• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU DAN DILEMA PENDIDIKAN. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GURU DAN DILEMA PENDIDIKAN. pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GURU DAN DILEMA PENDIDIKAN

Nina Rahayu

Abstrak

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara menjadi negara

maju dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul adalah kualitas berpikir

masyarakat. Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan

kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di

sekolah. Guru berperan sebagai motivator dan mediator bagi siswa untuk dapat belajar

secara efektif dan efisien. Dalam hal ini guru dituntut menjadi professional dalam

penguasaan materi dan pembelajaran. Namun kenyataan tidak sesuai yang diharapkan,

masih banyak faktor- faktor yang menghambat proses belajar mengajar.

Kata kunci : Guru, sarana prasarana, kompetensi, profesionalisme dan sertifikasi guru

A. Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam mengembangkan kesadaran dan

tanggung jawab setiap orang agar menjadi sumber daya manusia yang siap bersaing di

dalam kehidupan masyarakat dan kehidupan global, dimana Mulyasa menjelaskan bahwa

peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai

tujuan pembangunan.1 Hal ini bermakna bahwa pengembangan kualitas sumber daya

manusia harus diikuti oleh pengembangan proses dan kualitas pendidikan, artinya

peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi perhatian dan sektor utama dalam proses

pembangunan bangsa.

Guru merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pendidikan nasional,

khususnya yang dilaksanakan di sekolah. Komponen-komponen lain tidak akan

memberikan arti apabila interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Begitu

pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga tidak

akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa.

(2)

kompetensi guru, dimana diyakini kualitas pendidikan akan meningkat apabila guru

melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas pula.

Hal ini memberikan makna bahwa guru berkompetensi tinggi tentunya akan

mampu dan terampil dalam memberdayakan sarana pembelajaran yang pada akhirnya

akan mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Apabila peningkatan kualitas pendidikan

berawal dari lingkungan sekolah maka yang menjadi faktor penentu adalah guru. Artinya,

upaya peningkatan kualitas guru berdampak pada kualitas pembelajaran, selanjutnya

berdampak pada kualitas sekolah dan pada akhirnya berdampak pada kualitas pendidikan

secara menyeluruh.

Bagaimanapun pendidikan dapat mencetak generasi emas yang diharapkan

menjadi tombak peradaban dan obor pencerahan bagi bangsa dan negaranya. Negara

yang maju adalah negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu

untuk mewujudkannya maka setiap warga negaranya perlu diberikan pendidikan yang

memadai. Keberhasilan pendidikan, khususnya di sekolah tidak hanya ditentukan oleh

kemahiran guru dalam mengajar. Namun lebih kepada bagaimana guru mendidik para

siswanya. Guru yang baik adalah seseorang yang bisa mengajar sekaligus bisa mendidik

para siswanya. Dengan kemampuannya untuk mengajar dan mendidik secara baik, akan

dihasilkan anak-anak yang tidak hanya pandai secara intelektual, namun juga secara

akhlak atau budi pekerti dan keimanan. Pada akhirnya akan menghasilkan generasi

penerus yang arif dan bijaksana.

Selanjutnya faktor lain yang mempengaruhi mutu pendidikan yaitu, dana,

kurikulum, SDM non guru, fasilitas dan sumber belajar, dan lain- lain. Sistem pendidikan

di Indonesia saat ini belum memberikan apresiasi khusus terhadap guru, padahal apresiasi

terhadap guru tersebut yang mencerminkan bagaimana seseorang mengapresiasikan masa

depan bangsa. Apresiasi terhadap guru, tidak selalu harus berbicara tentang gaji, akan

tetapi mengenai komponen pengembangan guru sendiri. Selain itu dari sisi nonformal

juga harus diperhatikan yaitu orangtua. Orang tua ialah pendidik yang penting bagi

anak-anaknya, sehingga para orang tua ini perlu dijangkau oleh sistem pendidikan dari kita.

Misal sekarang orang tua diundang datang ke sekolah biasanya untuk di mintai

(3)

Orang tua bukan hanya bisa menuntut lembaga pendidikan khususnya guru untuk 100 %

fokus terhadap peserta didik.

