• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR

DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR

OLEH

Ichsan Setiawan, M.Si

Edy Miswar, S.Si

Ilham Zulfahmi, S.Kel

Dibiayai oleh Yayasan LEBah, sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja Nomor: 083/yys-LEBah/kon/XI/2010 Tanggal 30 November 2010

Kerjasama antara

Jurusan Ilmu Kelautan Koordinatorat Kelautan dan Perikanan

Universitas Syiah Kuala

dengan

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Studi Karakteristik Sedimen Berdasarkan Ukuran Butir di Pesisir Pantai Kajhu Kabupaten Aceh Besar

2. Bidang Ilmu Penelitian : Ilmu Kelautan

3. Ketua Peneliti

f. Koordinatorat / Jurusan : Kelautan dan Perikanan / Ilmu Kelautan 4. Anggota Peneliti : 1. Edy Miswar, S.Si

2. Ilham Zulfahmi, S.Kel

5. Lokasi Penelitian : Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh 6. Waktu Penelitian : 3 (tiga) bulan

7. Biaya : Rp. 4.000.000,-

Banda Aceh, 22 Februari 2011

Mengetahui: Ketua Peneliti,

Ketua Jurusan Ilmu Kelautan

Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala,

Nur Fadli, M.Sc Ichsan Setiawan, M.Si

NIP. 19801129 200312 1 001 NIP. 19780607 200604 1 004  

Menyetujui:

Direktur Yayasan Lahan Ekosistem Basah (LEBah),

Ir. Cut Maila Hanum, MP

(3)

RINGKASAN

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR

Pesisir Pantai Kajhu terletak di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, kawasan ini termasuk wilayah yang terkena dampak tsunami. Semenjak tahun 2006-2007 di kawasan tersebut telah dilakukan usaha rehabilitasi hutan pantai dan mangrove oleh Yayasan LEBah dan beberapa NGO lain. Rehabilitasi hutan pantai dan manggrove ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi fisik, biologis dan fungsi fungsi lain dari hutan pantai dan manggrove telah rusak akibat terjangan ombak tsunami.

Saat ini bentang alam pesisir Pantai Kajhu terus menerus mengalami perubahan, diantara perubahan bentang alam yang terjadi adalah terbentuknya endapan endapan baru yang cukup cepat disekitar muara diiringi dengan meningkatnya laju abrasi disisi muara yang lain. Fenomena abrasi ini mengakibatkan terancamnya tanaman rehabilitasi di kawasan ini. Hasil identifikasi Yayasan LEBah pada medium April 2010, tercatat sebanyak 300 batang tanaman rehabilitasi dari jenis cemara laut (Casuarina equisetifolia) berdiameter 10 cm telah tumbang.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sieve analysis dengan menggunakan saringan sedimen bertingkat dengan diameter berbeda-beda (4,75 mm, 1,70 mm, 850 µm, 200 µm, 100 µm). Data tersebut kemudian dihitung persentase beratnya dan diberi nama berdasarkan segitiga Shepard.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah pesisir pantai Kajhu memiliki tiga fraksi sedimen yaitu kerikil, pasir dan lumpur dengan Persentase berat kerikil tertinggi terdapat di stasiun II (33,72%), persentase berat pasir tertinggi terdapat di stasiun IV (97,27%) dan persentase berat lumpur tertinggi terdapat di stasiun IV (24,61%). Secara umum Fraksi sedimen dikawasan Pesisir pantai Kajhu ini di dominasi oleh sedimen pasir (81%), kerikil (14%) dan lumpur (5%).

(4)

SUMMARY

STUDY OF CHARACTERISTIC BASED ON SIZE POINT UNIT IN KAJHU COASTAL DISTRICT OF ACEH BESAR

Coastal Kajhu is located in the sub district of Baitussalam district of Aceh Besar. This location is included as location which is destroyed by Tsunami. Since the recent years done business around the area beaches and mangrove forest rehabilitation. Rehabilitation of coastal forests and manggove was conducted with the aim of re-greening the coastal region that has been damaged by the brunt of the Tsunami waves.

Currently Kajhu coastal landscape constantly changing, among the landscape changes that occur is the formation of new sediment deposition is fast enough around the estuary along with the increasing rate of erosion the other side of the estuary. This phenomenon resulted in the presence of the plants become endangered rehabilitation. The result of identification who have done by Yayasan Lebah in median of April 2010Show, more than 300 of rehabilitation tress, especially from Casuarina equisetifolia is broken.

The technic applied is sieve analysis by using leveled sediment sieve with different diameters (4,75 mm, 2 mm, 1,7 mm, 850 µm, 100 µm). Then weight percentages of data counted and named according to Shepard triangle.

The results showed that the coastal areas Kajhu has three sediment fractions is Gravel, Sand and Mud with the highest weight percentage of gravel found at station II (33.72%),the highest weight percentage of sand found at station IV (97.27%) and the highest weight percentage of mud found at station IV (24.61%).

(5)

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim.

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan ridha-Nya sehingga laporan penelitian berjudul ”STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR ” ini dapat diselesaikan. Ucapan salawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memotivasi umatnya untuk terus menuntut ilmu pengetahuan dan menyebarkannya kepada umat manusia.

