• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 - USD Repository"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

WAHYU TUNGGUL NUGROHO S. P. NIM:011114058

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

“Tuhan rasa amanku”

Hanya dekat allah saja aku tenang,

dari padanylah keselamatanku

---mazmur 62:2---

Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.

Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam

tingkah lakumu, dalam kasihmu dan dalam kesucianmu

...1 Timotius 4:12...

Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang

benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan

yang sesuai dengan kepenuhan Kristus

...Efesus 4:13...

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

“Almarhum bapakku disurga”

(5)
(6)

vi

Wahyu Tunggul Nugroho SP. 011114058

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat disiplin diri siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009. Masalah yang hendak dijawab adalah (1) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putra kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? (2) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? (3) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? Tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri digolongkan dalam dua kategori tinggi (T) dan rendah (R).

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta, dengan sample 98 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner disiplin diri para siswa putra dan putri di sekolah yang terdiri dari 60 item dan dibagi dalam tiga bidang yaitu bidang kegiatan akademik, bidang kegiatan disiplin umum, dan bidang kegiatan penggunaan fasilitas. Kuesioner ini disusun oleh Andhi Tri Laksana yang dimodifikasi oleh peneliti dengan menambah item baru.

(7)

vii

Nugroho SP. 011114058

This research was a descriptive research using survey method. This research had a purpose to gather information about discipline level in grade VII in BOPKRI III Yogyakarta in 2008/2009. The problems of this research were (1) what is the self discipline level of students in male students grade VII in BOPKRI III junior high school Yogyakarta 2008/2009? (2) what is the self discipline level of students in female students grade VII in BOPKRI III junior high school Yogyakarta 2008/2009? (3) what is the self discipline level of students in grade VII in BOPKRI III junior high school Yogyakarta 2008/2009? The self discipline level of the students were in high category and low category.

The subject of this research was all of the students in grade VII in BOPKRI III junior high school Yogyakarta 2008/2009 consisted of 98 students. The instrument in this research was questionaire about,students self independence level which consisted of 60 statements and was divided into 3 parts: academic group, common discipline group and facilities using group. This questionaire was developed by Andhi Tri Laksana and had been modified by the researcher which add some new items.

(8)
(9)

ix

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena bimbingan dan penyertaan-Nya, penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Sanat Dharam Yogyakarta

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerelaan mereka, banyak hambatan yang akan ditemui oleh peneliti. Oleh karna itu, dengan tulus hati, peneliti mengucapkan terimakasi kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pengesahan sekripsi ini. 2. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si., ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan dukungannya dalam proses penyelsaian skripsi ini.

3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., Dosen pembimbing I dengan penuh kerelaan dan kerendahan hati telah memberikan masukan, kritikan, dorongan, dan memberikan pengarahan kepada peneliti.

4. Bapak Drs. Wens Tanlain, M. Pd., dosen penuji II yang bersedia memberikan sumbangan pemikiran guna membantu pebaikan skripsi ini sampai dengan selesai.

5. Ibu A. Setyandari,S.Pd.,Psi.,M.A., Dosen penguji III dengan penuh kesabaran mendorong, memberikan kritikan dan mengrahkan peneliti 6. Para Dosen Bimbingan dan Koseling yang telah banyak membantu

peneliti dalam menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma.

7. Pak Giarto (mantan urusan kesekretariatan) dan Mas Moko yang telah mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.

(10)

x

menerima penelitian dengan tangan terbuka.

11. Siswa-siswi SMP BOPKRI III Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan peneliti pada waktu pelaksanaan penelitian.

12. Bapakku Almarhum, Ibu, Kakak, atas doa, dukungannya dan perhatiannya 13. Khusus untuk Istri dan anakku, atas dukungan, perhatian, kesetiaan,

kesabaran dan doanya dalam mendampingi peneliti.

14. Teman-temanku, Asep, Kiki, Berta, Tuti haryati, atas bantuan dan dorongan selama proses penelitian hingga penyusunan.

(11)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN……… .. 1

A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Rumusan Masalah……… . 3

C. Tujuan Penelitian……… .. .3

D. Manfaat Penelitian………. 3

E. Batasan Variabel ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….5

A. Disiplin Diri Siswa ... 5

1. Pengertian Disiplin Diri Siswa ... 5

2. Aturan Sekolah ... 7

3. Unsur Disiplin Diri Siswa……… ... .7

B. Bidang-bidang Disiplin Siswa di Sekolah ... 8

1 Aturan Akademik ... 8

2 Atuaran Umum di Lingkungan Sekolah………..9

3 Aturan Penggunaan Fasilitas Sekolah ... 9

4 Manfaat Tata Tertib... 10

(12)

xii

B. Populasi Penelitian……… 15

C. Instrument Penelitian……….16

D. Pengumpulan Data……… 17

E. Teknik Analisis Data ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………21

A. Hasil Penelitian………. 21

1 Secara Keseluruhan……… . 21

2 Tingkat Disiplin Diri Dalam Tiap Bidang Peraturan ... 23

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 29

BAB V PENUTUP………. 33

A Ringkasan………....33

B Kesimpulan……… 34

C Saran……… .. 35

DAFTAR PUSTAKA……… ... 37

(13)

xiii

Tabel 1. Rincian Jumlah Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII

SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajara 2008/2009 ……...…..16 Tabel 2. Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa

Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2008/2009………..17 Tabel 3 .Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas...18 Tabel 4. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa

Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2008/2009………..22 Tabel 5. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra

Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2008/2009………..23 Tabel 6. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putri

Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2008/2009………..23 Tabel 7. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri

(14)

xiv

Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2008/2009……….1 Lampiran 2. Pengelompokkan Skor dengan Teknik Belah Dua

pada Instrumen Angket Disiplin Diri Siswa Putra

Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta………....2 Lampiran 3 Kategori Tingkat Disiplin Diri Para Siswa

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Di sekolah tidak jarang kita menemukan siswa-siswi yang bertindak tidak disiplin, seperti terlambat datang ke sekolah. Disiplin diri berarti suatu keadaan di mana seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, pembimbingan, ataupun pelatihan. Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mendidik mereka dengan membentuk tingkah laku yang pantas bagi mereka. Selain itu juga untuk mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri agar siswa-siswi dapat mengarahkan diri sendiri. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas.

Disiplin selalu dikaitkan dengan keadaan tertib. Disiplin berarti suatu keadaan dimana seseorang mengikuti aturan tertentu yang telah ditetapkan, misalnya siswa yang ada di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah tersebut; berarti ia disiplin. Jika ia datang terlambat berarti ia tidak disiplin.

(16)

perkembangan diri dan kemauan untuk bersikap disiplin. Disiplin yang diatur oleh pihak sekolah berarti siswa bertindak disiplin, sebab ada larangan, pengawasan, pujian, ancaman, dan hukuman dari pihak sekolah. Disiplin yang berdasarkan rasa takut pada peraturan sekolah berakibat siswa menjadi terpaksa dan merasa tertekan melaksanakan peraturan tersebut. Tujuan dari aturan sekolah adalah membantu siswa dalam menempuh pendidikannya yaitu mengembangkan pengendalian dan pengrahan diri. Pengendalian diri (self control) berarti mengatur tingkah laku diri sendiri. Pengarahan diri (self direction) berarti menampilkan tingkah laku yang sesuai.

Siswa yang terbebani rasa terpaksa akan mengalami konflik dalam diri dan keadaan ini merangsang tindakan menentang yang dapat mengganggu perkembangan siswa dan kenyamanan dalam kehidupan bersama di sekolah. Siswa tidak disiplin dapat ditemukan pada tiap sekolah. Keadaan ini juga dapat ditemukan di SMP BOPKRI III Yogyakarta,. Pelanggaran tidak hanya dilakukan oleh siswa putera, tetapi juga oleh siswa puteri.

(17)

B. Perumusan Masalah

Masalah yang diteliti dirumuskan sbb:

1. Bagaimana tingkat disiplin diri siswa putra kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta?

2. Bagaimana tingkat disiplin diri siswa putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta ?

3. Bagaimana tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri VII SMP BOPKRI III Yogyakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin diri siswa putra dan putri kelas I SMP BOPKRI III Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa-siswi untuk meningkatkan dan mempertahankan disiplin dirinya.

E. Batas Variabel 1. Disiplin diri siswa

(18)

oleh skor yang diperoleh. Ada dua kategori keadaan disiplin diri siswa yaitu tinggi dan rendah.

2. Jenis kelamin siswa

(19)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kajian teoritis yang menjadi dasar dari penelitian ini. Kajian teorits ini mencakup disiplin diri siswa dan peranan bimbingan dan konseling di sekolah menengah pertama.

A. Disiplin Diri Siswa

1. Pengertian disiplin diri siswa

Disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar. Sikap dan perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itulah yang benar dan kesadaran bahwa hal itu bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Didalamnya terkait dengan kemampuan dan kemauan seseorang menyesuaikan keinginan dan mengendalikan dirinya untuk menyesuaikan dirinya dengan norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan sosial budaya setempat. Selain itu disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata hidup tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Barbara Keating menulis sebagai berikut: “self discipline is defined as the ability to act consistently ondecisions that allow individual achivement, use of our environment” (Keating, 1990:3).

Disiplin diri dapat berarti kemampuan dan penghargaan untuk bertindak secara konsisten dan terarah yang diikuti oleh penerimaan dan penghargaan oleh orang lain.

(20)

Sedangkan menurut Charles Schaefer (1997:Xi) dikatakan sbb: “disiplin diartikan dalam bidang yang luas yaitu mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, yang dimaksudkan untuk menolong anak-anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan mereka sepenuhnya. Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, bimbingan, ataupun pelatihan. Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mendidik mereka dengan membentuk tingkah laku yang pantas bagi mereka. Selain itu juga untuk mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri agar siswa-siswi dapat mengarahkan diri sendiri. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas. Pengarahan dini berarti menempatkan diri sendiri dengan tingkah laku yang sesuai bagi perkembangan diri sendiri “

Siswa-siswi bisa dikatakan disiplin apabila dia mampu bertindak seperti apa yang diharapkan oleh orang-orang disekitarnya.

