Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah
Indonesia, bersama seluruh tingkat pemerintahan dan pusat sampai dengan
pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan
pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur
yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanjutan.
Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan ada diharapkan
mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan
di berbagai daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan
dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya
mengambil inisiatif untuk mendukung Propinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai
menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta
Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih
luas. Dengan adanya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
PU/Cipta Karya diharapkan Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber
daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak
huni (livable).
Rencana Program Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya yang akan disusun
daerah harus mempertimbangkan kemampuan keuangan/ pendanaan dan
kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunannya. Disamping itu, RPIJM
perlu memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor dan kelayakan
spasialnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan sosial dan
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
2
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program
infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan
secara terpadu. Oleh Karena itu Pemerintah Kabupaten Batang Hari dalam hal ini
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengambil inisiatif untuk menyusun
perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta yang disebut
Rencana Progaram Investasi Jangka Menengah (RIPJM) Bidang Keciptakaryaan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya dimaksudkan sebagai upaya untuk
mensukseskan pembangunan infrastruktur di daerah secara terpadu, efektif dan
efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. Melalui penyusunan RPIJM
ini diharapkan menjadi dokumen Program Anggaran Kerja antara Pemerintah Pusat,
Propinsi, Kabupaten yang kelayakannya dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan penyusunan RIPJM Bidang PU/Cipta Karya adalah menyusun rencana
program infrastruktur jangka menengah Kabupaten Batang Hari yang diwujudkan
dalam bentuk buku guna tercapainya kemandirian kota dalam penyelenggaraan
pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan berkelanjutan,
menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik yang selaras dengan
tujuan pembangunan nasional.
1.3. Kedudukan Dan Pengertian
1.3.1.
KedudukanRencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) merupakan salah satu
petunjuk teknis, disamping petunjuk teknis lainnya. RPIJM merupakan pelengkap
dan Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis RPIJM serta Petunjuk Teknis lainnya yang
sudah ada terutama dalam rangka pencapaian sasaran fungsional RPIJM 2004-2009
Pembangunan Bidang PU/Cipta Karya.
Kedudukan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya yaitu berada di bawah kebijakan
spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana
Pembangunan Infrastruktur (Infrastructure Development Plan) di masing-masing
daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD.
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
3
Kabupaten/Kota sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada
RPJMN dan RPJMD atau lanjutannya serta Masterplan sektor yang ada. Bilamana
suatu daerah belum mempunyai Rencana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor
(RIS) masih dapat dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun
kebijakan sektoral yang ada.
Gambar 1.1.
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
4 Gambar 1.2.
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
5
1.3.2. Pengertian
Rencana Program Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah Bidang PU/Cipta
Karya atau disingkat sebagai RPIJM Bidang PU/Cipta Karya merupakan dokumen
rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (Infrastruktur Development Plan:IDD)
di Kabupaten/Kota yang bersifat lintas sektoral.
RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai
dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM
merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Study) untuk rencana
pembangunan infrastruktur bidang PU/C ipta Karya. Sebagai dokumen teknis, RPIJM
perlu dikerjakan secara profesional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses
partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat,
profesional dan lain-lain pada tahap penyusunan rencana pembangunan
KabupatenlKota dan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha
maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas
programlkelayakan program investasi. Dengan demikian, RPIJM yang bersifat sektoral
dan terpadu merupakan Consolidated FS yang dapat diterima semua pihak sebagai
bentuk pertanggungjawaban pemerintah. Adapun pengertian-pengertian lainnya yang
menyangkut judul, singkatan, maupun istilah-istilah yang digunakan dalam
penyusunan dapat dilihat pada Glossaiy terlampir.
1.3.3. Glossary
Wilayah
Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratfdaWatau aspekfungsional.
Kawasan
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budi daya.
Kawasan Strategis
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
Nasional
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia.
Kawasan Strategis
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
6
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan Strategis
Wilayah yang penataan ruangnya dirioritaskan
Kabupaten/Kota
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
Kabupaten/Kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan.
Kawasan Megapolitan
Kawasan yang terbentuk dan 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk
sebuah sistem.
Kawasan Metropolitan
Kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan
yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan
perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan
fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satujuta) jiwa.