Beban berat yang yang diembani guru sebagaimana yang diamanatkan Pasal 3

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional adalah: pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Persoalan lainnya dimana guru bertanggung jawab terhadap pendidikan terkhusus

berkaitan dengan peserta didik, dia juga harus mampu melaksanakan tuntutan pemerintah

yang berkaitan dengan aturan- aturan yang berkaitan dengan profesinya. Dan itu

menjadikan guru harus lebih ekstra bekerja keras untuk dapat menjalankan tujuan

tersebut, dengan berbagai kendala yang ada baik dari internal maupun eksternal. Namun

guru tetaplah manusia biasa yang tetap mempunyai keterbatasan. Tanpa bantuan pihak

lainnya guru tidak akan mampu mencapai tujuan pendidikan, baik pihak pemerintah,

orang tua bahkan dari peserta didik sendiri. Karena tanggung jawab pelaksanaan

pendidikan, bukan hanya dibebankan kepada sekolah (guru dan kepala sekolah saja),

tetapi juga menuntut adanya keterlibatan dan tanggung jawab orangtua serta komponen

lapisan masyarakat sekitar sekolah.

B. Siapa itu Guru ?

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pemgetahuan

kepada anak didik di sekolah.1 Selain memberikan pengetahuan guru juga bertugas

menanamkan nilai- nilai kepada anak didik agar mereka memiliki kepribadian yang

paripurna. Dengan Keilmuan guru yang dimilikinya, guru membimbing anak didik

dalam mengembangkan potensinya. Guru atau pendidik merupakan subyek yang sangat

sentral bagi terselenggaranya mutu pendidikan yang berkualitas.

Setiap guru memiliki kepribadian yang sesuai dengan latar belakang mereka

sebelum menjadi guru. Pandangan dan kepribadiannya serta latar belakang pendidikan

(4)

serta pengalaman mengajar sangat memepengaruhi kualitas pembelajaran. Guru adalah

manusia yang unik yang memiliki karakter yang berbeda sama halnya seperti peserta

didik yang memiliki karakter berbeda- beda. Perbedaan karakter ini yang menyebabkan

situsai proses belajar mengajar bervariasi.

Berbagai penelitian telah menggambarkan betapa pentingnya peranan kinerja guru

dalam mensukseskan kegiatan pendidikan, diantaranya penelitian Widoyoko

menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa di pengaruhi oleh kinerja guru, dengan

rincian kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi

pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran

memberikan sumbangan 8,60%.2

Seorang guru dituntut untuk menguasai berbagai kompetensi (kecakapan) dalam

melaksanakan profesi keguruannya agar dapat menciptakan suasana belajar yang baik

bagi peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara penuh. Hal ini

betapa pentingnya peran guru dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar.

Masyarakat dan orang tua peserta didik telah mempercayakan sebagian tugasnya

kepada guru. Tugas guru yang diemban cukup mulia dan berat, tugas dari masyarakat

dan orang tua murid tersebut, antara lain adalah kemampuan guru mentransfer

pengetahuan dan kebudayaan dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan (life

skiils), nilai- niali (value) dan beliefs.

Dari life skiils guru diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi proses

pembelajaran yang didasarkan pada learning competency, sehingga outputnya jelas.

Selain itu, guru sebagai pendidik bukan hanya mampu mentransfer pengetahuan,

keterampilan dan sikap saja, tetapi guru juga dilimpahkan tugas padanya untuk

mempersiapkan generasi yang lebih baik dimasa depan. Apabila deperhatikan, sungguh

berat tugas guru, tetapi penghargaan pada profesi guru kurang optimal dan selalu dinilai

kinerja rendah. Apapun itu semua, mau tidak mau, guru harus memiliki kompetensi yang

optimal dalam usaha membimbing peserta didik agar dapat menghadapi kenyataan hidup.

2 Eko Putro Widoyoko,S. Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar

(5)

C. Pengaruh sarana prasarana sekolah terhadap kinerja guru

Sarana prasarana pendidikan sebagai salah satu penunjang keberhasilan yang

mengacu pada Standar sarana dan prasarana yang dikembangkan oleh BSN dan

ditetapkan dengan peraturan Menteri, seringkali menjadi kendala dalam proses

penyelenggaraan pendidikan di Sekolah. Kendala- kendala yang dihadapi antara lain

adalah adanya penyediaan sarana prasarana yang belum memadai atau lengkap.

Keterbatasan saran prasarana menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam

proses belajar mengajar. Tanpa adanya kemampuan untuk bertahan dengan kondisi

tersebut mengajar biasa menjadi hal berat dan memicu stress pada guru. Hal ini

ditunjukkan dengan tingginya tingkat burnout pada guru dan hilangnya antusiasme dalam

mengajar. Permasalahan sarana prasarana sangat penting untuk ditangani lebih serius,

karena berpengaruh dalam kelancaran proses belajar mengajar, karena disamping menjadi

nyaman, juga sekaligus menjadi media pembelajaran, yang tentunya kesemuanya itu

harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan pengetahuan.