(21)

2. Aturan Sekolah

Sekolah sebagai satu sistem, merupakan suatu lembaga yang utuh dan memiliki berbagai komponen dasar yang saling terikat, saling menunjang dan saling mempengaruhi. Komponen dasar tersebut yaitu : a. Penataan lingkungan sekolah melalui 6K (keamanan, kebersihan,

keindahan, kekeluargaan dan kerindangan, ketertiban).

b. Pengelolaan Administrasi sekolah yang baik (lengkap,tertib dan rapi) c. Kegiatan belajar mengajar, baik kurikuler maupun ekstrakurikuler

berlangsung secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai disiplin diri siswa dapat disimpulkan bahwa disiplin diri siswa merupakan unsur pribadi yang erat terkait dengan kegiatan-kegiatan siswa dalam lingkungan sekolah. 3. Unsur disiplin diri siswa

Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kelompok sosial mereka, maka disiplin harus mempunyai unsur-unsur serbagai berikut:

• Unsur pengetahuan dan sikap siswa

(22)

• Kehendak siswa untuk melakukan tindakan yang sesuai ketetapan

Kehendak siswa merupakan dorongan untuk melakukan tindakan yang dipandang sesuai. Kehendak selalu berdasarkan pengetahuan dan kemauan melaksanakannya. Kemungkinan siswa tetap melaksanakan keputusannya dan ada kemungkinan siswa tidak melaksanakan kemauannya/tidak stabil. Dua kemungkinan tersebut dapat memunculkan rasa puas dan tidak puas (ragu-ragu) pada diri siswa. • Hasil atau akibat tindakan

Jika tindakan berhasil baik atau berakibat baik yaitu diterima orang lain, maka muncul rasa puas. Tetapi, jika tindakan tidak diterima orang lain, maka muncul rasa kecewa.

B. Bidang-bidang Disiplin Siswa di Sekolah

Kedisipinan siswa di lingkungan sekolah bisa dilihat melalui beberapa bidang kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekolah. Menurut Andhi Tri Laksana (2006:25-27), kegiatan tersebut berhubungan dengan aturan akademik, aturan umum di lingkungan sekolah dan berhubungan dengan penggunaan fasilitas sekolah.

1. Aturan akademik

(23)

berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik, meliputi :

a. belajar secara tertib di kelas, masuk keluar kelas tepat waktu. b. Melaksanakan tugas sekolah secara sungguh-sungguh c. memanfaatkan perpustakaan sekolah secara optimal. 2. Aturan umum di lingkungan sekolah

Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah dalam upaya penyesuaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan disiplin akan perilaku dan sikap siswa secara umum dan mendasar. Aturan umum, meliputi:

a. tertib sebelum memasuki ruang kelas b. tertib meninggalkan ruang kelas

c. tertib dalam berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar d. tertib mninggalkan pintu gerbang sekolah

e. tertib mengikuti upacara bendera. 3. Aturan penggunaan fasilitas sekolah

(24)

dan lingkungan sekolah dengan segala fasilitas yang ada yang perlu untuk dipergunakan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Aturan tentang penggunaan fasilitas ,meliputi:

a. bersih lingkungan sekolah b. bersih badan dan pakaian c. bersih ruang kelas 4. Manfaat Tata Tertib

Menurut Havighurst (Hurlock, 1999:97) ada tiga fungsi disiplin, yaitu : a. Menyadarkan siswa bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti

hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian

b. Menyadarkan kepada siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa konformitas yang berlebihan.

c. Membantu siswa dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing mereka.

C. Peranan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

(25)

salah satu pendidik mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan dan konseling di sekolah, di samping menggunakan pendekatan bimbingan dalam proses pengajaran. sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya.

Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya yang salah satunya yaitu aspek sosial kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebaga individu. Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi kepada para siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal. Latar belakang psikologis berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing.

(26)

kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggungjawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasan sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang terwujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi di dalam kehidupan ini secara memuaskan. Dengan demikian bimbingan dan konseling sangat berperanan terhadap disiplin diri siswa. Bimbingan dan konseling mempunyai beberapa fungsi layanan dalam membantu meningkatkan disiplin diri siswa. Bimbingan dan konseling siswa mempunyai beberapa fungsi layanan dalam membantu meningkatkan disiplin diri siswa. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

1. Fungsi pemahaman: bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan yang berguna untuk:

a. memahami keadaan siswa dan lingkungannya, seperti kemampuan, kecerdasan, minat, motivasi, latar belakang keluarga, pergaulan sebaya dan lain-lainnya yang ada kaitannya dengan kepentingan belajar dan perkembangan siswa itu pada umumnya.

b. memahamkan siswa terhadap sejumlah informasi yang mereka perlukan, seperti informasi cara belajar efektif-efisien, informasi kelanjutan studi, informasi karier, dan lain sebagainya.

(27)

3. Fungsi pengentasan: bimbingan dan konseling berfungsi memberikan pelayanan yang berguna untuk mengatasi hambatan atau mencegah masalah yang ada, serta mengentaskannya dari kondisi yang bermasalah itu.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan: bimbingan dan konseling berfungsi memelihara dan memperkembangkan potensi dan kondisi-kondisi positif siswa untuk perkembangannya yang mantab dan berkelanjutan.

Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang sangat membantu siswa dalam meningkatkan dan mempertahankan disiplin diri.

D. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa

Setiap individu memiliki sifat bawaan sejak lahir, hal itulah yang disebut dengan jenis kelamin. Jenis kelamin tiap individu diciptakan dengan jelas yaitu jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Robert A. (Baron, 2003;195) mengklasifikasikan kecenderungan laki-laki dan perempuan. Sebagai berikut: ”Laki-laki digambarkan sebagai seorang yang bertindak sebagai pemimpin, agresif, ambisius, atletis, kompetitif, mempertahankan keyakinan dominan dan memaksa”. Siswa putera SMP menunjukkan ciri-ciri di atas.

