Kajian Perspektif Ekonomi Islam dalam
Merespon Turbulensi Ekonomi Global
Oleh :
Moch. Noviadi. Nugroho, M.Pd
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dimohon dengan
hormat
:
Mematikan Hand
Phone (alat
komunikasi lain)
Menyimak Serius
Mencatat
Informasi
M.Noviadi.Nugroho, M.Pd
Kajian Perspektif Ekonomi Islam dalam
Merespon Turbulensi Ekonomi Global
OLEH :
M. NOVIADI NUGROHO, M.Pd
DAMPAK KRISIS
PENYELESAIA
Service ExcellentService Excellent
Best PracticeBest Practice
Quality ExcellentQuality Excellent
Ekonomi Islam
Hasanuz Zaman (1984) : Ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan penerapan hukum syariah untuk mencegah ketidakadilan atas pemanfaatan dan pembuangan sumber-sumber material dengan tujuan untuk memberikan kepuasan manusia dan melakukannya sebagai kewajiban kepada Allah dan masyarakat.
Syed Nawab Heidar Naqvi (1994) : Ekonomi Islam merupakan representasi perilaku Muslim dalam suatu masyarakat Muslim tertentu.
M. Akhram Khan : Ekonomi Islam bertujuan untuk mempelajari kemenangan manusia (agar menjadi baik ) yang dicapai melalui pengorganisasian sumber daya alam yang didasarkan pada kerjasama dan partisipasi.
M.A. Mannan (1986) : Ekonomi Islam merupakan
suatu studi sosial yang mempelajari masalah ekonomi manusia berdasarkan nilai-nilai Islam
Dr. Muhammad bin Abdullah al Arabi : Ekonomi Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip umum tentang ekonomi dengan pondasi dasar al-qur’an dan sunnah dengan mempertimbangkan lingkungan dan waktu.
Dr. Muhammad syauki al Fanjari : ekonomi Islam
• Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Islam sebagai ekonomi Rabbani dan Insani.
• Disebut ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiah.
• Dikatakan ekonomi Insani karena system ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.
• Keimanan sangat penting dalam ekonomi Islam karena secara langsung akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku, gayahidup, selera dan preferensi manusia.
• Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan produktifitas, serta asas manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam.
• Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat selaku khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas
APA ITU
Nilai Dasar
Sistem Ekonomi Islam
1. Hakikat pemilikan
adalah
kemanfaatan,
bukan penguasaan.
2. Keseimbangan
ragam aspek dalam
diri manusia.
Perspektif Nilai Ekonomi
Islam
Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:
1) Kewajiban zakat.
2) Larangan riba.
3) Kerjasama ekonomi.
4) Jaminan sosial.
5) Peranan negara.
Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:
1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.
2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan
pengembangannya berlangsung terus-menerus.
Nilai normatif sistem ekonomi Islam:
PERSPEKTIF EKONOMI
SYARIAH
•
Larangan menumpuk-numpuk harta
dengan tidak tidak mengeluarkan
zakatnya.
•
Larangan dari praktek riba
•
Larangan judi (Maysir)
•
Larangan menimbun (Ihtikar)
•
Larangan harta menumpuk di segelintir
orang
Ciri khas Ekonomi Syariah
•
Kesatuan (unity)
•
Keseimbangan
(equilibrium)
•
Kebebasan Memilih
(free will)
•
Tanggungjawab
PRINSIP KONSUMSI
Konsumsi dalam Islam dikendalikan oleh lima prinsip;
•
Prinsip keadilan
Makananyang dikomonsumsi hendaknya tidak membahayakan, bahkan
memberi manfaat lebih secara fisik dan spiritual. Seperti bangkai dan
babi dilarang karena membahayakan secara fisik, sedang binatang yang
disembelih untuk persembahan selain Allah, dilarang karena
membahayakan secara spiritual.