Seringkali dalam pemenuhan sarana prasarana ditentukan oleh pihak sekolah

bersama komite sekolah berdasar pada keinginan dan kebutuhan sekolah masing- masing

semata. Bagi beberapa sekolah yang telah memenuhi sarana prasarananya akan

meningkatkannya agar lebih baik lagi, hal ini adalah wajar sebagai upaya untuk

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang pada tujuannya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan itu sendiri.

Sampai saat ini 88,8 persen sekolah di Indonesia mulai SD hingga SMA/ SMK,

belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Pada pendidikan dasar hingga kini

layanan pendidikan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan, dan

laboratorium, buku- buku pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim.

Banyak sekolah dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak, kepemilikan dan

penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara

laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan

sebagainya. Permasalahan sarana prasana sering dijumpai di daerah terpencil atau

pedalaman. Dan ternyata permasalahan ini juga bisa ditemukan di daerah perkotaan

seiring perkembangan zaman dan teknologi, misalnya adanya infocus di tiap kelas,

(6)

Dengan keterbatasan sarana prasana dapat dikatakan bahwa lembaga pendidikan

kurang memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam mengembangkan diri. Akibat tidak

tersedianya para pelajar mengalokasikan kelebihan energinya tersebut untuk ke hal- hal

yang negatif, misalnya tawuran antar pelajar, kelompok- kelompok kriminal. Setidaknya

ada dua dampak dari kurangnya sarana prasarana pendidikan yaitu: 1). Rendahnya Mutu

Output Pendidikan: sebab di era globalisasi ini diperlukan transormasi pendidikan

teknologi yang membutuhkan sarana prasarana yang sangat kompleks agar dapat bersaing

dengan pasar global, 2). Kenakalan Remaja dan Perilaku yang menyimpang, kehidupan

remaja di era modern ini tentulah berbeda dengan kehidupan pada generasi sebelumnya,

pelajar saat ini membutuhkan ruang gerak dalam pengembangan kematangan emosi. Ada

beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam memperbaiki anomali- anomali pendidikan

antara lain, terorganisinya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

D. Profesionalisme Guru

Profesi guru harus dilihat dari kemampuan menguasai kurikulum, materi

pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, sikap komitmen pada tugas, harus dapat

menjaga kode etik profesi, di sekolah ia harus menjadi “manusia model” yang akan

ditiru siswanya, di masyarakat menjadi teuladan.3 Guru professional dalam masyarakat

yang semakin maju, demokratis menuntut suatu interaksi antara pendidik dan peserta

didik secara profesional. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh guru profesional, yaitu guru

yang memiliki karakteristik profesionalisme. Guru profesionalisme merupakan guru yang

memiliki keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan yang didukung oleh etika profesi

yang kuat.

Penyebutan istilah profesional merujuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang sebagai suatu profesi, misalnya “dia seorang yang profesional”. Kedua, penampilan seseorang yang melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.4

Pada umumnya orang memberikan arti yang sempit terhadap pengertian profesional.

3 Hujair AH. Sanaky,Sertfikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi Pendidikan, Jurnal Pendidikan Islam, Tarbiyah, 2 Mei 2014. Hal 3

(7)

Profesional diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki seseorang.

Profesional mempunyai makna ahli (ekspert), tanggungjawab (responsibility), baik

tanggungjawab intelektual maupun tanggungjawab moral dan memiliki rasa kesejawatan.

Dengan demikian professional dapat dipandang dari tiga dimensi yaitu, ahli, rasa

tanggungjawab dan rasa kesejawatan.5

Sullivan menguraikan sebuah standar profesioal adalah memiliki pengetahuan

penting yang dibutuhkan keterampilan, sikap dimana seluruh guru memiliki kemampuan

mendemonstrasikan.6 Untuk meneguhkan kesuksesan kinerja pendidik sebagai guru

professional dan merupakan jabatan strategis guru harus memiliki kepribadian efektif.7

Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang secara kualitatif

akan membentuk keunikan atau kekhasan seseorsng dalam berinteraksi dalam berbagai

situasi dan kondisi. Kepribadian efektif seorang guru adalah kepribadian berkualitas yang

mampu berinteraksi dengan lingkungan pendidikan yang sebaik- baiknya aga kebutuhan

dan tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif.