Kawasan Perkotaan
Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perdesaan
Wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai
tempat
permukiman
perdesaan,
pelayanan
jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Budi Daya
Wilayah
yang
ditetapkan
dengan
fungsi
utama
untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan Agropolitan
Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
Sektor Strategis
Sektor yang mempunyai kontribusi nyata terhadap pertumbuhan
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
7
Kawasan Strategis
Wilayah yang penataan ruangnya dzrioritaskan karena
Nasional
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia.
Kawasan Strategis
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
Propinsi
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Propinsi
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan Strategis
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
Kabupaten/Kota
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
Kabupaten/Kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan.
Sistem Pusat Pemukiman
Suatu sistem yang memperlihatkan keterkaitan secarafungsional
dan hierarkis pusat-pusat kota dan desa.
Permukiman
Bagian dan lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
seba gal lingkungan temp at tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Perumahan
Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan.
Pusat Kegiatan
Kota yang melayani dalam bidang ekonomi, sosial, dan
Nasional (PKN)
jasa pemerintahan lebih dan satu Propinsi atau secara nasional
dan merupakan pintu-pintu ke luar negeri.
Pusat Kegiatan Wilayah
Kota yang melayani dalam bidang ekonomi, sosial, dan
(PKW)
jasa pemerintahan lebih dari satu Propinsi atau beberapa
Kabupaten dan mempunyai akses yang tinggi dengan PKN.
Pusat Kegiatan Lokal
Kota yang melayani dalam bidang ekonomi sosial, dan
(PKL)
jasa pemenintahan satu Kabupaten atau beberapa kecamatan dan
mempunyai akses yang tinggi dengan PKW, termasuk dalam
kategori mi kota khusus untuk pengembangan sektor-sektor
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
8
yang tumbuh cepat karena perkembangan sektor strategis dan
pembangunan prasaranajalan dan pengairan.
Desa Pusat
Desa yang diarahkan untuk dapat mendorong
Pertumbuhan
perkembangan desa-desa sekitarnya termasuk desa tertinggal.
Desa DPP mi ditentukan dengan memperhatikan:
Aksesibilitas terhadap melihat prasarana yang ada serta
kemungkinan pengembangannya, Kawasan-kawasan perdesaan,
sektor yang dilayani, Ketersediaan prasarna dan sarana
pelayanan ekonomi, sosial, dan jasa pemerintahan termasuk
kemungkinan perkembangannya.
Tata Ruang
Wujud struktur ruang dan pola ruang. Upaya untuk
Penataan Ruang
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan
rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
Skenario
Bagian dan strategi yang menjabarkan isi strategi menjadi
langkah-langkah untuk mencapai sasaran.
Rencana Pembangunan
Dokumen perencanaan untuk period 20 (dua puluh) tahun.
Jangka Panjang (RPJP)
Penjabaran dan visit, misi, dan program Presiden
Rencana Pembangunan
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional,
Jangka Menengah
yang memuat strategi pembangunan Nasional, keb/akan
(RPJM) Nasional
umum,
program
Kementerian/Lembaga
dan
lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka_ekonomi
makro
yang
mencakup
gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebjakan fiskal
dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersfat indikatif.
Rencana Pembangunan
Penjabaran dan vlsi, misi, dan program Kepala Daerah
Jangka Menenga
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
(RPJM) Daerah
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan
Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
9
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersfat indikatf.
RPIJM (Rencana
Rencana penyelenggaraan pembangunan prasarana dan
Program Investasisarana
(infrastruktur) Kabupaten/Kota yang disusun sebagai
Jangka Menengah)
Considated Feasibility Study (CFS) dengan keterpaduan
penanganan fisik dan bukan fisik untuk mendukung perwujudan
wilayah perkotaan.
Program Tahunan
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
RPIJM
waktu satu tahun dan merupakan bagian dan RPIJM
RPIJM Bidang
Merupakan dokumen teknis bidang PU/Cipta Karya seba
PU/Cipta Karya
gai Considated Feasibility Study (CFS) yang berisi rencana
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta
Karya dengan pendekatan keterpaduan dan pengembangan
wilayah berkelanjutan.
Kebijakan dan Strategi
Merupakan pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan,
Nasional
dan pengembangan sistem penyediaan air minum, baik
Pengembangan Sistem
bagi pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha
Penyediaan Air Minum
swasta dan masyarakat.
(KSNP SPAM)
Sistem Penyediaan Air
Merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik
Minum (SPAM)
dan prasarana dan sarana air minum.
Sarana Lingkungan
Fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggarakan dan
pengembangan kehidupan, sosial dan budaya.
Utilitas Umum
Sarana penunjang untukpelayanan umum.