•
Prinsip kebersihan
Harus baik dan cocok untuk dimakan (dikonsumsi), tidak kotor dan
menjijikkan
•
Prinsip kesederhanaan
Tidak berlebih-lebihan, sesuai dengan kebutuhan
•
Prinsip Sosial
Menyadari bahwa dalam apa yang kita dapat merupakan pemberian/
kemurahan hati Allah Swt. Sehingga perlu pula bermurah hati dengan
membagi rizki tersebut dengan yang lain (membutuhkan)
•
Prinsip moralitas
PRINSIP & MOTIF EKONOMI ISLAM
•
Prinsip ekonomi Islam
Penerapan asas efisiensi dan
produktifitas, serta asas manfaat dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan
alam.
•
Motif ekonomi Islam
JENIS-JENIS RIBA
Secara garis besar besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utang-pitang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Adapun kelompok kedua terbagi menjadi riba fadhl dan riba nasi’ah.
• Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).
• Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.
• Riba Fadhl
Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. Contoh: dalam perbankan konvensional (berbasis sistem bunga), riba fadl dapat ditemui dalam transaksi jual beli valta asing yang tidak dilakukan secara tunai.
• Riba Nasi’ah
BUNGA PINJAMAN
MODAL KERJA
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
Bulan ke-6
Bulan ke-7
Marjin Kinerja bulan
ke-1 2 3 4 5 Dan seterusnya
Fixed Interest Rate Paradigm: Ilustrasi
Bunga Pinjaman Terus meningkat
Modal kerja Terus menurun
DAMPAK NEGATIF RIBA (BUNGA)
DALAM EKONOMI
• ketidakadilan dalam masyarakat terutama bagi para pemberi modal (bank) yang pasti menerima keuntungan
• Sistim ekonomi ribawi juga merupakan penyebab utama berlakunya ketidakseimbangan antara pemodal dengan peminjam. Keuntungan besar yang diperoleh para peminjam yang biasanya terdiri dari golongan industri raksasa (para konglomerat)
• Sistim ekonomi ribawi akan menghambat investasi karena semakin tingginya tingkat bunga dalam masyarakat, maka semakin kecil kecenderungan masyarakat untuk berinvestasi. Masyarakat akan lebih cenderung untuk menyimpan uangnya di bank-bank karena keuntungan yang lebih besar diperolehi akibat tingginya tingkat bunga.
• Bunga dianggap sebagai tambahan biaya produksi bagi para businessman yang menggunakan modal pinjaman.
• Biaya produksi yang tinggi tentu akan memaksa perusahaan untuk menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi pula.
KRITIKAL SISTEM EKONOMI
KONVENSIONAL
M. THERESA LUNATI
HOMO ECONOMICUS (MANUSIA EKONOMI) BERADA DI PUSAT
EKONOMI KLASIK (KEPENTINGAN PRIBADI, RASIONALIS DAN
BERETIKA INDIVIDUALIS, INDEPENDEN, NON KOOPERATIF),
EGOIS, RASIONAL DAN BERUPAYA MENCARI KEPUASAN SECARA
MAKSIMUM.
UMER CHAPRA.
KETERKUTUKAN
ILMU
EKONOMI
KONVENSIONAL
KARENA
MEMBERIKAN
TEKANAN
BERLEBIHAN
PADA
HARTA
DAN
PENCAPAIAN KEPUASAN SECARA MAKSIMAL, MERUPAKAN
PENYIMPANGAN DARI AJARAN SEBAGIAN BESAR AGAMA
LESTER C. THUROW.