Penelitian ini merupakan sebuah kajian awal dalam menyikapi fenomena sedimentasi yang terjadi di daerah aliran Sungai Kajhu. Kajian ini diharapkan mampu menjadi dasar ataupun elemen pelengkap bagi penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan sedimentasi

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan Lahan Ekosistem Basah (LEBah) yang telah mendanai penelitian ini dengan Surat Perjanjian Kerja Nomor: 083/yys-LEBah/kon/XI/2010 Tanggal 30 November 2010. Ucapan terima kasih juga kepada Jurusan Ilmu kelautan, Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Unsyiah, yang telah menyediakan fasilitas sarana dan kelengkapan instrumentasi penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik..

Tentu saja penyusunan laporan ini tak luput dari kesalahan, baik kesalahan pengetikan maupun kesalahan lainnya. Untuk kesempurnaan laporan penelitian ini, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, 22 Februari 2011

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .………. i

RINGKASAN DAN SUMMARY ... ii

(7)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

2.1. Skala Wentworth untuk mengklasifikasi skala partikel-partikel sedimen……..5

4.1. Persentase berat sedimen di setiap stasiun……….14

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman 3.1. Alat pengambil sampel sedimen (bottom grab samplers)... 10

3.2. Saringan sedimen bertingkat ... 11

3.3. Segitiga Shepard... 11

4.1. Diagram persentase berat sedimen di setiap stasiun ... 15

4.2. Pola erus di perairan Aceh, (a) musim timur (Februari) dan (b) musim barat (Agustus)...17

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Rincian Dana Penelitian ... 21

LAMPIRAN II Laporan Harian Penelitian ... 22

LAMPIRAN III Peta Lokasi Penelitian ... 23

LAMPIRAN IV Data Hasil Penelitian ... 24

LAMPIRAN V Dokumentasi Penelitian ... 29

LAMPIRAN VI CV Peneliti ... 31

(9)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lautan merupakan salah satu tempat mata pencaharian masyarakat Aceh yang telah dilaksanakan secara turun menurun. Sejak dahulu lautan telah memberi manfaat kepada masyarakat untuk dipergunakan sebagai sarana untuk berpergian, perniagaan, perhubungan dan pemanfaatan komoditas perikanan. Akhir akhir ini diketahui lautan kaya akan deposit mineral mineral dan beberapa diantaranya terletak pada perairan yang dangkal dan berbatasan dengan daratan. Sebagai contoh, pasir dan kerikil yang umum digunakan sebagai bahan industri bangunan banyak terdapat di daerah pantai akibat diangkut dan disebarkan oleh lautan. Beberapa mineral yang sebenarnya berasal dan di bentuk di daratan kemudian tenggelam di laut sebagai suatu hasil dari perubahan permukaan air laut yang terjadi secara terus menerus.

Pesisir Pantai Kajhu terletak di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Di kawasana ini semenjak beberapa tahun belakangan ini telah. dilakukan usaha rehabilitasi hutan pantai dan mangrove oleh Yayasan LEBah dan beberapa NGO lain. Rehabilitasi hutan pantai dan mangrove ini dilakukan dengan tujuan untuk menghijaukan kembali kawasan pantai tersebut yang telah rusak akibat terjangan ombak tsunami. Selain itu juga hutan pantai dan mangrove ini diharapkan akan mengembalikan fungsi fisik, biologi, ekonomi dan fungsi fungsi lain bagi ekosistem pesisir kajhu.

(10)

2

khususnya dari jenis Cemara Laut yang telah tumbang dan terbawa arus sehingga menutupi badan sungai. Parahnya abrasi yang terjadi di pesisir Pantai Kajhu ini juga telah menjangkau tanman rehabilitasi Mangrove. Kondisi ini bila dibiarkan abrasi dan intruksi air laut akan mencapai pemukiman penduduk Dusun Monsinget dan Dusun Lam Ujong Desa Kajhu

Faktor dasar yang mempengaruhi cepat lambatnya abrasi di suatu kawasan adalah karakteristik sedimen yang ada di kawasan tersebut. Oleh karena itu untuk mempelajari hal tersebut maka diperlukan suatu studi yang berkaitan dengan karakteristik sedimen yang ada di kawasan tersebut. Sehingga dengan adanya studi tentang karakteristik sedimen di pesisir Pantai Kajhu ini, akan memberikan informasi tentang fenomena apa yang sedang terjadi di kawasan tersebut dan dapat dijadikan suatu bahan dalam penentuan kebijakan penanganan abrasi pantai di kawasan ini.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan distribusi sedimen yang ada di pesisir pantai Kajhu. Penelitian ini dibatasi pada pengamatan karakteristik sedimen berdasarkan ukuran butir yang ada di pesisir Pantai Kajhu.

1.3 Manfaat Penelitian

(11)

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sedimen

Dalam kaitannya dengan sedimen dan sedimentasi beberapa ahli mendefinisikan sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransferkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk di dalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia.

Selley (1988) mendefinisikan sedimen adalah pecahan batuan, mineral atau material organik yang ditransportasikan dari berbagai sumber dan jarak, lalu didepositkan oleh udara, angin, es dan air. Secara umum sedimen dibedakan menjadi dua yaitu hasil rombakan atau hasil batuan asal dan material yang bukan hasil rombakan atau hancuran batuan dasar.

