UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 1 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENDETEKSI KERUSAKAN PADA SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING Andri Yanto, Teguh
Jurusan Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Raya ngelam, Candi
Email teguh.gemosa@gmail.com
ABSTRAK
Era Informasi dan Teknologi (ICT) saat ini mampu menggantikan peran maupun tugas rumit yang dilakukan manusia, bahkan sanggup menirukan proses biologis manusia dalam pengambilan keputusan yang disebut dengan kecerdasan buatan. Sistem pakar merupakan salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang didasarkan pada knowledge atau pengetahuan dasar sebagai inti sistem dalam menyelesaikan sebuah masalah yang ada. Penggunaan smartphone juga merupakan salah satu alat canggih yang menunjang aktivitas manusia. Kecenderungan pengoperasiannya lebih besar dibandingkan berinteraksi langsung dengan sesama manusia. Pemakaian smartphone yang terlalu sering dan tanpa perawatan yang baik menjadi salah satu faktor pemicu kerusakan yang di timbulkan pada sistem operasi. Alat bantu berupa sistem pakar reparasi smartphone diperlukan dalam memberikan deteksi kerusakan smartphone, sehingga pengguna tidak harus langsung membawa smartphonenya ke tempat reparasi handphone.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelusuran kedepan ( forward chaining), dimana dimulai denga sebuah gejala kerusakan yang kemudian di telusuri dengan fakta-faktanya, sehingga ditemukan masalah yang dicari. Di dalam aplikasi ini memiliki kejelasan dan solusi terperinci, sehingga mampu memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada smartphone.
Kesimpulannya digunakannya metode forward chaining untuk memproses dari gejala kerusakan hingga terdapatnya solusi perbaikan dan mempermudah pengguna untuk memakainya.
Kata kunci : Sistem pakar, ict, aplikasi, masalah, smartphone, sistem operasi
1. Latar Belakang
Perkembangan zaman memungkinkan segala aktivitas manusia menjadi
lebih mudah dengan kehadiran alat-alat canggihnya. Seperti pada awalnya
penggunaan komputer hanya sebagai alat penghitung, namun kini mampu
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2 menirukan proses biologis manusia dalam pengambilan keputusan yang di sebut
kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan juga mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Sistem ini dirancang untuk menirukan keahlian seorang pakar dalam
menjawab pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan baik di bidang
kesehatan, bisnis, ekonomi, keuangan dan seperti yang saya katakan ini
mendeteksi kerusakan smartphone. Sistem pakar merupakan program komputer yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah dari domain pakar yang
khusus. Sistem pakar menirukan perilaku seorang pakar dalam menangani suatu
persoalan (Juanda, 2006). Dengan bantuan sistem pakar seorang yang awam atau
tidak ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat menjawab pertanyaan,
menyelesaikan masalah dan menjadi sebuah media penunjang dalam mengambil
keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar.
Seperti halnya kerusakan yang terjadi pada smartphone. Tak dapat di pungkiri bahwa kini smartphone bukanlah barang mahal yang hanya dimiliki oleh
orang-orang kalangan atas saja, namun telah menjadi barang yang cukup
terjangkau bagi setiap kalangan masyarakat menengah maupun bawah.
Smartphone sudah menjadi kebutuhan penting bagi manusia. Sebagaimana sebuah barang maka smartphone juga tidak terlepas dari kerusakan dikarenakan pemakaian. Penggunaan smartphone yang terlalu sering menjadi salah satu faktor
pemicu kerusakan yang ditimbulkan seperti terkena air, terjatuh, modifikasi,
kesalahan perawatan dalam pemakaian sehari-hari. Untuk membantu para
pengguna smartphone, maka dirancang sebuah sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada smartphone berupa aplikasi. Aplikasi ini diharapkan
berguna bagi para pengguna smartphone untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi, sehingga dapat menjadi sebuah pwnunjang dalam mengambil keputusan.
