• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Penghantaran Listrik dalam Larutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "6. Penghantaran Listrik dalam Larutan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Larutan Elektrolit (2):

Penghantaran Listrik dalam Larutan

EVI SAPINATUL BAHRIAH, S.PD, M.PD

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FITK, UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016/2017

(2)

1. Mekanisme Penghantaran Listrik

 Aliran listrik melalui suatu konduktor logam melibatkan

perpindahan elektron dari potensial negatif yang tinggi ke potensial negatif lainnya yang rendah.

 Dalam penghantar elektronik, seperti padatan dan lelehan

logam, penghantaran berlangsung melalui perpindahan

elektron langsung melalui penghantar dengan pengaruh dari potensial yang diterapkan. Dalam hal ini atom-atom penyusun penghantar tidak terlibat dalam proses tersebut.

(3)

 Penghantar elektrolitik, yaitu mencakup larutan elektrolit dan lelehan garam-garam, penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif maupun negatif menuju elektrode-elektrode. Migrasi ini tidak hanya melibatkan perpindahan listrik dari satu elektrode ke elektrode yang lain tetapi juga melibatkan adanya transport materi dari satu bagian konduktor ke bagian lainnya.

 Aliran listrik pada penghantar elektrolitik selalu disertai dengan perubahan kimia pada elektrode-elektrodenya dan reaksinya bersifat khas dan tertentu bergantung pada zat-zat penyusun konduktor tersebut dan juga jenis elektrodenya.

(4)

 Proses mengalirnya arus listrik melalui konduktor elektrolitik yang

disertai dengan perubahan kimia ELEKTROLISIS

 Mekanisme elektrolisis elektron masuk dan keluar dari larutan

terjadi melalui perubahan kimia pada elektrode-elektodenya, bukan karena elektron-elektron tersebut mengalir dalam larutan

(5)

Reaksi elektrolisis berlangsung di dalam sel elektrolitik yang

terdiri dari satu jenis larutan, atau leburan elektrolit dan

memiliki 2 macam elektroda, yaitu:

Pada katoda (kutub -) terjadi

reaksi reduksi

Pada anoda (kutub +) terjadi

reaksi oksidasi

(6)
(7)

Reaksi elektrolisis pada katoda

 Ion H+ dari suatu asam direduksi menjadi gas hidrogen

 Ion-ion logam larutan alkali, alkali tanah, Al, dan Mn tidak

direduksi yang direduksi adalah air

 Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas

direduksi lalu mengendap pada katoda

 Ion-ion yang berasal dari lelehan/leburan senyawa alkali dan

alkali tanah direduksi lalu mengendap di katoda

(8)

Reaksi elektrolisis pada anoda

 Anoda C, Au dan Pt tidak mengalami perubahan, tetapi anoda

Ni, Cu, Ag, dsb turut bereaksi  karena anoda C dan Pt bersifat

inert.

 Ion OH- dari basa dioksidasi menjadi gas O

2

 Ion sisa asam yang mengandung oksigen tidak teroksidasi

yang dioksidasi adalah air.

 Ion sisa asam yang tidak mengandung oksigen seperti Cl-, Br-,

dan I- akan teroksidasi.

(9)

2. Coulometer

 Alat yang digunakan untuk menentukan jumlah listrik yang

mengalir melalui sirkuit dengan cara menganalisis jumlah zat

yang terlibat dalam reaksi akibat adanya aliran listrik tersebut

Coulometer

 Coulometer menerapkan hukum Faraday tentang elektrolisis

(10)

 Faraday menemukan bahwa massa zat yang terlibat dalam reaksi pada elektrode berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir pada larutan atau lelehan elektrolit

(11)

 Apabila dua sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang

sama maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan

sebanding dengan massa ekuivalen zat-zat tersebut Hukum

Faraday 2.

m1/m2 = e1/e2

(12)

 Coulometer terdiri dari cawan platina yang berfungsi sebagai katode dan perak murni sebagai anode.

 Elektrolitnya merupakan larutan perak nitrat

 Coulometer dapat memberikan hasil dengan ketelitian di atas

0,05 %

 Coulometer lain adalah coulometer iodium (ketepatan tinggi

dengan kalium iodide dan elektroda inert) dan coulometer tembaga (tidak terlalu akurat dengan larutan tembaga sulfat sebagai elektrodenya)

(13)
(14)

Contoh

 Dalam suatu proses elektrolisis, cawan platina yang digunakan

sebagai coulometer yang dirangkai seri dengan sel elektrolisis air bertambah beratnya sebesar 0,5 gram. Perkirakan banyaknya gelembung gas oksigen yang dilepaskan jika diasumsikan diameter gelembung adalah 1 mm pada 300 K dan 1 atm?

