MANAJEMEN RESIKO MELALUI ASURANSI MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Manajemen Resiko Dosen Pengampu : Dr. Siti Amaroh
Disusun Oleh :
Iva Nurul Ainima 212294 Zuhrotun Nasyifah 212295 Novia Indriati F. 212296 Eyla Naylal Khifdiyah 212313
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN SYARIAH DAN ES/MBS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut yaitu adalah perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggunng jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi nasabahnya.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Asuransi
Asuransi dapat didifinisikan dari dua sudut pandangan. Pertama asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan oleh pihak insurer. Kedua, asuransi sebagai alat penggabungan risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaaan-perusahaan melalui sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim. Dari sudut dana yang di asuransikan asuransi merupakan perlatan retensi resiko dan kombinasi risiko. Ciri-ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko adalah bahwa ia memerlukan penyatuan (pooling) risiko; yaitu insurer menggabungkan risiko-risiko dari banyak tertanggung. Melalui gabungan atau kombinasi ini insurer meningkatkan kemampuannya untuk meramalkan kerugian-kerugian harapan (expected loss).
1. Definisi asuransi menurut Pasal 246 Kitab UU Hukum Dagang Republik Indonesia
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan.
2. Menurut Prof. Mark R. Green
Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko denagn mengkombinasikan dalam satu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan.
3. Asuransi menurut C. Arthur William Jr. dan Richard M. Heins, ada dua pengertian :
Asuransi adalah suatu pengemanan terhadap kerugian financial yang dilakukan oleh seorang penanggung
Berdasarkan definisi-definisi tersebut bisa dijelaskan, asuransi adalah suatu untuk mengurangi resiko yang melekat pada perekonomian dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena resiko yang sama. Perbedaan antara asuransi dan bonding
Dari sudut obligee, perlindungan disediakan oleh surety bonds adalah mirip asuransi. Selanjutnnya, surety yang berbadan hukum dianggap sebagai insurer dalam segi hukum. Sebagian terbesar perusahaan asuransi kerugian yang besar memiliki bonding departemen tersendiri. Bagaimanapun kontrak/ perjanjian asuransi kerugian (property insurance) berbeda dari surety bond, paling sedikit dalam 5 ha utama:
1. Surety bond mempunyai tiga kelompok dalam kontrak yaitu principal, obligee, dan surety, sedang biasanya hanya ada dua pihak yang tersangkut dalam kontrak asuransi yanitu tertanggung (insured) dan penanggung (insurer).
2. Dalam surety bond, biasanya principal memperoleh surat tanggungan (bond) dan membayar premi, tapi obligee menerima perlindungan (Principal)
3. Kerugian dalam surety bond bisan disebabkan dengan sengaja oleh terrtanggung (principal) sedangkan kerugian asuransi haruslah bersifat kebetulan jika dibanding dari sudut tertanggung (insured).
4. Secara teoritisnya, dalam surety bond tidak ada kerugian bagi penjamin (surety) tidak akan menerbitkan surat tanggungan jika terrdapat peluang kerugian (chance of loss) dan penjamin akan mengetahui kerugian potensial dalam proses pengusutannya.
5. Jika kerugian terjadi surety (pinjaman) mempunyai hak meminta penggantian kepada principal (reinbursement). Seorang insurer tidak mempunyai hak seperrti ini terhadap tertanggung (insured).
B. Manfaat dan biaya Asuransi Manfaat asuransi diantaranya adalah:
1. Idemnification. Manfaat asuransi yang sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan.
Menghilangkan risiko, ketidakpastian, dan reaksi pribadi terhadap risiko bagi pihak tertanggung individual.
Mengirangi total risiko, ketidak pastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko ini dalam masyarakat.
Melalui pembelian asuransi, setiap insured memindahkan risikonya kepada insurer. Dengan demikian ketidakpastian dihilangkan dan lebih jauh hilang pula kekhawatiran tentang kerugian financial.