ILMU EKONOMI TIDAK KONTEKSTUAL, SANGAT MATEMATIS DAN
PEMAHAMAN TENTANG REALITAS YANG SEMAKIN MENURUN
DELIARNOV
ILMU EKONOMI MENDASARKAN PADA ASPEK KESERAKAHAN
ROBERT HEILBRONER. PASAR
Prinsip-prinsip Dasar
Ekonomi Islam
Nilai-nilai Makro
•
Keadilan
Keadilan
•
Maslahah
Maslahah
•
Zakat
Zakat
•
Bebas dari bunga (
Bebas dari bunga (
Riba
Riba
)
)
•
Bebas dari kegiatan spekulatif (
Bebas dari kegiatan spekulatif (
Maysir
Maysir
)
)
•
Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
(
(
Gharar
Gharar
)
)
•
Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (
Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (
Bathil
Bathil
)
)
•
Uang sebagai alat tukar
Uang sebagai alat tukar
•
Tidak mengenal konsep “t
Tidak mengenal konsep “t
ime value of money”
ime value of money”
, tetapi lebih
, tetapi lebih
kepada konsep “
•
Shiddiq (benar dan jujur)
Shiddiq (benar dan jujur)
•
Tabligh (mengembangkan
Tabligh (mengembangkan
lingkungan/bawahan menuju
lingkungan/bawahan menuju
kebaikan)
kebaikan)
•
Amanah (dapat dipercaya)
Amanah (dapat dipercaya)
•
Fathanah (
Fathanah (
k
k
ompeten dan
ompeten dan
profesional)
profesional)
Prinsip-prinsip Dasar
Ekonomi
Islam
Tujuan Pemberdayaan Ekonomi
Islam
1. Usaha bersama berdasar kekeluargaan akan menjadi
dasar alokasi sumber daya.
2. Meningkatkan
kapasitas
dan
pemberdayaan
masyarakat (community capacity building and
empowerment).
3. Merespon turbulensi ekonomi global sehingga sistem
ekonomi nasional supaya lebih kuat serta tahan
secara berkelanjutan (sustainable) dan
4. Memberikan
peluang
bagi
setiap
anggota
masyarakat
untuk
melakukan
proses
belajar
melakukan kegiatan ekonomi (social learning
process).
5. Menciptakan kemandirian (self-reliance) di tengah
setiap perubahan hubungan ekonomi internasional
yang terjadi.
6. Memberi ruang partisipasi bagi masyarakat dalam
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembangunan
ekonomi berdasarkan prinsip syariah islam
Landasan Filosofis Ekonomi
Islam
(1)Prinsip Tauhid,
yaitu dimana diyakini akan ke Maha Esa-an dan ke Maha
Kuasa-anAllah SWT didalam mengatur segala sesuatunya,
termasuk mekanisme perolehan rizki. Sehingga seluruh aktivitas,
termasuk
ekonomi,
harus
dilaksanakan
sebagai
bentuk
penghambaan kepada Allah SWT secara total;
(2) Prinsip Keadilan dan keseimbangan
,
yang menjadi dasar kesejahteraan manusia. Karena itu,
setiap kegiatan ekonomi harus senantiasa berada dalam koridor
keadilan dan keseimbangan;
(3) Prinsip Kebebasan.
Hal ini berarti bahwa setiap manusia memiliki kebebasan
untuk melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi sepanjang tidak
ada ketentuan Allah SWT yang melarangnya; dan
(4) Prinsip Pertanggungjawaban
•
Dapat dipercaya
•
Hormat
•
Bertanggung jawab
•
Perhatian
•
Adil
•
Taat peraturan
EKONOMI
ISLAM
YANG
ESENSI PEMECAHAN MASALAH
•
Permasalahan Ekonomi
•
Temukan alternatif solusi
•
Analisa tiap alternatif
•
Pilih alternatif “terbaik”
•
Laksanakan pilihan solusi
•
Evaluasi hasil
LANGKAH
PEMECAHAN
GARRY DESLER
GARRY DESLER
:
:
GLOBAL
GLOBAL
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
global learning
GLOBAL NETWORKING
knowledge-based worker
competency based approach
RANCANG
OWNERSHIP FREEDOM TO ACT
FREEDOM
TO ACT JUSTICESOCIAL
SOCIAL JUSTICE
Ekonomi Islam berfondasikan 5 hal:
Tauhid;
Allah merupakan pemilik sejati seluruh alam semesta, Allah tidak mencipakan sesuatu dengan sia-sia, manusia diciptakan untuk mengabdi / beribadah pada Allah
Al-adl (adil);
Pelaku ekonomi tidak boleh hanya mengejar keuntungan pribadi
Nubuwwah (kenabian);
Sifat-sifat yang dimiliki Nabi SAW hendaknya menjadi teladan dalam berperilaku, termasuk dalam ekonomi
Shiddiq: efektif dan efisien
Tabligh: komunikatif, terbuka, pemasaran; Amanah:
bertanggungjawab, dapat dipercaya, kredibel ;
Fathonah: cerdik, bijak, cerdas.