(28)

Hal tersebut nampak dalam perilaku siswa perempuan.

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hal yang berhubungan dengan jenis penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian dan analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan melukiskan kondisi suatu situasi apa adanya. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2004:415). Metode yang dipakai adalah survey. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta.

B. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua siswa kelas I SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 98 siswa. Adapun alasan peneliti untuk memilih siswa SMP BOPKRI III Yogyakarta sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut :

1. SMP BOPKRI III memiliki cukup banyak siswa, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian. Perincian jumlahsiswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta disajikan pada tabel 1.

(30)

Tabel 1: Rincian Jumlah Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarata Tahun Pelajaran 2008/2009

Kelas VII Jumlah Populasi

A 34 B 34 C 30 Total 98

2. Peneliti sudah mengenal beberapa guru dan siswa melalui program PPL Furchan (2004:89) mengidentifikasikan populasi sebagai “individu atau orang yang ingin diteliti”. Suatu penelitian pada umumnya bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan sekelompok individu yang memiliki karakteristik umum yang dinamakan populasi penelitian.

C. Instrumen Penelitian

(31)

scoring untuk item tersebut yaitu 4 untuk selalu ; 3untuk banyak kali ; 2 untuk kadang-kadang ; 1 dan untuk untuk tidak pernah:0. Kisi-kisi dari item- item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2: Bidang Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

No Tingkat Kedisiplinan Siswa No Item Jumlah 1 Bidang kegiatan akademik 1-20 20 2 Bidang kegiatan disiplin umum 21-40 20 3 Bidang kegiatan penggunaan fasilitas 41-60 20

Jumlah Total 60

Dalam suatu penelitian, alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data harus mempunyai validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

D. Pengumpulan Data

(32)

E. Teknik Analisis Data 1. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2004:310). Relabilitas kuesioner ini dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner dengan rumus

Spearman &Brownsebagai berikut :

gg gg tt r 1 2r r + =

r tt = koefisien reliabilitas tes keseluruhan pelaksanaan kegiatan disiplin para siswa

r gg = korelasi r Pearson antara kelompok item gasal dan kelopmok item genap

Penafsiran tinggi rendah koefisien reabilitas dapat menggunakan tabel berikut :

Tabel 3: Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas Kuefisien kolerasi Kualifikasi

0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40 Negatif-0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Masidjo, 1995 :209)

(33)

diatas sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa reabilitas rendah. Untuk selengkapnya, penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2

b. Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap dengan teknik Product Moment dari Pearson (Furchan, 2004:176). Rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut :

(

)(

)

(

)

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − =

N Y Y N X X N Y X XY r 2 2 2 2 gg

rgg = koefisien korelasi skor item gasal-genap N = jumlah subyek

∑X = jumlah skor item gasal ∑Y = jumlah skor item genap

∑X² = jumlah skor kuadrat skor item gasal ∑Y² = jumlah skor kuadrat skor item genap

∑XY = jumlah hasil perkalian skor item gasal-genap

2. Validitas

Validitas menunjukan sejauhmana alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2004:293). Perhitungan validitas menggunakan rumus:

tt t r

r = ( Guilford , 1965: 443 )

(34)

rtt = koefisien reliabilitas 3. Perhitungan Mean

Menurut Furhan(2004:157) perhitungan mean dilakukan dengan rumus:

N X M=

M = Mean (skor rata-rata )

∑X = Jumlah skor disiplin diri para siswa

N = Jumlah siswa

(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian tersebut.

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini disajikan hasil pengolahan data dari kuesioner ”Tingkat Disiplin Diri Para Siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 terhadap Peraturan Sekolah”.

1. Secara keseluruhan

Tingkat disiplin diri para siswa terhadap peraturan sekolah dapat diketahui

dengan menggunakan perhitungan Mean (

N X

M=

) atau angka rata-rata.

Mean dicari dengan jalan membangi jumlah semua skor (∑X) kuesioner disiplin diri para siswa di sekolah dengan jumlah siswa (N). Hasil perhitungan dapat dikategorikan dalam dua kategori tingkat disiplin diri yaitu kategori tinggi (jarang melakukan pelanggaran) dan kategori rendah (sering melakukan pelanggaran).

Siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi adalah siswa yang memperoleh skor di atas rata-rata skor total kuesioner disiplin diri, sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri rendah adalah siswa yang memperoleh skor di bawah rata-rata skor total kuesioner disiplin diri. Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata skor tingkat disiplin diri para siswa di sekolah adalah 97. Hasil pengkategorian tingkat

(36)

disiplin diri para siswa kelas VII SMA BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun 2008/2009 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4: Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI IIIYogyakarta pada Tahun Pelajaran 2008/2009

Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase Tinggi >97 42 42,86

Rendah ≤ 97 56 57,14

Jumlah 98 100,00

Secara keseluruhan pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi ada 42 orang (42,86%) dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah ada 56 orang(57,14%). Jadi, jumlah siswa yang berada pada dalam kategori tingkat disiplin diri rendah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang berada dalam kategori tinggi

Rata-rata skor diperoleh dengan menjumlahkan semua skor tingkat disiplin diri siswa putra dan skor dan kemudian membagi jumlah skor itu dengan jumlah siswa yang diteliti. Hasil penghitungan rata-rata skor siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.