3. Pengendalian kerugian. Meskipun pengawasan kerugian bukan suatu
1. Biaya operasi. Asuransi menciptakan biaya pengendalian kerugian biaya penilaian(adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung, pajak premi yang ditetapkan keadaan dimana meningkatnya kans orang pribadi dengan sengaja. Menyebabkan kerugian atau peningkatan keparahannya. Orang-orang yang tidak mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka percaya bahwa mereka bisa mendatangkan laba melalui penciptaan kerugian.
Syarat-syarat ideal risiko yang dapat diasuransikan:
1. Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis mungkin (kelayakan ekonomis)
3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka (expose) terhadap risiko yang sama (massal dan homogen).
4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous). 5. Kerugian tertentu (definite).
6. Bukan risiko catastrope (bencana besar dan serentak). C. Macam-macam Usaha Asuransi
Usaha asuransi dapat dibagi menjadi beberapa macam dan berdasarkan berbagai acam segi, diantaranya :
1. Dari segi sifatnya usaha asuransi dapat dibedakan ke dalam :
a. Asuransi social atau asuransi wajib di mana untuk ikut serta dalam asuransi tersebut terdapat unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga Negara. Semua warga Negara wajib menjadi anggota atau membeli asuransi tersebut. Asuransi ini biasanya diusahakan oleh Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara. Contoh ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja), TASPEN (Tabungan Asuransi Pegawai Negeri).
b. Asuransi sukarela, dalam asuransi ini tidak paksaan apapun bagi siapa pun utntuk menjadi anggota atau pembeli. Jenis asuransi ini biasanya diselenggarakan oleh pihak swasta, tetapi ada juga oleh pemerintah. Contoh PT Jiwasraya, PT Asuransi Ramayana.
2. Dari segi jenis objeknya, asuransi ada dua macam :
a. Asuransi orang, yang meliputi diantaranya asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi beasiswa, asuransi orang tua, dan lain-lain.
b. Asuransi umum atau asuransi kerugian, yang meliputi diantaranya asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, asuransi penerbangan, dan lain-lain.
Macam-macam Asuransi menurut Bidang yang Ditangani Menurut jenis bidang yang ditangani ada beberapa macam asuransi : a. Asuransi jiwa
Suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi resikoyang dilibatkan oleh resiko hari tua, resiko kematian, resiko kecelakaan.
Usaha untuk melindungi resiko financial akibat kecelakaan dan yang dimaksud dengan kecelakaan adalah benturan atau sentuhan benda keras atau benda cair atau gas atau api.
c. Asuransi social
Asuransi yang menyediakan jaminan social bagi anggota masyarakat, baik secara local, regional maupun nasional.
d. Asuransi social tenaga kerja
Perlindungan sosial bagi tenaga kerja, yang dijalankan melalui pola mekanisme asuransi yang dikelola oleh Perum ASTEK.
e. Asuransi kesehatan
Asuransi yang memberikan santunan kesehatan kepada seseorang berupa sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan perawatan, bila diluar kehendak ia diserang penyakit.
f. Asuransi kecelakaan penumpang
Asuransi yang mengelola perlindungan soaial dalam keecelakaaan penumpang dan lalu lintas jalan. Penyelenggarannya adalah PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja.
g. Asuransi kebakaran
Pertanggungan yang menjamin kerugian atas harta yang disebabkan oleh kebakaran.
h. Asuransi kredit
Pertanggungan yang diberikan kepada pemberi kredit (bank, lembaga keuanngan) terhadap resiko kredit, yaitu tidak diperolehnya kembali kredit yang telah diberikan oleh tertanggung kepada para nasabahnya. i. Asuransi rekayasa
Pertanggungan yang diterapkan pada proyek-proyek pembangunan yang berhubungan dengan rekayasa yang memberikan perlindungan dalam pelaksanaan pembangunan.
j. Asuransi perusahaan
a. Asuransi pengiriman uang adalah kemungkinan hilanga atau rusaknya uang logam atau kertas dan surat-surat berharga yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak diketahui terlebih dulu dalam pengiriman uang dan surat berharga.
b. Asuransi penyimpanan uang
c. Asuransi penggelapan uang
Pencurian uang yang disimpan di dalam rumah atau kantor dengan ketentuan bahwa uang itu disimpan di dalam lemari besi atau ruang penyimpanan.
d. Asuransi proses perusahaan
Kerugian financial yang diderita bila perusahaan tidak berjalan atau untuk sementara berjalan di bawah normal.