Khilafah :
Manusia sebagai khalifah di bumi, akan dimintai pertangungjawaban
Ma’ad (keuntungan):
CIRI-CIRI EKONOMI ISLAM yg
EFEKTIF
Re
alis
tis
Fle
ks
ibe
l
Teruk
ur
Perbedaan Bank Syariah
dan Bank Konvensional
Shahibul Maal
MUDHARIB
BANK
Menerima pendapatan
BANK KONVENSIONAL
Mudharib
DEBITUR
SHAHIBUL MAAL
DEPOSAN
PENDANAAN
PEMBIAYAAN
BANK SYARIAH
Bayar bunga deposito tetap
Bayar bunga kredit tetap
Bayar bagi hasil
Fungsi Bank Syariah
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
MANAGER
INVESTASI
INVESTOR
PERBANKAN
JASA
SOSIAL
Pendanaan:
Kegiatan Usaha Bank
- Ijarah wa Iqtina
ESENSI PEMBELAJARAN EKONOMI
ISLAM
•
Pembelajaran Ekonomi Islam di dalam lingkup organisasi
(
innersphere
) yaitu meliputi pembelajaran individu
(individual learning)
dan pembelajaran kelompok
(group
learning),
Pembelajaran di tingkat organisasi (
middle
sphere),
serta pembelajaran dari luar lingkup organisasi
(
outer sphere
) yang bersifat pembelajaran global
(global
learning).
•
Pembelajaran Ekonomi Islam sebagai proses
penyempurnaan, perbaikan berkesinambungan
melibatkan semua orang, berfokus pada upaya
PENDIDIKAN EKONOMI
ISLAM
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi, yaitu antara lain:
• Memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum pendidikan ekonomi, dimana sudah saatnya ada ruang bagi pengkajian dan penelaahan ekonomi Islam secara lebih mendalam dan aplikatif.
• Dibukanya jurusan ekonomi Islam secara tersendiri,di mana ilmu ekonomi Islam dikembangkan dengan memadukan pendekatan normatif keagamaan dan pendekatan kuantitatif empiris, yang disertai oleh komprehensivitas analisis.
• Memperbanyak riset, studi, dan penelitian tentang ekonomi Islam, baik yang berskala mikro maupun makro.
• Memperkaya khazanah keilmuan dan literatur ekonomi Islam, sekaligus sebagai alat ukur keberhasilan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia;
• Mengembangkan networking yang lebih luas dengan berbagai institusi pendidikan ekonomi Islam lainnya, lembaga-lembaga keuangan dan non keuangan Islam, baik di dalam maupun luar negeri, seperti IDB maupun kalangan perbankan Islam di dalam negeri.