Sedimen laut juga diartikan sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

2.2 Klasifikasi Sedimen

Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi (topografi dan batimetri) pesisir. Sedimen dapat berasal dari fragmentasi (pemecahan) batuan dan sisa rangka rangka dari organisme laut. Pemecahan batuan terjadi karena pelapukan (weathering)

(12)

4

Sedimen dicirikan atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang dimilikinya, yaitu misalnya : ukuran butir (grain size), densitas, kecepatan jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkutan sedimen, ukuran butir merupakan karakter sedimen yang sangat penting karena dipakai untuk mempresentasikan resistensinya terhadapa agen pengangkutya. Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya yang biasanya disimbolkan sebagai d. Satuan yang lazim digunakan untuk ukuran butir sedimen adalah millimeter (mm) dan mikrometer (µm). berdasarkan ukuran butirnya, sedimen diklasifikasikan menurut :lumpur

(mud), pasir (sand), dan kerikil (gravel). Klasifikasi tersebut mengikuti kriteria

(13)

5

(14)

6 2.3 Sedimentasi Estuaria

Dalam proses pembentukan sedimen di perlukan suatu media transport dan sekaligus pengendap material. Padadaerah perairan dangkal media tersebut adalah elemen-elemen oseanografi dan run off dari daratan yang ditunjang oleh kegiatan manusia.

Proses pengendapan sedimen yang berasal dari aliran sungai, menurut Asdak (1995) dibagi menjadi 3 jenis : yaitu sedimen dasar material bergeser atau menggelinding (Bed load), material meloncat loncat (Saltation load) dan cara melayang (Suspended load). Suatu alur sungai semakin menuju ke hilir mempunyai kemiringin yang semakin kecil, demikian juga kecepatan alirannya, sehingga terjadi pengendapan bahan-bahan padat. Hambatan dari air pasang yang masuk ke arah sungai menambah pengendapan bahan bahan padat sehingga terjadi pendangkalan. Pendangkalan terbesar terutama terjadi di daerah muara (Subarkah, 1979)

Proses sedimentasi yang terjadi di muara dipengaruhi oleh kondisi alam yang sangat kompleks. Kekomplekkan proses yang terjadi di daerah muara diantaranya disebabkan oleh pasang surut, arus, gelombang dari laut serta proses biologi dan kimia lainnya (Selly,1988). Endapan Sedimen pada Perairan dangkal dicirikan umumnya dengan susunan utamanya campuran antara pasir,dan kerikil, dan dapat juga terkandung lumpur yang berasal dari sungai.

Sungai sebagai salah satu media transport sedimen mempunyai karakterisirik yang diberikan dalam memberikan sedimen tersebut. Soewarno (1991) mengatakan bahwa volume sedimen yang terbawa aliran sungai tergantung pada kecepatan aliran sungai, debit aliran perubahan musim serta aktifitas manusia di pesisir pantai. Transport sedimen oleh aliran sungai dapat bergerak, bergeser dan berlompatan di sepanjang dasar sungai dan bergerak melayang pada media transport itu sendiri tergantung dari komposisi sedimen yang terdiri dari ukuran butir, berat jenis, bentuk butir, jenis mineral tertentu (Selley,1988)

(15)

7 2.4 Mekanisme Transport Sedimen

Dalam proses pembentukan sedimen diperlukan suatu media transport dan sekaligus pengendap material. Media tersebut pada perairan dangkal adalah elemen- elemen disebabkan karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air. Oleh karena itu angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Hal ini disebabkan pula karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya sungai maka menyebabkan sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfir. Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara:

Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.

Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.

Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya gravitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

(16)

8

2.5 Kondisi Oseanonografi yang Mempengaruhi Distribusi Sedimen

2.5.1 Arus Sejajar Pantai (Longshore Current)

Arus adalah gerakan massa air yang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Arus laut terbentuk oleh angin yang berhembus dalam selang waktu yang lama. Arus juga dapat terbentuk karena gelombang yang membentur topografi pantai. Arus laut mampu membawa sedimen yang melayang dan juga sedimen yang terdapat di dasar laut (Dahuri dkk, 1996)

Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai

(Nearshore current) yang berpengaruh terhadap proses dinamik di pantai. Pola arus ini ditentukan oleh sudut datang dari arus tersebut. Jika sudut datang arus membentuk sudut besar dari garis pantai, maka akan terbentuk arus yang arahnya menyusur atau sejajar pantai (Longshore Current) (Triatmodjo, 1999). Arus sejajar pantai ini mempunyai pengaruh besar terhadap transportasi sedimen pantai. Dyer (1973) menyatakan bahwa modifikasi bentuk muara sungai merupakan fungsi dari pengaruh arus sepanjang pantai yang menghasilkan suatu spit di depan muara sungai yang dapat menyebabkan pergeseran mulut sungai.

2.5.2 Gelombang

Menurut Hutabarat dan Stewart (1985) gelombang di permukaan laut umumnya terbentuk karena adanya proses aliran energi dari angin ke permukaan laut atau pada saat saat tertentu disebabkan oleh gempa bawah laut. Transport sedimen yang diakibatkan oleh gelombang dapat terjadi dari arah tegak lurus terhadap garis pantai ataupun membentuk sudut. Banyak endapan tergantung pada gelombang dan ketersediaan sedimen di pantai (Triatmodjo.1999).

