BANGSA, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
KELAS 2
KELOMPOK 4
1. Aulia Annisa 0906528644 2. Andrew I.Ramschie 0906529104 3. Candra P.Putra 0906528890 4. Chrystal Susiana 0906523731 5. David Maraharja 0906526001 6. Fitri Haryanti H.S.A 0906491383
Makalah Akhir bagi
Pemicu Reformasi Pertahanan Sebuah Keniscayaan Untuk mata kuliah
Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi
1 B A B I
P E N D A H U L U A N
1. 1 LATAR BELAKANG
Bangsa,budaya dan lingkungan hidup di Indonesia merupakan hal yang saling terkait satu sama lain. Manusia tidak terlepas dari ligkungan sekitarnya dan merupakan bagian dari Negara ini.
Dunia tanpa batas dapat erugikan bangsa yang sedang berkembang, apabila bangsa itu tidak memiliki karakter nasional yang kuat dan kemampua intelektual yang tinggi. Tidaklah mengherankan jika dalam beberapa hal globalisasi telah memicu konflik, baik konflik antar Negara maupun konflik internal dalam Negara. Hal itu dipicu oleh perbedaan persepsi terhadap nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap Negara mempunyai konsep wawasan nasional yang berbeda. Hal ini berkaitan erat dengan profil diri bangsa (sejarah, padangan hidup, ideology, budaya ) dan geografi. Kedua unsure pokok inilah yang harus diperhatikan dalam pembuatan konsepsi geopolitik bangsa dan Negara.
1. 2 TUJUAN
2 B A B II
BANGSA,BUDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP DI NIDONESIA
2.1 NASIONALISME INDONESIA
Indonesia sebagai bangsa yang besar terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan agama. Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di bangsa yang majemuk ini dibutuhkan kedewasaan dan kesadaran dari setiap rakyat Indonesia. Substansi Nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama; kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan dari bumi Indonesia. Semangat dari dua substansi tersebutlah yang kemudian tercermin dalam Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dengan jelas dinyatakan “atas nama bangsa Indonesia”, sedang dalam Pembukaan UUD 1945 secara tegas dikatakan, "Segala bentuk penjajahan dan penindasan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 adalah Proklamasi Kebangsaan Indonesia yang merupakan ikrar tentang eksistensi nasion dan nasionalisme Indonesia yang telah tumbuh puluhan tahun dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Perjuangan bangsa Indonesia tersebut pada tanggal 17 Agustus 1945 mencapai titik kulminasi dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Hal itu membuktikan bahwa nasionalisme Indonesia sudah merupakan faktor penentu perkembangan sejarah Indonesia – sejarah berdirinya negara Republik Indonesia.
3 nasionalisme Indonesia sudah mengalami kemerosotan yang tajam. Hal itu karena beberapa faktor seperti desentralisasi, otonomisasi. Itu menunjukkan bahwa semangat kebangsaan kita merosot. Negara dan bangsa Indonesia harus segera
menyelamatkan kemerosotan ini.
Caranya ialah memperkuat kembali nasionalisme dengan membangun kembali state building, membangun kembali keindonesiaan bangsa dan negara ini. Tetapi, jangan lupa, nasionalisme tidak bisa hidup dengan baik apabila pada saat yang sama kita melupakan membangunstate building. Kita harus membangun state building. Membangun kembali Negara ini.Kemerosotan nasionalisme kita itu antara lain karena Negara kita mengalami kemerosotan dalam kapasitasnya sejak masa reformasi, yaitu Negara tidak mampu menjalankan fungsi-fungsi pokoknya. Misalnya, negara tidak mampu melindungi warga negaranya ketika banyak
kelompok yang
bertikai dan banyak kelompok melakukan dengan caranya sendiri, menyerang kelompok lain.Negara sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Itu sebenarnya kapasitas Negara dan negara semakin menyurut.
2.1.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dalam Upaya Bela Negara
Bela negara merupakan kegiatan yang dilahirkan oleh setiap warga negara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan negara. Mengutip Muhammad Azhar, bahwa bela negara seperti membela tanah air (bersifat geografis), mencintai tanah air (bersifat psikologis), stabilitas negara (bersifat security) dan loyalitas terhadap bangsa dan negara (bersifat dedikatif).
Beberapa jenis / macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :
1. Terorisme Internasional dan Nasional. 2. Aksi kekerasan yang berbau SARA.
3. Pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa. 4. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara baru.