Adanya kesamaan langkah ini insya Allah akan mendorong percepatan sosialisasi dan
STRATEGY DEPLOYMENT
ENVIRONMENT ANALYSIS GOALS & TARGET DETERMINATION
O
Economic Islam STRATEGY FORMULATION
POLECIES SHAREHOLDER EXPECTATION VALUES,VISION, MISSION
RESOURCE ALLOCATION CONTROL & IMPROVEMENT
STRATEGI PENGEMBANGAN
TRANSFORMASI ORGANISASI
TRANSFORMASI
MUTU TRANSFORMASISDM
Sustainable Growth Quality Excellent Knowledge Creation
2009-2015 2015-2020 2020-2025
•Image & Capacity Building
Infrastructure (ICT Based, Smart/Digital
Banking)
Banking Learning Result
Student & Stakeholder Result Budgetary Financial & Market Result Wealthy Result
Organization Effectiveness Result Customer Focus Result
Human Resource Result
High Quality Education Process Competitive Advantage
Research & Development Learning&teaching Center Synergy/Networking Knowledge Society
Revenue Growth, Financial efficience, Organizational Capabilities, Competitive Position
Revenue Growth, Financial efficience, Organizational Capabilities, Competitive Position
Kualitas SDM, Kualitas Proses, Kualitas Hasil
Kualitas SDM, Kualitas Proses, Kualitas Hasil
KegiatanIlmiah,
Publikasi/Desiminasi Karya Ilmiah Science& teknologi, Pengembangan SDM Syariah
yang Berkualitas
KegiatanIlmiah,
Publikasi/Desiminasi Karya Ilmiah Science& teknologi, Pengembangan SDM Syariah
yang Berkualitas
Islamic Economy - Strategic
Framework
PENGUATAN
Kapasitas pribadi
Komitmen untuk
Ekonomi Islam
KURIKULUM EKONOMI
ISLAM
Kurikulum ekonomi islam hendaknya dibuat secara
komprehensif, sebagaimana layaknya kurikulum
fakultas/program
studi,
sehingga
mahasiswa
memahami ekonomi Islam secara utuh, yang
mencakup kaidah fikih muamalat,
Globalisasi:
Kenichi Ohmae
Batas-batas negara:
-geografis
-politik, relatif tetap
Kehidupan dlm suatu negara
tdk dpt membatasi kekuatan
global:
PENGEMBANGAN SDM
SYARIAH
Pengembangan Produktivitas personil di organisasi (
productivity
), Kualitas
produk organisasi (
quality
),
Perencanaan sumber daya manusia (
human resources planning
),
Semangat personil dan iklim organisasi (
morale
),
Meningkatkan kompensasi secara tidak langsung (
indirect compensation
),
Peningkatan Kesehatan dan keselamatan kerja (
health and safety
),
Pencegahan merosotnya kemampuan personil (
obsolescence prevention
)
Pertumbuhan kemampuan personil (
personal growth
).
Pendidikan dititik beratkan pada pembentukan pribadi (cipta, rasa, karsa
dan percaya)
Pengajaran pada aspek formal pendidikan dan dan pelatihan pada
jabatan.
Pendidikan dan Pelatihan dari segi jabatan, pelatihan bertujuan
mentransfer, membentuk dan menanam tiga nilai di dalam diri :
Nilai Tahu (T,
knowledge, skill
)
Nilai mau (B,
behavior, attitude, comitment, culture
)
GLOBALISASI HARUS KITA PAHAMI SECARA KOMPREHENSIF
Sikap kita:
-Menerima sepenuhnya? -Menolak sepenuhnya?
PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM
Pengembangan Ekonomi Islam terus diusahakan dengan melibatkan berbagai pihak : secara individual maupun kelembagaan.
•
Para pemikir
terus mencoba menggali dan membahas sistem Ekonomi Islam secara serius dan kemudian menginformasikannya kepada masyarakat baik melalui seminar, simposium, penulisan buku maupun melalui internet serta media yang lain.•
Para praktisi
ataupelaku binis
yang relevan juga terusmemperbaiki dan menerapkan sistem Ekonomi Islam sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah yang dibolehkan dalam melaksanakan bisnis mereka.