(17)

9 2.5.3 Pasang Surut

Pasang surut merupakan komponen penting dalam dinamika pantai dan perpindahan sedimen. Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

(18)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Pengambilan Sampel Sedimen

Pengambilan sampel sedimen dilakukan sebanyak satu kali di masing masing stasiun (Lampiran III) . Sampel sedimen diambil dengan menggunakan alat bottom grab samplers. Alat ini berbentuk segi empat dan mempunyai mulut seperti

clamshell yang dapat membuka dan menutup dengan menarik dan melepaskan pemberat yang ada pada tali penggantungnya. Sedimen yang tertangkap dalam alat ini di bawa ke darat, diambil dan dimasukkan ke dalam wadah yang telah disediakan. Pengambilan sampel sedimen dilakukan di beberapa titik yang mewakili pesisir pantai Kajhu.

Gambar 3.1 Alat pengambil sampel sedimen (bottom grab samplers)

3.2 Analisis Distribusi Ukuran Butir Sedimen

Teknik baku yang sering dipakai untuk menganalisis sebaran ukuran butir sedimen adalah sieve analysis. Untuk itu, contoh sedimen terlebih dahulu dikeringkan, kemudian disaring dengan saringan-saringan yang ukuran diameter berbeda (4,75 mm, 1,70 mm, 850 µm, 200 µm, 100 µm). Sampel sedimen yang tertinggal pada sebuah saringan pasti mempunyai ukuran butir yang lebih besar dari kerapatan jaring pada saringan tersebut dan lebih kecil dari ukuran kerapatan jaring pada saringan sebelumnya. Selanjutnya, sedimen yang tertimbang pada setiap saringan masing masing ditimbang beratnya. Dari hasil penimbangan tersebut akan diperoleh distribusi berat sedimen berdasarkan rentang ukuran kerapatan jaring saringan (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).

(19)

Gambar 3.2 Saringan sedimen bertingkat

3.3 Perhitungan Persentase Berat Sedimen.

Setelah diketahui berat dari masing masing fraksi sedimen tersebut kemudian di hitung persentase berat dari jenis sedimen tersebut dengan menggunakan rumus.

Setelah diketahui persentase dari masing masing fraksi sedimen tersebut, kemudian diberi nama jenis sedimen tersebut berdasarkan segitiga shepard .

Gambar 3.3 Segitiga Shepard

(20)

12

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Sedimen Pesisir Pantai Kajhu

Ditinjau dari sisi ukuran butirnya, sedimen yang ditemukan di pesisir pantai Kajhu terdapat tiga fraksi yaitu kerikil, pasir dan lumpur dengan persentase yang berbeda di setiap tempatnya. Sedimen dari jenis kerikil umumnya terdapat di sekitar muara yang berhadapan langsung dengan pantai. Pasir terdistribusi merata di setiap stasiun penelitian sedangkan lumpur kebanyakan ditemukan di pesisir pantai yang relatif agak jauh dari muara. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang ada di sekitar sedimen yang ditemukan.

Hampir seluruh proses input/kredit sedimen merupakan akibat proses-proses alami kecuali peremajaan pantai yang merupakan penambahan sedimen ke dalam sistem oleh manusia. Sedimen yang masuk ke suatu tempat dapat berasal dari angkutan arus sejajar pantai (longshore transport), angkutan sedimen dari sungai

(river transport), erosi tebing (sea-cliff erosion), angkutan sedimen ke pantai (on shore transport), endapan biogenus (biogenous deposition), angkutan angin (wind transport), endapan hidrogenus (hydrogenous deposition).

Dilihat dari material penyusunnya jenis pantai yang terdapat di sekitar wilayah penelitian, pantai tersebut dapat digolongkan kepada pantai berpasir, Pantai tipe ini terbentuk oleh proses di laut akibat erosi gelombang, pengendapan sedimen, dan material organik. Oleh karena itu hal ini berdampak pada jenis sedimen yang ada di muara ataupun di sekitar pesisir Pantai Kajhu.

Selain dipengaruhi oleh jenis pantai, sedimen yang ada di pesisir pantai Kajhu juga dipengaruhi oleh pengikisan salah satu sisi daratan yang ada di sekitar pesisir pantai Kajhu yang umumnya bersubtrat lumpur. Hal ini dicirikan oleh adanya bioindikator, baik itu hewan maupun tumbuhan. Di antara jenis bioindikator yang menunjukkan bahwa subtrat daerah tersebut berlumpur diantaranya adalah ikan glodok dan tumbuhan mangrove terutama dari jenis Rhizopora spp yang tumbuh tersebar merata di sekitar pesisir pantai tersebut.

(21)

13

Terjadinya sedimen lithegneous diakibatkan oleh adanya suatu reaksi fisikawi pada suatu subtrat baik secara perlahan lahan maupun secara ekstrim. Sedimen ini umumnya lebih banyak terdapat disekitar di sekitar muara. Hal ini menurut Siswandono (1994) disebabkan oleh adanya tekanan arus dan gelombang yang cukup kuat pada dasar perairan di sekitar muara sungai yang akan berdampak pada terbentuknya sedimen. Lebih lanjut Siswandono (1994) menambahkan bahwa karakteristik sedimen yang terbentuk dikarenakan faktor fisikawi umumnya berbentuk material batuan kasar dan kerikil.