D. Asuransi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
1. Factor – factor yang mendorong timbulnya usaha asuransi Adapun factor-faktor tersebut, antara lain :
Keinginan untuk memberikan kepastian kepada para peserta program asuransi atau tertanggung terhadap resiko kerugian.
Dengan adanya kepastian, maka tertanggung akan merasa aman terhadap bahaya kerugian. Teori Hirarki A. Maslow mengatakan bahwa setiap orang selain ingin memenuhi kebutuhan pokoknya juga berusaha untuk melindungi dirinya dari segala macam bahaya terhadap diri, harta benda maupun kepentingan.
Bila seseorang berada dalam bahaya karena kehilangan sumber pendapatan kehilangan tempat tinggalnya maupun kedudukannya dalam masyarakat, maka yang bersangkutan akan diliputi rasa kekhawatiran dan bila resiko itu demikian besarnya akan menimbulakan ketakutan. Keinginan untuk mendapatkan rasa aman dapat tercapai serta keadaan mental yang dipenuhi rasa kekhawatiran dan ketakutan tersebut dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan bila keetidakpastian yang berkaitan dengan bahaya – bahaya yang mengancam tidak muncul. Salah satu cara untuk menghindari kemunculan bahaya terhadap dirinya adalah dengan mengalihkan bahaya – bahaya tersebut kepada pihak lain yang dapat ditempuh dengan cara mengasuransikan.
memperoleh keuntungan. Dengan adaanya asuransi orang dapat mengalihkan resiko-resiko tersebut kepada perusahaan asuransi, orang akan berani berusaha di bidang-bidang yang beresiko yang menjanjikan keuntungan yang lebih besar sehingga dapat mendorong terciptanya keseimbangan ekonomi yang optimal.1
E. Pengelolaan Bisnis Asuransi
Ada beberapa kondisi yang diperlukan agar perusahaan asuransi dapat berkembang dengan baik, antara lain :
1. System ekonomi masyarakat berbentuk system perekonomian bebas Pada system perekonomian bebas, masing-masing pelaku ekonomi harus mmenghadapi sendiri segala resiko yang mungkin terjadi sehingga tiap orang akan berusaha melindungi dirinya terhadap resiko tersebut. Jika banyak orang berusaha untuk mengasuransikan resikonya, maka usaha asuransi akan tumbuh dan berkembang.
2. Masyarakat sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industry
Usaha asuransi tidak akan berkembang dalam masyarakat yang keadaan perekonomiannya masih bersifat agraris atau neegara yang tingkat industrialisasinya masih rendah. Sebab masyarakat yang demikian individu-individu relative cenderung untuk mandiri dan bersedia menanggung lebih banyak resiko dibandingkan dengan masyarakat menggunakan teknologi dan industrialisasi yang tinggi. Dalam masyarakat yang agraris (pertanian), ketergantungan mereka terhadap uang tidak sebesar masyarakat yang sudah maju atau masyarakat industry, dimana sebagian besar kebutuhan dapat mereka sediakan sendiri sehingga tidak begitu banyak transaksi perdagangan.
Pada masyarakat yang sudah berkembang dan industrialisasinya sudah maju, pekerja-pekerja atau hampir semua orang menggantungkan dirinya pada pendapatan berupa uang pada pekerjaan yang sudah terspesialisasi sehingga bila terjadi peril yang mengganggu pendapatan atau harta mereka, hal itu akan dirasakan sebagai pukulan ekonomi yang berat dan bantuan dari tetangga akan sulit diperoleh.
3. Peraturan perundang-undangan sudah terorganisir dengan baik diterapkan secara adil dan sudah diketahui oleh masyarakat secara luas.