Kuliah ke 9
Tegangan Pada Massa Tanah
Pada tanah yang harus mendukung pondasi dengan berbagai bentuk
umumnya terjadi kenaikan tegangan .
Kenaikan tegangan pada tanah tersebut tergantung pada beban per satuan luas dimana pondasi berada, kedalaman tanah di bawah pondasi dimana tegangan tersebut di tinjau, dan faktor-faktor lainnya.
Kenaikan tegangan vertikal yang terjadi pada tanah akibat beban pondasi perlu juga dihitung agar besarnya penurunan tanah yang akan terjadi dapat diperkirakan.
Prosedur perhitungan penurunan tanah ini akan di bahas lebih lanjut.
Berikut ini akan dibahas prinsip-prinsip perhitungan besarnya kenaikan tegangan vertikal pada tanah yang diakibatjan oleh berbagai macam pembebanan berdasarkan pada teori elastis.
Walaupun tanah secara aslinya sebagaian besar tidak elastis penuh
Tegangan Normal dan Tegangan
Geser pada Sebuah Bidang
Pada gambar (a) berikut terlihat sebuah contoh dua dimensi
dari suatu elemen tanah yang menerima tegangan normal
dan tegangan geser dimana σ
y> σ
x.
Untuk
menentukan
besarnya
tegangan normal dan tegangan
geser pada sebuah bidang EF
yang
membentuk
sudut
θ
terhadap bidang AB, kita perlu
meninjau diagram benda bebas
(free-body) EFB sebagaimana
terlihat
pada
gambar
(b)
berikut.
Tegangan Normal dan Tegangan Geser pada
Sebuah Bidang
Misalkan
σ
n
adalah tegangan normal
dan
τ
n
adalah tegangan geser pada
bidang EF.
Dari analisa geometri didapat :
EB = EF cos
θ
dan
FB = EF sin
θ
Dengan
menjumlahkan
komponen
gaya-gaya yang bekerja pada elemen
tersebut dalam arah
N
, diperoleh :
σn
EF =σx
FB sinθ+σy
EB cosθ+τxy
FB cosθ +τxy
EB sinθσn
EF =σx
EF sin2θ +σy
EF cos2θ+ 2τxy
EF sinθcosθσn
=σx
sin2θ +σy
cos2θ+ 2τxy
sinθcosθ…. persamaan (1)
2
2
2
2
cos
xysin
x y x y
n
Tegangan Normal dan Tegangan Geser pada
Sebuah Bidang
τn
EF = –σx
FB cosθ +σy
EB sinθ+τxy
FB sinθ–τxy
EB cosθτn
EF = –σx
EF sinθcosθ+σy
EF cosθsinθ+τxy
EF sinθ sinθ–
τxy
EF cosθcosθτn
=σy
sinθcosθ–σx
sinθcosθ–τxy
(cos2θ– sin2θ)…. persamaan (2)
2
2
2
sin
xycos
x y
n
Dengan menjumlahkan komponen
gaya-gaya
yang
bekerja
pada
elemen
tersebut
dalam
arah
T
, (tegak lurus arah
N
) diperoleh :
Tegangan Normal dan Tegangan Geser pada
Sebuah Bidang
Dari persamaan (2) dapat diketahui bahwa harga
θ
dapat
ditentukan sedemikian rupa sehingga
τ
n
menjadi = 0.
Dengan memasukkan harga
τ
n= 0 pada persamaan (2), didapat :
…persamaan (3)
2
2
2
sin
xycos
x
y
x y
xy
cos
sin
2
2
2
x y
xy
tan
2
2
Untuk
setiap
harga
τ
xy,
σ
xdan
σ
xp
ersamaan
di
atas
menghasilkan dua harga
θ
yang selisihnya 90
0.
Ini berarti terdapat dua bidang yang tegak lurus satu sama lainnya
dimana tegangan geser pada bidang-bidang tersebut ,
τ
n= 0.
Tegangan Normal dan Tegangan Geser pada
Sebuah Bidang
Tegangan normal yang bekerja pada bidang utama ini disebut
tegangan utma
(principal stress).
Besarnya
tegangan
utama
ini
dapat
ditentukan
dengan
memasukkan
persamaam
(3)
ke
persamaan
(1)
yang
menghasilkan :
Tegangan Utama Besar
(Major Principal Stress) :
…..Persamaan (4)
22
1
2
2
xyx y x
y
n
σ
σ
)
(
Tegangan Utama Kecil
(Minor Principal Stress) :
…..