•
Di pihak pemerintah
, pengembangan Ekonomi Islam bisa dipacu dengan membuat undang-undang yang digunakan sebagai landasan formal dalam menjalankan kegiatan bisnis berdasarkan sistem Ekonomi Islam.PROSPEK PENGEMBANGAN
EKONOMI ISLAM
•
Respon masyarakat yang antusias dalam melakukan
aktivitas ekonomi dengan menggunakan prinsip-prinsip
Islami
•
Kecenderungan yang positif di sektor non-keuangan/
ekonomi, seperti system pendidikan, hukum dan lain
sebagainya yang menunjang pengembangan ekonomi
Islam nasional
•
Pengembangan
instrumen
keuangan
Islam
yang
diharapkan akan semakin menarik investor/ pelaku bisnis
masuk dan membesarkan industri Bisnis Islam Nasional
•
Potensi investasi dari negara-negara Timur Tengah dalam
industri Bisnis islam Nasional
•
Peluang Pengembangan Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam
•
Kerangka SDM Islami terkait dengan lembaga akademis,
FENOMENA EKONOMI
ISLAM
•
Dalam
aplikasinya,
perkembangan
sistem
Ekonomi Islam ditandai dengan banyaknya
lembaga-lembaga keuangan Syariah yang
didirikan seperti Perbankan Syariah, Baitul Mal
Wat-Tamwil, Pasar Modal Syariah, Reksadana
Syariah, Pegadaian Syariah, Asuransi Syariah
dan lembaga-lembaga lain yang dijalankan
dengan prinsip-prinsip Syariah.
•
Semakin banyak lembaga-lembaga keuangan
Perbedaan Sudut Pandang/
Pemikiran Madzhab Ekonomi
Islam
• Madzhab Iqtisaduna
Aliran ini didasari oleh pandangan bahwa ilmu ekonomi yang sekarang ada (konvensional) tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Teori-teori dalam ekonomi Islam seharusnya didapat dari Al-Quran dan Sunnah (konsep dekonstruksi), dan bukan ekonomi konvensional yang diadaptasikan dengan ajaran Islam. Aliran ini menolak masalah ekonomi tentang kelangkaan (scarcity) sumber daya. Masalah ekonomi terjadi karena keserakahan manusia, distribusi yang tidak merata dan ketidakadilan. Islam hendaknya punya konsep sendiri dalam ekonomi, dengan nama Iqtishad.
• Madzhab Mainstream
Pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pandangan ekonomi konvensional, hanya disesuaikan dengan tuntunan Islam dalam Al-Quran dan As-Sunnah (konsep rekonstruksi). Aliran ini tetap mengakui adanya “kelangkaan” sebagai masalah ekonomi.
• Madzhab Alternatif – Kritis
Perubahan Fungsi Uang
Tiga tahap dalam perkembangan fungsi uang:
Commodity Money;
sebagai alat pertukaran yang dapat mempunyai nilai komoditas jika commodity tersebut digunakan bukan sebagai uang. Tiga hal penting yang harus diperhatikan:
Kelangkaan Daya tahan
Mempunyai nilai tinggi, sehingga tidak perlu jumlah banyak (kuantiti) dalam melakukan
transaksi
Token Money;
paper notes dan mata uang (uang legal=M1)
bermula dari Goldsmith (orang yang meminjamkan uang) dan para bankir menyadari meminjam komoditi (emas dan perak) dan mengeluarkan tanda
penerimaan akan menghasilkan keuntungan. Sejalan dengan waktu, uang jenis ini digantikan dengan
Deposit money;
Fungsi Uang
Fungsi Uang
Dalam ekonomi konvensional, fungsi uang ada 3:
Medium of Exchange
(alat pertukaran)
Unit of Account
(unit penghitung)
Store of value
(penyimpan nilai/kekayaan)
Dalam Ekonomi Islam, uang hanya berfungsi sebagai:
Perbedaan Bank Konvesional
& bank syariah
Bank Konvensional
Bank Syariah
1. Investasi yang halal dan haram
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
debitur-kreditur
5. Tidak terdapat Dewan Pengawas
Syariah
1. Melakukan investasi-investasi yang
halal saja
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual
beli, atau sewa
3. Profit
dan
falah oriented
(kemakmuran dan kebahagiaan
akhirat)
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan
Perbedaan Imbalan Bank Konvensional dan
2. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
3. Jumlah pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
4. Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama, termasuk agama Islam
1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada untung/rugi
2. besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
3. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak 4. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan 5. Tidak ada yang meragukan
ATURAN PERBANKAN
SYARIAH
•
Beberapa Peraturan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai Perbankan syariah, antara
lain :
–
PBI No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip
syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah.
