• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Tinjauan Umum Mandibula - Perbedaan Ketebalan Korteks Mandibula Ditinjau Menggunakan Radiografi Panoramik Antara Pria Dan Wanita Suku Batak Di FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.2 Tinjauan Umum Mandibula - Perbedaan Ketebalan Korteks Mandibula Ditinjau Menggunakan Radiografi Panoramik Antara Pria Dan Wanita Suku Batak Di FKG USU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antropologi Suku Batak

Suku Batak merupakan bagian dari ras Proto-Melayu yang menempati pulau Sumatera. Sifat paling dominan dari suku ini adalah kebiasaan hidup dalam splendid isolation di lembah sungai dan puncak pegunungan. Pertambahan penduduk mendesak beberapa kelompok melakukan perpindahan. Beberapa kelompok diantaranya turun ke timur untuk menetap dan membuka tanah, sedangkan sebagian yang lain membuka pemukiman baru di daerah hutan belukar di arah pantai selatan.

Suku Batak merupakan suku terbesar yang menempati wilayah Sumatera Utara yaitu sebanyak 44,75%. Suku ini memiliki beberapa sub suku yang masih memiliki ikatan kuat antara satu dengan lainnya yaitu sub suku Toba, Karo, Mandailing, Simalungun dan Pakpak. Beberapa pendapat ada yang menyatakan dalam sebelas sub suku yaitu ditambah dengan Pasisir, Angkola, Padang Lawas, Melayu, Nias dan Alas Gayo.8

2.2 Tinjauan Umum Mandibula

(2)

2.2.1 Anatomi Mandibula

Mandibula terdiri atas dua bagian yaitu:9,10 A. Korpus (body)

Merupakan bagian tengah yang melengkung horizontal, yang membentuk dagu dan tempat tersusunnya gigi geligi rahang bawah. Korpus mandibula mempunyai dua buah pinggir, yaitu :

1) Tulang alveolar

Merupakan tempat perlekatan dari gigi geligi. Terdapat delapan lekukan dari masing – masing belahan mandibula yaitu dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi molar. Pada orang tua setelah gigi geligi tanggal lekukan ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar korpus mandibula.

2) Basis mandibula

Bagian tepi inferior mandibula yang tebal dan melengkug sampai tepi inferior ramus dengan batasan gigi molar ke tiga.

B. Ramus

(3)

Gambar 1. Aspek lateral anatomi mandibula.9

Gambar 2. Aspek anterior mandibula.9

2.2.2 Proses Pertumbuhan Mandibula

(4)

remodelling di tempat-tempat lain menyebabkan mandibula bertambah besar sesuai dengan bentuknya. Pertambahan panjang mandibula disebabkan adanya aposisi di sisi posterior ramus dan terjadi resorpsi di anterior ramus. Pertambahan tinggi badan mandibula sebagian besar disebabkan adanya pertumbuhan tulang alveolaris. Dagu menjadi lebih menonjol karena mandibula memanjang dan terdapat sedikit penambahan tulang pada dagu tetapi tidak terjadi lagi sesudah masa remaja.7,12,13

Mandibula mengalami pertumbuhan melalui kartilagius, periosteal, dan endosteal. Kedua kartilago pada simpisis mandibula dan lainnya membentuk lapisan pada kepala masing-masing kondilus mandibula. Kartilago ini bukanlah sisa dari kartilago Meckel, yang membentuk bakal mandibula embrionik, tetapi merupakan kartilago sekunder yang berkembang sesudah sebagian besar kartilago Meckel digantikan dengan osifisikasi intramembranosis.7,12,13

(5)

Gambar 3. Aposisi dan resorpsi tulang mandibula.12

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tulang

Massa tulang pada remaja dapat menentukan risiko osteoporosis saat usia lanjut. Massa tulang memiliki hubungan terbalik yang berkelanjutan dan bertahap dengan risiko fraktur tulang, semakin rendah massa tulang maka semakin besar risiko fraktur tulang.14

Beberapa faktor yang mempengaruhi massa tulang seseorang diantaranya adalah:

1. Faktor Keturunan

Faktor genetik menentukan pengaturan perkembangan morfologenesis selama pertumbuhan embrional setiap individu. Diperkirakan bahwa pengaruh genetic terdapat pada ukuran, waktu, dan kecepatan pertumbuhan tulang dentofasial.5,7

2. Ras

(6)

3. Usia

Massa tulang berbeda menurut usia, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan berangsur menurun setelah dewasa. Pertumbuhan tulang mengikuti pola pertumbuhan somatik umum. Pada setiap percepatan pertumbuhan, wanita dimulai dua tahun lebih dahulu sebelum pria yaitu saat usia 12 tahun. Hal tersebut menyebabkan masa pertumbuhan dari wanita lebih cepat selesai dibandingkan pria, sehingga total masa pertumbuhan pria lebih lama dibandingkan wanita. Pria memiliki dua tahun tambahan pertumbuhan diakibatkan perbedaan maturasi.7

4. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi potensi pertumbuhan mandibula. Pria memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan wanita karena

adolescent growth spurt pada pria lebih besar dibandingkan wanita, selain itu pada pria memiliki dua tahun tambahan pertumbuhan diakibatkan perbedaan maturasi.7

5. Hormon

Setelah mencapai masa pubertas (kematangan hormon estrogen pada wanita dan kematangan hormon testoteron pada pria) karena pengaruh anabolik dan prekusor estrogen terjadilah proses remodeling tulang. Tulang manusia mengalami peluruhan dan pembentukan secara berkesinambungan. Saat usia muda, pembentukan tulang berlangsung lebih cepat dibandingkan resorpsinya.7

6. Nutrisi

(7)

Oleh karena itu, pria membutuhkan kalsium yang lebih tinggi. Konsistensi makanan yang juga mempengaruhi pertumbuhan dentofasial, dimana makanan yang keras akan merangsang pertumbuhan tulang dibandingkan makanan yang lunak.6,7,15

7. Proses penuaan

Proses penuaan pada wanita terjadi lebih awal. Usia reproduktif wanita berakhir pada usia 45-50 tahun ketika siklus menstruasi berakhir dan hormon seks dengan cepat menurun. Defisiensi estrogen memainkan peranan penting yang menyebabkan penurunan massa tulang.6,9,16

8. Pola hidup

Pola hidup seperti kebiasaan berolahraga, konsumsi alkohol, konsumsi kopi, serta kebiasaan merokok mempengaruhi pertumbuhan tulang.5

9. Obat-obatan

Penggunaan glukokortikoid menyebabkan drug-related osteoporosis, penggunaan glukokortikoid jangka panjang pada penyakit-penyakit seperti rheumatoid arthritis, sistemic lupus erythematosus dan penyakit paru obstrukstif kronik terkait dengan angka kejadian fraktur tulang yang tinggi.17,18

2.3 Radiografi Panoramik

2.3.1 Definisi

Radiografi panoramik merupakan salah satu sarana yang paling sering digunakan untuk melihat keadaan gigi geligi secara keseluruhan. Melalui radiografi panoramik kita dapat melihat sebagian besar struktur anatomis rongga mulut seperti sinus maksilaris, sendi temporomandibula (TMJ), tulang hyoid. Selain itu, radiografi juga mudah dilakukan secara operasional untuk pasien yang sulit membuka mulut atau pembukaan mulutnya terbatas.1,2

(8)

Gambar 4. Foto radiografi panoramik.2

2.3.2 Jenis Radiografi Panoramik

Radiografi panoramik terdiri dari dua jenis yaitu :1,2 a. Radiografi Panoramik Konvensional

Jenis radiografi panoramik yang dalam proses pembuatan foto masih menggunakan proses kimiawi berupa cairan fixer dan developer.

b. Radiografi Panoramik Digital

(9)

2.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi Radiografi Panoramik

Indikasi penggunaan radiografi panoramik adalah sebagai berikut:1,2

1. Penilaian gambar meliputi gigi keseluruhan untuk mencatat pertumbuhan dan posisi dari perkembangan gigi permanen.

2. Untuk pemeriksaan lesi seperti kista, tumor dan anomali pada korpus dan ramus mandibula untuk menentukan letak dan ukuran.