Selain sedimen lithegeneuos, di Pesisir pantai Kajhu juga ditemukan sedimen yang tergolong kepada sedimen biogeneus. Sedimen yang berasal dari proses biologi ini sering disebut dengan sebutan “ooze” Sedimen biogeneos adalah suatu sedimen yang berada di suatu perairan yang berasal dari sisa sisa makhluk hidup. Kebanyakan dari sedimen biogeneos yang terdapat di pesisir pantai Kajhu adalah hewan benthos dari golongan bivalva dan gastropoda. Razak (2002) mengatakan bahwa hewan dari jenis ini dominan hidup di daerah estuaria disebabkan karena hewan tersebut memiliki kemampuan osmoregulasi sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

Razak (2002) juga menambahkan bahwa karakteristik sedimen suatu perairan akan mempengaruhi morfologi, fungsional, tingkah laku serta nutrien hewan benthos. Adaptasi terhadap substrat ini akan menentukan morfologi, cara makan dan adaptasi fisiologis organisme terhadap suhu, salinitas serta faktor kimia lainnya. Disamping tipe substrat, ukuran partikel sedimen juga berperan penting dalam menentukan jenis benthos (Levinton, 1982).

4.2 Distribusi Sedimen Pesisir Pantai Kajhu

(22)

14

Tabel 4.1 Persentase Berat Sedimen di Setiap Stasiun

Persentase Berat Sedimen (%)

Kerikil Pasir Lumpur

Stasiun

> 4,75 mm 1,70 - 4,75 mm 0,85 – 1,70 mm 0,20 - 0,85 mm 0.10mm - 0,20 mm < 0,10 mm

Deskripsi

I 12,35 19,01 24,90 42,07 1,15 0,52 pasir kerikilan

II 4,35 16,81 17,23 59,94 0,87 0,80 pasir

III 0,70 0,55 2,44 93,71 1,11 1,,48 pasir

IV 1,46 1,58 2,66 92,65 0,69 0,96 pasir

V 0,66 0,41 0,56 0,57 76,78 21,02 pasir

VI 0,57 0,42 0,78 96,50 0,99 0,73 pasir

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa Persentase kerikil terbanyak terdapat pada Stasiun I, II dan IV. Hal ini disebabkan oleh letak stasiun ini yang berdekatan dengan muara sungai, banyaknya kerikil yang ada di stasiun ini diduga ini selain berasal dari laut dan Sungai Kajhu juga diduga berasal dari serpihan atau pecahan batuan pada tanggul pemecah ombak (breakwater) yang ada di sekitar wilayah penelitian. Sedangkan pada stasiun yang lain persentase kerikilnya sangat kecil, disebabkan letaknya yang relatif jauh dari muara.

(23)

Gambar 4.1 Diagram persentase berat fraksi sedimen di setiap stasiun

Banyaknya persentase pasir yang mendominasi di setiap stasiun terutama yang berdekatan dengan muara juga dapat dipengaruhi oleh adanya arus sejajar pantai (longshore current). Perpindahan sedimen yang disebabkan oleh arus sejajar pantai ini sering diistilahkan dengan transport sedimen sepanjang pantai (longshore sediment transport). Kusumadinata (1980) menyebutkan bahwa transport sedimen sepanjang pantai terjadi apabila pasir terangkat oleh turbulensi yang disebabkan oleh gelombang pecah.

Transport sedimen sejajar dengan pantai juga dipengaruhi oleh arah gelombang dan sudut wave crest dengan garis pantai dan dapat menyebabkan terjadinya erosi dan akresi. Terdapat dua jenis sedimen yang ditransportasikan yaitu

cohesive dan non cohesive. Transport sedimen cohesive sering dinamakan suspended load transport karena sifatnya yang melayang di air, sedangkan non cohesive

dinamakan bed load transport.

(24)

16

Fraksi lumpur tertinggi terdapat pada Stasiun VI, hal ini disebabkan letaknya yang jauh dari muara dan terlindung dari pengaruh gelombang laut serta banyaknya bahan organik dan detritus yang dibawa air sungai menumpuk di perairan ini, terutama pada saat arus lambat. Nybaken (1992) menyatakan bahwa banyaknya partikel di perairan sangat dipengaruhi oleh adanya partikel tersuspensi yang dibawa oleh air tawar dan air laut serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggumpalan pengendapan bahan yang tersuspensi tersebut, seperti arus dari laut.

Jenis sedimen lumpur ini akan menyebabkan tingginya kandungan organik yang ada di stasiun ini. Terlihat dengan banyaknya benthos yang ditemukan di daerah Stasiun VI ini terutama dari jenis Bivalva dan Gastropoda. Hal ini sesuai dengan pendapat Nybaken (1992) yang menyatakan bahwa jenis sedimen dan ukurannya merupakan salah satu faktor ekologi dan mempengaruhi kandungan bahan organik dan distribusi benthos. Semakin halus tekstur subtrat semakin besar kemampuannya menjebak bahan organik.

Secara umum fraksi sedimen yang ada di kawasan pesisir Pantai Kajhu lebih didominasi oleh pasir, dengan prosentase (81%) diikuti oleh kerikil (14%) dan lumpur (5%). Jika hal ini dikaitkan dengan topografi pesisir Pantai Kajhu maka dapat digolongkan Pantai Kajhu merupakan pantai yang sangat labil akan terjadinya abrasi pantai. Abrasi yang terjadi di daerah pesisir Pantai Kajhu dapat terus meluas dikarenakan pola arus di wilayah ini cenderung terus berubah dari waktu ke waktu.