Selama ini masyarakat cukup mengalami kesulitan ketika menghadapi
kendala maupun kerusakan yang terjadi pada smartphone mereka. Terkadang kebingungan dan awam apabila terjadi sebuah kerusakan atau masalah dengan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 3 terhadap kerusakan smartphone-nya. Aplikasi diagnosis kerusakan pada smartphone ini diharapkan dapat membantu masyarakat agar dapat mengetahui prediksi kerusakan yang terjadi pada smartphone. Tanpa membawanya langsung ke tempat reparasi telepon genggam saat itu juga. Aplikasi ini juga memberikan
solusi sederhana dalam menyelesaiakan permasalahan yang ada pada smartphone,
sehingga diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat memberikan solusi tanpa
harus mengeluarkan biaya lebih untuk mereparasi kerusakan yang dapat di tangani
sendiri, serta memberikan efisiensi waktu bagi masyarakat dalam mengetahui
jenis kerusakan yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan mendatangi
langsung ketempat reparasi telepon genggam.
2. LANDASAN TEORI
Menurut Suyoto (2004) menyatakan “Sistem pakar adalah sistem yang di
desain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu
untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Martin
dan Oxman dalam Kusrini (2006) menyatakan bahwa “Sistem pakar adalah sistem
berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran
dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang
pakar dalam bidang tersebut”.
Sistem pakar pada mulanya merupakan bagiandari pengembangan
software yang mengadopsi kemampuan seorang pakar pada sebuah komputer. Sistem pakar merupakan sebuah cabang dari Artificial Intelligenci (AI) yang didasarkan pada knowlegde atau pengetahuan dasar sebagai inti yang ada.Knowledge adalah pemahaman teoritis atau praktis mengenai suatu subjek
atau domain. Knowledge juga merupakan jumlah dari apa yang saat ini di kenal, dan pengetahuan adalah sebuah kekuatan (Negnevitsky, 2005). Seorang pakar
adalah orang yang mempunyai keahlihan dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang
mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang laintidak mengetahui
atau mampu dalam bidang yang dimilikinya.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 4 Menurut suyoto (2004) terdapat berbagai kelebihandan kekurangan dari
sistem pakar.
Kelebihan dari sistem pakar adalah :
1. Membantu orang awm untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan para
pakar.
2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas.
3. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
Kekurangan dari sistem pakar adalah :
1. Tidak ada jaminan bahwa sistem pakar memuat 100% kepakaran yang di
perluka.
2. Pengembangan sistem pakar tergantung ada tidaknya pakar di bidangnya
sehingga pengembangannya dapat terkendala.
3. Biaya untuk mendesain, mengimplementasikan dan memeliharanya dapat
sangat mahal tergantung seberapa lengkap kemampuannya.
2.3 Ciri – Ciri Sistem Pakar
Kusrini (2006) menjelaskan ciri – ciri sistem pakar, yaitu :
1. Terbatas pada bidang yang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data – data yang tidak lengkap atau
tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang
dapat dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran. 7. Outputnya tergantung dari dialog dari user. 8. Knowlegde base dan inference engine terpisah.
2.4 Struktur Sistem Pakar
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 5 a. Lingkungan pengembangan (development environment), di gunakan untuk
memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungna sistem pakar.
b. Lingkungan konsultasi (consultation environment), digunakan oleh
penggunayang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
Menurut Turban (1995), komponen utama pada struktur sistem pakar adalah :
2.4.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa
representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan
kaidah.
a. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi.
b. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta
yang sudah di ketahui.
2.4.2 Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi
berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan
pada basis pengetahuan yang tersedia. Didalammesin inferensi terjadi proses
untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang di simpan
dalam basis pengetahuan dalam rangkamencapai solusi atau kesimpulan. Dalam
prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi
pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi pasti (Exact Reasoning) dan
strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact Reasoning akan dilakukan
jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan tersedia, sedangkan
Inexact Reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 6 LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar
Terdapat tiga metode yang sering di gunakan, yaitu forward chaining, backward
chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.
1. Forward Chaining
Forward Chaining adalah metode pelacakan yang diawali dengan informasi atau fakta dan proses mencocokan kaidah berlanjut hingga
menemukan kesimpulan. “Dalam forward chaining, kaidah interpreter mencocokan fakta atau statemen dalam pangkalan data, situasi yang
dinyatakan dalam sebelah kiri atau kaidah IF. Bila fakta yang ada dalam
pangkalan data itu sesuai dengan kaidah IF, maka kaidah itu distimulasi”
(Suparman, 1991). Gambar di bawah ini merupaka bentuk Forward Chaining
User
Antarmuka
Aksi yang
direkomendasikan
Fasilitas
Penjelasan
Interface Engine
Workplace
Basis pengetahuan
Fakta : apa yang di ketahui tentang area domain
Aturan : Logical reference
PerbaikanPengetahuan
Pakar Knowlegde
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 7 Gambar 2.2 Forward Chaining
Keterangan :
1. A,B...F = Kondisi atau Gejala
2. G = Hasil Diagnosa
3. Rule = Aturan
Pengertian
Chain (rantai) : perkalian inferensi yang menghubung-kan suatu
permasalahan dengan solusinya.