(37)

Tabel 5: Tingkat Disiplin diri Para Siswa Putera Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun Pelajaran 2008/2009

Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

Tinggi >97 24 45,28

Rendah ≤ 97 29 54,72

Jumlah 53 100,00

Selanjutnya dilakukan kategorisasi yang sama atas skor disiplin diri siswa putri. Terdapat 32 (71,11%) siswa putri yang masuk ke dalam kategori disiplin tinggi, sementara 13 (28,89%) sisanya termasuk ke dalam kategori rendah. Hasil kategori disiplin diri siswa putri dirangkum dalam Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6: Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Puteri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun Pelajaran 2008/2009

Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

Tinggi >97 32 71,11

Rendah ≤ 97 13 28,89

Jumlah 45 100,00

Dengan menggunakan standar yang sama, yaitu rata-rata skor (97), terlihat bahwa jumlah siswa puteri memiliki tingkat disiplin diri yang lebih tinggi dibanding siswa putera dengan persentase 71,11% berbanding 45,28%.

2. Tingkat Disiplin Diri Dalam Tiap Bidang Peraturan

a. Tingkat disiplin diri dalam tiap bidang peraturan secara keseluruhan

(38)

penggunaan fasilitas. Tingkat disiplin diri digolongkan dalam dua kategori yaitu (jarang melakukan pelanggaran) dan rendah (sering melakukan pelanggaran).

Siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi pada suatu bidang adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner > M (32) pada bidang tersebut. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri rendah pada suatu bidang adalah siswa yang memperileh skor kuesioner ≤ M pada bidang tersebut. Tingkat disiplin diri para siswa dalam tiap bidang peraturan untuk keseluruhan disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7: Tingkat Disiplin Diri Siswa Putra dan Putri SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009

No Aspek Mean Tinggi Rendah

1 Bidang kegiatan akademik

35,91

59 (60,20%)

39 (39,80%) 2 Bidang kegiatan disiplin

umum 31,97

43 (43,88%)

55 (56,12%) 3 Bidang kegiatan penggunaan

fasilitas 29,13

44 (44,90%)

54 (55,10%)

Berdasarkan rangkuman skor tingkat disiplin diri untuk tiap bidang peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa:

(39)

tinggi untuk bidang kegiatan akademik lebih banyak dibanding siswa yang berada pada kategori rendah.

(2) Jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan disiplin umum ada 43 (43,88%) orang dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah ada 55 (56,12%) orang. Jadi, jumlah siswa yang berada pada kategori rendah lebih banyak dibanding siswa yang berada pada kategori tinggi.

(3) Jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri tinggi dalam kategori bidang/aspek kegiatan penggunaan fasilitas sekolah ada 44 (44,90%) orang dan jumalah siswa yang berada pada kategori rendah ada 54 (55,10%) orang. Jadi, jumlah siswa yang berada pada kategori tinggi lebih rendah dibanding siswa yang berada pada kategori rendah.

Selanjutnya dipaparkan hasil pengukuran tingkat disiplin diri per bidang kegiatan untuk kelompok siswa putra.

b. Tingkat disiplin diri dalam tiap bidang peraturan untuk siswa putra

(40)

Siswa putra yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi pada suatu bidang adalah siswa yang memperoleh skor kuesioner > M (32) pada bidang tersebut. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri rendah pada suatu bidang adalah siswa yang memperileh skor kuesioner ≤ M pada bidang tersebut. Tingkat disiplin diri para siswa dalam tiap bidang peraturan untuk siswa putra disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8: Tingkat Disiplin Diri Siswa Putra SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009

No Aspek Mean Tinggi Rendah

1 Bidang kegiatan akademik

35,53

30 (56,60%)

23 (43,40%) 2 Bidang kegiatan disiplin umum

30,32

20 (37,74%)

33 (62,26%) 3 Bidang kegiatan penggunaan

fasilitas 27,60

21 (39,62%)

32 (60,38%)

Berdasarkan rangkuman skor tingkat disiplin diri siswa putra untuk tiap bidang peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa:

(1) Jumlah siswa putra yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan akademik diri siswa ada 30 (56,60%) orang dan jumlah siswa yang berada dalam kategori rendah ada 23 (43,40%) orang. Jadi jumlah siswa putra yang berada pada kategori tinggi untuk bidang kegiatan akademik lebih banyak dibanding siswa yang berada pada kategori rendah.

(41)

ada 33 (62,26%) orang. Jadi, jumlah siswa putra yang berada pada kategori rendah lebih banyak dibanding siswa putra yang berada pada kategori tinggi.

(3) Jumlah siswa putra yang berada pada tingkat disiplin diri tinggi dalam kategori bidang/aspek kegiatan penggunaan fasilitas sekolah ada 21 (39,62%) orang dan jumalah siswa yang berada pada kategori rendah ada 32 (60,38%) orang. Jadi, jumlah siswa putra yang berada pada kategori tinggi lebih rendah dibanding siswa putra yang berada pada kategori rendah.

c. Tingkat disiplin diri dalam tiap bidang peraturan untuk siswa putri

Disiplin diri para siswa putri di sekolah sendiri mencakup bidang peraturan akademik, bidang kegiatan disiplin umum dan bidang kegiatan penggunaan fasilitas. Tingkat disiplin diri digolongkan dalam dua kategori yaitu (jarang melakukan pelanggaran) dan rendah (sering melakukan pelanggaran).