4 Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan "Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Dan juga sebagaimana tertuang Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, upaya pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia, jadi jelas bahwa upaya pembelaan negara bukan
merupakan kewajiban TNI maupun Polri semata, akan tetapi merupakan hak dan kewajiban dari segenap warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Masyarakat yang mempunyai kemampuan bela negara adalah memiliki kemampuan kesadaran melaksanakan hak dan kewajiban dalam berbagai kegiatan sebagai makhluk sosial dan sebagai warga negara.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara : 1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. 3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. 5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. 6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling) 2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
3. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn
5 2.1.2 Negara Hukum Kontitusi serta Perkembangan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
Negara Hukum
Negara merupakan alat masyarakat untuk mengatur hubungan manusia dengan masyarakat. Negara memiliki legitimasi, yaitu Negara dapat memaksa kekuasaanya secara sah terhadap semua kolektivita dalam masyarakat.
Ada Tiga sifat yang memperlihatkan kekuasaan Negara: (1) Sifat memaksa, dimana Negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara sah ( legal) agar dapat tertib dan aman; (2) Sifat monoppoli, yaitu Negara berhak dan kuasa tunggal menetapkan tujuan bersama masyarakat (tujuan nasional); (3) sifat mencakup semua, yaitu semua peraturan perundang-undangan mengenai semua oaring baik warganegara maupun penduduk. Dari ketiga sifat inilah timbul konsepsi Negara hukum. Timbul dalil: “ Tiada masyarakat tampa hukum” dalam teori ilmu hukum.
Berdasarkan Konvensi Montevideo, untuk membentuk suatu Negara diperlukan tiga syarat konstitutif yaitu: (1) harus ada wilayah yang telah dinyatakan sebagai milik bangsa dan batas-batasnya ditentukan melalui perjanjian internasional; (2) status ada rakyat yang mendiami wilayah tersebut dan dapat terdiri atas berbagai golongan social; (3) harus ada pemerintah yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan peraturan perundangan-undangan yang mengikat warganya.
Undang – Undang Dasar Negara Keasruan Republik Indonesia 1945 adalah salah satu hasil gerakan konstitusionalisme, yaitu paham yang selalu mengawasi dan meninjau kembali agar pemerinathan ada pada jalan yang tetap dan benar. Dalam sejarah Negara Indonesia UUD 1945 telah diamandemenkan sebanyak empat kali agar sesuai dengan eranya.
6 demokrasi perwakilan; (8) Cita Negara Hukum (nomokrasi); (9) Pemishan kekuasaan dan prinsip check and balance; (10) Demokrasi ekonomi; (11) Cita masyarakat Madani yaitu masyarakat yang ruku, adil, beradap. Prinsip penyelenggaraan Negara tersirat pada pembukaan UUD dan penjabarannya melalui pasal-pasal asli UUDmaupun pasal-pasal hasil amandemen.
Konvensi Hukum Nasional Tentang Undang-undang Dasar 1945 sebagai Landasan Konstitusional Grand Design Sistem dan Politik Hukum Nasional diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional pada tanggal 16 Maret 2008 dan dibuka secara resmi o;eh Presiden Replublik Indonesia Dr. Susilo Bambang Yudoyono di Istana Negeri Jakarta.
Maksud diselenggarakannya kegiatan in untuk menjaring pemikiran dan masukan – masukan berkaitan dengan pembentukan grand design sistem dan politik hukum nasional baik yang sifatnya teoritis maupun praktis dalam rangka memperkokoh UUD 1945 sebagai landasan konstitusional yang mengarahkan ssistem dan politik hukum nasional.
2.2 Negara dan Sistem Politik
Politik dapat didefinisikan dalam beberapa hal. Menurut Austin Ranney, politik adalah “proses pembuatan kebijakan pemerintahan”. Menurut Harold D.
Laswell, politik adalah “proses penentuan who get what, when and how”.
Sedangkan menurut Ramlan Surbakti, politik adalah “proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama”.
7 berkewajiban untuk membuat Undang-Undang, sementara kekuasaan yudikatif bertugas untuk mengawasi legislatif dan eksekutif. Beberapa negara yang menganut teori politik ini adalah Amerika Serikat dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri, sistem politik yang dianut adalah demokrasi, yang berarti bahwa pemerintahan tersebut adalah untuk dan dari rakyat. Sementara itu, Undang-undang yang dipakai adalah Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Karena Indonesia menganut sistem politik demokrasi, maka Indonesia mempunyai Pemilihan Umum, kebebasan pers, penegakan HAM dan kebebasan berpendapat.