Persamaan (5)
22
3
2
2
xyx y x
y n
σ
σ
)
(
Tegangan Normal dan Tegangan Geser pada Sebuah Bidang
Tegangan normal dan tegangan geser yang bekerja pada sembarang bidang juga dapat ditentukan dengan menggambar sebuah lingkaran Mohr, seperti terlihat pada gambar berikut :
Perjanijian tanda yang dipakai dalam lingkaran Mohr adalah sbb :
o Tegangan normal tekan dianggap positif;
TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER
PADA SEBUAH BIDANG
Untuk bidang AD dan BC pada elemen tanah dalam gambar, tegangan normalnya adalah +
σ
xdan tegangan gesernya adalah +τ
xy. Untuk bidang AB dan DC, tegangan normalnya adalah +
σ
y dan tegangangesernya adalah -
τ
xy. Titik R dan M mewakili keadaan tegangan pada bidang-bidang AD dan AB.
Titik O merupakan titik perpotongan antara sumbu tegangan normal dan garis RM dan sebagai titik pusat lingkaran.
Jari-jari lingkaran Mohr OR adalah :
22
2 xy
x y σ
σ
)
(
O R
TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER
PADA SEBUAH BIDANG
Tegangan pada bidang EF dapat ditentukan dengan memutar sebuah sudut sebesar 2θ(2 x besar sudut yang dibentuk oleh bidang EF terhadap bidang AB pada arah berlawanan jarum jam seperti pada gambar sebelah kiri) dalam arah berlawanan jarum jam dari titik M pada keliling lingkaran Mohr menuju titik Q.
Absis dan ordinan titik N merupakan tegangan normal
σ
ndan dan tegangan geser
τ
npadabidang EF.
Karena ordinat (tegangan geser) di titik N dan S = 0, maka titik-titik tersebut mewakili tegangan-tegangan pada bidang utama.
Absis titik N adalah σ1 (pers
4), dan absis titik S adalah σ3(pers
TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER
PADA SEBUAH BIDANG
Pada kasus tertentu, yaitu bila bidang-bidang AB dan AD
merupakan bidang-bidang utama besar dan kecil, tegangan
normal dan tegangan geser pada bidang EF menunjukkan
bahwa σ
y= σ
1dan σ
x= σ
3sebagaimana terlihat pada gambar (a)
di bawah, sehingga :
2
2
2
cos
x y x y n
2
2
sin
x y n
Bentuk lingkaran Mohr untuk kondisi tegangan seperti ini diberikan pada gambar (b).
Absis dan ordinat titik Q
menunjukkan besarnya tegangan normal dan tegangan geser pada bidang EF.
Metode
Metode Kutub
Kutub Untuk
Untuk Menentukan
Menentukan Tegangan
Tegangan--tegangan
tegangan Pada
Pada Sebuah
Sebuah Bidang
Bidang
Terdapat cara lain untuk menentukan tegangan-tegangan pada sebuah bidang dengan menggunakan lingkaran Mohr, yaituMetode Kutub(Pole Methode), atauMetode Pusat Bidang(Origin of Plane Methode).
Metode-metode ini ditunjukkan pada gambar berikut :
Pada gambar (a) terlihat sebuah contoh suatu elemen tanah yang menerima tegangan normal dan tegangan geser dimana σy> σx.
Gambar (b) merupakan lingkaran Mohr untuk tegangan-tegangan yang terjadi pada elemen tanah tersebut.
Metode
Metode Kutub
Kutub Untuk
Untuk Menentukan
Menentukan Tegangan
Tegangan--tegangan
tegangan Pada
Pada Sebuah
Sebuah Bidang
Bidang
Titik perpotongan garis ini dengan lingkaran Mohr disebut titik kutub.
Titik ini hanya ada satu untuk semua kedudukan tegangan pada elemen yang ditinjau.
Misalnya titik M pada lingkaran Mohr gambar (b) menunjukkan tegangan-tegangan pada bidang AB.
Garis MP ditarik sejajar dengan bidang AB
Jadi P merupakan titik kutub (pusat bidang) pada kondisi elemen tersebut.
Bila kita ingin mendapatkan tegangan-tegangan pada bidang EF, kita hanya perlu menarik sebuah garis dari titik kutub tersebut sejajar dengan bidang EF.
Titik perpotongan garis ini dengan lingkaran Mohr adalah titik Q.