–
PBI No.7/35/PBI/2005 tentang perubahan atas
peraturan bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang
bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah
•
PBI No.6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang
PERAN BANK SYARIAH
•
Dalam menjalankan perannya, bank Syari`ah
berlandaskan UU Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
PP No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan
prinsip bagi hasil yang kemudian dijabarkan dalam
Surat Edaran Bank Indonesia (S.E. BI) No.
25/4/BPPP tanggal 29 Februari 1993, yang
menetapkan:
•
Bahwa bank berdasarkan bagi hasil adalah bank
umum dan bank perkreditan rakyat yang dilakukan
usaha semata-mata berdasarkan bagi hasil.
•
Prinsip bagi hasil yang dimaksud adalah prinsip
bagi hasil yang berdasarkan Syari`ah.
•
Bank berdasarkan bagi hasil wajib memiliki Dewan
Arah Kebijakan Pengembangan
Perbankan Syariah
• Arah kebijakan pengembangan perbankan Syari`ah saat ini ditandai dengan lahirnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992, dimana terdapat beberapa perubahan yang memberi peluang yang lebih besar terhadap pengembangan perbankan Syari`ah, antara lain meliputi:
– Memenuhi jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga. Dengan ditetapkannya sistem perbankan Syari`ah yang berdampingan dengan sistem konvensional, mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan secara lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat tersentuh oleh sistem perbankan konvensional yang menerapkan sistem bunga.
– Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan. Dalam prinsip ini, konsep yang diterapkan adalah hubungan investor yang harmonis (mutual investor relationship). Sementara dalam bank konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur (debitor and creditor relationship)
KEGIATAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999.menurut surat keputusan ini kegiatan operasional bank syariah adalah :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi :
a. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah.
b. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.
c. Bentuk lain yang menggunakan wadiah atau mudharabah.
2. Melakukan penyaluran dana melalui : a. Transaksi jual-beli berdasarkan prinsip: a) Murabahah
b) Istinha
c) Ijarah
d) Salam
e) Jual-beli lainnya
b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip : a) Mudharabah
b) Musyarakah
c) Bagi hasil lainnya.
c. Pembiayaan lain berdasarkan prinsip : a) Rahn
Karakteristik Bank
Syariah
Karakteristik bank syariah dapat bersifat fleksibel, yang meliputi :
1. Keadilan
, melarang riba tetapi menggunakan bagi hasil.
Pengertian riba menurut M. Syafi’i Antonio (2001;37) dijelaskan
sebagai berikut:
“Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual
beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan
dengan prinsip muamalah dalam Islam”.
2. Kemitraan
, yaitu saling memberi manfaat.
Posisi nasabah, investor, pengguna dana dan bank berada dalam
hubungan
sejajar
sebagai
mitra
usaha
yang
saling
menguntungkan dan bertanggung jawab di mana tidak ada pihak
yang merasa dirugikan.
3.
Universal,
melarang transaksi yang bersifat tidak transparan
(
gharar
).
Prinsip Operasional Bank Syariah
•
Menurut M. Syafi’i Antonio (2001:50)
berdasarkan surat keputusan direksi Bank
Indonesia No.32/34/KEP/DIR tanggal 19
Mei 1999 tentang bank umum
berdasarkan prinsip syariah, prinsip
operasional bank syariah meliputi :
1.Prinsip titipan atau simpanan.
2.Prinsip bagi hasil.
3. Prinsip jual beli.
4. Prinsip sewa.
PRINSIP TITIPAN
•
Prinsip titipan atau simpanan (
depository
atau
Al
Wadi’ah
).