Kepribadian efektif memiliki sejumlah kompetensi yang bersumber pada

kompetensi yang bersumber pada kompetensi penguasaan materi pelajaran, kualitas

professional, penguasaan proses, kemampuan penyesuaian diri, serta kualitas

kepribadianya. Profesi guru pernah menjadi profesi penting dalam perjalanan bangsa ini

dalam menanamkan nasionalisme. Profesi guru pada zaman dulu merupakan profesi yang

paling bergensi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada saat itu. Tetap “sayangnya pada beberapa decade yang lalu masih berlanjut sampai kini” “profesi guru dianggap kurang bergensi”, kinerjanya dinilai belum optimal dan belum memenuhi

harapan masyarakat.

Pada era reformasi dan disentralisasi pendidikan saat ini, guru semestinya dapat

lebih memdapatkan pemberdayaan baik, dalam arti profesi maupun kesejahteraan.

Mengapa ? Karena saat ini pendidikan menjadi urusan pemerintahan daerah, sehingga

5 Dedy Supriyadi, Membangun Bangsa Indonesia Melalui Pendidikan (Jakarta: Rosda Karya2004) hal. 221

6 Sullivan K, Teacher Standars and Professionalism : Contested Perspectives in a Decade of

Reform (Online). Tersedia. http://www. Aare.edu.au/99pap/sul99090.htm(2003) hal.4

(8)

berbagai persoalan yang terkait dengan profesionalisme dan kesejahteraan guru tentu

dapat langsung dipantau oleh pemerintah daerah. Tetapi usaha tersebut belum secara

nyata dilakukan oleh pemerintah, sementara guru selalu dihadapkan oleh tuntutan

profesionalisme dan harus mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat secara cepat.

Guru sekarang berhadapan dengan kondisi “ekstrim” yaitu akan terjadi percepatan ilmu

pengetahuan melalui internet dan media. Peserta didik atau mahasiswa, mungkin akan

memiliki ilmu yang lebih tinggi daripada guru.8

E. Persoalan Sertifikasi Guru

Kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis

untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Secara formal,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

menyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional. Sebagai tenaga profesional, guru

dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat)

dalam bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan

menguasaikompetensi sebagai agen pembelajaran

Para calon guru harus mencapai gelar sarjana dahulu baru kemudian mengambil

profesi guru dan untuk menjaga kualitas profesi guru direncanakan semacam lisensi guru

yang tidak berlaku selamanya, tetapi harus profesi perbaharui dalam jangka waktu

tertentu. Lisensi guru dapat dicabut jika guru tersebut membuat kesalahan atau melanggar

kode etik profesinya. Program sertifikasi guru yang diusung oleh guru- guru se Indonesia

dan dikawal oleh PGRI dan berbagai organisasi lainnya, masih banyak pro dan kontra

pada masa awal. Hal ini terkait dengan bagaimana konsep, mekanisme dan dampak dari

program sertifikasi yang dikhawatirkan menjadi boomerang Negara. Apa sertifikasi dan

mengapa guru harus sertifikasi?

Sertifikasi guru menjadi landasan menjamin keberadaan guru yang profesional

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pelaksanaan sertifikasi guru diharapkan

8 Hujair Al Sanaky, Tantangan Pendidikan Islam diEra Informasi: Pergeseran Paradigma

(9)

mampu sebagai solusi berkaitan dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan

professional tersebut. Kebijakan Sertifikasi Guru melalui Permendiknas No 18/2007

merupakan salah satu upaya Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam rangka

meningkatkan kualitasdan profesionalitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi

berkualitas. Tujuan sertifikasi adalah (1) menentukan kelayakan guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru;

dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Manfaat sertifikasi adalah untuk melindungi profesi guru dari praktik-praktik

yang tidak kompeten yang dapat merusak citra profesi guru. Sertifikasi juga bermanfaat

dalam melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan

profesional. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sertifikasi

bermanfaat dalam menjaga LPTK dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang

menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Merujuk pada pedoman Sertifikasi Guru dari Derektorat Jenderal PMPTK, “sertifikasi guru diartikan sebagai “proses pemberian sertifikasi pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru”.9 Apakah guru- guru saat ini belum memenuhi standar kompetensi sebagaimana dimaksudkan dalam PP 19/2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, khususnya pasal 28 ayat (3) dan Permendiknas 16/2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru.

Dengan kebijakan pemerintah mengeluarkan sertifikasi, guru dituntut mengajar

minimal 24 jam dalam seminggu. Lalu bagaimana dengan sekolah- sekolah yang tidak

bisa menyediakan waktu sebanyak itu? Terutama sekolah- sekolah yang berada di daerah

terpencil. Sehingga mau tidak mau, mereka harus mengajar bukan bidang mereka.