(42)

Tabel 9: Tingkat Disiplin Diri Siswa Putri SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009

No Aspek Mean Tinggi Rendah

1 Bidang kegiatan akademik

36,36

29 (64,44%)

16 (35,56%) 2 Bidang kegiatan disiplin umum

33,91

23 (51,11%)

22 (48,89%) 3 Bidang kegiatan penggunaan

fasilitas 30,93

23 (51,11%)

22 (48,89%)

Berdasarkan rangkuman skor tingkat disiplin diri siswa putri untuk tiap bidang peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa:

(1) Jumlah siswa putri yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan akademik diri siswa ada 29 (64,44%) orang dan jumlah siswa yang berada dalam kategori rendah ada 16 (35,56%) orang. Jadi jumlah siswa putri yang berada pada kategori tinggi untuk bidang kegiatan akademik lebih banyak dibanding siswa putri yang berada pada kategori rendah.

(2) Jumlah siswa putri yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi untuk bidang/aspek kegiatan disiplin umum ada 23 (51,11%) orang dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah ada 22 (48,89%) orang. Jadi, jumlah siswa putri yang berada pada kategori tinggi lebih banyak dibanding siswa putri yang berada pada kategori rendah.

(43)

kategori rendah ada 22 (48,89%) orang. Jadi, jumlah siswa putri yang berada pada kategori tinggi lebih tinggi dibanding siswa yang berada pada kategori rendah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Berdasarkan Tabel 4, hasil penelitian tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah secara keseluruhan menunjukkan bahwa ada lebih banyak siswa yang termasuk ke dalam kategori rendah karena dari 98 siswa terdapat 56 (57,14%) siswa yang termasuk kategori rendah (sering melakukan pelanggaran) sedangkan 42 (42,86%) siswa lainnya termasuk kategori tinggi (jarang melakukan pelanggaran). Temuan ini mengindikasikan bahwa lebih banyak siswa yang melanggar peraturan sekolah.

Hal ini bisa dipahami karena siswa usia remaja (SMP kelas VII) masih berada pada situasi transisi untuk pencarian jati diri. Selain itu, para siswa masih beradaptasi dengan peraturan sekolah yang baru karena transisi dari jenjang Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Atas.

Pihak sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan pengarahan tentang arti penting penegakan kedisiplinan diri di lingkungan sekolah dan sosialisasi peraturan-peraturan sekolah yang ada, termasuk pemberian sanksi terhadap siswa yang melakukan pelanggaran peraturan sekolah. 2. Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 6, dapat dilihat bahwa siswa putri memiliki

(44)

siswa yang masuk ke dalam kategori disiplin diri tinggi, yaitu siswa putri 71,11% berbanding 45,28% untuk siswa putra.

Temuan ini sesuai dengan pendapat Robert A (Baron, 2003:195) yang menyatakan bahwa jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap perilaku disiplin di lingkungan sekolah. Siswa pria menunjukkan kecenderungan memimpin dan bersifat agresif dan mempertahankan keyakinan dominan dan memaksa sehingga cenderung lebih suka melanggar peraturan. Di sisi lain, siswa putri lebih bersifat perasa, ceria, penuh belas kasih, lemah lembut, dan mentaati peraturan.

Temuan penelitian ini menyarankan agar pihak sekolah lebih memberikan perhatian khusus pada siswa putra agar siswa putra lebih mampu mengendalikan diri dan menaati peraturan sekolah.

3. Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa untuk keseluruhan siswa, disiplin diri mencapai skor tertinggi untuk bidang kegiatan akademik (mean = 35,91), disusul oleh skor kegiatan disiplin umum (mean = 31,97) dan paling rendah adalah bidang kegiatan penggunaan fasilitas (mean = 29,13). Dengan menggunakan skor rata-rata (32), dapat dinyatakan bahwa tingkat disiplin untuk bidang kegiatan akademik termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan bidang kegiatan disiplin umum dan bidang kegiatan penggunaan fasilitas masuk kategori rendah.

(45)

tinggi, dan 55 (56,12%) sisanya masuk ke dalam kategori rendah. Selanjutnya, untuk bidang kegiatan penggunaan fasilitas, terdapat 44 (44,90%) siswa putra dan putri yang menunjukkan tingkat disiplin tinggi dibanding 54 (55,10%) lainnya yang masuk ke dalam kategori disiplin diri rendah.

Skor disiplin diri yang tertinggi dicapai untuk bidang kegiatan akademik. Hal ini disebabkan karena bidang disiplin akademik memberikan sanksi yang jelas dan tegas jika dibanding dengan bidang kegiatan disiplin umum dan bidang penggunaan fasilitas.

Pihak sekolah sebaiknya memberikan pengarahan yang jelas dan tegas mengenai peraturan di bidang kegiatan disiplin umum dan bidang kegiatan penggunaan fasilitas agar para siswa putra dan putri dapat memahami peraturan di bidang kegiatan itu secara jelas berikut sanksi-sanksinya.

4. Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa siswa putri menunjukkan tingkat disiplin diri yang lebih tinggi dibanding siswa putra untuk semua bidang kegiatan. Berturut-turut untuk bidang kegiatan akademik, disiplin umum, dan penggunaan fasilitas, skor rata-rata siswa putri dan putra adalah 36,36 berbanding 35,53; 33,91 berbanding 30,32; dan 30,93 berbanding 27,60.