3. Fraktur pada bagian mandibula kecuali bagian anterior.

4. Pemeriksaan kualitas permukaan kepala kondilus pada cedera TMJ, khususnya digunakan jika pasien tidak dapat membuka mulut.

5. Melihat penyebaran penyakit gigi, untuk mengetahui keseluruhan level tulang alveolar.

6. Penilaian terhadap pertumbuhan dan posisi gigi anomali.

7. Penilaian terhadap keadaan rongga mulut sebelum pemasangan gigi tiruan. 8. Mengevaluasi tinggi tulang alveolar sebelum melakukan osseo-integrated implant.

Kontraindikasi penggunaan radiografi panoramik adalah sebagai berikut: 1. Untuk melihat lesi karies yang kecil.

2. Untuk melihat lesi periapikal. 3. Untuk melihat jaringan periodontal.

2.3.4 Keuntungan dan Kerugian Radiografi Panoramik Keuntungan radiografi panoramik adalah sebagai berikut:2 1. Gambaran meliputi tulang wajah dan gigi.

2. Dosis radiasi kecil. 3. Nyaman untuk pasien.

4. Cocok untuk pasien yang susah membuka mulut. 5. Waktu yang digunakan pendek biasanya 3-4 menit.

(10)

secara umum dan evaluasi terhadap trauma, perkembangan gigi geligi pada fase bercampur.

Kerugian radiografi panoramik adalah sebagai berikut:2 1. Detail gambar yang tampil tidak sebaik periapikal intraoral. 2. Tidak dapat digunakan untuk melihat karies yang kecil.

3. Pergerakan pasien selama penyinaran akan menyulitkan dalam interpretasi.

2.4 Pengukuran Korteks Mandibula

Pengukuran massa tulang adalah pengukuran kepadatan mineral pada tulang biasanya dengan menggunakan sinar-X spesial, CT scan, atau ultrasounds. Dari hasil pengukuran kepadatan tulang ini dapat diperkirakan kekuatan tulang. Pengukuran massa tulang dimaksudkan untuk mengukur kekuatan dan massa tulang serta menganalisis kemungkinan terjadinya resiko pengeroposan atau patah tulang di masa mendatang. Pemeriksaan massa tulang dengan densitometer merupakan pemeriksaan akurat dan presisi untuk menilai kepadatan tulang, sehingga dapat digunakan untuk menilai faktor prognosis, prediksi fraktur dan diagnosis resiko osteoporosis.1,18

Pemeriksaan massa tulang ini membutuhkan biaya yang mahal sehingga tidak bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan metode alternatif untuk melihat kesehatan tulang yang dapat digunakan dalam skala besar. 1

Radiografi panoramik menggambarkan beberapa perubahan dalam tulang tulang maksila dan mandibula, sehingga bisa digunakan untuk mendeteksi resiko kehilangan tulang. Beberapa indeks telah dikembangkan untuk menilai dan mengukur kualitas massa tulang mandibula dan untuk mengamati tanda-tanda resorpsi pada radiografi panoramik yaitu:19

1. Panoramic Mandibular Index (PMI) adalah ketebalan mandibula dibagi dengan jarak foramen mental ke korteks inferior mandibula.

(11)

3. Mental Index (MI) adalah ketebalan korteks mandibula berdasarkan letak foramen mental.

2.4.1 Pengukuran Ketebalan Korteks Mandibula Menggunakan Mental Index

Salah satu cara mengukur kualitas mineral tulang adalah dengan ketebalan korteks mandibula berdasarkan letak foramen mental yaitu berada diantara gigi P1 dan P2.1,19

Gambar 5. Pengukuran ketebalan korteks mandibula pada foramen mental. Ketebalan korteks mandibula diukur pada garis putus-putus antara kedua garis tebal.1

(12)
(13)

2.6Kerangka Konsep

Suku Batak

Radiografi panoramik

Ketebalan korteks mandibula

Mental index

Pria Wanita

Perbedaan ketebalan korteks mandibula

Suku Batak

Gambar

Gambar 2. Aspek anterior mandibula.9
Gambar 3. Aposisi dan resorpsi tulang mandibula.12
Gambar 4. Foto radiografi panoramik.2
Gambar 5.  Pengukuran ketebalan korteks mandibula pada

Referensi

Dokumen terkait