8 2.3 Geopolitik dan Geostrategi di Indonesia
Kepulauan Nusantara diperebutkan oleh berbagai bangsa, mulai dari Spanyol, Portugal, Belanda, Inggris sampai Jepang karena lokasinya yang strategis dalam peta perdagangan dunia. Hal ini masih berlaku hingga hari ini, mengingat sumber daya alam Indonesia begitu memikat, maka tak heran banyak negara yang berusaha menanamkan pengaruhnya.
Posisi Indonesia di garis ekuator terbukti menguntungkan saat revolusi antariksa dimulai. Geo Stasionary Satellite Orbit Indonesia mencapai 12,5% dari GSO dunia. Keuntungan ini harus dimanfaatkan dengan baik, serta dijaga kedaulatannya dari usaha-usaha occupation negara lain. Sejalan dengan usaha itu, sebuah negara harus memiliki angkatan bersenjata yang kuat. Dengan militer yg tangguh, kita dapat menangkal setiap ancaman lokal, regional maupun internasional. Alokasi anggaran pertahanan 2009 adalah sekitar Rp 35 trilyun, atau menurun dibanding 2008 sebesar Rp 36,39 trilyun. Jumlah ini hanya mendukung sekitar 36% dari kebutuhan minimum (kebutuhan min Dephan dan TNI sekitar Rp 100,53 trilyun). Pos anggaran terbesar, 80% difokuskan untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dengan anggaran sebesar ini sulit bagi TNI untuk menjaga wilayah NKRI.
Sebagai gambaran, saat ini
9 pergerakannya. Dengan anggaran yg terbatas, TNI akan sulit menghadapi musuh apabila tiba masa perang. Ancaman yang datang bisa saja dari negara tetangga, dari pakta pertahanan negara Commonwealth atau dari silent movement kapal selam negara adidaya dalam rangka strategi global geopolitiknya.
Reformasi pertahanan adalah keniscayaan yang bisa segera dilaksanakan apabila pemerintah serius menanggapinya, karena saat ini pertahanan Indonesia dibangun atas asumsi kita tidak akan terlibat perang.
2.3.1 Wilayah sebagai Ruang Hidup
Menurut Ir.Soekarno dalam Sidang BPUPKI, manusia dan tempat tinggalnya
tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, sebuah negara yang didiami oleh sekelompok orang haruslah mempunyai ruang/wilayah hidup. Konsep yang menyamakan negara dengan makhluk hidup ini tertuang dalam pemikiran Friedrich Ratzel (1844 - 1904) yang menyebutkan bahwa negara sebagaimana makhluk hidup semakin sempurna dan berkembang membutuhkan ruas hidup yang makin meluas. Karena itu, politik ekspansif seperti mendapat semacam ''pembenaran'' bahwa hal itu sah - sah saja dilakukan. Penaklukan demi penaklukan dilancarkan satu negara untuk memperluas hegemoninya. Sementara negara yang lebih lemah sekadar mempertahankan eksistensinya. Kita bisa lihat dari Malaysia dan Singapura yang dulu bergabung dalam satu federasi, berusaha memperluas pengaruh dan ruang hidupnya sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.
10 kepentingan anggotanya sendiri. Malaysia berhasil merebut pulau
Sipadan - Ligitan dengan cara ini.
2. Malaysia yang sebetulnya tidak tertarik untuk berkonfrontasi (lagi) dengan Indonesia, diperalat oleh kartel minyak raksasa untuk memperebutkan konsesi minyak. Walaupun belum tentu berhasil, setidaknya konflik itu memunculkan sentimen negatif pasar minyak dengan harapan harganya akan bergerak naik. 3. Commonwealth dan sekutunya berusaha ''membuka'' jalur laut tambahan yang tidak dikontrol oleh Indonesia dengan harapan aktivitas dan pergerakan kapal selam mereka tidak terganggu. Jumlah penduduk Indonesia yang besar sebanding dengan wilayah yang luas ini, wilayah yang patut dipertahankan dengan semangat yang sama ketika para pahlawan kita memerdekakannya.