(46)

melanggar peraturan. Di sisi lain, siswa putri lebih bersifat perasa, ceria, penuh belas kasih, lemah lembut, dan mentaati peraturan.

(47)

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini disajikan rangkuman yang berupa latar belakang, rumusan masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian tentang tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri terhadap peraturan sekolah. Kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi pihak sekolah.

A. Ringkasan

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak siswa menunjukkan tingkat disiplin diri yang rendah yaitu sebanyak 56 (57,14%) dari keseluruhan 98 siswa putra dan putri jika dibanding siswa yang masuk kategori disiplin diri yang tinggi (42 atau 42,86% siswa). Berdasarkan bidang kegiatan, dapat disimpulkan bahwa siswa putra dan putri secara keseluruhan mencapai skor rata-rata disiplin diri yang tinggi untuk bidang kegiatan akademik (mean = 35,91), disusul oleh bidang kegiatan disiplin umum (mean = 31,97), dan paling rendah adalah bidang kegiatan penggunaan fasilitas (29,13). Tingginya angka pelanggaran disiplin siswa (57,14% siswa masuk kategori disiplin rendah) menunjukkan bahwa cukup banyak siswa SMP yang tidak menaati peraturan yang telah dibuat oleh sekolah, mulai dari tawuran antar-pelajar, membolos pada jam-jam mata pelajaran tertentu, ribut di dalam kelas pada saat guru mengajar, membuang sampah sembarangan, dan melakukan kenakalan-kenalakan lainnya. Untuk itu peneliti ingin mengetahui labih lanjut secara empiris, bagai manakah

(48)

tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah?

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian deskriptif, yaitu untuk memperoleh gambaran tingkat disiplin diri siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 terhdap perturan sekolah.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, yang terdiri dari 60 aitem. Instrumen penelitian merupakan modifikafi angket dari Andhi Tri Laksana (2006)

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan bahawa tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah dapat dikategorikan rendah.

B. Kesimpulan

1. Tingkat disiplin diri keseluruhan siswa putra dan putri kelas VII SMP BOBKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 masih tergolong rendah karena 56 (57,14%) dari 98 siswa masih termasuk ke dalam kategori disiplin diri rendah.

(49)

putri untuk seluruh bidang kegiatan adalah 71,11% berbanding 45,28% untuk siswa putra.

3. Disiplin diri para siswa terhadap peraturan sekolah mencakup tiga bagian, yaitu (1) Bidang kegiatan akademik, tingkat kategori disiplin tinggi dengan persentase 60,20% dengan mean 35,91 (2) Bidang kegiatan disiplin umum, tingkat mean ategori disiplin tinggi mencapai persentase 43,88% dengan mean 31,97 (3) Bidang kegiatan penggunaan fasilitas, tingkat kategori disiplin tinggi mencapai 44,90%, dengan mean 29,13.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, dapat diberikan beberapa saran dalam membantu meningkatkan kedisiplinan diri para siswa tehadap peraturan sekolah yaitu:

1. Kepala sekolah bekerja sama dengan para guru dan guru pembimbing untuk meningkatkan disiplin diri para siswa, dengan memberikan fasilitas yang mendukung pelaksanaan program BK. 2. Guru mata pelajaran diharapkan dapat lebih memahami

masalah-masalah yang dihadapi siswa di berbagai bidang kegiatan sehingga perilaku melanggar siswa di sekolah bisa berkurang.

(50)

guru mata pelajaran, serta oarang tua murid/wali siswa dalam mengatasi perilaku-perilaku yang sering dilanggar oleh siswa di lingkungan sekolah.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Andhi Tri Laksana,2006. Pelaksanaan akaegiatan Estrakurikuler dan Disiplin Diri Para Siswa Kelas I SMP Bina Muda Panggang Gunung Kidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Bernhard, Karl.1997. Discipline and Child Guidance. New York: McGraw Hill Book Company

Charles, Schaefer.Ph.D.1987. How to Influence Children. Jakarta: Restu Agung Dreikurs, Rudolf.1986. Disiplin Tanpa Hukuman. Bandung: Remadja Karya John, Frank.1990. School Discipline Guide Book. Boston: Allyn and Bacon Keating, Barbara.1996. A Guide to positive Discipline. Boston

Furhan.1982. Pengantar penelitian dalam pendidikan. Surabaya.

Wingkel. W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.

Furchan, A. Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terj Introduction to Research in Education, karya : Donald Ary, Luchy Cheser Jacobs, Asghar Razavich. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang RentangKehidupan. Jakarta : Erlangga.

Schaefer, Charles. 1997. Bagaimana Membimbing, Mendidik, dan Mendisiplinkan Anaksecara Efektif. Jakarta : Restu Agung.

(52)

L

A

M

P

I

R

A

N

(53)

SMP BOPKRI III YOGYAKARTA

Identitas Diri :

Jenis kelamin

:

Umur

:

Tanggal Pengisian

:

Pengantar :

Saya meminta kesediaan Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

secara tertulis. Semua jawaban anda akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian ini.

Jawaban yang Anda berikan sesuai dengan keadaan anda. Jawaban anda tidak

mempengaruhi nilai anda di sekolah.

Petunjuk :

1.

Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

2.

Berilah tanda cek ( ) pada salah satu kolom “Selalu”, “Banyak kali”,

(54)

kelas tepat waktu.