Misalnya guru Bahasa Indonesia, karena kurang jam mengajarnya maka dilimpahkan

tanggung jawab untuk mengajar matematika. Apa yang terjadi pada peserta didik,

sungguh ironi memang pemerintah menuntut hal seperti itu. Guru sibuk dengan tuntutan

pemerintah, peserta didik menjadi korban pendidikan itu sendiri.

9 Direktorat Jenderal PMPTK, Sertifikasi Guru dalam Jabatan : Buku 1 Pedoman Sertifikasi Guru

(10)

F. Penutup

Akhirnya dapat ditarik beberapa kesimpulan penting, dalam dunia pendidikan

keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan.

Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur

pendidikan, formal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan

kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang

berkaitan dengan eksitensi mereka. Semakin banyak kewajiban- kewajiban guru dalam

pendidikan menimbulkan permasalahan- permasalahan yang bisa membuat kinerja guru

itu sendiri berkurang. Pemerintah diharapkan bisa memberikan ruang bernafas bagi guru-

guru untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan- kebijakan baru di dunia pendidikan.

Proses belajar mengajar di kelas, sangat ditentukan oleh keberadaan para guru.

Faktor penting yang menentukan proses belajar mengajar itu diantaranya adalah

menguasai kompetensi, sarana prasana yang memadai. Guru yang profesional adalah

guru yang mencurahkan sebagian besar waktunya dalam proses belajar mengajar. Terkait

hal-hal yang telah dibahas sebelumnya ternyata banyak faktor- faktor yang

mempengaruhi permasalahan di dunia pendidikan. Di sinilah peran pemerintah dan

instansi yang terkait untuk memperbaiki sistem menjadi lebih baik agar tujuan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. B. (2002). Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eko Putro Widoyoko, S. (n.d.). Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Retrieved Oktober 02, 2014, from http://id.wikipedia.org.

K, S. (2003). Teacher Standars and Professionalism : Contested Perspectives in a

Decade of Reform . (Online). Tersedia. http://www.

Aare.edu.au/99pap/sul99090.htm.

Mulyana. (2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional : Dalam Konteks Mensuksekan MBS dan KBK. Jakarta: Rosda.

PMPTK, D. J. (2008). Sertifikasi Guru dalam Jabatan : Buku 1 Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio. Jakarta: Depdiknas.

Sanak, H. A. (No. 16 TH.X/ 2004, ISSN: 0853-6759 ). Tantangan Pendidikan Islam di Era Informasi: Pergeseran Paradigma Pendidikan Islam di Era Informasi.

Jurnal Studi Islam, Mukaddimah, Koopertais Wilayah III dan PTAIS DIY , 95.

. (2004). Paradigma Pendidikan Islam: Membangun Masyarakat Madani Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Jurusan Tarbiyah .

Sanaky, H. A. (2005). Sertfikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi Pendidikan.

Jurnal Pendidikan Islam Jurusan Tarbiyah , 3.

Supriyadi, D. (2004). Membangun Bangsa Indonesia Melalui Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

otodidak tadi itu gimana?" "Otodidak itu berarti artinya saya harus belajar sendiri, jadi belajar sendiri itu artinya kita ngelakuin sesuatu tu kita yang

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi NaOH dan proses homogenisasi yang terbaik untuk sintesis nanoselulosa dari tongkol jagung dengan

Akibat penggunaan bahan-bahan kimia, sehingga banyak mikrobia yang memiliki resistensi terhadap berbagai macam antibiotik sehingga bakteri-bakteri tersebut sangat sulit

Hubungan perencanaan dengan partisipasi yaitu merencanakan partisipasi semua pihak warga sekolah dan stakeholder (orang tua siswa dan masyarakat). Selanjutnya

Melakukan presentasi hasil diskusi kelompok tentang analisis dengan metode kajian budaya terhadap karya desain. seni/desain dengan media terkini

1) Akses, pustakawan referensi mampu menganalisis dan menanggapi kebutuhan pelayanan informasi serta mampu merancang dan mengelola pelayanan referensi. Fokus utama dalam

jangan pusing dan bingung untuk mencari obata yang manjur untuk penyakit kencing nanah, Dengan obat herbal kencing nanah dari De Nature yang aman di konsumsi Pria dan Wanita

Adalah salah besar jika kalian merasa puas dengan label Salafy yang ditempelkan kepada kalian (oleh siapapun dia!) sementara baju yang kalian kenakan penuh dengan