4.3 Pola dan Arah Arus di Pesisir Pantai Kajhu.

(25)

(a) (b)

Gambar 4.2 Pola arus di perairan Aceh, (a) musim timur (Februari) dan (b) musim barat (Agustus)

Selain itu pola dan arah arus yang ada di pesisir pantai Kajhu juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal seperti pengaruh arus sejajar pantai (long shore current), arus menuju dan meninggalkan pantai (on shore current and off shore current) serta rip current. Pola dan arah arus di wilayah ini juga dapat dipengaruhi oleh pasang surut, topografi dan sudut elevasi bumi yang ada di wilayah ini, khususnya pada bagian muara yang menjorok ke dalam. Topografi dan sudut elevasi yang terus berubah di wilayah ini akan menyebabkan terbentuknya pola arus baru. Hal ini terlihat dengan terbentuknya aliran-aliran baru atau anakan sungai baru di sekitar wilayah ini.

(26)

18

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari sisi ukuran butirnya, sedimen yang ditemukan di pesisir Pantai Kajhu terdapat tiga fraksi yaitu kerikil, pasir dan lumpur dengan persentase yang berbeda di setiap tempatnya. Sedimen kerikil umumnya terdapat di sekitar muara yang berhadapan langsung dengan pantai dimana persentase berat tertingginya terdapat di Stasiun II (33,72%). Pasir terdistribusi merata di setiap stasiun penelitian, dimana persentase berat pasir tertinggi terdapat di Stasiun IV (97,27%) sedangkan lumpur kebanyakan ditemukan di pesisir pantai yang relatif agak jauh dan terlindungi dari muara, persentase berat lumpur tertinggi terdapat di Stasiun IV (24,61%). Dilihat dari akumulasi persebaran sedimen, semua fraksi sedimen tersebar merata di setiap stasiun. Pasir merupakan fraksi sedimen dengan cakupan (range) persentase yang tertinggi (70% - 90%), sedangkan kerikil 1% - 34% dan lumpur hanya 0,5% - 25% . Hal ini menyebabkan proses pengikatan sedimen di wilayah ini menjadi sangat kurang dan menyebabkan wilayah ini labil akan terjadinya Abrasi pantai. Abrasi yang terjadi di daerah Pesisir pantai kajhu dapat terus meluas dikarenakan pola arus di wilayah ini cenderung terus berubah dari waktu ke waktu.

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran :

1. Perlu dilakukan pemantauan terhadap sebaran sedimen secara temporal 2. Melakukan pengambilan sampel dengan metode dan sampler yang berbeda

3. Dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk memperoleh suatu model abrasi dan sedimentasi di daerah pesisir Pantai Kajhu yang melibatkan pengaruh dari faktor-faktor lain.

(27)

19

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 1995, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, UGM Press, Yogyakarta.

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996, Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pantai dan Laut Secara Terpadu, Pt, Pradnya Paramita, Jakarta. Darlan, Y. 1996, Geomorfologi Wilayah Pesisir. Aplikasi Untuk Penelitian

Wilayah Pantai, Pusat Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung.

Dronkers, J. J. 1964, Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters, North-Holland Publishing Company, Amsterdam.

Dyer, K.R. 1973. Estuaries A Physical Introduction. John Willey & Sons. New York.

Dyer, K.R. 1986. Coastal and Estuari Sediment Dynamic. John Willey & Sons. Chicester-New York-Brisbane-Toronto-singapore.

Hutabarat, S., dan Stewart M.E., 1985, Pengantar Oseanografi, Universitas Indonesia.

Muawanah U., dan A. Supangat, 1998, Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar Laut, Badan Riset Kelautan Dan Perikanan, Jakarta.

Nybakken, J.W., 1992, Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis, Gramedia, Jakarta.

Knox. G.A. 1986. Estuary Ecosystem:A System Approach. Volume I. CRC. Press, Inc.Boca Raton, Florida. 289 pp.

Kusumadinata, 1980, Prinsip Prinsip Sedimentasi, Dept Teknik ITB, Bandung. Levinton, J. F. 1982. Marine Ecology. New Jersey Prentice-Hall Inc. Englewood

Cliff.

Pariwono, J.I. 1989, Gaya Penggerak Pasang Surut, P3O-LIPI, Jakarta. Pettijohn, F.J., 1975. Sedimentary rocks, 3rd ed. Harper and Row, New York.

Pipkin, B.W., 1977. Laboratory Exercise in Oceanography. W.H. Freeman and Company, San Fransisco.

(28)

20

Selley.R.C. 1988. Applied Sedimentology . Academic Press. San Diego. USA

Siswandono. 1994, Pengaruh Sedimentasi Terhadap di Perairan Kepulauan Seribu, Puslitbang oseanologi, LIPI- Jakarta.

Subarkah, I. 1979, Bangunan Air, Idea Dharma, Bandung.

Soewarno. 1991, Hidrologi :Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri), Nova, Bandung.

Razak,A.2002. Dinamika Karakteristik Fisika-Kimiawi Sediment Dan Hubungannya Dengan Struktur Komunitas Moluska Bentik (Bivalve Dan Gastropoda) Di Muara Bandar Bakali Padang. IPB

(29)

LAMPIRAN I. Rincian Dana Penelitian

URAIAN PENGGUNAAN DANA TAHUN 2010

Uraian Komponen Biaya :

No. Rincian Volume Harga Satuan Jumlah Tinta Printer (BJ Cartridge:

Black)

4 kotak Rp. 25.000,- Rp. 100.000,-

(30)

Lampiran II 

 

Laporan harian 

 

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI PESISIR PANTAI  KABUPATEN ACEH   BESAR 

(31)

LAMPIRAN III.   