(15)

3. Bilangan Angkut

 Bilangan angkut fraksi dari arus total yang dibawa oleh

masing-masing ion dalam larutan

𝑡𝑖 = 𝑄𝑄 =𝑖 𝐼𝐼𝑖

(16)

Penentuan Bilangan Angkut dengan Cara

Hittorf

 Salah satu cara untuk menentukan bilangan angkut melalui

analisis perubahan konsentrasi larutan di setiap bagian sel Hittorf akibat adanya sejumlah listrik yang dialirkan kedalamnya

 Penentuan bilangan angkut dengan cara Hittorf didasarkan pada

perubahan konsentrasi elektrolit di sekitar elektrode-elektrode yang disebabkan oleh aliran listrik melalui elektrolit

 Prinsip dari cara ini adalah dengan membagi sel ke dalam tiga

bagian yaitu: daerah anoda, tengah, dan katode

(17)

Analisis larutan saat arus di alirkan pada sel

(18)

Analisis larutan:

 Di daerah anoda (+):

1. Jumlah Na+ yang ada = Na+ mula-mula - Na+ yang pindah dari anoda ke katoda

2. Jumlah Cl- yang ada = Cl- mula-mula - Cl- hasil reaksi + Cl- yang pindah dari katoda ke anoda

 Di daerah katoda (-):

1. Jumlah Na+ yang ada = Na+ mula-mula + Na+ yang pindah dari anoda ke katoda

2. Jumlah Cl- yang ada = Cl- mula-mula + Cl- hasil reaksi - Cl- yang pindah dari katoda ke anoda

(19)

Contoh

 Sel Hittorf diisi dengan larutan NaCl dan dielektrolisis dengan

elektroda platina. Larutan NaCl awal mempunyai konsentrasi 0,1 m. elektrolisis dilangsungkan sampai 1,92 gram Ag diendapkan pada coulometer yang dihubungkan secara seri dengan sel Hittorf. Setelah itu larutan di bagian anoda dikeluarkan dan dibilas dengan larutan NaCl semula sehingga diperoleh 301,3 gram larutan yang mengandung 0,0235 mol NaCl. Tentukan bilangan angkut Na+ dan Cl-?

(20)

Penentuan Bilangan Angkut dengan Cara

Pergerakan Bebas (moving Boundary)

 Cara Pergerakan Bebas (moving Boundary) salah satu cara

untuk menentukan bilangan angkut yang didasarkan pada pergerakan ion-ion ketika beda potensial diterapkan

𝑡+ = 𝑄𝑄+

(21)

Contoh

 Bilangan angkut Na+ dalam larutan NaCl 0,02 M ditentukan

dengan cara gerakan batas. Batas antara larutan NaCl dan CdCl2

bergerak sejauh 6,0 cm dalam waktu 34,5 menit dengan kuat arus

1,60 mA. Luas penampang sel 0,120 cm2. hitunglah bilangan

angkut Na+?

(22)

4. Hantaran Larutan

 Penghantaran listrik merupakan suatu fenomena transport, yakni

perpindahan sesuatu yang bermuatan (baik dalam bentuk elektron maupun ion) melalui sistem

 Salah satu persamaan hantaran listrik yaitu:

𝐼 = ∆∅𝑅  Hukum Ohm

 I= kuat arus yang mengalir (Ampere) ; ∆∅= beda potensial listrik

(volt); R=hambatan listrik (ohm, Ω)

(23)

 Hambatan sepanjang medium bergantung pada ukuran dari konduktor. Untuk konduktor dengan luas penampang yang sama:

𝑅 = 𝜌𝑙𝐴

 R= hambatan (Ω); ρ= hambatan jenis (m); l= panjang

penampang (m); A= luas penampang (m2)

(24)

 Kebalikan dari hambatan adalah hantaran (L)

 Kebalikan hambatan jenis adalah hantaran jenis atau daya

hantar jenis (k, dibaca kappa):

𝐿 = 𝑅 =1 𝜌 ×1 𝐴𝑙 = 𝑘 𝐴𝑙

 L= hantaran (Ω-); k= hantaran jenis (Ω-m-);

