pengadaan jalur pedestrian? Perencanaan yang matang untuk merancang jalur pedestrian agar tidak mengganggu pejalan kaki dengan moda transportasi dan fasilitas pendukung lainnya, seperti lahan bagi pedagang kaki lima, perluasan area parkir dan pemberhentian angkutan umum.
Di beberapa negara maju pedestrian justru menjadi perhatian utama. Pusat-pusat kota besar dunia, seperti Times Square di New York dan Champ Elysses di Paris adalah contoh keberhasilan pemerintah kota menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki. Di kota ini kenyamanan berjalan kaki mendapatkan prioritas. Fasilitas bagi pejalan kaki sudah dilengkapi dengan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang memadai.
www.skyscrapercity.com