PETA LOKASI PENELITIAN 

(32)

Lampiran IV. Data hasil penelitian

Berat sampel (g) Diameter saringan (mm) Berat sedimen (g) Persen berat (%) Klasifikasi sedimen

> 4,75 70 4,31

Kerikil

1,70 - 4,75 319 19,64 Kerikil

1624 0,85 - 1,70 243,7 15,01

1624

0,20 - 0,85 965 59,42 Pasir

0,10 - 0,20 13,5 0,83

< 0,10 12,8 0,79 Lumpur

Distribusi sedimen di Stasiun 1.

Distribusi sedimen di Stasiun 2.

Berat sampel (g) Diameter saringan (mm) Berat sedimen (g) Persen berat (%) Klasifikasi sedimen

> 4,75 207 13,13

Kerikil

1,70 - 4,75 324,5 20,59 Kerikil

1576 0,85 - 1,70 513,6 32,59

1576

0,20 - 0,85 505 32,04 Pasir

0,10 - 0,20 17 1,08

< 0,10 8,9 0,56 Lumpur

STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR

DI PESISIR PANTAI KAJHU KAB ACEH BESAR

23,95%

(33)

Distribusi sedimen di Stasiun 3.

Berat sampel (g) Diameter saringan (mm) Berat sedimen (g) Persen berat (%) Klasifikasi sedimen

> 4,75 99,5 7,19

Kerikil

1,70 - 4,75 197,2 14,25 Kerikil

1384 0,85 - 1,70 107,7 7,78

1384

0,20 - 0,85 959,4 69,32 Pasir

0,10 - 0,20 12,2 0,88

< 0,10 8 0,58 Lumpur

Distribusi sedimen di Stasiun 4.

Berat sampel (g) Diameter saringan (mm) Berat sedimen (g) Persen berat (%) Klasifikasi sedimen

> 4,75 10,4 1,00

Kerikil

1,70 - 4,75 10,1 0,96 Kerikil

1044 0,85 - 1,70 65 6,23

1044

0,20 - 0,85 937,5 89,80 Pasir

0,10 - 0,20 13 1,25

< 0,10 8 0,77 Lumpur

(34)

Distribusi sedimen di Stasiun 6

Berat sampel (g) Diameter saringan (mm) Berat sedimen (g) Persen berat (%) Klasifikasi sedimen

> 4,75 3 0,39

Kerikil

1,70 - 4,75 4,7 0,62 Kerikil

762 0,85 - 1,70 10,5 1,38

762

0,20 - 0,85 14 1,84 Pasir

0,10 - 0,20 542,3 71,17

< 0,10 187,5 24,61 Lumpur

Distribusi sedimen di Stasiun 5

Berat sampel (g) Diameter saringan (mm) Berat sedimen (g) Persen berat (%) Klasifikasi sedimen

> 4,75 19 1,72

Kerikil

1,70 - 4,75 23,3 2,11 Kerikil

1106

0,85 - 1,70 35,2 3,18

1106

0,20 - 0,85 1009 91,23 Pasir

0,10 - 0,20 7,8 0,71

< 0,10 11,7 1,06 Lumpur

3,820%

(35)

Statiun Klasifikasi sedimenKlasifikasi sedimenKlasifikasi sedimen Statiun

Kerikil (%) Pasir (%) Lumpur (%)

1 23,95 75,26 0,79

2 33,72 65,71 0,56

3 21,44 77,98 0,58

4 1,96 97,27 0,77

5 3,82 95,12 1,06

6 1,01 74,38 24,61

DISTRIBUSI FRAKSI SEDIMEN DI SETIAP STASIUN

0 25

50 75

100

Kerikil (%) Pasir (%) Lumpur (%)

STASIUN 3 STASIUN 2

STASIUN 1

STASIUN 4

STASIUN 5

(36)
(37)

Lampiran V

(38)
(39)

Lampiran VI. CV Peneliti

5. Jabatan Fungsional : Lektor

6. Instansi : Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala

7. Alamat Kantor : Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Unsyiah

Darussalam-Banda Aceh (23111)

8. Alamat Rumah : Jl. Elang, Lr. Merpati No. 62, Kel. A. Pahlawan, Banda Aceh

9. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Tempat Tahun Titel Bidang

SMA Negeri 2 Banda Aceh 1993-1996 -- Fisika

FMIPA UNSYIAH Banda Aceh 1996-2000 S.Si Fisika

FIKTM ITB Bandung 2002-2005 M.Si Oseanografi

10. Pengalaman Penelitian

BRR NAD dan NIAS, 2007

Marwan, Said Munzir, Ichsan Setiawan, Rasuddin, Pengkajian Jarak Rambat Maksimum Run-Up dan Tingkat Reduksi Amplitudo Gelombang Sebagai Akibat Pembangunan Pemecah Gelombang Di Daerah Pantai

DPA-SKPD NAD, 2007

Ichsan Setiawan, Marwan. Amplifikasi Amplitudo Elevasi pada Perambatan Gelombang Permukaan Bertipe Benjamin Feir

HIBAH BERSAING TAHUN I, 2008

Syamsul Rizal, Ichsan Setiawan, Muhammad, Perhitungan Transport Massa Air di Selat Malaka dengan Model Numerik Tiga-dimensi

11. Daftar Publikasi

Ichsan Setiawan, Totok Suprijo, Dadang K. Mihardja, (2006), ”Pemodelan Transport Sedimen Akibat Arus Yang Dibangkitkan Oleh Gelombang di Perairan Pulau Baai, Bengkulu ”, Jurnal Geoaplika Geologi Terapan FIKTM-ITB.