(25)

Pengukuran Hantaran Jenis Larutan

 Hantaran jenis larutan elektrolit tidak dapat diukur langsung,

yang dapat diukur langsung adalah hambatan dari suatu larutan elektrolit

 Hambatan suatu elektrolit tidak dapat diukur dengan baik jika

digunakan arus searah, karena akan terjadi peristiwa elektrolisis yang menyebabkan perubahan konsentrasi elektrolit dan penumpukan hasil elektrolisis pada elektroda akan mengubah hambatan larutan. Oleh karena itu, untuk menghilangkannya digunakan arus bolak balik

(26)

 Sel hantaran (disimpan pada penangas dengan T tetap) ditempatkan di satu sisi dari jembatan Wheatstone (Lihat hal. 79).

(27)

Hantaran Molar

 Hantaran molar (Λm) hantaran jenis per satuan konsentrasi

molar

Λ𝑚 = 𝐶𝑘

 C= konsentrasi

(28)

5. Penerapan dari Pengukuran Daya Hantar

1. Titrasi konduktometri

2. Penentuan hasil kali kelarutan

3. Penentuan tetapan disosiasi

(29)

Titrasi konduktometri

 Titrasi konduktometri titrasi yang dilakukan melalui

pengukuran daya hantar

 Pengukuran daya hantar dapat digunakan untuk menentukan

titik akhir titrasi

(30)

Penentuan hasil kali kelarutan

 Kelarutan garam-garam yang sukar larut dapat ditentukan melalui

pengukuran daya hantarnya.

 Selisih hantaran jenis yang dihasilkan merupakan hantaran jenis

untuk garamnya sendiri, yakni:

K (garam)= K (larutan jenuh garam tersebut dalam air) – K (air)

 Berdasarkan K (garam) daya hantar molarnya adalah:

Λ = 𝐾 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚𝐶 = 𝐾 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚𝑠

(31)

 Karena sistem bekerja pada garam yang sukar larut, konsentrasi larutannya rendah sehingga sifatnya dapat dianggap sama dengan larutan pada pengenceran tak terhingga.

 Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa Λ ≅ Λ∞ sehingga:

𝑠 = Λ𝐾

 Nilai Λ∞ dapat diperoleh dari data daya hantaran molar

ion-ionnya pada pengenceran tak terhingga

(32)
(33)

Contoh:

 Pada 298 K larutan jenuh AgCl dalam air mempunyai hantaran

jenis 1,86x10-4 Ω-m-. Sementara hantaran jenis untuk air

adalah 6,0x10-8 Ω-m-. Tentukan kelarutan dan konstanta

kelarutan AgCl tersebut dalam air

(34)

Penentuan tetapan disosiasi

 Pada konsentrasi tertentu, elektrolit lemah hanya terdisosiasi

sebagian dengan derajat disosiasi (α).

Arrhenius menyatakan bahwa α berhubungan dengan

hantaran molarnya melalui persamaan:

𝛼 = ΛΛ

(35)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Model dari pembangkit listrik turbin angin kecepatan tetap untuk analisis aliran daya akan diuji pada sistem tenaga listrik 5-bus seperti yang diperlihatkan pada

Hal tersebut sesuai dengan hukum Faraday yang menyatakan bahwa massa zat yang terjadi akibat reaksi kimia pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah listrik yang melalui

Sifat intensif merupakan sifat zat yang tidak bergantung pada jumlah maupun ukuran zat. Sifat intensif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Sifat

Terdapat puncak rerata jumlah titik hiperkontraksi srabut otot jantung pada arus 31-60 mA menunjukkan bahwa adaptasi maksimal otot jantung terhadap aliran listrik yang

Pemodelan absorpsi disertai reaksi kimia didalam packed column pada kondisi non-isotermal dapat dikembangkan dengan membuat neraca bahan komponen A dan B dalam fasa

Polarisator-polarisator tersebut memiliki kedudukan yang berbeda, yaitu polarisator yang berfungsi untuk memilih arah medan listrik cahaya yang akan dilewatkan pada

Zat-zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah Allisin yang berperan sebagai pemberi aroma yang khas sekaligus menghambat bakteri gram positif maupaun gram

Peningkatan Penyerapan Panas Matahari pada Prototipe Pembangkit Listrik Termoelektrik Generator Menggunakan Penghantar Panas Kuningan dengan Pelapisan Warna Hitam Deo Dwi Cahya S1