Forward chaining :
Suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan
untuk memperoleh solusi. Penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat
dari fakta.
Forward chaining merupakan grup dari multipel inferensi yang
melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Forward chaining
merupakan proses perunutan yang dimulai dengan menampilkan kumpulan
data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir. Jadi metode forward
chaining dimulai dari informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju
konklusi (then).
A. Sifat Forward Chaining :
1. Baik untuk pemantauan, perencanaan, dan kontrol 2. Terlihat dari hadir untuk masa depan.
3. Bekerja dari yg konsekuen.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 8 5. Bekerja maju untuk menemukan apa yang mengikuti solusi dari
fakta-fakta.
6. Memfasilitasi pencarian luasnya-pertama. 7. Pendahulunya menentukan pencarian. 8. Memfasilitasi penjelasan.
B. Sistem Kerja Menggunakan Metode Forward Chaining :
1. Sistem dipresentasikan dengan satu ata lebih dari kondisi.
2. Untuk setiap kondisi sistem akan mencari rule pada knowledge base
untuk rule tersebut yang cocok dengan kondisi pada bagian IF.
3. Setiap rule dapat merubah suatu kondisi baru dari konklusi dari bagian
THEN. Kondisi baru ini selanjutnya akan ditambahkan. Ada beberapa
kondisi yang telah ditambahkan pada sistem akan diproses. Jika ada
suatu kondisi, maka sistem akan kembali pada langkah ke-2 dan akan
mencari rule pada knowledge base lagi. Jika tidak ada kondisi baru lagi, maka sesi ini akan berakhir.
4. IF smartphone mati AND
Smartphone layar berwarna hitam AND
Smartphone hidup hanya di lampu led berwarna merah AND Smartphone bisa kedetect oleh pc atau leptop AND
THEN smartphone mengalami kerusakan di sistem operasi
C. Karakteristik Forward Chaining :
1. Perencanaan, monitoring, control.
2. Disajikan untuk masa depan.
3. Antecedent ke konsekuen.
4. Data memandu, penalaran dari bawah ke atas.
5. Bekerja ke depan untuk mendapatkan solusi apa yang mengikuti
fakta.
2. Backward Chaining
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 9 yang mendukung pernyataan hipotesa. “Selama proses backward chaining,
interpreter kaidah akan melihat berbagai premis uang ada dalam pangkalan data. Bila tidak menemukan, maka ia meneruskan pelacakannya
sampai pada apa yang harus ditemukannya” ( Suparman 1991). Gambar di
bawah ini merupakan bentuk dari Backwar Chaining.
Gambar 2.3. Backward Chaining 3. Gabungan Forward chaining dan Backward Chaining
Yaitu gabungan antara kedua metode forward chaining dan backward chaining. Sistem pakar menggunakan gabungan metode ini bisa menerima masukan dari user berupa fakta atau hipotesa dan di harapkan bisa mengambil keputusan yang akurat.
2.4.3 Basis Data (Data Base)
Basis data terdiri dari atas semua fakta yang di perlukan, dimana fakta-fakta
tersebut di gunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam
sistem.Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada sistem mulai
beroperasi, maupun fakta-fakta yang di peroleh pada saat proses penarikan
kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data di gunakan untuk menyimpan data
hasil observasi dan data lain yang di butuhkan selama pemrosesan.
FACT 1
FACT 2
FACT 3
FACT 4
RULE 1
RULE 2
HYPOTESIS 1
HYPOTESIS 2 DECISION 2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 1
0 2.4.4 Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini dgunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan
komputer. Antarmuka yang digunakan biasanya berupa GUI yang memudahkan
pengguna dalam menggunakan sistem pakar.
Gambar. 2.4 Ilustrasi sistem pakar
User Antarmuka
pengguna
Fasilitas
Penjelas
Mesin
Inferensi
Basis
Pengetah uan
Proses Akuisisi Pengetahuan