Ichsan Setiawan, Edy Miswar, (2006), ”Simulasi Penjalaran Gelombang di Perairan Pantai Pulau Baai Bengkulu”, Jurnal Natural FMIPA Unsyiah.

Ichsan Setiawan, Marwan, (2007), ”Amplifikasi Amplitudo Elevasi pada Perambatan Gelombang Permukaan Bertipe Benjamin-Feir”, Jurnal Natural FMIPA Unsyiah.

Ichsan Setiawan, (2009), ” Validasi Model Numerik Arus Sejajar Pantai Dengan Model Analitik Longuet-Higgins”, Jurnal Dinamika Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Semarang.

(40)

Anggota Peneliti I

1. Nama : Edy Miswar, S.Si

2. Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe / 16 Agustus 1979

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Pangkat / NIP : Penata Muda / 132 319 768

5. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

6. Instansi : Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala

7. Alamat Kantor : Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Unsyiah

Darussalam-Banda Aceh (23111)

8. Alamat Rumah : Komp. MIPA No. 15 Desa Lambitra Aceh Besar

9. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Tempat Tahun Titel Bidang

SMA Negeri 2 Lhokseumawe 1995-1998 -- IPA

FMIPA UNSYIAH Banda Aceh 1998-2003 S.Si Fisika

10. Pengalaman Penelitian

1. Edy Miswar,(2003).Distribusi Medan Gelombang Kasus Jetty, Skripsi, Unsyiah

2. Rizwan, Edy Miswar dan Syahrul Purnawan, (2010), Kajian Oseanografi dan Potensi Perikanan di Perairan Pulo Aceh

11. Daftar Publikasi

Ichsan Setiawan, Edy Miswar, (2006), ”Simulasi Penjalaran Gelombang di Perairan Pantai Pulau Baai Bengkulu”, Jurnal Natural FMIPA Unsyiah.

Banda Aceh, 23 Februari 2011

Edy Miswar, S.Si

(41)

Anggota Peneliti II

1. Nama : Ilham Zufahmi

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bireuen / 16 Juli 1988

3. Jenis Kelamin : Laki laki

5. Pekerjaan : Swasta

6. Alamat Rumah : Jl. T. Glee .iniem No 9 Tungkop Kab. Aceh Besar

7. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Tempat Tahun Titel Bidang

SMA 1 Bireuen Bireuen 2003-2006 -- IPA

Ilmu Kelautan UNSYIAH Banda Aceh 2006-2011 S.Kel Oseanografi

10. Pengalaman Kuliah Kerja Praktek

Ilham Zulfahmi, ( 2010 ), TeknikPerencanaan Rehabilitasi Hutan Pantai di Desa Gampong Baroe Kabupaten Aceh Besar, Yayasan Lahan Ekosistem Lahan Basah (LEBah)

11. Daftar Publikasi -

Banda Aceh, 23 Februari 2011

Ilham Zulfahmi, S.kel

Gambar

Tabel 2.1 Skala Wentworth untuk mengklasifikasi skala partikel-partikel sedimen (Dyer, 1986)
Gambar 3.1 Alat pengambil sampel sedimen (bottom grab samplers)
Gambar 3.2 Saringan sedimen bertingkat
Tabel 4.1 Persentase Berat Sedimen di Setiap Stasiun
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat disebabkan di stasiun tawar saat pasang terdapat bahan organik yang dalam jumlah besar yang berasal dari bagian sungai lebih hulu dan hidrologi sungai yang

Tingginya kandungan timbal di sedimen pada stasiun 5, yang berada pada sebelah utara dari muara Sungai Manyar menunjukkan, bahwa timbal yang berasal dari

Sampel sedimen yang berasal dari pantai dan muara memiliki modus distribusi ukuran sedimen pada fraksi pasir sangat halus, sedangkan modus pada daerah aliran

Pada penelitian ini foraminifera bentik banyak ditemukan di ekosistem terumbu karang, hal ini disebabkan substrat yang dimiliki oleh terumbu karang yaitu subtrat

Penelitian yang dilakukan sebelumnya telah menghasilkan enzim mananase termofilik laut dari bakteri Rhodothermus marinus, mikroba ini diisolasi dari perairan laut yang

Daerah penelitian yang terletak di sekitar pantai Pangandaran dan Parigi terdiri dari endapan lempung, lanau, pasir dan kerikil yang bersifat lepas dan jenuh air, secara regional

Hal ini dapat disebabkan di stasiun tawar saat pasang terdapat bahan organik yang dalam jumlah besar yang berasal dari bagian sungai lebih hulu dan hidrologi sungai yang

Berdasarkan profil sungai Pantai Bokek ini adalah sungai bagian hilir, karena bagian sungai terakhir, yang akhirnya bagian ini akan mengantar sungai itu ke laut muara.. Gerakan aliran