Koordinan titik Q merupakan tegangan yang bekerja pada bidang EF. (Catatan: dengan ilmu ukur sudut dapat diketahui besar sudut QOM adalah 2 x besar sudut QPM).
Contoh Soal
Bila diketahui bahwa tegangan-tegangan pada sebuah elemen tanah adalah seperti pada gambar dibawah ini, tentukan :
a.Tegangan utama besar (x1)
b.Tegangan utama kecil (x3) c.Tegangan normal dan tegangan
geser pada bidang DE.
Gunakan cara metode kutub
Penyelesaian :
Pada bidang AD : tegangan normal = + 150 kN/m2
tegangan geser = - 50 kN/m2
Pada bidang AB : tegangan normal = + 50 kN/m2
Contoh Soal
Dengan menggambar lingkaran Mohr seperti pada gambar (b), didapat :
Pada lingkaran Mohr :
Titik P merupakan titik kutub.
Garis PQ ditarik sejajar DE yang ada pada gambar (a)
Koordinat titik Q menggambarkan besarnya tegangan-tegangan yang bekerja pada bidang DE.
Jadi : tegangan normal = 164 kN/m2
tegangan geser = - 29,9 kN/m2
a. Tegangan utama besar = 170,7 kN/m2
b. Tegangan utama kecil = 29,3 kN/m2
c. NP adalah garis yang ditarik sejajar bidang CB.
Tegangan
Tegangan--tegangan
tegangan Yang
Yang Dihasilkan
Dihasilkan Oleh
Oleh
Beban
Beban Terpusat
Terpusat
Boussinesq (1883) telah memecahkan masalah yang berhubungan dengan penentuan tegangan-tegangan pada sembarang titik pada sebuah media yang homogen, elastis, dan isotropis.
Media tersebut berupa ruang yang luas tak terhingga dan pada permukaannya bekerja sebuah beban terpusat (beban titik) sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
Rumus Boussinesq untuk tegangan normal pada titik A yang diakibatkan oleh beban terpusat P adalah :
Persamaan
Δ
p
x
dan
Δ
p
y,
merupakan tegangan-teganaan
normal dalam arah horizontal yang besarnya tergantung
pada angka poisson (
μ
)medianya.
Sedangkan tegangan arah vertikal
Δ
p
z
, tidak tergantung
pada angka poisson (
μ
).
Hubungan untuk
Δ
p
z
, kemudian dapat dituliskan lagi dalam
bentuk sebagai berikut :
Tegangan
Tegangan--tegangan
tegangan Yang
Yang Dihasilkan
Dihasilkan Oleh
Oleh
Beban
Beban Terpusat
Terpusat
Terdapat sebuah beban terpusat P = 1000 lb seperti gambar berikut :
Contoh
Contoh Soal
Soal
Gambarkan grafik variasi kenaikan tegangan vertikal Δp
z terhadap kedalaman yang
diakibatkan oleg beban terpusat di bawah permukaan tanah dimana x = 3 ft dan y = 4 ft.
Penyelesaian :
ft
Gambar berikut ini menunjukkan sebuah beban garis yang lentur dengan panjang tak terhingga dan intensitas beban
q
per satuan panjang pada suatu masa tanah yang semi-tak terhingga.Tegangan
Tegangan Vertika
Vertika yang
yang Diakibatkan
Diakibatkan oleh
oleh
Beban
Beban Garis
Garis
2
21
2
z
/
x
z
q
p
Kenaikan (perubahan) tegangan vertikal Δp di dalam massa tanah tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
atau
2
21
2
z
/
x
z
/
q
p
Persamaan Δp/(q/z)adalah suatu bentuk persamaan tanpa dimensi.
Dengan persamaan tersebut, variasi Δp/(q/z)terhadap x/z dapat dihitung.
Hal ini sebagaimana terlihat pada gambar berikut :
Harga Δ
p
yang dihitung dari persamaan Δ
p/(q/z)
adalah
merupakan
tambahan
tegangan
pada
tanah
yang
disebabkan oleh beban garis.
Harga Δ
p
tersebut tidak termasuk tekanan akibat tanah di
atas titik A.
Tegangan
Tegangan Vertika
Vertika yang
yang Diakibatkan
Diakibatkan oleh
oleh
Beban
Contoh Soal
Pada gambar (a) terlihat dua buah beban garis di atas tanah.
Tentukan kenaikan tegangan di titik A
Penyelesaian :
Dari gambar (b) kenaikan tegangan total di A adalah :