2

Saya membawa buku dan

perlengkapan belajar sesuai

jadwal.

3

Saya ikut berdoa sebelum

pelajaran sesuai dengan agama

dan kepercayaan.

4

Saya berdoa dengan tenang

sebelum pelajaran.

5

Saya mengikuti pelajaran dengan

tenang.

6

Saya mendengarkan penjelasan

guru.

7 Saya

mengerjakan

latihan-latihan

sesuai dengan petunjuk guru.

8

Saya mengerjakan soal-soal ujian

dengan sungguh-sungguh

9

Saya mengerjakan soal-soal ujian

dengan tenang.

10 Saya meninggalkan ruang kelas

saat istirahat.

11 Saya

tidak

mengkonsumsi

makanan saat pelajaran

berlangsung.

12 Saya ikut berdoa dengan tenang di

akhir pelajaran.

(55)

15 Saya berdiskusi dengan teman

sekelompok dalam mengerjakan

tugas rumah/PR.

16 Saya menggunakan waktu untuk

belajar ketika tidak ada pelajaran.

17 Saya mengulang pelajaran yang

saya dapat di sekolah.

18 Saya meminjam buku

perpustakaan untuk kepentingan

belajar.

19 Saya membuat jadwal belajar di

rumah.

20 Saya meminta ijin guru bila

meninggalkan kelas saat

pelajaran.

21 Saya membayar uang sekolah

tepat waktu.

22 Saya mamakai seragam sesuai

aturan.

23 Saya tidak memakai perhiasan

berlebihan di sekolah.

24 Saya berpenampilan rapi selama

di lingkungan sekolah.

25 Saya membawa rokok, ke

sekolah.

(56)

istirahat dengan alasan yang jelas.

28 Saya memberitahu guru piket

secara lisan/ tertulis jika saya

tidak dapat mengikuti pelajaran.

29 Saya tidak bersikap sopan

terhadap guru dan karyawan di

sekolah

30 Saya mengikuti upacara dengan

tertib.

31 Saya tidak memberitahu guru

piket secara lisan/tertulis jika

tidak dapat mengikuti pelajaran

32 Saya membayar SPP tepat waktu.

33 Saya membawa obat-obatan

terlarang ke sekolah

34 Saya memakai seragam sesuai

aturan.

35 Saya minum-minuman keras di

lingkungan sekolah

36 Saya tidak membayar SPP tepat

waktu

37 Saya membuang sampah di

sebarang tempat

38 Saya bersikap sopan terhadap

guru dan karyawan disekolah.

39 Saya menjaga kebersihan halaman

(57)

41 Saya tidak mengikuti pelajaran di

sekolah

42 Saya melaksanakan tugas piket

sesuai jadwal

43 Saya berbuat onar di lingkungan

sekolah

44 Saya membuang sampah pada

tempatnya.

45 Saya mencoret-coret meja/kursi di

sekolah

46 Saya menjaga kebersihan fasilitas

kelas.

47 Saya

keluar

halaman/pagar

sekolah pada waktu istirahat.

48 Saya menjaga kebersihan kamar

mandi/WC.

49 Saya membawa senjata tajam

seperti pisau ke sekolah untuk

menjaga diri

50 Saya tidak membuat coretan di

sembarang tempat

51 Saya terlambat masuk sekolah

52 Saya menjaga kelestarian tanaman

di lingkungan sekolah.

53 Saya tidak senang memanjangkan

kuku

54 Saya memakai ruang

(58)

dengan baik.

57 Saya tidak melaksanakan tugas

piket

58 Saya mengikuti kerja bakti yang

diadakan sekolah.

59 Saya keluar kelas pada jam

pelajaran berlangsung

60 Saya ikut mengusahakan

penghijauan di lingkungan

sekolah

(59)

L

A

M

P

I

R

A

N

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

L

A

M

P

I

R

A

N

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

L

A

M

P

I

R

A

N

(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

L

A

M

P

I

R

A

N

(81)

Gambar

Tabel 1: Rincian Jumlah Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarata Tahun Pelajaran 2008/2009
Tabel 2:  Bidang Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta
Tabel 3: Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas
Tabel 4:   Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI IIIYogyakarta pada Tahun Pelajaran 2008/2009
+5

Referensi

Dokumen terkait

unit
 20
 1.100.000.000
 APBD
Kabupaten
 Dinas
PU
 Kabupaten
 Gorontalo
.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER/09/PB/2005 tanggal 27 Juni 2005 tentang Pelaksanaan Uji Coba Mekanisme Rekening Pengeluaran Bersaldo Nihil pada Bank Umum

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya dan memenuhi maksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975 dan Pasal 76

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya

Dilihat dari segi pelaksanaan kegiatan diseminasi, Prima Tani merupakan wahana untuk menghubungkan secara langsung Badan Litbang sebagai penyedia teknologi

Bila dilhat dari ketiga perlakuan ini (D, I dan J) dosis pupuk yang diberikan adalah sama, yang berbeda adalah cara pengairannya, dengan demikian K-total pada

Langkah pertama yang peneliti lakukan yaitu, melihat/ mengamati pembelajaran anak dalam Bahasa Indonesia khususnya menyusun kalimat SPOK, setelah adanya pengamatan

MP-RHL Daerah merupakan rencana makro yang lebih bersifat management plan penanganan RHL yang disusun secara partisipatif di daerah dengan memperhatikan berbagai aspek dan