2.4 Kedaulatan Negara dan Pasang Surut Hubungan Antar Bangsa
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi bagi Negara untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia dan berlaku di seluruh wilayah dan semua rakyatnya.Kedaulatan merupakan konsep yuridis dan kedaulatan adalah mutlak harus ada pada suatu Negara.Ciri khas kedaulatan adalah tidak terikatnya suatu Negara dengan Negara lain.Kedaulatan timbul dari hak untuk memerintah atas suatu komuniti manusia.Kedaulatan itu sekaligus memberikan status apakah suatu Negara benar-benar merdeka atau masih berada di bawah perwalian Negara lain atau PBB.
11 Sifat kedaulatan menurut Jean Bodin :
1. Permanen : kedaulatan itu akan tetap ada selama Negara itu ada
2. Asli : kedaulatan itu tidak akan berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi
3. Bulat (tidak terbagi-bagi) : kedaulatan itu merupakan kekuasaan tertinggi dalam Negara.
4. Tidak terbatas : kedaulatan itu tidak dibatasi sebab kalau dibatasi kedaulatan itu akan lenyap.
Teori kedaulatan :
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Kekuasaan tertinggi ada pada Tuhan.Teori ini berkembang pada abad pertengahan.Tokoh teori ini adalah Augustinus,Thomas Aquinas dan Marsilius.Augustinus berpendapat bahwa di dunia ini yang mewakili Tuhan adalah Paus.Thomas Aquinas berpendapat bahwa kekuasaan raja dan paus itu sama.Marsilius berpendapat bahwa kekuasaan tertinggi ada pada raja karena raja adalah wakil Tuhan yang memegang dan melaksanakan kedaulatan di dunia.Contohnya antara lain Tenno (Jepang),Raja Louis XIV (Prancis).
b. Teori kedaulatan Negara
Negara menciptakan hokum untuk rakyat, tidak untuk penguasa. Hukum ada karena adanya Negara dan tidak ada hukum yang berlaku jika tidak dikehendaki oleh Negara. Tokoh teori ini adalah Jean Bodin dan George Jellinek. Contohnya Hitler (Jerman) dan Mussolini (Italia).
c. Teori Kedaulatan Hukum
12 d. Teori Kedaulatan Rakyat
Pemgang kekuasaan tertinggi adalah rakyat.Teori ini dipelopori oleh J.J Rousseau.Penguasa hanya melaksanakan kehendak rakyat. Oleh karena itu, apabila penguasa melakukan tindakan menyimpang dari kehendak rakyat, maka rakyat dapat mengganti penguasa itu dengan penguasa baru.
Selain itu, ada John Locke merupakan Bapak HAM yang mengatakan bahwa semua hak warga Negara dilindungi penguasa. J.J Rosseau dalam bukunya “Du Contract Social” (Perjanjian Masyarakat) dan Montesquieu dalam “Trias Politica”.
Kedaulatan yang dianut Negara RI dan Dasar Hukumnya : Pancasila
Teori kedaulatan rakyat sesuai dengan Pancasila sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.Secara garis besar, bunyi sila ke-4 Pancasila tersebut mengandung pengertian bahwa rakyat dalam menjalankan kedaulatannya melalui lembaga perwakilan rakyat. Dalam memecahkan persoalan yang menyangkut kehidupan bangsa dan Negara, dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
Undang-undang Dasar 1945
Kedaulatan yang berlaku di Indonesia adalah kedaulatan rakyat terantu pada :
13 Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 amandemen ke-3 “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar.” Pasal ini meneguhkan bahwa kedaulatan rakyat yang dianut bangsa Indonesia yang tidak lagi dijalankan sepenuhnya oleh MPR tetapi melalui lembaga Negara yang telah ditentukan dalam UUD 1945. Lembaga Negara yang telah ditentukan adalah MPR, DPR, DPD, Presiden, Wakil Presiden, BPK, MA, MK, KY dan KPU.
Pokok-pokok system pemerintahan Indonesia dari pasal-pasal UUD 1945 setelah amandemen sebagai berikut:
1. Kekuasaan Negara yang tertinggi berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945 (Pasal 1 ayat 2 amandemen ke-3)
2. Negara Indonesia adalah Negara hokum (Pasal 1 ayat 3 amandemen ke-3)
3. Presiden memegang kekuasaan sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan.
4. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Parlemen tidak dapat menjatuhkan Presiden, sebaliknya Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
5. Parlemen terdiri atas DPD dan DPR.
6. Presiden bekerja sama dengan parlemen dalam membuat undang-undang dan anggaran pendapatan dan belanja Negara.
7. Para menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
14 Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing Negara.