Adalah akad penitipan barang atau uang antara pihak yang
mempunyai uang atau barang dengan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,
keamanan, serta keutuhan barang atau uang tersebut.
Berdasarkan jenisnya
wadi’ah
terdiri atas :
–
Wadi’ah Yad Amanah
, yaitu akad penitipan barang atau uang
di mana pihak penerima tidak diperkenankan menggunakan
barang atau uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab
atas kerusakan atau kehilangan barang atau titipan yang bukan
diakibatkan kelalaian penerima titipan.
–
Wadi’ah Yad Damanah
, yaitu akad penitipan barang atau uang
di mana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik
barang atau uang dapat memanfaatkan barang atau titipan dan
harus bertanggung jawab terhadap kerusakan atau kehilangan
barang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dalam penggunaan barang atau uang tersebut menjadi hak
Prinsip Bagi Hasil (
Profit Sharing
)
Suatu prinsip penetapan imbalan yang diberikan kepada masyarakat sehubungan dengan penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank.
Besarnya imbalan yang diberikan berdasarkan kesepakatan bersama dalam perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya.
• Al-Musyarakah : Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
• Al-Mudharabah : Akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola (mudharib).
• Al-Muzara’ah : Kerjasama pengelola pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen.
Prinsip Jual Beli (
Sale and
Purchase
)
•
Suatu prinsip penetapan imbalan yang akan diterima bank sehubungan
dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan, baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja, juga
termasuk kegiatan usaha jual beli, di mana dilakukan pada waktu
bersamaan baik antara penjual dengan bank maupun antara bank
dengan nasabah sebagai pembeli, sehingga bank tidak memiliki
persediaan barang yang dibiayainya. Berdasarkan jenisnya terdiri dari :
–
Al- Murabahah
:
Akad jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu
harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
sebagai tambahannya. Jual beli ini dapat dilakukan untuk pembelian
secara pesanan.
–
Al-Salam
:
Akad jual beli barang pesanan yang pembelian barangnya
diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di
muka secara penuh.
Prinsip Sewa (
Operational Lease and Financial
Lease
)
Prinsip sewa ini didasarkan pada :
–
Al-Ijarah
:
Akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan
(
ownership/milkiyah
)
atas
barang itu sendiri.
–
Ijarah wa iqtina
:
Akad sewa-menyewa
barang antara bank (
muaajir
) dengan
penyewa (
mustajir
) yang diikuti janji bahwa
pada saat yang ditentukan kepemilikan
barang sewaan akan berpindah kepada
Prinsip Jasa (
Fee Based Services
)
• Suatu prinsip penetapan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lain bank syariah yang lazim dilakukan terdiri dari :
• Al-Kafalah : Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan suatu pihak kepada pihak lain sebagai pemberi jaminan (kafiil) yang bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu utang yang menjadi hak penerima jaminan (makful).
• Al-Hiwalah : Akad pemindahan piutang nasabah (muhil) kepada bank (muhal alaih) dari nasabah lain (muhal). Muhil meminta muhal alaih untuk membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul dari jual beli. Pada saat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada muhal alaih. Muhal akan memperoleh imbalan sebagai jasa pemindahan piutang.
• Al-Kafalah : Akad pemberian kuasa dari dari pemberi kuasa (muwakhil) kepada penerima kuasa (wakil) untuk melaksankan tugas (taukil) atas nama pemberi kuasa.
• Ar-Rahn : Akad penyerahan barang harta (markun) dari nasabah (rahim) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang.
• Al-Qardhul Al-Hasan : Akad pinjaman dari bank (murqidh) kepada pihak tertentu
(muqtaridh) untuk tujuan sosial yang wajib dikembalikan sesuai dengan pinjaman.
• Sharf : Akad jual beli suatu valuta asing dengan valuta lainnya sesuai dengan prinsip syariah.