1.3. Ruang Lingkup
1.3.1.
Ruang Lingkup WilayahPenentuan Lingkup kawasan perencanaan dalam pekerjaan penyusunan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah adalah Wilayah Kabupaten Batang Hari
wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari terletak di bagian Tengah Propinsi
Jambi dengan luas Wilayah 5.180,35 km2, secara geografis terletak pada posisi 1º15
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
10
Bujur Timur. Secara Administratif Kabupaten Batang Hari berbatasan :
Sebelah Utara dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro
Jambi
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Muaro Jambi dan Propinsi Sumatera Selatan
Sebelah Timur dengan Propinsi Sumatera Selatan
Sebelah Barat dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun
1.3.2. Ruang Lingkup Materi Pekerjaan
Ruang lingkup penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, pada hakekatnya
mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan program serta sintesis
program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program
infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas), sehingga mampu
meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang
PU/Cipta Karya.
RPIJM Bidang PU/Cipta Karya pada dasarnya mencakup penjelasan yang
mencakup hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai rambu -rambu dalam penyusunan
RPIJM, kebijakan, prioritas program, format dan muatan substansi yang perlu
dikandung didalam sebuah dokumen RPIJM. Adapun ruang lingkup materi RPIJM
Bidang PU/Cipta Karya, yaitu:
1. Proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah Bidang
PU/Cipta Karya terutama yang dibiayai dan APBN maupun APBD (Cost Sharing
maupun Joint Program) Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta
Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2004-2009 dan seterusnya
maupun MDG 2015 yang akan datang.
2. Pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya dalam rangka pemerataan
pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah.
3. Penjelasan umum mengenai hal-hal yang dipertimbangkan dalam penyusunan
RPIJM secara umum meliputi:
Rambu-rambu, arahan kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
(RPJMN 2004-2009).
Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan.
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
11
yang perlu dicapai.
4. Memberikan penjelasan/petunjuk spesifik atau komponen program mencakup:
Rencana pembangunan perkotaan.
Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program anggaran sebagai
ringkasan memorandum program).
Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan
perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan pemukiman;
penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan drainase), penyediaan dan pengelolaan air
minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta
pengendalian banjir.
1.4. Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum dan atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya, antara lain sebagai berikut :
1.4.1 Peraturan dan Perundangan
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
3. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999, Tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan di Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437).
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
12
10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4438).
11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional;
13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725).
14. PERDA Kabupaten Batang Hari Batang Hari No. 13 Tahun 2003, Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang Hari.
15. Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait.
1.4.2 Kebijakan dan Strategi
a. Permen PU 494/PRT/M12005 tentang Kebijakan Nasional Strategi
Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan
perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan
terpadu;
b. Permen PU 20/PRT/M12006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;
c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;
d. Keputusan Presiden No. 7/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009.
Disamping itu yang perlu juga dijadikan sebagai acuan atas dasar pendekatan
dalam penyusunan RPIJM adalah kebijakan ataupun arahan dari pimpinan
Departemen PU/Cipta Karya serta kebijakan pimpinan instansi terkait.
1.5. Sistematika Pembahasan
Usulan Teknis Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Bidang PU/Cipta Karya akan diuraikan dalam 5 ( lima ) bab, yakni :
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Akhir I - RPIJM Bidang PU / Cipta Karya
13
kedudukan dan pengertian, ruang lingkup, dasar hukum dan sistematika
pembahasan.
BAB II RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH
Menjelaskan tentang strategi/skenario pengembangan wilayah yang
tertuang didalam RPJMD maupun RTRW.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Uraian mengenai keadaan fisik dasar, kependudukan, perekonomian,
sarana dan prasarana wilayah Kabupaten Batang Hari.
BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTUKTUR
Menjelaskan tentang Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta
Karya dalam penyediaan perumahan dan pemukiman; perbaikan
perumahan dan pemukiman; penyehatan lingkungan permukiman
(pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, penanganan drainase),
penyediaan dan pengelolaan air minum; penataan bangunan; dan
pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian banjir.
BAB V ASPEK PENGELOLAAN DAN KEUANGAN DAERAH
Aspek pembiayaan dan kelembagaan merupakan aspek yang sangat
penting dan utama, sehingga pada bab ini disajikan pembahasannya.
Berisikan mengenai aspek administrasi, organisasi pelaksana
pembangunan disertai dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang
diemban, aspek pembiayaan dan sumber-sumber penerimaan daerah