Fungsi
1. Memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran hasil produksi dan faktor-faktor produksi serta memperlancar sistem pembayaran antarnegara.
2. Menciptakan kerja sama secara timbal balik antarnegara melalui perjanjian ataupun melalui badan/organisasi internasional.
Banyak sekali hubungan internasional antar negara yang terjalin, seperti PBB, APEC, OPEC, ASEAN, dan lain-lain. Manfaat hubungan internasional bagi indonesia, antara lain adalah:
Manfaat ideologi, yakni untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara;
Manfaat politik, yakni untuk menunjang pelaksanaan kebijakan politik dan hubungan luar negeri yang di abdikan untuk kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang;
Manfaat ekonomi, yakni untuk menunjang upaya meningkatkan pembangunan ekonomi nasional;
15 Manfaat perdamaian dan keamanan internasional, yakni untuk menunjang upaya pemeliharaan dan pemulihan perdamaian, keamanan dan stabilitas internasional;
Manfaat kemanusiaan, yakni untuk menunjang upaya pencegahan dan penanggulangan setiap bentuk bencana serta rehabilitasi akibat-akibatnya; Manfaat lainnya, yakni untuk meningkatkan peranan dan citra Indonesia di forum internasional dan hubungan antar negara serta kepercayaan masyarakat internasional."
16 B A B I I I
P E N U T U P
3. 1 KESIMPULAN
Terkait dengan pemicu “Reformasi Pertahanan Sebuah Keniscayaan” dapat disimpulkan bahwa Negara kita masih kurang awas terhadap pertahanan dan ketahanan Negara terutama dalam mengawasi pulau-pulau terluar di Indonesia dari perompak dan mengawasi batas laut sesuai dengan yang sudah ditentukan.
Pengontrolan dan pengawasan terbilang terhambat dan banyak tantangan terutama dalam hal sarana dan prasarana yang ada seperti kapallaut maupun fasilitas-fasilitas tempur dalam menghadang kapal-kapal asing yang masuk wilayah NKRI.
3.2 SARAN
Adapun saran / solusi dalam menyelesaikan dan menanggapi permasalahan di atas antara lain :
Tingkat pengawasan terhadap AMBALAT dan pulau-pulau terluar di Indonesia wajib ditingkatkan
Guna menjaga keutuhan pertahanan bangsa dan Negara perlu adanya soft power ( diplomasi ) dan hard power ( invasi dan interfensi militer ) Hukum pertahanan di Indonesia harus dikuatkan dan tegas sanksinya Setiap warga Negara Indonesia wajib ikut serta dalam upaya bela
Negara sebagaimana telah diatur dalam UUD 1945 dengan syarat yang telah ditentukan
Setiap warga Negara Indonesia harus bersikap dewasa dan memiliki kesadaran akan rasa nasionalisme yang tinggi
Tidak terpancing dalam menanggapi msalah yang ada sehingga tidak menimbulkan konflik antar Negara
17 D A F T A R P U S T A K A
*. Tim Penulis.2009.Buku Ajar MPKT Bangsa, Negara dan Lingkungan Hidup.Depok: PDPT UI
*. Koentjaraningrat.1993.Masalah Kesukubangsaan dan Integritas Nasional.Jakarta: UI Press
*. Mustakim.2006.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP dan MTs Kelas VIII.Jakarta: Widya Utama
*. Majalah Angkasa, berbagai edisi.
organisasi.org/kewajiban-bela-negara-bagi-semua-warga-negara-indonesia-pertahanan-dan-pembelaan-negara Diakses 15 november 2009. 12:38
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4478 Diakses 15 november 2009. 12:47
http://www.polarhome.com/pipermail/marinir/2004-February/000184.html Diakses 15 november 2009. 13:16
http://belanegarari.wordpress.com/2009/10/14/bela-negara-dalam-bahasa-budaya-salah-satu-wadah-wawasan-kebangsaan/ Diakses 15 november 2009. 13.56
www.dephan.go.id/modules/php www.antara.co.id/arc/2009 ranahan.dephan.go.id/index.php www.detiknews.com/read/2009
www.asiadefense.com/ www.defenselink.mil www.defensenews.gov
Budiardjo, Prof. Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.